Anda di halaman 1dari 21

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kendala dalam hal peningkatan produksi salah satunya disebabkan oleh
proses pengeringan, karena masih mengandalkan sinar matahari. Sehingga
ketergantungan pada kondisi iklim saat pengeringan, menjadikan persoalan
tersendiri. Ini mengakibatkan tidak bisa mengoptimalkan kapasitas produksi,
karena proses pengeringan tergantung pada intensitas cahaya matahari, yang
memerlukan tempat yang sangat luas. Selain itu, higienis produk juga
menjadi faktor yang tidak diperhatikan oleh mitra. Selama ini mitra
melakukan proses penurunan kadar air pakan dengan menjemur di bawah
sinar matahari selama lebih kurang 3-4 hari. Proses pengeringan secara
konvensional yang dilakukan memiliki beberapa kelemahan yaitu rendahnya
higienitas produk, konsumsi waktu pengeringan dan intensitas matahari yang
tidak merata sepanjang hari. Hal ini mempengaruhi proses produksi yang
menurunkan kualitas produk.
Salah satu penyebab kerusakan bahan dan produk agroindustri adalah
kerusakan mikrobiologis. Kerusakan ini disebabkan karena banyaknya
sumber energi yang terkandung dalam bahan pertanian, seperti protein dan
karbohidrat. Kedua sumber energi ini yang memicu tumbuhnya mikroba.
Selain itu faktor kandungan air yang terkandung dalam bahan juga salah satu
keadaan yang disukai oleh mikroorganisme.
Alat pengering dapat dikelompokkan menjadi 2, berdasarkan jenis bahan
yang dikeringkan, yaitu pengering bahan padat dan pasta, seperti pengering
rak, pengering konveyor, pengering rotary, pengering flash, pengering beku,
dan pengering fluidized bed; pengering bahan cair, seperti spray dryer dan
drum dryer.
Banyaknya jenis alat pengeringan memerlukan pengetahuan yang cukup
untuk menentukan penggunaan alat pengeringan dan prosedurnya sesuai jenis
bahan/produk yang akan dikeringkan (Mardliyan dan hardiyan, 2012).
1

Oleh karena hal tersebut maka dibuat alat-alat pengering yang digunakan
untuk mengeringkan bahan yang tidak tergantung pada matahari, sebagai
seorang sarjana teknik kimia kita perlu mengetahui proses, cara kerja,
kelebihan dan kekurangan alat-alat pengering tersebut.

1.2 Tujuan
Tujuan dari paper ini adalah sebagai berikut :
1.
2.
3.

Mempelajari tentang proses dan cara kerja alat-alat pengering


Mempelajari tentang kelebihan alat-alat pengering
Mempelajari tentang kekurangan alat-alat pengering

1.3 Manfaat
Manfaat dari paper ini adalah:
1.
2.
3.

Dapat mengetahui tentang proses dan cara kerja alat-alat pengering


Dapat mengetahui tentang kelebihan alat-alat pengering
Dapat mengetahui tentang kekurangan alat-alat pengering

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengeringan

Pengeringan merupakan salah satu unit operasi energi paling intensif


dalam pengolahan pasca panen. Unit operasi ini diterapkan untuk mengurangi
kadar air produk seperti berbagai buah-buahan, sayuran, dan produk pertanian
lainnya setelah panen. Pengeringan adalah proses pemindahan panas dan uap
air secara simultan yang memerlukan panas untuk menguapkan air dari
permukaan bahan tanpa mengubah sifat kimia dari bahan tersebut. Dasar dari
proses pengeringan adalah terjadinya penguapan air ke udara karena
perbedaan kandungan uap air antara udara dan bahan yang dikeringkan. Laju
pemindahan kandungan air dari bahan akan mengakibatkan berkurangnya
kadar air dalam bahan tersebut.
Pengeringan (drying) zat padat berarti pemisahan sejumlah kecil air atau
zat cair lain dari bahan padat, sehingga mengurangi kandungan sisa zat cair di
dalam zat padat itu sampai suatu nilai terendah yang dapat diterima.
Pengeringan biasanya merupakan alat terakhir dari sederetan operasi, dan
hasil pengeringan biasanya siap untuk dikemas.(McCabe, 2002)
Pengeringan adalah pemisahan sejumlah kecil air dari suatu bahan
sehingga mengurangi kandungan sisa zat cair di dalam zat padat itu sampai
suatu nilai rendah yang dapat diterima, menggunakan panas. Pada proses
pengeringan ini air diuapkan menggunakan udara tidak jenuh yang
dihembuskan pada bahan yang akan dikeringkan. Air (atau cairan lain)
menguap pada suhu yang lebih rendah dari titik didihnya karena adanya
perbedaan kandungan uap air pada bidang antar-muka bahan padat-gas dengan
kandungan uap air pada fasa gas. Gas panas disebut medium pengering,
menyediakan panas yang diperlukan untuk penguapan air dan sekaligus
membawa air keluar. Air juga dapat dipisahkan dari bahan padat, secara
mekanik menggunakan cara pengepresan sehingga air keluar, dengan pemisah
sentrifugal, dengan penguapan termal ataupun dengan metode lainnya.
Pemisahan air secara mekanik biasanya lebih murah biayanya dan lebih hemat
energi dibandingkan dengan pengeringan.
Kandungan zat cair dalam bahan yang dikeringkan berbeda dari satu bahan
ke bahan lain. Ada bahan yang tidak mempunyai kandungan zat cair sama
sekali (bone dry). Pada umumnya zat padat selalu mengandung sedikit fraksi
air sebagai air terikat. Kandungan air dalam suatu bahan dapat dinyatakan atas
3

