Anda di halaman 1dari 28

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

SENAM HAMIL UNTUK IBU PADA MASA KEHAMILAN

PEMERIKSAAN
KEHAMILAN
(ANTENATAL
CARE),
DI PUSKESMAS
NANGGALO SITEBA
PADANG
KEBUTUHAN NUTRISI KEHAMILAN DAN PERSIAPAN
PERSALINAN
DI RW 08 KELURAHAN KURAO PADANG

Oleh :
DIV Kebidanan
Indrie Aulia Rifni
Junia Dita Rolencia
Marisa
Elvita
Oleh:
Maziyyatul Muslimah

DIV Kebidanan

PRAKTIK KLINIK MULOK KEHAMILAN DAN PERSALINAN


POLTEKKES KEMENKES PADANG
TAHUN 2015

PRAKTIK KEBIDANAN KOMUNITAS


SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
PRODI
DIV KEBIDANAN PADANG

POLTEKKES
KEMENKES PADANG
SATUAN ACARA PENYULUHAN

SATUAN ACARA PENYULUHAN


Topik

: Pentingnya Pemeriksaan Kehamilan (Antenatal Care)

Hari/Tanggal

: Kamis, 29 September 2016

Pukul

: 09.30- 10.30 WIB

Sasaran

: Seluruh Ibu Hamil di Wilayah RW 08 Kurao Pagang

Tempat

: Di Musholla Nailussaadah RW 08

A. Latar Belakang
Masa kehamilan merupakan salah satu masa penting dalam kehidupan dan sampai pada
kelahiran bayi dalam kandungan. Kehamilan adalah peristiwa alamiah, yang akan dialami
oleh seluruh ibu yang mengharapkan anak. Namun demikian setiap kehamilan perlu perhatian
khusus, untuk mencegah dan mengetahui penyakit-penyakit yang dijumpai pada persalinan,
baik penyakit komplikasi dan lain-lain. Pada umumnya kehamilan berkembang dengan
normal dan menghasilkan kehamilan sesuai dengan yang diharapkan. Pada proses kehamilan
terjadi perubahan fisiologis dan psikologis sehingga ibu hamil memerlukan infomasi dari
petugas kesehatan melalui pemeriksaan kehamilan. Pemeriksaan kehamilan untuk
mengoptimalisasikan kesehatan mental dan fisik ibu hamil, sehingga mampu menghadapi
persalinan, nifas, persiapan memberikan ASI dan kembalinya kesehatan reproduksi secara
wajar. Oleh karena itu, pelayanan antenatal care merupakan cara penting untuk memonitor
dan mendukung kesehatan ibu hamil dan mendeteksi adanya kehamilan resiko tinggi. Dengan
adanya antenatal care sebagai deteksi dini adanya kehamilan yang beresiko tinngi sebagai
salah satu penyebab kematian ibu hamil, sehingga antenatal care diharapkan dapat
mengurangi angka kematian ibu.
Asuhan antenatal care penting untuk menjamin bahwa proses alamiah dari kehamilan
berjalan normal dan mendeteksi ibu hamil yang tidak normal sehingga komplikasi obstetri
yang mungkin terjadi selama kehamilan dapat dideteksi secara dini serta ditangani secara
memadai. Tujuan dari Antenatal Care (ANC) ialah menyiapkan sebaik-baiknya fisik dan
mental, serta menyelamatkan ibu dan anak dalam kehamilan, persalinan dan masa nifas,
sehingga keadaan mereka sehat dan normal, tidak hanya fisik akan tetapi juga mental. Tujuan
Antenatal Care menurut Depkes RI (2004) adalah untuk menjaga agar ibu hamil dapat
melalui masa kehamilannya, persalinan dan nifas dengan baik dan selamat, serta
menghasilkan bayi yang sehat.

Dengan adanya kunjungan yang teratur dan pengawasan yang rutin dari bidan atau
dokter, maka selama masa kunjungan tersebut, diharapkan komplikasi yang mungkin terjadi
selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan pembedahan dapat
dikenali secara lebih dini dan dapat ditangani dengan cepat dan tepat. Hal ini dapat
mengurangi risiko kesakitan dan kematian bagi ibu hamil.
Terkait hal ini, menurut Cunningham (2005), kunjungan antenatal untuk pemantauan dan
pengawasan kesejahteraan ibu dan anak minimal empat kali selama kehamilan dalam waktu
sebagai berikut : sampai dengan kehamilan trimester pertama (<14 minggu) satu kali
kunjungan, dan kehamilan trimester kedua (14 - 28 minggu) satu kali kunjungan, dan
kehamilan trimester ketiga (28-36 minggu dan sesudah minggu ke-36) dua kali kunjungan.
Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1457/Menkes/SK/X/2003 tentang standar
pelayanan kesehatan minimal di bidang kesehatan di kabupaten atau kota khususnya
pelayanan kesehatan ibu dan anak dengan target tahun 2010 : berupa cakupan kunjungan ibu
hamil K1 dan K4. K1 yaitu kunjungan ibu hamil yang pertama kali pada masa kehamilan.
Cakupan Kl di bawah 70% (dibandingkan jumlah sasaran ibu hamil dalam kurun waktu satu
tahun) menunjukkan keterjangkauan pelayanan antenatal yang rendah, yang mungkin
disebabkan oleh kurangnya motivasi ibu hamil dalam pemeriksaan kehamilan dan adanya
persepsi ibu hamil yang menganggap bahwa pemeriksaan kehamilan tidak perlu dilakukan
bila tidak ada keluhan karena masyarakat menganggap kehamilan adalah sesuatu
keadaan/kejadian yang biasa dan lumrah terjadi pada seoarang wanita. Rendahnya cakupan
K1 menunjukkan bahwa perlu ditingkatkan kembali penyuluhan tentang pentingnya
pemeriksaan kehamilan dalam mencegah dan mengenali secara dini komplikasi yang terjadi
pada masa kehamilan. Sedangkan K4 : Kontak minimal 4 kali selama masa kehamilan untuk
mendapatkan pelayanan antenatal, yang terdiri atas minimal 1 kali kontak pada trimester
pertama, satu kali pada trimester kedua, dan dua kali pada trimester ketiga. Cakupan K4 di
bawah 60% (dibandingkan jumlah sasaran ibu hamil dalam kurun waktu satu tahun)
menunjukkan

kunjungan/kontak

ibu

hamil

ke

tenaga

kesehatan

masih

sangat

rendah.Rendahnya K4 menunjukkan rendahnya kesempatan untuk menjaring dan menangani


risiko tinggi obstetrik.
Banyak faktor yang dapat menyebabkan rendahnya kunjungan ibu hamil ke
pelayanan/tenaga kesehatan antara lain karena kurangnya motivasi diri untuk memeriksakan
kehamilannya dalam upaya mencegah risiko/komplikasi selama kehamilan dan persepsi ibu
hamil yang menganggap bahwa pemeriksaan kehamilan tidak perlu dilakukan, bila tidak ada
keluhan karena kehamilan merupakan kodratnya sebagai seorang wanita.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah dilkukan penyuluhan diharapkan ibu mengerti tentang pentingnya pemeriksaan
kehamilan (Antenatal Care) dan tergerak untuk selalu memeriksakan kehamilannya pada
petugas kesehatan setempat.
2. Tujuan khusus
Setelah dilakukan penyuluhan mengenai pentingnya pemeriksaan kehamilan (Antenatal
Care) diharapkan ibu mampu:
1. Defenisi Pemeriksaan Kehamilan
2. Tujuan Pemeriksaan Kehamilan
3. Standar Pelayanan Pemeriksaan Kehamilan(ANC)
4. Manfaat Antenatal Care (ANC)
5. Tanda Bahaya Kehamilan
6. Kebutuhan Gizi Dalam Kehamilan
7. Menyebutkan Hal Apa Saja Yang Diperlukan Dalam Persiapaan Persalinan
C. Pelaksanaan Kegiatan
1. Topik
Penyuluhan tentang Pentingnya Pemeriksaan Kehamilan (Antenatal Care)
2. Sasaran
Seluruh Ibu Hamil di Wilayah RW 08 Kurao Pagang
3. Metode
- Ceramah
- Tanya Jawab/Diskusi
4. Media dan Alat
- Laptop dan Infokus
- Slide
- Leaflet
- Video Film
5. Waktu dan Tempat
Hari/tanggal : Kamis, 29 September 2016
Waktu
: 09.30 WIB s.d 10.30 WIB
Tempat: Musholla Nailussaadah RT 02 RW 08
6. Pengorganisasian
1) Moderator
2) Penyaji

: Wulan Mayang Sari


: Ulfa Tun Hasanah dan Hindun Mila Hudzaifah

7. Tugas Pengorganisasian
1) Moderator
- Memimpin pelaksanaan penyuluhan, memotivasi anggota untuk mengikuti
penyuluhan dengan tertib dan semangat.

