I.
TUJUAN
Mahasiswa dapat mempelajari dan mengetahui pengaruh pemberian dan efektivitas
analgetika sedian obat (paracetamol, ibuprofen, asam mefenamat, dan antalgin) pada mencit.
Rasa nyeri dalam kebanyakan hal hanya merupakan suatu gejala yang berfungsi
melindungi tubuh. Nyeri harus dianggap sebagai isyarat bahaya tentang adanya ganguan di
jaringan, seperti peradangan, infeksi jasad renik, atau kejang otot. Nyeri yang disebabkan oleh
rangsangan mekanis, kimiawi atau fisis dapat menimbulkan kerusakan pada jaringan.
Rangsangan tersebut memicu pelepasan zat-zat tertentu yang disebut mediator nyeri. Mediator
nyeri antara lain dapat mengakibatkan reaksi radang dan kejang-kejang yang mengaktivasi
reseptor nyeri di ujung saraf bebas di kulit, mukosa dan jaringan lain. Nocireseptor ini terdapat
diseluruh jaringan dan organ tubuh, kecuali di SSP. Dari sini rangsangan di salurkan ke otak
melalui jaringan lebat dari tajuk-tajuk neuron dengan amat benyak sinaps via sumsumtulang
belakang, sumsum lanjutan, dan otak tengah. Dari thalamus impuls kemudian diteruskan ke
pusat nyeri di otak besar, dimana impuls dirasakan sebagai nyeri (Tjay, 2007).
Berdasarkan aksinya, obat-abat analgetik dibagi menjadi 2 golongan yaitu :
a. Analgesik Nonopioid/Perifer (Non-Opioid Analgesics)
Secara farmakologis praktis dibedakan atas kelompok salisilat (asetosal, diflunisal) dan non
salisilat. Sebagian besar sediaansediaan golongan non salisilat ternmasuk derivat as.
Arylalkanoat (Gilang, 2010).
b. Analgesik Opioid/Analgesik Narkotika
Analgesik opioid merupakan kelompok obat yang memiliki sifat-sifat seperti opium atau
morfin. Golongan obat ini terutama digunakan untuk meredakan atau menghilangkan rasa nyeri.
Tetap semua analgesik opioid menimbulkan adiksi/ketergantungan.
Ada 3 golongan obat ini yaitu(Medicastore,2006) :
1) Obat yang berasal dari opium-morfin
2) Senyawa semisintetik morfin
eliminasinya untuk golongan derivat arylalkanot sekitar 2-5 jam, sementara waktu paruh
indometasin sangat berpariasi diantara individu yang menggunakannya, sedangkan piroksikam
mempunyai waktu paruh paling panjang (45 jam) (Gilang, 2010).
Mekanisme kerja antalgin :
Antalgin termasuk derivat metasulfonat dari amidopiryn yang mudah larut dalam air dan
cepat diserap ke dalam tubuh. Bekerja secara sentral pada otak untuk menghilangkan nyeri,
menurunkan demam dan menyembuhkan rheumatik. Antalgin merupakan inhibitor selektif dari
prostaglandin F2 yaitu: suatu mediator inflamasi yang menyebabkan reaksi radang seperti
panas, merah, nyeri, bengkak, dan gangguan fungsi yang biasa terlihat pada penderita demam
rheumatik dan rheumatik arthritis. Antalgin mempengaruhi hipotalamus dalam menurunkan
sensifitas reseptor rasa sakit dan thermostat yang mengatur suhu tubuh (Lukmanto, 1986).
MONOGRAFI
Pemerian
Kelarutan
:Serbuk
hablur
putih
atau
putih
kekuningan
: Analgetik
Dosis
yang dapat merangsang rasa sakit secara mekanis atau kimiawi (Siswandono dan Soekardjo, B.,
2000).
MONOGRAFI
Pemerian
Kelarutan
: Praktis tidak larut dalam air, sangat mudah larut dalam etanol.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat (anonim, 1995).
