Evprog Febri
Evprog Febri
Pendahuluan
tetapi juga dapat mengatasi permasalahan kesehatan reproduksi, di mana menikah pada usia
dini merupakan masalah kesehatan reproduksi karena semakin muda umur menikah semakin
panjang rentang waktu untuk bereproduksi. Rata-rata UKP (usia kawin pertama perempuan)
di Karawang sendiri masih sangat rendah yaitu berkisar pada usia 17 tahun.1-3
Menurut Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SKDI) 2002-2003, perempuan
yang tidak ingin punya anak lagi atau ingin menjarangkan kelahiran berikutnya tetapi tidak
menggunakan cara kontrasepsi (unmet need) masih cukup tinggi yaitu 8,6 % dan menjadi
9% pada SKDI 2007. Penyebab masih tingginya angka ini, antara lain kualitas informasi
dan pelayanan KB, serta missed opportunity pelayanan KB pada pasca-persalinan. Proporsi
drop-out akseptor KB (discontinuation rate) juga masih cukup tinggi yaitu 20,7%. Angka
kehamilan yang tidak diinginkan (KTD) masih 7,2 %. Hal ini menunjukkan bahwa masih
jauh lebih banyak terjadi kehamilan yang perlu dihindari dan kesadaran ber-KB pada
pasangan yang paling membutuhkan belum cukup mantap. Hal lain yang memprihatinkan
adalah masih tingginya angka ibu hamil dengan kondisi 4 Terlalu yaitu sebesar 62,7 %
yang berkontribusi besar terhadap meningkatnya angka kematian ibu.4
Pelaksanaan program keluarga berencana dinyatakan dengan pemakaian alat/cara KB
saat ini. Pemakaian alat KB modern yang dinyatakan dengan CPR modern di antara WUS
(wanita usia kawin 15-49 tahun) merupakan salah satu dari indikator universal akses
kesehatan reproduksi. Hasil Riskesdas 2013 menyatakan bahwa pemakaian cara/alat KB di
Indonesia sebesar 59,7 persen dan CPR modern sebesar 59,3 persen. Diantara penggunaan
KB modern tersebut, sebagian besar menggunakan cara KB suntikan (34,3%), dan
merupakan penyumbang terbesar pada kelompok non MKJP dan jenis hormonal. Pelayanan
KB di Indonesia sebagian besar diberikan oleh bidan (76,6%) di fasilitas pelayanan
kesehatan swasta yaitu tempat praktek bidan (54,6%).4,5
Program KB di Kabupaten Karawang, Jawa Barat sendiri dapat dikatakan tidak
berhasil. Pasalnya, laju pertumbuhan penduduk (LPP) sangat tinggi, yaitu mencapai 3,8
persen. Walaupun peningkataan ini dapat disebabkan oleh migrasi penduduk yang banyak
masuk ke daerah Kabupaten Karawang yang merupakan suatu kawasan industri, akan tetapi
persentase TFR di Kabupaten Karawang mencapai angka 2,2 persen yang menunjukkan
masih belum optimalnya program KB di daerah ini.6
Sedangkan tingkat keberhasilan proram keluarga berencana di Puskesmas Batujaya
Kabupaten Karawang periode Januari 2014 sampai Agustus 2014 belum diketahui. Melihat
2
hal tersebut maka diperlukan suatu evaluasi program keluarga berencana di Puskesmas
Batujaya periode Januari 2014 sampai Agustus 2014 guna mensukseskan program ini
sehingga dapat menekan laju pertumbuhan penduduk serta membantu meningkatkan
kesehatan reproduksi di tingkat Kabupaten Karawang dan di tingkat Nasional.
1.2. Permasalahan
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka dapat dirumuskan
permasalahan yang ada, yaitu:
1.
Tingginya jumlah penduduk di Indonesia, yaitu 251,160,124 jiwa atau sekitar 4 % dari
keseluruhan jumlah penduduk dunia.
2.
Masih tingginya Laju Pertumbuhan Penduduk di Indonesia (1,49 %), Provinsi Jawa
Barat (1,81 %) dan Kabupaten Karawang (3,8 %).
3.
Masih tingginya angka fertilitas total (Total Fertility Rate / TFR) di Indonesia (2,6 %)
dan Kabupaten Karawang (2,2%).
4.
5.
Masih tingginya angka unmet need (perempuan yang tidak ingin punya anak lagi atau
ingin menjarangkan kelahiran berikutnya tetapi tidak menggunakan cara kontrasepsi)
yaitu 9 %.
6.
7.
Masih tingginya angka kehamilan yang tidak diinginkan (KTD), yaitu 7,2 %.
8.
Masih tingginya angka ibu hamil dengan kondisi 4 Terlalu, yaitu sebesar 62,7 %.
9.
