Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN STUDI KASUS

PENYAKIT DIABETES MELITUS TIPE 2 PADA DEWASA


BERDASARKAN PENDEKATAN HOLISTIK DI
PUSKESMAS KECAMATAN JOHAR BARU
PERIODE 11 JULI12 AGUSTUS 2016

Oleh :
Wiwing Marisya
110.2011.294

Pembimbing :
Dr.Yusnita, M. Kes

KEPANITERAAN KEDOKTERAN KELUARGA


BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI
JAKARTA 2016

PERNYATAAN PERSETUJUAN
Laporan Hasil Studi Kasus Pasien dengan judul Penyakit
Diabetes Melitus Tipe 2 Pada Dewasa Berdasarkan
Pendekatan Holistik Di Puskesmas Kecamatan Johar Baru
telah disetujui oleh pembimbing untuk dipresentasikan dalam
rangka memenuhi salah satu tugas Kepaniteraan Kedokteran
Keluarga Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran
Universitas YARSI.

Jakarta, Juli 2016


Pembimbing,

Dr. Yusnita, M.Kes

KATA PENGANTAR

Assalamua`alaikum, Wr. Wb
Alhamdulillah, puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah
SWT dengan terselesaikannya Laporan Diagnosis Holistik Pasien
yang berjudul PENYAKIT DIABETES MELITUS TIPE 2 PADA
DEWASA BERDASARKAN PENDEKATAN HOLISTIK DI
PUSKESMAS KECAMATAN JOHAR BARU PERIODE 11 JULI12
AGUSTUS 2016.
Tujuan kami menyusun laporan ini adalah dalam rangka
memenuhi tugas Kepaniteraan Kedokteran Keluarga Bagian Ilmu
Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Yarsi.
Kami ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada :
1 Dr. Yusnita, M.Kes, selaku kepala bagian dan dosen
pembimbing
Kepaniteraan
Ilmu
Kedokteran
Komunitas Universitas YARSI yang telah membimbing
dan memberi masukan yang bermanfaat.
2 Dr.
Erlinawati,
M.PH,
selaku
koordinator
kepaniteraan ilmu kedokteran keluargaFakultas
Kedokteran Universitas YARSI.
3 Dr. Dini Widianti, M.KK, selaku sekretaris dan staf
pengajar Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Komunitas
Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.
4 Dr. Sugma Agung Purbowo, MARS, DipIDK
selaku kepala bagian dan staf pengajar Kepaniteraan
Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran
Universitas YARSI.
5 Dr. Citra Dewi, M.Kes, selaku staf pengajar bagian
Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran
Universitas YARSI.
6 Dr. H. Sumedi Sudarsono, M.PH, selaku staf
pengajar bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas
Kedokteran Universitas YARSI.
7 Dr. Dian Mardhiyah, M.KK selaku staf pengajar
Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Komunitas Universitas
YARSI.

8 DR. Kholis Ernawati, S.Si, M.Kes, selaku staf


pengajar bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas
Kedokteran Universitas YARSI.
9 Dr. Yohana, selaku Kepala Puskesmas Kecamatan
Johar Baru.
10 Dr. Fitria, selaku dokter pembimbing di Puskesmas
Kecamatan Johar Baru.
11 Seluruh tenaga kesehatan yang terkait di Puskesmas
Kecamatan Johar Baru.
12 Orang tua dan rekan tercinta yang selalu
memberikan doa, restu, semangat, dan motivasi.
13 Seluruh rekan sejawat yang telah memberikan
motivasi dan kerjasama sehingga tersusun laporan
ini
Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak
kekurangan dalam penyusunan tugas diagnosis holistik. Oleh
karena itu, kami menerima kritik dan saran yang membangun
untuk perbaikan di masa mendatang. Semoga tugas diagnosis
holistik ini dapat memberikan manfaat, baik bagi penyusun
maupun bagi pembaca.
Wassalamualaikum wr. wb

Jakarta, Juli
2016

Penulis

I.
A. Identitas
Nama
Jenis Kelamin
Umur
Agama
Alamat
Suku Bangsa
Status Perkawinan
Tanggal Berobat

BERKAS PASIEN

: Ny. S
: Perempuan
: 42 tahun
: Islam
: Jl. Rawa Selatan RT/RW 08/07, Jakarta
Pusat
: Betawi
: Menikah
: 21 Juli 2016

B. Anamnesis
Dilakukan secara Autoanamnesis pada tanggal 21 Juli 2016
pukul 10.00 WIB di Puskesmas Kecamatan Johar Baru,
1. Keluhan Utama
:Sering baal di tangan dan kaki
sejak 1 minggu
2. Keluhan Tambahan: Pusing, sering BAK di malam hari
dan sulit tidur
3. Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien datang ke Puskesmas Johar Baru, dengan keluhan
tangan dan kaki sering terasa baal sudah selama satu
minggu SMRS. Pasien juga sering merasa lemas dan sakit
kepala sejak seminggu yang lalu. Keluhan pandangan
buram, disangkal oleh pasien.
Pasien mengatakan sejak lima bulan yang lalu pasien
sering merasa lemas disertai lapar dan haus, serta sering
buang air kecil kurang lebih lima kali di malam hari
sehingga mengganggu tidur dimalam hari. Lalu pasien ke
dokter Puskesmas Johar Baru dan dilakukan pemeriksaan
kimia darah, dan didapatkan hasil gula darah puasa 293
mg/dL dan G2PP 359 mg/dL. Pasien didiagnosa oleh dokter
terkena penyakit gula atau kencing manis (diabetes
mellitus). Pasien diberikan obat-obatan untuk mengurangi
kadar gula darahnya. Lalu pasien disarankan untuk
mengubah pola makan dan gaya hidup serta selalu cek
gula darah dan kontrol berobat setiap bulannya. Tetapi
pasien tidak melakukannya, pasien mengatakan hanya

