Anda di halaman 1dari 26

BAB I

PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang
Studi ekskursi merupakan suatu kegiatan yang dilaksanakan untuk meningkatkan
pengetahuan dan kemampuan mahasiswa Universitas Udayana, terutama dalam bidang
arsitektur baik di bidang akademis dan non akademis, selain itu juga, dapat menambah
wawasan mahasiswa itu sendiri. Arsitektur merupakan ilmu dan seni perencanaan dan
perancanaan lingkungan binaan, mulai dari lingkup makro, seperti perencanaan dan
perancangan kota, kawasan, lingkungan, dan lansekap, hingga lingkup mikro, seperti
perencanaan dan perancangan bangunan,interior, prabot dan produk. Dalam dunia
arsitektur mahasiswa dituntut tidak hanya memahami materi saja, tetapi diharapkan sebisa
mungkin untuk memahami dan mengetahui perkembangan arsitektur yang sedang
berkembang. Studi ekskursi Universitas Udayana Fakultas Teknik Jurusan Arsitektur
dilaksanakan pada tanggal 19 September 2016 sampai tanggal 22 September 2016,
mengambil tempat gedung MPR/DPR RI Jakarta, dan The Spring Lake Summarecon
Bekasi. Kegiatan studi ekskursi diharapkan bisa membantu mahasiswa untuk lebih
memahami dan menambah pengetahuan mengenai materi penghawaan alami.
Udara adalah komponen penting dalam kehidupan. Tanpa udara mahluk hidup tidak
dapat bernafas. Apabila kekukarangan udara, manusia tidak dapat melakukan kegiatan
sebagaimana mestinya karena organ-organ di dalam tubuh tidak dapat berfungsi dengan
baik. Didalam merancang sebuah bangunan, masalah penghawaan yang terkait suhu
udara dalam ruangan merupakan hal yang penting untuk dicermati, karena hal ini
berhubungan langsung dengan kenyamanan manusia dalam melakukan aktivitas di dalam
ruangan tersebut.

Banyak hal dan faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam merancang sistem
penghawaan dalam sebuah bangunan. Mulai dari faktor internal hingga faktor eksternal.
Yang termasuk faktor internal contohnya, jumlah manusia yang melakukan aktivitas di
dalam ruangan tersebut. Sedangkan faktor eksternal yaitu lingkungan yang berada di
sekitar bangunan. Dalam menciptakan sistem penghawaan, salah satu yang diinginkan
adalah terciptanya kenyamanan termal. Kenyamanan termal adalah suatu kondisi yang
dialami oleh manusia akibat pengaruh dari lingkungannya. Kondisi tersebut antara lain
dipengaruhi oleh suhu udara, kecepatan angin, dan kelembaban udara. Ada dua jenis
sistem penghawaan untuk menciptakan kenyamanan termal, yaitu penghawaan alami dan
penghawaan buatan.Dengan makalah ini mahasiswa diharapkan mengetahui dan
menerapkan materi penghawaan alami.
1.2

Rumusan Masalah
1. Bagaimana penghawaan alami pada gedung MPR/DPR RI Jakarta ?
2. Bagaimana penghawaan alami pada apartemen The Spring Lake Summarecon Bekasi,
Jawa Barat ?
3. Apa pengaruh dan manfaat penghawaan alami dalam suatu bangunan atau gedung ?

1.3

Tujuan Penulisan
1. Mengetahui bagaimanaa sistem penghawaan alami yang terdapat dalam bangunan
gedung MPR/DPR RI dan apartemen The Spring Lake Summarecon Bekasi.
2. Mampu merancang sebuah bangunan menggunakan penghawaan alami yang baik.
3. Mengetahui manfaat dari penerapan penghawaan alami dalam suatu bangunan.