Khasiat
: Analgetik
Dosis
: 400 mg tiap 4-6 jam (Charles,2009)
erian
arutan
yimpanan
Kelarutan
: Analgetik, antipiretik
Dosis
Labutakar 50 ml pyrex
Beker glass 100 ml pyrex
Beker glass 300 mlpyrex
Cawan porselin
Mortir dan stamper
Timbangan analitik digital
Sendok plastic
Kandang mencit
Sekat kaca
j. Stopwatch
k. Ram kawat
l. Jarum suntik
m. Spuit oral
n. Hand glove dan masker
o. Tempat minum mencit
p. Tempat makan mencit
q. Water Bath
2.
a.
b.
c.
d.
e.
Bahan
Mencit putih
CMC. Na
Aquadest
Aquabidest
Paracetamol
IV.
f. Asam mefenamat
g. Ibuprofen
h. Antalgin
i. Asam asetat 1%
PROSEDUR KERJA
ml
b. Pembuatan Larutan Ibuprofen
Ditimbang CMC.Na,
aquadest hingga 50 ml
c.
Dicampurkan CMC.Na dengan Asam mefenamat yang telah dihaluskan dalam mortir.
ml
ml
e.
Dilakukan pengamatan :
a. Catat jumlah geliat selama 30 menit dengan selang waktu 5 menit
b. Lakukan analisis secara statistik dengan ANOVA (uji rancangan acak lengkap)
V.
= 500 mg (1 tablet)
= 0,5 mg x 50 ml
= 0,25 gram
100
Aquadest untuk CMC Na = 0,25 x 20 = 5 ml
Aquadest ad 50 ml
b. Larutan Stok Paracetamol = 500 mg /tablet
= 10 mg/ml X 50 ml
CMC Na
= 500 mg (1 tablet)
= 0,5 mg x 50 ml
= 0,25 gram
100
Aquadest untuk CMC Na = 0,25 x 20 = 5 ml
Aquadest ad 50 ml
c.
= 500 mg (1 tablet)
= 0,5 mg x 50 ml
100
= 0,25 gram
= 0,25 gram
100
Aquadest untuk CMC Na = 0,25 x 20 = 5 ml
Aquadest ad 50 ml
e.
Kontrol negative
CMC Na
= 0,5 mg x 25 ml
= 0,125 gram
100
Aquadest untuk CMC Na = 0,125 x 20 = 2,5 ml ; Aguadest ad 25 ml
2. Perhitungan Dosis Asam Asetat 1 %
Pengenceran Asam Mefenamat
V1 X C1
= V2 X C2
50 x 1 %
= V2 X 99,7%
V2
= 0,5 ml
Dosis Asam Asetat
BJ
: 262,5 mg / KgBB
= 6,57 mg
Volume Pemberian
= a x 50 ml
BJ
= 6,57 mg x 50 ml
1.041mg
= 0,32 ml
= 7,81 mg
1000
Volume Pemberian
= a x 50 ml
BJ
= 7,81 mg x 50 ml
1041mg
= 0,38 ml
c.
= 6,70 mg
Volume Pemberian
= a x 50 ml
BJ
= 6,70 mg x 50 ml
1.041mg
= 0,32 ml
= 7,60 mg
1000
Volume Pemberian
= a x 50 ml
BJ
= 7,60 mg x 50 ml
1.041gram
= 0,37 ml
e.
= 8,15 mg
1000
Volume Pemberian
= a x 50 ml
BJ
= 8,15 mg
x 50 ml
1.041mg
= 0,39 ml
Keterangan
Antalgin
Paracetamol
Asam Mefenamat
Ibuprofen
Kontrol Negatif
Dosis 70 kg
= 70 kg X 500 mg
50 kg
= 700 mg
Dosis untuk 20 gram mencit
: 0,0026 x 700 mg
: 1,82 mg
25,01 mg
: 25,01 mg x 1,82
= 2,28 mg
20
Volume pemberian
: D x BB
=C x V
2,28
= 10 mg/ml X V
V
= 0,23 ml
b. Dosis Paracetamol = 500 mg (Anonim, 1979).
Dosis 70 kg
= 70 kg X 500 mg
50 kg
= 700 mg
Dosis untuk 20 gram mencit
: 0,0026 x 700 mg
: 1,82 mg
29,77 mg
: 29,77 mg x 1,82
= 2,71 mg
20
Volume pemberian
c.
