Oleh :
Sebastian Djoni Syukur (1215041044)
Gambar diatas adalah HE kontrol dengan laju alir fluida proses sebagai variabel
manipulasi. Dalam gambar diatas terlihat pengontrolan suhu fluida proses
dilakukan dengan mengubah-ubah laju alir fluida proses yang keluar dari HE dan
yang terdapat di bypass. Dalam rangkaian ini, aktuator berupa control valve
keluaran HE (CV1) dan control valve bypass (CV2). Pada rangkaian ini berlaku
konfigurasi aksi berlawanan, yaitu, jika salah satu control valve membuka, maka
control valve lainnya akan menutup atau sebaliknya.
Umumnya rangkaian seperti ini hanya untuk HE yang berfungsi sebagai cooler.
Jika konfigurasi ini diterapkan pada heater, maka akan timbul masalah yaitu
kemungkinan terjadinya kerak pada HE akibat suhu proses yang tinggi menyamai
suhu fluida medium yang masuk.
Penjelasan:
Pada konfigurasi diatas, pada suatu saat bisa saja terjadi CV1 menutup penuh,
yang berarti tidak ada aliran proses yang keluar dari HE atau dengan kata lain ada
sebagian fluida proses yang tertahan dalam HE. Untuk HE yang berfungsi
sebagai heater, pada kondisi ini suhu fluida dalam HE akan meningkat mendekati
temperatur medium.
Pada rangkaian ini, control valve ditempatkan pada keluaran (outlet) HE bukan
pada masukkan (inlet). Pertimbangannya adalah jika ditempatkan di inlet dengan
suhu fluida medium yang masih tinggi, maka pressure drop pada valve dapat
menyebabkan terjadinya gas yang bisa menurunkan performa HE. Pertimbangan
lainnya adalah harga valve yang digunakan lebih murah dan lebih tahan lama
karena suhu service yang rendah.
Set point untuk kontrol level dapat diubah-ubah untuk disesuaikan dengan beban.
Pada beban rendah, set point kontrol level diatur tinggi, begitu pula sebaliknya.
Kelemahan dari rangkaian kontrol ini adalah harganya yang mahal. Untuk
mengatasinya, kontrol level dapat diganti dengan continuous drain trap, yang
fungisnya sama dengan kontrol level tetapi harganya jauh lebih murah.