1.3. Tujuan
1.3.1. Tujuan Umum
c. Mewujudkan Universitas Kristen Krida Wacana sebagai masyarakat ilmiah dalam peran
sertanya di bidang kesehatan
1.4.3. Bagi Puskesmas
a. Mengetahui masalah-masalah yang timbul dalam program pelayanan Keluarga
Berencana di Puskesmas disertai dengan usulan atau saran sebagai pemecahan atas
masalah tersebut sehingga dapat memenuhi target secara optimal.
b. Memberikan masukan terhadap kerjasama dan pembinaan peran serta masyarakat dan
petugas pelayanan kesehatan dalam melaksanakan program Keluarga Berencana secara
optimal, sehingga pelayanan Keluarga Berencana di Puskesmas Batujaya dapat menjadi
lebih baik.
1.4.4.Bagi Masyarakat
a. Menyadari pentingnya program Keluarga Berencana sehingga dapat berpartisipasi
terhadap program Kelarga Berencana dan pada akhirnya secara langsung menurunkan
laju pertumbuhan penduduk dan secara tidak langsung menurunkan angka kematian ibu
dan anak serta meningkatkan kesehatan reproduksi masyarakat.
b. Mendapatkan pelayanan kesehatan terutama pelayanan Keluarga Berencana yang lebih
baik dari Puskesmas.
1.5. Sasaran
Pasangan Usia Subur (PUS) di wilayah kerja Puskesmas Puskesmas Batujaya periode
Januari 2014 sampai Agustus 2014
Bab II
Materi dan Metode
2.1.
Materi
Materi yang dievaluasi dalam program ini merupakan data sekunder dari laporan hasil
kegiatan bulanan Puskesmas mengenai program KB di wilayah kerja Puskesmas Batujaya
periode Januari 2014 sampai Agustus 2014, yang berisi kegiatan:
1. Konseling
2. Pelayanan kontrasepsi
3. Pengayoman Medis
4. Penanganan efek samping dan komplikasi yang ringan
5. Pelayanan rujukan
6. Pencatatan dan pelaporan
2.2.
Metode
Evaluasi dilakukan dengan cara melakukan pengumpulan data, pengolahan data,
analisis data, dan intepretasi data program KB di Puskesmas Batujaya periode Januari 2014
sampai Agustus 2014. Data dibandingkan dengan target yang telah ditentukan dengan
menggunakan pendekatan sistem sehingga ditemukan masalah pada program KB kemudian
dibuat usulan dan saran sebagai pemecahan masalah yang ditemukan berdasarkan penyebab
dari masing-masing unsur keluaran pada pendekatan sistem.
Bab III
Kerangka Teoritis
(planning),
organisasi
(organizing),
pelaksanaan
(actuating)
dan
7
Tolok Ukur
Tolok ukur terdiri dari variabel masukan, proses, keluaran, lingkungan, umpan balik,
dan dampak yang digunakan sebagai pembanding atau target yang harus dicapai dalam
program Keluarga Berencana. (Lampiran 1)
Bab IV
Penyajian Data
4.1.
Sumber Data :
Sumber data merupakan data sekunder yang berasal dari :
1. Laporan Bulanan program KB Puskesmas Puskesmas Batujaya periode Januari 2014
sampai Agustus 2014
2. Instrumen Penilaian Kinerja Puskesmas Batujaya periode Januari sampai dengan
Desember 2013.
3. Data Profil Kecamatan Batujaya tahun 2013.
4.2.
Jenis Data
4.2.1. Data Umum
Lokasi
UPTD Puskesmas Batujaya terletak di desa Batu Jaya Kecamatan Batujaya
Kabupaten Karawang, dengan berjarak + 1 km dari kantor kecamatan
Batujaya dan
Utara
berbatasan
dengan
wilayah
kerja
Puskesmas
Kecamatan Tirtajaya;
o Sebelah Selatan berbatasan dengan wilayah kerja Kabupaten Bekasi;
9
o Sebelah
Barat
berbatasan
dengan
wilayah
kerja
Puskesmas
b. Data Demografi
Jumlah penduduk Kecamatan Batujaya berdasarkan data dari Biro Pusat Statistik
Kabupaten Karawang Tahun 2013 adalah sebanyak 86.470 Jiwa yang terdiri dari 43.330
Jiwa penduduk laki-laki dan 43.140 Jiwa penduduk perempuan .
Dengan jumlah penduduk sebanyak 86.470 Jiwa, kebutuhan dan tuntutan masyarakat
terhadap pelayanan pemerintahan secara umum sangat kompleks dan memerlukan
penanganan yang lebih serius serta tuntutan profesional dari para pelaksana pemerintahan.