Sebagai katalisator, yaitu mempermudah komunikasi dan interaksi dengan

menciptakan suasana untuk memotivasi anggota.


- Mengarahkan proses penyuluhan kearah pencapaian tujuan.
- Menciptakan suasana mendukung.
2) Penyaji
- Menggali pengetahuan ibu tentang Antenatal Care.
- Menyampaikan materi penyuluhan kepada audiens atau peserta.
- Menjawab pertanyaan peserta penyuluhan.
8. Setting Tempat

Keterangan:
: Moderator

: Fasilitator

: Penyaji

: Observer

: Peserta
: Pembimbing

D. Kegiatan Penyuluhan
No
1.

Kegiatan Penyuluhan
Pembukaan

Kegiatan Audiens

Waktu

a.

M
engucapkan salam.

b.

5 menit

b. Memperhatikan.
M

emperkenalkan diri.
c.

a. Menjawab salam.
c. Mendengarkan dan
memperhatikan.

M
enjelaskan topik penyuluhan.

d. Mendengarkan dan
memperhatikan.

d.

M
enjelaskan tujuan

e. Mengemukakan

penyuluhan.
2.

e.

pendapat.
M

embuat kontrak waktu dan


bahasa.

a. Mengemukakan
pendapat

Pelaksanaan
a. Menggali pengetahuan

20 menit
b. Mendengarkan

ibutentang antenatal
care/pemeriksaan
kehamilan.

c. Mendengarkan dan
memperhatikan

b. Memberi reinforcement
positif.
c. Menjelaskan tentang

d. Mendengarkan dan

kebutuhan asuhan

memperhatikan

kehamilan/pemeriksaan
kehamilan.

e. Mendengarkan dan
memperhatikan

d. Menjelaskan tentang
kebutuhan nutrisi ibu hamil.
e. Menjelaskan tentang tanda

f. Mendengarkan dan
memperhatikan

tanda bahaya dalam


kehamilan
f. Menjelaskan tentang
3.

Program Perencanaan
Persalinan Dan Pencegahan

1. Peserta memberikan

15 menit

Komplikasi

pertanyaan kepada
penyuluh.

Tanya Jawab/Diskusi
1. Memberikan kesempatan
kepada peserta untuk
bertanya seputar meteri
penyuluhan.
2. Menjawab pertanyaan yang
diberikan oleh peserta.
4.

2. Mendengarkan dengan
seksama jawaban yang
berikan penyuluh dan
memberikan respon
terhadap jawaban yang
diberikan.
a. Menjawab pertanyaan.
10 menit
b. Bersama moderator
menyimpulkan materi.

Penutup
a. Mengevaluasi materi yang
diberikan.
b. Moderator menyimpulkan

c. Mendengar dan
memperhatikan .
d. Menjawab salam.

hasil diskusi penyuluhan.


c. Moderator menyampaikan
pesan untuk ibu
hamil/peserta.
d. Moderator mengucapkan
salam.
E. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. Mahasiswa dan peserta sudah berada pada posisi yang direncanakan.
b. Tempat, media serta alat-alat sesuai dengan perencanaan.
c. Pre-planning telah disetujui.
d. Ibu hamil menghadiri penyuluhan.
2. Evaluasi Proses
a. Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan waktu yang direncanakan.
b. Peran dan tugas mahasiswa sesuai dengan perencanaan.
c. Ibu hamil mengikuti kegiatan penyuluhan sampai selesai
d. Ibu hamil berperan aktif selama kegiatan berjalan
3. Evaluasi Hasil

a. Peserta mengetahui dan mampu menyebutkan beberapa hal yang berhubungan


dengan materi asuhan kehamilan yang telah dijelaskan.
b. Peserta mengetahui dan mampu menyebutkan beberapa hal yang berhubungan
dengan materi kebutuhan nutrisi untuk ibu yang telah dijelaskan.
c. Peserta mengetahui dan mampu menyebutkan beberapa tanda tanda bahaya
kehamilan yang telah dijelaskan.
d. Peserta mengetahui dan mampu menyebutkan beberapa hal yang berhubungan
dengan materi Program Perencanaan Persalinan Dan Pencegahan Komplikasiyang
telah dijelaskan.

LAMPIRAN MATERI
A. Asuhan Kehamilan (Antenatal Care)
1. Pengertian ANC
Ante Natal Care merupakan cara penting untuk memonitoring dan mendukung kesehatan
ibu hamil normal dan mendeteksi ibu dengan kehamilan normal, ibu hamil sebaiknya
dianjurkan mengunjungi bidan atau dokter sedini mungkin semenjak ia merasa dirinya hamil
untuk mendapatkan pelayanan dan asuhan antenatal (Prawirohardjo. S, 2006 :52).
2. Tujuan Ante Natal Care (ANC)
a. Memantau kemajuan kehamilan dan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh
kembang bayi.
b. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik dan mental dan sosial ibu.
Mengenal secara dini adanya ketidaknormalan, komplikasi yang mungkin terjadi
selama hamil termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan, dan pembedahan.
c. Mempersiapkan kehamilan cukup bulan, melahirkan dengans elamat ibu dan bayinya
dengan trauma seminimal mungkin.
d. Mempersiapkan Ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI ekslusif.
e. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar dapat
tumbuh kembang secara optimal.
3. Standar Pelayanan Ante Natal Care (ANC)

Standar 1 : Metode Asuhan


Asuhan kebidanan dilaksanakan dengan metode manajemen kebidanan dengan
langkah : Pengumpulan data dan analisa data, penentuan diagnosa perencanaan, evaluasi
dan dokumentasi.
Standar 2 : Pengkajian
Pengumpulan data tentang status kesehatan klien dilakukan secara sistematis
berkesinambungan.Data yang diperoleh dicatat dan dianalisis.
Standar 3: Identifikasi Ibu Hamil
Bidan melakukan kunjungan rurnah dan berinteraksi dengan masyarakat secara
berkala untuk memberikan penyuluhan dan memotivasi ibu, suami dan anggota
keluarganya agar mendorong ibu untuk memeriksakan kehamilannya sejak dini dan
secara teratur.

Standar 4: Pemeriksaan dan Pemantauan Antenatal


Bidan memberikan sedikitnya 4x pelayanan antenatal.Pemeriksaan meliputi
anamnesis dan pemantauan ibu dan janin dengan seksama untuk menilai apakah
perkembangan berlangsung normal.Bidan juga harus mengenal kehamilan risti/kelainan,
khususnya anemia, kurang gizi, hipertensi, PMS (Penyakit Menular Seksual) / infeksi
HIV (Human Immuno Deficiency Virus); memberikan pelayanan imunisasi, nasehat dan
penyuluhan kesehatan serta tugas terkait lainnya yang diberikan oleh Puskesmas.Mereka
harus mencatat data yang tepat pada setiap kunjungan.Bila ditemukan kelainan, mereka
harus mampu mengambil tindakan yang diperlukan dan rnerujuknya untuk tindakan
selanjutnya.
Standar 5: Palpasi Abdominal
Bidan melakukan pemeriksaan abdominal secara seksama dan melakukan palpasi
untuk memperkirakan usia kehamilan; serta bila umur kehamilan bertambah, memeriksa
posisi, bagian terendah janin dan masuknya kepala janin ke dalam rongga panggul, untuk
mencari kelainan serta melakukan rujukan tepat waktu.
Standar 6: Pengelolaan Anemia pada Kehamilan
Bidan melakukan tindakan pencegahan, penemuan, penanganan dan/atau rujukan
semua kasus anemia pada kehamilan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Standar 7 : Pengelolaan Dini Hipertensi pada Kehamilan

