TINJAUAN PUSTAKA
Sumber
Apartemen
Hotel, Penghuni tetap
Tempat tinggal keluarga :
Rumah pada umumnya
Rumah yang lebih baik
Rumah mewah
Rumah agak modern
Rumah pondok
4 Rumah Gandengan
(Sumber: Metcalf dan Eddy, 1979)
Orang
Orang
Orang
Orang
Orang
Orang
Orang
Orang
190 350
250 400
300 550
100 250
100 - 240
120 200
Unit
280
310
380
200
190
150
Adapun untuk daerah yang luas, maka perlu diperhatikan jumalh aliran air limbah
dengan dasar penggunaan daerah, kepadatan penduduk, serta ada atu tidaknya
daerah industri.
4
Untuk daerah perdagangan secara umum aliran air limbah berasal dihirung
dalam meter kubik per hektar/hari didasarkan pada data perbandingan. Data aliran
ini dapat bervariasi dari 4 1.500 liter/hari. Untuk lebih memerinci jumlah aliran
tersebut dapat dipergunakan Tabel 2.2 berikut ini. (Sugiharto, 1987).
Tabel 2.2. Rata-rata Aliran Air Limbah yang Berasal dari Daerah Perdagangan.
No
Sumber
1
2
Lapangan Terbang
Pusat perbaikan kendaraan
Bar
Hotel
5
6
Gedung perusahaan
Tempat pencucian
7
8
9
10
Motel
Motel dan dapur
Kantor
Rumah makan
11
12
Rumah sewaan
Toko
13
Pusat perbelanjaan
Unit
Penumpang
Kendaraan
Pekerja
Langganan
Pekerja
Tamu
Pekerja
Pekerja
Mesin
Pakaian
Orang
Orang
Pekerja
Pengunjun
g
Penghuni
Pekerja
Km. Mandi
Pekerja
Parkir
10
90 190
30 50
1.600 2.400
30 50
28
150
40
2.0000
40
4
Sumber
(2)
Rumah sakit medis
Rumah sakit jiwa
Unit
(3)
Tempat tidur
Pekerja
Tempat tidur
Pekerja
(1)
3
4
(2)
Rumah penjara
Rumah peristirahatan
Sekolahan:
Dengan kantin, aula kran
ada kantin, tanpa aul dan
kran/pancuran
6 Sekolah dengan asrama
(Sumber: Metcalf dan Eddy, 1979)
(3)
Pekerja
Napi
Penghuni
Pekerja
Murid
(4)
20 60
300 600
200 450
20 60
60 115
(5)
40
450
350
40
80
Murid
Murid
Murid
40 80
20 65
200 400
60
40
280
Jumlah aliran air limbah yang berasal dari daerah rekreasi perlu juga
diperhatikan bagi daerah yang arealnya terdapat daerah rekreasi. Untuk
mengetahui banyaknya air limbah yang dihasilkan darri daerah tersebut dapat
dilihat pada Tabel 2.4.
Tabel 2.4. Rata-rata Aliran Air Limbah yang Berasal dari Daerah Rekreasi.
No
Sumber
Unit
1
2
3
4
5
6
Perkemahan
Penjual minuman buah
Buffet (cofee shop)
Tempat perkumpulan
8
9
Perkemahan anak-anak
Ruang makan
10
11
12
13
Asrama
Hotel, tempat istirahat
Tempat cuci otomatis
Toko
14
Kolam renang
Orang
Orang
Pengunjun
g
Pekerja
Orang
T. duduk
Pengunjun
g
Pekerja
Peserta
Pekerja
Orang
Pengunjun
g
Orang
Orang
Mesin
Pengunjun
g
Pekerja
Pengunjun
g
Pekerja
6
40
80 150
50 100
120
75
15 30
30 50
20
40
250 500
40 60
40 60
400
50
50
15 40
30
75 175
150 240
1.800 2.600
150
200
2.200
5 20
30 50
10
40
20 50
30 50
40
40
6
15
16
Gedung bioskop
Pusat keramaian
T. duduk
Pengunjun
g
10 15
10
15 30
20
2.1.2.