Data lengkap mengenai jumlah dan tingkat kepadatan penduduk Kecamatan Batujaya
sampai dengan akhir Tahunan 2013 adalah sebagai berikut :
Tabel 1
Jumlah dan Tingkat Kepadatan Penduduk Kecamatan Batujaya Tahun 2013
No
01
02
03
04
05
06
07
08
09
10
Nama Desa
Kuta Ampel
Karya Makmur
Teluk Bango
Karya Mulya
Teluk Ambulu
Karya Bhakti
Batujaya
Baturaden
Segaran
Segarjaya
Kecamatan
Luas
Jumlah
Jumlah
( km2 )
Rmh Tangga
Penduduk
417,0
475,2
464,5
468,2
428,3
422,3
426,3
381,0
445,3
340,0
2.825
2.287
2.943
3.386
1.546
2.518
4.160
1.862
3.589
3.263
9.542
6.854
9.572
10.645
5.894
7.946
14.675
5.539
9.349
6.954
4.268,1
28.379
86.970
Tingkat
Kepadatan
Penduduk/km2
22,88
14,42
20,61
22,74
13,76
18,82
34,42
14,54
20,99
20,45
10
: 99%
: 1%
:-
:-
Pemilik Tanah
Buruh Tani
: 20.271 orang
: 26.058 orang
: 12.598 orang
d. PNS
: 245 orang
e. TNI/Polisi
: 98 orang
f. Wiraswasta
: 8.965 orang
g. Pensiunan
: 56 orang
Tingkat Pendidikan
Dari tingkat pendidiakan, penduduk Kecamatan Batujaya yang berijazah SD atau yang
sederajad menduduki jumlah terbanyak di antara yang lainnya, seperti yang ditunjukan
dalam data berikut ini :
Tidak Tamat SD
: 13,04 %
SD
: 27,74 %
SMP
: 22,74 %
SMA
: 17,29 %
11
: 8,98 %
Diploma I/ Diploma II
: 4,19%
Akademi/Diploma III
: 2,62%
Universitas/Diploma IV
: 1,37%
S2/S3 (Master/Doktor)
: 0,36%
Nama Desa
01
02
03
04
05
06
07
08
09
10
Kuta Ampel
Karya Makmur
Teluk Bango
Karya Mulya
Teluk Ambulu
Karya Bhakti
Batujaya
Baturaden
Segaran
Segarjaya
Kecamatan
Jml
Penduduk Miskin
4.602
3.108
4.725
4.314
2.481
3.114
4.098
3.174
4.394
3.700
37.710
Sarana Kesehatan
Tabel 3
Sarana Kesehatan yang ada di Wilayah Batujaya Tahun 2013
12
Sarana Kesehatan
No
Jumlah
01
02
Puskesmas DTP
03
Praktek Perorangan
a. Dokter Umum
b. Dokter Specialis
c. Dokter Gigi
d. Bidan
13
04
Balai Pengobatan
32
05
Rumah Bersalin
07
Klinik 24 Jam
08
Apotek
09
Toko Obat
10
Optik
11
Pengobatan Tradisional
67
Dokter
2 orang
Bidan
13 orang
PLKB
10 orang
Kader
52 orang
1.2. Dana
APBD II
ada
1.3. Sarana
Sarana medis
13
Stetoskop
1 buah
Tensimeter
1 buah
50 pasang
Timbangan BB
1 buah
Meja ginekologi
1 buah
IUD kit
2 set
Sarana kontrasepsi
IUD Cu T380 A
25 buah
250 buah
Implan
50 set
Pil kontrasepsi
1200 strip
Kondom
8 lusin
Sarana obat-obatan
1 botol
Tablet analgetik
200 tablet
Tablet Antibiotik
200 tablet
1 toples
Toples alkohol
1 buah
Kasa steril
10 dus
2 buah
Tempat sampah
1 buah
Perlak karet
2 buah
Handuk kecil
4 buah
1.4. Metode
a) Konseling
Melakukan interaksi positif antara pasien dan petugas sembari memberikan informasi
kelebihan, kekurangan dan efek samping dari setiap metode KB yang dapat digunakan
untuk membantu pasien mengenali kebutuhannya, memilih solusi yang terbaik dan
membuat keputusan yang paling sesuai dengan kondisi yang dihadapi dengan
14
menggunakan media lembar balik Alat Bantu Pengambilan Keputusan (ABPK) berKB dan menindaklanjuti pertemuan berikutnya.
b) Pelayanan kontrasepsi
Setelah pasien menentukan metode KB yang akan digunakan, maka petugas
melakukan pelayanan pemberian kontrasepsi sesuai dengan metode KB yang dipilih
baik non hormonal seperti Kondom, Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR), dan
Kontrasepsi Mantap (Metode Operasi Pria/ MOP dan Metode Operasi Wanita MOW)
maupun metode hormonal seperti Pil KB, KB Suntik, dan Implan.
Kondom
Pemberian kondom secara gratis sembari diajarkan cara penggunaan kondom yang
benar.
Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)
Melakukan anemnesis, pemeriksaan fisik dan genital secara lebih mendalam.
Pemasangan AKDR (Cu T380 A) dapat dilakukan pasca persalinan yaitu setelah
lahirnya plasenta (10 menit setelah plasenta lahir pada persalinan normal, ataupun
pada saat operasi caesar) atau pasca persalinan (10 menit-48 jam pasca pesalinan
hari kelima setelah hari permulaan haid atau segera setelah persalinan.