dasar basah (% berat) atau dasar kering, yaitu perbandingan jumlah air dengan
jumlah bahan kering.
Dasar pengeringan adalah terjadinya penguapan air ke udara karena
perbedaan kandungan uap air antara udara dengan bahan yang dikeringkan.
Dalam hal ini, kandungan uap air udara lebih sedikit atau udara mempunyai
kelembaban nisbi yang rendah sehingga terjadi penguapan. Kemampuan udara
membawa uap air bertambah besar jika perbedaan antara kelembaban nisbi
udara pengering dengan udara sekitar bahan semakin besar. Salah satu faktor
yang mempercepat proses pengeringan adalah kecepatan angin atau udara
yang mengalir. Udara yang tidak mengalir menyebabkan kandungan uap air di
sekitar bahan yang dikeringkan semakin jenuh sehingga pengeringan semakin
lambat.
Tujuan pengeringan untuk mengurangi kadar air bahan sampai batas
perkembangan organisme dan kegiatan enzim yang dapat menyebabkan
pembusukan terhambat atau bakteri terhenti sama sekali. Dengan demikian
bahan yang dikeringkan mempunyai waktu simpan lebih lama.
Proses pengeringan diperoleh dengan cara penguapan air. Cara tersebut
dilakukan dengan menurunkan kelembapan nisbi udara dengan mengalirkan
udara panas di sekeliling bahan, sehingga tekanan uap air bahan lebih besar
dari tekanan uap air di udara. Perbedaan tekanan itu menyebabkan terjadinya
aliran uap air dari bahan ke udara.
Di Industri kimia proses pengeringan adalah salah satu proses yang
penting. Proses pengeringan ini dilakukan biasanya sebagai tahap akhir
sebelum dilakukan pengepakan suatu produk ataupun proses pendahuluan agar
proses selanjutnya lebih mudah, mengurangi biaya pengemasan dan
transportasi suatu produk dan dapat menambah nilai guna dari suatu bahan.
Dalam industri makanan, proses pengeringan ini digunakan untuk pengawetan
suatu produk makanan. Mikroorganisme yang dapat mengakibatkan
pembusukan makanan tidak dapat dapat tumbuh pada bahan yang tidak
mengandung air, maka dari itu untuk mempertahankan aroma dan nutrisi dari
makanan agar dapat disimpan dalam waktu yang lebih lama, kandungan air
dalam bahan makanan itu harus dikurangi dengan cara pengeringan.

