Anda di halaman 1dari 13

MODUL

TEORI FILOSOFI KEPERAWATAN JEAN WATSON

Oleh :
Haris Suhamdani
20161050017

PROGRAM STUDI MAGISTER KEPERAWATAN


PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2016

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Teori merupakan kumpulan konsep dan ulasan yang memproyeksikan sebuah
pandangan sistematis tentang suatu fenomena dengan merancang hubungan khusus
antara

konsep

guna

menggambarkan,

menjelaskan,

memprediksi,

dan

atau

mengendalikan fenomena yang ada (Asmadi, 2008). Dalam pelaksanaan praktek


keperawatan didasarkan atas dasar teori keperawatan yang dikembangkan berdasarkan
ilmu keperawatan bukan pada ilmu yang lain. Perkembangan pengetahuan memiliki
bukti dalam menghubungkan antara tingkat abstraksi dengan jenis teori keperawatan
(Fawcett, 2005). Teori keperawatan menyediakan sebuah perspektif tentang cara
mendefinisikan perawatan, menggambarkan siapa yang diberikan perawatan, kapan
perawatan akan di butuhkan, serta mengidentifikasi batas dan tujuan kegiatan terapeutik
dalam perawatan.
Falsafah keperawatan merupakan keyakinan terhadap nilai nilai keperawatan yang
menjadi pedoman dalam memberikan asuhan keperawatan kepada indnividu, keluarga,
kelompok, masyarakat. Keyakinan terhadap nilai keperawatan harus menjadi pedoman
bagi setiap perawat. Falsafah keperawatan menjadi pedoman dalam menjalankan
profesinya, dimana falsafah keperawatan memiliki keyakinan tentang manusia yang
holistik. Kebutuhan klien yang holistik dan unik menuntut kemampuan perawat yang
tepat dalam menganalisis kebutuhan klien. Untuk melakukan hal ini, maka perawat harus
memiliki pengetahuan yang dalam tentang aspek manusia yang meliputi aspek biologis,
sosial, spiritual, psikologis dan kultural secara keseluruhan, sehingga dalam memberikan
asuhan keperawatan pada klien tidak hanya fokus pada aspek biologis saja.
Perkembangan teori keperawatan di awali pada tahun 1950 an, saat perawat mulai
menyadari bahwa ilmu pengetahuan keperawatan perlu disusun dalam suatu kerangka
kerja yang sistematis, meskipun setiap teori umumnya merujuk pada suatu fenomena
yang spesifik, tetapi dapat digunakan pada lingkup yang lebih luas. Berdasarkan pada
lingkup teori nya, teori keperawatan dibedakan menjadi 4 yaitu philosophical teori, grand
theory, middle range theory dan practice theory. Dalam kesempatan kali ini penulis akan
menjelaskan tentang teori philosopy keperawatan Jean Watson.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Dasar Pemikiran (FILOSOFI)


Margaret Jean Harman Watson, lahir dan besar di Welch, West Virginia.
Memulai pendidikan keperawatan di Lewis Gale School of Nursing di Roaneke,
Virginia, kemudian melanjutkan pendidikan dan menyelesaikannya di University of
Colorado. Watson meraih gelar master pada keperawatan psikiatrik-kesehatan mental
pada 1966 dan gelar doktor pada pendidikan psikologi dan konseling pada 1973.
Setelah lulus doctor, Watson bekerja di Fakultas Keperawatan di University of
Colorado Health Science Center di Denver. Watson juga mengeluarkan 11 buku dan
menulis

banyak

artikel

dalam

jurnal

keperawatan.