Air limbah industri
Jumlah aliran air limbah yang berasal dari industri sangat bervariasi
tergantung dari jenis dan besar-kecilnya industri, pengawan pada proses industri,
derajat penggunaan air, derajat pengolahan air limbah yang ada. Puncak tertinggi
aliran selalu tidak akan dilewati apabila menggunakan tangki penahan dan bak
pengaman. Untuk memperikarakan jumlah air limbah yang dihasilkan oleh
industri yang tidak menggunakan proses basah diperkirakan sekitar 50 m 3/ha/hari.
Sebagai patokan dapat dipergunakan pertimbangan bahwa 85 95% dari jumlah
air yang dipergunakan adalah berupa air limbah apabila industri tersebut tidak
menggunakan kembali air limbah. Apabila industri tersebut memanfaatkan
kembali air limbahnya, maka jumlahnya akan lebih kecil lagi. Adapun banyaknya
pemakaian air dari suatu industri seperti terlihat pada Tabel 2.5. Dengan demikian
jumlah air limbahnya adalah sebanyak jumlah tersebut dikalikan 85 atau 95%
(Sugiharto, 1987).
Tabel 2.5. Rata-rata Penggunaan Air untuk Berbagai Jenis Industri.
No
1
Jenis Industri
Industri kalengan :
Sayur hijau
Buah-buahan, buah pear
Lain buh-buahan dan sayuran
Industri bahan kimia :
Amoniak
Karbndioksida (CO2)
Bensin
Laktosa
Sulfur/ belerang
Makanan dan minuman :
Bir
Roti
Pengepakan daging
Produksi susu
Minuman keras
Bubur kayu dan kertas :
Bubur kayu
Pabrik kertas
Tekstil :
Pengelantangan
Pencelupan
(Sumber: Metcalf dan Eddy, 1979)
2.1.3.
30 60
Apabila turun hujan di suatu daerah, maka air yang turun secara cepat akan
mengalir mask ke dalam saluran pengering atau saluran air hujan. Apabila saluran
ini tidak mampu menampungnya, maka limpahan air hujan akan digabung dengan
saluran air limbah, dengan demikian akan merupakan tambahan yang sangat
besar. Oleh karena itu, perlu diketahui curaha hujan yang ada sehingga banyaknya
air yang akan ditampung melalui saluran air hujan atau saluran pengering dan
saluran air limbah dapat diperhitungkan.
Selain air yang masuk melalui limpahan, maka terdapat air hujan yang
menguap, diserap oleh tumbuh-tumbuhan dan ada pula yang merembes ke dalam
tanah. Air yang merembes ini akan masuk ke dalam tanah yang akhirnya menjadi
air tanah. Apabila permukaan air tanah bertemu dengan saluran air limbah, maka
bukanlah tidak mungkin terjadi penyusupan air tanah tersebut ke saluran air
limbah melalui sambungan-sambungan pipa atau melalui celah-celah yang ada
karena rusaknya pipa saluran. Besarnya aliran ini diperkirakan sebesar 0,0094
sampai 0,94 m3 setiap diameter (mm) setiap km. Dengan demikian, banyaknya air
yang masuk ke dalam aliran air limbah sebanyak 0,0094 0,94 dikalikan dengan
diameter pipa (mm) dikalikan lagi dengan panjangnya pipa (km) akan dihaslilkan
jumlah air limbah dalam satuan m3 (Sugiharto, 1987).
2.1.4.
Komposisi air limbah
Sesuai dengan sumber asalnya, maka air limbah mempunyai komposisi
yang sangat bervariasi dari setiap tempat dan setiap saat. Akan tetapi, secara garis
besar zat-zat yang terdapat di dalam air limbah dapat dikelompokkan seperti
skema berikut ini (Gambar 2.1).
Gambar 2.1. Skema pengelompokan bahan yang terkandung di dalam air limbah
(Sugiharto, 1987)
Secara lebih khusus, maka air limbah yang berasal dari kamar mandi dan WC
yang berupa faeces dan urine mempunyai komposisi terlihat pada Tabel 2.6.
Tabel 2.6. Komposisi Air Limbah yang Berasal dari Kamar Mandi dan WC.