1.4

Manfaat Penulisan
1. Bagi Mayarakat
Diharapkan masyarakat mengetahui sistem penghawaan alami yang baik dan
menerapkannya dalam merancang sebuah bangunan.
2. Bagi Universitas Udayana
Meningkatkan mutu pembelajaran Universitas Udayana, khususnya Fakultas

Teknik jurusan Arsitektur.


Memperkenalkan Universitas Udayana ke dunia luar
Mampu menerapkan informasi-informasi yang didapat dalam lingkungan
Universitas Udayana

3. Bagi Mahasiswa
Menambah wawasan dan pengalaman mengenai sistem penghawaan alami yang
baik,

berguna

dalam

proses

pembelajaran

atau

perkuliahan

dan

mampu

menerapkannya dalam merancang suatu bangunan.

BAB II
METODE DAN OBJEK

2.1

Metodologi Pendataan
Metodologi pendataan yang digukan dalam pembuatan lapora hasil analisa objek yang
terkait dengan pembahasan makalah, menggunakan beberapa cara :

1. Metode analisis
Mendapatkan data langsung dari lapangan atau bangunan yang di survei, membuat
laporan berupa analisa objek terkait sistem penghawaan alai yang diterapkan dalam
bangunan gedung MPR/DPR RI Jakarta, dan apartemen The Spring Lake
Summarecon Bekasi.

2. Metode Wawancara
Mendapat tambahan materi dari pemilik bangunan MPR/DPR RI dan apartemen The
Spring Lake Summarecon tentang sistem penghawaan alami.

3. Literatur
Mendapat sumber informasi dan tambahan ilmu pengetahuan dari buku-buku literatur
dan sumber-sumber refrensi lainnya yang berhubungan dengan sistem penghawaan
alami pada suatu bangunan.

2.2

Identitas Objek
Bangunan yang kami observasi dalam pembahaasan tentang siste penghawaan alami
adalah sebuah bangunan dengan fungsi privat dan komersial, bangunan ini adalah gedung
MPR/DPR RI Jakarta dan apartemen The Spring Lake Summarecon, Bekasi.

Nama

: The Spring Lake Summarecon Bekasi

Alamat

: Plaza Summarecon Bekasi,Jl Bulevar Ahmad Yani Blok M,Sentra


Summarecon, Bekasi Bekasi Jawa Barat 17142

Peta Lokasi :

Gambar 2.1 : Peta Lokasi Apartemen Spring Lake Summarecon Bekasi


Sumber : Dokumen Summarecon Bekasi

Telepon

: P(021) 886 6666


F(021) 889 66373

Email

: bekasisummarecon@gmail.com

Kota Summarecon Bekasi dikembangkan di lahan 240 ha, dirancang sebagai modern
compact city sebagai ikon kawasan hunian yang nyaman dengan lingkungan asri, pusat
komersial terkemuka, dan dilengkapi berbagai fasilitas berskala kota. Dengan tata
ruangnya yang terpadu dan terintegrasi, masterplan kota Summarecon Bekasi terdiri dari
zona Commercial yaitu Sentra Summarecon Bekasi (Mall, Shop Houses, Office Park,
Hotel), Trade Center, Modern Fresh Market, Automotive Center, Financial Center, dan
Building Material Center. Untuk zona Residential terdiri dari cluster hunian yang modern
dan thematic yang dilengkapi fasilitas club house dengan kolam renang dan sarana