berobat jika badannya mulai terasa baal dan lemas dan


juga mulai mengganggu aktivitas kerjanya. Terakhir kali
pasien kontrol penyakitnya sekitar 1 tahun yang lalu.
Pasien juga mengaku sering lupa minum obat, Pasien
mengatakan obat yang sebelumnya diberikan oleh dokter
yaitu glibenklamid. Pasien juga mengatakan jika pasien
lupa minum obat, keluarga pasien tidak serta-merta
mengingatkannya. Hal tersebut juga diakui oleh pasien
bahwa ia sedih karena minimnya dukungan dan perhatian
dari anggota keluarganya.
Menurut pengakuan, pasien dianjurkan oleh dokter
untuk giat berolahraga minimal tiga kali dalam seminggu,
namun pasien tidak mengerjakannya dengan alasan sibuk
kerja dan malas jika hanya berolahraga sendiri. Dokter juga
memberitahukan agar pasien menjaga pola makan dengan
baik dan dianjurkan untuk konsultasi ke bagian gizi yang
ada di puskesmas. Pasien memang datang ke bagian gizi
untuk konsultasi, dan pasien pun menerapkan sebagian
pola makan yang sudah dianjurkan dalam praktek seharihari, seperti contoh pasien mulai mengurangi porsi makan
nasi. Namun, pasien mengaku masih sulit dalam mengatur
pola makan. Hal tersebut diakui pasien berkaitan juga
dengan motivasinya yang masih kurang untuk sembuh.
Food recall (Pola makan dalam tiga hari terakhir).

Pada tanggal 18 Juli 2016


o Pagi
: Pisang goreng, kue putu mayang, kopi
manis hangat
o Siang
: Nasi dengan lauk pauk, Es Teh manis
o Malam : Nasi goreng , Air putih, kopi manis
hangat
Pada tanggal 19 Juli 2016
o Pagi
: Indomie rebus, kopi manis hangat
o Siang
: Nasi padang, minuman soda
o Malam : Sate ayam dan lontong, Air putih, kopi
manis hangat
Pada tanggal 20 Juli 2016
o Pagi
: Nasi uduk dengan gorengan, kopi manis
hangat

o Siang
botol
o Malam
hangat

: Kue jajanan pasar,dan gado-gado,Teh


: Martabak manis, Air putih, kopi manis

4. Riwayat Penyakit Dahulu:


-

Pasien menderita diabetes mellitus 2 tahun yang lalu


Riwayat hipertensi disangkal
Riwayat alergi makanan dan obat-obatan disangkal

5. Riwayat Penyakit Keluarga:


-

Ayah
pasien memiliki riwayat penyakit diabetes
mellitus

6. Riwayat Sosial Ekonomi:


Pasien tinggal bersama sepupu dan belum
berkeluarga. Kebutuhan pasien dicukupi dari bekerja sebgai
tukang fotocopi penghasilan kurang lebih Rp 500.000 700.000,-/bulan. mulai bekerja dari pukul 08:00-20:00 WIB.
Dan sekarang sejak pasien menderita DM dan tidak lagi
bekerja.
7. Riwayat Kebiasaan:
Sebelum terdiagnosa diabetes mellitus, riwayat
kebiasaan makan pasien dalam sehari adalah 2-3 kali/hari.
Mengkonsumsi makanan yang manis seperti minum kopi
manis lebih dari tiga gelas sehari dan kue jajanan pasar
seperti kue putu mayang, kebiasaan ini diakui oleh pasien
sudah lebih dari 10 tahun. Pasien tidak memiliki kebiasaan
olahraga karena ia beranggapan bahwa pekerjaannya
sebagai pedagang kue pasar juga sudah cukup menguras
tenaga dan keringat dan dianggap oleh pasien sama saja
dengan olah raga.
C. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum : Baik
2. Tanda vital

Kesadaran

: Compos Mentis

GCS

: 15

Tek. Darah

: 120/90 mmHg

Frek. Nadi

: 80 x/menit

Frek Pernapasan : 20 x/menit


Suhu

: 36,6 C

BB

: 58 Kg

TB

: 153 cm

Lingkar Perut : 89 cm
BB Ideal

: (153-100) (10 % x 53) = 47,7kg

Status Gizi

: Normal

IMT
: 24,7 kg/m2
Rumus Broca
:( 58 :47,7) x100% =121
( Gemuk)

