Anda di halaman 1dari 8

Pengaturan Suhu Tubuh dalam Hubungannya

Dengan Kelenjar Keringat

Makalah kelompok E5
Erika Sthefanny Adam (102011170)
Afifah Nur Utami (102013448)
Gabriel Hezekiah (102014221)
Grevaldo Austen (102014015)
Destin Marseli (102014051)
Elizabeth Anastasya Yoltuwu (102014175)
Florensia Merlin Liem (102014141)
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Jalan Arjuna Utara No.6 Jakarta Barat 11510
Pendahuluan
Pemakaian energi oleh tubuh menghasilkan panas, yang penting dalam pengaturan
suhu. Manusia harus terus menerus menghasilkan panas secara internal untuk
mempertahankan suhu tubuh mereka. Mereka juga harus memiliki mekanisme untuk
mendinginkan tubuh apabila tubuh memperoleh terlalu banyak panas dari aktivitas otot
rangka atau dari lingkungan eksternal yang panas. Suhu tubuh harus diatur karena kecepatan
reaksi kimia sel bergantung pada suhu dan panas yang berlebihan akan merusak protein sel.
hipotalamus adalah pusat integrasi utama untuk memelihara keseimbangan energi dan suhu
tubuh.1
Suhu Tubuh dan Pengaturannya
Suhu inti internal secara homeostasis dipertahan sebesar 37,8 oC (100o F). Biasanya
manusia berada di lingkungan yang suhunya lebih tinggi daripada suhu tubuh mereka,
sehingga ia harus terus menerus menghasilkan panas secara internal untuk mempertahankan
suhu tubuhnya. Pembentukan panas akhirnya bergantung pada oksidasi bahan bakar
metabolik yang berasal dari makanan.1
Karena fungsi sel peka terhadap fluktuasi suhu internal, manusia secara homeostasis
mempertahankan suhu tubuh pada tingkat yang optimal bagi kelangsungan metabolisme sel
yang stabil. Suhu tubuh normal secara tradisional dianggap berada pada 37 oC (98,6oF).
Namun sebenarnya tidak ada suhu tubuh normal karena suhu bervariasi dari organ ke
1

organ. Dari sudut pandang termoregulatorik, tubuh dapat dianggap sebagai suatu inti di
tengah (central core) dengan lapisan pembungkus di sebelah luar (outer shell). Suhu inti di
bagian dalam, yang terdiri dari organ-organ abdomen dan toraks, sistem saraf pusat, serta otot
rangka, umumnya relatif konstan. Suhu inti internal inilah yang dianggap sebagai suhu tubuh
dan menjadi subjek pengaturan ketat untuk mempertahankan kestabilannya. Jaringan tubuh di
bagian tengah ini berfungsi ortimum oada suhu relatif konstan sekitar 37,8 oC (100oF). Kulit
dan jaringan subkutis membentuk lapisan di sebelah luar. Berbeda dengan suhu di tengah
yang tinggi-konstan, suhu di dalam lapisan luar umumnya lebih dingin dan pada dasarnya
dapat berubah-ubah. Suhu kulit sengaja diubah-ubah sebagai tindakan kontrol untuk
membantu mempertahankan agar suhu di tengah tetap konstan.1
Menurut kemampuan dalam mengatur suhu tubuh terhadap suhu lingkungan yang
berubah-ubah, maka dibagi menjadi dalam 2 golongan. Poikiloterm, suhu tubuh berubahubah sesuai dengan suhu lingkungan yaitu pada binatang hibernasi pada musim tertentu
homoioterm, musim yang lain poikiloterm (marmot hibernasi), contohnya ikan, reptile dan
amfibi. Homoioterm, suhu tubuh relative konstan atau tidak dipengaruhi suhu lingkungan,
contohnya aves dan mamalia.2
Suhu tubuh normal adalah suhu tubuh orang yang sehat, tidak dalam keadaan stress
atau stress suhu baik internal maupun eksternal. Pengeluaran panas pada suhu lingkungan
kurang dari suhu tubuh maka panas tubuh keluar atau pindah dari tubuh ke benda sekitar
dalam bentuk padat, cair, dan gas. Suhu lingkungan meningkat maka tubuh dapat panas dari
lingkungan.2
Walaupun suhu inti dipertahankan relatif konstan, terdapat beberapa faktor yang
sedikit dapat mengubahnya:
(1). Sebagian besar suhu inti manusia dalam keadaan normal bervariasi sekitar 1 oC
(1,8oF) selama siang hari, dengan tingkat terendah terjadi di pagi hari sebelum
bangun (pk. 6 sampai 7 pagi) dan titik tertinggi terjadi di sore hari (pk. 5 sampai 7
sore). Variasi ini disebabkan oleh irama biologis inheren atau jam biologis.
(2). Suhu inti wanita juga mengalami irama bulanan dalam kaitannya dengan daur haid.
Suhu inti rata-rata 0,5oC (0,9oF) lebih tinggi selama separuh terakhir siklus dari saat
ovulasi ke haid. Penyebab sebenarnya masih belum diketahui.
(3). Suhu inti meningkat selama olahraga karena peningkatan luar biasa produksi panas
oleh otot-otot yang berkontraksi. Selama olahraga berat, suhu inti dapat meningkat
sampai setinggi 40oC (104oF).
2