KB Suntik
Menggunakan jenis kontrasepsi yang hanya mengandung progestin yaitu yang
mengandung 150 mg Depo Medroksiprogesteron Asetat (DMPA) yang diberikan
setiap 3 bulan maupun yang mengandung 50 mg Depo Medroksi-progesteron
Asetat (DMPA) + 10 mg Estradiol yang diberikan setiap 1 bulan dengan cara
disuntik intramuskular (gluteus). Pada ibu yang tidak menyusui, dapat diberikan
15
pada hari kelima setelah hari permulaan haid atau segera setelah persalinan.
Sedangkan pada ibu yang menyusui dapat diberikan 6 minggu pasca persalinan.
Implan
Pemasangan implan (susuk KB II) yang mengandung Levonogestrel 75 mg dan
bertahan 3 tahun di lengan kiri atas bagian voler, kira-kira 10 cm dari lipat siku
minimal 4 minggu pasca persalinan.
16
Setiap hari pada jam operasional puskesmas (pk 08.00-12.00 WIB) oleh bidan Puskesmas
dan oleh bidan-bidan desa yang secara bergiliran datang ke puskesmas untuk memberikan
pelayanan KB serta oleh bidan desa di dalam posyandu yang ada di masing-masing desa.
c) Pengayoman medis dengan Komunikasi Informasi Edukasi (KIE)
Setiap hari pada jam operasional puskesmas (pk 08.00-12.00 WIB) oleh bidan Puskesmas
dan oleh bidan-bidan desa yang secara bergiliran datang ke puskesmas untuk pengayoman
medis peserta KB serta oleh bidan-bidan desa di dalam posyandu yang ada di masingmasing desa.
d) Penanganan efek samping dan komplikasi yang ringan
Setiap hari pada jam operasional puskesmas (pk 08.00-12.00 WIB) oleh bidan Puskesmas
dan oleh bidan-bidan desa yang secara bergiliran datang ke puskesmas serta oleh bidanbidan desa di dalam posyandu yang ada di masing-masing desa dan dapat dibantu oleh
dokter fungsional.
e) Pelayanan rujukan
Setiap hari pada jam operasional puskesmas (pk 08.00-12.00 WIB) oleh bidan Puskesmas
dan ditandatangani oleh dokter Puskesmas.
f) Pencatatan dan pelaporan
Pencatatan :
Setiap hari pada jam kerja (pk 08.00-14.30 WIB) oleh bidan puskesmas dan bidanbidan desa yang secara bergiliran datang ke puskesmas dengan menggunakan:
Formulir PWS KB
Formulir Register Kohort KB
Formulir Register Alat Dan Obat Kontrasepsi Gakin dan Non-Gakin
Formulir Pendataan Tenaga dan Sarana Fasilitas Pelayanan KB
Formulir Laporan Bulanan Logistik Alokon & BHP Puskesmas
Pelaporan
1x/bulan kepada kepala Puskesmas pada saat lokakarya bulanan oleh koordinator
bidan.
2.2. Pengorganisasian
Struktur Organisasi Program Keluarga Berencana Puskesmas Batujaya
Dinas Kesehatan
Kabupaten
17
Ka Subag TU
Teti Suhernayati,SKM
Koordinator Program
Hj Darmawati
Hj Darmawati
Bidan Desa
Bd. Siti Komala
Kuta Ampel
Bd. Kartini
Karya Makmur
Bd. Titin Kartini
Teluk Bango
Bd. Sri Haryati
Karya Mulya
Bd. Wati Karwati
Karya Bhakti
Bd.Rita
Batujaya
Bd. Siti Aminah
Baturaden
Bd. Karyanah
Segaran
Bd. Siti Mustikawati
Teluk Ambulu
Bd. Sukarti
Segarjaya
2.3. Pelaksanaan
a) Konseling
Dilakukan setiap hari pada jam operasional puskesmas (pk 08.00-12.00 WIB) oleh bidan
Puskesmas dan oleh bidan-bidan desa yang secara bergiliran datang ke puskesmas untuk
memberikan konseling KB serta oleh bidan-bidan desa di dalam posyandu yang ada di
masing-masing desa.
b) Pelayanan kontrasepsi
Dilakukan setiap hari pada jam operasional puskesmas (pk 08.00-12.00 WIB) oleh bidan
Puskesmas dan oleh bidan-bidan desa yang secara bergiliran datang ke puskesmas serta
oleh bidan-bidan desa di dalam posyandu yang ada di masing-masing desa.
c) Pengayoman medis dengan Komunikasi Informasi Edukasi (KIE)
Dilakukan setiap hari pada jam operasional puskesmas (pk 08.00-12.00 WIB) oleh bidan
Puskesmas dan oleh bidan-bidan desa yang secara bergiliran datang ke puskesmas serta
oleh bidan-bidan desa di dalam posyandu yang ada di masing-masing desa.
d) Penanganan efek samping dan komplikasi yang ringan
Dilakukan setiap hari pada jam operasional puskesmas (pk 08.00-12.00 WIB) oleh bidan
Puskesmas dan oleh bidan-bidan desa yang secara bergiliran datang ke puskesmas serta
18
oleh bidan-bidan desa di dalam posyandu yang ada di masing-masing desa dan dapat
dibantu oleh dokter yang bekerja di balai pengobatan.
e) Pelayanan rujukan
Dilakukan setiap hari pada jam operasional puskesmas (pk 08.00-12.00 WIB) oleh bidan
Puskesmas dan oleh yang bekerja di balai pengobatan.
f) Pencatatan dan pelaporan
Pencatatan
Dilakukan setiap hari pada jam kerja (pk 08.00-14.30 WIB) oleh bidan puskesmas
dan bidan-bidan desa yang secara bergiliran datang ke puskesmas hanya dengan
menggunakan formulir PWS KB
Pelaporan
Dilakukan 1x/bulan kepada kepala Puskesmas pada saat lokakarya bulanan oleh
koordinator bidan.