3. Status Generalis:
Kepala

: Normocephal, rambut berwarna hitam


keputihan tidak mudah dicabut

Mata

: Conjunctiva tidak anemis, sklera tidak ikterik

Leher

: Tidak teraba pembesaran KGB dan kelenjar


tiroid

Cor

: BJ I BJ II reguler, murmur (-), gallop (-)

Pulmo

: Suara napas vesikuler (+/+), rhonki (-/-),


wheezing (-/-)

Abdomen

: Datar, simetris, bising usus (+) normal, hepar


dan lien tidak teraba

Ekstremitas

:-

Superior

: Sianosis (-/-), Edema (-/-)

Inferior : Edema
4. Status neurologis:

(-/-), Sianosis (-/-)

GCS

: E4 M6 V5 = 15

Pupil di tengah bulat isokor, ukuran 3mm/3mm


a. Anggota gerak atas
Kekuatan
: 4/5
Tonus
: (+) / (+)
Atrofi
: (-) / (-)
Refleks fisiologis
Biceps

:(+) / (+)

Triceps

: (+)/ (+)

Refleks Patologis
Refleks Hoffman : (-) / (-)
Refleks Trommer : (-) / (-

Sensibilitas
Taktil

: normal/normal

Nyeri

: normal/normal

Suhu

: Tidak dilakukan

Diskriminasi 2 titik

: Tidak dilakukan

Getar

: Tidak dilakukan

b. Anggota gerak bawah


Kekuatan : 4/5
Tonus
Atrofi

: (+) / (+)
: (-) / (-)

Refleks fisiologis
Patella
Achilles

: (+) / (+)
: (+) / (+)

Refleks Patologis
Babinski

: (-) / (-)

Chaddock

: (-) / (-)

Gordon

: (-) / (-)

Oppenheim

: (-) / (-)

Sensibilitas
Taktil

: /

Nyeri

:+/+

Suhu

: Tidak dilakukan

Diskriminasi 2 titik

: Tidak dilakukan

Getar

: Tidak dilakukan

D. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan kimia darah tanggal 21 Juli 2016
GDP

: 293 mg/dL

G2PP

: 359 mg/dL

Cholesterol Total

: 289 mg/dL

Cholesterol HDL

: 43 mg/dL

Cholesterol LDL

: 143 mg/dL

Trigliserida
Asam urat

: 122 mg/dL
: 6,7 mg/dL

E. Diagnosis
Diabetes Melitus Tipe II
F. Penatalaksanaan
Non farmakologi
: Edukasi pasien tentang DM dan
komplikasinya, menyarankan agar pasien diet dan olahraga
yang rutin, kontrol dan pantau gula darah minimal 2
minggu sekali. Rujuk ke bagian gizi.
Farmakologi
: Metformin 2x500 mg
Ranitidin 2x1

10

II.

BERKAS KELUARGA

A. Profil Keluarga
1. Karakteristik Keluarga
a. Identitas Kepala Keluarga: adalah Tn. R berusia 56 tahun
b. Identitas Pasangan: Ny. S berusia 50 tahun
c. Struktur Komposisi Keluarga:
Keluarga terdiri atas Tn. R sebagai kepala keluarga
dan Ny. S sebagai istri, mempunyai 4 anak. An. Tyo sebagai
anak pertama, An. Anom sebagai anak kedua, An.Widia
sebagai anak ketiga,dan An. Ragil Prakoso sebagai anak ke
empat. Keluarga terdiri atas pasien, suami bude, bude
pasien, dan empat orang anak bude pasien. Keluarga
pasien termasuk keluarga yang kurang sehat dalam arti
setiap anggota keluarga kurang saling mendukung satu
sama lain.
Tabel 1 Anggota keluarga yang tinggal serumah

N
o

Nama

1.

Tn.
Rahman

2.

Ny. Sri
Kumiasih

3.
4.

Tn. Tyo
Tn. Anom

Keduduk
an dalam
Keluarga

Gend
er

Umu
r

Pendidi
kan

Pekerja
an

Kepala
Keluarga

50 th

SD

Pedagan
g

Istri
(pasien)

42 th

SMEA

Pedagan
g

Anak I

27 th

SMA

Belum
bekerja

Anak II

23 th

SMP

Belum
bekerja

5.

An. Widia

Anak III

18th

SMA

Pelajar

6.

