Anda di halaman 1dari 39

Bab I

Pendahuluan

1.1. Latar Belakang


Data menurut CIA (Central Intelligence Agency) World Factbook Tahun 2013
menyatakan bahwa Indonesia menduduki urutan keempat dari 10 negara dengan penduduk
terbanyak yaitu dengan jumlah penduduk 251.160.124 jiwa (sekitar 251 Juta jiwa) atau
sekitar 4% dari keseluruhan jumlah penduduk dunia.1
Jumlah ini diperkirakan akan semakin meningkat selama dua puluh lima tahun
mendatang di mana diprediksikan dari 205,1 juta pada tahun 2000 menjadi 273,2 juta pada
tahun 2025. Walaupun demikian, pertumbuhan rata-rata per tahun penduduk Indonesia
selama periode 2000-2025 menunjukkan kecenderungan terus menurun. Dalam dekade
1990-2000, penduduk Indonesia bertambah dengan kecepatan 1,49 persen per tahun,
kemudian antara periode 2000-2005 dan 2020-2025 turun menjadi 1,34 persen dan 0,92
persen per tahun. Untuk data dari Provinsi Jawa Barat, laju pertumbuhan penduduk sendiri
diperkirakan turut menurun dari 1,81 persen pada tahun 2010, 1,73 persen pada 2015, dan
1,27 pada tahun 2025. Melihat data tersebut maka upaya penurunan laju pertumbuhan
penduduk harus semakin ditingkatkan guna menciptakan kemakmuran dan kesejahteraan
setiap individu, keluarga maupun masyarakat baik di bidang ekonomi, sosial, politik
maupun kesehatan.2
Pertumbuhan jumlah penduduk di suatu daerah dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara
lain laju pertumbuhan penduduk (LPP), angka kelahiran kasar (Crude Birth Rate / CBR),
angka fertilitas total (Total Fertility Rate / TFR), angka kematian ibu (AKI), angka kematian
bayi (AKB), dan persentase tingkat pemakaian kontrasepsi (Contraceptive Prevalence Rate /
CPR). Data BKKBN menunjukkan Angka Fertilitas Total/Total Fertility Rate (TFR)
menurun dari 5,6 persen pada tahun 1971 dengan potensi rata-rata kelahiran wanita pada
usia subur 5-6 anak menjadi 2,6 persen pada tahun 2010, dengan potensi kelahiran wanita
pada usia subur 2-3 anak. Untuk tahun 2010-2014, BKKBN memasang target penurunan
laju pertumbuhan penduduk menjadi 1,1 dan TFR menjadi 2,1. Demi tercapainya target
tersebut maka angka CPR harus terus ditingkatkan menjadi 65 persen salah satunya dengan
menggalakan program KB terutama di Puskesmas sebagai Pelayanan Kesehatan Strata
Pertama. Program KB sendiri selain dapat membantu menekan laju pertumbuhan penduduk
1

tetapi juga dapat mengatasi permasalahan kesehatan reproduksi, di mana menikah pada usia
dini merupakan masalah kesehatan reproduksi karena semakin muda umur menikah semakin
panjang rentang waktu untuk bereproduksi. Rata-rata UKP (usia kawin pertama perempuan)
di Karawang sendiri masih sangat rendah yaitu berkisar pada usia 17 tahun.1-3
Menurut Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SKDI) 2002-2003, perempuan
yang tidak ingin punya anak lagi atau ingin menjarangkan kelahiran berikutnya tetapi tidak
menggunakan cara kontrasepsi (unmet need) masih cukup tinggi yaitu 8,6 % dan menjadi
9% pada SKDI 2007. Penyebab masih tingginya angka ini, antara lain kualitas informasi
dan pelayanan KB, serta missed opportunity pelayanan KB pada pasca-persalinan. Proporsi
drop-out akseptor KB (discontinuation rate) juga masih cukup tinggi yaitu 20,7%. Angka
kehamilan yang tidak diinginkan (KTD) masih 7,2 %. Hal ini menunjukkan bahwa masih
jauh lebih banyak terjadi kehamilan yang perlu dihindari dan kesadaran ber-KB pada
pasangan yang paling membutuhkan belum cukup mantap. Hal lain yang memprihatinkan
adalah masih tingginya angka ibu hamil dengan kondisi 4 Terlalu yaitu sebesar 62,7 %
yang berkontribusi besar terhadap meningkatnya angka kematian ibu.4
Pelaksanaan program keluarga berencana dinyatakan dengan pemakaian alat/cara KB
saat ini. Pemakaian alat KB modern yang dinyatakan dengan CPR modern di antara WUS
(wanita usia kawin 15-49 tahun) merupakan salah satu dari indikator universal akses
kesehatan reproduksi. Hasil Riskesdas 2013 menyatakan bahwa pemakaian cara/alat KB di
Indonesia sebesar 59,7 persen dan CPR modern sebesar 59,3 persen. Diantara penggunaan
KB modern tersebut, sebagian besar menggunakan cara KB suntikan (34,3%), dan
merupakan penyumbang terbesar pada kelompok non MKJP dan jenis hormonal. Pelayanan
KB di Indonesia sebagian besar diberikan oleh bidan (76,6%) di fasilitas pelayanan
kesehatan swasta yaitu tempat praktek bidan (54,6%).4,5
Program KB di Kabupaten Karawang, Jawa Barat sendiri dapat dikatakan tidak
berhasil. Pasalnya, laju pertumbuhan penduduk (LPP) sangat tinggi, yaitu mencapai 3,8
persen. Walaupun peningkataan ini dapat disebabkan oleh migrasi penduduk yang banyak
masuk ke daerah Kabupaten Karawang yang merupakan suatu kawasan industri, akan tetapi
persentase TFR di Kabupaten Karawang mencapai angka 2,2 persen yang menunjukkan
masih belum optimalnya program KB di daerah ini.6
Sedangkan tingkat keberhasilan proram keluarga berencana di Puskesmas Batujaya
Kabupaten Karawang periode Januari 2014 sampai Agustus 2014 belum diketahui. Melihat
2

hal tersebut maka diperlukan suatu evaluasi program keluarga berencana di Puskesmas
Batujaya periode Januari 2014 sampai Agustus 2014 guna mensukseskan program ini
sehingga dapat menekan laju pertumbuhan penduduk serta membantu meningkatkan
kesehatan reproduksi di tingkat Kabupaten Karawang dan di tingkat Nasional.

1.2. Permasalahan
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka dapat dirumuskan
permasalahan yang ada, yaitu:
1.

Tingginya jumlah penduduk di Indonesia, yaitu 251,160,124 jiwa atau sekitar 4 % dari
keseluruhan jumlah penduduk dunia.

2.

Masih tingginya Laju Pertumbuhan Penduduk di Indonesia (1,49 %), Provinsi Jawa
Barat (1,81 %) dan Kabupaten Karawang (3,8 %).

3.

Masih tingginya angka fertilitas total (Total Fertility Rate / TFR) di Indonesia (2,6 %)
dan Kabupaten Karawang (2,2%).

4.

Masih Rendahnya tingkat pemakaian kontrasepsi (Contraceptive Prevalence Rate /


CPR), yaitu sebesar 59,7 %.

5.

Masih tingginya angka unmet need (perempuan yang tidak ingin punya anak lagi atau
ingin menjarangkan kelahiran berikutnya tetapi tidak menggunakan cara kontrasepsi)
yaitu 9 %.

6.

Masih tingginya proporsi drop-out akseptor KB (discontinuation rate) yaitu 20,7%.

7.

Masih tingginya angka kehamilan yang tidak diinginkan (KTD), yaitu 7,2 %.

8.

Masih tingginya angka ibu hamil dengan kondisi 4 Terlalu, yaitu sebesar 62,7 %.

9.

Belum diketahuinya tingkat keberhasilan program KB di Puskesmas Batujaya tahun


2014.