Uraian
Jumlah per orang per hari
(dalam keadaan basah)
Jumlah per orang per hari
(dalam keadaan kering)
Uap air ( kelembapan)
Bahan organik
Nitrogen
Fosfor (sebagai P2O5)
Potasium (sebagai K2O)
Karbon
Kalsiuum (sebagai CaO)
(Sumber: Duncan mara, 1976)
Faeces
135 270 gr
Air Seni
1 1,31 gr
20 35
gr
0,5 0,7
gr
66 80
88 97
57
3 5,4
1 2,5
44 55
4,5 5
%
%
%
%
%
%
%
93 96
93 96
15 19
2,5 5
3 4,5
11 17
4,5 6
%
%
%
%
%
%
%
11
(Off
site
sanitation)
merupakan
sistem
pembuangan air buangan rumah tangga (mandi, cuci, dapur, dan limbah kotoran)
yang disalurkan keluar dari lokasi pekarangan masing-masing rumah ke saluran
13
14
15
16
untuk membangun saluran air buangan yang terpisah dengan saluran air hujan,
debit masingmasing air buangan relatif kecil sehingga dapat disatukan, memiliki
kuantitas air buangan dan air hujan yang tidak jauh berbeda serta memiliki
fluktuasi curah hujan yang relatif kecil dari tahun ke tahun (Gambar 2.10).
Kelebihan sistem ini adalah hanya diperlukannya satu jaringan sistem
penyaluran air buangan sehingga dalam operasi dan pemeliharaannya akan lebih
ekonomis. Selain itu terjadi pengurangan konsentrasi pencemar air buangan
karena adanya pengenceran dari air hujan. Sedangkan kelemahannya adalah
diperlukannya perhitungan debit air hujan dan air buangan yang cermat. Selain itu
karena salurannya tertutup maka diperlukan ukuran riol yang berdiameter besar
serta luas lahan yang cukup luas untuk menempatkan instalasi pengolahan.
buangan.
19
Pada musim kemarau air buangan akan masuk seluruhnya ke pipa induk dan tidak
akan mencemari badan air penerima.
Sistem kombinasi ini cocok diterapkan di daerah yang dilalui sungai yang
airnya tidak dimanfaatkan lagi oleh penduduk sekitar, dan di darah yang untuk
program jangka
panjang
direncanakan
akan
diterapkan
saluran
secara
konvensional, karena itu pada tahap awal dapat dibangun saluran pipa induk yang
untuk sementara dapat dimanfaatkan sebagai saluran air hujan (Gambar 2.11).
mengumpulkannya
dari
berbagai
saluran
pembuangan
tanpa
mencampurnya dengan air bersih. Agar sistem pemipaan dapat bekerja secara
efisien sangat diperlukan pemeriksaan tekanan air dan gravitasi secara teliti dan
berkala. Komponen utama dari sistem pemipaan adalah katup penutup utama
(main water shut off valve) , meteran air, fixture stop valves, keran drainase dan
pemanas air disajikan dalam Gambar 2.12.
21
22
23
24
terdapat
beberapa
pertimbangan
25
4.
5.
6.
7.
Berikut adalah Tabel 2.7 yang merupakan perbandingan bahan saluran yang dapat
dijadikan pertimbangan dalam pemilihan bahan saluran.
Tabel 2.7. Perbandingan Bahan Saluran
Bahan
(1)
Reinforced
Concrete
(2)
Panjan
g
(m)
(3)
12 -144
1.2-7.4
Diameter
(inch)
Standar
(4)
ASTM
C 76
Korosif
Dan
Kekuatan
Erosi
(5)
(6)
Tidak
Kuat
Tahan
Jenis
sambungan
(7)
Bell spigot
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
Tanah Liat
4 48
1-2
ASTM
C 700
Tahan
Mudah
pecah
Pipa
Asbes
4 42
2.5
AWWA
C 400
Tidak
tahan
Kuat
Cast Iron
2 48
6.1
AWWA
C 100
Tidak
tahan
Sangat
kuat
Pipa Baja
8 252
1.2 -4.6
AWWA
C 200
Tidak
tahan
Kuat
PVC
4 15
3.2
ASTM
D 302
Tahan
Cukup
HDPE
6 36
6.3
Tahan
Kuat
ASTM
D3212
(7)
Mortar,
rubber
gasket
Colar,
rubber ring
Bellspigot,
Flanged
Mechanical
Bell
spigot,socket
Flexible,
rubber,gaske
t
Rubbergaske
t,tightbell,
27
coupler.