2.2 Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Pengeringan


2.2.1

Luas Permukaan

Makin luas permukaan bahan makin cepat bahan menjadi kering Air
menguap melalui permukaan bahan, sedangkan air yang ada di bagian tengah
akan merembes ke bagian permukaan dan kemudian menguap. Untuk
mempercepat pengeringan umumnya bahan pangan yang akan dikeringkan
dipotong-potong atau di iris-iris terlebih dulu. Hal ini terjadi karena:
(1) pemotongan atau pengirisan tersebut akan memperluas permukaan bahan
dan permukaan yang luas dapat berhubungan dengan medium pemanasan
sehingga air mudah keluar,
(2) potongan-potongan kecil atau lapisan yang tipis mengurangi jarak dimana
panas harus bergerak sampai ke pusat bahan pangan. Potongan kecil juga akan
mengurangi jarak melalui massa air dari pusat bahan yang harus keluar ke
permukaan bahan dan kemudian keluar dari bahan tersebut.
2.2.2. Perbedaan Suhu dan Udara Sekitarnya
Semakin besar perbedaan suhu antara medium pemanas dengan bahan
pangan makin cepat pemindahan panas ke dalam bahan dan makin cepat pula
penghilangan air dari bahan. Air yang keluar dari bahan yang dikeringkan
akan menjenuhkan udara sehingga kemampuannya untuk menyingkirkan air
berkurang. Jadi dengan semakin tinggi suhu pengeringan maka proses
pengeringan akan semakin cepat. Akan tetapi bila tidak sesuai dengan bahan
yang dikeringkan, akibatnya akan terjadi suatu peristiwa yang disebut "Case
Hardening", yaitu suatu keadaan dimana bagian luar bahan sudah kering
sedangkan bagian dalamnya masih basah.
2.2.3. Kecepatan Aliran Udara
Makin tinggi kecepatan udara, makin banyak penghilangan uap air dari
permukaan bahan sehinngga dapat mencegah terjadinya udara jenuh di
permukaan bahan. Udara yang bergerak dan mempunyai gerakan yang tinggi
5

selain dapat mengambil uap air juga akan menghilangkan uap air tersebut dari
permukaan bahan pangan, sehingga akan mencegah terjadinya atmosfir jenuh
yang akan memperlambat penghilangan air. Apabila aliran udara disekitar
tempat pengeringan berjalan dengan baik, proses pengeringan akan semakin
cepat, yaitu semakin mudah dan semakin cepat uap air terbawa dan teruapkan.
2.2.4. Tekanan Udara
Semakin kecil tekanan udara akan semakin besar kemampuan udara untuk
mengangkut air selama pengeringan, karena dengan semakin kecilnya tekanan
berarti kerapatan udara makin berkurang sehingga uap air dapat lebih banyak
tetampung dan disingkirkan dari bahan pangan. Sebaliknya jika tekanan udara
semakin besar maka udara disekitar pengeringan akan lembab, sehingga
kemampuan menampung uap air terbatas dan menghambat proses atau laju
pengeringan.
2.2.5. Kelembapan Udara
Makin lembab udara maka Makin lama kering sedangkan Makin kering
udara maka makin cepat pengeringan. Karena udara kering dapat mengabsobsi
dan menahan uap air Setiap bahan mempunyai keseimbangan kelembaban
nisbi masing-masing. kelembaban pada suhu tertentu dimana bahan tidak akan
kehilangan air (pindah) ke atmosfir atau tidak akan mengambil uap air dari
atmosfir.

2.3 Prinsip dasar dan mekanisme pengeringan


Proses pengeringan pada prinsipnya menyangkut proses pindah panas dan
pindah massa yang terjadi secara bersamaan (simultan). Pertama panas harus
di transfer dari medium pemanas ke bahan. Selanjutnya setelah terjadi
penguapan air, uap air yang terbentuk harus dipindahkan melalui struktur
bahan ke medium sekitarnya. Proses ini akan menyangkut aliran fluida di
mana cairan harus di transfer melalui struktur bahan selama proses

pengeringan berlangsung. Jadi panas harus di sediakan untuk menguapkan air


dan air harus mendifusi melalui berbagai macam tahanan agar supaya dapat
lepas dari bahan dan berbentuk uap air yang bebas. Lama proses pengeringan
tergantung pada bahan yang di keringkan dan cara pemanasan yang
digunakan. Makin tinggi suhu dan kecepatan aliran udara pengeringan makin
cepat pula proses pengeringan berlangsung. Makin tinggi suhu udara
pengering, makin besar energi panas yang di bawa udara sehingga makin
banyak jumlah massa cairan yang di uapkan dari permukaan bahan yang
dikeringkan. Jika kecepatan aliran udara pengering makin tinggi maka makin
cepat massa uap air yang dipindahkan dari bahan ke atmosfer. Kelembaban
udara berpengaruh terhadap proses pemindahan uap air. Pada kelembaban
udara tinggi, perbedaan tekanan uap air didalam dan diluar bahan kecil,
sehingga pemindahan uap air dari dalam bahan keluar menjadi terhambat.
Pada pengeringan dengan menggunakan alat umumnya terdiri dari tenaga
penggerak dan kipas, unit pemanas (heater) serta alat-alat kontrol. Sebagai
sumber tenaga untuk mengalirkan udara dapat digunakan blower. Sumber
energi yang dapat digunakan pada unit pemanas adalah tungku, gas, minyak
bumi, dan elemen pemanas listrik.
Proses utama dalam pengeringan adalah proses penguapan air maka perlu
terlebih dahulu diketahui karakteristik hidratasi bahan pangan yaitu sifat-sifat
bahan yang meliputi interaksi antara bahan pangan dengan molekul air yang
dikandungnya dan molekul air di udara sekitarnya. Peranan air dalam bahan
pangan dinyatakan dengan kadar air dan aktivitas air, sedangkan peranan air di
udara dinyatakan dengan kelembaban relatif dan kelembaban mutlak.
Banyaknya ragam bahan yang dikeringkan di dalam peralatan komersial
dan banyaknya macam peralatan yang digunakan orang, maka tidak ada satu
teori pun mengenai pengeringan yang dapat meliputi semua jenis bahan dan
peralatan yang ada.Variasi bentuk dan ukuran bahan, keseimbangan
kebasahannya (moisture) mekanisme aliran bahan pembasah itu, serta metode
pemberian kalor yang diperlukan untuk penguapan.