Bidan menemukan secara dini setiap kenaikan tekanan darah pada kehamilan dan
mengenali tanda serta gejala preeklamsi lainnya, serta mengambil tindakan yang tepat dan
merujuknya.
Standar 8 : Persiapan Persalinan
Bidan memberikan saran yang tepat kepada ibu hamil, suami serta keluarganya pada
trimester ketiga, untuk memastikan bahwa persiapan persalinan yang bersih dan aman
serta suasana yang menyenangkan akan direncanakan dengan baik, disamping persiapan
transportasi dan biaya untuk merujuk, bila tiba-tiba terjadi kadaan gawat darurat. Bidan
hendaknya kunjungan rumah untuk hal ini. (PPIBI, 1999:26-27)
4. Penatalaksanaan Antenatal Care
Pelayanan Ante Natal Care (ANC) adalah pelayanan kesehatan yang diberikan kepada ibu
selama kehamilannya sesuai dengan standar pelayanan Ante Natal Care (ANC),
selengkapnya mencakup banyak hal yang meliputi anamnesis, pemeriksaan fisik baik umum
dan kebidanan, pemeriksaan laboratorium atas indikasi serta intervensi dasar dan khusus
sesuai dengan resiko yang ada. Namun dalam penerapan operasionalnya dikenal standar
minimal 14T untuk pelayanan Ante Natal Care (ANC) yang terdiri atas 14 T ANC,
meliputi :
1) Ukur Berat badan dan Tinggi Badan ( T1 ). Dalam keadaan normal kenaikan berat
badan ibu dari sebelu hamil dihitung dari TM I sampai TM III yang berkisar anatar 913,9 kg dan kenaikan berat badan setiap minggu yang tergolong normal adalah 0,4 0,5 kg tiap minggu mulai TM II. Pengukuran tinggi badan ibu hamil dilakukan untuk
mendeteksi faktor resiko terhadap kehamilan yang sering berhubungan dengan
keadaan rongga panggul.
2) Ukur Tekanan Darah ( T2). Tekanan darah yang normal 110/80 - 140/90 mmHg, bila
melebihi 140/90 mmHg perlu diwaspadai adanya Preeklampsi.
3) Ukur Tinggi Fundus Uteri ( T3 ) Tujuan pemeriksaan TFU menggunakan tehnik Mc.
Donald adalah menentukan umur kehamilan berdasarkan minggu dan hasilnya bisa di
bandingkan dengan hasil anamnesis hari pertama haid terakhir (HPHT) dan kapan
gerakan janin mulai dirasakan. TFU yang normal harus sama dengan UK dalam
minggu yang dicantumkan dalam HPHT.
4) Pemberian Tablet Fe sebanyak 90 tablet selama kehamilan ( T4 )
5) Pemberian Imunisasi TT ( T5 ) Imunisasi Tetanus Toxoid harus segera di berikan pada
saat seorang wanita hamil melakukan kunjungan yang pertama dan dilakukan pada
minggu
6) Pemeriksaan Hb ( T6 ) Pemeriksaan Hb pada Bumil harus dilakukan pada kunjungan
pertama dan minggu ke 28. bila kadar Hb < 11 gr% Bumil dinyatakan Anemia, maka

harus diberi suplemen 60 mg Fe dan 0,5 mg As. Folat hingga Hb menjadi 11 gr% atau
lebih.
7) Pemeriksaan VDRL ( Veneral Disease Research Lab. ) ( T7 ) pemeriksaan dilakukan
pada saat Bumil datang pertama kali daambil spesimen darah vena kurang lebih 2 cc.
apabila hasil test positif maka dilakukan pengobatan dan rujukan.
8) Pemeriksaan Protein urine ( T8 ) dilakukan untuk mengetahui apakah pada urine
mengandung protein atau tidak untuk mendeteksi gejala Preeklampsi.
9) Pemeriksaan Urine Reduksi ( T9 ) untuk Bumil dengan riwayat DM. bila hasil positif
maka perlu diikuti pemeriksaan gula darah untuk memastikan adanya DMG.
10) Perawatan Payudara ( T10 ) senam payudara atau perawatan payudara untuk Bumil,
dilakukan 2 kali sehari sebelum mandi dimulai pada usia kehamilan 6 Minggu.
11) Senam Hamil ( T11 )
12) Pemberian Obat Malaria ( T12 ) diberikan kepada Bumil pendatang dari daerah
malaria juga kepada bumil dengan gejala malaria yakni panas tinggi disertai mengigil
dan hasil apusan darah yang positif.
13) Pemberian Kapsul Minyak Yodium ( T13 ) diberikan pada kasus gangguan akibat
kekurangan Yodium di daerah endemis yang dapat berefek buruk terhadap Tumbuh
kembang Manusia.
14) Temu wicara / Konseling ( T14 )
5. Kunjungan Ante Natal Care (ANC)
Kunjungan ibu hamil adalah kontak ibu hamil dengan tenaga profesional untuk
mendapatkan pelayanan Ante Natal Care (ANC) sesuai standar yang ditetapkan. Istilah
kunjungan disini tidak hanya mengandung arti bahwa ibu hamil yang berkunjung ke fasilitas
pelayanan, tetapi adalah setiap kontak tenaga kesehatan baik diposyandu, pondok bersalin
desa, kunjungan rumah dengan ibu hamil tidak memberikan pelayanan Ante Natal Care
(ANC) sesuai dengan standar dapat dianggap sebagai kunjungan ibu hamil (Depkes RI,
2001:31). Tujuan Pelayanan Antenatal antara lain:
a. Menjaga agar ibu sehat selama masa kehamilan, persalinan dan nifas serta
mengusahakan bayi yang dilahirkan sehat.
b. Memantau kemungkinan adanya risiko-risiko kehamilan, dan merencanakan
penatalaksanaan yang optimal terhadap kehamilan risiko tinggi.
c. Menurunkan morbiditas dan mortalitas ibu dan perinatal.
Dalam bahasa program kesehatan ibu dan anak, kunjungan antenatal ini diberi kode
angka K yang merupakan singkatan dari kunjungan.Pemeriksaan antenatal yang lengkap
adalah K1, K2, K3 dan K4. Hal ini berarti, minimal dilakukan sekali kunjungan antenatal
hingga usia kehamilan 28 minggu, sekali kunjungan antenatal selama kehamilan 28-36

minggu dan sebanyak dua kali kunjungan antenatal pada usia kehamilan diatas 36 minggu.
Berikut penjelasan tentang kegiatan ANC antara lain:
1) Kunjungan / Pemeriksaan Pertama Antenatal Care
Pada K1 dilakukan untuk:
a.
b.
c.
d.

Menentukan diagnosis ada/tidaknya kehamilan


Menentukan usia kehamilan dan perkiraan persalinan
Menentukan status kesehatan ibu dan janin
Menentukan kehamilan normal atau abnormal, serta ada/ tidaknya faktor risiko

kehamilan
e. Menentukan rencana pemeriksaan/penatalaksanaan selanjutnya
Tujuan kunjungan K1:
K1 Kehamilan adalah kontak ibu hamil yang pertama kali dengan petugas kesehatan
untuk mendapatkan pemeriksaan kesehatan seorang ibu hamil sesuai standar pada
Trimester pertama kehamilan, dimana usia kehamilan 1 sampai 12 minggu dengan jumlah
kunjungan minimal satu kali, meliputi :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Identitas/biodata
Riwayat kehamilan
Riwayat kebidanan
Riwayat kesehatan
Pemeriksaan kehamilan
Pelayanan kesehatan
Penyuluhan dan konsultasi
serta mendapatkan pelayanan 14T.

Cakupan K1 yang rendah berdampak pada rendahnya deteksi dini kehamilan berisiko,
yang kemudian mempengaruhi tingginya AKB dan AKI. Pada K1 diharapkan dapat
tercapainya tujuan:
1.
2.

Menjalin hubungan saling percaya antara petugas kesehatan dan klien


Mendeteksi komplikasi-komplikasi/masalah yang dapat diobati sebelum mengancam

3.

jiwa ibu
Melakukan tindakan pencegahan seperti tetanus neonatorum, anemia karena (-) Fe

4.

atau penggunaan praktek tradisional yang merugikan


Memulai mempersiapkan kelahiran dan memberikan pendidikan. Asuhan itu penting
untuk menjamin bahwa proses alamiah dari kalahiran berjalan normal dan tetap

5.

demikian seterusnya.
Mendorong perilaku yang sehat (gizi, latihan dan kebersihan, istirahat dan

6.

sebagainya) bertujuan untuk mendeteksi dan mewaspadai.


