Chasis Otomotif Rem
Chasis Otomotif Rem
Tugas ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Chasis Otomotif
Disusun Oleh :
Ayu Hasin (K2513008)
piston
rem
untuk
mengendurkan
tekanan,
lalu
mengeraskannya kembali begitu roda berputar. Sistem itu berjalan amat cepat,
dapat capai 15 kali/detik. Dampaknya yaitu mobil terus bisa dikendalikan serta
jarak pengereman semakin efisien.
Sistem ini diadopsi dari teknologi serupa di pesawat terbang. ABS bekerja
apabila pada mobil terjadi pengereman keras sehingga salah sebagian atau semua
roda berhenti sementara mobil masih melaju, membuat kendaraan tidak terkendali
sama sekali. Hal ini tentu sangat berbahaya terutama di jalan licin dan kelokan.
Ketika sensornya mendeteksi ada roda mengunci, ia akan memerintahkan piston
rem untuk melepaskan tekanan kembali ke titik normal , lalu mengeraskannya
kembali begitu roda berputar. Proses itu berlangsung sangat cepat, bisa mencapai
15 kali/detik. Efeknya adalah mobil tetap dapat dikendalikan dan jarak
pengereman makin efektif sehingga dapat mengurangi tingkat kecelakaan.
Tujuan ABS adalah :
1. Menstabilkan mobil saat di rem penuh, walaupun konsisi jalan jelek
2. Mobil masih bisa dikemudikan, walaupun tekanan rem penuh
3. Keausan ban kecil
4. Bahaya kecelakaan kecil
Speed Sensor Depan : mendeteksi kecepatan roda pada masing-masing
roda depan.
Speed Sensor Belakang : mendeteksi kecepatan roda pada masing-masing
roda belakang.
Switch Lampu Rem : mendeteksi tanda pengereman dan mengirimkan
signal ke ABS computer.
Sedangkan
untuk
komponen
penyusunnya
sesuai
dengan gambar di atas adalah
ABS control module
Modul kontrol ABS adalah modul kontrol yang membandingkan informasi
kecepatan roda dengan kecepatan roda yang lain yang didapat dari sensor.
Ketika roda hampir terkuci, tekanan rem dikurangi sehingga putaran roda
menjauh dari keadaan terkunci. Apabila putaran roda terlalu cepat, tekanan
rem dapat dinaikkan untuk mengurangi kecepatannya. Ketika kecepatan antar
roda hampir sama, modul kontrol akan mangaktifkan mode pressure hold of
operation.
Hold Pressure Steady, Selama mode Pressure Hold kedua solenoid tertutup
sehingga tidak ada jalur pergerakan minyak rem.
Decrease Pressure, Selama mode Pressure Vent solenoid pada jalur pedal
rem tertutup. Dan solenoid ventilasi terbuka, sehingga minyak masuk ke
dalam suatu rungan (accumulator chamber)
Sensor
deselerasi
merasakan
tingkat
deselerasi
kendaraan
dan
Karena itulah, kebanyakan mobil yang dilengkapi dengan tipe 4 channel ABS
memasukkan satu select low logic pada roda belakang agar mobil tetap stabil,
di berbagai macam kondisi jalan.
2. ABS dengan 4-SENSOR 3-CHANNEL
Jenis ini umumnya dipakai untuk mobil FF (Front engine Front driving),
kebanyakan berat kendaraan terpusat di roda depan dan berat titik tengah
kendaraan saat direm juga berpindah ke depan hampir 70%, gaya pengereman
ini dikontol oleh roda depan. Artinya adalah kebanyakan tenaga pengereman
dibangkitkan oleh roda depan, sehingga agar ABS bisa efektif, maka
diperlukan 30 pengaturan tersendiri (independent control) pada roda depan.
Namun demikian, roda belakang yang gaya pengeremannya lebih sedikit, juga
sangat penting untuk memastikan kendaraan aman saat dilakukan pengereman.
Karena itulah apabila saat ABS roda belakang bekerja di permukaan jalan
yang licin, maka independent control pada roda belakang mengatur agar gaya
pengereman roda-roda belakang tidak merata sehingga mobil mengalami
yawing. Untuk menghindari gerakanyawing ini dan untuk menjaga agar mobil
tetap aman saat ABS bekerja diberbagai kondisi jalan, maka tekanan rem roda
belakang diatur berdasarkan kecenderungan roda mana yang mengalami lockup. Konsep pengaturan ini dikenal dengan Select-low control.