1.3. Tujuan
1.3.1. Tujuan Umum

Mengetahui berbagai masalah-masalah yang ditemui dan penyelesaiannya dalam


melaksanakan program Keluarga Berencana di Puskesmas Puskesmas Batujaya Kabupaten
Karawang periode Januari 2014 sampai Agustus 2014.
1.3.2. Tujuan Khusus
1. Diketahuinya cakupan konseling peserta KB di Puskesmas Puskesmas Batujaya periode
Januari 2014 sampai Agustus 2014.
2. Diketahuinya cakupan peserta KB baru di Puskesmas Puskesmas Batujaya periode
Januari 2014 sampai Agustus 2014.
3. Diketahuinya cakupan peserta KB aktif (CPR) di Puskesmas Puskesmas Batujaya
periode Januari 2014 sampai Agustus 2014.
4. Diketahuinya cakupan peserta KB berdasarkan alat kontrasepsi di Puskesmas
Puskesmas Batujaya periode Januari 2014 sampai Agustus 2014.
5. Diketahuinya Cakupan pengayoman medis peserta KB di Puskesmas Puskesmas
Batujaya periode Januari 2014 sampai Agustus 2014.
6. Diketahuinya cakupan penanganan efek samping dan komplikasi KB di Puskesmas
Puskesmas Batujaya periode Januari 2014 sampai Agustus 2014.
7. Diketahuinya cakupan pelayanan rujukan KB di Puskesmas Puskesmas Batujaya
periode Januari 2014 sampai Agustus 2014.
1.4. Manfaat
1.4.1. Bagi Evaluator
a. Menerapkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan yang diperoleh selama kuliah
terutama dalam bidang Ilmu Kesehatan Masyarakat.
b. Menambah pengetahuan dan pengalaman mengenai evaluasi program di Puskesmas
dalam lingkup wilayah kerjanya.
c. Mengetahui kesulitan-kesulitan yang dapat dihadapi baik secara teknisi maupun praktisi
dan merangsang cara berpikir yang kritis dan ilmiah dalam menjalankan programprogram di Puskesmas terutama Program Pelayanan Keluarga Berencana.
d. Mengembangkan kemampuan, minat dan bakat dalam mengevaluasi suatu program
puskesmas terutama Program Pelayanan Keluarga Berencana.
1.4.2. Bagi Perguruan Tinggi
a. Mengamalkan Tridharma Perguruan Tinggi dalam melaksanakan fungsi atau tugas
perguruan tinggi sebagai lembaga yang menyelenggarakan pendidikan, penelitian dan
pengabdian bagi masyarakat
b. Memperkenalkan Fakultas Kedokteran UKRIDA kepada masyarakat.

c. Mewujudkan Universitas Kristen Krida Wacana sebagai masyarakat ilmiah dalam peran
sertanya di bidang kesehatan
1.4.3. Bagi Puskesmas
a. Mengetahui masalah-masalah yang timbul dalam program pelayanan Keluarga
Berencana di Puskesmas disertai dengan usulan atau saran sebagai pemecahan atas
masalah tersebut sehingga dapat memenuhi target secara optimal.
b. Memberikan masukan terhadap kerjasama dan pembinaan peran serta masyarakat dan
petugas pelayanan kesehatan dalam melaksanakan program Keluarga Berencana secara
optimal, sehingga pelayanan Keluarga Berencana di Puskesmas Batujaya dapat menjadi
lebih baik.
1.4.4.Bagi Masyarakat
a. Menyadari pentingnya program Keluarga Berencana sehingga dapat berpartisipasi
terhadap program Kelarga Berencana dan pada akhirnya secara langsung menurunkan
laju pertumbuhan penduduk dan secara tidak langsung menurunkan angka kematian ibu
dan anak serta meningkatkan kesehatan reproduksi masyarakat.
b. Mendapatkan pelayanan kesehatan terutama pelayanan Keluarga Berencana yang lebih
baik dari Puskesmas.
1.5. Sasaran
Pasangan Usia Subur (PUS) di wilayah kerja Puskesmas Puskesmas Batujaya periode
Januari 2014 sampai Agustus 2014

Bab II
Materi dan Metode

2.1.

Materi

Materi yang dievaluasi dalam program ini merupakan data sekunder dari laporan hasil
kegiatan bulanan Puskesmas mengenai program KB di wilayah kerja Puskesmas Batujaya
periode Januari 2014 sampai Agustus 2014, yang berisi kegiatan:
1. Konseling
2. Pelayanan kontrasepsi
3. Pengayoman Medis
4. Penanganan efek samping dan komplikasi yang ringan
5. Pelayanan rujukan
6. Pencatatan dan pelaporan
2.2.

Metode
Evaluasi dilakukan dengan cara melakukan pengumpulan data, pengolahan data,
analisis data, dan intepretasi data program KB di Puskesmas Batujaya periode Januari 2014
sampai Agustus 2014. Data dibandingkan dengan target yang telah ditentukan dengan
menggunakan pendekatan sistem sehingga ditemukan masalah pada program KB kemudian
dibuat usulan dan saran sebagai pemecahan masalah yang ditemukan berdasarkan penyebab
dari masing-masing unsur keluaran pada pendekatan sistem.

Bab III
Kerangka Teoritis

3.1. Bagan Pendekatan Sistem

Gambar 1. Pendekatan Sistem

Bagan di atas menggambarkan elemen-elemen dan hubungan antar elemen di dalam


sistem. Adapun definisi sistem sendiri menurut Ryans adalah gabungan dari elemen-elemen
yang saling berhubungan oleh suatu proses atau struktur dan berfungsi sebagai satu kesatuan
organisasi dalam upaya menghasilkan sesuatu yang telah ditetapkan. Elemen-elemen
tersebut adalah:
1. Masukan (input) adalah kumpulan bagian atau elemen yang terdapat dalam sistem dan
yang diperlukan untuk dapat berfungsinya sistem tersebut. Kumpulan bagian atau elemen
yang terdapat dalam sistem dan terdiri dari unsur tenaga (man), dana (money), sarana
(material) dan metoda (methode) yang merupakan variabel dalam melaksanakan evaluasi
program Keluarga Berencana.
2. Proses (process) adalah kumpulan bagian atau elemen yang terdapat dalam sistem dan
yang berfungsi untuk mengubah masukan menjadi keluaran yang direncanakan.
Kumpulan bagian atau elemen yang terdapat dalam sistem dan terdiri dari unsur
perencanaan

(planning),

organisasi

(organizing),

pelaksanaan

(actuating)

dan
7

pengawasan (controling) yang merupakan variabel dalam melaksanakan evaluasi


program Keluarga Berencana.
3. Keluaran (output) adalah kumpulan bagian atau elemen yang dihasilkan dari
berlangsungnya proses dalam sistem dari kegiatan pelayanan Keluarga Berencana.
4. Umpan balik (feed back) adalah kumpulan bagian atau elemen yang merupakan keluaran
dari sistem dan sekaligus sebagai masukan bagi sistem tersebut dari kegiatan pelayanan
Keluarga Berencana.
5. Lingkungan (environment) adalah dunia di luar sistem yang tidak dikelola oleh sistem
tetapi mempunyai pengaruh besar terhadap sistem dari kegiatan pelayanan Keluarga
Berencana.
6. Dampak (impact) adalah akibat yang dihasilkan oleh keluaran suatu sistem dari kegiatan
pelayanan Keluarga Berencana.
3.2.

Tolok Ukur
Tolok ukur terdiri dari variabel masukan, proses, keluaran, lingkungan, umpan balik,
dan dampak yang digunakan sebagai pembanding atau target yang harus dicapai dalam
program Keluarga Berencana. (Lampiran 1)

Bab IV
Penyajian Data

4.1.

Sumber Data :
Sumber data merupakan data sekunder yang berasal dari :
1. Laporan Bulanan program KB Puskesmas Puskesmas Batujaya periode Januari 2014
sampai Agustus 2014
2. Instrumen Penilaian Kinerja Puskesmas Batujaya periode Januari sampai dengan
Desember 2013.
3. Data Profil Kecamatan Batujaya tahun 2013.