(4). Karena mekanisme pengatur suhu tidak 100% efektif, suhu inti dapat sedikit
berubah-ubah jika tubuh terpajan ke suhu yang ekstrim.
Dengan demikian, suhu inti dapat bervariasi antara sekitar 35,6 sampai 40oC (96oF104oF), tetapi biasanya menyimpang kurang dari beberapa derajat.nilai yang relatif konstan
ini dimungkinkan oleh adanya berbagai mekanisme termoregulatorik yang dikoordinasikan
oleh hipotalamus.1
Suhu inti adalah pencerminan kandungan panas total tubuh. Untuk mempertahankan
kandungan panas total yang konstan sehingga suhu inti stabil, pemasukan panas ke tubuh
harus seimbang dengan pengeluaran panas. Pemasukan panas terjadi melalui penambahan
panas dari lingkungan eksternal dan produksi panas internal, yang terakhir merupakan
sumber utama panas tubuh. Ingatlah bahwa sebagian besar pengeluaran energi tubuh akhirnya
muncul sebagai panas. Panas ini penting untuk mempertahankan suhu inti. Pada
kenyataannya, biasanya panas yang dihasilkan lebih banyak daripada yang diperlukan untuk
mempertahankan suhu tubuh pada tingkat normal, sehingga kelebihan panas harus
dieliminasi dari tubuh. Pengeluaran panas terjadi melalui pengurangan paas dari permukaan
tubuh yang terpajan ke lingkungan eksternal.1
Keseimbangan antara pemasukan dan pengeluaran panas sering terganggu oleh (1)
perubahan produksi panas internal untuk tujuan-tujuan yang tidak berkaitan dengan
pengaturan suhu tubuh, terutama oleh olahraga, yang sangat meningkatkan produksi panas,
dan (2) perubahan suhu lingkungan eksternal yang mempengaruhi tingkat penambahan atau
pengurangan panas antara tubuh dengan lingkungannya. Untuk mempertahankan suhu tubuh
dalam batas-batas yang sempit walaupun terjadi perubahan produksi panas metabolik dan
perubahan suhu lingkungan, harus terjadi penyesuaian-penyesuaian kompensatorik dalam
mekanisme penambahan dan pengurangan panas.1
Jika suhu inti mulai turun, produksi panas ditingkatkan dan kehilangan panas
diminimalkan, sehingga suhu normal dapat dipulihkan. Sebaliknya, jika suhu mulai
meningkat diatas normal, hal tersebut dapat dikoreksi dengan meningkatkan pengurangan
panas, sementara produksi panas juga dikurangi.1
Metabolisme Energi3
Banyaknya energi yang dibebaskan oleh katabolisme makanan di dalam tubuh sama
besar dengan jumlah yang dibebaskan jika makanan tersebut dibakar di luar tubuh. Energi
yang dibebaskan oleh proses katabolisme di dalam tubuh digunakan untuk memelihara fungsi
tubuh, mencerna, dan memetabolisme makanan, termoregulasi dan aktifitas fisik. Energi ini
3