Prinsip prinsip yang perlu diperhatikan dalam pembuatan alat pengering


antara lain :
1.

Pola suhu di dalam pengering

2.

Perpindahan kalor di dalam pengering

3.

Perhitungan beban kalor

4.

Satuan perpindahan kalor

5.

Perpindahan massa di dalam pengering


(Mc. Cabe, 2002)
Mekanisme keluarnya air dari dalam bahan selama pengeringan adalah
sebagai berikut:
1. Air bergerak melalui tekanan kapiler.
2. Penarikan air disebabkan oleh perbedaan konsentrasi larutan disetiap
bagian bahan.
3. Penarikan air ke permukaan bahan disebabkan oleh absorpsi dari lapisanlapisan permukaan komponen padatan dari bahan.
4. Perpindahan air dari bahan ke udara disebabkan oleh perbedaan tekanan
uap.

2.4 Metode Umum Pengeringan


Metode dan proses pengeringan dapat diklasifikasikan dalam berbagai cara
yang berbeda. Proses pengeringan dapat dikelompokkkan sebagai:
1.

Batch; bahan dimasukkan ke dalam peralatan pengering dan pengering

berlangsung selama periode waktu tertentu.


2.
Kontinu; bahan ditambahkan secara terus-menerus ke dalam pengering
dan bahan kering dipindahkan secara terus-menerus.
2.5. Klasifikasi Pengering
Ada pengering yang beroperasi secara kontinyu (sinambung) dan
batch.Untuk mengurangi suhu pengeringan, beberapa pengering beroperasi
8

dalam vakum.Beberapa pengering dapat menangani segala jenis bahan, tetapi


ada pula yang sangat terbatas dalam hal umpan yang ditanganinya.
Pembagian pokok pengering (dryer) :
1

Pengering (dryer) dimana zat yang dikeringkan bersentuhan langsung dengan


gas panas (biasanya udara) disebut pengering adiabatik (adiabatic dryer) atau
pengering langsung (direct dryer).

Pengering (dryer) dimana kalor berpindah dari zat ke medium luar, misalnya
uap yang terkondensasi, biasanya melalui permukaan logam yang bersentuhan
disebut pengering non adiabatik (non adiabatic dryer) atau pengering tak
langsung (indirect dryer). (Mc. Cabe, 2002)

2.6. Pemilihan Peralatan Pengering


Pertimbangan- pertimbangan yang harus diperhatikan dalam pemilihan
laat pengeringan antra lain :
a. Kemudahan operasi terutama kemampuannya dalam menghasilkan produk
yang dikehendaki dalam bentuk dan laju yang diperlukan.
b. Sifat maing- masing alat pengering, menentukan jenis pengering mana yang
dipakai
c. Faktor biaya investasi dan biaya operasi, namun perhatian harus diberikan
pula pada biaya keseluruhan system operasi, tidak hanya pada unit
pengeringan saja.
2.7 Cara Penanganan Zat Padat dalam Pengeringan
Kebanyakan pengering pada dunia industry menangani zat padat butiran
pada bagian atau pada keseluruhan siklus pengeringannya, ada juga yang
mengeringkan benda- benda besar seperti barang barang keramik atau
lembaran polimer. Dalam pengeringan adiabatic, zat padat tersebut
bersentuhan dengan gas menurut salah satu cara berikut :
1) Gas ditiupkan melntasi permukaan hamparan atau lembaran zat padat, atau
melintasi salah satu kedua sisi lembaran atau film sinabung. Proses ini
disebut dengan pengeringan dengan sirkulasi silang (cross circulation
drying).