4.2.
Jenis Data
4.2.1. Data Umum
Lokasi
UPTD Puskesmas Batujaya terletak di desa Batu Jaya Kecamatan Batujaya
Kabupaten Karawang, dengan berjarak + 1 km dari kantor kecamatan
Batujaya dan

40 km dengan Kantor Pemda Kabupaten Karawang

dengan waktu tempuh 100 menit menggunakan roda empat.


Bangunan
Gedung Puskesmas Kecamatan Batujaya, Karawang adalah gedung
konkrit satu lantai, gedung PONED dua lantai sedang dalam proses
pembangunan.
Wilayah Kerja
Luas wilayah 8138,139 Ha, yang terdiri dari 10 desa, 45 Dusun, 45 RW
dan 135 RT dengan jarak desa terjauh 7,5 km dari Puskesmas Batu Jaya
dengan waktu tempuh 20 menit dengan roda dua dan 30 menit dengan
roda empat.
Batas Wilayah Kerja
Puskesmas Batujaya memiliki batas-batas fisik sebagai berikut :
o Sebelah

Utara

berbatasan

dengan

wilayah

kerja

Puskesmas

Kecamatan Tirtajaya;
o Sebelah Selatan berbatasan dengan wilayah kerja Kabupaten Bekasi;
9

o Sebelah

Barat

berbatasan

dengan

wilayah

kerja

Puskesmas

Kecamatan Pakisjaya; dan


o Sebelah Timur berbatasan dengan wilayah kerja Puskesmas
Medangasem.

b. Data Demografi
Jumlah penduduk Kecamatan Batujaya berdasarkan data dari Biro Pusat Statistik
Kabupaten Karawang Tahun 2013 adalah sebanyak 86.470 Jiwa yang terdiri dari 43.330
Jiwa penduduk laki-laki dan 43.140 Jiwa penduduk perempuan .
Dengan jumlah penduduk sebanyak 86.470 Jiwa, kebutuhan dan tuntutan masyarakat
terhadap pelayanan pemerintahan secara umum sangat kompleks dan memerlukan
penanganan yang lebih serius serta tuntutan profesional dari para pelaksana pemerintahan.
Data lengkap mengenai jumlah dan tingkat kepadatan penduduk Kecamatan Batujaya
sampai dengan akhir Tahunan 2013 adalah sebagai berikut :
Tabel 1
Jumlah dan Tingkat Kepadatan Penduduk Kecamatan Batujaya Tahun 2013

No
01
02
03
04
05
06
07
08
09
10

Nama Desa
Kuta Ampel
Karya Makmur
Teluk Bango
Karya Mulya
Teluk Ambulu
Karya Bhakti
Batujaya
Baturaden
Segaran
Segarjaya
Kecamatan

Luas

Jumlah

Jumlah

( km2 )

Rmh Tangga

Penduduk

417,0
475,2
464,5
468,2
428,3
422,3
426,3
381,0
445,3
340,0

2.825
2.287
2.943
3.386
1.546
2.518
4.160
1.862
3.589
3.263

9.542
6.854
9.572
10.645
5.894
7.946
14.675
5.539
9.349
6.954

4.268,1

28.379

86.970

Tingkat
Kepadatan
Penduduk/km2
22,88
14,42
20,61
22,74
13,76
18,82
34,42
14,54
20,99
20,45

10

Puskesmas Batujaya merupakan Puskesmas perkotaan dengan penduduk yang cukup


padat, angka urbanisasi yang relatif tinggi, serta tingkat pemeluk agama atau kepercayaan
yang cukup beragam, seperti gambaran berikut:
a. Jumlah penduduk pemeluk Agama Islam

: 99%

b. Jumlah penduduk pemeluk Agama KristenKatolik

: 1%

c. Jumlah penduduk pemeluk Agama Budha

:-

d. Jumlah penduduk pemeluk Agama Hindu

:-

Meskipun pemeluk agama atau kepercayaan di wilayah Kecamatan Batujaya cukup


beragam, namun Islam tetap dominan atau manjadi agama mayoritas di wilayah yang
terkenal dengan pengrajin boneka ini.
Dari segi mata pencaharian, pengrajin industri kecil tercatat dalam jumlah yang cukup
signifikan dibanding dengan beberapa jenis mata pencaharian lainnya. Selengkapnya,
distribusi penduduk berdasarkan mata pencaharian adalag sebagai berikut :
a. Petani

Pemilik Tanah

Buruh Tani

: 20.271 orang
: 26.058 orang

b. Karyawan swasta/ pabrik : 6.285 orang


c. Pedagang

: 12.598 orang

d. PNS

: 245 orang

e. TNI/Polisi

: 98 orang

f. Wiraswasta

: 8.965 orang

g. Pensiunan

: 56 orang

Tingkat Pendidikan
Dari tingkat pendidiakan, penduduk Kecamatan Batujaya yang berijazah SD atau yang
sederajad menduduki jumlah terbanyak di antara yang lainnya, seperti yang ditunjukan
dalam data berikut ini :

Tidak Tamat SD

: 13,04 %

SD

: 27,74 %

SMP

: 22,74 %

SMA

: 17,29 %
11

Sekolah Menengah Kejuruan

: 8,98 %

Diploma I/ Diploma II

: 4,19%

Akademi/Diploma III

: 2,62%

Universitas/Diploma IV

: 1,37%

S2/S3 (Master/Doktor)

: 0,36%

Jumlah penduduk Miskin


Tabel 2
Jumlah penduduk Miskin Wilayah Puskesmas Batujaya Tahun 2013
No

Nama Desa

01
02
03
04
05
06
07
08
09
10

Kuta Ampel
Karya Makmur
Teluk Bango
Karya Mulya
Teluk Ambulu
Karya Bhakti
Batujaya
Baturaden
Segaran
Segarjaya
Kecamatan

Jml
Penduduk Miskin
4.602
3.108
4.725
4.314
2.481
3.114
4.098
3.174
4.394
3.700
37.710

Sarana Kesehatan
Tabel 3
Sarana Kesehatan yang ada di Wilayah Batujaya Tahun 2013
12

Sarana Kesehatan

No

Jumlah

01

Rumah Sakit Umum Swasta

02

Puskesmas DTP

03

Praktek Perorangan
a. Dokter Umum

b. Dokter Specialis

c. Dokter Gigi

d. Bidan

13

04

Balai Pengobatan

32

05

Rumah Bersalin

07

Klinik 24 Jam

08

Apotek

09

Toko Obat

10

Optik

11

Pengobatan Tradisional

67

4.2.2. Data Khusus


1. Masukan
1.1. Tenaga

Dokter

2 orang

Bidan

13 orang

PLKB

10 orang

Kader

52 orang

1.2. Dana
APBD II

ada

1.3. Sarana
Sarana medis
13

Stetoskop

1 buah

Tensimeter

1 buah

Sarung tangan steril

50 pasang

Timbangan BB

1 buah

Meja ginekologi

1 buah

IUD kit

2 set

Sarana kontrasepsi

IUD Cu T380 A

25 buah

Vial suntikan + Disposible Syringe

250 buah

Implan

50 set

Pil kontrasepsi

1200 strip

Kondom

8 lusin

Sarana obat-obatan

Cairan antiseptik savlon/betadine

1 botol

Tablet analgetik

200 tablet

Tablet Antibiotik

200 tablet

Kapas alkohol dan kasa steril

1 toples

Sarana non medis

Toples alkohol

1 buah

Kasa steril

10 dus

Waskom pencuci alat

2 buah

Tempat sampah

1 buah

Perlak karet

2 buah

Handuk kecil

4 buah

1.4. Metode
a) Konseling
Melakukan interaksi positif antara pasien dan petugas sembari memberikan informasi
kelebihan, kekurangan dan efek samping dari setiap metode KB yang dapat digunakan
untuk membantu pasien mengenali kebutuhannya, memilih solusi yang terbaik dan
membuat keputusan yang paling sesuai dengan kondisi yang dihadapi dengan
14

menggunakan media lembar balik Alat Bantu Pengambilan Keputusan (ABPK) berKB dan menindaklanjuti pertemuan berikutnya.
b) Pelayanan kontrasepsi
Setelah pasien menentukan metode KB yang akan digunakan, maka petugas
melakukan pelayanan pemberian kontrasepsi sesuai dengan metode KB yang dipilih
baik non hormonal seperti Kondom, Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR), dan
Kontrasepsi Mantap (Metode Operasi Pria/ MOP dan Metode Operasi Wanita MOW)
maupun metode hormonal seperti Pil KB, KB Suntik, dan Implan.
Kondom
Pemberian kondom secara gratis sembari diajarkan cara penggunaan kondom yang

benar.
Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)
Melakukan anemnesis, pemeriksaan fisik dan genital secara lebih mendalam.
Pemasangan AKDR (Cu T380 A) dapat dilakukan pasca persalinan yaitu setelah
lahirnya plasenta (10 menit setelah plasenta lahir pada persalinan normal, ataupun
pada saat operasi caesar) atau pasca persalinan (10 menit-48 jam pasca pesalinan

atau 4-6 minggu setelah melahirkan.