berkumpul. Mulai dari perumahan, apartemen, townhouse, dan kondominium. Sebagai


kota berwawasan lingkungan, Summarecon Bekasi dirancang menyeimbangkan
kehidupan modern dengan sarana, infrastruktur, dan daya dukung lingkungan yang
harmonis. Dan pengawasannya dikelola oleh Town Management yang profesional dan
berpengalaman.
Kota Summarecon Bekasi telah menunjukkan sosoknya sebagai sebuah kota modern
yang terus tumbuh berkelanjutan yang membangun. Beragam cluster hunian yang
eksklusif & modern, Summarecon Mal Bekasi sebagai entertainment & lifestyle center,
berderet area komersil & kuliner, hadirnya office & pusat bisnis, dan semakin lengkap
dengan sarana pendidikan berkualitas dari jenjang sekolah dasar dan menengah di
Sekolah Islam Al-Azhar dan BPK Penabur hingga hadirnya BINUS University.Dengan
hadirnya Flyover KH Noer Ali sebagai komitmen Summarecon untuk memberikan
konstribusi yang bermanfaat bagi masyarakat dan lingkungan sekitar sehingga telah
menjadikan kota Summarecon Bekasi sebagai destinasi terbaru untuk wisata, rekreasi,
olah raga, hobi, kuliner, pendidikan, maupun music & budaya di gerbang kota Jakarta.

Gambar 2.2 : Site Plan The Spring Lake Apartement


Sumber : Dokumen Summarecon Bekasi

Gambar 2.3 : Denah Lantai Basement


Sumber : Dokumen Summarecon Bekasi

Gambar 2.4 : Denah Lantai Dasar Apartement


Sumber : Dokumen Summarecon Bekasi

Gambar 2.4 : Denah Lantai 1


Sumber : Dokumen Summarecon Bekasi

10

Gambar 2.5 : Denah Lantai Tipikal


Sumber : Dokumen Summarecon Bekasi

11

Nama

: Gedung MPR/DPR RI

Alamat

: Jalan Jenderal Gatot Subroto Jakarta, 10270

Telpon: 021 - 571 5876


Peta lokasi

Gambar 2.6 : Peta Lokasi Gedung MPR/DPR RI


Sumber : Google Maps

12

Gambar 2.7 : Tampak Depan Gedung MPR/DPR RI


Sumber : Google Maps

Email

: set_tu_ketua@dpr.go.id,
set_tu_korekku@dpr.go.id,
set_tu_korpolkam@dpr.go.id,
set_tu_korinbang@dpr.go.id,
set_tu_korkesra@dpr.go.id

Website

13

: http://www.dpr.go.id/id/\

Sejarah Bangunan :
Gedung DPR/MPR dibangun atas perintah Sukarno. Semula ditujukan untuk
penyelenggaraan Conference of the New Emerging Forces (Conefo). Proyeknya digarap
pemenang sayembara, yaitu tim dari Departemen Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik
yang dipimpin Sujudi Wirjoatmodjo, arsitek jebolan Technische Universitat Berlin Barat.
Pemancangan tiang pertama pada 19 April 1965. Pembangunan terhenti karena meletus
peristiwa Gerakan 30 September 1965.
Kompleks Parlemen didirikan pada 8 Maret 1965. Saat itu, Presiden Soekarno
mencetuskan untuk menyelenggarakan CONEFO (Conference of the New Emerging
Forces) yang merupakan wadah dari semua New Emerging Forces. Anggota-anggotanya
direncanakan terdiri dari negara-negara Asia, Afrika, Amerika Latin, negara-negara
Sosialis, negara-negara Komunis, dan semua Progresive Forces dalam kapitalis. Conefo
dimaksudkan sebagai suatu tandingan terhadap Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB).
Melalui Keppres No. 48/1965, Soekarno menugaskan kepada Soeprajogi sebagai Menteri
Pekerjaan Umum dan Tenaga (PUT). Menteri PUT kemudian menerbitkan Peraturan
Menteri PUT No. 6/PRT/1965 tentang Komando Pembangunan Proyek Conefo. Gedung
Kura-kura alias Gedung Parlemen RI yang berada di Kompleks Parlemen berdiri di atas
lahan wakaf bekas lembaga pendidikan Islam yakni Madrasah Islamiyah yang merupakan
cikal bakal lahirnya Pondok Pesantren Darunnajah.
Pembangunan
Menteri PUT kemudian menerbitkan Peraturan Menteri PUT No. 6/PRT/1965 tentang
Komando Pembangunan Proyek Conefo. Bertepatan dengan Perayaan Dasa Warsa
Konferensi Asia-Afrika pada 19 April 1965 dipancangkanlah tiang pertama pembangunan
proyek political venues di Senayan Jakarta. Rancangan Soejoedi Wirjoatmodjo Dpl Ing
ditetapkan dan disahkan presiden pada 22 Februari 1965. Maketnya menampakkan
seluruh bangunan komplek dan rancangan aslinya tampak keseluruhan saat dipandang
dari Jembatan Semanggi.
Ketika pembangunannya dilanjutkan oleh pemerintah Orde Baru pimpinan Presiden
Soeharto, nuansa danau buatan tak tampak dan bangunan komplek terlihat ketika

