Nama
Umur
Bangsa/suku
Jenis Kelamin
Agama
Pekerjaan
Alamat
Tanggal Pemeriksaan
: Nn. S
: 24 Tahun
: Makassar
: Perempuan
: Islam
: Ibu rumah tangga
: pullauweng
: 14 Januari 2016
2. ANAMNESIS LENGKAP
- Keluhan Utama
- Anamnesis Terpimpin
: Tidak ada
3. PEMERIKSAAN FISIS:
-
Tinggi Badan
Berat Badan
: 155 cm
: 40 kg
Status gizi
A. Tanda Vital
a. Tekanan Darah
b. Nadi
c. Pernapasan
d. Suhu
4. PEMERIKSAAN FISIS
2
: < 18,5 kg/ cm
Normal
2
: 18,5 22,9 kg/ cm
Overweight
2
: 23 24,9 kg/ cm
Obes 1
2
: 25 29,9 kg/ cm
Obes 2
2
: > 30 kg/ cm
: 90/70 mmHg
: 65 kali per menit
: 20 kali permenit
: 370 C
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
: kompos mentis
: nyeri tekan pada regio epigastrik tengah atas
: dalam batas normal
: dalam batas normal
5. PEMERIKSAAN PENUNJANG
-
Tidak Dilakukan
6. DIAGNOSIS
-
Gastritis
7. Diferensial Diagnosis :
-
Tukak peptik
GERD
Dyspepsia
8. PENATALAKSANAAN
a. Pengobatan farmakologi yang diberikan :
Antasida 200mg
Vitamin b com
Ranitidin 150 mg
Paracetamol 500mg
: 3 x 1 sebelum makan
:2x1
:3x1
:3x1
Parasetamol termasuk dalam OAINS lemah. Parasetamol ini analgesik yang lebih
lemah dari pada aspirin, dan tidak mempunyai efek anti-inflamasi. Obat ini tidak
mengiritasi lambung dan dapat diberikan secara aman pada pasien dengan riwayat
dispepsia atau tukak lambung
b. Pengobatan non farmakologi yang dianjurkan kepada pasien antara lain :
Menghindari makanan yang tinngi asam dan gas misalnya : kol, kopi, teh,
singkong, ketan. Dan hindari stres
9. PEMBAHASAN
Definisi gastritis1,2
Gastritis adalah proses inflamasi pada lapisan mukosa dan submukosa lambung,
yang berkembang bila mekanisme protektif mukosa dipenuhi dengan bakteri atau
bahan iritan lain.
Klasifikasi gastritis
A. Gastritis Akut
Gastritis akut merupakan peradangan pada mukosa lambung yang menyebabkan
erosi dan perdarahan mukosa lambung akibat terpapar pada zat iritan. Erosi tidak
mengenai lapisan otot lambung. Gastritis akut suatu penyakit yang sering
ditemukan dan biasanya bersifat jinak dan sembuh sempurna. Inflamasi akut
mukosa lambung pada sebagian besar kasus merupakan penyakit yang ringan.
Penyebab terberat dari gastritis akut adalah makanan yang bersifat asam atau
alkali kuat, yang dapat menyebabkan mukosa menjadi ganggren atau perforasi.
B. Gastritis kronik
Gastritis Kronik merupakan peradangan bagian mukosa lambung yang menahun.
Gastritis kronik sering dihubungkan dengan ulkus peptik dan karsinoma lambung
tetapi hubungan sebab akibat antara keduanya belum diketahui. Penyakit gastritis
kronik menimpa kepada orang yang mempunyai penyakit gastritis yang tidak
disembuhkan. Awalnya sudah mempunyai penyakit gastritis dan tidak
disembuhkan, maka penyakit gastritis menjadi kronik dan susah untuk
disembuhkan. Gastritis kronik terjadi infiltrasi sel-sel radang pada lamina propria
dan daerah intra epiteil terutama terdiri dari sel-sel radang kronik, yaitu limfosit
dan sel plasma. Gastritis kronis didefenisikan secara histologis sebagai
peningkatan jumlah limfosit dan sel plasma pada mukosa lambung.
Tanda dan Gejala Gastritis
a. Tanda dan gejala Gastritis Akut Gejala yang paling sering dijumpai pada
penderita penyakit gastritis adalah :
- keluhan nyeri
- mulas
- rasa tidak nyaman pada perut
- mual
- muntah
- kembung, sering platus
- cepat kenyang
- rasa penuh di dalam perut
-rasa panas seperti terbakar dan sering sendawa.
produksi
asam
lambung.
