Anda di halaman 1dari 12

BIO OPTIK

Pengertian Biooptik ..

Biooptik, tersusun atas kata bio dan optik.Bio berkaitan dengan makhluk
hidup/ zat hidup atau bagian tertentu dari makhluk hidup, Sedangkan optik
dikenal sebagai bagian ilmu fisika yang berkaitan dengan cahaya atau
berkas sinar.

Secara spesifik ada klasifikasi Optik geometri dan optika fisis.Fokus utama
dibiooptik adalah terkait dengan indera penglihatan manusia, yaitu mata.

Mata menjadi alat optik yang paling penting pada manusia atau makhluk
hidup.

1. OPTIK GEOMETRI

Berpangkal pada perjalanan cahaya dalam medium secara garis lurus,


berkas-berkas cahaya di sebut garis cahaya dan gambar secara garis lurus.
Dengan cara pendekatan ini dapatlah melukiskan ciri-ciri cermin dan lensa
dalam bentuk matematika.

Misalnya untuk rumus cermin dan lensa : 1/f = 1/s + 1/s

f = focus = titik api

s= jarak benda

s = jarak bayangan

2. OPTIK FISIK

Gejala cahaya seperti dispersi, interferensi dan polasisasi tidak dapat di


jelaskan malui metode optika geometri.Gejala-gejala ini hanya dapat
dijelaskan dengan menghitung ciri-ciri fisik dari cahaya tersebut.

Teori kwantum (Plank (1858-1947)),

Cahaya itu terdiri atas kwanta atau foton-foton, tampaknya agak mirip
dengan teori Newton yang lama itu.Dengan menggunakan teori Max Plank
dapat menjelaskan mengapa benda itu panas apabila terkena sinar.

Huygens (1690)

Menganggap cahaya itu sebagai gejala gelombang dari sebuah sumber


cahaya menjalarkan getaran-getaran ke semua jurusan.Setiap titik dari
ruangan yang bergetar olehnya dapat dianggap sebagai sebuah pusat
gelombang baru.Inilah prinsip dari Huygens yang belum bisa menjelaskan
perjalanan cahaya dari satu medium ke medium lainnya.

Macam-macam Bentuk Lensa ..

Berdasarkan bentuk permukaannya, lensa dibagi menjadi dua, yaitu:

1. Lensa yang mempunyai permukaan sferis, dibagi menjadi dua macam


pula, yaitu:

a. Lensa Cembung/ Konvergen/ Positif

Sebuah lensa positif atau lensa pengumpul adalah lensa yang bagian
tengahnya lebih tebal dari bagian tepinya. Cahaya sejajar yang datang pada
sebuah lensa positif difokuskan pada titik focus kedua yang berada pada sisi
transmisi lensa tersebut.

b.

Lensa Cekung/ Divergen/ Negatif

Sebuah lensa negative atau lensa menyebar adalah lensa yang bagian
tepinya lebih tebal daripada bagian tengahnya. Cahaya sejajar yang datang
pada sebuah lensa negative memancar seolah-olah dari titik focus kedua,
yang berada pada sisi datang lensa.

c.

Lensa yang mempunyai permukaan silindris

Adalah lensa yang mempunyai silinder, lensa ini mempunyai fokus yang
positif dan ada pula yang mempunyai panjang fokus negatif.

Kekuatan Lensa (Dioptri) ..

Kekuatan lensa dinyatakan dengan satuan dioptri (m-1). Kekuatan lensa (P)
sama dengan kebalikan panjang fokusnya (1/f). Jika panjang fokus dalam
meter, kekuatan lensa adalah dalam dioptri (D):
P = = + dioptri

P = Kekuatan lensa (dioptri)

F = fokus lensa (m)

s = jarak benda dari lensa (m)

s = jarak bayangan dari lensa (m)

1D = 1 m-1

Kesesatan Lensa ..

Berdasarkan persamaan yang berkaitan dengan jarak benda, jarak


bayangan , jarak focus, radius kelengkungan lensa seerta sinar-sinar yang
dating paraksial akan kemungkinan adanya kesesatan lensa (aberasi lensa).