14

melewati Jalan Gatot Subroto. Ruang Arkada di bawah tanah ditiadakan dan luasnya
menjadi 60 ha, dengan luas bangunan sekitar 80.000 m2.
Gedung
Komplek Parlemen terdiri dari Gedung Nusantara yang berbentuk kubah, Nusantara I
atau Lokawirasabha setinggi 100 meter dengan 24 lantai yang mengalami kemiringan 7
derajat, Nusantara II, Nusantara III, Nusantara IV, dan Nusantara V. Di tengah halaman
terdapat air mancur dan "Elemen Elektrik". Juga berdiri Gedung Sekretariat Jenderal dan
sebuah Masjid. Atas amendemen Undang-undang Dasar 1945 (UUD'45), dalam Komplek
DPR/MPR telah berdiri bangunan baru untuk kantor Dewan Perwakilan Daerah (DPD).
Lokasi
Kompleks Parlemen termasuk dalam wilayah Kelurahan Gelora, Kecamatan Tanah
Abang, Jakarta Pusat. Sebelah barat berbatasan dengan Jalan Gelora, sebelah selatan
dengan Kompleks Kantor Kementerian Pemuda dan Olahraga, Kompleks Televisi
Republik Indonesia (TVRI), dan Komplek Taman Ria Senayan, di sebelah timur
berbatasan dengan Jalan Gatot Subroto, dan Kompleks Kementerian Kehutanan (Gedung
Manggala Wanabakti) di sebelah utaranya.

15

BAB III
DATA DAN PEMBAHASAN

3.1

Penghawaan Alami
Penghawaan alami dapat diartikan menjadi beberapa pengertian antara lain,
pergerakan udara masuk ke dalam dan ke luar dari ruangan tertutup, pertukaran udara,
perputaran udara secara bebas, dan merupakan proses untuk memasukkan udara segar
kedalam bangunan gedung dalam jumlah yang sesuai kebutuhan. Penghawaan alami
dapat dipengaruhi oleh :
1.
2.
3.
4.

Pencahayaan
Kelembaban
Luas bukaan
Orientasi bangunan

Berikut akan dijelaskan penghawaan alami pada bangunan gedung MPR/DPR RI dan
The Spring Lake Summarecon.
3.2

Penghawaan alami gedung DPR/MPR


Pada gedung MPR/DPR menggunakan penghawaan alami dan penghawaan buatan.
Terdapat beberapa ruangan yang menggunakaan penghawaan alami, seperti pada ruangan
menuju lantai 2 dimana tidak terdapat penyekat antara ruangan luar dan ruangan dalam,
sehingga penghawaan alami sangat baik dalam ruangan tersebut.
3.2.1

Penghawaan pada Lobby Gedung MPR/DPR RI


Pada bagian lobby MPR/DPR penghawaan alami berasal dari bukaan kaca
pada lobby dan penghawaan pada lantai 3 bangunan, penghawaan alami tersebut
menghasilkan percampuran udara, mengakibatkan sirkulasi udara di ruangan
lobby tersebut sangat lancar. Sinar matahari yang masuk sangat mencukupi dalam
melakukan kegiatan, sehingga tidak terlihat lampu pada ruangan tersebut
menyala.