Kontrasepsi Mantap
Pasien yang telah setuju untuk dilakukan kontrasepsi mantap baik MOW dan MOP
dirujuk ke rumah sakit untuk dilakukan operasi oleh dokter spesialis kandungan
yang berkompetensi.
o Metode Operasi Wanita / MOW / Tubektomi
Idealnya dilakukan dalam 48 jam pasca persalinan. Dapat juga dilakukan segera
setelah persalinan atau operasi caesar. Jika tidak dapat dikerjakan dalam 1

minggu setelah persalinan ditunda 4-6 minggu.


o Metode Operasi Pria / MOP / Vasektomi
Bisa dilakukan kapan saja.
Pil KB
Pemberian Pil KB I Kombinasi Levonogestrel 150 g + Estradiol 30 g (kemasan
28 tablet: 21 tablet aktif + 7 tablet plasebo) bagi pasien yang menyetujui
penggunaan metode tersebut. Pada ibu yang tidak menyusui, dapat digunakan pada

hari kelima setelah hari permulaan haid atau segera setelah persalinan.
KB Suntik
Menggunakan jenis kontrasepsi yang hanya mengandung progestin yaitu yang
mengandung 150 mg Depo Medroksiprogesteron Asetat (DMPA) yang diberikan
setiap 3 bulan maupun yang mengandung 50 mg Depo Medroksi-progesteron
Asetat (DMPA) + 10 mg Estradiol yang diberikan setiap 1 bulan dengan cara
disuntik intramuskular (gluteus). Pada ibu yang tidak menyusui, dapat diberikan
15

pada hari kelima setelah hari permulaan haid atau segera setelah persalinan.

Sedangkan pada ibu yang menyusui dapat diberikan 6 minggu pasca persalinan.
Implan
Pemasangan implan (susuk KB II) yang mengandung Levonogestrel 75 mg dan
bertahan 3 tahun di lengan kiri atas bagian voler, kira-kira 10 cm dari lipat siku
minimal 4 minggu pasca persalinan.

c) Pengayoman medis dengan Komunikasi Informasi Edukasi (KIE)


Melakukan konseling perorangan dan penyuluhan kelompok terhadap peserta KB guna
meningkatkan rasa aman dan nyaman peserta KB oleh bidan desa maupun bidan
puskesmas.
d) Penanganan efek samping dan komplikasi yang ringan
Pada setiap kasus yang terjadi efek samping dan komplikasi yang ringan dilakukan
oleh bidan atau dokter operasional.
e) Pelayanan rujukan
Pada setiap kasus berat dan menunjukkan efek samping yang tidak dapat ditangani di
Puskesmas serta pada pelayanan metode kontrasepsi mantap diberikan pelayanan
rujukan oleh dokter.
f) Pencatatan dan pelaporan
Pencatatan dilakukan dengan menggunakan:
Formulir PWS KB
Formulir Register Kohort KB
Formulir Register Alat Dan Obat Kontrasepsi Gakin dan Non-Gakin
Formulir Pendataan Tenaga dan Sarana Fasilitas Pelayanan KB
Formulir Laporan Bulanan Logistik Alokon & BHP Puskesmas
Pelaporan :
1x/bulan kepada kepala Puskesmas pada saat lokakarya bulanan.
2. Proses
2.1. Perencanaan
a) Konseling
Setiap hari pada jam operasional puskesmas (pk 08.00-12.00 WIB) oleh bidan Puskesmas
dan oleh bidan-bidan desa yang secara bergiliran datang ke puskesmas untuk memberikan
konseling KB serta oleh bidan desa di dalam posyandu yang ada di masing-masing desa.
b) Pelayanan kontrasepsi

16

Setiap hari pada jam operasional puskesmas (pk 08.00-12.00 WIB) oleh bidan Puskesmas
dan oleh bidan-bidan desa yang secara bergiliran datang ke puskesmas untuk memberikan
pelayanan KB serta oleh bidan desa di dalam posyandu yang ada di masing-masing desa.
c) Pengayoman medis dengan Komunikasi Informasi Edukasi (KIE)
Setiap hari pada jam operasional puskesmas (pk 08.00-12.00 WIB) oleh bidan Puskesmas
dan oleh bidan-bidan desa yang secara bergiliran datang ke puskesmas untuk pengayoman
medis peserta KB serta oleh bidan-bidan desa di dalam posyandu yang ada di masingmasing desa.
d) Penanganan efek samping dan komplikasi yang ringan
Setiap hari pada jam operasional puskesmas (pk 08.00-12.00 WIB) oleh bidan Puskesmas
dan oleh bidan-bidan desa yang secara bergiliran datang ke puskesmas serta oleh bidanbidan desa di dalam posyandu yang ada di masing-masing desa dan dapat dibantu oleh
dokter fungsional.
e) Pelayanan rujukan
Setiap hari pada jam operasional puskesmas (pk 08.00-12.00 WIB) oleh bidan Puskesmas
dan ditandatangani oleh dokter Puskesmas.
f) Pencatatan dan pelaporan
Pencatatan :
Setiap hari pada jam kerja (pk 08.00-14.30 WIB) oleh bidan puskesmas dan bidanbidan desa yang secara bergiliran datang ke puskesmas dengan menggunakan:
Formulir PWS KB
Formulir Register Kohort KB
Formulir Register Alat Dan Obat Kontrasepsi Gakin dan Non-Gakin
Formulir Pendataan Tenaga dan Sarana Fasilitas Pelayanan KB
Formulir Laporan Bulanan Logistik Alokon & BHP Puskesmas
Pelaporan
1x/bulan kepada kepala Puskesmas pada saat lokakarya bulanan oleh koordinator
bidan.

2.2. Pengorganisasian
Struktur Organisasi Program Keluarga Berencana Puskesmas Batujaya

Dinas Kesehatan
Kabupaten

17

Kepala Puskesmas Kecamatan


Penanggung Jawab

Ka Subag TU

Hj. Wati, Skm

Teti Suhernayati,SKM

Koordinator Program

Hj Darmawati

Penanggung Jawab Program KB

Hj Darmawati

Bidan Desa
Bd. Siti Komala
Kuta Ampel
Bd. Kartini
Karya Makmur
Bd. Titin Kartini
Teluk Bango
Bd. Sri Haryati
Karya Mulya
Bd. Wati Karwati
Karya Bhakti
Bd.Rita
Batujaya
Bd. Siti Aminah
Baturaden
Bd. Karyanah
Segaran
Bd. Siti Mustikawati
Teluk Ambulu
Bd. Sukarti
Segarjaya