An. Ragil
Prakoso

Anak IV

8 th

SD

Pelajar

11

d. Bentuk keluarga :
Bentuk keluarga ini adalah keluarga besar (nuclear
family). Keluarga terdiri dari Tn. Rahman sebagai kepala
keluarga, Ny. Sri Kumiasih (pasien) sebagai istri, empat
orang anak laki-laki bernama Tyo, anom, yang belum
bekerja dan Ragil yang masih bersekolah di Sekolah dasar,
Juga satu orang anak perempuan bernama Widia yang
masih bersekolah di sekolah menengah pertama. Seluruh
anggota keluarga ini tinggal dalam satu rumah.
e. Tahapan siklus keluarga:
Menurut tahap dan siklus tumbuh kembang keluarga
dikutip dari Duvall dan Miller (1998), tahapan siklus
keluarga pasien termasuk pada tahap III yaitu keluarga
dengan anak usia pra sekolah (anak tertua berusia 2-6
tahun).
Tugas Perkembangan :
- Memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti :
tempat tinggal, privasi dan rasa aman, membantu anak
untuk sosialisasi
- Adaptasi dengan anak yang baru lahir dan kebutuhan
anak yang lain
- Mempertahankan hubungan yang sehat internal atau
eksternal keluarga, pembagian tanggung jawab
anggota keluarga
- Stimulasi tumbuh kembang anak
- Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak
Masalah Kesehatan :
- Masalah kesehatan fisik : penyakit menular, terjatuh,
luka bakar, keracunan, dan kecelakaan-kecelakaan lain.
Tahapan siklus keluarga Tn. Rahman
dan Ny. Nirwati
termasuk ke dalam tahap keluarga dengan anak usia
remaja (family with teenagers): Ny. Nurwati
adalah
sebagai Ibu rumah tangga yang menikah dengan Tn.
Rahman, mereka mempunyai 4 orang anak, yaitu Tn. Tyo
yang merupakan anak pertama. Anak kedua bernama Tn.
Anom mereka belum bekerja dan dua orang anak usia
sekolah yang bernama An. Widia dan An. Ragil yang
masing-masing berusia 18 tahun dan 8 tahun dan
keduanya masih bersekolah.
f. Family Map

12

Gambar 1. Family Map


g. Fungsi Keluarga
a. Biologis : Secara aspek biologis keluarga Tn.R telah
menjalankan fungsinya dengan baik. Ny. S sedang
mempunyai 4 anak dari pernikahan mereka.
b. Psikologis : Secara psikologis keluarga tersebut
saling menyayangi satu sama lain.
c. Sosial : Tn. R dan Ny. S dapat bersosialisasi dan
beradaptasi dengan baik dengan tetangga disekitar
rumah mereka serta selalu ikut serta kegiatan yang
diadakan di lingkungan rumah mereka
d. Ekonomi : Tn. R bekerja sebagai pedagang dengan
penghasilan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan
sehari-hari mereka. Keluarga tersebut juga memiliki
tabungan di Bank.
e. Pendidikan : Tn. R berpendidikan SD dan Ny. S
berpendidikan SMEA, tetapi mereka sebisa mungkin
untuk dapat menyekolahkan anaknya sampai kuliah.
2. Penilaian Status Sosial dan Kesejahteraan Hidup
a. Lingkungan tempat tinggal
Tabel 2 Lingkungan tempat tinggal

13

Status kepemilikan rumah

: milik sendiri

Daerah perumahan

: padat bersih

Karakteristik
Lingkungan

Rumah

dan Kesimpulan

Luas rumah: 12 x 9 m2

Keluarga Ny. Sri dan Tn.


Rahman mempunyai rumah
Jumlah penghuni dalam satu rumah: 7
yang cukup memenuhi kriteria
orang
rumah sehat, karena luas
2
rumah sesuai dengan jumlah
Luas halaman rumah: 2 x 2 m
penghuni dan semua anggota
Tidak bertingkat
keluarga mempunyai kamar
untuk tidur. Ketersediaan air
Lantai rumah dari: Semen
bersih dan jamban keluarga
Dinding rumah dari: Tembok
cukup baik.
Jamban keluarga: Ada
Tempat bermain: Tidak ada
Penerangan listrik: 900 watt
Ketersediaan air bersih: Ada
Tempat pembuangan sampah : Ada

b.

Kepemilikan barang-barang berharga: (Kendaraan,


elektronik, peralatan rumah tangga): satu buah sepeda
motor, satu buah televisi 21 inch, satu buah lemari es
satu pintu, tiga buah kipas angina, satu buah kompor
gas, satu buah setrikaan, dan tiga buah telepon
genggam.

3. Penilaian Perilaku Kesehatan Keluarga


a. Tempat berobat
Jika terdapat salah satu anggota keluarga Tn. R yang
sakit, maka Tn. R selalu membawa berobat ke klinik
terdekat dan puskesmas Johar Baru. Selain harganya
yang terjangkau, juga karena tempatnya tidak jauh
dari rumah sehingga dapat ditempuh hanya
menggunakan motor atau kendaraan umum saja.
b. Asuransi/Jaminan Kesehatan

14

Keluarga Tn. R mengikuti program BPJS dan selalu


membayar iuran untuk mendapatkan jaminan
kesehatan di Puskesmas ataupun Rumah Sakit. Tn. R
menggunakan BPJS kelas III untuk biaya pelayanan
kesehatan.
4. Sarana Pelayanan Kesehatan (Puskesmas)
Tabel 3. Pelayanan Kesehatan Keluarga Tn. R
Faktor
Keterangan
Kesimpulan
Cara mencapai
pusat pelayanan
kesehatan

Angkutan
umum
Kendaraan
Pribadi (motor)

Tarif pelayanan
kesehatan

Terjangkau

Kualitas
pelayanan
kesehatan

Memuaskan

Pasien berobat rutin ke


puskesmas
dengan
angkutan umum atau
menggunakan
motor,
karena
biaya
pengobatan
di
puskesmas
terjangkau
oleh pasien dan tidak
terlalu jauh dari tempat
tinggal
pasien.
Dan
selain itu pasien puas
dengan pelayanan di
puskesmas.