2) Gas ditiupkan melalui hamparan zat padat butiran kasar yang di tempatkan
diatas ayak pendukung. Cara ini disebut dengan pengeringan sirkulasi
tembus (through circulation drying).
3) Zat padat disiramkan ke bawah melalui suatu arus gaya ang bergerak
perlahan lahan keatas dan kadang kadang dalam hal ini terdapat
pembawa ikutan yang tidak dikehendaki daripada partikel halus oleh gas.
4) Gas dialirkan melalui zat padat dengan kecepatan yang cukup untuk
memfluidisasikan hamparan. Dalam hal ini tidak dapat dihindarkan
terjadinya partikel partikel halus yang terbawa.
5) Zat padat seluruhnya dibawa ikut dengan arus gas kecepatan tinggi dan
diangkut secara pneumatic dari piranti pencampur ke pemisah mekanik.

Gambar 1 : Interaksi zat padat dengan Gas (McCabe, Warren Lee, 1993)

Dalam pengeringan non adiabatic, satu satunya gas yang harus


dikeluarkan ialah uap air atau zat pelarut, walaupun kadang kadang sejumlah
kecil gas penyapu (sweep gas), biasanya udara atau Nitrogen dilewatkan
juga melalui unit itu. Pengering pengering non adiabatic dibeda- bedakan

10

terutama menurut caranya zat padat itu berkontak dengan permukaan panas
atau sember kalor lainnya, yaitu diantaranya :
1) Zat padat dihamparkan diatas suatu permukaan horizontal yang stationer
atau bergerak lambat dan dimasak hingga kering. Pemanasan tersebut
dapat dilakukan dengan listrik atau fluida yang memindahkan kalor,
seperti uap atau air panas.
2) Zat padat itu bergerak diatas permukaan panas yang biasanya berbentuk
silinder, dengan bantuan pengaduk atau konveyor sekrup (screw conveyor)
atau konveyor dayung (paddle conveyor).
3) Zat padat penggelincir dengan gaya gravitasi di atas permukaa panas yang
miring atau dibawa naik bersama permukaan itu selama suatu waktu
tertentu dan kemudian diluncurkan lagi kesatu lokasi baru.

2.7. Jenis-jenis Dryer


2.6.1. Drum (Rotary) Dryer
Rotary Dryer merupakan suatu alat pengering yang berbentuk silinder dan
bergerak secara berputar yang berfungsi untuk mengurangi kadar air dari
bahan solid dengan cara mengontakkannya dengan udara kering. Bahan yang
akan dikeringkan masuk ada ujung pengering yang tinggi, dengan adanya
putaran dari pengering maka produk akan keluar secara perlahan lahan pada
ujung yang lebih rendah.

Sumber panas untuk pengering berupa udara panas yang mengalir di


dalam pengering disebut direct-heated dryer, panas tersebut dapat disuplai
dari luar shell dryer disebut indirect heated dryer.

11

Gambar 1. Rotary Dryer

Pada alat Rotary Dryer panas diperoleh dari pembakaran bahan bakar atau
memanaskan udara dengan steam. Pemanasan dilakukan dengan kontak
langsung dengan udara panas yang mengalir secara berlawanan arah dengan
aliran zat padat. Rotary Dryer tepat digunakan untuk proses pengeringan zat
padat. Material yang ditangani harus berupa granular atau kristal, dalam
keadaan awal sudah cukup kering, tidak bersifat lengket agar tidak menempel
pada dinding serta pemindahannya secara biasa.
Umpan secara kontinyu dimasukkan pada salah satu ujung sedangkan
udara pemanas dari ujung yang lain. Silinder ditempatkan memanjang dengan
kemiringan tertentu sehingga umpan dapat bergerak melewati peralatan.
Dalam silinder terdapat lufting flights yang menempel pada dinding yang
berfungsi untuk mengangkat umpan dan menebarkannya melewati udara
panas. Pada dryer, gejala perubahan suhu didalamnya tergantung pada sifat
bahan umpan dan kandungan zat cairnya, suhu medium pemanas, waktu
pengeringan, serta suhu akhir yang diperbolehkan dalam pengeringan zat
padat itu.
Rotary Dryer banyak digunakan untuk mengeringkan garam, gula, dan
segala macam biji bijian dan bahan kristal yang harus selalu bersih dan tidak
boleh terkena langsung pada gas pembakaran yang sangat panas.