2.4. Pengawasan
Tidak ada petugas yang melakukan pengawasan pelaksanaan program sehari-hari.
Pengawasan oleh kepala Puskemas 1x/ bulan dalam rapat Lokakarya bulanan.
3. Keluaran
3.1. Cakupan Konseling
= (tidak dicatat)
3.2. Cakupan Pelayanan Kontrasepsi
3.2.1 Cakupan Peserta KB Baru
Bulan
Januari 2014
Februari 2014
Maret 2014
April 2014
Mei 2014
Juni 2014
Juli 2014
Pil
80
84
94
96
33
53
65
Suntik Implan
95
29
104
0
115
128
115
0
44
58
102
0
115
0
AKDR
8
0
2
6
6
7
0
Kondom MOW
7
0
0
7
7
0
7
8
0
5
9
0
11
0
MOP
0
0
0
0
0
0
0
Jumlah
219
195
346
232
146
171
191
19
Agustus 2014
Jumlah
67
572
106
796
28
243
6
35
0
41
0
20
0
0
207
1707
Pil
Suntik
Implan
AKDR
Kondo
Januari 2014
Februari 2014
Maret 2014
April 2014
Mei 2014
Juni 2014
Juli 2014
Agustus 2014
Jumlah
4847
4847
4941
4747
4747
4811
4876
4811
4811
6384
6384
6499
6484
6484
6112
6227
6112
6112
1255
1255
1383
1255
1296
1373
1373
1455
1455
227
227
229
236
242
349
349
349
349
91
91
98
91
91
91
102
91
91
MO
W
222
222
222
230
234
234
234
234
234
MOP
Jumlah
325
13351
325
13351
325
13697
325
13366
325
13419
348
13318
348
13509
348
13346
348
13346
X100 %
jumlah PUS
= 13346 X 100%
18882
= 70,68 % (Tolok Ukur 8 bulan = 70/12 x 8= 46,67%)
Persentase peserta pil KB = Jumlah pengguna pil KB
X 100 %
Jumlah peserta KB aktif
= 4811 X 100%
13346
= 36 % (Tolok Ukur 8 bulan= 14/12 x 8 = 9,3 %)
20
X 100%
13346
= 10,9 % (Tolok Ukur 8 bulan = 10/12 x8 = 6,67%)
X 100%
13346
= 0,68% (Tolok Ukur 8 bulan = 2,5/12 x 8 = 1,67 %)
Persentase penggunaan MOW = Jumlah pengguna MOW
X 100 %
Jumlah peserta KB aktif
= 234
X 100%
13346
= 1,75 % (Tolok Ukur 8 bulan = 9/12 x 8 = 6 %)
21
X 100%
13346
= 2,6 % (Tolok Ukur 8 bulan = 2/12 x 8 = 1,3 %)
3.2.3
Komplikasi
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Kegagalan
0
0
1
0
0
0
0
0
1
Drop Out
0
0
20
0
0
0
0
0
20
X 100%
13346
= 0 % (Tolok Ukur < 0,2 %)
X 100%
13346
= 0,007 % (Tolok Ukur < 3,5 %)
Persentase drop out peserta KB = Jumlah drop out peserta KB periode 8 bulan
22
X100 %
Jumlah Peserta KB Aktif
= 20 X 100%
13346
= 0,14 % (Tolok Ukur < 14 %)
3.1. Cakupan pengayoman medis peserta KB
= (tidak dicatat)
3.4. Cakupan penanganan efek samping
Tabel 3.4. 1. Jumlah Efek Samping Peserta KB
Bulan
Januari 2014
Februari 2014
Maret 2014
April 2014
Mei 2014
Juni 2014
Juli 2014
Agustus 2014
Jumlah
Efek Samping
0
0
21
1
0
0
0
0
22
Persentase efek samping peserta KB = Jumlah efek samping peserta KB periode 8 bulan
= 22
X100 %
13346
= 0, 14 %
3.5. Cakupan pelayanan rujukan KB
= (tidak dicatat)
4. Lingkungan
4.1. Fisik
Lokasi
Berdasarkan lokasi Puskesmas Batujaya tergolong sulit dijangkau oleh masyarakat di
23
Transportasi yang tersedia mencakup transportasi umum yang dapat digunakan untuk
mencapai Puskesmas, seperti bus, angkutan kota, dan sepeda motor. Namun untuk
beberapa tempat hanya jarang terdapat angkutan umum dan untuk dapat pergi ke
puskesmas memerlukan biaya transportasi yang cukup besar bagi beberapa masyarakat.