Memfasilitasi hasil yang sehat dan positif bagi ibu maupun bayinya dengan jalan
menegakkan hubungan kepercayaan dengan ibu

7.

Mengidentifikasi faktor risiko dengan mendapatkan riwayat detail kebidanan masa

8.

lalu dan sekarang, riwayat obstetrik, medis, dan pribadi serta keluarga.
Memberi kesempatan pada ibu dan keluarganya mengekspresikan dan mendiskusikan
adanya kekhawatiran tentang kehamilan saat ini dan kehilangan kehamilan yang lalu,
persalinan, kelahiran atau puerperium.
K1 ini mempunyai peranan penting dalam program kesehatan ibu dan anak yaitu
sebagai indikator pemantauan yang dipergunakan untuk mengetahui jangkauan
pelayanan antenatal serta kemampuan program dalam menggerakkan masyarakat
(Depkes RI, 2001).
2) Kunjungan Kedua (K2)
K2 adalah kunjungan ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya pada trimester
II (usia kehamilan 12 28 minggu) dan mendapatkan pelayanan 14 T.
Tujuan K2 :
1. Menjalin hubungan saling percaya antara petugas kesehatan dan klien
2. Mendeteksi komplikasi-komplikasi yang dapat mengancam jiwa
3. Melakukan tindakan pencegahan seperti tetanus neonatorum, anemia karena (-) Fe
atau penggunaan praktek tradisional yang merugikan
4. Memulai mempersiapkan kelahiran dan memberikan pendidikan. Asuhan itu
penting untuk menjamin bahwa proses alamiah dari kalahiran berjalan normal dan
tetap demikian seterusnya
5. Mendorong perilaku yang sehat (gizi, latihan dan kebersihan, istirahat dan
sebagainya) bertujuan untuk mendeteksi dan mewaspada
6. Kewaspadaan khusus mengenai PIH (Hipertensi dalam kehamilan), tanyakan
gejala, pantau TD (tekanan darah), kaji adanya edema dan protein uria.
7. Pengenalan koplikasi akibat kehamilan dan pengobatannya
8. Penapisan pre-eklamsia, gameli, infeksi, alat rerproduksi dan saluran perkemihan
9. Mengulang perencanaan persalinan.
3) Kunjungan Ketiga (K3) dan Kunjungan Keempat (K4)
K3 dan K4 adalah kunjungan ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya pada
trimester III (28-36 minggu dan sesudah minggu ke-36) dua kali kunjungan.akhir) dan
mendapatkan pelayanan 14 T setelah melewati K1 dan K2.
Tujuan K3 dan K4 antara lain:
1.
2.
3.
4.
5.

Sama dengan kunjungan I dan II


Palpasi abdomen
Mengenali adanya kelainan letak dan persentase yang memerlukan kehahiran RS.
Memantapkan persalinan
Mengenali tanda-tanda persalinan.

B. Kebutuhan Nutrisi Ibu Hamil


Ukuran penting diet pada kehamilan adalah dari asupan kalori, kualitas diet, dan frekuensi
makan. Hal ini akan mempengaruhi ibu dan pertumbuhan janin. Diet yang dipilih haruslah
diet seimbang dengan makanan yang mengandung seluruh jenis kelompok makanan dasar.
Spesifikasi dari diet akan bervariasi sesuai dengan keinginan ibu, pola makan keluarga, dan
latar belakang budaya dan etnis.
Peningkatan kebutuhan gizi selama kehamilan mencerminkan kebutuhan janin untuk
tumbuh, serta untuk kebutuhan fisiologis ibu.Untuk memenuhi meningkatnya kebutuhan
energi secara keseluruhan, rata-rata wanita harus mengkonsumsi tambahan 300 kkal per hari
di luar kebutuhan dasarnya.Kalori harian yang tepat dari diet yang diperlukan untuk
memasok kebutuhan energi dan mencapai berat badan yang tepat dapat diperkirakan dengan
mengalikan berat badan ideal ibu (dalam kilogram) dengan 35 kkal dan menambahkan 300
kkal dari total.
Beberapa nutrisi penting yang diperlukan ibu hamil diantaranya adalah sumber kalori
(karbohidrat dan lemak), protein, asam folat, vitamin B12, zat besi, zat seng, kalsium, vitamin
C, vitamin A, vitamin D, vitamin B6, vitamin E. Sedangkan nutrisi yang dibutuhkan bagi
janin dalam kandungan diantaranya DHA, gangliosida (GA), asam folat, zat besi dan kolin.
Kebutuhan nutrisi pada kehamilan disesuaikan dengan usia kehamilan, mulaidari
trimester pertama hingga trimester ketiga. Hal ini disebabkan oleh banyaknyakeluhan ibu
hamil yang mempengaruhi keinginannya untuk makan.
1. Kebutuhan Nutrisi pada Trimester Pertama
Pada kehamilan trimester pertama umur kehamilan 0-3 bulan umumnya
timbulkeluhan-keluhan seperti rasa mual, ingin muntah, pusing-pusing, selera
makanberkurang sehingga timbul kelemahan dan malas beraktivitas.
Pada saat ini belum diperlukan tambahan kalori, protein, mineral serta vitamin yang
berarti karena janin belum tumbuh dengan pesat dan kebutuhan gizi dapat disamakan
dengan keadaan sebelum hamil, tetapi yang perlu diperhatikan adalah bahwa ibu hamil
harus tetap makan agar tidak terjadi gangguan pencernaan, bentuk makanan biasa, dan
untuk menghindari rasa mual dan muntah posi makanan kecil akan tetapi frekuensi makan
sering. Energi serta gizi pada saat seperti ini hanya diperlukan untuk memelihara
kesehatan serta vitalisnya, disamping tentunya mensuplai kebutuhan janin yang sedang
diproses. Agar kecukupan zat-zat gizi terpenuhi dapat diperhatikan hal-halseperti berikut:
a. Makanan hendaknya dipilih yang mudah dicerna. Buah-buahan segar dan sayuranhijau
biasanya dapat mengurangi rasa mual.

b. Porsi makanan sedikit, tetapi dengan frekuensi sering. Bila kurang selera makan nasi,
dapat diganti dengan kentang, macaroni, mie atau jajanan lain yang bergizi.
2. Kebutuhan Nutrisi pada Trimester Kedua
Pada trimester kedua mulai dibutuhkan tambahan kalori untuk pertumbuhan
sertaperkembangan janin serta untuk mempertahankan kesehatan ibu.Pada saat ini muntah
sudah berkurang atau tidak ada, nafsu makan bertambah, perkembangan janin sangat
pesat bukan saja tubuhnya tetapi juga susunan saraf otak (kurang lebih 90%). Oleh karena
pertumbuhan janin yang pesat di mana jaringan otak menjadi perhatian utamamaka ibu
hamil memerlukan protein dan zat gizi lain seperti galaktosa yang ada pada susu sehingga
dianjurkan untuk minum susu 400 cc. Yang perlu diperhatikan pada trimester kedua ini
adalah:
a. Hendaknya lebih banyak memakan bahan makanan sumber protein (zatpembangun),
agar janin mengalami pertumbuhan yang baik. Bahan makanan sumber protein adalah
ikan, daging, telur, kacang-kacangan dan hasil olahannya seperti tempe, tahu, dan lainlain
b. Selain zat pembangun, zat-zat pengatur juga diperlukan. Vitamin dan mineral
merupakan zat pengatur yang banyak terdapat pada buah dan sayuran.
c. Perlu diperhatikan, bila ibu mengalami bengkak-bengkak

pada

kaki,

hendaknyakonsumsi garam dan makanan perlu dikurangi. Bahan makanan yang


banyakmengandung garam antara lain mie instan, margarine, mentega, kecap, dan lainlain. Untuk itu bahan makanan tersebut hendaknya dibatasi.
3. Kebutuhan Nutrisi pada Trimester Ketiga
Trimester ketiga, pada saat ini nafsu makan sudah baik sekali cenderung untukmerasa
lapar terus menerus sehingga perlu diperhatikan agar tidak terjadi kegemukan.Pada masa ini
diperlukan makanan dengan nilai biologis yang tinggi serta memadaiuntuk mencukupi segala
yang dibutuhkan. Secara garis besar makanan pada trimesterketiga sama dengan makanan
pada trimester kedua, tetapi hendaknya jangan terlalu banyak, agar ibu terhindar dari
kegemukan. Keperluan zat gizi tambahan yang diperlukan pada kehamilan, adalah:
a. Kalori