tampil sebagai kerja eksternal, panas dan simpanan energi. Jumlah energi yang dibebaskan
persatuan waktu disebut kecepatan metabolisme. Kontraksi otot isotonik melakukan kerja
dengan efisiensi puncak mendekati 50%.
Pada dasarnya semua energi kontraksi isometrik tampak sebagai panas, karena sedikit
atau tidak adanya kerja eksternal yang dilakukan. Energi disimpan dngan membentuk
senyawa-senyawa kaya energi. Jumlah simpanan energi bervariasi, tetapi pada orang-orang
yang sedang berpuasa nilainya nol atau negatif. Karena itu pada seseorang yang tidak
bergerak dan tidak baru selesai makan, pada dasarnya semua keluaran energi tampil sebagai
panas. Kalau makanan dibakar diluar tubuh, semua energi yang dibebaskan juga muncul
sebagai panas.
Satuan standar energi panas adalah kalori (kal) yang didefinisikan sebagai jumlah
energi panas yang diperlukan untuk menaikkan suhu 1 gr air 1 derajat, dari 15 menjadi 16
derajat celcius. Satuan ini juga disebut sebagai gram kalori, kalori atau kalori standar. Satuan
yang biasanya digunakan dalam fisiologi dan kedokteran adalah kalori (kilokalori, kkal) yang
sama dengan 1000 kal.
Energi yang dilepaskan oleh pembakaran bahan makanan di luar tubuh dapat diukur
secara langsung (kalorimeter langsung) dengan mengoksidasi senyawa-senyawa dalam
sebuah alat yang disebut sebagai kalorimeter bom, sebuah bejana logam yang dikelilingi oleh
air di dalam sebuah wadah yang terisolasi. Makanan dibakar dengan percikan listrik.
Perubahan suhu air merupakan ukuran kalori yang dihasilkan. Pengukuran serupa untuk
energi yang dilepaskan oleh pembakaran senyawa-senyawa dalam binatang atau manusia
hidup jauh lebih kompleks, tetapi telah dibuat kalorimeter-kalorimeter yang dapat secara fisik
sesuai untuk manusia. Panas yang dihasilkan oleh tubuh mereka diukur dengan perubahan
suhu air yang ada di dinding kalorimeter.
Nilai kalori bahan makanan umum, kalau diukur dengan kalorimeter bom, ternyata
adalah 4,1 kkal/gr untuk karbohidrat, 9,3 kkal/gr untuk lemak dan 5,3 kkal/gr untuk protein.
Di dalam tubuh, didapatkan angka serupa untuk karbohidrat dan lemak, tetapi oksidasi
protein tidak sempurna, produk akhir katabolisme protein adalah urea dan senyawa terikat
nitrogen lainnya ditambah CO2 dan H2O. Karena itu nilai kalori protein di dalam tubuh adalah
hanya 4,1 kkal/gr.
Kecepatan metabolisme dipengaruhi oleh banyak faktor. Yang paling penting adalah
pergerakan otot. Konsumsi O2 meningkat bukan saja selama masa pergerakan otot melainkan
juga sesudahnya sehingga utang O2 yang terbayar. Makanan-makanan yang baru saja di
makan juga meningkatkan kecepatan metabolisme karena mereka mempunyai kerja dinamik
4

spesifik (SDA = Specific Dynamic Action). SDA suatu makanan adalah banyaknya energi
yang harus dikeluarkan selama proses asimilasinya dalam tubuh. Jumlah protein yang cukup
untuk menghasilkan 100 kkal meningkatkan kecepatan metabolisme 6 kkal, dan jumlah yang
sama untuk lemak, 4 kkal. Berarti bahwa kalori yang disediakan oleh ketiga makanan
tersebut harus dikurangi dengan jumlah ini energi yang digunakan untuk mengasimilasi harus
berasal dari makanan itu sendiri atau dari simpanan energi tubuh. Penyebab SDA, yang dapat
berlangsung hingga 6 jam, tidak diketahui dengan jelas.
Faktor lain yang merangsang metabolisme adalah suhu lingkungan. Kurva yang
menghubungkan kecepatan metabolisme dengan suhu lingkungan adalah berbentuk U. Kalau
suhu lingkungan lebih rendah daripada suhu tubuh, mekanisme penghemat panas seperti
menggigil diktifkan dan kecepatan metabolisme meningkat. Kalau suhu cukup tinggi hingga
menaikkan suhu tubuh akan ada percepatan umum proses metabolisme dan kecepatan
metabolisme juga naik.
Faktor yang Mempengaruhi Pengeluaran Panas2,3,4
Faktor yang mempengaruhi pengeluaran panas: luas permukaan badan; beda suhu
tubuh dan lingkungan; kelembaban udara.
Pengeluaran panas terjadi secara proses fisika dan pengendalian suhu tubuh secara
fisika dapat dibagi menjadi 4 yaitu radiasi, konduksim konveksi dan evaporasi air merupakan
90% heat loss total. Memanaskan udara inspirasi bergantung pada suhu lingkungan dan udara
di kamar biasanya 2-3% lalu melalui urine dan feses yaitu 1%. Heat loss dan heat production
harus seimbang, bila tidak suhu tubuh tidak teratur.
Radiasi, konveksi, konduksi dan evaporasi bergantung pada suhu, kelembaban,
pergerakan, pakaian dan heat production. Kelenjar keringat terdapat pada persarafan simparis
dan neuron post ganglionic yang kolinergik. Pembuluh darah berdilatasi maka pengeluaran
panas meningkat sedangkan pembuluh darah konstriksi maka pengeluaran panas menurun.
Saat kedinginan seseorang menggigil, membungkuk untuk memperkecil permukaan radiasi.
Daerah nyaman pada suhu kurang lebiih 20 oC dan kelembaban relatif 50-60%. Di daerah
nyaman yaitu tidak berkeringat dan tidak menggigil. Binatang berbulu tebal di lingkungan
dingin akan terjadi piloereksi (bulu berdiri karena kontraksi otot pilomotor) maka udara
tertangkap antara bulu-bulu (isolator) terjadi konversi panas.
Di lingkungan dingin maka sekresi keringat tidak ada, sedangkan udara sangat panas
maka sekresi keringat maksimal. Pada orang yang tidak beraklimatisasi sekresi keringat 1,5
liter/jam, sedangkan pada orang yang sudah beraklimatisasi 4 liter/jam. Susunan kerigat
5