Publikasi

selanjutnya

menggambarkan evolusi dari teori caring tentang filosofi dan ilmu tentang caring
(Alligood, 2014).
Teori Human caring dikembangkan pada 1975-1979 pada saat Watson
mengajar di Universitas of Colorado, karena dorongan kebutuhan yang dia lihat
berdasarkan wawasannya pada keperawatan dikombinasikan pengetahuan yang
diperoleh saat menjalani pendidikan doktor dalam area pendidikan, klinik, sosial dan
psikologi. Dari perspektif tersebut Watson berusaha merumuskan nilai-nilai
keperawatan, pengetahuan, human caring dalam praktek untuk proses penyembuhan.
Elemen konsep mayor dari teori ini adalah sepuluh faktor caratif, hubungan tranpersonal caring, caring consciousness, dan modalitas caring healing. (Marylin &
Marlaine, 2015).
Falsafah keperawatan menurut Jean Watson adalah human care is the heart of
nursing. Aplikasi caring menurut Watson yaitu: Berfokus pada harga diri individu
(menghargai kelebihan dan kekurangan klien), Manusia adalah unik (memiliki respon
yang berbeda terhadap kondisi sakit). Memandang manusia sebagai aspek yang utuh,
Memandang klien sebagai subjek dan bukan sebagai objek (Alligood, 2014).
Jean Watson dalam memahami konsep keperawatan terkenal
dengan teori pengetahuan manusia dan merawat manusia. Tolak ukur
pandangan

Watson

ini

didasari

pada

unsure

teori

kemanusiaan.

Pandangan teori Jean Watson ini memahami bahwa manusia memiliki


empat cabang kebutuhan manusia yang saling berhubungan diantaranya
kebutuhan dasar biofisikal (kebutuhan untuk hidup) yang meliputi
kebutuhan makanan dan cairan, kebutuhan eliminasi dan kebutuhan
ventilasi, kebutuhan psikofisikal (kebutuhan fungsional) yang meliputi
kebutuhan

aktifitas

dan

istirahat,

kebutuhan

seksual,

kebutuhan

psikososial (kebutuhan untuk integrasi) yang meliputi kebutuhan untuk

berprestasi, kebutuhan organisasi, dan kebutuhan intra dan interpersonal


(kebutuhan untuk pengembangan) yaitu kebutuhan aktualisasi diri.

Berdasarkan empat kebutuhan tersebut, Jean Waston memahami bahwa manusia


adalah makhluk yang sempurna yang memiliki berbagai macam ragam perbedaan,
sehingga dalam upaya mencapai kesehatan, manusia seharusnya dalam keadaan sejahtera
baik fisik, mental dan spiritual karena sejahtera merupakan keharmonisan antara pikiran,
badan dan jiwa sehingga untuk mencapai keadaan tersebut keperawatan harus berperan
dan meningkatkan status kesehatan, mencegah terjadinya penyakit, mengobati berbagai
penyakit dan penyembuhan kesehatan dan fokusnya pada peningkatan kesehatan dan
pencegahan penyakit.
Sebagai human science keperawatan berupaya mengintegrasikan pengetahuan
empiris dengan estetika, humanities dan seni (Watson, 1985). Sebagai pengetahuan
tentang human care fokusnya untuk mengembangkan pengetahuan yang menjadi inti
keperawatan, seperti yang dinyatakan oleh Watson (1985) human care is the heart of
nursing. Pandangan tentang keperawatan sebagai science tentang human care adalah
komprehensif. Ini termasuk pengembangan pengetahuan sebagai basis dalam area :
1. Pengkajian terhadap kondisi manusia
2. Implikasi dari pengalaman manusia dan responnya terhadap kondisi sehat sakit.
3. Telaah terhadap pengelolaan kondisi-kondisi yang menyertainya

4. Deskripsi dari atribut-atribut caring relationship


5. Studi tentang factor bagaimana human care harus diwujudkan.
Dalam pandangan keperawatan Jean Watson, manusia diyakini sebagai person as a
whole, as a fully functional integrated self. Jean Watson mendefinisikan sehat sebagai
kondisi yang utuh dan selaras antara badan, pikiran, dan jiwa, ini berkaitan dengan
tingkat kesesuaian antara diri yang dipersepsikan dan diri yang diwujudkan. Dari
beberapa konsep sehat sakit di atas dapat dikemukakan beberapa hal prinsip, antara lain:
1.

