Anda di halaman 1dari 39

Penanganan Tuberkulosis Paru

dengan Pendekatan Kedokteran


Keluarga
Apriani kuddi
102011224
Reinhar rusli
102013027
Rayka christin
102013057
Zaneta fajar
102013129
Deti nurdianto
102013243
Filemon nyo rape 102013299
Samuel lionardo
102013365
Stefi tauran
102013397
Siti hajar
102013489

Kasus
Skenario 1
Seorang bapak berumur 45 tahun, memiliki seorang istri (43
tahun) dan 5 orang anak. Istrinya tersebut sedang
mendapatkan pengobatan TBC paru dan sudah berjalan
selama 3 bulan. Anak perempuannya yang berumur 9 tahun
saat ini juga sedang batuk-batuk sejak 3 minggu yang lalu
dan tidak kunjung reda walaupun sudah berobat ke
puskesmas. Keluarga ini tinggal di sebuah rumah semi
permanen 4x11 meter di pemukiman yang padat penduduk.
Penghasilan keluarga ini sebesar Rp. 2,5 juta/bulan sebagai
buruh harian.

Istilah yang Tidak Diketahui


Tidak ada

Rumusan Masalah
Bapak berumur 45 tahun, mempunyai seorang istri
(43 tahun) dan 5 orang anak. istrinya sedang
melakukan pengobatan TBC selama 3 bulan dan anak
perempuannya yang berusia 9 tahun saat ini sedang
batuk-batuk sejak 3 minggu yang lalu. Keluarga
tersebut tinggal di rumah semi permanen 4x11 meter
di pemukiman padat penduduk. Penghasilan keluarga
Rp. 2,5juta/bulan.

RM

edukasi

Konsep
sakit
Pola
penularan

pengobatan
Diagnosis
dini
preventif
promotif

Penanganan
kedokteran
keluarga
terhadap suatu
masalah
Asuhan
perawatan
kesehatan

MIND MAP

Hipotesis
Ibu menderita TBC, anak perempuannya diduga TBC, dan
berpotensi untuk menularkan ke anggota keluarga yang
lainnya.

Sasaran Belajar

Mampu menjelaskan konsep kejadian sakit dengan berbagai teori.

Mampu menjelaskan pola penularan penyakit.

Mampu menjelaskan penanganan suatu masalah/penyakit dengan pendekatan


kedokteran keluarga.

Mampu melaksanakan asuhan perawatan kesehatan dengan

pendekatan

kedokteran keluarga

Mampu melaksanakan kegiatan promotif (konseling), preventif dan diagnosis


dini pengobatan yang tepat terhadap masalah kesehatan/penyakit dalam
keluarga

Pembahasan
Anamnesis :
Didalam kasus didapati bahwa:

Identitas

: Seorang ibu 43 tahun.

Keluhan utama

:batuk lebih dari 3 minggu

PENGERTIAN DOKTER KELUARGA

Suatu keadaan dimana proses kehidupan


tidak lagi teratur / terganggu perjalanannya

Suatu keadaan dimana terdapat gangguan


terhadap bentuk dan fungsi tubuh sehingga
berada dalam keadaan yang tidak normal
LAINNYA AMBIL DARI SAM

Program Pengendalian Puskesmas


Promotif
Preventif
Kuratif
Rehabilitatif

Case Finding
Pencatatan & Pelaporan Kasus TBC:

Kartu identitas & pengobatan


Register Lab
Formulir pemeriksaan sputum
Formulir hasil akhir pengobatan

Etiologi
Mycobacterium tuberculosis
Bakteri tahan asam
aerob

https://www.google.c
o.id/searchkumantbc

Epidemiologi
Kontak penderita > udara > droplet
Indonesia: 1-2% dari 1000 penduduk (10% menjadi penderita)
1 orang penderita menularkan ke 10-15 orang
Dipengaruhi daya tahan tubuh

https://www.google.co.id/search?q=gambaran+gejala+tbc

Cara penularan

KONSEP SAKIT

Definisi Sakit menurut WHO adalah suatu


kondisi cacat atau kelainan yang disebabkan oleh
gangguan penyakit, emosional, intelektual, dan
social.
Definisi Sehat Menurut WHO merupakan suatu
keadaan kondisi fisik, mental, dan kesejahteraan
social yang merupakan satu kesatuan dan bukan
hanya bebas dari penyakit atau kecacatan.