16

Gambar 3.1 : Lobby Gedung MPR/DPR RI


Sumber : Foto Dokumen

3.2.2

Penghawaan

pada

ruang

rapat Paripurna 1
Ruang rapat paripurna 1 terletak pada lantai 3 bangunan MPR/DPR. Atap
gedung MPR/DPR RI ini berbentuk cangkang, sehingga ada rongga di bawahnya.
Dahulu, penghawaan alami pada gedung ini memanfaatkan rongga yang ada di
bawah atap. Sehingga, di ruang rapat paripurna 1 dapat memaksimalkan
penghawaan alami dan mengurangi penggunaan penghawaan alami. Sirkulasi
penghawaan pun sangat baik dan pengguna tidak merasakan sesak saat di dalam
ruangan.
Namun, seiring perkembangan jaman, pepohonan yang ada di sekitar
lingkungan MPR/DPR banyak yang ditebang. Sehingga, hal tersebut membuat
burung-burung yang menempati pohon-pohon tersebut memilih ruang rapat
paripurna sebagai rumahnya. Burung-burung tersebut masuk melalui rongga
yang ada di bawah atap. Sehingga ruangan menjadi kotor oleh kotoran burung
yang beterbangan di atas ruangan. Maka, sekarang rongga yang terdapat di bawah
atap ruang paripurna ditutup menggunakan kaca dan burung pun tidak bisa masuk
kembali. Dampak negatif yang ditimbulkan dari penutupan rongga tersebut adalah
penghawaan alami tidak dapat masuk sehingga kini ruang rapat paripurna 1
memaksimalkan

penggunaan

berlangsung dengan baik.

17

penghawaan

buatan

agar

sirkulasi

udara

Gambar 3.2 : Ruang Rapat Paripurna 1 MPR/DPR RI


Sumber : Foto Dokumen

3.3

Penghawaan Alami bangunan Summarecon


Pada proyek apartemen Summarecon ini, terdapat dua macam penghawaan yaitu
penghawaan alami dan penghawaan buatan. Kedua macam penghawaan tersebut ada
yang berlangsung secara bersamaan dan ada juga yang bergantian. Dua macam
penghawaan ini dimaksudkan untuk memaksimalkan penghawaan alami yang ada dan
meminimalisir penggunaan penghawaan buatan karena akan membutuhkan banyak
tenaga.
3.3.1

Penghawaan pada Basement The Spring Lake Summarecon


Di bangunan apartemen The Spring Lake Summarecon ini terdapat basement
yang digunakan untuk memerkir kendaraan. Kendaraan tersebut merupakan
kendaran-kendaraan dari penghuni apartemen maupun pengelola apartemen.
Untuk mengoptimalkan penghawaan alami pada basement, digunakan sebuah alat
untuk menyedot atau menghisap udara segar dari bagian podium agar masuk ke
dalam basement. Kemudian udara segar tersebut dialirkan menggunakan pipa
berukuran besar sesuai dengan luas basement. Setelah di basement, udara
menyebar untuk menggantikan udara kotor yang ada. Sehingga, sirkulasi udara
pada basement menjadi baik. Selain menggunakan penghawaan alami, di
basement juga terdapat penghawaan buatan yang bekerja membantu penghawaan
alami.

18

Di ruang basement ini juga terdapat


ruang genset dan ruang panel. Pada dua
ruang ini, terdapat sebuah alat yang
digunakan

untuk

memasukkan

penghawaan alami. Alat tersebut berada


di atas ruangan atau di bagian plafond.
Fungsi dari alat ini adalah untuk
menyedot atau menghisap udara segar

yang ada di luar ruangan. Setelah udara masuk, maka udara kotor di dalam
ruangan akan keluar melalui
eksospen yang ada di bagian
yang berlawanan. Sehingga,
udara bersirkulasi dengan
baik. penggunaan eksospen
ini agar udara yang keluar
disaring

terlebih

dahulu

sebelum dikeluarkan ke luar


ruangan.