Sehat

menggambarkan

suatu

keutuhan

kondisi

seseorang

yang

sifatnya

multidimensional, yang dapat berfluktuasi tergantung dari interrelasi antara faktor2.

faktor yang mempengaruhi.


Kondisi sehat dapat dicapai, karena adanya kemampuan seseorang

3.

beradaptasi terhadap lingkungan baik internal maupun eksternal.


Sehat tidak dapat dinyatakan sebagai suatu kondisi yang terhenti pada titik tertentu,

untuk

tetapi berubah-ubah tergantung pada kapasitasnya untuk berfungsi pada lingkungan


yang dinamis.
Fokus keperawatan ditujukan pada promosi kesehatan dan penyembuhan penyakit
dan dibangun dari sepuluh faktor karativ, yang meliputi :
1.
2.
3.
4.

Pembentukan factor humanistic dan altruistic.


Penanaman (melalui pendidikan) faith-Hope
Pengembangan sensisitifitas atau kepekaan diri kepada orang lain,
Pengembangan hubungan yang bersifat membantu dan saling percaya (a helping

trust relationship)
5. Meningkatkan dan saling menerima pengungkapan ekspresi perasaan, baik ekpresi
perasaan positif maupun faktor.
6. Menggunakan metode ilmiah dan menyelesaikan masalah dan pengambilan
keputusan,
7. Meningkatkan dan memfasilitasi proses belajar mengajar yang bersifat interpersonal.
8. Menciptakan lingkungan yang mendukung, melindungi dan meningkatkan atau
memperbaiki keadaan mental, faktor, kultural dan lingkungan spiritual.
9. Membantu pemenuhan kebutuhan dasar manusia dengan antusias (kebutuhankebutuhan survival, fungsional, faktor dan grup)
10. Mengembangkan kekuatan faktor excistensial phenomenologic
Dalam praktek keperawatan caring ditujukan untuk perawatan kesehatan yang
holistik dalam meningkatkan kontrol, pengetahuan dan promosi kesehatan. Dalam proses
caring lebih jelasnya dalam gambar dibawah ini.

caring
merupakan suatu proses yang ada pada diri perawat yang akan dilakukan dengan
menggunakan 10 faktor carative, yang akan berproses dalam caritas proses sehingga
akan muncul care yang dapat diberikan kepada kliesn guna memberikan asuhan
keperawatan yang akan menciptakan hubungan transpersonal antara perawat-klien yang
merupakan hubungan suci atara pemberi layanan dan penerima layanan.
2.2 Teori Watson dan Paradigma Keperawatan
Paradigma merupakan pola atau skema yang mencoba mengorganisasikan atau
menerangkan suatu proses. Paradigma juga disebut sebagai tahap kedua perkembangan
ilmu pengetahuan (Kuhn, 1962) dimana pada tahap ini pencarian jalan keluar
permasalahan yang rasional dilakukan berdasarkan asumsi metodologis dan metafisik
untuk memahami bagaimana bagian-bagian dari alam semesta melakukan kegiatan dan
bagaimana cara mempelajari hal tersebut. Paradigma memiliki arti pengetahuan umum
dimana didalamnya terdapat proses ilmiah umum yang secara historis mencerminkan
berbagai keberhasilan dalam suatu disiplin. Para ilmuwan ini berpendapat bahwa
paradigma menyajikan kesepakatan bersama antar ilmuwan dalam suatu disiplin tentang
konsep atau beberapa konsep yang akan mendasari perkembangan ilmu pengetahuan
dalam disiplin tersebut.
Berikut ini pandangan Watson terhadap empat konsep sentral dalam paradigma
keperawatan. Pandangan ini mempengaruhi Watson dalam mengembangkan teorinya.
Adapun pandangan Watson tersebut adalah :
1. MANUSIA