Rotary dryer atau bisa disebut drum dryer merupakan alat pengering
berbentuk sebuah drum yang berputar secara kontinyu yang dipanaskan
dengan tungku atau gasifier. Alat pengering ini dapat bekerja pada aliran
udara melalui poros silinder pada suhu 1200-1800oF tetapi pengering ini lebih
seringnya digunakan pada suhu 400-900oF.
Rotary dryer sudah sangat dikenal luas di kalangan industri
karena proses pengeringannya jarang menghadapi kegagalan
baik dari segi output kualitas maupun kuantitas. Namun sejak

12

terjadinya kelangkaan dan mahalnya bahan bakar minyak dan


gas, maka teknologi rotary dryer mulai dikembangkan untuk
berdampingan dengan teknologi bahan bakar substitusi
seperti burner batubara, gas sintesis dan sebagainya (Anonim,
2009).
Pengering
rotary
dryer
biasa
digunakan
untuk
mengeringkan bahan yang berbentuk bubuk, granula,
gumpalan partikel padat dalam ukuran besar. Pemasukkan
dan pengeluaran bahan terjadi secara otomatis dan
berkesinambungan akibat gerakan vibrator, putaran lubang
umpan, gerakan berputar dan gaya gravitasi. Sumber panas
yang digunakan dapat berasal dari uap listrik, batubara,
minyak tanah dan gas. Debu yang dihasilkan dikumpulkan
oleh scrubber dan penangkap air elektrostatis (Anonim, 2009).
Secara umum, alat rotary dryer terdiri dari sebuah silinder
yang berputar di atas sebuah bearing dengan kemiringan
yang kecil menurut sumbu horisontal, rotor, gudang piring,
perangkat transmisi, perangkat pendukung, cincin meterai,
dan suku cadang lainnya.. Panjang silinder biasanya bervariasi
dari 4 sampai lebih dari 10 kali diameternya (bervariasi dari
0,3 sampai 3 m). Feed padatan dimasukkan dari salah satu
ujung silinder dan karena rotasi, pengaruh ketinggian dan
slope kemiringan, produk keluar dari salah satu ujungnya
(Jumari, A dan Purwanto A., 2005). Pengering putar ini
dipanaskan dengan kontak langsung gas dengan zat padat
atau dengan gas panas yang mengalir melalui mantel luar,
atau dengan uap yang kondensasi di dalam seperangkat
tabung longitudinal yang dipasangkan pada permukaan dalam
selongsong.

13

Gambar 2. Bagian dalam Alat RotaryDryer

Pada alat pengering rotary dryer terjadi dua hal yaitu


kontak bahan dengan dinding dan aliran uap panas yang
masuk ke dalam drum. Pengeringan yang terjadi akibat kontak
bahan dengan dinding disebut konduksi karena panas
dialirkan melalui media yang berupa logam. Sedangkan
pengeringan yang terjadi akibat kontak bahan dengan aliran
uap disebut konveksi karena sumber panas merupakan
bentuk aliran. Pada pengeringan dengan menggunakan alat
ini penyerapan panas mudah dilakukan dan terjadi
penyusutan bobot yang lebih tajam dibandingkan dengan
penurunan pembobotan yang dialami tray dryer.
Pengeringan

pada

rotary

dryer

dilakukan

pemutaran

berkali-kali sehingga tidak hanya permukaan atas yang


mengalami proses pengeringan, namun juga pada seluruh
bagian yaitu atas dan bawah secara bergantian, sehingga
pengeringan yang dilakukan oleh alat ini lebih merata dan
lebih banyak mengalami penyusutan. Selain itu rotary ini
mengalami pengeringan berturut-turut selama satu jam tanpa
dilakukan penghentian proses pengeringan. Pengering rotary
ini terdiri dari unit-unit silinder, dimana bahan basah masuk
diujung yang satu dan bahan kering keluar dari ujung yang
lain.
Proses pengeringan terjadi ketika bahan dimasukkan ke
dalam silinder yang berputar kemudian bersamaan dengan itu
aliran panas mengalir dan kontak dengan bahan. Didalam
drum yang berputar terjadi gerakan pengangkatan bahan dan
menjatuhkannya dari atas ke bawah sehingga kumpulan
bahan basah yang menempel tersebut terpisah dan proses

14

pengeringan

bisa

berjalan

lebih

efektif.