Aberasi ini ada bermacam-macam :

1. Aberasi sferis( disebabkan oleh kecembungan lensa).

Sinar-sinar paraksial / sinar-sinar dari pinggir lensa membentuk bayangan di


P.aberasi ini dapat dihilangkan dengan mempergunakan diafragma yang
diletakkan di depan lensa atau dengan lensa gabungan aplanatis yang
terdiri dari dua lensa yang jenis kacanya berlainan.

2. Koma,

Aberasi ini terjadi akibat tidak sanggupnya lensa membentuk bayangan dari
sinar di tengah-tengah dan sinar tepi. Berbeda dengan aberasi sferis pada

aberasi koma sebuah titik benda akan terbentuk bayangan seperti bintang
berekor, gejala koma ini tidak dapat diperbaiki dengan diafragma.

3. Astigmatisma,

Merupakan suatu sesatan lensa yang disebabkan oleh titik benda


membentuk sudut besar dengan sumbu sehingga bayangan yang terbentuk
ada dua yaitu primer dan sekunder. Apabila sudut antara sumbu dengan
titik benda relatif kecil maka kemungkinan besar akan berbentuk koma.

4. Kelengkungan medan,

Bayangan yang dibentuk oleh lensa pada layer letaknya tidak dalam satu
bidang datar melainkan pada bidang lengkung. Peristiwa ini disebut
lengkungan medan atau lengkungan bidang bayangan.

5. Distorsi,

Distorsi atau gejala terbentuknya bayangan palsu. Terjadinya bayangan


palsu ini oleh karena di depan atau di belakang lensa diletakkan diafragma
atau cela. Benda berbentuk kisi akan tampak bayangan berbentuk tong
atau berbentuk bantal. Gejala distorsi ini dapat dihilangkan dengan
memasang sebuah cela di antara dua buah lensa.

6. Aberasi kromatis,

Prinsip dasar terjadinya aberasi kromatis oleh karena focus lensa berbedabeda untuk tiap-tiap warna. Akibatnya bayangan yang terbentuk akan
tampak berbagai jarak dari lensa.

Aberasi ..

Pemburaman bayangan dari sebuah obyek tunggal dikenal dengan istilah


aberasi.

Aberasi sferis merupakan hasil dari kenyataan bahwa permukaan


melengkung hanya memfokuskan sinar-sinar paraksial (sinar-sinar yang
berjalan dekat sumbu utama) pada sebuah titik tunggal.Sinar-sinar non
paraksial pada titik dekat yang bergantung pada sudut yang dibuat dengan
sumbu utamanya.Sinar-sinar yang mengenai lensa jauh dari sumbu
utamadibelokkan lebihh dari sinar-sinar yang dekat dengan sumbu utama,
dengan hasilnya bahwa tidak semua sinar difokuskan pada sebuah titik
tunggal.Sebaliknya bayangan tersebut kelihatan sebagai sebuah cakram
melingkar.Lingkaran dengan kekacauan paling sedikit berada pada titik, di
mana garis tengahnya minimum.

Instrumen Optik

Banyak instrumen yang digunakan saat ini sangat canggih.Prinsip kerjanya


sering sangat sederhana, tetapi penggunaan imajinatif prinsip-prinsip ini
telah melipatgandakan kemampuan kita untuk melihat dan memahami
dunia yang melingkupi kita.

Mata

Mata merupakan alat optik yang paling dekat dengan kita dan merupakan
sistem optik yang paling penting.

Bagian-bagian Mata

Mata memiliki bagian-bagian yang memiliki fungsi-fungsi tertentu sebagai


alat optik, yaitu:

a)
Kornea, merupakan selaput kuat yang tembus cahaya dan berfungsi
sebagai pelindung bagian dalam bola mata. Kornea memiliki inervasi saraf
tetapi avaskuler (tidak memiliki suplai darah).

b)
Iris, merupakan selaput berbentuk lingkaran yang menyebabkan mata
dapat membedakan warna. Iris adalah diafragma yang melingkar dan
berpigmen dengan lubang yang agak di tengah yakni pupil. Iris terletak
sebagian dibagian depan lensa dan sebagian di depan badan siliaris. Iris
terdiri dari serat otot polos.Fungsi iris yakni mengendalikan jumlah cahaya
yang masuk.