Meskipun tulisan awal Watson mengarah pada hasil kerjanya sebagai filisofi
dan ilmu caring, pada buku selanjutnya Watson dengan jelas menyatakan hasil
kerjanya menggambarkan teori keperawatan (George, 1995). Pada konteks ini,
Watson mengadopsi pandangan tentang manusia sebagai orang bernilai dalam dan
dirinya sendiri untuk dirawat, dihormati, diasuh, dipahami dan dibantu. Secara
umum pandangan filosofis manusia adalah diri yang teritegrasi penuh. Manusia
dipandang lebih besar dari dan berbeda dari jumlah bagian-bagiannya.
Watson percaya bahwa manusia lebih baik dipandang dalam kerangka konflik
perkembangan dan perhatian yang sistematik pada konflik perkembangan individu
dan keluarganya penting untuk pelayanan kesehatan. Semua konflik berdasarkan
model Erikson krisis psikososial titik balik yang mencakup keseluruhan siklus hidup
manusia. Sering terjadi semua konflik dapat menghapus reaksi stress yang
memerlukan respon koping. Perawat harus memahami manusia ketika mereka sakit,
sehat atau sedang stress.
2. KESEHATAN
Meskipun WHO telah menyatakan bahwa sehat adalah keadaan positif fisik,
mental, sosial, Watson percaya bahwa faktor lain perlu dilibatkan. Watson
menambahkan tiga elemen yaitu (George, 1995):
a. Level yang tinggi dari seluruh fisik, mental, dan fungsi social
b. Tingkat pertahahan adaptif umum dari fungsi harian.
c. Tidak adanya penyakit (atau adanya usaha yang mengarah supaya tidak ada).
Watson menjelaskan bahwa secara tradisional dinamakan perawatan kesehatan
adalah mitos. Dinamakan perawatan kesehatan, faktor penyakit, perawatan penyakit
dan resep obat adalah perawatan medis. Perawatan kesehatan yang sebenarnya
berfokus pada gaya hidup, kondisi, dan lingkungan. Watson menambahkan bahwa
sehat mengarah pada kesatuan dan harmoni dalam pikiran, badan dan jiwa. Sehat
juga dihubungkan dengan derajat kesamaan antara penerimaan diri dan pengalaman
diri (George, 1995).
Satu factor utama yang mempengaruhi kesehatan adalah stress atau aktifitas
yang berhubungan dengan stress yang berhubungan dengan gaya hidup, kondisi dan
lingkungan. Sakit pada sisi lain bukan hanya penyakit, tapi juga ketidakharmonisan
antara badan, jiwa dan semangat yang mengarah ke stress. Watson percaya individu
sebaiknya menjelaskan kondisi kesehatan atau penyakit, sejak dia menujukkan
pandangan sehat sebagai keadaan subjektif dalam pikiran orang.