2.3. Pelaksanaan
a) Konseling
Dilakukan setiap hari pada jam operasional puskesmas (pk 08.00-12.00 WIB) oleh bidan
Puskesmas dan oleh bidan-bidan desa yang secara bergiliran datang ke puskesmas untuk
memberikan konseling KB serta oleh bidan-bidan desa di dalam posyandu yang ada di
masing-masing desa.
b) Pelayanan kontrasepsi
Dilakukan setiap hari pada jam operasional puskesmas (pk 08.00-12.00 WIB) oleh bidan
Puskesmas dan oleh bidan-bidan desa yang secara bergiliran datang ke puskesmas serta
oleh bidan-bidan desa di dalam posyandu yang ada di masing-masing desa.
c) Pengayoman medis dengan Komunikasi Informasi Edukasi (KIE)
Dilakukan setiap hari pada jam operasional puskesmas (pk 08.00-12.00 WIB) oleh bidan
Puskesmas dan oleh bidan-bidan desa yang secara bergiliran datang ke puskesmas serta
oleh bidan-bidan desa di dalam posyandu yang ada di masing-masing desa.
d) Penanganan efek samping dan komplikasi yang ringan
Dilakukan setiap hari pada jam operasional puskesmas (pk 08.00-12.00 WIB) oleh bidan
Puskesmas dan oleh bidan-bidan desa yang secara bergiliran datang ke puskesmas serta
18

oleh bidan-bidan desa di dalam posyandu yang ada di masing-masing desa dan dapat
dibantu oleh dokter yang bekerja di balai pengobatan.
e) Pelayanan rujukan
Dilakukan setiap hari pada jam operasional puskesmas (pk 08.00-12.00 WIB) oleh bidan
Puskesmas dan oleh yang bekerja di balai pengobatan.
f) Pencatatan dan pelaporan
Pencatatan
Dilakukan setiap hari pada jam kerja (pk 08.00-14.30 WIB) oleh bidan puskesmas
dan bidan-bidan desa yang secara bergiliran datang ke puskesmas hanya dengan
menggunakan formulir PWS KB
Pelaporan
Dilakukan 1x/bulan kepada kepala Puskesmas pada saat lokakarya bulanan oleh
koordinator bidan.
2.4. Pengawasan
Tidak ada petugas yang melakukan pengawasan pelaksanaan program sehari-hari.
Pengawasan oleh kepala Puskemas 1x/ bulan dalam rapat Lokakarya bulanan.
3. Keluaran
3.1. Cakupan Konseling
= (tidak dicatat)
3.2. Cakupan Pelayanan Kontrasepsi
3.2.1 Cakupan Peserta KB Baru

Tabel 3.2.1. Pencapaian Peserta KB Baru Berdasarkan Jalur Pelayanan

Bulan
Januari 2014
Februari 2014
Maret 2014
April 2014
Mei 2014
Juni 2014
Juli 2014

Pil
80
84
94
96
33
53
65

Suntik Implan
95
29
104
0
115
128
115
0
44
58
102
0
115
0

AKDR
8
0
2
6
6
7
0

Kondom MOW
7
0
0
7
7
0
7
8
0
5
9
0
11
0

MOP
0
0
0
0
0
0
0

Jumlah
219
195
346
232
146
171
191
19

Agustus 2014
Jumlah

67
572

106
796

28
243

6
35

0
41

0
20

0
0

207
1707

Jumlah peserta KB Baru = 1707


Jumlah PUS = 18882
Cakupan peserta KB baru = Jumlah peserta KB baru dalam periode 8 bulan
X100 %
Jumlah PUS
= 1707 X 100%
18882
= 9,3 % (dilihat dari hasil laporan tahun 2013 8,6%
mengalami peningkatan)
3.2.2

Cakupan Peserta KB Aktif


Tabel 3.2.2. Pencapaian Peserta KB Aktif Berdasarkan Jalur Pelayanan

Cakupan peserta KB aktif = jumlah peserta KB aktif dalam periode 8 bulan


Bulan

Pil

Suntik

Implan

AKDR

Kondo

Januari 2014
Februari 2014
Maret 2014
April 2014
Mei 2014
Juni 2014
Juli 2014
Agustus 2014
Jumlah

4847
4847
4941
4747
4747
4811
4876
4811
4811

6384
6384
6499
6484
6484
6112
6227
6112
6112

1255
1255
1383
1255
1296
1373
1373
1455
1455

227
227
229
236
242
349
349
349
349

91
91
98
91
91
91
102
91
91

MO
W
222
222
222
230
234
234
234
234
234

MOP

Jumlah

325
13351
325
13351
325
13697
325
13366
325
13419
348
13318
348
13509
348
13346
348
13346
X100 %

jumlah PUS
= 13346 X 100%
18882
= 70,68 % (Tolok Ukur 8 bulan = 70/12 x 8= 46,67%)
Persentase peserta pil KB = Jumlah pengguna pil KB
X 100 %
Jumlah peserta KB aktif
= 4811 X 100%
13346
= 36 % (Tolok Ukur 8 bulan= 14/12 x 8 = 9,3 %)
20

Persentase peserta KB suntik = Jumlah pengguna KB suntik


X 100 %
Jumlah peserta KB aktif
= 6112 X 100%
13346
= 45,6 % (Tolok Ukur 8 bulan = 16/12 x8 = 10,67 %)
Persentase peserta implan = Jumlah pengguna KB implan
X 100 %
Jumlah peserta KB aktif
= 1455

X 100%

13346
= 10,9 % (Tolok Ukur 8 bulan = 10/12 x8 = 6,67%)

Persentase peserta AKDR = Jumlah pengguna AKDR


X 100 %
Jumlah peserta KB aktif
= 349 X 100%
13346
= 2,6 % (Tolok Ukur 8 bulan = 17/12 x 8 = 11,3 %)
Persentase penggunaan kondom = Jumlah pengguna kondom
X 100 %
Jumlah peserta KB aktif
= 91

X 100%

13346
= 0,68% (Tolok Ukur 8 bulan = 2,5/12 x 8 = 1,67 %)
Persentase penggunaan MOW = Jumlah pengguna MOW
X 100 %
Jumlah peserta KB aktif
= 234

X 100%

13346
= 1,75 % (Tolok Ukur 8 bulan = 9/12 x 8 = 6 %)

21

Persentase penggunaan MOP = Jumlah pengguna MOP


X 100 %
Jumlah peserta KB aktif
= 348

X 100%

13346
= 2,6 % (Tolok Ukur 8 bulan = 2/12 x 8 = 1,3 %)
3.2.3

Persentase Kegagalan, Komplikasi dan Drop Out Peserta KB

Tabel 3.2.3. Jumlah Kegagalan, Komplikasi dan Drop Out Peserta KB


Bulan
Januari 2014
Februari 2014
Maret 2014
April 2014
Mei 2014
Juni 2014
Juli 2014
Agustus 2014
Jumlah

Komplikasi
0
0
0
0
0
0
0
0
0

Kegagalan
0
0
1
0
0
0
0
0
1

Drop Out
0
0
20
0
0
0
0
0
20

Persentase kegagalan peserta KB = Jumlah kegagalan peserta KB periode 8 bulan


X100 %
Jumlah Peserta KB Aktif
= 0

X 100%

13346
= 0 % (Tolok Ukur < 0,2 %)

Persentase komplikasi peserta KB = Jumlah komplikasi peserta KB periode 8 bulan


X100 %
Jumlah Peserta KB Aktif
= 1

X 100%

13346
= 0,007 % (Tolok Ukur < 3,5 %)

Persentase drop out peserta KB = Jumlah drop out peserta KB periode 8 bulan
22

X100 %
Jumlah Peserta KB Aktif
= 20 X 100%
13346
= 0,14 % (Tolok Ukur < 14 %)
3.1. Cakupan pengayoman medis peserta KB
= (tidak dicatat)
3.4. Cakupan penanganan efek samping
Tabel 3.4. 1. Jumlah Efek Samping Peserta KB
Bulan
Januari 2014
Februari 2014
Maret 2014
April 2014
Mei 2014
Juni 2014
Juli 2014
Agustus 2014
Jumlah

Efek Samping
0
0
21
1
0
0
0
0
22

Persentase efek samping peserta KB = Jumlah efek samping peserta KB periode 8 bulan

= 22

Jumlah Peserta KB Aktif


X 100%

X100 %

13346
= 0, 14 %
3.5. Cakupan pelayanan rujukan KB
= (tidak dicatat)
4. Lingkungan
4.1. Fisik
Lokasi
Berdasarkan lokasi Puskesmas Batujaya tergolong sulit dijangkau oleh masyarakat di

beberapa wilayah kerja Puskesmas.