5. Pola Konsumsi Makanan Keluarga


a. Kebiasaan Makan
Menu makanan sehari-hari keluarga ini bervariasi.
Menu makanan yang biasa dihidangkan Ny. Sri terdiri
dari nasi, sayur, dan lauk. Cita rasa makanan yang
paling sering dihidangkan adalah manis. Hampir setiap
makan harus didampingi dengan kecap manis.Sayur
yang sering dimasak cukup bervariasi antara lain
sayuran hijau baik direbus atau ditumis. Lauk yang
dihidangkan bervariasi seperti ayam, Ikan asin, telur,
tahu maupun tempe. Sedangkan untuk buah-buahan
jarang dikonsumsi oleh keluarga ini. Pola makan
keluarga ini tiga kali sehari, terdiri dari sarapan pagi,
makan siang dan makan malam, diantaranya terkadang
keluarga ini mengkonsumsi gorengan dan kue pasar
sebagai cemilan. Di dalam sehari, Ny. S, sebagai penjual
kue, memiliki kebiasaan makan sebanyak dua sampai
tiga kali sehari. Begitu juga teh manis, merupakan jenis
15

minuman yang paling sering dikonsumsi, bisa lebih dari


tiga gelas dalam sehari dan ditambah kebiasaannya
yang suka mengkonsumsi kue-kue manis seperti putu
mayang. Setelah terdiagnosis diabetes mellitus, dalam
lima bulan terakhir ini Ny. S, mulai diet makanan yang
manis-manis dan mulai mengurangi porsi makannya.
b. Penerapan Pola Gizi Seimbang
Dalam tiga bulan terakhir, Keluarga Ny. S kurang
memperhatikan pola gizi seimbang dari menu yang
mereka konsumsi, misalnya penggunaan gula yang
masih cukup tinggi dalam hidangan makanannya dan
porsinya lebih banyak daripada buah dan sayur,
konsumsi buah juga jarang sekali. Hal ini mungkin
dikarenakan pengetahuan dan minat yang kurang
mengenai pentingnya pola makan gizi seimbang terkait
dengan penyakit yang diderita pasien.
Pola makan pasien selama 3 hari terakhir sebagai
berikut :

Pada tanggal 18 Juli 2016


o Pagi
: Pisang goreng, kue putu mayang, kopi
manis hangat
o Siang
: Nasi dengan lauk pauk, Es Teh manis
o Malam : Air putih, kopi manis hangat
Pada tanggal 19 Juli 2016
o Pagi
: Indomie rebus, kopi manis hangat
o Siang
: Nasi padang, es teh manis
o Malam : Sate ayam dan lontong, Air putih, kopi
manis hangat
Pada tanggal 20 Juli 2016
o Pagi
: Nasi uduk dengan gorengan, kopi manis
hangat
o Siang
: Nasi warteg,Teh manis
o Malam : Air putih, kopi manis hangat
Tabel 4. Pola makan pasien pada tanggal 18

Juli 2016
Wakt
u

Menu

Kalor
i

Karbohid
rat

Prote
in

Lem
ak

16

Pagi

Pisang
120 k
goreng
Kue
putu 175 k
mayang
Kopi manis 120 k
Air Putih

Siang

Nasi putih
300 k
Tahu
111 k
175 k
Goreng
95 k
Sayur sop
50 k
Ayam
goreng
Teh manis
Air Putih
Mala
Kopi manis 200k
m
(latte)
Air putih
Total kalori pada tanggal 6
Total Karbohidrat, Lemak,
gr, 37 gr

4gr

4 gr

6gr

32 gr

4 gr

0 gr

10 gr
-

0 gr
-

0 gr
-

57 gr
3 gr
32 gr
0 gr
10 gr
-

4 gr
3 gr
4 gr
10 gr
0 gr
-

0 gr
10
gr
0 gr
6 gr
0 gr
-

30 gr
-

0 gr
-

0 gr
-

Juni 2016 = 1.786 Kal


dan Protein = 261 gr, 39

Tabel 5. Pola makan pasien pada tanggal 19 Juli


2016
Wakt
u
Pagi

Siang

Menu
Indomie
rebus
Kopi manis
Air Putih

Nasi putih
Tahu
Goreng
Gulai kikil
Sayur sop
Teh manis
Air Putih
Mala Sate ayam
Lontong
m
Kopi manis
Air putih
Total kalori pada