3. LINGKUNGAN/MASYARAKAT
Salah satu faktor yang mempengaruhi masyarakat dunia saat ini adalah
lingkungan. Masyarakat memberi nilai-nilai yang menentukan bagaimana seseorang
sebaiknya berperilaku dan apa tujuan yang ingin dituju seseorang. Semua nilai ini
dipengaruhi oleh perubahan dalam arena, budaya, spiritual yang bekerja
mempengaruhi persepsi orang dan dapat mengarah ke stress. Orang juga memiliki
kebutuhan instrinsik untuk memiliki, menjadi anggota kelompok dan masyarakat
secara menyeluruh. Lebih jauh lagi, masing-masing orang memiliki kebutuhan untuk
cinta, mencintai dan dicintai. Stress atau penyakit dapat memisahkan orang dari
semua yang memenuhi kebutuhan afiliatif atau afeksional. Hal ini dalam praktik
caring bahwa keperawatan dapat membantu dalam memenuhi kebutuhan tersebut.
Watson menjelaskan bahwa caring dan keperawatan ada dalam setiap masyarakat.
Setiap masyarakat memiliki beberapa orang yang peduli dengan orang lain. Sikap
caring tidak diturunkan dari generasi ke generasi melalui gen. Ini diturunkan melalui
budaya profesi sebagai jalan yang unik dari koping dengan lingkungannya (George,
1998).
4. KEPERAWATAN
Menurut Wason keperawatan adalah berhubungan dengan promosi kesehatan,
mencegah penyakit, caring dengan yang sakit, dan memulihkan kesehatan (George,
1998). Keperawatan berfokus pada promosi kesehatan sama seperti perawatan
penyakit. Watson lebih jauh menjelaskan keperawatan sebagai ilmu manusia tentang
orang dan pengalaman sehat-sakit yang dimediasi oleh professional, ilmiah, estetik
dan transaksi perawatan manusia yang etis. Keperawatan dalam konteks ini
didasarkan pada kemanusiaan sama seperti ilmu alam.
Hubungan antara perawat klien berisi beberapa factor unik yang didasarkan
pada harapan saling menguntungkan. Klien mengharapkan perawat mengikuti
apapun kemauan klien untuk perawatan tapi juga berharap perawat peduli dan
manusiawi. Perawat memiliki nilai caring tapi juga sering bersedia juga berkorban
yang bernilai untuk menyelesaikan tugas usia teknologikal. Berjuang dalam praktik
keperawatan akan mendorong kajian kemanusiaan dan pengetahuan yang
manusiawi, praktisi caring harus percaya akan kemuliaan dan usaha klien.
Keperawatan harus mendorong nilai-nilai yang dipegang sebagai suatu profesi dan
berisi semua nilai sebagai dasar membangun prioritas perawatan klien (George,
1995).
2.3 Aplikasi Teori Watson

Aplikasi Teori Jean Watson Pada Bidang Pelayanan


Pada bidang pelayanan atau di Rumah sakit tingkat kejadian penyakit kronis

seperti penyakit kanker, diabetes mellitus, tuberkulosis, hipertensi, gagal ginjal


seringkali mengalami peningkatan. Penyakit-penyakit kronis tersebut secara tidak
langsung mempengaruhi kualitas hidup pasien. Kualitas hidup didefinisikan sebagai
segala faktor seperti aktifitas fisik, kesehatan, perawatan diri, partisipasi sosial,
memahami hidup yang semuanya tersebut dapat mempengaruhi perkembangan
kehidupan seseorang. Menurut penelitian dari Weldam, Lammers, Decates, dan
Schuurmans (2013) menyatakan bahwa pada penderita obstruksi paru kronik
mengalami penurunan kualitas hidup yang disebabkan karena lamanya penyakit yang
dideritanya dan tidak adanya kemampuan adaptasi dari pasien. Berdasarkan hasil
penelitian yang dilakukan oleh Hendra di rumah sakit umum Solo tahun 2012
didapatkan hasil tentang kepuasan pasien terhadap pelayanan keperawatan
menunjukkan dari 64 responden yang diteliti didapatkan 74,8 % tingkat kepuasan
belum sesuai harapan, dimensi loyalitas 75,9 % belum sesuai harapan dan pada
dimensi kepuasaan 70,5 % belum sesuai harapan.
Pada bidang pelayanan penerapan dengan menggunakan teori Jean Watson
lebih menekankan pada Theory of Human Caring yang berarti bahwa hubungan
antara perawat dan pasien atau penerima asuhan keperawatan sangat dibutuhkan
dengan tujuan untuk meningkatkan dan melindungi klien sebagai manusia yang
mempengaruhi kesanggupan klien untuk sembuh. Menurut Watson untuk perawat
caring dalam memberikan pelayanan keperawatan pada pasien bisa ditunjukkan
dengan perhatian, bekerja dengan terampil, menggunakan sentuhan, memanggil klien
dengan namanya, memenuhi kebutuhan dasar klien dengan ikhlas, serta memberikan
rasa nyaman dan aman.
Teori Jean Watson Watson juga menekankan penghargaan fenomena yang ada
di lingkungan pelayanan kesehatan sebagai contoh adalah kepercayaan (belief) pasien
dan keluarganya dalam upaya perawatan dan pengobatan kepada pasien. Berbagai
upaya non medis dilakukan oleh keluarga untuk menyembuhkan pasien seperti contoh
pengobatan secara herbal, doa/mantera, benda benda yang dipercaya bisa
menyembuhkan pasien. Jean Watson dalam teorinya menjelaskan bahwa miracle
atau keajaiban dalam proses penyembuhan pasien terminal merupakan fenomena yang
bisa diterima, dia mempercayai
yang misterius.