c)
Pupil, merupakan celah lingkaran pada mata yang dibentuk oleh iris,
berfungsi mengatur banyaknya cahaya yang masuk ke mata.

d)
Lensa mata, merupakan lensa cembung yang terbuat dari bahan
bening, berserat dan kenyal, berfungsi mengatur pembiasan cahaya.

e)
Retina, merupakan lapisan yang berisi ujung-ujung saraf yang sangat
peka terhadap cahaya. Retina berfungsi untuk menangkap bayangan yang
dibentuk oleh lensa mata. Retina merupakan bagian saraf pada mata,
tersusun oleh sel saraf dan serat-seratnya. Retina berperan sebagai reseptor
rangsang cahaya.Retina tersusun dari sel kerucut yang bertanggung jawab
untuk penglihatan warna dan sel batang yang bertanggung jawab untuk
penglihatan di tempat gelap.

f)

Aquaeuos humor, merupakan cairan mata.

g)
Saraf optic, merupakan saraf yang menyampaikan informasi tentang
kuat cahaya dan warna ke otak.

Ada tiga komponen pada penginderaan penglihatan :

Mata memfokuskan bayangan pada retina,

System syaraf mata yang memberi informasi ke otak,

Korteks penglihatan salah satu bagian yang menganalisa penglihatan

tersebut.

b.

Pembentukan Bayangan Pada Mata

Mata bisa melihat benda jika cahaya yang dipantulkan benda sampai pada
mata dengan cukup, kemudian lensa mata akan membentuk bayangan yang
bersifat nyata, terbalik dan diperkecil pada retina.

Ada tiga komponen penginderaan penglihatan, yaitu:

1.Mata memfokuskan bayangan pada retina

2.Sistem saraf mata yang member informasi ke otak

3. Korteks penglihatan salah satu bagian yang menganalisa penglihatan

tersebut

Proses akomodasi..

Cahaya memasuki mata melalui bukaan yang berubah, lapisan serat saraf
yang menutupi permukaan belakangnya.Retina berisi struktur indra-cahaya
yang sangat luas yang disebut batang (rod) dan kerucut (cone) yang
menerima dan memancarkan informasi di sepanjang serat saraf optic ke
otak. Bentuk lensa kristal dapat diubah sedikit oleh kerja otot siliari. Apabila
mata difokuskan pada benda yang jauh, otot akan mengendur dan sistem
lensa kornea berada pada panjang fokus maksimumnya, kira-kira 2 cm,
jarak dari kornea ke retina. Apabila benda didekatkan, otot siliari akan
meningkatkan kelengkungan lensa, yang dengan demikian akan
mengurangi panjang fokusnya sehingga bayangan akan difokuskan ke
retinaDalam hal memfokuskan objek pada retina, lensa mata memegang
peranan penting. Kornea mempunyai fungsi memfokuskan objek secara
tepat, demikian pula bola mata yang berdiameter 20-23 mm.

Kemampuan lensa mata untuk memfokuskan objek disebut daya akomodasi.

Selama mata melihat jauh, tidak terjadi akomodasi.Makin dekat benda yang
dilihat, semakin kuat mata/lensa berakomodasi.Daya akomodasi ini
tergantung kepada umur.Usia semakin tua daya akomodasi semakin
menurun, hal ini disebabkan kekenyalan/elastisitas lensa semakin
berkurang.

Jika benda terlalu dekat ke mata, lensa mata tidak dapat memfokuskan
cahaya pada retina dan bayangannya menjadi kabur.Titik terdekat di mana
lensa mata memfokuskan suatu bayangan pada retina disebut titik dekat
(punctum proksimum).

Jarak dari mata ke titik dekat ini sangat beragam pada tiap orang dan
berubah dengan meningkatnya usia. Pada usia 10 tahun, titik dekat dapat
sedekat 7 cm, sementara pada usia 60 tahun titik dekat ini telah menjauh
ke 200 cm karena kehilangan keluwesan lensa akibat elastisitas lensa
semakin berkurang, disebut mata presbyop atau mata tua dan bukan
merupakan cacat mata. Nilai standar yang diambil untuk titik dekat ini
adalah 25 cm, dan dianggap sebagai mata normal.