Kalo
ri
350 k

Karbohid
rat
57 gr

Prote
in
4 gr

Lem
ak
0 gr

111 k
-

15 gr
-

0 gr
-

0 gr
-

300 k
111 k
125 k
175 k
50 k
-

57 gr
3 gr
3 gr
32 gr
10 gr
-

4
7
7
4
0

0 gr
5 gr
20gr
0 gr
0 gr
-

110 k
300 k
120 k
tanggal 7

0 gr
15 gr
57 gr
0 gr
15 gr
0 gr
Juni 2016 = 1.622

gr
gr
gr
gr
gr
-

7 gr
0 gr
0 gr
Kal

17

Total Karbohidrat, Lemak, dan Protein = 238 gr, 36


gr, 30 gr
Tabel 6. Pola makan pasien pada tanggal 20 Juli
2016
Wakt
u
Pagi

Siang

Mala
m

Menu
Nasi uduk
Telur
Tahu
goreng
Kopi manis
Air Putih
Nasi putih
Ayam
goreng
Sayur
singkong
Teh manis
Air Putih
Martabak
manis
Kopi manis
(latte)
Air putih

Kalo
ri
400 k
175 k
110 k
111 k
-

Karbohid
rat
57 gr
32 gr
5 gr
15 gr
-

Prote
in
4 gr
4 gr
9 gr
0 gr
-

Lem
ak
8 gr
0 gr
5 gr
0 gr
-

300 k
95 k
175 k

57 gr
0 gr
32 gr

4 gr
10 gr
4 gr

0 gr
6 gr
0 gr

50 k
-

10 gr
-

0 gr
-

0 gr
-

350 k

58 gr

0 gr

10 gr

200 k

20 gr

0 gr

0 gr

Total kalori pada tanggal 8 Juni 2016 = 1.555 Kal


Total Karbohidrat, Lemak, dan Protein = 263 gr, 35
gr, 11 gr
Cara untuk menghitung berat badan ideal adalah :
Berat Badan Idean (BBI) = (TB 100) (10% x TB100)
BBI = (153-100) (10 % x 53) = 47,7kg
Kebutuhan Kalori Basal berdasarkan rumusan Harris
Bennedict adalah:
Kalori Basal = 655 + (9,6 X BB) + (1,8 X TB) (4,7 X
U)
Kalori Basal = 655 + (9,6 X 67 Kg) + (1,8 X 153)
(4,7 X 24)
Kalori Basal = 655 + (643) + (280) 112

18

Kalori Basal = 1.466 Kal


Tambahkan faktor aktivitas dan kehamilan
Total Kebutuhan Kalori Harian = Kalori Basal X
Aktivitas Ringan (Pekerjaan Rumah) + 300 Kal
Total Kebutuhan Kalori Harian = 1466 Kal X 10% +
300 Kal
Total Kebutuhan Kalori Harian = 1.900 Kal/hari
Kebutuhan Zat Gizi
f.
Karbohidrat (60-70%) = 1.900 X 60% = 1.140 Kal
: 5 = 228 gr
g.
Protein (10-15%) = 1.900 X 15% = 285 Kal : 4 =
71 gr
h.
Lemak (20-25%) = 1.900 X 25% = 475 Kal : 9 = 52
gr
Interpretasi terhadap food recall pasien :
Dari tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa Ny. F
mendapat total kalori per hari :
Tanggal 18 juli 2016 = 1.786 Kal
Tanggal 19 juli 2016 = 1.622 Kal
Tanggal 20 juli 2016 = 1.555 Kal
Total Rata-Rata Kalori Per Hari = (1.786 + 1.622 +
1.555) : 3
Total Rata-Rata Kalori Per Hari = 1.655 Kal
Total Rata-Rata Kebutuhan Karbohidrat Per Hari
= 254 gr
Total Rata-Rata Kebutuhan Protein Per Hari =
36 gr
Total Rata-Rata Kebutuhan Lemak Per Hari = 25
gr

Setelah menghitung jumlah BBI, kebutuhan


energy/kalori serta kebutuhan gizi pada pasien, juga
dengan melihat food recall pasien dalam 3 hari
sebelum datang ke Puskesmas maka dapat
disimpulkan bahwa setiap harinya menu makanan
pasien kurang dari jumlah energy/kalori yang
dibutuhkan setiap harinya dan belum mencakupi gizi
yang seimbang. Pasien terlalu berlebih dalam
19

mengkonsumsi bahan makanan yang mengandung


glukosa, lemak dan kurang mengkonsumsi bahan
makanan yang mengandung serat seperti buah dan
sayuran.
6. Pola Dukungan Keluarga
a. Faktor
keluarga:

pendukung

terselesaikannya

masalah

dalam

Fasilitas yang telah tersedia cukup memudahkan


keluarga Ny. S dan Tn. R untuk melaksanakan pola
hidup sehat dan membantu menyelesaikan masalah
kesehatan Ny. S (pasien). Kepemilikan sarana
transportasi memudahkan pasien untuk menjangkau
Puskesmas dan instansi pelayanan kesehatan terdekat.
b. Faktor penghambat terselesaikannya masalah dalam
keluarga:
Pola konsumsi keluarga Ny. S kurang baik,
dikarenakan masih sering mengkonsumsi makan
makanan yang manis seperti teh manis serta kue-kue
jajanan pasar, Terlepas dari penyakitnya, Ny. S juga
merasa sedih karena anggota keluarga inti-nya yang
acuh terhadapnya penyakitnya yang dideritanya kini.
Hal tersebut yang membuatnya tidak memiliki niat yang
kuat unuk sembuh. Ia merasa seperti terabaikan dan
merasa tidak diperhatikan. Sang suami terlihat lebih
fokus terhadap profesinya sebagai berjualan sayuran.
Sang Istri bekerja dari jam empat subuh hingga jam satu
siang atau sampai kue basah jualannya habis.
Setelahnya, sang istri pulang ke rumah untuk
menyediakan makanan di rumah, beristirahat dan
kembali mempersiapkan kue basah yang akan dijualnya
besok. Hal tersebut juga menjadi salah satu faktor
kurang harmonisnya antara istri dan suami, karena
minimnya komunikasi, kebersamaan. Anak pertama dan
keduanya yang masih menganggur dan belum memiliki
pekerjaan jarang berada dirumah karena sibuk melamar
pekerjaan dan tidak begitu perhatian terhadap pasien
maupun penyakitnya.

20

Dalam penatalaksanaan penyakit pasien sangat


diperlukan peran serta yang aktif dari seluruh
anggota keluarga terutama suami pasien yaitu dalam
hal memperhatikan pasien. Peran keluarga pada saat
ini kurang memperhatikan keadaan kesehatan pasien
terutama dalam mengawasi pola makan. Selain itu
fungsi keluarga harusnya selalu memberi dukungan
dan selalu mengingatkan pasien agar meminum
obat teratur, kontrol berobat dan berolah raga. Namun
pada saat ini peran keluarga sangat kurang.
B. Identifikasi
keluarga

permasalahan

yang

didapat

dalam

1. Masalah dalam organisasi keluarga : Dalam struktur


keluarga kepala keluarga yang masih aktif bekerja sebagai
pedagang dan istri pasien juga bekerja sebagai pedagang
dan lebih fokus terhadap pekerjaannya. Empat orang anak
yang tinggal serumah dengan pasien, yaitu dua belum
bekerja dan dua orang anak yang masih bersekolah yang
salah satunya merupakan anak remaja yang seringkali
pergi bersama teman-temannya dan kurang memberi
perhatian kepada keluarga.
2. Masalah dalam fungsi biologis: Pasien memiliki riwayat
penyakit keluarga diabetes mellitus, yaitu Ayah kandung.
Saat ini pasien menderita penyakit diabetes melitus. Jari-jari
kaki pasien juga mulai sering kesemutan. Terkadang tubuh
pasien juga terasa lemas.
3. Masalah dalam fungsi psikologis: Suami pasien adalah
seorang suami yang sibuk berdagang dan berpenghasilan
pas-pasan. Pasien, selain menjadi ibu rumah tangga, dan
mengurus empat orang anaknya, juga berprofesi sebagai
pedagang menjual kue basah di Pasar Senen. Anak-anak
pasien
kurang memberikan perhatian kepada pasien
sehingga dukungan keluarga untuk kesembuhan pasien
juga dinilai kurang akibat tidak adanya kedekatan antar
keluarga. Pasien juga seringkali merasa sedih karena tidak
mendapatkan perhatian dari anggota keluarganya terutama
sejak ia menderia penyakit ini.
4. Masalah
dalam
fungsi
ekonomi
dan
pemenuhan
kebutuhan: Sumber penghasilan utama pada keluarga
adalah dari suami pasien sendiri yang berasal dari

21

dagangnya yang dibantu dari dagangan sang istri,


sedangkan kedua anak mereka yang tertua belum
mendapat pekerjaan Untuk biaya kesehatan, pasien
masih dengan biaya sendiri.
5. Masalah lingkungan : Lingkungan tempat tinggal pasien
merupakan lingkungan cukup padat penduduk dengan letak
rumah yang berdekatan satu sama lainnya. Kebersihan
lingkungan di sekitar rumah pun terjaga dengan baik.
Tingkat pencemaran udara di lingkunagn rumah pasien
cukup tinggi karena terletak di pinggir jalan yang ramai
dilewati kendaraan bermotor.
6. Masalah perilaku kesehatan : Keluarga kurang mengerti
akan
pentingnya
kesehatan dan
pemeliharaan
kesehatan. Pasien juga tidak memilki motivasi yang kuat
untuk sembuh, sehingga pasien jarang datang ke
Puskesmas untuk kontrol penyakitnya. Selain itu usaha
pasien dalam merubah pola makan dan gaya hidup
masih kurang.
C. Diagnosis Holistik (Multiaksial)
1. Aspek
personal:
kekhawatiran)

(alasan

kedatangan,

harapan,

Pasien datang ke Puskesmas Johar Baru karena


merasa lemas yang sudah dirasakan dalam waktu satu
minggu dan disertai dengan rasa kesemutan serta sakit
kepala. Kedatangan ini atas kemauannya sendiri. Pasien
merasa sejak sekitar satu minggu terakhir sering
kesemutan di kedua kaki dan juga merasa lemas dan
sering mengantuk dan hal itu cukup mengganggunya
dalam bekerja. Jarak yang dekat serta biaya yg murah
serta kualitas pelayanan kesehatan yang dirasakan cukup
memuaskan menjadi salah satu faktor pendukung
kedatangan pasien ke Puskesmas Johar Baru. Namun jika
pasien merasakan hanya sakit ringan, pasien hanya
membeli obat di warung tanpa ada keinginan untuk
berobat ke dokter. Pasien datang kontrol dengan harapan
mendapatkan
pengetahuan
yang
cukup
tentang
penyakitnya
dan
mengetahui
perkembangan
gula
darahnya.