2200

+ 285 kal

b. Protein

48

+ 12 gr

c. Kalsium

500

+ 400 mg

d. Besi

26

+ 20 mg

e. Vitamin A

500

+ 200 RE

f. Thiamin

+ 0.2 mg

g. Riboflavin :

1.2

+ 0.2 mg

h. Niacin

+ 1 mg

i. Vitamin C

60

+ 10 mg

j. Vitamin D

+ 10 ug

4. Zat-Zat Nutrisi pada Kehamilan


a. Karbohidrat
Sumber energi utama bagi ibu hamil adalah kabohidrat dan lemak. Sumber
karbohidrat antara lain nasi, roti, sereal dan gandum. Agar kebutuhan karbohidrat
terpenuhi disarankan makan 3 porsi karbohidrat setiap hari. Contoh Karbohidrat,
adalah kebutuhan utama bisa didapat dari gula putih dan gula jawa. Ada pula
karbohidrat kompleks seperti dari tepung, beras, gandum, jagung, dll.
b. Lemak
Lemak juga menghasilkan energi, dan menghemat protein untuk dimanfaatkan
dalam fungsi-fungsi pertumbuhan.Lemak digunakan untuk pembentukan materi
membran sel dan pembentukan hormon, pembentukan jaringan lemak, disamping itu
lemak membantu tubuh untuk menyerap nutrisi. Namun demikian dalam kondisi
hamil asupan lemak juga harus dibatasi karena kandungan kalorinya yang
tinggi.Lemak sebagai sumber kalori untuk melarutkan vitamin A,D,E dan K. banyak
terdapat dalam minyak goreng, margarine, mentega, juga bahan makanan hewani atau
nabati.
c. Protein
Sama halnya dengan energi, selama kehamilan kebutuhan protein juga meningkat,
bahkan sampai 68 % dari sebelum kehamilan.Hal ini dikarenakan protein diperlukan
untuk pertumbuhan jaringan pada janin.Jumlah protein yang harus tersedia sampai
akhir kehamilan diperkirakan sebanyak 925 g, yang tertimbun dalam jaringan ibu,
plasenta, serta janin.Dianjurkan penambahan protein sebanyak 12 g/hari selama
kehamilan.Dengan demikian dalam satu hari asupan protein dapat mencapai 75 100
g

(sekitar

12

dari

jumlah

total

kalori).Protein

diperlukan

untuk

pertumbuhan.Banyak terdapat dalam; Ikan, Ayam, Daging, Telur, Kacang-kacangan,


Tempe dan Tahu.Kacang kedelai dan kacang hijau dapat jadi alternatif yang baik.
d. Asam Folat
Asam folat termasuk vitamin B kompleks, yakni vitamin B9. Kebutuhan asam
folat pada ibu hamil dan usia subur sebanyak 400 mikrogram perhari atau setara
dengan 2 gelas susu. Folat didapatkan dari sayuran berwarna hijau (seperti bayam,
asparagus), jeruk, buncis, kacang-kacangan dan roti gandum.Selain itu folat juga
dapat didapatkan dari suplementasi asam folat.Dalam tubuh, asam folat berfungsi
sebagai ko-enzym dalam sintesa asam amino dan asam nukleat.Folat juga diperlukan

pada pembentukan dan pematangan sel darah merah dan sel darah putih di sumsum
tulang.
Selain itu, folat juga berperan sebagai pembawa karbon tunggal pada
pembentukan heme pada molekul hemoglobin.Kekurangan asam folat menyebakan
gangguan metabolisme DNA.Akibatnya terjadi perubahan dalam morfologi inti sel,
terutama pada sel-sel yang cepat membelah seperti erytrosit, leukosit, sel epitel
lambung dan usus, epitel vagina dan servik uterus.Pada ibu hamil, folat memegang
peranan penting dalam perkembangan embrio, diantaranya adalah pembentukan
neural tube pada bulan pertama kehamilan.Neural tube inilah sebagai awal
pembentukan otak dan sumsum tulang belakang.
Kekurangan folat dapat terjadi karena intake makanan berkurang, gangguan
absorbsi pada pencernaan, alkoholis, pengaruh obat, atau kebutuhan internal yang
meningkat karena pertumbuhan sel yang cepat misalnya pada kehamilan, ibu
menyusui, anemia hemolitik dan leukimia. Kekurangan asam folat pada ibu hamil
menyebabkan meningkatnya resiko anemia, keguguran,neural tube defect. Pada janin
kekurangan asam folat akan meningkatkan resiko bayi lahir dengan berat badan
rendah atau lahir dengan cacat bawaan, kecacatan pada otak dan sumsum tulang
belakang, downs syndrome, bibir sumbing, kelainan pembuluh darah, dan lepasnya
plasenta sebelum waktunya.
e. Zat Besi
Total kebutuhan besi selama kehamilan sekitar 1 gram. Pada menstruasi bulanan,
kebanyakan wanita memiliki cadangan besi yang kurang selama tahun-tahun
reproduksi mereka.Anemia defisiensi besi merupakan salah satu gangguan yang
paling sering terjadi selama kehamilan. Ibu hamil pada umumnya mengalami
desisiensi

besi sehingga hanya sedikit memberi zat besi kepada janin yang

dibutuhkan untuk metabolisme besi normal. Zat besi dibutuhkan untuk pembetukan
hemoglobin, sedangkan selama kehamilan volume darah akan meningkat akibat
perubahan pada tubuh ibu dan pasokan darah bayi. Kekurangan zat besi dapat
menimbulkan gangguan dan hambatan pada pertumbuhan janin baik sel tubuh
maupun sel otak, kematian janin dalam kandungan, abortus, cacat bawaan, lahir
dengan berat badan rendah dan anemia pada bayi.
Sehubungan dengan itu, suplementasi dengan 30 mg besi elemental dianjurkan
pada trimester kedua dan ketiga untuk mencegah anemia.Tablet besi diminum per hari
diantara waktu makan atau sebelum tidur.Sedangkan, pada wanita dengan anemia
defisiensi besi membutuhkan 60 sampai 120 mg besi elemental per hari. Seng

tambahan (15 mg) dan tembaga (2 mg) kemudian dibutuhkan, hal ini diakibatkan oleh
penyerapan ion ini akan terhambat pada pemberian besi.
f. Kalsium
Janin mengumpulkan kalsium dari ibunya sekitar 25 sampai 30 mg sehari.Paling
banyak ketika trimester ketiga kehamilan.Ibu hamil dan bayi membutuhkan kalsium
untuk menguatkan tulang dan gigi.Selain itu kalsium juga digunakan untuk membantu
pembuluh darah berkontraksi dan berdilatasi.Kalsium juga diperlukan untuk
mengantarkan sinyal syaraf, kontraksi otot dan sekresi hormon. Jika kebutuhan
kalsium tidak tercukupi dari makanan, kalsium yang dibutuhkan janin akan diambil
dari ibu. Kebutuhan kalsium ibu hamil adalah sekitar 1000 mg perhari. Sumber
kalsium dari makanan diantaranya product susu seperti susu, yoghurt. Ikan teri juga
merupakan sumber kalsium yang baik.10 Suplemen kalsium tidak diperlukan pada
wanita dengan diet yang mencakup makanan yang mengandung produk susu yang
memadai.
g. Zink
Zink merupakan trace mineral. Kekurangan zink bisa mengakibatkan teratogenik
pada manusia, meskipun hal ini belum meyakinkan.Kadar zink dalam cairan ketuban
berkorelasi dengan aktivitas antimikroba, sehingga berperan dalam melindungi infeksi
intrauterin.Asupan makanan rendah seng telah dikaitkan dengan PJT.RDA untuk seng
selama kehamilan meningkat dari 15 menjadi 20 mg per hari.
h. Vitamin
1) Vitamin A
Untuk pertumbuhan tulang, mata, rambut, kulit, dan penting untuk mencegah kelainan
bawaan. Dapatkan dalam kuning telur,susu, keju, mentega, hati juga minyak ikan.
Provitamin A dalam daun singkong, kangkung, wortel, tomat.
2) Vitamin B
Terdiri dari sekelompok vitamin yang dapat menjaga system susunan syaraf agar
berfungsi baik dan normal. Ada dalam roti, nasi, susu,daging

juga makanan

fermentasi seperti tempe dan tahu.