Infeksi
yangt
diakibatkan
c. Merokok akan merusak lapisan pelindung lambung. Oleh karena itu, orang
yang merokok lebih sensitive terhadap gastritis maupun ulser. Merokok juga akan
meningkatkan asam lambung, melambatkan kesembuhan dan meningkatkan
resiko kanker lambung
d. Stress.
Stress bisa menyebabkan terjadi perubahan hormonal di dalam tubuh. Perubahan
itu akan merangsang sel-sel dalam lambung yang kemudian memproduksi asam
secara berlebihan. Asam yang berlebihan ini membuat lambung terasa nyeri, perih
dan kembung. Lama- kelamaan hali ini dapat menimbulkan luka di dinding
lambung.
e. Efek samping obat-obatan tertentu. Konsumsi obat penghilangan rasa nyeri,
seperti obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS) misalnya aspirin.
f. Mengkonsumsi makanan terlalu pedas dan asam. Minum minuman yang
mengandung alkohol dan cafein seperti kopi. Hal itu dapat meningkatkan
produksi asam lambung berlebihan hingga akhirnya terjadi iritasi dan menurunkan
kemampuan fungsi dinding lambung.
g. Alkohol, mengkonsumsi olkohol dapat mengiritasi (merangsang) dan mengikis
permukaan lambung.
h. Kondisi yang stressful (trauma, luka bakar, kemoterapi dan kerusakan susunan
syaraf pusat) merangsang peningkatan produksi HCl lambung.
i. Asam empedu adalah cairan yang membantu pencernaan lemak. Cairan ini
diproduksi di hati dan dialirkan ke kantong empedu. Ketika keluar dari kantong
empedu akan dialirkan ke usus kecil (duodenum). Secara normal, cincin pylorus
(pada bagian bawah lambung) akan mencegah aliran asam empedu ke dalam
lambung setelah dilepaskan ke duodenum. Namun, apabila cincin tersebut rusak
dan tidak bisa menjalankan fungsinya dengan baik atau dikeluarkan karena
Prognosis sangat tergantung pada pasien saat datang, ada atau tidaknya
komplikasi dan pengobatannya. Umumnya prognosis gastritis baik, namun dapat
terjadi berulang bila pola hidup tidak berubah.
: Ny Ha
: 54Tahun
C.
D.
E.
F.
G.
H.
Bangsa/suku
Jenis Kelamin
Agama
Pekerjaan
Alamat
Tanggal Pemeriksaan
: Makassar
: Perempuan
: Islam
: Ibu rumah tangga
: parang
: 21 Januari 2016
2. ANAMNESIS LENGKAP
- Keluhan Utama
- Anamnesis Terpimpin
-
: sakit kepala
: pusing, mudah lelah, dan
3. PEMERIKSAAN FISIS:
B. Tinggi Badan
C. Berat Badan
D. Status gizi
: 150 cm
: 55 kg
2
: overweight ( IMT = 24,4 kg/ cm )
Underwight
Normal
E. Tanda Vital
a. Tekanan Darah
b. Nadi
c. Pernapasan
d. Suhu
4. PEMERIKSAAN FISIS
- Pada Inspeksi
- Palpasi
- Perkusi
- Aukultasi
2
: < 18,5 kg/ cm
2
: 18,5 22,9 kg/ cm
Overweight
2
: 23 24,9 kg/ cm
Obes 1
2
: 25 29,9 kg/ cm
Obes 2
2
: > 30 kg/ cm
: 160/90 mmHg
: 80 kali per menit
: 20 kali permenit
: 37 C
: kompos mentis
: dalam batas normal
: dalam batas normal
: takikardi
5. PEMERIKSAAN PENUNJANG
- Tidak Dilakukan
6. DIAGNOSIS
- Hipertensi stage II
7. Diferensial diagnosis
- Nyeri akibat tekanan intraserebral
- Ensefalitis
8. PENATALAKSANAAN
a. Pengobatan farmakologi yang diberikan :
b. Antasida
: 3 x 1 sebelum makan
c. Paracetamol
:3x1
d. b6
:2x1
e. amlodipin 5 mg
: 1 x 1 malam
Pengobatan non farmakologi yang dianjurkan kepada pasien antara
lain : memberikan edukasi untuk menghindari faktor pencetus
terjadinya peningkatan tekana darah, selain itu berolahraga kurang
lebih 3 kali dalam seminggu 10 hingga 15 menit maksimal 30 menit.