bahwa akhir kehidupan dan kematian adalah hal

Aplikasi Teori Jean Watson Pada Bidang Pendidikan


Aplikasi caring tidak hanya pada lingkup pelayanan tetapi juga penting pada
lingkup pendidikan. Pada lingkup pendidikan akademik, kualitas pendidikan banyak
ditentukan oleh kualitas pengelolaan proses pembelajaran, yang didalamnya
mencakup pengelolaan sumber belajar (learning resources) dan evaluasi beserta
standar mutu yang digunakan untuk mewujudkan kompetensi hasil sesuai
bidangnya. Penyusunan kurikulum pendidikan perawatan harus selalu memasukkan
unsur caring dalam setiap mata kuliah (Fassetta, 2011). Fenomena yang terjadi
masih banyak mahasiswa yang memiliki pengetahuan keperawatan tinggi akan
tetapi aplikasi perilaku caring terhadap pasien masih kurang. Beberapa hal yang
menyebabkan terjadinya fenomena ini antara lain staf pengajar yang kurang
memperhatikan proses belajar mahasiswa, metode pembelajaran yang kurang
efektif.
Metode pembelajaran perilaku caring lebih efektif diterapkan agar mahasiswa
bisa mengaplikasikan caring tersebut. Model pembelajaran ini didukung dua faktor
internal (dari diri mahasiswa) dan eksternal (media, lingkungan, dosen). Metode
pembelajaran caring ini memberikan banyak pengaruh terutama pada kehidupan
mahasiswa, pola berpikir, berperilaku dalam memberikan asuhan keperawatan pada
pasien. Mahasiswa sebagai calon perawat menjadi mampu menilai dirinya baik
penilaian negatif maupun positif sehingga mampu mengetahui kelebihan dan
kekurangan dan memperbaiki caring pada pasien. Adanya model pembelajaran
berbasis perilaku caring mahasiswa menjadi lebih sensitif dan peka terhadap
keadaan pasien, merawat dengan jujur, tulus apa adanya mempunyai rasa empati
pada pasien agar mampu melakukan asuhan keperawatan dengan baik.
Pelaksanaan Pembelajaran Klinik kegiatan di wahana praktik memberi
kesempatan kepada mahasiswa untuk terampil dalam menerapkan teori pada praktek
klinik dengan sikap danketerampilan profesional yang ditumbuhkan dan dibina
melalui pengalaman dalam pengambilan keputusan klinik, yang merupakan
penerapan secara terintegrasi kemampuan penalaran saintifik dan penalaran etik.
pengajar klinik yang lebih dikenal sebagai instrukturklinik atau clinical instructur
(CI) atau digunakan juga istilah perseptor biasanya berasal dari lahan praktik, tetapi
bisa juga berasal dari institusi apabila pembimbing dari lahan praktik tidak dapat
memenuhi kriteria yang disyaratkan Sebagai perseptor, perawat bertanggung jawab
terhadap semua tindakan mahasiswa selama pembelajaran di lahan praktik. Untuk

mewujudkan mahasiswa untuk bisa berperilaku caring, maka instruktur klinik


3

maupun dosen harus mengajarkan strategi pelaksanaan dan strategi komunikasi.


