Anda di halaman 1dari 3

Contoh-contoh Wakaf Para Sahabat:

1. Hadits Umar bin Khattab yang telah disebutkan sebelumnya mengenai


pewakafan tanahnya di Khaibar dan itu adalah sebaik-baik hartanya.
2. Dari Anas berkata: Ketika Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam sampai
di Madinah dan memerintahkan untuk membangun masjid beliau
berkata: Wahai Bani Najjar, tetapkanlah untukku harga dari kebun kalian
ini? Mereka berkata: demi Allah kami tidak meminta bayarannya kecuali
karena Allah Taala[3]
3. Dari Utsman bin Affan radhiallahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallahu
'alaihi wasallam bersabda: Siapa yang menggali sumur rumah maka
untuknya syurga. Utsman berkata: maka aku menggalinya.
Dalam suatu riwayat: Seseorang dari Bani Ghaffar memiliki mata air
yang disebut Rummah dan dia menjual satu timba air seharga satu mud.
Lalu Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam berkata kepadanya: Maukah
engkau menjualnya dengan mata air di surga? Dia berkata: Wahai
Rasulullah, aku dan keluargaku tidak memiliki apa-apa selain sumur itu.
Sampailah itu ke telinga Utsman. Maka dia membelinya seharga 3500
dirham kemudian Utsman mendatangi Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam
dan berkata: Apakah engkau akan memberiku sebagaimana yang engkau
janjikan kepadanya?

[1] Hadits Riwayat: Al-Bukhari (2853), Ahmad (2/374) dan An-nasa`I (6/225)
[2] Hadits Riwayat: Ibnu Majah (242) dan dishahihkan oleh Syaikh Albani dalam Shahih
al-Jami; (2231)
[3] Hadits Riwayat: Al-Bukhari (328) (1868), Muslim (524), Abu Daud ( (453) , An-Nasa`I
(2/39) dan Ibnu Majah. (742)

Nabi menjawab: Ya. Utsman berkata: Aku memberikannya untuk


kaum muslimin[1]
4. Dari Saad bin Ubadah dia berkata: Wahai Rasulullah, Ummu Saad
telah meninggal, sedekah seperti apa yang paling utama? Beliau
menjawab: Air. Kemudian dia menggali sumur dan berkata: ini
untuk Ummu Saad.[2]
5. Dari Anas dia berkata: Abu Thalhah adalah orang Anshar yang
paling banyak hartanya, dan harta yang paling dicintainya adalah
Bairuha` yang menghadap masjid. Rasulullah Shallallahu 'alaihi
wasallam biasa memasukinya dan meminum airnya yang nikmat
yang ada di sana. Ketika turun ayat:

Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna),


sebelum kamu menafkahkan sebagian harta yang kamu cintai. (QS.
Ali-Imran: 92)
Abu Thalhah kemudian menghadap kepada Rasulullah Shallallahu
'alaihi wasallam dan berkata: Allah berfirman: kamu sekali-kali
tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu
menafkahkan sebahagian harta yang kamu cintai. Dan harta yang
paling aku cintai adalah bairuha` dan itu aku sedekahkan (wakaf)
karena Allah aku berharap kebaikannya dan menyimpannya di sisi
Allah. Tentukanlah wahai Rasulullah apa yang engkau inginkan. Lalu
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam berkata: hebat. Itu adalah
harta yang menguntungkan, itu harta yang menguntungkan, aku
telah mendengar apa yang engkau katakan, dan menurutku
berikanlah kepada para kerabat. Lalu Abu Thalhah membagikannya
kepada para kerabatnya dan anak-anak pamannya.[3]
6. Telah disebutkan sebelumnya hadits Khalid bin Walid bahwa
Rasulullah Saw. bersabda:


Adapun Khalid telah menahan baju perang dan peralatannya di
jalan Allah[4]
Dan dihadapan semua ini apa yang ditegaskan dari Amru bin al-Harits bin
al-Mushthaliq berkata:Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam tidak

[1] Hadits Riwayat: Al-Bukhari secara tali1 (5/406), At-Tirmidzi (3703), Ath-Thabrani
dalam al-Kabir (2/41), An-Nasa`I (6/46), dan dia memiliki saksi menurut Al-Bukhari dan
Muslim
[2] Hadits Riwayat: Hasan: Abu Daud (1681), Ibnu Abi Syaibah (6/394), dan dishahihkan
oleh Albani dalam Shahih at-Taghrib (962)
[3] Hadits Riwayat: Al-Bukhari (1461)(2318), Muslim (998), Abu Daud (1689), dan AtTirmidzi (2997)
[4] Hadits Riwayat: Al-Bukhari (1468), Muslim (983), Abu Daud (1623), At-Tirmidzi (3761),
dan An-Nasa`I (5/33

7.

meninggalkan apapun kecuali bighalnya yang berwarna putih,


senjatanya, dan tanah yang dia tinggalkan sebagai wakaf[1]

Hukum Wakaf
Syaikh Ibnu Utsaimin rahimahullah berkata: Wakaf adalah bertabarru
dengan harta, menahannya dari pemakaian yang berlebihan. Jika atas
kepentingan yang disyariatkan maka disunnahkan, karena itu termasuk
sedekah. Jika seseorang bernadzar untuk berwakaf, maka itu menjadi
wajib sebab nadzarnya. Jika di dalamnya memuat kesewenang-wenangan
dan diwakafkan untuk suatu kemaksiatan maka menjadi haram. Jika disitu

dengan ahli waris, maka menjadi makruh. Mungkin disini berlaku empat
atau lima hukum.[2]

Anda mungkin juga menyukai