TEORI-TEORI SAKIT
The Epidemiologic Triangle
hubungan antara tiga faktor Segitiga epidemiologi
merupakan interaksi antara Host , Agent (penyebab)
dan Environment (lingkungan) yang harus seimbang
The Web of Causation
Hubungan seperti rantai yang mendasarkan dari peran
Sebab-Akibat
The Wheel
Dipentingkan hubungan antara manusia dan
lingkungan hidupnya. Tanpa memperhatikan Agent.
Teori Contagion
Teori yang berasal dari kontak langsung antar penyakit

Teori Hipocrates
Teori Hipocrates menyatakan bahwa sebuah
penyakit terjadi karena faktor lingkungan seperti
udara, tanah, cuaca dan air.
Teori Miasma
Timbulnya penyakit adalah berasal dari uap sisa
hasil pembusukan makhluk hidup, barang yang
membusuk atau dari buangan limbah yang
tergenang
Teori Kuman (Germ Theory)
Teori ini menyatakan bahwa penyebab penyakit
adalah berasal dari kuman.

SEGITIGA EPIDEMIOLOGI

ENVIRONMENT
(Lingkungan)

dasar epid

HOST
(Induk Semang, Pejamu)

AGENT
(Bibit penyakit)
18

dasar epid

Host

Agent

Environment

19

PENDEKATAN DOKTER KELUARGA


Dokter

keluarga adalah dokter praktek


umum yang menyelenggarakan pelayanan
primer yang mengutamakan pencegahan,
menimbang peran keluarga dan
lingkungan serta pekerjaannya.
Pelayanan diberikan kepada semua
pasien tanpa memandang jenis kelamin,
usia ataupun jenis penyakitnya.

Pendekatan Kedokteran Keluarga

Prinsip Dokter Keluarga:


Dokter kontak pertama
Layanan bersifat pribadi
Pelayanan paripurna & berkesinambungan
Mengutamakan pencegahan
Koordinasi
Kolaborasi
Mempertimbangkan keluarga
Mempertimbangkan komunitas

FIVE STAR DOCTOR

1. Care provider
Dalam memberikan pelayanan medis,
seorang dokter hendaknya:

Memperlakukan pasien secara holistic


Memandang Individu sebagai bagian integral
dari keluarga dan komunitas.
Memberikan pelayanan yang bermutu,
menyeluruh, berkelanjutan dan manusiawi.
Dilandasi hubungan jangka panjang dan saling
percaya.

2. Decision Maker
Yang

melakukan pemeriksaan pasien,


pengobatan, dan pemanfaatan teknologi
kedokteran berdasarkan kaidah ilmiah
yang mapan dengan mempertimbangkan
harapan pasien, nilai etika,cost
effectivenessuntuk kepentingan pasien
sepenuhnyadan membuat keputusan
klinis yang ilmiah dan empatik

3. Communicator
Seorang

dokter, dimanapun ia berada


dan bertugas, hendaknya:

Mampu mempromosikan gaya hidup sehat.


Mampu memberikan penjelasan dan edukasi
yang efektif.
Mampu memberdayakan individu dan kelompok
untuk dapat tetap sehat.

4. Community leader
Dalam

kehidupan bermasyarakat dan


bernegara, seorang dokter hendaknya:

Dapat menempatkan dirinya sehingga


mendapatkan kepercayaan masyarakat.
Mampu menemukan kebutuhan kesehatan
bersama individu serta masyarakat.
Mampu melaksanakan program sesuai dengan
kebutuhan masyarakat.

5. Manager
Dalam

hal manajerial, seorang dokter


hendaknya:

Mampu bekerja sama secara harmonis dengan


individu dan organisasi di luar dan di dalam
lingkup pelayanan kesehatan, sehingga dapat
memenuhi kebutuhan pasien dan komunitas.

Mampu

memanfaatkan data-data
kesehatan secara tepat dan berhasil guna

PROGRAM PEMBERANTASAN TBC


Tujuan jangka panjang :
Memutuskan rantai penularan
Tujuan jangka pendek :
Cakupan penemuan penderita mencapai 70%
dari semua penderita yang diperkirakan.
Kesembuhan min 85% penderita baru BTA (+).
Mencegah MDR.

Langkah-langkah program pemberantasan:


1.
2.
3.
4.
5.
6.

Penemuan penderita tersangka


Penentuan diagnosa
Pengobatan
Pengendalian pengobatan
Follow up penderita
Rujukan

Preventif
Resistensi
(1) regimen terapi yang tepat
(2) kualitas obat yang telah
teruji,
(3) jaminan kepatuhan pada
terapi, dan
(4) jangan menambah obat
tunggal pada regimen
pengobatan yang gagal.

