Anda di halaman 1dari 3

4.2.

Pembahasan
Praktikum pengujian komponen sensor bertujuan untuk melakukan pengujian
serta pengukuran lansung pada komponen sensor sehingga mengetahui jenis, fungsi,
dan karasteristik komponen sensor. Praktikum ini menguji beberapa komponen
berupa LDR, thermistor PTC dan NTC, potensiometer putar dan geser, dan motor
DC, dengan alat bantu penguji yaitu multimeter. Pengujian pertama dilakukan pada
sensor LDR, grafik pengujian LDR pada kertas warna kuning meningkat, sama
halnya dengan pengujian LDR pada kertas berwarna biru, merah, dan hitam,
tahanannya meningkat sesuai dengan pertambahan lipatan kertasnya. Hal ini terjadi
karena pengaruh intensitas cahaya yang diberikan terhadap LDR, semakin tebal
lipatan kertas maka intensitas cahaya yang diberikan semakin kecil sehingga nilai
tahanan meningkat. Nilai intensitas cahaya berbanding terbalik dengan nilai tahanan.
Selain itu, setiap kertas yang diuji memiliki nilai tahanan yang berbeda-beda, karena
adanya perbedaan panjang gelombang pada masing-masing warna. Hal ini sesuai
dengan pernyataan Supatmi (2014), yang menyatakan bahwa LDR tidak mempunyai
sensitivitas yang sama untuk setiap panjang gelombang cahaya yang jatuh padanya
(yaitu warna).
Pengujian

kedua

dilakukan

pada

thermistor

NTC,

dilakukan

dengan

menggunakan air dingin, air hangat, es batu, dan air biasa yang masing-masing
memiliki suhu yang berbeda-beda. Grafik pengujian thermistor NTC cenderung
menunjukkan penurunan nilai tahanan seiring dengan pertambahan nilai suhu.
Namun, pada suhu 9C, thermistor NTC mengalami peningkatan drastis pada nilai
tahanannya padahal suhunya mengalami peningkatan. Hal ini terjadi karena adanya
kesalahan pada saat pengukuran misalnya kesalahan pada saat pembacaan display
multimeter, kesalahan pengukuran yang disebabkan karena keadaan komponen
sensor yang digunakan kurang baik. Nilai tahanan seharusnya menurun ketika NTC
diberikan suhu yang semakin tinggi, demikian pula sebaliknya nilai tahanan NTC
meningkat ketika terjadi penurunan suhu. Hal ini sesuai dengan pernyataan Musa

(2008), NTC (Negative Temperature Coeffisient) yaitu resistor yang nilai


resistansinya dapat berubah-ubah sesuai dengan perubahan temperatur terhadapnya.
Jika temperaturnya makin tinggi maka nilai resistansinya akan semakin kecil dan
sebaliknya bila temperaturnya makin rendah maka nilai resistansinya akan semakin
besar.
Pengujian komponen sensor selanjutnya dilakukan pada thermistor PTC. Grafik
pengujian thermistor PTC menunjukkan nilai tahanan cenderung meningkat dan
berbanding lurus dengan peningkatan suhu. Namun, pada suhu 12C ke suhu 33C
nilai tahanan thermistor PTC mengalami penurunan. Seharusnya tidak terjadi
penurunan nilai tahanan karena suhu yang diberikan semakin tinggi. Hal ini terjadi
karena adanya kesalahan pada saat pengukuran misalnya kesalahan pada saat
pembacaan display multimeter, kesalahan pengukuran yang disebabkan karena
keadaan komponen sensor yang digunakan kurang baik. Nilai tahanan akan
meningkat ketika terjadi peningkatan suhu. Hal ini sesuai dengan pernyataan Musa
(2008), yang menyatakan bahwa PTC (Positive Temperature Coeffisient) yaitu
resistor yang nilai resistansinya dapat berubah-ubah sesuai dengan temperatur
terhadapnya. Jika temperaturnya makin tinggi maka nilai resistansinya semakin besar
sedangkan bila temperaturnya makin rendah maka nilai resistansinya pun akan
semakin kecil.
Grafik pengujian potensiometer putar cenderung menunjukkan peningkatan nilai
tahanan, sesuai dengan pertambahan derajat putaran potensiometer. Namun, terjadi
kesalahan pengukuran sehingga pada sudut putaran 60 derajat ke 90 derajat terjadi
penurunan nilai tahanan.

Hal ini dikarenakan keadaan yang kurang baik pada

komponen yang digunakan sehingga mempengaruhi nilai tahanan. Potensiometer


putar dapat mengalami peningkatan atau penurunan nilai tahanan apabila dilakukan
perubahan pada sudut putaran. Hal ini sesuai dengan pernyataan Fajar (2013), yang
menyatakan bahwa potensiometer akan berganti resistansi dengan menggeser bagian
pengatur dengan sudut putaran tertentu dari potensiometer.

Potensiometer geser memiliki nilai tahanan yang semakin besar apabia memiliki
jarak pegerseran yang besar. Pergeseran yang dilakukan yaitu pergeseran setiap 1 cm
kea rah maksimum. Grafik yang dihasilkan menunjukkan kenaikan nilai tahanan
sesuai dengan jarak pergeserannya. Hal ini sesuai dengan pernyataan Fajar (2013),
yang menyatakan bahwa potensiometer dapat diibaratkan sebagai gabungan dua
buah resistor yang di hubungkan secara seri R1 dan R2. Dua buah resistor ini nilai
resistansinya dapat di rubah sesuai dengan jarak pergeserannya. Nilai resistansi total
dari resistor akan selalu tetap dan nilai ini merupakan nilai resistansi dari
potensiometer.
Grafik pengujian motor DC menunjukkan peningkatan nilai output sesuai dengan
peningkatan nilai input yang diberikan terhadapnya. Output

yang dihasilkan

merupakan hasil dari kecepatan putaran motor DC yang selanjutnya diukur oleh
multimeter. Hal ini menunjukkan bahwa tegangan yang diberikan akan berbanding
lurus dengan nilai keluaran pada motor DC. Hal ini sesuai dengan pernyataan
Gutriansyah (2014), yang menyatakan bahwa tegangan yang diberikan pada motor
DC dibuat variabel dan besaran lainya dibuat tetap maka, besarnya tegangan akan
berbanding lurus dengan kecepatan putaran. Untuk mendapatkan putaran rendah
diberi tegangan rendah dan untuk mendapatkan putaran tinggi tegangan harus tinggi.
Dengan kata lain, nilai input yang diberikan akan sebanding dengan nilai tegangan
output.

Anda mungkin juga menyukai