19

Gambar 3.3 : Alat-alat sebagai tempat keluar-masuk udara


Sumber : Foto Dokumen

20

3.3.2

Penghawaan pada Koridor


Pengertian koridor merupakan lorong yang ada di dalam bangunan untuk
menghubungkan satu ruangan dengan ruangan lainnya. Untuk memaksimalkan
pengawaan alami di koridor, maka ditempatkan sebuah kusen dengan lubanglubang sempit. Sehingga udara segar dapat masuk ke dalam koridor secara
perlahan. Penggunaan kusen dengan lubang kecil tersebut karena di koridor ini
aktivitas yang berlangsung sedikit. Selain minim aktivitas, di koridor ini juga
jarang terjadi penumpukan civitas karena hanya digunakan untuk berjalan menuju
ruangan tertentu.

Gambar 3.4 : Kusen sebagai tempat keluar-masuk udara di koridor


Sumber : Foto Dokumen

3.3.3

Penghawaan pada Ruangan


Di apartemen The Spring Lake Summarecon ini terdapat ruangan yang siap
digunakan dalam jumlah banyak. Untuk memaksimalkan penghawaan alami,
maka di setiap kamar ditempatkan sebuah jendela dengan fungsi sebagai tempat
keluar-masuknya udara bersih dan udara kotor. Hal tersebut yang membuat
sirkulasi dalam ruangan menjadi baik. Jendela tersebut mengarah ke halaman
apartemen sehingga udara segar yang masuk cukup banyak.

21

Selain menggunakan penghawaan alami, di dalam ruangan juga terdapat ac


yang digunakan sebagai penghawaan buatan. Penghawaan buatan digunakan saat
penghawaan alami tidak bekerja secara maksimal. AC ini diletakkan di atas pintu
masuk dan berseberangan dengan jendela. Saat ac tersebut mengeluarkan
penghawaan buatan, maka hawa tersebut melewati ruangan dan keluar melewati
jendela yang ada.

Gambar 3.5 : Kusen sebagai tempat keluar-masuk udara di ruangan apartemen


Sumber : Foto Dokumen

Gambar 3.6 : Kusen sebagai tempat keluar-masuk udara di ruangan apartemen


Sumber : Foto Dokumen

22

3.4

Faktor-faktor untuk mengoptimalkan Penghawaan Alami


Selain dengan menggunakan jendela dan alat bantu, ada beberapa faktor lain yang
dapat mengoptimalkan Penghawaan alami, antara lain :
3.4.1 Cuaca dan Iklim
Iklim di Indonesia yang tropis membuat temperatur suhu menjadi relatif panas
karena memiliki musim panas yang lama. Hawa alami pada pagi hari cukup sejuk
untuk wilayah Indonesia. Kemudian pada siang hari, saat matahari panas, udara
yang dicampur dengan temperature akan menjadi panas. Namun pada sore hingga
malam hari, udara kembali menjadi sejuk.
Pada kedua objek observasi ini yang berada di wilayah Indonesia, maka
memiliki taraf hawa alami yang sama. Baik di gedung MPR/DPR RI dan juga
apartemen The Spring Lake Summarecon Bekasi memanfaatkan penghawaan
alami yang cukup baik. Namun, di sekitar kawasan gedung MPR/DPR RI telah
terjadi polusi udara yang cukup parah. Sehingga kebersihan udara menjadi
terganggu oleh polusi tersebut. Berbeda halnya dengan di apartemen The Spring
Lake Summarecon Bekasi. Kawasan di sekitar apartemen ini memiliki lingkungan
yang bersih dan minim polusi udara sehingga menjadikan kawasan dengan udara
3.4.2

bersih yang cukup baik.