Transportasi

23

Transportasi yang tersedia mencakup transportasi umum yang dapat digunakan untuk
mencapai Puskesmas, seperti bus, angkutan kota, dan sepeda motor. Namun untuk
beberapa tempat hanya jarang terdapat angkutan umum dan untuk dapat pergi ke

puskesmas memerlukan biaya transportasi yang cukup besar bagi beberapa masyarakat.
Fasilitas lain
Tersedia fasilitas kesehatan lain seperti klinik dokter umum dan rumah sakit yang
kooperatif. Namun penyebaran faslitas kesehatan tersebut tidak merata. Di beberapa

daerah masih banyak warga yang sulit untuk menjangkau fasilitas kesehatan lainnya.
Kondisi lingkungan
Tidak mempengaruhi pelaksanaan program KB.

4.2. Sosial Budaya dan Ekonomi


Pendidikan
Mayoritas memiliki tingkat pendidikan sedang (SMA). Akan tetapi, masih terdapat
jumlah penduduk yang berpendidikan rendah sehingga dapat menjadi faktor

penghambat terhadap pelaksanaan program KB.


Ekonomi
Mayoritas penduduk memiliki tingkat ekonomi sedang. Akan tetapi, masih terdapat
jumlah penduduk yang memiliki status ekonomi yang rendah sehingga dapat menjadi
faktor penghambat terhadap pelaksanaan program KB.

5. Umpan Balik

Pelaporan kegiatan program


: Ada, setiap bulan
Rapat kerja kegiatan program bulanan : Ada, setiap bulan

6. Dampak
6.1. Langsung
6.1.1.
Meningkatkan kesadaran keluarga untuk ber-KB
6.1.2.
Meningkatkan jumlah peserta KB baru
6.1.3.
Meningkatkan jumlah peserta KB aktif
6.2. Tidak Langsung
6.2.1.
Menekan Laju Pertumbuhan Penduduk

Belum dapat dinilai


Belum dapat dinilai
Belum dapat dinilai

Belum dapat dinilai

6.2.2.

Menurunkan jumlah angka kelahiran bayi

Belum dapat dinilai

6.2.3.

Menurunkan angka kematian ibu dan bayi

Belum dapat dinilai

24

Bab V
Pembahasan

Tabel 5.1: Hasil pengamatan cakupan program KB di UPTD Puskesmas Batujaya dibandingkan
dengan tolok ukur yang telah ditetapkan.
Variabel

Tolok Ukur

Pencapaian

Masalah
25

Keluaran
o
o
o
o

Cakupan Konseling
Cakupan peserta KB aktif
Persentase peserta pil KB
Persentase peserta KB

suntik
o Persentase peserta implan
o Persentase peserta AKDR
o Persentase peserta
kondom
o Persentase peserta MOW
o Persentase peserta MOP
o Persentase Kegagalan
peserta KB
o Persentase komplikasi
peserta KB
o Persentase drop out
peserta KB
o Cakupan pengayoman
medis peserta KB
o Cakupan penanganan

66,67%
46,67%
9,3%
10,67%

(tidak ada data)


66,7%
36%
45,6%

(+)66,67%
(-)
(-)
(-)

6,67%
11,3%
1,67%

10,9%
2,6%
0,68%

(-)
(+)8,7%
(+)0,99%

6%
1,3%
<0,2%

1,75%
2,6 %
0%

(+) 4,25%
(-)
(-)

<3,5%

0,007%

(-)

<14%

0, 14%

(-)

66,67%

(tidak ada data)

(+)66,67%

66,67%

(tidak ada data)

(+)66,67%

66,67%

(tidak ada data)

(+)66,67%

Terdapat pengawasan

Tidak terdapat pengawasan

(+)

pelaksanaan program

pelaksanaan program

sehari-hari
Terdapat laporan bulanan

sehari-hari
Terdapat laporan bulanan

efek samping dan


komplikasi ringan
o Cakupan pelayanan
rujukan KB
Proses
o Pengawasan

dan triwulan
dan triwulan
Terdapat rapat bulanan dan Terdapat rapat bulanan dan

(-)
(-)

triwulan

triwulan

Konseling

Dilakukan Senin-Sabtu

Dilakukan Senin-Sabtu

(-)

Pelayanan kontrasepsi

Dilakukan Senin-Sabtu

Dilakukan Senin-Sabtu

(-)

Pengayoman medis

Dilakukan Senin-Sabtu

Dilakukan Senin-Sabtu

(-)

Penanganan efek

Dilakukan Senin-Sabtu

Dilakukan Senin-Sabtu

(-)

o Pelaksanaan :

samping dan
26

komplikasi yang
ringan.

Rujukan

Pencatatan dan
Pelaporan

o Pengorganisasian

Dilakukan Senin-Sabtu

Dilakukan Senin-Sabtu

(-)

Dilakukan secara

Dilakukan tidak secara

(+)

menyeluruh menurut

menyeluruh menurut

setiap akhir bulan

setiap akhir bulan

Terdapat pengaturan,

Tidak terdapat pengaturan

pembagian tugas, dan

pengawasan yang

penanggung jawab yang

dilakukan sehari-hari

(+)

teratur dalam
melaksanakan tugasnya
o Perencanaan:
Konseling
Pelayanan kontrasepsi
Pengayoman medis
-Konseling perorangan
-Penyuluhan kelompok
dan masyarakat

Direncanakan Senin-Sabtu
Direncanakan Senin-Sabtu

Direncanakan
Direncanakan

(-)
(-)

Direncanakan Senin-Sabtu
Direncanakan 1x/ bulan

Direncanakan
Tidak direncanakan

(-)
(+)

oleh PLKB
Direncanakan Senin-Sabtu

Direncanakan

(-)

Direncanakan

(-)

Direncanakan

(-)

oleh bidan atau dokter

Penanganan efek

Direncanakan Senin-Sabtu

samping dan

oleh dokter
Direncanakan setiap akhir

komplikasi ringan
Rujukan KB

bulan

Pencatatan dan
Pelaporan
Masukan
o

Tenaga
Dokter

1 orang

2 orang

Bidan / perawat

1 orang

13 orang (bergantian)

1 orang/desa

1orang/Desa

5 orang/posyandu

1 orang/Posyandu

Ada

Ada

PLKB
Kader
o

Dana
APBD

(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(+)
(+)
27

Sarana
Sarana medis

(-)
(-)
(-)
(-)

Stetoskop

2 buah

1 buah

Tensimeter

2 buah

1 buah

50 pasang

50 pasang

1 buah

1 buah

1 buah

1 buah

2 set

2 set

50 buah

25 buah

600 buah

250 buah

(-)

50 set

50 set

1200 strip

1200 strip

(-)
(-)
(-)

12 lusin

8 lusin

Sarung tangan steril


Timbangan BB
Meja ginekologi
IUD kit
Sarana kontrasepsi
IUD Cu T380 A

(+)
(+)
(-)
(-)
(+)

Vial suntikan +
Disposible Syringe
Implan
Pil kontrasepsi

(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)

Kondom

Sarana obat-obatan

1 botol

1 botol

savlon/betadine

200 tablet

200 tablet

Tablet analgetik

200 tablet

200 tablet

Tablet Antibiotik

2 toples

2 toples

Cairan antiseptik

1 buah

1 buah

Sarana non medis

10 dus

10 dus

Toples alkohol

2 buah

2 buah

Kasa steril

2 buah

1 buah

Waskom pencuci alat

2 buah

2 buah

Tempat sampah

4 buah

4 buah

Dengan wawancara

Dengan wawancara

Perlak karet
Handuk kecil

(-)
(-)

(-)

Kapas alkohol dan


kasa steril

(-)

(-)
(-)
(-)
(-)

(-)
28

Metode
Pemberian kondom

Pemberian kondom

Pil pertama diminum

Pil pertama diminum

a) Kondom

pada

pada

b) Pil

setelah hari permulaan

setelah hari permulaan

haid.

haid.

1. Konseling
2. Pelayanan

c) KB Suntik

hari

IM, di gluteus.