9. PEMBAHASAN3,4
Defenisi
Hipertensi adalah suatu keadaan dimana tekanan darah meningkat melebihi batas
normal. Batas tekanan darah normal bervariasi sesuai dengan usia. Berbagai
faktor dapat memicu terjadinya hipertensi, walaupun sebagian besar (90%)
penyebab hipertensi tidak diketahui (hipertensi essential). Penyebab tekanan darah
meningkat adalah peningkatan kecepatan denyut jantung, peningkatan resistensi
(tahanan) dari pembuluh darah dari tepi dan peningkatan volume aliran darah
Hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya didefenisikan sebagai hipertensi
esensial. beberapa penulis lebih memilih istilah hipertensi primer.
Insidensi
Darah
Normal
Prahipertensi
Hipertensi derajat 1
Hipertensi derajat 2
(mmHg)
< 120
120 139
140 159
160
(mmHg)
< 80
80 89
90 99
100
Etiologi
Beberapa faktor penyebab hipertensi yang telah diketahui adalah sebagai berikut
faktor genetik, faktor lingkungan dan pola konsumsi.
1. Pola Konsumsi
Konsumsi tinggi natrium (Na) terutama yang berasal dari garam (NaCl) diketahui
menjadi salah satu penyebab hipertensi. Selain itu, natrium juga terdapat dalam
penyedap makanan (MSG, monosodium glutamate) dan soda kue (NaHCO3,
natrium bikarbonat) (Muchtadi, 2013). Garam mengandung 40% sodium dan 60%
klorida. Orang yang sensitif terhadap sodium lebih mudah meningkat sodium-nya
dan menimbulkan retensi cairan dan peningkatan tekanan darah (Sheps, 2000).
Konsumsi garam berhubungan erat dengan terjadinya tekanan darah tinggi.
Hipertensi tidak terjadi jika asupan garam dibatasi hingga <50-100 mmol/hari.
Subjek yang sensitif terhadap garam akan menunjukkan penurunan tekanan darah
dengan pengurangan intake sodium 100 mmol/hari (2,4 gram/hari). Kebutuhan
asupan sodium adalah 10 mmol/hari (230 mg/hari).
Selain itu, kemungkinan konsumsi garam berlebihan akan mempengaruhi
patofisiologi hipertensi melalui mekanisme kerja renin, sistem saraf simpatis,
endotelin, sensitivitas insulin dan perubahan hemodinamik ginjal. Hipotalamus
mengatur konsentrasi garam didalam darah, dengan merangsang kelenjar pituitari
Selain itu, orang yang mengalami kegemukan atau obesitas sebagian besar juga
menderita resistensi insulin. Insulin merupakan hormon yang dirilis oleh sel pankreas untuk memindahkan glukosa dari darah ke dalam sel-sel tubuh. Jika
terjadi resistensi insulin artinya diperlukan lebih banyak lagi insulin untuk
memasukkan glukosa dalam jumah yang sama ke dalam sel, sehingga pankreas
tidak mampu memproduksi insulin dan kadar gula darah meningkat (timbul
Diabetes Mellitus)
5. Stress
Hipertensi dapat juga disebabkan oleh karena stress (fisik atau mental), dimana
pada kondisi ini kelenjar adrenal akan merilis hormon epinefrin atau adrenalin.
Pelepasan hormon epinefrin atau adrenalin mengaktivasi reseptor - adrenergik
yang menyebabkan peningkatan influks kalsium kedalam sel jantung sehingga
mengakibatkan denyut jantung meningkat dan berhubungan dengan adanya
peningkatan
tekanan
sistolik.
Keadaan
ini
mengakibatkan
perubahan
Patomekanisme
Mekanisme terjadinya hipertensi adalah melalui terbentuknya angiotensin
II dari angiotensin I oleh angiotensin I converting enzyme (ACE). ACE
memegang peran fisiologis penting dalam mengatur tekanan darah. Selanjutnya
oleh hormon, renin (diproduksi oleh ginjal) akan diubah menjadi angiotensin I.
Oleh ACE yang terdapat di paru-paru, angiotensin I diubah menjadi angiotensin
II. Angiotensin II inilah yang memiliki peranan kunci dalam menaikkan tekanan
darah melalui dua aksi utama. Aksi pertama adalah meningkatkan sekresi hormon
antidiuretik (ADH) dan rasa haus. ADH diproduksi di hipotalamus (kelenjar
pituitari) dan bekerja pada ginjal untuk mengatur osmolalitas dan volume urin.