3) Vitamin C
Pembentuk dan integritas jaringan juga penyerapan zat besi. Terdapat pada sayuran
dan buah segar
4) Iodium
Iodium yang banyak terdapat pada seafood, rumput laut, dan sebagainya ini, berfungsi
untuk susunan syaraf
Kekurangan

pusat, kaitannya

dengan daya pikir juga pendengaran.

iodium, dapat mengakibatkan cacat fisik, mental kemampuan

pendengaran yang rendah sampai tuli.


5. Zat-Zat Nutrisi Yang Tidak Dianjurkan Pada Kehamilan

Tidak semua vitamin bisa diberikan pada ibu hamil.Dosis tinggi vitaminmerupakan
penyalahgunaan nutrisi yang dapat dikategorikan sebagai jenis mode manipulasi diet.Vitamin
yang larut dalam air seperti vitamin C dapat dikonsumsi dalam jumlah yang berlebihan
karena mudah diekskresikan dalam urin.Namun, tidak demikian pada vitamin yang larut
lemak seperti vitamin A. Terdapat hubungan antara dosis tinggi vitamin A dengan cacat lahir
bawaan. Meskipun dosis teratogenik minimum pada manusia belum diidentifikasi, namun
sedikitnya dosis vitamin A 10.000 IU per haridapat mengakibatkan hal tersebut. Adapun yang
aman dikonsumsi adalah beta-karotenyang merupakan provitamin vitamin A tetapi tidak
menghasilkan toksisitas yang samadengan vitamin A.
Kafein terkandung dalam berbagai bahan makanan seperti kopi, teh, cokelat, dan
minuman cola.Sebuah zat alami, ini adalah yang paling banyak digunakan Satu-satunya bukti
untuk efek teratogenik kafein hanya berasal dari studi hewan menggunakan dosis yang
inkompatibel dengan yang dikonsumsi manusi.Beberapa studi manusia yang besar telah gagal
untuk menunjukkan bahwa kafein memiliki efek merusak pada janin, bila tertelan dalam
jumlah rendah.Namun demikian, konsumsi kafein pada kehamilan dikaitkan dengan
peningkatan risiko keguguran.Adapun dosis yang membahayakan adalah setara dengan tiga
cangkir kopi.Efek maternal kafein termasuk insomnia, gangguan pencernaan asam, refluks,
dan frekuensi kencing.

F. Tanda Bahaya Pada Kehamilan


1. Pada Trimester I
Trimester I adalah usia kehamilan 0 - 12 minggu ,salah satu asuhan yang dilakukan oleh
tenaga kesehatan untuk menapis adanya risiko ini yaitu melakukan pendeteksian dini adanya
komplikasi/penyakit yang mungkin terjadi selama hamil muda. Tanda Bahaya Kehamilan
Trimester I meliputi:
1) Perdarahan pervaginam / Perdarahan dari jalan lahir
Perdarahan yang terjadi pada masa kehamilan kurang dari 22 minggu.Perdarahan
pervaginam dalam kehamilan adalah cukup normal. Pada masa awal kehamilan, ibu
akan mengalami perdarahan yang sedikit (spotting) di sekitar waktu terlambat
haidnya.
Perdarahan ini adalah perdarahan implantasi dan normal, perdarahan kecil dalam
kehamilan adalah pertanda dari Friabel cervik. Perdarahan semacam ini mungkin
normal atau mungkin suatu tanda adanya infeksi.Jika terjadi perdarahan yang lebih

(tidak normal) yang menimbulkan rasa sakit pada ibu.Perdarahan ini bisa berarti
aborsi, kehamilan mola atau kehamilan ektopik. Macam macam perdarahan
pervaginam:
a. Abortus
Pengeluaran hasil konsepsi pada usia kehamilan kurang dari 20 minggu dan berat
janin kurang dari 500 gram. Tanda-tandanya : perdarahan dengan nyeri abdomen,
rasa mulas atau rasa nyeri. Terkadang disertai syok.
b. Kehamilan ektopik
Kehamilan di mana implantasi dan pertumbuhan hasil konsepsi di luar
endometrium atau di luar rahim. Tanda-tandanya : perdarahan berwarna coklat tua
dan umumnya sedikit, nyeri perut, uterus terasa lembek.
c. Molahidatidosa (hamil anggur)
Kehamilan abnormal di mana hampir seluruh vili korialisnya mengalami
perubahan hidrofik.Tanda-tandanya : perdarahan berulang, nyeri perut, tidak
teraba bagian janin, tidak terdengar DJJ janin.
2) Mual Muntah Berlebihan
Mual (nausea) dan muntah (emesis gravidarum) adalah gejala yang wajar dan
sering kedapatan pada kehamilan trimester I. Mual biasa terjadi pada pagi hari, tetapi
dapat pula timbul setiap saat dan malam hari.
Gejala gejala ini kurang lebih terjadi 6 minggu setelah hari pertama haid terakhir
dan berlangsung selama kurang lebih 10 minggu.Mual dan muntah terjadi pada 6080% primigravida dan 40-60% multigravida. Satu diantara seribu kehamilan, gejala
gejala ini menjadi lebih berat. Perasaan mual ini disebabkan oleh karena
meningkatnya kadar hormon estrogen dan HCG dalam serum.
Pengaruh fisiologik kenaikan hormon ini belum jelas, mungkin karena sistem
saraf pusat atau pengosongan lambung yang berkurang.Pada umumnya wanita dapat
menyesuaikan dengan keadaan ini, meskipun demikian gejala mual muntah yang
berat dapat berlangsung sampai 4 bulan.Pekerjaan sehari-hari menjadi terganggu dan
keadaan

umum

menjadi

buruk.Keadaan

inilah

disebut

hiperemisis

gravidarum.Keluhan gejala dan perubahan fisiologis menentukan berat ringanya


penyakit. Mual muntah dapat diatasi dengan:
a. Makan sedikit tapi sering
b. Hindari makanan yang sulit dicerna dan berlemak
c. Jaga masukan cairan, karena cairan lebih mudah ditolelir dari pada makanan
padat.
d. Selingi makanan berkuah dengan makanan kering. Makan hanya makanan kering
pada satu waktu makan, kemudian makanan berkuah pada waktu berikutnya.
e. Hindari hal hal yang memicu mual, seperti bau, gerakan atau bunyi
f. Istirahat cukup

g. Hindari hal hal yang membuat Anda berkeringat atau kepanasan, yang dapat
memicu rasa mual.
Jika muntah terus menerus bisa terjadi kerusakan hati.Komplikasi lainya adalah
perdarahan pada retina yang disebabkan oleh meningkatnya tekanan darah ketika
penderita muntah.
3) Sakit Kepala Yang Hebat
Sakit kepala yang bisa terjadi selama kehamilan, dan sering kali merupakan
ketidaknyamanan yang normal dalam kehamilan. Sakit kepala yang menunjukan suatu
masalah serius dalam kehamilan adalah sakit kepala yang hebat, menetap dan tidak
hilang dengan beristirahat.Terkadang sakit kepala yang hebat tersebut, ibu mungkin
menemukan bahwa penglihatanya menjadi kabur atau berbayang.Hal ini merupakan
gejala dari pre-eklamsia dan jika tidak diatasi dapat menyebabkan kejang maternal,
stroke, koagulopati dan kematian.
Sakit kepala sering dirasakan pada awal kehamilan dan umumnya disebabkan oleh
peregangan pembuluh darah diotak akibat hormon kehamilan, khusunya hormon
progesteron. Jika ibu hamil merasa lelah, pusing atau tertekan atau pandangan mata
bermasalah, sakit kepala akan lebih sering terjadi atau makin parah, jika sebelumnya
menderita migrain kondisi ini dapat semakin bermasalah selama 3 sampai 4 bulan
pertama kehamilan. Penanganan umum yang dapat dilakukan:
a. Jika ibu tidak sadar atau kejang, segera mobilisasi seluruh tenaga yang ada dan
siapkan fasilitas tindakan gawat daruratan.
b. Segera lakukan observasi terhadap keadaan umum termasuk tanda vital (nadi,
tekanan darah, dan pernafasan) sambil mencari riwayat penyakit sekarang dan
terdahulu dari pasien dan keluarganya.
Nyeri kepala pada masa hamil dapat merupakan gejala pre-eklampsia, suatu
penyakit yang terjadi hanya pada wanita hamil, dan jika tidak diatasi dapat
menyebabkan kejang maternal, stroke, koagulopati dan kematian.
4) Nyeri Perut Yang Hebat
Nyeri perut pada kehamilan 22 minggu atau kurang.Hal ini mungkin gejala utama
pada kehamilan ektopik atau abortus.Nyeri abdomen yang tidak berhubungan dengan
persalinan normal adalah tidak normal. Nyeri abdomen yang mungkin menunjukkan
masalah yang mengancam keselamatan jiwa adalah yang hebat, menetap dan tidak
hilang setelah beristirahat. Hal ini bisa berarti apendisitis, kehamilan ektopik, aborsi,
penyakit radang pelviks, persalinan preterm, gastritis, penyakit kantong empedu,