adalah NaCl dan air. Sekresi keringat meingkat lalu kadar NaCl keringat menurun sehingga
proses adaptasi dibantu oleh sekresi aldosteron.
Hubungan dengan Fungsi Kelenjar1
Kelenjar adalah turunan jaringan epitel yang berfungsi khusus untuk melakukan
sekresi. Sekresi adalah proses pengeluaran produk-produk spesifik (yang sebagian besar
disintesis oleh sel yang bersangkutan) dari sebuah sel, sebagai respons terhadap stimulasi
yang sesuai. Kelenjar terbentuk selama masa perkembangan mudigah melalui pembentukan
kantung-kantung jaringan epitel yang masuk ke bagian dalam dari permukaan. Terdapat dua
kategori kelenjareksokrin dan endokrin. Jika selama pembentukan sel-sel penghubung
antara permukaan epitel dan sel sekretorik kelenjar di bagian terdalam invaginasi tetap utuh
sebagai suatu duktus antara kelenjar dan permukaan, yang terbentuk adalah kelenjar eksokrin.
Kelenjar eksokrin (exo berarti eksternal, crine berarti sekresi) mengeluarkan
produknya melalui duktus ke bagian luar tubuh (atau ke dalam suatu rongga yang
berhubungan dengan dunia luar). Contoh-contohnya adalah kelenjar keringat dan berbagai
kelenjar yang mengeluarkan getah pencernaan.
Kelenjar keringat, yang terdapat di sebagian besar permukaan tubuh, mengeluarkan
larutan garam encer melalui lubang-lubang kecil, pori-pori keringat, ke permukaan tubuh.
Penguapan keringat ini mendinginkan kulit dan penting dalam pengaturan suhu. Jumlah
keringat yang diproduksi dapat diatur dan bergantung pada suhu lingkungan, jumlah panas
yang dibentuk oleh aktifitas otot, dan berbagai faktor emosi (misalnya, orang sering
berkeringat apabila cemas). Suatu jenis kelenjar keringat khusus yang terletak di daerah
aksila (ketiak) dan pubis menghasilkan keringat kaya protein yang menunjang pertumbuhan
bakteri permukaan, yang menyebabkan timbulnya bau badan khas.
Berkeringat, di pihak lain, adalah suatu proses evaporatif aktif dibawah kontrol saraf
simpatis. Kecepatan pengurangan panas evaporatif dapat secara sengaja disesuaikan melalui
proses berkeringat, yang merupakan mekanisme homeostatik penting untuk mengeliminasi
kelebihan panas sesuai kebutuhan. Pada kenyataannya, sewaktu suhu lingkungan melebihi
suhu kulit, berkeringat adalah satu-satunya jalan untuk mengurangi panas, karena pada
keadaan ini tubuh memperoleh panas melalui radiasi dan konduksi.
Keringat adalah larutan garam encer yang secara aktif dikeluarkan ke permukaan kulit
oleh kelenjar-kelenjar keringat yang tersebar di seluruh permukaan tubuh. Agar panas dapat
keluar dari tubuh keringat harus menguap dari kulit. Jika keringat hanya menetes dari
permukaan kulit atau diseka, tidak akan terjadi pengurangan panas. Faktor terpenting yang
6