Pengangkatan

memerlukan desain yang hati-hati untuk mencegah dinding


yang asimetri. Selain itu bahan bergerak dari bagian ujung
dryer keluar menuju bagian ujung lainnya akibat kemiringan
drum. Bahan yang telah kering kemudian keluar melalui suatu
lubang yang berada di bagian belakang pengering drum.
Sumber panas didapatkan dari gas yang diubah menjadi uap
panas dengan cara pembakaran.
Kontak yang terjadi antara padatan dan gas pada alat
pengering rotary dryer

dilengkapi dengan

flights, yang

diletakkan di sepanjang silinder rotary dryer. Volume material


yang ditransport oleh flights antara 10 sampai 15 % dari total
volume material yang terdapat di dalam

rotary dryer.

Mekanismenya sebagai berikut, pada saat silinder pengering


berputar, padatan diambil keatas oleh flights, terangkat pada
jarak

tertentu

kemudian

terhamburkan

melalui

udara.

Kebanyakan pengeringan terjadi pada saat seperti proses ini,


dimana padatan berkontak dengan gas. Flights juga berfungsi
untuk mentransfer padatan melalui silinder.
Proses yang terjadi di dalam rotary dryer sangat kompleks
dan masih sedikit dimengerti dengan baik sehingga menjadi
obyek

penelitian

dari

banyak

peneliti.

Untuk

dapat

menganalisis dan mendesain sistem rotary dryer secara benar


dan meyakinkan, perlu difahami fenomena perpindahan
panas, perpindahan massa dan transportasi partikel padat di
dalam rotary dryer. Mula-mula panas dipindahkan dari gas ke
padatan basah, karena adanya driving force suhu, dan
temperatur padatan akan naik dan kehilangan uap air. Uap air
berpindah ke aliran gas karena adanya gradien tekanan uap.
Hal ini merupakan proses simultan dari perpindahan massa
dan perpindahan panas yang terjadi pada saat partikel padat

15

bergerak secara kontinyu membentuk pancaran berputar di


seluruh silinder dari masukan sampai keluaran. Metoda
perpindahan

panas

yang

terjadi

adalah

konveksi

dan

konduksi.
Pada

umumnya

kebanyakan

alat

pengering,

panas

dipindahkan dengan lebih dari satu cara, tetapi pengering


industri

tertentu

(misalnya

pengeringan

makanan)

mempunyai satu metoda perpindahan panas yang dominan.


Sedangkan pada rotary dryer, perpindahan panas yang
dominan adalah perpindahan panas konveksi, panas yang
diperlukan biasanya diperoleh dari kontak langsung antara
gas panas dengan padatan basah. Pengeringan dalam rotary
dryer menggunakan suhu tidak lebih dari 70 oC dengan lama
pengeringan 80-90 menit, dan putaran rotary dryer 17-19
rpm. Untuk memperoleh hasil pengeringan yang baik selain
ditentukan oleh suhu dan putaran mesin juga ditentukan oleh
kapasitas

mesin

pengering.

Kapasitas

per

batch

mesin

pengering ditentukan oleh diameter mesin itu.

16

Gambar 3. Penampang Rotary Dryer (Drum Dryer)

Rotary dryer diklasifikasikan sebagai direct, indirect-direct,


indirect dan special types. Istilah tersebut mengacu pada
metode transfer panasnya, istilah direct digunakan pada saat
terjadi kontak langsung antara gas dengan solid. (Perry,
1984). Peralatan rotary dryer dapat diaplikasikan untuk
pemrosesan material solid secara batch maupun kontinyu.
Material solid harus mempunyai sifat dapat mengalir bebas
dan berwujud granular.
Dalam

merencanakan

alat

pengering

rotary

dryer

hendaklah diketahui kadar air input, kadar air output, densiti


material, ukuran material, maksimum panas yang diijinkan,
sifat fisika atau kimia, kapasitas output, dan ketersediaan
jenis bahan bakar sehingga dapat ditentukan dimensi rotary
dryer, sistem pemanas (langsung atau tidak langsung), arah
gas panas (co-current atau counter current), volume dan
tekanan udara, kecepatan dan tenaga putar, dan dimensi
siklon.
Pengering

rotari telah menjadi andalan bagi banyak

industri yang menghasilkan produk dalam tonase yang tinggi.