Fasilitas lain
Tersedia fasilitas kesehatan lain seperti klinik dokter umum dan rumah sakit yang
kooperatif. Namun penyebaran faslitas kesehatan tersebut tidak merata. Di beberapa
daerah masih banyak warga yang sulit untuk menjangkau fasilitas kesehatan lainnya.
Kondisi lingkungan
Tidak mempengaruhi pelaksanaan program KB.
5. Umpan Balik
6. Dampak
6.1. Langsung
6.1.1.
Meningkatkan kesadaran keluarga untuk ber-KB
6.1.2.
Meningkatkan jumlah peserta KB baru
6.1.3.
Meningkatkan jumlah peserta KB aktif
6.2. Tidak Langsung
6.2.1.
Menekan Laju Pertumbuhan Penduduk
6.2.2.
6.2.3.
24
Bab V
Pembahasan
Tabel 5.1: Hasil pengamatan cakupan program KB di UPTD Puskesmas Batujaya dibandingkan
dengan tolok ukur yang telah ditetapkan.
Variabel
Tolok Ukur
Pencapaian
Masalah
25
Keluaran
o
o
o
o
Cakupan Konseling
Cakupan peserta KB aktif
Persentase peserta pil KB
Persentase peserta KB
suntik
o Persentase peserta implan
o Persentase peserta AKDR
o Persentase peserta
kondom
o Persentase peserta MOW
o Persentase peserta MOP
o Persentase Kegagalan
peserta KB
o Persentase komplikasi
peserta KB
o Persentase drop out
peserta KB
o Cakupan pengayoman
medis peserta KB
o Cakupan penanganan
66,67%
46,67%
9,3%
10,67%
(+)66,67%
(-)
(-)
(-)
6,67%
11,3%
1,67%
10,9%
2,6%
0,68%
(-)
(+)8,7%
(+)0,99%
6%
1,3%
<0,2%
1,75%
2,6 %
0%
(+) 4,25%
(-)
(-)
<3,5%
0,007%
(-)
<14%
0, 14%
(-)
66,67%
(+)66,67%
66,67%
(+)66,67%
66,67%
(+)66,67%
Terdapat pengawasan
(+)
pelaksanaan program
pelaksanaan program
sehari-hari
Terdapat laporan bulanan
sehari-hari
Terdapat laporan bulanan
dan triwulan
dan triwulan
Terdapat rapat bulanan dan Terdapat rapat bulanan dan
(-)
(-)
triwulan
triwulan
Konseling
Dilakukan Senin-Sabtu
Dilakukan Senin-Sabtu
(-)
Pelayanan kontrasepsi
Dilakukan Senin-Sabtu
Dilakukan Senin-Sabtu
(-)
Pengayoman medis
Dilakukan Senin-Sabtu
Dilakukan Senin-Sabtu
(-)
Penanganan efek
Dilakukan Senin-Sabtu
Dilakukan Senin-Sabtu
(-)
o Pelaksanaan :
samping dan
26
komplikasi yang
ringan.
Rujukan
Pencatatan dan
Pelaporan
o Pengorganisasian
Dilakukan Senin-Sabtu
Dilakukan Senin-Sabtu
(-)
Dilakukan secara
(+)
menyeluruh menurut
menyeluruh menurut
Terdapat pengaturan,
pengawasan yang
dilakukan sehari-hari
(+)
teratur dalam
melaksanakan tugasnya
o Perencanaan:
Konseling
Pelayanan kontrasepsi
Pengayoman medis
-Konseling perorangan
-Penyuluhan kelompok
dan masyarakat
Direncanakan Senin-Sabtu
Direncanakan Senin-Sabtu
Direncanakan
Direncanakan
(-)
(-)
Direncanakan Senin-Sabtu
Direncanakan 1x/ bulan
Direncanakan
Tidak direncanakan
(-)
(+)
oleh PLKB
Direncanakan Senin-Sabtu
Direncanakan
(-)
Direncanakan
(-)
Direncanakan
(-)
Penanganan efek
Direncanakan Senin-Sabtu
samping dan
oleh dokter
Direncanakan setiap akhir
komplikasi ringan
Rujukan KB
bulan
Pencatatan dan
Pelaporan
Masukan
o
Tenaga
Dokter
1 orang
2 orang
Bidan / perawat
1 orang
13 orang (bergantian)
1 orang/desa
1orang/Desa
5 orang/posyandu
1 orang/Posyandu
Ada
Ada
PLKB
Kader
o
Dana
APBD
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(+)
(+)
27
Sarana
Sarana medis
(-)
(-)
(-)
(-)
Stetoskop
2 buah
1 buah
Tensimeter
2 buah
1 buah
50 pasang
50 pasang
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
2 set
2 set
50 buah
25 buah
600 buah
250 buah
(-)
50 set
50 set
1200 strip
1200 strip
(-)
(-)
(-)
12 lusin
8 lusin
(+)
(+)
(-)
(-)
(+)
Vial suntikan +
Disposible Syringe
Implan
Pil kontrasepsi
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
Kondom
Sarana obat-obatan
1 botol
1 botol
savlon/betadine
200 tablet
200 tablet
Tablet analgetik
200 tablet
200 tablet
Tablet Antibiotik
2 toples
2 toples
Cairan antiseptik
1 buah
1 buah
10 dus
10 dus
Toples alkohol
2 buah
2 buah
Kasa steril
2 buah
1 buah
2 buah
2 buah
Tempat sampah
4 buah
4 buah
Dengan wawancara
Dengan wawancara
Perlak karet
Handuk kecil
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
28
Metode
Pemberian kondom
Pemberian kondom
a) Kondom
pada
pada
b) Pil
haid.