Dengan meningkatnya ADH, sangat sedikit urin yang diekskresikan ke luar tubuh
(antidiuresis), sehingga menjadi pekat dan tinggi osmolalitasnya. Untuk
mengencerkannya, volume cairan ekstraseluler akan ditingkatkan dengan cara
menarik cairan dari bagian intraseluler. Akibatnya, volume darah meningkat yang
pada akhirnya akan meningkatkan tekanan darah.
Aksi kedua adalah menstimulasi sekresi aldosteron dari korteks adrenal.
Aldosteron merupakan hormon steroid yang memiliki peranan penting pada
ginjal. Untuk mengatur volume cairan ekstraseluler, aldosteron akan mengurangi
ekskresi NaCl (garam) dengan cara mereabsorpsinya dari tubulus ginjal. Naiknya
konsentrasi NaCl akan diencerkan kembali dengan cara meningkatkan volume
cairan ekstraseluler yang pada gilirannya akan meningkatkan volume dan tekanan
darah. Patogenesis dari hipertensi esensial merupakan multifaktorial dan sangat
komplek. Faktor-faktor tersebut merubah fungsi tekanan darah terhadap perfusi
jaringan yang adekuat meliputi mediator hormon, aktivitas vaskuler, volume
sirkulasi darah, kaliber vaskuler, viskositas darah, curah jantung, elastisitas
pembuluh darah dan stimulasi neural. Patogenesis hipertensi esensial dapat dipicu
oleh beberapa faktor meliputi faktor genetik, asupan garam dalam diet, tingkat
stress dapat berinteraksi untuk memunculkan gejala hipertensi. Perjalanan
penyakit hipertensi esensial berkembang dari hipertensi yang kadangkadang
muncul menjadi hipertensi yang persisten. Setelah periode asimtomatik yang
lama, hipertensi persisten berkembang menjadi hipertensi dengan komplikasi,
dimana kerusakan organ target di aorta dan arteri kecil, jantung, ginjal, retina dan
susunan saraf pusat.
Gejala Klinik
Peninggian tekanan darah kadang-kadang merupakan satu-satunya gejala pada
hipertensi esensial dan tergantung dari tinggi rendahnya tekanan darah, gejala
yang timbul dapat berbeda-beda. Kadang-kadang hipertensi esensial berjalan
tanpa gejala, dan baru timbul gejala setelah terjadi komplikasi pada organ target
seperti pada ginjal, mata, otak dan jantung.
Keluhan hipertensi antara lain : sakit/ nyeri kepala, gelisah, jantung berdebar
debar, pusing, leher kaku, penglihatan kabur dan rasa sakit di dada.
Perjalanan penyakit hipertensi sangat perlahan. Penderita hipertensi mungkin
tidak menunjukkan gejala selama bertahun tahun. Masa laten ini menyelubungi
non
farmakologis
(diet)
sering
sebagai
pelengkap
juga
menghambat
degradasi
bradikinin,
menstimulasi
sintesis
simpatis .
Efek Samping
Batuk kering ditemukan pada 10 persen atau lebih penderita yang mendapat obat
ini. Hipotensi yang berat dapat terjadi pada pasien dengan stenosis arteri renal
bilateral, yang dapat mengakibatkan gagal ginjal. Golongan obat: Benazepril,
captopril,
enalapril,
fosinoplir, lisinopril,
moexipril,
ramipril,
quinapril,
trandolapril.
4. Angiotensin II Receptor Blocker (ARB)
Efek samping batuk tidak ditemukan pada pengobatan dengan ARB. Namun efek
samping hipotensi dan gagal ginjal masih dapat terjadi pada pasien dengan
stenosis arteri renal bilateral dan hiperkalemia.
Golongan obat: Candesartan, eprosartan, irbesartan, losartan, olmesartan,
valsartan.
5. Obat penyekat terowongan kalsium (calcium channel antagonists, calcium
channel blocking agents, CCT).
Calcium antagonist mengakibatkan relaksasi otot jantung dan otot polos, dengan
demikian mengurangi masuknya kalsium kedalam sel. Obat ini mengakibatkan
vasodilatasi perifer, dan refleks takikardia dan retensi cairan kurang biladibanding
dengan vasodilator lainnya.
Efek samping
Efek samping yang paling sering pada calcium antagonis ialah nyeri kepala,
edema perifer, bradikardia dan konstipasi.
Golongan obat : Dilt iazem, verapamil
Komplikasi
Daftar Pustaka
1. Sudoyo, Aru W. 2009. Ilmu Penyakit Dalam Edisi V. Interna Publishing. Jakarta
2. Sebayang,EN. Definisi gastritis. Online at; 25th, januari 2016 available from :
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/45963/4/Chapter%20II.pdf