menentukan tingkat evaporasi keringat adalah kelembaban relatif udara sekeliling (presentase
uap H2O yang sebenarnya terdapat di udara dibandingkan jumlah terbesar yang dapat
dikandung udara; sebagai contoh, kelembaban relatif 70% berarti bahwa udara mengandung
70% dari uap H2O yang dapat dikandungnya). Apabila kelembaban relatif tinggi, udara
hampir jenuh oleh H2O, sehingga kemampuannya untuk menyerap tambahan kelembaban
dari kulit berkurang. Dengan demikian, pada hari-hari yang panas dan lembab hanya sedikit
pengurangan panas yang terjadi melalui evaporasi. Kelenjar keringat terus mensekresikan
cairannya, tetapi keringat hanya menetap di kulit atau menetes, tidak menguap dan
menimbulkan efek mendinginkan. Sebagai suatu ukuran ketidaknyamanan yang berkaitan
dengan kombinasi panas dan kelembaban, pada ahli metereologi menciptakan indeks suhu
kelembaban.
Pengukuran Suhu5
Suhu oral rata-rata, biasanya 37oC, sangat berfluktuasi dari dini hari sampai petang
atau malam hari. Suhu rektal lebih tinggi daripada suhu oral sekitar 0,4 sampai 0,5 oC tetapi
perbedaan ini juga bervariasi. Sebaliknya, suhu aksila lebih rendah dibandingkan suhu oral,
yakni sekitar 1o, tetapi memerlukan waktu 5 sampai 10 menit untuk menunggu hasilnya dan
dipertimbangkan kurang akurat bila dibandingkan cara yang lain.
Untuk suhu oral, pilih termometer kaca atau elektronik. Ketika menggunakan
termometer kaca, goyangkan termometer hingga ke nilai 35oC atau di bawahnya, masukkan
di bawah lidah, anjurkan pasien untuk menutup kedua bibirnya, dan tunggu selama 3 sampai
5 menit. Kemudian baca termometer, masukkan kembali selama satu menit, dan baca
kembali. Jika menggunakan termometer elektronik, letakkan dengan hati-hati penutup sekalipakai pada ujung termometer dan masukkan termometer di bawah lidah. Perekaman suhu
biasanya memerlukan sekitar 10 detik.
Pemeriksaan suhu membran timpanik semakin lazim dan merupakan pemeriksaan
yang cepat, aman, dan dapat dipercaya jika dilakukan dengan tepat. Pastikan bahwa kanalis
auditorius eksternal tidak ada serumen. Posisi ujung termometer di dalam lubang. Tunggu 2-3
detik sampai tampak angka digital suhu. Metode pengukuran suhu inti tubuh ini lebih tinggi
dibandingkan dengan suhu oral normal, perbedaannya sekitar 0,8oC.

Penutup
7

Manusia harus

terus

menerus

menghasilkan

panas

secara internal

untuk

mempertahankan suhu tubuh mereka. Apabila suhu lingkungan dingin, maka tubuh
menghangatkan. Begitu juga sebaliknya, apabila suhu lingkungan panas, maka tubuh akan
mendinginkan. Hal ini dilakukan dengan cara melepaskan atau mengambil panas dari
lingkungan.
Salah satu cara melepaskan panas yaitu dengan berkeringat. Sementara, faktor penting
yang mempengaruhi evaporasi keringat itu sendiri adalah kelembaban. Apabila kelembaban
rendah, maka pengeluaran panas meningkat. Sedangkan apabila kelembaban tinggi, maka
pengeluaran panas berkurang.
Daftar Pustaka
1. Sherwood L. Fisiologi manusia dari sel ke sistem. Edisi 6. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC; 2001.
2. Ganong WF. Fisiologi kedokteran. Metabolisme endokrin. Edisi 24. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC; 2008.
3. Ganong WF. Fisiologi kedokteran. Endokrin dan metabolisme. Edisi 17. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2005.p275-79.
4. Ward JP, Clark RW, Linden RW. At a glance fisiologi. Metabolik endokrin. Jakarta:
Erlangga; 2009.
5. Bickley LS, Szilagyi PG. Buku saku pemeriksaan fisik & riwayat kesehatan bates.
Edisi 5. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2008.p.56-7.

Anda mungkin juga menyukai