Pengeringan ini biasanya membutuhkan modal yang besar
dan kurang efisien, tetapi sangat fleksibel. Penggunaan
tabung uap yang dibenamkan dalam

sel yang berputar

membuat pengeringan pancuran (cascanding rotary dryer)


lebih efisien secara termal.
Pengering rotary memiliki keuntungan dari struktur yang
wajar, manufaktur yang sangat baik, output tinggi, konsumsi
energi yang rendah, operasi yang mudah digunakan dan
sebagainya. Pengering rotary berlaku untuk bahan partikel,

17

dan juga berlaku untuk bahan pasta dan kental yang


bercampur dengan bahan partikel, atau bahan yang kadar air
tinggi. Ini memiliki keuntungan dari volume produksi yang
besar, berbagai aplikasi, hambatan aliran kecil, rentang
disesuaikan besar, dan operasi yang mudah digunakan, dll.
Secara umum, unit pemanas langsung merupakan unit
yang sederhana dan paling ekonomis. Unit ini digunakan pada
saat kontak langsung antara padatan dan flue gas dapat
ditoleransi. Karena beban panas total harus diberikan dan
diambil, sejumlah volume total gas yang besar dan kecepatan
yang

tinggi

diperlukan.

Kecepatan

gas

yang

ekonomis

biasanya kurang dari 0,5 m/s.

Gambar 4. Bagian Silindris Rotary Dryer

Bagian dalam alat yang berbentuk silindris ini, semacam


sayap yang banyak. Melalui antara sayap-sayap tersebut
dialirkan

udara

panas

yang

kering

sementara

silinder

pengering berputar. Dengan adanya sayap-sayap tersebut


bahan seolah-olah diaduk sehinga pemanasan meratadan
akhirnya diperoleh hasil yang lenih baik. Alat ini dilengkapi 2
silinder, yang satu ditempatkan di bagian dekat pemasukan
bahan yang akan dikeringkan, dan yang satu lagi di bagian

18

dekat tempat pengeluaran bahan hasil pengeringan. Masingmasing silinder tersebut berhubungan dengan sayap-sayap
(kipas)

yang

mengalirkan

secara

teratur

udara

panas

disamping berfungsi pula sebagai pengaduk dalam proses


pengeringan, sehingga dengan cara demikian pengeringan
berlangsung merata.
Keuntungan penggunaan rotary/drum dryer sebagai alat
pengering adalah :
1. Dapat mengeringkan baik lapisan luar ataupun dalam dari
suatu padatan
2. Penanganan bahan yang baik sehingga menghindari
terjadinya atrisi
3. Proses pencampuran yang baik, memastikan bahwa
terjadinya proses pengeringan bahan yang
seragam/merata
4. Efisiensi panas tinggi
5. Operasi sinambung
6. Instalasi yang mudah
7. Menggunakan daya listrik yang sedikit
Kekurangan dari penggunaan pengering drum diantaranya
adalah :
1. Dapat menyebabkan reduksi kuran karena erosi atau
pemecahan
2. Karakteristik produk kering yang inkonsisten
3. Efisiensi energi rendah
4. Perawatan alat yang susah

19

5. Tidak ada pemisahan debu yang jelas

BAB III
KESIMPULAN
1. Pengeringan adalah pemisahan sejumlah kecil air dari suatu bahan
sehingga mengurangi kandungan sisa zat cair di dalam zat padat itu sampai
suatu nilai rendah yang dapat diterima, menggunakan panas.
2. Kriteria pemilihan alat pengering adalah sifat bahan yamg dikeringkan,
keadaan bahan yang dikeringkan, sifat cairan yang ada dalam bahan, cara
pengoperasianya kontinu atau batch, dan banyaknya bahan yang akan
dikeringkan.
3. Faktor- faktor yang mempengaruhi pengeringan adalah luas Permukaan,
perbedaan suhu dan udara sekitar, kecepatan aliran udara, tekanan udara
dan kelembapan udara.
4. Proses pengeringan pada prinsipnya menyangkut proses pindah panas dan
pindah massa yang terjadi secara bersamaan (simultan). Pertama panas
harus di transfer dari medium pemanas ke bahan. Selanjutnya setelah
terjadi penguapan air, uap air yang terbentuk harus dipindahkan melalui
struktur bahan ke medium sekitarnya. Proses ini akan menyangkut aliran
fluida di mana cairan harus di transfer melalui struktur bahan selama
proses pengeringan berlangsung. Jadi panas harus di sediakan untuk
menguapkan air dan air harus mendifusi melalui berbagai macam tahanan
agar supaya dapat lepas dari bahan dan berbentuk uap air yang bebas.
Lama proses pengeringan tergantung pada bahan yang di keringkan dan
cara pemanasan yang digunakan.
5. Jenis-jenis dryer adalah tray dryer, rotary dryer, spray dryer, freeze dryer,
fluidized bed dryer, vacum dryer dan pengeringan gabungan. Namun kami
focus pada pembahasan rotary dryer.
20

21

Anda mungkin juga menyukai