haid.
1. Konseling
2. Pelayanan
c) KB Suntik
hari
IM, di gluteus.
IM, di gluteus.
a. Anamnesis
MOP)
f) Implan
3. Pembinaan
(-)
(-)
a) Anamnesis
umum b) Pemeriksaan
umum
sesuai c) Pemasangan
prosedur legeartis
Mantap (MOW /
kelima
c. Pemasangan
e) Kontrasepsi
hari
b. Pemeriksaan
d) IUD
kelima
(-)
(-)
(-)
sesuai
prosedur legeartis
kandungan yang
kandungan yang
berkompetensi
berkompetensi
Dengan KIE
-Perorangan : konseling
-Kelompok : penyuluhan
Pada setiap kasus yang
Dengan KIE
-Perorangan : konseling
-Kelompok : penyuluhan
Pada setiap kasus yang
diatasi.
SP2TP
SP2TP
6. Pencatatan dan
pelaporan
Lingkungan
o Fisik
29
Lokasi
Mudah dijangkau
(+)
Puskesmas Batujaya
Transportasi
Tersedia sarana
transportasi
(+)
Fasilitas pelayanan
cukup ekonomis
Penyebaran tidak merata
kesehatan lain
(+)
Tingkat pendidikan
penghambat
penghambat pelaksanaan
(+)
program
Sosial ekonomi
Agama
penghambat
penghambat pelaksanaan
program
Tidak menjadi faktor
penghambat
Umpan Balik
o Pelaporan yang lengkap
dan sesuai dengan waktu
yang ditentukan
o Rapat kerja yang
membahas laporan
(+)
(-)
penghambat
Adanya pelaporan setiap
(-)
(-)
keluarga berencana.
Ada hasil rapat kerja
30
Bab VI
Perumusan Masalah
31
Pada pelaksanaan:
Tidak dilakukan sistem pencatatan dan pelaporan secara menyeluruh menurut buku panduan
pencatatan dan pelaporan setiap akhir bulan.
Pada perencanaan:
6.2.2 Masukan:.
Suplai alat kontrasepsi tertentu tidak selalu tersedia setiap bulannya sehingga harus membeli
dari luar dan mengakibatkan tarif pelayanan kontrasepsi menjadi meningkat
6.2.3 Lingkungan:
Untuk beberapa wilayah, masih belum ada transpotasi umum yang cukup ekonomis
Masih terdapat sejumlah penduduk yang berpendidikan rendah sehingga dapat menjadi
faktor penghambat pelaksanaan program.
Masih terdapat sejumlah penduduk yang memiliki status ekonomi yang rendah sehingga
dapat menjadi faktor penghambat pelaksanaan program.
32
Bab VII
Prioritas Masalah
Prioritas Masalah :
No.
Parameter
1.
Masalah
A
Besarnya masalah
2.
3.
5
33
4.
5.
Jumlah
24
21
23
34
Bab VIII
Penyelesaian Masalah
Masalah :
1. Persentase peserta AKDR hanya mencapai 2,67% dari target yang ditetapkan yaitu
11,3%.
Penyelesaian :
Para bidan dan petugas PLKB perlu aktif memberikan penyuluhan kepada seluruh
masyarakat khususnya Pasangan Usia Subur (PUS) mengenai pentingnya penggunaan
alat kontrasepsi serta jenis alat kontrasepsi yang dapat digunakan khususnya IUD
karena sebagian besar masyarakat umumnya enggan memilih IUD karena adanya rasa
takut memasukkan alat kedalam tubuh.
35
Penyelesaiaan masalah:
Melaksanakan pengawasan pelaksanaan program sehari-hari. Bila ditemukan adanya
penyimpangan dari perencanaan, diberikan peringatan dan bila mengulanginya lagi dapat
diberikan sanksi.
Mencari dan menyediakan formulir pencacatan dan pelaporan yang lengkap disertai
dengan pelatihan cara mengisi formulir yang baik dan benar bagi semua petugas kesehatan
seperti bidan desa, bidan puskesmas, koordinator bidan, dan petugas kesehatan di fasilitas
pelayanan kesehatan swasta serta menyusun jadwal pertemuan untuk verifikasi data antar
penyedia fasilitas pelayanan KB.