iritasi uterus, abrupsi plasenta, infeksi saluran kemih atau infeksi lain. Penanganan
umumnya antara lain:
a. Lakukan segera pemeriksaan umum meliputi tanda vital (nadi, tensi, respirasi,
suhu)
b. Jika dicurigai syok, mulai pengobatan sekalipun gejala syok tidak jelas, waspada
dan evaluasi ketat karena keadaan dapat memburuk dengan cepat.
c. Jika ada syok segera terapi dengan baik
Komplikasi yang dapat timbul pada nyeri perut yang hebat antara lain: kehamilan
ektopik, pre-eklampsia, persalinan premature, solusio plasenta, abortus, ruptur uteri.
5) Selaput Kelopak Mata Pucat/ Anemia
Anemia adalah masalah medis yang umum terjadi pada banyak wanita hamil.
Jumlah sel darah merah dalam keadaan rendah, kuantitas dari sel sel ini tidak
memadai untuk memberikan oksigen yang dibutuhkan oleh bayi.Anemia sering terjadi
pada kehamilan karena volume darah meningkat kira kira 50% selama kehamilan.
Darah terbuat dari cairan dan sel. Cairan tersebut biasanya meningkat lebih cepat
dari pada sel- selnya.Hal ini dapat mengakibatkan penurunan hematokrit (volume,
jumlah atau persen sel darah merah dalam darah).Penurunan ini dapat mengakibatkan
anemia. Anemia dapat ditangani dengan minum tablet zat besi dan istirahat cukup.
Komplikasi anemia dalam kehamilan memberikan pengaruh langsung terhadap
janin sedangkan komplikasi pada kehamilan trimester I yaitu anemia dapat
menyebabkan terjadinya missed abortion, kelainan kongenital, abortus/keguguran.
6) Demam Tinggi
Ibu hamil menderita deman dengan suhu tubuh lebih 38 C dalam kehamilan
merupakan suatu masalah. Demam tinggi dapat merupakan gejala adanya infeksi
dalam kehamilan. Demam tinggi dapat ditangani dengan: istirahat baring, minum
banyak, kompres untuk menurunkan suhu.

Komplikasi yang ditimbulkan akibat

mengalami demam tinggi antara lain: sistitis (infeksi kandung kencing), pielonefritis
Akut (infeksi saluran kemih atas).
2. Tanda Bahaya Trimester II (3 Bulan Kedua / Usia kehamilan 6 Bulan)
Trimester II adalah usia kehamilan 4-6 bulan atau kehamilan berusia 13-28 minggu.
Tanda Bahaya Kehamilan Trimester II meliputi:
1) Bengkak Pada Wajah, Kaki dan Tangan
Oedema ialah penimbunan cairan yang berlebih dalam jaringan tubuh, dan dapat
diketahui dari kenaikan berat badan serta pembengkakan kaki, jari tangan dan
muka.Oedema pretibial yang ringan sering ditemukan pada kehamilan biasa, sehingga
tidak seberapa berarti untuk penentuan diagnosis pre-eklampsia. Hampir separuh dari
ibu-ibu akan mengalami bengkak yang normal pada kaki yang biasanya hilang setelah

beristirahat atau meninggikan kaki. Oedema yang mengkhawatirkan ialah oedema


yang muncul mendadak dan cenderung meluas.
Hampir separuh dari ibu-ibu akan mengalami bengkak yang normal pada kaki
yang biasanya muncul pada sore hari dan biasanya hilang setelah beristirahat atau
meletakkan kaki lebih tinggi. Bengkak bisa menunjukkan adanya masalah serius jika
muncul pada muka dan tangan tidak hilang setelah beristirahat dan diikuti dengan
keluhan fisik yang lain. Hal ini bisa merupakan pertanda anemia, gagal jantung atau
pre eklamsia.Sistem kerja ginjal yang tidak optimal pada wanita hamil mempengaruhi
system kerja tubuh sehingga menghasilkan kelebihan cairan.Ini dapat terlihat setelah
kelahiran, ketika pergelangan kaki yang bengkak secara temporer semakin parah. Ini
dikarenakan

jaringan

tambahan

yang

diperlukan

untuk

pertumbuhan

dan

perkembangan janin selama dalam kandungan tidak lagi dibutuhkan dan akan dibuang
setelah sebelumnya diproses oleh ginjal menjadi urin. Oleh karena ginjal belum
mampu bekerja secara optimal, kelebihan cairan yang menempuk dihasilkan disekitar
pembuluh darah hingga ginjal mampu memprosesnya lebih lanjut
Terkadang bengkak membuat kulit di kaki di bagian bawah meregang, terlihat
mengkilat, tegang dan sangat tidak nyaman.Kram kaki sering terjadi di malam hari
ketika tidur. Kram dihubungankan dengan kadar garam dalam tubuh dan perubahan
sirkulasi. Pengobatan cina menganggap kram ada hubungannya dengan kekurangan
energi pada darah dan ginjal. Penanganan umum yang dapat dilakukan antara lain:
a. Istirahat cukup
b. Mengatur diet, yaitu meningkatkan konsumsi makanan yang mengandung protein
dan mengurangi makanan yang mengandung karbohidrat serta lemak
c. Kalau
keadaan
memburuk
namun
memungkinkan
dokter

akan

mempertimbangkan untuk segera melahirkan bayi demi keselamatan ibu dan bayi.
Kondisi ibu disebabkan oleh kehamilan disebut dengan keracunan kehamilan
dengan tanda tanda oedema (pembengkakan) terutama tampak pada tungkai dan
muka, tekanan darah tinggi dan dalam air seni terdapat zat putih telur pada
pemeriksaan urin dan laboratorium.
2) Keluar Air Ketuban Sebelum Waktunya
Keluarnya cairan berupa air dari vagina setelah kehamilan 22 minggu, ketuban
dinyatakan pecah dini jika terjadi sebelum proses persalinan berlangsung. Pecahnya
selaput ketuban dapat terjadi pada kehamilan preterm sebelum kehamilan 37 minggu
maupun kehamilan aterm. Penanganan umum antara lain:
a. Konfirmasi usia kehamilan, kalau ada dengan USG

b. Dilakukan pemeriksaan inspekulo (dengan speculum DTT) untuk menilai cairan


yang keluar (jumlah, warna,bau) dan membedakan dengan urin.
c. Jika ibu mengeluh perdarahan akhir kehamilan (setelah 22 minggu), jangan
lakukan, pemeriksaan dalam secara digital.
d. Mengobservasi tidak ada infeksi
e. Mengobservasi tanda tanda inpartu
Komplikasi yang dapat ditimbulkan antara lain:
a.
b.
c.
3)
4)
5)