IM, di gluteus.

a. Anamnesis

MOP)

f) Implan

3. Pembinaan

(-)

(-)

a) Anamnesis
umum b) Pemeriksaan

dan khusus (obstetrik)

umum

dan khusus (obstetrik)

sesuai c) Pemasangan

prosedur legeartis

Mantap (MOW /

kelima

1x/3 bulan dan 1x/bulan,

c. Pemasangan

e) Kontrasepsi

hari

1x/3 bulan dan 1x/bulan,

b. Pemeriksaan
d) IUD

kelima

(-)
(-)
(-)

sesuai

prosedur legeartis

Dirujuk ke rumah sakit

Dirujuk ke rumah sakit

untuk dilakukan operasi

untuk dilakukan operasi

oleh dokter spesialis

oleh dokter spesialis

kandungan yang

kandungan yang

berkompetensi

berkompetensi

Lokasi di lengan kiri atas

Lokasi di lengan kiri atas

bagian voler, kira-kira 10

bagian voler, kira-kira 10

cm dari lipat siku.

cm dari lipat siku.

Dengan KIE
-Perorangan : konseling
-Kelompok : penyuluhan
Pada setiap kasus yang

Dengan KIE
-Perorangan : konseling
-Kelompok : penyuluhan
Pada setiap kasus yang

terjadi efek samping dan terjadi efek samping dan


4. Penanganan efek
samping dan
komplikasi
5. Pelayanan Rujukan

komplikasi yang ringan.


komplikasi yang ringan.
Pada setiap kasus berat Pada setiap kasus berat
dan menunjukkan tanda dan menunjukkan tanda
bahaya yang tidak dapat bahaya yang tidak dapat
diatasi.

diatasi.
SP2TP

SP2TP

6. Pencatatan dan
pelaporan
Lingkungan
o Fisik
29

Lokasi

Mudah dijangkau

Untuk beberapa wilayah,

(+)

Puskesmas Batujaya

Transportasi

Tersedia sarana

tergolong sulit dijangkau


Untuk beberapa wilayah,

transportasi

masih belum ada

(+)

transpotasi umum yang

Fasilitas pelayanan

Ada dan dapat dijalin

cukup ekonomis
Penyebaran tidak merata

kesehatan lain

kerjasama yang baik

sehingga sulit dijangkau

(+)

namun dapat dijalin


kerjasama dengan baik
Non Fisik

Tingkat pendidikan

Tidak menjadi faktor

Masih menjadi faktor

penghambat

penghambat pelaksanaan

(+)

program

Sosial ekonomi
Agama

Tidak menjadi faktor

Masih menjadi faktor

penghambat

penghambat pelaksanaan

Tidak menjadi faktor

program
Tidak menjadi faktor

penghambat
Umpan Balik
o Pelaporan yang lengkap
dan sesuai dengan waktu
yang ditentukan
o Rapat kerja yang
membahas laporan

Adanya pelaporan setiap


bulan secara lengkap
mengenai gerakan
keluarga berencana.
Ada hasil rapat kerja

(+)
(-)

penghambat
Adanya pelaporan setiap

(-)

bulan secara lengkap


mengenai gerakan

(-)

keluarga berencana.
Ada hasil rapat kerja

kegiatan setiap bulan


untuk mengevaluasi
program yang telah
dijalankan.

30

Bab VI
Perumusan Masalah

Berikut adalah masalah-masalah yang ditemukan dalam Evaluasi Program KB di


Puskesmas Batujaya periode Januari 2014 sampai Agustus 2014.
6.1. Masalah menurut keluaran (masalah sebenarnya) :
1. Persentase peserta AKDR hanya mencapai 2,6% masih kurang dari target yang ditetapkan
yaitu 11,3%. Besar masalah adalah 8,7%.
2. Persentase peserta kondom hanya mencapai 0,6% masih kurang dari target yang ditetapkan
yaitu 1,67%. Besar masalah adalah 0,99%.
3. Persentase peserta MOW hanya mencapai 1,75% masih kurang dari target yang ditetapkan
yaitu 6%. Besar masalah adalah 4,25%.

6.2 Masalah menurut sistem lainnya (penyebab):


6.2.1 Proses:
Pada pengawasan

Tidak terdapat petugas puskesmas yang mengawasi pelaksanaan program sehari-hari

31

Pada pelaksanaan:

Tidak dilakukan sistem pencatatan dan pelaporan secara menyeluruh menurut buku panduan
pencatatan dan pelaporan setiap akhir bulan.

Pada perencanaan:

Tidak terdapat perencanaan penyuluhan kelompok

6.2.2 Masukan:.

Suplai alat kontrasepsi tertentu tidak selalu tersedia setiap bulannya sehingga harus membeli
dari luar dan mengakibatkan tarif pelayanan kontrasepsi menjadi meningkat

6.2.3 Lingkungan:

Untuk beberapa wilayah, Puskesmas Batujaya tergolong sulit dijangkau

Untuk beberapa wilayah, masih belum ada transpotasi umum yang cukup ekonomis

Penyebaran faslitas kesehatan lain tidak merata sehingga sulit dijangkau

Masih terdapat sejumlah penduduk yang berpendidikan rendah sehingga dapat menjadi
faktor penghambat pelaksanaan program.

Masih terdapat sejumlah penduduk yang memiliki status ekonomi yang rendah sehingga
dapat menjadi faktor penghambat pelaksanaan program.

32

Bab VII
Prioritas Masalah

Masalah menurut keluaran :


A. Persentase peserta AKDR hanya mencapai 2,6% masih kurang dari target yang ditetapkan
yaitu 11,3%. Besar masalah adalah 8,7%.
B. Persentase peserta kondom hanya mencapai 0,6% masih kurang dari target yang ditetapkan
yaitu 1,67%. Besar masalah adalah 0,99%.
C. Persentase peserta MOW hanya mencapai 1,75% masih kurang dari target yang ditetapkan
yaitu 6%. Besar masalah adalah 4,25%.

Prioritas Masalah :

No.

Parameter

1.

Masalah
A

Besarnya masalah

2.

Berat ringannya akibat yang ditimbulkan

3.

Keuntungan sosial yang diperoleh

5
33

4.

Teknologi yang tersedia

5.

Sumber daya yang tersedia

Jumlah

24

21

23

Keterangan derajat masalah :


5 = Sangat penting
4 = Penting
3 = Cukup penting
2 = Kurang penting
1 = Sangat kurang penting
Yang menjadi prioritas masalah adalah :
1. Persentase peserta AKDR hanya mencapai 2,6% dari target yang ditetapkan yaitu 11,3%.
2. Persentase peserta MOW hanya mencapai 1,75% dari target yang ditetapkan 6%.

34

Bab VIII
Penyelesaian Masalah

Masalah :
1. Persentase peserta AKDR hanya mencapai 2,67% dari target yang ditetapkan yaitu
11,3%.

Kurangnya sarana alat kontrasepsi IUD T 380 A


Mayoritas penduduk di kecamatan Batujaya berpendidikan rendah

Penyelesaian :

Mengajukan permintaan penyediaan sarana alat kontrasepsi Cu T 380 A dalam jumlah


yang memadai.

Para bidan dan petugas PLKB perlu aktif memberikan penyuluhan kepada seluruh
masyarakat khususnya Pasangan Usia Subur (PUS) mengenai pentingnya penggunaan
alat kontrasepsi serta jenis alat kontrasepsi yang dapat digunakan khususnya IUD
karena sebagian besar masyarakat umumnya enggan memilih IUD karena adanya rasa
takut memasukkan alat kedalam tubuh.

Mengingat mayoritas penduduk di kecamatan Batujaya mempunyai tingkat


pendidikan yang rendah, maka penyuluhan yang dilakukan perlu disesuaikan dengan

35

tingkat pendidikan masyarakat setempat seperti dengan simulasi, gambar-gambar yang


menarik ataupun poster dengan bahasa awam yang dapat dimengerti.
2. Persentase peserta MOW 1,75% dari target yang ditetapkan 6%.
Penyebab masalah:
Tidak ada pengawasan pelaksanaan program sehari-hari karena tidak adanya perencanaan

pembagian tugas pengawasan jalannya program KB.