22

2. Aspek klinik: (diagnosis kerja dan diagnosis banding)


Berdasarkan anamnesa dan pemeriksaan fisik
didapatkan diagnosis Diabetes Mellitus tipe II yang tidak
terkontrol dengan komplikasi neuropati diabetik. DD/ DM
tipe I, neuropati.
3. Aspek risiko internal: (faktor-faktor
mempengaruhi masalah kesehatan pasien)

internal

yang

Keluarga pasien ada yang memiliki riwayat diabetes


mellitus, yaitu Ayah kandung pasien. Pasien sering lupa
untuk minum obat dan malas untuk kontrol gula darahnya.
Pasien juga masih sulit mengontrol dan membantasi
mengkonsumsi makan-makanan dengan kadar gula tinggi
(tidak menjaga pola makan sesuai diet penderita diabetes
mellitus). Di samping itu, pasien juga malas berolahraga,
karena ia beranggapan pekerjaannya sebagai pedagang
makanan sudah cukup menguras tenaga dan keringatnya
dan sama saja seperti berolah raga.
4. Aspek psikososial keluarga: (faktor-faktor eksternal yang
mempengaruhi masalah kesehatan pasien)
Tidak ada pelaku rawat dari keluarga yang tinggal
dalam satu rumah. Keluarga pasien kurang memerhatikan
kondisi penyakit pasien, kurangnya komunikasi antara
pasien dan anggota keluarga dikarenakan kesibukan
masing-masing sehingga tidak
mengingatkan untuk
berobat, kontrol gula darah atau minum obat, dan kurang
memperhatikan pola diet pasien.
5. Aspek fungsional: (tingkat kesulitan dalam melakukan
aktivitas sehari-hari baik di dalam maupun di luar rumah,
fisik maupun mental)
Ny. Sri dapat sendiri melakukan aktivitas dan
menjalankan fungsi sosial dalam kehidupannya. Namun
pasien mengaku kadangkala terganggu dengan diabetes
mellitus yang dideritanya terutama ketika tangan atau
kakinya mulai terasa kesemutan dan badan terasa lemas.

23

D. Rencana Pelaksanaan
Tabel 4 Rencana Penatalaksanaan
Kegiatan

Pasien

Aspek
personal

Memberikan edukasi kepada


pasien mengenai penyakit
diabetes melitus dan memberikan
informasi mengenai
perkembangan penyakitnya.

Saat pasien berobat


ke Puskesmas.

Sadar kan
pentingnya untuk
kontrol gula darah.

Pasien
bersedia

Memberikan obat kencing manis


(Diabetes Mellitus),dan
menjelaskan fungsi obat dan cara
konsumsinya yaitu :glibenklamid
1x1 (30 menit sebelum makan
pagi dan metformin 1x1 setelah
makan pagi) yang berfungsi untuk
menurunkan kadar gula
darah.dan diberikan tambahan
vitamin B12 dosis 1x1 untuk
keluhan kesemutan.

Pasien

Pada saat kunjungan


ke puskesmas

DM terkontrol,
mencegah komplikasi

Pasien
bersedia

Aspek
klinik

Sasaran

Waktu

Hasil diharapkan

Keteranga
n

Aspek

24

Aspek
risiko
internal

- Membantu pasien mengubah


pola makan yang baik / rendah
gula

Pasien

Pada saat di
puskesmas dan saat
kunjungan ke rumah

Pasien mampu
mengelola dan
paham pola makan
yang baik bagi
penyandang diabetes
mellitus

Pasien
bersedia

Keluarga

Pada saat kunjungan


ke rumah

Keluarga memberi
perhatian dan
dukungan lebih
kepada pasien dan
pasien lebih
termotivasi untuk
sembuh

Pasien
bersedia

Pasien dan
keluarga

Pada saat kunjungan


ke rumah

Kondisi tubuh pasien


lebih sehat dan kuat

Pasien
bersedia

- menganjurkan untuk berolah


raga

Aspek
psikosos
ial
keluarga

Menganjurkan keluarga memberi


dukungan kepada pasien agar
selalu menjaga kesehatannya dan
selalu mengingatkan pasien untuk
minum obat dan kontrol gula
darah, dan mendukung pola diet
pasien.

Menganjur-kan kepada keluarga


pasien untuk meningkat-kan
komunikasi yang baik dengan
pasien
Aspek
fungsion
al

Menyarankan pasien untuk latihan


jasmani seperti :jalan kaki, senam
diabetes , bersepeda santai,

25

joging dan berenang.

26

E. Prognosis
1. Ad vitam

: dubia ad bonam

2. Ad sanasionam

: dubia ad bonam

3. Ad fungsionam

: dubia ad bonam

27

Anda mungkin juga menyukai