Perdarahan pervaginam dengan nyeri perut, pikirkan solusio plasenta


Tanda tanda infeksi (demam, cairan vagina berbau)
Jika terdapat his dan darah lendir, kemungkinan terjadi persalinan preterm
Perdarahan hebat
Pusing Yang hebat
Gerakan bayi berkurang
Ibu mulai merasakan gerakan bayinya selama bulan ke-5 atau ke-6, beberapa ibu

dapat merasakan gerakan bayinya lebih awal. Jika bayi tidur, gerakannya akan
melemah. Bayi harus bergerak paling sedikit 3 kali dalam periode 3 jam. Gerakan
bayi akan lebih mudah terasa jika berbaring atau beristirahat dan jika ibu makan dan
minum dengan baik. Apabila ibu tidak merasakan gerakan bayi seperti biasa, hal ini
merupakan suatu risiko tanda bahaya.Bayi kurang bergerak seperti biasa dapat
dikarenakan oleh aktivitas ibu yang terlalu berlebihan, keadaan psikologis ibu
maupun kecelakaan sehingga aktivitas bayi di dalam rahim tidak seperti biasanya.
3. Tanda Bahaya Trimester III (3 Bulan Ketiga / Usia kehamilan 9 Bulan)
Trimester III adalah usia kehamilan 7-9 bulan atau kehamilan berusia 29-42 minggu.
Tanda Bahaya Kehamilan Trimester III meliputi:
1) Penglihatan Kabur Penglihatan Menjadi Kabur Atau Berbayang
Dapat disebabkan oleh sakit kepala yang hebat, sehingga terjadi oedema pada otak
dan meningkatkan resistensi otak yang mempengaruhi sistem saraf pusat, yang dapat
menimbulkan

kelainan

serebral

(nyeri

kepala,

kejang),

dan

gangguan

penglihatan.Perubahan penglihatan atau pandangan kabur, dapat menjadi tanda preeklampsia.Masalah visual yang mengidentifikasikan keadaan yang mengancam jiwa
adalah perubahan visual yang mendadak, misalnya penglihatan kabur atau berbayang,
melihat bintik-bintik (spot), berkunang-kunang.
Selain itu adanya skotama, diplopia dan ambiliopia merupakan tanda-tanda yang
menujukkan adanya pre-eklampsia berat yang mengarah pada eklampsia.Hal ini
disebabkan adanya perubahan peredaran darah dalam pusat penglihatan di korteks
cerebri atau didalam retina (oedema retina dan spasme pembuluh darah). Penanganan
Umum:

a. Jika tidak sadar atau kejang. Segera dilakukan mobilisasi seluruh tenaga yang ada
dan menyiapkan fasilitas tindakan gawat darurat.
b. Segera dilakukan penilaian terhadap keadaan umum termasuk tanda tanda vital
sambil menanyakan riwayat penyakit sekarang dan terdahulu dari pasien atau
keluarganya.
Komplikasi yang ditimbulkan antala lain:
a. Kejang
b. Eklamsia
2) Gerakan Janin Berkurang
Ibu tidak merasakan gerakan janin sesudah kehamilan 29 minggu atau selama
persalinan. Penanganan Umum:
a. Memberikan dukungan emosional pada ibu
b. Menilai denyut jantung janin (DJJ)
c. Bila ibu mendapat sedative, tunggu hilangnya pengaruh obat, kemudian nilai
ulang
d. Bila DJJ tidak terdengar minta beberapa orang mendengarkan menggunakan
stetoskop Doppler.
Komplikasi yang timbul adalah IUFD dan fetal distress.
2) Kejang
Pada umumnya kejang didahului oleh makin memburuknya keadaan dan
terjadinya gejala gejala sakit kepala, mual, nyeri ulu hati sehingga muntah.Bila
semakin

berat,

penglihatan

semakin

kabur, kesadaran

menurun

kemudian

kejang.Kejang dalam kehamilan dapat merupakan gejala dari eklamsia. Penanganan:


a. Baringkan pada sisi kiri tempat tidur arah kepala ditinggikan sedikit untuk
mengurangi kemungkinan aspirasi secret, muntahan, atau darah
b. Bebaskan jalan nafas
c. Hindari jatuhnya pasien dari tempat tidur
d. Lakukan pengawasan ketat
Komplikasi yang dapat timbul antara lain: syok, eklamsia, hipertensi, proteinuria
3) Demam Tinggi
4) Bengkak pada wajah, kaki dan tangan
G. Program Perencanaan Persalinan Dan Pencegahan Komplikasi (P4K)
1. Definisi
P4K dengan stiker adalah merupakan suatu kegiatan yang difasilitasi oleh bidan di desa
khususnya, dalam rangka peran aktif suami, keluarga dan masyarakat dalam merencanakan
persalinan yang aman dan persiapan menghadapi komplikasi bagi ibu hamil, termasuk
perencanaan penggunaan KB pasca persalinan dengan menggunakan stiker sebagai media

notifikasi sasaran dalam rangka meningkatkan cakupan dan mutu pelayanan kesehatan bagi
ibu dan bayi baru lahir.
Fokus dari P4K adalah pemasangan stiker pada setiap rumah yang ada ibu hamil.
Diharapkan dengan adanya stiker di depan rumah, semua warga masyarakat di desa tersebut
mengetahui dan juga diharapkan dapat memberi bantuannya. Di lain pihak masyarakat
diharapkan dapat mengembangkan norma-norma sosial termasuk kepeduliannya untuk
menyelamatkan ibu hamil dan ibu bersalin. Dianjurkan kepada ibu hamil untuk melahirkan
ke fasilitas kesehatan termasuk bidan desa.
Bidan diharuskan melaksanakan pelayanan kebidanan antara lain pemeriksaan kehamilan,
pertolongan persalinan, asuhan masa nifas dan perawatan bayi baru lahir sehingga kelak
dapat mencapai dan mewujudkan Visi Departemen Kesehatan, yaitu Masyarakat Mandiri
untuk Hidup Sehat. P4K merupakan suatu kegiatan yang difasilitasi oleh bidan di desa
dalam rangka peningkatan peran aktif suami, keluarga dan masyarakat dalam merencanakan
persalinan yang aman, selamat dan sehat.Yang terpenting adalah persiapan menghadapi
komplikasi bagi ibu hamil, termasuk perencanaan penggunaan KB pasca persalinan. dengan
menggunakan stiker sebagai media notifikasi sasaran dalam rangka meningkatkan cakupan
dan mutu pelayanan kesehatan bagi ibu dan bayi baru lahir (DepKes RI, 2009).
2. Tujuan
- Tujuan umum
Meningkatkan cakupan dan mutu pelayanan bagi ibu hamil dan bayi baru lahir
melalui peningkatan peran aktif keluarga, dan masyarakat dalam merencanakan
persalinan yang aman dan persiapan menghadapi komplikasi dan tanda bahaya kebidanan
-

bagi ibu sehingga melahirkan bayi yang sehat.


Tujuan khusus
1) Terdatanya status ibu hamil dan terpasangnya, stiker P4K di setiap rumah ibu hamil
yang memuat informasi tentang
a. Lokasi tempat tinggal ibu hami
b. Identitas ibu hamil
c. Taksiran persalinan
d. Penolong persalinan, pendamping persalinan dan fasilitas tempat persalinan.
e. Calon donor darah, transportasi yang akan digunakan serta pembiayaan.
2) Adanya perencanaan persalinan, termasuk pemakaian KB pasca persalinan yang
sesuai dan disepakati ibu hamil, suami, keluarga, dan bidan.
3) Terlaksanannya pengambilan keputusan yang cepat dan tepat bila terjadi komplikasi
selama kehamilan, persalinan, dan nifas.
4) Meningkatkan keterlibatan tokoh masyarakat baik formal maupun non formal, dukun/
pendamping persalinan dan kelompok masyarakat dalam perencanaan persalinan dan

pencegahan komplikasi dengan stiker dan KB pasca salin sesuai dengan perannya
masing-masing (DepKes, 2009).

DAFTAR PUSTAKA
1. Depkes RI, 2010. Penilaian K I dan K IV. Jakarta : Depkes RI

2. Dinkes Jatim. 2009. Standar Pelayanan Minimal. http://www.dinkes-jatim.go.id.


diakses tanggal 28September 2016
3. Fitramaya, 2008. Asuhan Ibu Hamil. Yogyakarta : Dian Press[
4. Manuaba. 2008. Ilmu Kebidanan, Kandungan dan KB. Jakarta : EGC
5. Pranoto. 2007. Ilmu Kebidanan. Yogyakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo
6. Saifudin. 2005. Buku Acuan Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.
Yogyakarta : Yayasan Bina Pustaka Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
7. Sofyan, 2006. Asuhan Kebidanan Komunitas. Jakarta : Salemba Madika
8. WHO. 2006. Pelayanan Kesehatan Maternal. Jakarta : Media Aesclapius Press

Anda mungkin juga menyukai