Berkoordinasi dengan pihak BKKBN untuk dapat menjaring sasaran PUS yang sebaiknya
menggunakan metode MOW dengan melakukan perencanaan dan pelaksanaan konseling
maupun pengayoman medis perorangan ataupun kelompok secara rutin.
Berkoordinasi dengan pihak BKKBN untuk dapat mengantar setiap calon peserta
pelayanan KB (MOW) tersebut ke rumah sakit rujukan.
36
Bab IX
Penutup
9.1.
Kesimpulan
Telah dilaksanakan evaluasi program KB dengan pendekatan sistem Puskesmas
Batujaya Kabupaten Karawang periode Januari 2014 sampai Agustus 2014 dan ditemukan
bahwa program KB belum berhasil. Adapun besar cakupan konseling 0%, persentase
ppeserta AKDR 2,67% , peserta kondom 0,6%, peserta MOW 1,75%. Besar cakupan
pengayoman medis, penanganan efek samping dan komplikasi ringan dan pelayanan
rujukan KB masing-masing 0%. Prioritas dari masalah-masalah tersebut terletak pada
cakupan peserta AKDR dan MOW. Masalah tersebut disebabkan oleh karena tidak ada
pengawasan pelaksanaan program sehari-hari, tidak dilakukan sistem pencatatan dan
pelaporan yang lengkap dan menyeluruh serta kurangnya koordinasi dengan penyedia
fasilitas pelayanan KB lainnya, tidak adanya perencanaan pengayoman medis secara rutin
dan terstruktur, suplai alat kontrasepsi (IUD yang tidak selalu tersedia serta adanya
kesulitan calon peserta KB (MOW) dalam menjangkau rumah sakit rujukan.
9.2.
Saran
Saran diberikan kepada kepala puskesmas, Dinas Kesehatan Kabupaten Karawang,
dan evaluator selanjutnya agar diharapkan Program KB di Puskesmas Batujaya pada periode
yang akan datang dapat berhasil dan berjalan dengan baik, dan untuk memperbaiki masalah
yang ada serta agar masalah tersebut tidak terulang kembali pada tahun berikutnya.
Saran untuk Kepala Puskesmas, yaitu:
37
1. Dibuatnya struktur organisasi tertulis yang lebih jelas sehingga pembagian tugas dan
fungsi masing-masing kegiatan program lebih jelas terutama pada bagian pengawasan.
2. Menyediakan formulir-formulir pencatatan dan pelaporan dan mengadakan pelatihan
cara pengisian formulir tersebut serta menyusun jadwal pertemuan untuk verifikasi data
antar penyedia fasilitas pelayanan KB serta mengistruksikan penanggung jawab untuk
dapat mengumpulkan data mengenai konseling, pengayoman medis, penanganan efek
samping dan komplikasi ringan serta pelayanan rujukan KB secara lengkap.
3. Melakukan pelatihan dan pengujian petugas Program KB secara berkala baik dalam hal
pemberian konseling, pemasangan alat kontrasepsi, dan pengayoman medis.
4. Menginstruksikan petugas program agar mensosialisasikan semua pemberi pelayanan
KB baik dari pihak puskesmas maupun pemberi pelayanan kesehatan lainnya agar lebih
mengarahkan penggunaan MKJP (metode kontrasepsi jangka panjang) terutama pada
PUS dengan usia > 30 tahun, PUS dengan jumlah anak yang banyak (lebih dari 3 anak
hidup) dan PUS yang tidak lagi ingin punya anak untuk menghindari terjadinya
peningkatan angka drop out akibat penggunaan metode kontrasepsi jangka pendek.
5. Menginstruksikan petugas program untuk melakukan perencanaan mengenai waktu,
tempat, sarana dan prasarana yang dibutuhkan, serta metode dan sasaran pengayoman
medis per wilayah yang dapat dijangkau setiap minggunya.
6. Menginstruksikan petugas program untuk melakukan follow up dan pencacatan calon
peserta KB yang dirujuk apakah telah benar-benar pergi ke rumah sakit rujukan.
7. Membangun kerjasama lintas program dan atau lintas sektoral seperti BKBPP/ BKKBN
terutama dalam hal pengantaran peserta KB rujukan, selain juga kepada pelayanan
kesahatan lain, dan tokoh-tokoh masyarakat.
8. Melakukan pertemuan dengan pihak Dinas Kesehatan Kabupaten Karawang maupun
BKBPP untuk membahas mengenai perbedaan data terutama data jumlah penduduk
serta data sasaran dan target program KB.
Saran untuk Dinas Kesehatan Kabupaten Karawang, yaitu:
1. Melakukan pembinaan dan pelatihan kembali pada petugas KB di semua puskesmas di
wilayah di karawang.
2. Melakukan koordinasi dan sosialisai dengan pihak puskesmas mengenai sumber dan
metode yang digunakan untuk menentukan data kependudukan, sasaran dan target
program KB.
3. Bekerja sama dengan pihak puskesmas dalam melakukan pemantauan pada penyedia
fasilitas pelayanan KB lainnya terutama dalam hal pencatatan dan pelaporan.
38
Daftar Pustaka
39