: D x BB
2,71
V
=C x V
= 10 mg/ml X V
= 0,27 ml
e. Kontrol negatif :
BB mencit
= 31,06
= 1/2 X vol maksimal personal
= 1/2 X 1 ml = 0,5 ml
3. Tabel Data Percobaan Writhing mencit
Asam
Paracetamol
Interva
Kelompok
l waktu
0-5
5-10
10-15
15-20
20-25
25-30
XT
XT2
( XT)2
Gelia
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
t
9
0
9
3
15
0
14
6
24
0
8
20
16
0
7
23
13
0
9
19
8
0
21
11
235
9767
55225
21
35
52
46
41
40
Mefenamat
Geli
at
17
14
34
3
0
17
20
78
10
31
17
22
73
9
25
17
16
64
6
25
12
46
14
6
14
7
13
44
14
10
339
20717
114921
Ibuprofen
Antalgin
K (-)
Geli
Geli
Geli
at
10
13
10
0
11
20
8
0
12
21
6
0
16
16
11
0
17
14
7
0
13
13
20
0
238
9540
56644
33
39
39
43
38
46
at
4
0
5
4
6
0
10
8
12
0
22
21
15
0
8
21
13
0
12
18
11
0
10
12
212
8644
44944
13
24
55
44
43
33
at
0
17
27
10
0
22
21
71
25
3
27
24
71
10
10
17
16
49
5
11
15
62
17
16
14
11
15
68
26
16
348
21680
121104
= X T2 - (xT)2
n total
= 70348 (1372)2
30
=70348 - 62746,133
= 7601,87
n Ibuprofen
n Antalgin
n CMC Na
n As.mef
30
= 2726,88
n total
= 7601,87 - 2726,88
= 4874,99
4. Tabel F hitung
Sumber Variasi
Perlakuan
JK
2726,88
Dk
51=4
JK
/dk
2726,88 = 681,72
Galat
4874,99
30 5 = 25
4
4874,99 = 194,99
Total
7601,87
25 + 4 = 29
25
7601,87 = 262,133
29
F hitung
F kritis
5. % Daya Analgetik
d. Antalgin
VI. PEMBAHASAN
Mahasiswa melakukan praktikum farmakologi dengan materi analgetik. Tujuan dari
praktikum ini adalah mempelajari dan mengetahui efektivitas analgetika sedian obat
(paracetamol, ibuprofen, asam mefenamat, dan antalgin) pada hewan uji mencit sehingga kita
dapat membandingkan daya analgetika dari obat obat tersebut setelah mencit diberi induktor
nyeri asam asetat 1 %.
Percobaan ini menggunakan metode Witkin ( Writhing Tes / Metode Geliat ), dengan
prinsip yaitu memberikan asam asetat 1% (indikator nyeri) kepada mencit yang akan
menimbulkan geliat ( Writhing ), sehingga dapat diamati respon mencit ketika menahan nyeri
pada perut dengan cara menarik abdomen, menarik kaki kebelakang, dan membengkokan kepala
ke belakang. Dengan pemberian obat analgetik (paracetamol, ibuprofen, asam mefenamat, dan
antalgin) akan mengurangi respon tersebut.
Larutan stok dibuat dengan mensuspensikaan tablet paracetamol, asam mefenamat,
ibuprofen, dan antalgin, karena bahan obat sukar larut di dalam air dengan suspending agent
CMC Na. Digunakan konsentrasi CMC Na yang rendah 0,5% agar suspensi tidak terlalu kental
sehingga mudah untuk mengambil suspensi dengan spuit jarum oral dan mudah masuk ke dalam
esofagus mencit.
Pemberian obat-obat analgetik pada mencit dilakukan secara peroral,setiap mencit
diberikan suspensi obat yang berbeda, sebagai kontrol negatif diberikan CMC Na, setelah obat
diberikan mencit didiamkan selama 30 menit. Kemudian disuntik secara intraperitoneal dengan
larutan induksi asam asetat 1 %. Pemberian dilakukan secara intraperitoneal karena
memungkinkan sediaan lebih mudah diabsorbsi oleh tubuh, cepat memberikan efek, mencegah
penguraian asam asetat pada jaringan fisiologik organ tertentu, serta efek merusak jaringan tubuh
jika pada organ tertentu. Misalnya apabila asam asetat 1% diberikan per oral, akan merusak
saluran pencernaan, karena sifat kerongkongan cenderung bersifat tidak tahan terhadap asam.