Jarak terjauh benda agar dapat dilihat dengan jelas, dikatakan benda
terletak pada titik jauh (punctum remotum).Pada saat ini mata tidak
berakomodasi.lepas akomodasi.

i.

Jenis-jenis Mata dan Teknik Koreksi

a) Mata Normal

Sering disebut juga mata emetrop.Mata normal memiliki titik dekat 25 cm


dan titik jauh tak terhingga. Apabila mata memiliki titik dekat tidak sama
dnegan 25 cm dan titik jauh tidak sama dengan tak terhingga, maka
dikatakan sebagai cacat mata. Hal ini mengakibatkan mata sulit melihat
benda yang jauh maupun dekat karena bayangan tidak jatuh tepat pada
retina.

b)

Rabun Jauh (Miopi)

Disebut juga mata terang dekat, memiliki titik dekat kurang dari 25 cm (<
25 cm) dan titik jauh pada jarak tertentu.Orang yang menderita miopi dapat
melihat dengan jelas benda pada jarak 25 cm, tetapi tidak dapat melihat
benda jauh dengan jelas.

Hal ini terjadi karena lensa mata tidak dapat menjadi piph sebagaimana
mestinya sehingga bayangan benda jatuh di depan retina, disebabkan

karena mata dibiasakan melihat benda dengan jarak dekat atau kurang dari
25 cm. cacat mata ini dapat diatasi dengan memakai kacamata berlensa
cekung (minus).

c)

Rabun Dekat (Hipermetropi)

Rabun dekat memiliki titik dekat lebih dari 25 cm (> 25 cm), dan titik
jauhnya pada jarak tak terhingga.Penderita rabun dekat dapat melihat jelas
benda-benda yang sangat jauh tetapi tidak dapat melihat benda-benda
dekat dnegan jelas.Hal ini terjadi karena lensa mata tidak dapat menjadi
cembung sebagaimana mestinya sehingga bayangan benda jatuh di
belakang retina, disebabkan karena mata dibiasakan melihat benda yang
jaraknya jauh.Cacat mata ini dapat diatasi dengan kacamata berlensa
cembung (plus).

d)

Mata Tua (Presbiopi)

Jenis mata ini bukan termasuk cacat mata, disebabkan oleh daya akomodasi
yang berkurang akibat bertambah usia. Letak titik dekat maupun titik jauh
telah bergeser.Titik dekatnya lebih dari 25 cm dan titik jauhnya hanya pada
jarak tertentu.Pada penderita presbiopi tidak dapat melihat benda jauh
dengan jelas serta tidak dapat membaca pada jarak baca normal.Jenis mata
ini dapat ditolong dengan kacamata berlensa rangkap (minus di atas dan
plus di bawah) yang disebut kacamata bifocal.

e)

Astigmatisma

Cacat mata ini disebabkan oleh kornea mata yang tidak berbentuk sferis,
tapi lebih melengkung pada satu sisi daripada sisi yang lain. Akibatnya
sebuah titik akan difokuskan sebagai garis pendek. Penderita astagmatisma,
dengan satu mata akan melihat garis dalam satu arah lebih jelas daripada
kea rah yang berlawanan. Penderita astagmatisma dapat diatasi dnegan
menggunakan kacamata berlensa silindris.

f)

Mata Campuran

Penderita yang matanya sekaligus mengalami prsesbiopi dan miopi, maka


memiliki titik dekat yang letaknya terlalu jauh dan titik jauh terlalu kecil,
dapat ditolong dengan kacamata berlensa rangkap atau bifocal (negatif di
atas dan positif di bawah).

REFERENSI:

http://pendidikansains.blogspot.com/2008/04/bio-optik-dalamkeperawatan.html

J.F. Gabriel,2003, Fisika Kedokteran, EGC, Jakarta

http://pendidikansains.blogspot.com/2008/04/bio-optik-dalamkeperawatan.html

http://thefuturisticlovers.wordpress.com/2011/05/28/fisika-bahasan-biooptik/

Anda mungkin juga menyukai