Tidak dilakukan sistem pencatatan dan pelaporan yang lengkap dan menyeluruh serta

kurangnya koordinasi dengan penyedia fasilitas pelayanan KB lainnya.


Masih kurangnya konseling dan pengayoman medis mengenai metode KB MOW.
Kesulitan calon peserta KB dalam menjangkau rumah sakit rujukan pelayanan KB karena
pengaruh jarak tempuh yang cukup jauh, serta dibutuhkan dana yang tidak sedikit dan
waktu yang tidak sebentar.

Penyelesaiaan masalah:
Melaksanakan pengawasan pelaksanaan program sehari-hari. Bila ditemukan adanya
penyimpangan dari perencanaan, diberikan peringatan dan bila mengulanginya lagi dapat
diberikan sanksi.
Mencari dan menyediakan formulir pencacatan dan pelaporan yang lengkap disertai
dengan pelatihan cara mengisi formulir yang baik dan benar bagi semua petugas kesehatan
seperti bidan desa, bidan puskesmas, koordinator bidan, dan petugas kesehatan di fasilitas
pelayanan kesehatan swasta serta menyusun jadwal pertemuan untuk verifikasi data antar
penyedia fasilitas pelayanan KB.
Berkoordinasi dengan pihak BKKBN untuk dapat menjaring sasaran PUS yang sebaiknya
menggunakan metode MOW dengan melakukan perencanaan dan pelaksanaan konseling
maupun pengayoman medis perorangan ataupun kelompok secara rutin.
Berkoordinasi dengan pihak BKKBN untuk dapat mengantar setiap calon peserta
pelayanan KB (MOW) tersebut ke rumah sakit rujukan.

36

Bab IX
Penutup

9.1.

Kesimpulan
Telah dilaksanakan evaluasi program KB dengan pendekatan sistem Puskesmas
Batujaya Kabupaten Karawang periode Januari 2014 sampai Agustus 2014 dan ditemukan
bahwa program KB belum berhasil. Adapun besar cakupan konseling 0%, persentase
ppeserta AKDR 2,67% , peserta kondom 0,6%, peserta MOW 1,75%. Besar cakupan
pengayoman medis, penanganan efek samping dan komplikasi ringan dan pelayanan
rujukan KB masing-masing 0%. Prioritas dari masalah-masalah tersebut terletak pada
cakupan peserta AKDR dan MOW. Masalah tersebut disebabkan oleh karena tidak ada
pengawasan pelaksanaan program sehari-hari, tidak dilakukan sistem pencatatan dan
pelaporan yang lengkap dan menyeluruh serta kurangnya koordinasi dengan penyedia
fasilitas pelayanan KB lainnya, tidak adanya perencanaan pengayoman medis secara rutin
dan terstruktur, suplai alat kontrasepsi (IUD yang tidak selalu tersedia serta adanya
kesulitan calon peserta KB (MOW) dalam menjangkau rumah sakit rujukan.

9.2.

Saran
Saran diberikan kepada kepala puskesmas, Dinas Kesehatan Kabupaten Karawang,
dan evaluator selanjutnya agar diharapkan Program KB di Puskesmas Batujaya pada periode
yang akan datang dapat berhasil dan berjalan dengan baik, dan untuk memperbaiki masalah
yang ada serta agar masalah tersebut tidak terulang kembali pada tahun berikutnya.
Saran untuk Kepala Puskesmas, yaitu:
37

1. Dibuatnya struktur organisasi tertulis yang lebih jelas sehingga pembagian tugas dan
fungsi masing-masing kegiatan program lebih jelas terutama pada bagian pengawasan.
2. Menyediakan formulir-formulir pencatatan dan pelaporan dan mengadakan pelatihan
cara pengisian formulir tersebut serta menyusun jadwal pertemuan untuk verifikasi data
antar penyedia fasilitas pelayanan KB serta mengistruksikan penanggung jawab untuk
dapat mengumpulkan data mengenai konseling, pengayoman medis, penanganan efek
samping dan komplikasi ringan serta pelayanan rujukan KB secara lengkap.
3. Melakukan pelatihan dan pengujian petugas Program KB secara berkala baik dalam hal
pemberian konseling, pemasangan alat kontrasepsi, dan pengayoman medis.
4. Menginstruksikan petugas program agar mensosialisasikan semua pemberi pelayanan
KB baik dari pihak puskesmas maupun pemberi pelayanan kesehatan lainnya agar lebih
mengarahkan penggunaan MKJP (metode kontrasepsi jangka panjang) terutama pada
PUS dengan usia > 30 tahun, PUS dengan jumlah anak yang banyak (lebih dari 3 anak
hidup) dan PUS yang tidak lagi ingin punya anak untuk menghindari terjadinya
peningkatan angka drop out akibat penggunaan metode kontrasepsi jangka pendek.
5. Menginstruksikan petugas program untuk melakukan perencanaan mengenai waktu,
tempat, sarana dan prasarana yang dibutuhkan, serta metode dan sasaran pengayoman
medis per wilayah yang dapat dijangkau setiap minggunya.
6. Menginstruksikan petugas program untuk melakukan follow up dan pencacatan calon
peserta KB yang dirujuk apakah telah benar-benar pergi ke rumah sakit rujukan.
7. Membangun kerjasama lintas program dan atau lintas sektoral seperti BKBPP/ BKKBN
terutama dalam hal pengantaran peserta KB rujukan, selain juga kepada pelayanan
kesahatan lain, dan tokoh-tokoh masyarakat.
8. Melakukan pertemuan dengan pihak Dinas Kesehatan Kabupaten Karawang maupun
BKBPP untuk membahas mengenai perbedaan data terutama data jumlah penduduk
serta data sasaran dan target program KB.
Saran untuk Dinas Kesehatan Kabupaten Karawang, yaitu:
1. Melakukan pembinaan dan pelatihan kembali pada petugas KB di semua puskesmas di
wilayah di karawang.
2. Melakukan koordinasi dan sosialisai dengan pihak puskesmas mengenai sumber dan
metode yang digunakan untuk menentukan data kependudukan, sasaran dan target
program KB.
3. Bekerja sama dengan pihak puskesmas dalam melakukan pemantauan pada penyedia
fasilitas pelayanan KB lainnya terutama dalam hal pencatatan dan pelaporan.

38

Saran untuk evaluator Program KB di puskesmas Batujaya selanjutnya, yaitu:


1. Melakukan koordinasi dengan pihak Dinas Kesehatan Kabupaten Karawang,
Puskesmas Batujaya dan pihak UPT BKBPP kecamatan Batujaya untuk mendapatkan
data mengenai program KB di Puskesmas Batujaya.

Daftar Pustaka

1. Central Intelligence Agency. The world factbook. 2013. Diunduh dari:


https://www.cia.gov/library/publications/the-world-factbook/geos/id.html, 18 September
2014.
2. Badan Pusat Statistik. Data statistik Indonesia. 2014. Diunduh dari:
http://www.datastatistik-indonesia.com/portal/index.php?
option=com_content&task=view&id=919, 20 September 2014.
3. Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional. Hasil pelaksanaan sub sistem
pencatatan dan pelaporan: pelayanan kontrasepsi. Jakarta: Direktorat Pencatatan dan
Pelaporan BKKBN; Juli 2013.
4. Kementerian Kesehatan RI. Pedoman Sistem pencatatan dan pelaporan pelayanan keluarga
berencana. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI; Desember 2012.
5. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan RI. Riset kesehatan dasar 2013. Jakarta:
Kementerian Kesehatan RI; Desember 2013.
6. Winarsih IN, Putra YM. Program KB di Karawang tak maksimal. April 2014. Diunduh
dari: http://www.republika.co.id/berita/nasional/jawa-barat-nasional/14/04/03/n3fcybprogram-kb-di-karawang-tak-maksimal, 23 September 2014.
7. Departemen Kesehatan RI. Pedoman penyeliaan fasilitas pelayanan keluarga berencana.
Jakarta: Departemen Kesehatan RI; November 2006.

39

Anda mungkin juga menyukai