Aplikasi Metode Jean Watson Pada Bidang Riset
Watson mengemukakan bahwa caring merupakan inti dari keperawatan.
Dalam hal ini caring merupakan perwujudan dari semua faktor yang digunakan
perawat dalam memberikan pelayanan kesehatan pada klien. Kemudian caring juga
menekankan harga diri individu, artinya dalam melakukan praktik keperawatan,
perawat senantiasa selalu menghargai klien dengan menerima kelebihan maupun
kekurangan klien. Watson juga mengemukakan bahwa respon setiap individu
terhadap suatu masalah kesehatan unik, artinya dalam praktik keperawatan, seorang
perawat harus mampu memahami setiap respon yang berbeda dari klien terhadap
penderitaan yang dialaminya dan memberikan pelayanan kesehatan yang tepat
dalam setiap respon yang berbeda baik yang sedang maupun akan terjadi. Selain itu,
caring hanya dapat ditunjukkan dalam hubungan interpersonal yaitu hubungan yang
terjadi antara perawat dengan klien, dimana perawat menunjukkan caring melalui
perhatian, intervensi untuk mempertahankan kesehatan klien dan energi positif yang
diberikan pada klien. Watson juga berpendapat bahwa caring meliputi komitmen
untuk memberikan pelayanan keperawatan yang didasarkan pada ilmu pengetahuan.
Dalam praktiknya, perawat di tantang untuk tidak ragu dalam menggunakan
pengetahuan yang dimilikinya dalam praktik keperawatan (Alligood, M R. 2014).

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Filsafat adalah pedoman dan pegangan dalam sikap dan tingkah laku dalam
melaksanakan praktek keperawatan terhadap klien dalam rentang sehat-sakit. Dengan
konsep yang mendasari keperawatan diantaranya : manusia, kesehatan, lingkungan, dan
keperawatan. Jean Watson percaya bahwa fokus utama dalam keperawatan adalah pada
carative factor yang bermula dari perspektif humanistik yang dikombinasikan dengan
dasar pengetahuan ilmiah. Oleh karena itu, perawat perlu mengembangkan filososfi
humanistic dan system nilai serta seni yang kuat. Filosofi humanistic dan system nilai ini
member fondasi yang kokoh bagi ilmu keperawatan, sedangkan dasar seni dapat

membantu perawat mengembangkan visi mereka serta nilai-nilai dunia dan keterampilan
berpikir kritis.
3.2 SARAN
Setiap perawat harus memahami akan filosofi keperawatan sebagai pedoman dalam
bertindak dan berperilaku dalam praktek keperawatan. Dan mengetahui akan aspekaspek keperawatan diantaranya: manusia, kesehatan, lingkungan, keperawatan.

DAFTAR PUSTAKA

Alligood, Martha Raile. (2014). Nursing Theorist and Their Work. ElsevierUnited States of
America.
Asmadi. 2008. Konsep dasar keperawatan. Jakarta : EGC
Fawcett, J. (2005). Contemporary Nursing Knowledge : Analysis and Evaluation of Nursing
Models and Theories. (2nd ed). Philadelphia : F.A Davis Company.
George, Julia B. (1995). Nursing Theories. The Base for Professional Nursing Practice. (4th
ed). Connecticut : Appleton & Lange.
Lukose, A. Developing a Practice Model for Watsons Theory of Caring. Nursing Science
Quarterly 24, no. 1 (January 1, 2011): 2730. doi:10.1177/0894318410389073.

Marylin, E.Parker., Marlaine C.Smith. (2015). Nursing Theories and Nursing Practice (4th
ed.). USA: F.A. Davis Company.
Watson, Jean. "Caring Science And Human Caring Theory: Transforming Personal And
Professional Practices Of Nursing And Health Care." Journal of Health and Human
Services Administration 31.4 (2009): 466-82. Web.
Watson, J. (2011). Human caring science. A theory of nursing. Boston: Jones and Bartlett
Watson, J. (2004). Theory of Human Caring. (online), (http://www.uchsc.edu/son/caring),
diakses tanggal 08 November 2015).

Anda mungkin juga menyukai