dan
Control Valve
Oleh :
Sebastian Djoni Syukur (1215041044)
Gambar A
Ketika ada beberapa sensor yang tersedia untuk mengukur kondisi sebuah proses
yang dikendalikan, sistem kontrol bertingkat dapat mengontrol lebih baik daripada
pengontrol tunggal, misalnya pada pemanas air dengan umpan steam yang
ditampilkan di atas.
Pada Gambar A, kontroler tunggal berfungsi untuk mengukur suhu di dalam
tangki dan mengatur bukaan katup steam untuk menambah atau mengurangi panas
karena air yang masuk dapat menyebabkan perubahan suhu tangki. Pengaturan ini
bekerja cukup baik jika pasokan steam dan katup steam cukup konsisten untuk
menghasilkan perubahan sebesar X% pada suhu tangki setiap kali kontroler
melaukan perubahan sebesar Y% pada bukaan katup.
Namun, beberapa faktor dapat mengubah rasio X ke Y atau waktu yang
dibutuhkan untuk mengubah suhu tangki setelah upaya pengendalian dilakukan.
Tekanan di jalur suplai steam bisa turun ketika steam dibagi ke tanki lain sehingga
kontroler harus membuka katup lebih dari Y% untuk mencapai perubahan X%
untuk mencapai suhu tangki yang sama. Atau, katup steam dapat menjadi sulit
digerakkan karena gesekan dari waktu ke waktu.
Gambar B
Sebuah sistem kontrol bertingkat bisa memecahkan kedua masalah ini seperti
yang ditunjukkan pada Gambar B di mana kontroler kedua telah mengambil alih
tanggung jawab untuk memanipulasi bukaan katup berdasarkan pengukuran dari
sensor kedua yang memantau laju alir steam. Sebagai ganti memerintahkan
seberapa luas katup harus dibuka, kontroler pertama sekarang memberitahu
kontroler kedua berapa banyak panas yang diinginkan dalam bentuk laju alir
steam yang diinginkan.
Kontroler kedua kemudian memanipulasi bukaan katup sampai steam mengalir
pada laju alir yang diminta. Jika laju alir steam ternyata tidak cukup untuk
menghasilkan temperatur tangki yang diinginkan, kontroler pertama dapat
meminta laju alir yang lebih tinggi sehingga mendorong kontroler kedua untuk
menyediakan lebih banyak steam.
Persyaratan
Tentu saja sistem kontrol bertingkat tidak bisa memecahkan setiap masalah
kontrol feedback, tetapi dapat membuktikan keuntungannya jika dalam situasi
yang tepat:
Inner loop memiliki pengaruh atas outer loop. Tindakan kontroler sekunder
harus mempengaruhi variabel proses utama dalam cara yang dapat
diprediksi dan dapat diulang.
Inner loop lebih cepat dari outer loop. Proses sekunder harus bereaksi
terhadap upaya kontroler sekunder setidaknya tiga atau empat kali lebih
cepat dari proses primer bereaksi terhadap kontroler utama. Hal ini
memungkinkan kontroler sekunder cukup waktu untuk mengimbangi
gangguan inner loop sebelum mempengaruhi proses primer.
Gangguan inner loop lebih kecil daripada gangguan outer loop. Jika tidak,
kontroler sekunder akan terus mengoreksi gangguan pada proses sekunder
dan tidak dapat menerapkan upaya korektif yang konsisten untuk proses
primer.
Pemanas air berumpan steam seperti pada contoh cocok dengan kontrol bertingkat
karena menaikkan atau menurunkan laju aliran steam dapat meningkatkan atau
menurunkan suhu tangki tanpa aktuator tambahan, katup dapat memanipulasi laju
aliran steam hampir seketika dibandingkan dengan kecepatan steam yang lambat
untuk memanaskan air dalam tangki besar, dan gangguan pada tekanan pasokan
steam relatif jarang terjadi dan mudah diatur oleh kontroler laju alir steam.
Karakteristik valve adalah suatu fungsi bukaan valve yang direpresentasikan oleh
presentase aliran yang keluar dari control valve terhadap presentase bukaan
control valve.
Kapasitansi control valve dinyatakan dalam satuan harga (CV= Coeffisien Control
Valve). Koefisien Control Valve adalah jumlah aliran fluida yang melewati
control valve pada saat membuka penuh dengan perbedaan tekanan pada upstream
dan downstream sebesar 1 psi dalam satuan GPM (Galon Per Menit). Kapasitas
ini ada hubungannya dengan ukuran valve. Rating control valve ada kaitannya
dengan material body valve terhadap pengaruh tekanan dan temperatur fluida yang
dilewatkan.