Larutan asam asetat diberikan setelah 30 menit, ini bertujuan agar obat yang telah
diberikan sebelumnya sudah mengalami fase absorbsi untuk meredakan rasa nyeri. Selama
beberapa menit kemudian, setelah diberi larutan asam asetat 1% mencit akan menggeliat dengan
ditandai perut kejang dan kaki ditarik ke belakang. Jumlah geliat mencit dihitung setiap 5 menit
selama 30 menit.
Penggunaan asam asetat sebagai induktor dalam percobaan ini karena asam asetat
merupakan asam lemah yang tidak terkonjugasi dalam tubuh, pemberian sediaan asetat terhadap
hewan percobaan akan merangsang prostaglandin untuk menimbulkan rasa nyeri akibat adanya
kerusakan jaringan atau inflamasi. Prostaglandin meyebabkan sensitisasi reseptor nyeri terhadap
stimulasi mekanik dan kimiawi sehingga prostaglandin dapat menimbulkan keadaan
hiperalgesia, kemudian mediator kimiawi seperti bradikinin dan histamin merangsangnya dan
menimbulkan nyeri yang nyata, sehingga mencit akan menggeliatkan kaki belakang saat efek dari
penginduksi ini bekerja.
Setelah dilakukan percobaan didapatkan hasil bahwa urutan obat yang memiliki daya
analgetik paling tinggi atau kuat adalah antalgin, paracetamol, ibuprofen, dan asam mefenamat.
Hasil yang didapat setelah diuji dengan menggunakan tabel ANOVA yang kemudian didapat
hasil berbeda bermakna, artinya pemberian obat analgetik yang berbeda pada hewan uji mencit
akan mempengaruhi frekuensi geliat mencit, sesuai dengan efektivitas obat sebagai analgetik,
yaitu antalgin > Paracetamol > ibuprofen > asam mefenamat.
Hasil untuk Asam mefenamat sudah sesuai karena obat memberikan efek analgetik yang
lebih ringandisebabkan oleh sifat asam dan efek samping nyeri pada lambung. Sehingga dengan
sifat dan efek sampingnya ini justru dapat meningkatkan nyeri pada lambung mencit.
Namun hasil ini juga kurang sesuai dengan teori, karena yang seharusnya memiliki efek
analgetik yang lebih kuat adalah ibuprofen, karena absorbsinya lebih cepat di lambung,
sementara indikator nyeri juga diberikan pada lambung.
Kemudian yang seharusnya memiliki efek analgetik yang terkuat kedua setelah ibuprofen
adalah Antalgin, karena bekerja secara sentral pada otak untuk menghilangkan nyeri,
menurunkan demam dan menyembuhkan rheumatik. Dan diikuti oleh parasetamol, karena hanya
mempunyai efek ringan pada siklooksigenase perifer.
Penyimpangan ini dapat terjadi karena beberapa faktor, yaitu ketika sudah 30 menit
setelah pemberian analgetik, tidak segera disuntikan asam asatet sehingga efek obat analgetiknya
sudah berkurang, faktor fisiologis dari mencit, yang mengalami beberapa kali percobaan
sehingga kemungkinan mencit stress, Waktu penyuntikan ada larutan yang tumpah sehingga
mengurangi dosis obat analgetik yang diberikan, pengambilan larutaan stock yang tidak dikocok
dahulu, sehingga dosis yang diambil tiap spuit berbeda, karena larutan stock yang dibuat adalah
bentuk sediaan suspensi, seharusnya dalam pengambilan dikocok terlebih dahulu, agar bahan
obat yang diambil, bukan hanya larutannya.
VII.
DAFTAR PUSTAKA
EGC.
Disusun Oleh :
Nama Mahasiswa :
1. Alvian Dumingan
2. Cike Nopiyandha
(11.0188)
3. Melly Nilasari
(11.0214)
4. Munalisa Rahmawati
(11.0174)
5. Rica Wijayanti
(11.0202)
6. Yolandha Greta V
(11.0186)
(11.0163)
LABORATORIUM FARMAKOLOGI
AK AD E M I FAR M AS I T H E R E S I AN A
SEMARANG
2013
Diposkan oleh lisa di 6/12/2013 Tidak ada komentar:
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
Posting Lama Beranda
Langganan: Entri (Atom)