Pencegahan

Primer
Penyuluhan kesehatan penduduk
Penyuluhan kesehatan perorangan
Penyuluhan kesehatan kelompok
Penyuluhan kesehatan massa
Penyuluhan kepada suspek, penderita, dan keluarga penderita
Memakai pelindung alat pernafasan (masker)
Menghindari kontak langsung dgn penderita
Menjaga kebersihan
Menjaga ventilasi dan sinar matahari yang baik dlm rumah
Vaksinasi BCG

Pencegahan

Vaksinasi BCG
Sebaiknya pada bayi dan anak-anak (dgn uji tuberkulin (-) dlm
lingkungan terinfeksi TBC dgn/tanpa terapi)
Dosis normal 0,05ml
Kontra indikasi thd: dermatitis atopik, baru menerima vaksinasi
lain, pasien dgn gangguan imunitas, wanita hamil & menyusui
Terbukti signifikan mengurangi terjadinya tuberkulosis aktif dan
kematian

Pencegahan

Sekunder
Penanganan dini thd suspek TBC dgn riwayat kontak dgn
penderita TBC BTA (+)
Penanganan dini thd suspek TBC dgn gejala umum TBC
Penanganan dini thd suspek TBC dgn reaksi kemerahan
cepat setelah vaksinasi BCG
Penderita TBC aktif perlu mendapatkan terapi OAT
secara rutin dan teratur 6-12 bulan
Mengurangi kelalaian minum obat dengan PMO
Isolasi penderita selagi diberikan pengobatan spesifik
secepat mungkin

Pencegahan

Tersier
Rehabilitasi adalah tingkatan penting dlm pengontrolan TBC
Penyesuaian diri secara psikis
Memberi support selama fase akut dan hospitalisasi awal
Pelayanan kesehatan kembali untuk mengurangi cacat sosial dari
TBC

Rumah sehat:
1.
2.
3.
4.
5.

Kepadatan hunian
Pencahayaan
Ventilasi
Kondisi rumah
Kelembaban udara

Penatalaksanaan

kategori

kasus

TB paru BTA +, BTA -,

2 RHZE / 4 RH atau

Lesi luas

2RHZE / 6 HE

II

Kambuh

Gagal pengobatan

Paduan obat yang diajarkan

*2Rhze / 4R3H3
RHZES / IRHZE / sesuai hasil uji
-

alergi dapat

3-6 kanamisin, ofloksasin, etionamid,

diganti kanamisin

sikloserin atau 2RHZES / IRHZE / 5RHE


TB paru putus obat

Sesuai lama pengobatan sebelumnya, lama


berhenti minum obat dan keadaan klinis,
bakteriologi dan radiologi saat ini atau

III

IV
IV

Bila streptomisin

resistensi atau RHZES / IRHZE / 5RHE


sikloserin / 15 18 ofloksasin, etionamid,

II

keterangan

TB paru BTA -, lesi

*2RHZES / IRHZE / 5R3H3E3


2RHZE / $RH atau

minimal

6RHE atau

Kronik

*2RHZE / 4R3H3
RHZES / sesuai hasil uji resistensi + obat lini 2

MDR TB

(pengobatan minimal 18 bulan)


Sesuai uji resistensi + OAT lini 2 atau H
seumur hidup

Keterangan : E, ethambutol; H, isoniazid; PAS, para-aminosalicyclic acid; Q,


antibiotik quinolone; R, rifampin; S, streptomycin; Z, pyrazinamide

STRATEGI DOTS

Directly Observed Treatment Short-Course


Kerjasama Indonesia dgn WHO untuk evaluasi
penanggulangan TBC di Indonesia
Dapat diartikan sbg pengawasan langsung menelan obat
jangka pendek oleh Pengawas Menelan Obat (PMO)
Untuk mencapai angka kesembuhan yang tinggi, mencegah
efek samping, putus obat, dan resistensi

PEDOMAN NASIONAL PEMBERANTASAN TBC PARU (P2TB)

Mencapai, mengoptimalkan, dan mempertahankan mutu


DOTS
Merespon masalah TB-HIV, MDR-Tb dan tantangan lainnya
Berkontribusi dalam penguatan sistem kesehatan
Melibatkan semua pemberi pelayanan kesehatan baik
pemerintah maupun swasta
Memberdayakan pasien dan masyarakat
Melaksanakan dan mengembangkan riset
Tujuan P2TB: menurunkan angka kesakitan & kematian TB,
memutuskan rantai penularan dan mencegah adanya MDR shg
TB bukan lagi masalah kesehatan

PENGAWAS MENELAN OBAT (PMO)

Bisa siapa saja dgn syarat bersedia membantu penderita


Diutamakan petugas kesehatan, bisa keluarga
Mampu membantu pasien sampai sembuh selama 6 bulan
Melakukan pengawasan pasien dlm hal minum obat
Mengingatkan pemeriksaan sputum sesuai jadwal
Memberikan support
Mengenali efek samping ringan dan berat obat
Menganjurkan anggota keluarga lain untuk memeriksakan
sputum jika ditemukan gejala awal TBC

THANK

YOU

Anda mungkin juga menyukai