28
29
30
Diameter
Kemiringan
(%)
0.45 7.4
0.40 4.93
0.39 3.70
0.29 2.96
0.22 2.47
0.17 2.11
0.15 1.85
0.14 1.64
0.12 1.64
0.10 1.34
0.08 1.23
0.07 1.06
0.06 2.99
0.05 0.82
0.04 0.74
0.03 0.74
0.03 0.74
Tipikal
Inch
Mm
1
4
100
1.2
2
6
150
0.6
3
8
200
0.4
4
10
250
0.38
5
12
300
0.37
6
14
350
0.37
7
15
400
0.36
8
16
410
0.36
9
18
460
0.36
10
21
530
0.36
11
24
610
0.36
12
27
690
0.35
13
30
760
0.35
36
910
0.35
14
15
42
1050
0.35
16
1200
0.35
48
17
1370
0.35
54
(Sumber: Metcalf & Eddy, 1991)
2. Bebas dari terbentuknya H2S dan endapan.
3. Tidak menggerus.
Penggerusan pada dinding perpipaan terjadi bila:
a. Aliran melebihi batas kecepatan maksimal (V > 3 m/det)
b. Terjadi aliran krirtis apabila aliran memiliki nilai bilangan Froude, Fr=1.
Bila Fr > 1 maka aliran bersifat super kritis, kondisi seperti ini dapat
31
cukup untuk pekerja dan peralatannya masuk kedalam serta dapat mudah
melakukan pekerjaannya, diameter manhole bervariasi sesuai dengan
kedalaman manhole. Berikut adalah Tabel 2.11 untuk ukuran diameter
manhole menurut kedalaman.
32
2.
3.
4.
5.
6.
2.8.4 Siphon
Siphon merupakan bangunan perlintasan aliran dengan defleksi vertikal /
miring. Misalnya, bila saluran harus melintasi sungai, jalan kereta api, jalan raya
rendah, saluran irigasi, lembah, dan sebagainya, dimana elevasi dasarnya lebih
rendah dari elevasi dasar saluran riol (Anonim, 2013).
1. Kriteria perencanaan
a. Diameter minimum 15 cm namun untuk memberikan kecepatan yang lebih
tinggi diameter bisa lebih kecil (minimal 10 cm) namun untuk
menghindari penyumbatan siphon harus dilengkapi pipa penguras (drain).
b. Pipa harus terisi penuh.
c. Kecepatan pengaliran harus konstan agar mampu menghanyutkan kotoran
atau buangan padat, kecepatan desain biasanya lebih besar (0.6-0.9)
m/detik.
d. Dibuat tidak terlalu tajam agar mudah dalam pemeliharaan.
e. Perencanaan harus mempertimbangkan debit minimum, rata-rata, dan
maksimum.
f. Pada awal dan akhir siphon harus dibuat sumur pemeriksaan untuk
memudahkan pembersihan.
2. Pendimensian
Dimensi pipa siphon dapat dihitung dengan persamaan kontinuitas
3. Kehilangan tekanan
Kehilangan tekanan dalam siphon berperan dalam perencanaan siphon,
dengan mengetahui kehilangan tekanan maka perbedaan ketinggian awal dan
akhir saluran siphon dapat ditentukan dengan tepat.
Agar pengaliran berjalan lancar, elevasi awal siphon harus lebih tinggi dari
elevasi akhir siphon. Tinggi yang dibutuhkan adalah headloss selama
pengaliran yang berasal dari entrance loss, headloss sepanjang pipa dan
headloss dibelokan.
4. Inlet chamber
Inlet chamber berfungsi sebagai bangunan peralihan dari pipa air buangan
yang sifat alirannya terbuka menuju pipa siphon yang sifat alirannya
bertekanan, selain itu inlet chamber pun berfungsi untuk mendistribusikan air
35
ketinggian
terjunan
dipertimbangkan
terhadap
kedalaman
Diameternya
sama
dengan
diameter
pipa
siphon.
Tempat
dengan
manhole
agar
memudahkan
pemeliharaan,
karena
36
37
yang dapat menyebabkan aliran balik pada water seal alat-alat palmbing.
38