3. ABS dengan 3-SENSOR 3-CHANNEL
Roda depan dikontrol tersendiri namun untuk roda belakang dikontrol
secara bersamaan oleh satu wheel speed sensor (khususnya differential ring
gear). Mobil yang dilengkapi dengan H-bake line system mempunyai sistem
kontrol ABS jenis ini. Dua channel untuk roda depan dan satunya lagi untuk
roda belakang. Roda belakang dikontrol bersama dengan select low control
logic. Untuk X-brake line system, diperlukan 2 channels (2 brake port di
dalam unit ABS) untuk mengatur roda belakang dikarenakan masing-masing
roda belakang mempunyai jalur rem yang berbeda.
terkunci, sehingga kestabilan kemudi mobil akan hilang dan jarak henti pada
permukaan jalan yang mempunyai daya gesek rendah (low) juga akan
bertambah jauh. Sistem ini hanya akan membantu untuk penghentian lurus.
Prinsip Kerja
(locking)
pada
saat
pengereman
mendadak
yang
dapat
mengakibatkan roda tergelincir (slip). Pada saat pengereman, roda akan slip
apabila berdeselerasi/berhenti lebih cepat dari kendaraan. ABS merupakan
closed-loop control system yang bekerja dengan cara mengatur tekanan
hidrolik rem pada roda. Pada roda dipasang wheel-speed sensor untuk
memonitor putaran roda. Sensor ini secara terus-menerus mengirimkan
Pada jalan licin, permukaan jalan mempunyai koefisien gesek rendah (),
sehingga jarak pengereman bertambah bila dibandingkan dengan
pengereman pada permukaan jalan mempunyai nilai tinggi, meski saat
itu ABS diaktifkan. Oleh karena itu dikurangi kecepatan bila berjalan di
atas permukaan jalan basah.
Pada jalan kasar, atau pada jalan berbatu atau jalan dengan salju baru,
kerja ABS akan menyebabkan jarak henti lebih panjang dibandingkan
dengan kendaraan yang tidak dilengkapi dengan ABS.
PENGARUH EBD
-Kemampuan jarak henti menjadi lebih baik
-Tingkat keausan dan suhu pada front brake pad wear berkurang
-Saat pengereman dibelokan tingkat kestabilan kendaraan meningkat
-Kemungkinan penurunan biaya dengan menghilangkan proportioning valve
Cara kerja sistem EBD
Tugas EBD sebagai subsistem dari sistem ABS untuk mengontrol adhesi
pemanfaatan yang efektif oleh roda belakang. Tekanan roda belakang didekati
dengan distribusi kekuatan rem yang ideal dalam operasi pengereman parsial.
Untuk melakukannya, desain rem yang konvensional diubah dalam arah
overbraking poros belakang, dan komponen ABS digunakan EBD mengurangi
ketegangan pada kekuatan rem hidrolik katup proporsi dalam kendaraan EBD
mengoptimalkan desain rem berkaitan dengan: pemanfaatan adhesi(gaya tarik
menarik
antar
molekul
yang
tidak
sejenis)
EBD dapat bekerja dalam hubungannya dengan ABS dan Electronic Stability
Control ("ESC") untuk meminimalkan percepatan yaw selama bergantian. ESC
membandingkan sudut roda kemudi untuk menilai kendaraan memutar
menggunakan sensor tingkat yaw. "Yaw" adalah rotasi kendaraan sekitar pusat
vertikal gravitasi (belok kiri atau kanan). Jika sensor yaw mendeteksi lebih / yaw
kurang dari sudut roda kemudi harus menciptakan, mobil understeering atau
oversteering dan ESC mengaktifkan salah satu depan atau rem belakang untuk
memutar mobil kembali ke kursus yang dimaksudkan. Sebagai contoh, jika mobil
adalah membuat berbelok ke kiri dan mulai understeer. ESC mengaktifkan rem
belakang kiri, yang akan membantu mengubah mobil kiri. Sensor sangat sensitif,
dan aktuasi yang begitu cepat bahwa sistem dapat memperbaiki arah sebelum
pengemudi bereaksi. ABS membantu mencegah roda lock-up dan EBD membantu
kekuatan rem berlaku tepat untuk membuat ESC bekerja secara efektif.
Daftar Pustaka
http://idrussardi.blogspot.co.id/2011/12/rem-abs.html
http://hasri2juju.blogspot.co.id/2014/03/kerja-ebd.html
http://umifajarfatimah09.blogspot.co.id/2012/01/esp-abs-ebd-tcs.html
http://www.distrodoc.com/377110-tugas-teknik-kendaraan-anti-lock-brakingsystem-abs-dan
Anonim, mengenal ABS system rem anti terkunci, http://tipsotoqita.blogspot.com/2012/05/mengenal-abs-sistem-rem-anti-terkunci.html,
diakses tanggal 29 november 2012
Mitiqo,
Panji,
Rem
ABS
(Anti-Lock
Braking Sistem),
http://panjimitiqo.wordpress.com/2010/05/22/rem-abs-anti-lock-braking-sistem/,
diakses tanggal 29 November 2012