PENDAHULUAN
G. Wilkinson, 1996). Selain itu, faktor kekuatan politik juga mempunyai peranan yang
dominan dalam meningkatkan pelayanan kesehatan dan kesejahteraan dalam suatu
masyarakat. Pada masa peralihan (dari kolonialisme ke kemerdekaan) pelayan kesehatan
tidak hanya digunakan sebagai media untuk mengurangi penderitaan masyarakat dari
suatu penyakit, tapi juga digunakan sebagai alat politik untuk menciptakan suatu
ketergantung yang digunakan sebagai eksploitasi kelas atas kelas yang lainnya dalam
suatu masyarakat atau digunakan untuk mempromosikan kepentingan suatu pasar. Ketika
dunia telah mengetahui bahwa problem kesehatan masyarakat dapat menyebabkan
timbulnya suatu produksi industrial dan keuntungann, muncul suatu kekuatan teknologi
yang menggerakkan revolusi industri yang mengembangkan sistem pengobatan Barat
yang modern. Tren ini banyak didukung oleh negara-negara industri yang makmur.
Selanjutnya sistem pelayanan kesehatan mulai masuk dalam dunia bisnis modern yang
mulai memajukan pelayanan sosial berbasis industri dengan potensi yang tiada henti
dalam meningkatkan kesejahteraan nasional. Akhirnya sistem pelayanan kesehatan
semakin maju dan pada tingkat tertentu bukannya mendatangkan kesejahteraan tapi
malah menjadi sumber penderitaan bagi masyarakat itu sendiri.
1.2 Rumusan Masalah
jiwa?
1.3 Tujuan Masalah
Memahami pengertian social cohesion
Memahami dimensi tentang social chesion
Memahami kondisi social cohesion pada pemanfaatan ruang terbuka dalam kesehatan
jiwa.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
menimbulkan
mekanisme
saling
membantu.
Kohesi
sosial
4. Masyarakat yang kohesif ditandai dengan modal sosial, yang meliputi jaringan sosial
dan partisipasi masyarakat. Sehingga muncul identitas bersama di antara anggota
masyarakat, membuat bahwa masyarakat lebih kohesif.
Jadi, dimensi menurut Keans dan Forrest bahwa kohesi sosial memiliki keterkaitan
dari nili-nliai budaya dimasyarakat, gangguan sosial yang ada dimasyarakat hingga
penyelesaian masalah yang ada dimasyarakat, sehingga menimbulkan kohesif secara
sosial.
Konsep dimensi kohesi sosial menurut O' Connor (1998), yaitu
1. ikatan yang mengikat, seperti nilai-nilai, identitas, budaya
2. perbedaan dan perpecahan: ketidaksetaraan dan ketidakadilan, keragaman budaya,
divisi geografis
3. perekat sosial yang mengacu pada asosiasi dan jaringan, infrastruktur, nilai-nilai dan
identitas
Konsep dimensi kohesi sosial menurut O Connor bahwa kohesi sosial mengndung
unsur nilai-nilai yang ada dimasyarakat, permasalahan yang ada di masyarakat hingga
perekatan untuk membentuk kelompok baru dengan nilai-nilai yang dibentuk tersebut.
Selain itu, mirip dengan tiga kategori yang tercantum di atas, Woolley membedakan
tiga cara untuk menentukan kohesi sosial (Woolley, 1998) yaitu,
1. Sebagai tidak adanya pengucilan sosial,
2. Interaksi dan koneksi berdasarkan modal sosial
3. Sebagai nilai-nilai bersama dan masyarakat interpretasi berdasarkan identitas
kelompok.
Dimensi kohesi sosial menurut Wolley, bahwa kohesi sosial timbul karena keselarasan
sosial bermasyarakat, interaksi yang berkesinambungan sehingga menimbulkan
terbentuknya nilai bersama dimasyarakat.
Selanjutnya, Dimensi kohesi sosial menurut Mc. Cracken menekankan bahwa modal
sosial masyarakat adalah landasan penting dari kohesi sosial (McCracken 1998; Maxwell
1996). Gagasan tersebut dapat disimpulkan bahwa konsep kohesi sosial menggabungkan
dua dimensi tujuan sosial yang dapat analitis, yaitu:
BAB III
PEMBAHASAN
Ruang terbuka publik (public open space) menurut Peraturan Menteri Pekerjaan
Umum No.40/PRT/M/2007 didefinisikan sebagai: Ruang terbuka yang terdapat pada
lahan milik publik, baik berupa taman, lapangan olahraga, maupun ruang terbuka
lainnya. Area tersebut dapat diakses dan dimanfaatkan oleh publik tanpa batasan ruang,
waktu, dan biaya.