Orientasi Bangunan
Orientasi bangunan sangat berpengaruh terhadap datangnya udara dan
masuknya udara ke dalam bangunan. Di Indonesia, angin berderak dari arah
tenggara. Gedung MPR/DPR RI menghadap kea rah timur laut. Maka udara segar
tidak dapat langsung masuk ke dalam bangunan gedung. Di apartemen The Spring
Lake Summarecon Bekasi, terdapat satu buah apartemen yang menghadap
tenggara sehingga medapat penuh udara segar dan terdapat satu apartemen yang

3.4.3

berada diseberang sehingga terhalangi untuk mendapatkan udara segar.


Elemen Air (Kolam)
Di depan gedung MPR/DPR RI terdapat dua buah kolam yang sama besar.
Kolam tersebut merupakan kolam air mancur yang menghiasi bangunan depan
bangunan. Tidak terdapat ikan di dalam kolam tersebut. Kolam tersebut mampu
menambah udara segar yang masuk ke dalam bangunan. Karena, uap air dari
kolam tersebut akan masuk ke dalam gedung dan membuat hawa di dalam gedung
menjadi sejuk.

23

Di apartemen The Spring Lake Summarecon Bekasi, terdapat kolam renang di


pusat gedung. Kolam renang tersebut terdiri dari dua buah yaitu kolam renang
dewasa dan kolam renang anak-anak. Dan juga terdapat taman disekeliling kolam.
Kolam tersebut dapat membuat penghawaan alami di sekitar apartemen menjadi
bertambah. Apalagi terdapat tanaman hijau yang akan menghasilkan oksigen lebih
banyak. Sehingga tidak salah jika pengguna apartemen memanfaatkan
penghawaan alami pada pagi hingga siang hari sebelum matahari terik dan sore
hingga malam hari setelah matahari terbenam.

24

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1

Kesimpulan
Dari hasil pembahasan tentang Penghawaan Alami pada bangunan gedung MPR/DPR RI
dan apartemen The
Spring
Summarecon
maka
dapatMPR/DPR
diambil kesimpulan
:
Gambar
3.7 Lake
: Kolam
air mancur diBekasi,
Halaman
Gedung
RI
Penghawaan alami sangatSumber
baik : Foto
digunakan
Dokumenpada suatu bangunan karena
penghawaan
alami

bersirkulasi

dengan

baik dan dapat


menghemat

biaya.
Penghawaan
alami di

gedung
MPR/DPR

RI

memanfaatkan
bukaan

sebagai tempat

Gambar 3.8 : Kolam renang di Halaman apartemen The Spring Lake Summarecon
keluar masuknya udara dan pada ruang rapat paripurna 1 dahulu memanfaatkan
Sumber : Foto Dokumen

rongga di bawah atap sebagai jalur masuknya udara segar.


Penghawaan alami di basement apartemen The Spring Lake Summarecon
menggunakan alat untuk menghisap udara segar. Di ruangan apartemen
menggunakan jendela sebagai tempat keluar masuknya udara dan di koridor
menggunakan jendela dengan celah kecil sebagai tempat masuknya udara.
Kolam yang ada di bangunan gedung MPR/DPR RI dan apartemen The Spring
Lake Summarecon baik yang berupa kolam air mancur maupun kolam renang
mampu mengoptimalkan fungsi penghawaan alami.
4.2

Saran
Untuk dapat memaksimalkan penghawaan alami, maka penulis memberikan beberapa
saran yang dapat digunakan baik untuk gedung MPR/DPR RI maupun apartemen The
Spring Lake Summarecon :
Untuk setiap bangunan agar menambah jumlah bukaan pada setiap ruangan sesuai
dengan fungsi ruangan tersebut.
Posisi dan letak bukaan semoga diperhitungkan agar sesuai dengan arah
datangnya angin.

25

Luas bukaan juga harus diperhitungkan agar angin yang masuk tidak terlalu
banyak ataupun terlalu sedikit.
Gunakan beberapa alat seperti barrier untuk menghalau sinar matahari agar tidak
masuk namun angin tetap bisa keluar-masuk ruangan agar sirkulasi tetap berjalan
dengan baik.

26

Anda mungkin juga menyukai