3. Hasil Penelitian
Penelitian dilakukan terhadap 375 mahasiswa (182 laki-laki, 193 perempuan) dari
berbagai universitas dan program studi di Jakarta. Berikut ini adalah tabel yang
menunjukkan frekuensi dan presentase tingkat kesehatan jiwa, tingkat persepsi kohesi
sosial dan tingkat pemanfaatan ruang publik.
baik
seorang
individu
akan
senantiasa
ingin
menjalin
interaksi
dan
interaksi sosial yang didorong oleh kesadaran kekerabatan. Melalui ruang publik
seseorang bisa membangun interaksi sosialnya, meskipun. kebanyakan kontak manusia
di ruang terbuka publik adalah kontak dengan intensitas rendah seperti melihat dan
menonton orang lain, memberikan atau menerima informasi, atau memberikan komentar
sambil lalu. Namun demikian, kontak inilah yang merupakan langkah pertama dan
fundamental untuk memicu variasi hubungan interpersonal dan sosial. Interaksi dan
relasi sosial ini selanjutnya membawa pada kohesi sosial.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Kohesi sosial (social cohesion) merupakan perekatan yang dibangun oleh suatu grup
atau kelompok atau komunitas berdasarkan ikatan kefamilian, klan dan genealogi dalam
bingkai keetnikan. Dalam kohesi sosial terbentuk secara dua kategoris, yaitu kohesi
sosail intramasyarakat dan kohesi antamasyarakat.
Kohesi sosial mencakup dua dimensi, yaitu dimensi pertama terbentuk dari akibat
pengurangan kesenjangan, ketidakadilan, dan pengucilan sosial dan dimensi kedua
menyangkut penguatan hubungan sosial, interaksi dan hubungan.
Dalam studi kasus kohesi sosial Peran Mediasi Persepsi Kohesi Sosial dalam
Hubungan Prediktif Persepsi Pemanfaatan Ruang Terbuka Publik Terhadap Kesehatan
Jiwa bahwa ruang publik seseorang bisa membangun interaksi sosialnya dengan
masyarakat, sehngga kohesi sosial terbentuk dari tempat ruang terbuka. Terbentuk
langkah pertama dan fundamental untuk memicu variasi hubungan interpersonal dan
sosial. Interaksi dan relasi sosial ini selanjutnya membawa pada kohesi sosial.
Daftar Pustaka
Adi, W., Sudarsono, R.P., Yudistira, C., & Nusrat, M. (2011, 15 Desember). Rasa
terasing dan cari jalan pintas. Kompas. Diakses pada 5 Februari 2012, dari
http://megapolitan.kompas.com/read/2011/12/15/02121361/.Rasa.Terasing.dan.C
ari.Jalan.Pintas.
American Psychological Association. (2008, August 19). Suicidal Thoughts Among
College Students More Common Than Expected. ScienceDaily. Diakses pada 17
September
2012,
dari
http://www.sciencedaily.com/
releases/2008/08/080817223436.htm.
Ardhan.2008. Kohesi Sosial, Perekat yang Harus Selalu Dikelola.[online] available at :
https://id.scribd.com/doc/4568418/KOHESI-SOSIAL. [Accessed 24 September 2016].
Echeverriaa, S., Diez-Rouxc, A.V., Shea, S. , Borrell, L.N,, & Jackson, S. (2008).
Associations of neighborhood problems and neighborhood social cohesion with
mental health and health behaviors: The Multi-Ethnic Study of Atherosclerosis.
Health & Place, 14, 853865.
Eitle, D., Gunkel, S., & Van, G.K. (2004). Cumulative exposure to stressful life
events and male gang membership. Journal of Criminal Justice, 32, 95111.
Nisa, Afifatun.2012. Peran Mediasi Persepsi Kohesi Sosial dalam Hubungan Prediktif
Persepsi Pemanfaatan Ruang Terbuka Publik Terhadap Kesehatan Jiwa.
[online].
[Accessed
24 September 2016].
Pasaogullari, N., & Doratli, N. (2004). Measuring accessibility and utilization of
public spaces in Famagusta. Cities, 21(3), 225232.
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.40/PRT/M/2007
Tentang
Pedoman
10