perusahaan reasuransi. Dalam hal ini, perusahaan reasuransi dapat menjalankan usaha di
bidang asuransi jiwa atau asuransi kerugian. Kegiatan usaha asuransi dan reasuransi
merupakan kegiatan usaha yang bersambungan. Pada perusahaan asuransi, penanggung
menerima pengalihan risiko dari tertanggung. Pada perusahaan reasuransi pihak penanggung
ulang menerima pengalihan risiko dari penanggung, maka kedudukan penanggung adalah
sebagai tertanggung dalam reasuransi (asuransi ulang). Hubungan hukum yang terjadi antara
penanggung dan penanggung ulang didasarkan pada perjanjian. Perjanjian Reasuransi adalah
perjanjian antara penanggung (insurer) dan penanggung ulang (reinsurer), berdasarkan
perjanjian tersebut penanggung ulang menerima premi dari penanggung yang jumlahnya
ditetapkan lebih dulu dan penanggung ulang bersedia untuk membayar ganti kerugian kepada
penanggung. Jika dia membayar ganti kerugian kepada tertanggung sebagai akibat asuransi
yang dibuat reasuransi, penanggung mengasuransikan lagi risiko yang menjadi
tanggungannya itu kepada penanggung ulang. Dalam hal ini berlangsung asuransi yang
berurutan dan bertingkat.Reasuransi (asuransi ulang) diatur dalam pasal 271 KUH Dagang.
Pasal ini menentukan bahwa penanggung selamanya berhak untuk mengasuransikan lagi apa
yang telah ditanggungnya tersebut. Pihak yang mengasuransikan tersebut adalah penanggung
sendiri, sedangkan diasuransikan adalah tanggung jawab penanggung dalam asuransi
pertama. Oleh karena itu, pada reasuransi (asuransi ulang) tidak ada asuransi untuk kedua kali
atau asuransi rangkap. Tujuan reasuransi adalah untuk memungkinkan penanggung
membayar klaim kepada tertanggung dalam hal terjadi sesuatu yang menimbulkan kerugian,
sedangkan pihak penanggung khawatir jika nanti dia tidak mampu membayar klaim tersebut.
Oleh karena itulah, penanggung mengasuransikan ulang apa yang telah menjadi
tanggungannya. Akan tetapi reasuransi tersebut hanya dapat dilakukan satu kali saja,
sehingga asuransi tesebut tidak bertentangan dengan asas keseimbangan. Reasuransi pada
dasarnya dilakukan untuk meringankan beban penanggung. Dalam reasuransi, pihak
penanggung dapat mengasuransikan kepentingan (tanggung jawabnya) itu untuk sebagian
atau seluruhnya. Dengan mengadakan reasuransi tersebut, kedudukan penanggung bertambah
kuat karena ada pihak lain, yaitu penanggung ulang (reinsurer) yang mendukung penanggung
bahwa kerugian tertanggung pasti dapat dibayar jika terjadi sesuatu yang menimbulkan
kerugian. Kedudukan penanggung pertama adalah sebagai penyebar beban risiko kepada
penanggung ulang terhadap asuransi yang diperjanjikan tersebut.
perlu mengungkapkan secara rinci kondisi yang akan diasuransikan sehingga pihak
penanggung memiliki gambaran memadai untuk menentukan persetujuan. Kewajiban
dari kedua belah pihak untuk mengungkapkan fakta disebut duty of disclosure. Faktorfaktor melanggar prinsip duty of disclosure adalah :
a. Nondisclosure, adanya data-data penting yang tidak diungkapkan sehingga
menyalahi utmost good faith.
b. Concealment, secara sengaja melakukan kebohongan dan tidak mengungkapkan
fakta penting.
c. Fraudulent misrepresentation, sengaja memberikan gambaran yang tidak cocok
dengan kondisi riil.
d. Innocent misrepresentation, secara tidak sengaja memberikan gambaran yang
salah memiliki pengaruh besar dalam proses asuransi.
3) Indemnity
Konsep indemnity adalah mekanisme penanggung untuk mengompensasi risiko yang
menimpa tertanggung dengan ganti rugi finansial. Prinsip indemnity tidak dapat
dilaksanakan dalam asuransi kecelakaan atau kematian. Dalam kedua jenis asuransi
tersebut, pihak penaggung tidak dapat mengganti nyawa yang hilang atau anggota
tubuh yang cacat karena indemnity berkaitan denganganti rugi finansial. Indemnity
dapat dilakukan dengan cara pembayaran tunai, penggantian, perbaikan, dan
pembangunan kembali.
4) Proximate Cause
Adalah suatu sebab aktif, efisien yang mengakibatkan terjadinya suatu peristiwa
secara berantai atau berurutan tanpa intervensi suatu ketentuan lain, diawali dan
bekerja dengan aktif dari suatu sumber baru dan independe
5) Subrogation
Pada prinsipnya merupakan hak penanggung yang telah memberikan ganti rugi
kepada tertanggung untuk menuntut pihak lain yang mengakibatkan kepentingan
asuransinya mengalami suatu peristiwa kerugian.
6) Contribution
Bahwa penanggung berhak mengajak penanggung-penanggung yang lain yang
memiliki kepentingan yang sama untuk ikut bersama membayar ganti rugi kepada
seorang tertanggung meskipun jumlah tanggungan masing-masing belum tentu sama
besar.
Polis asuransi adalah bukti tertulis atau surat perjanjian antara pihak-pihak yang
mengadakan perjanjian asuransi. Polis memegang peranan penting dalam menjaga
konsistensi pertanggungjawaban baik pihak penanggung maupun tertanggung. Dengan
adanya polis asuransi perjanjian antara kedua belah pihak mendapatkan kekuatan secara
hukum. Dengan memiliki polis maka pihak tertanggung memiliki jaminan bahwa pihak
penanggung akan mengganti kerugian yang mungkin dialami tertanggung akibat
peristiwa tak terduga. Polis tersebut merupakan bukti otentik yang dapat digunakan oleh
tertanggung untuk mengajukan klaim apabila pihak penanggung mengabaikan
tanggungjawabnya. Penggantian finansial dari penanggung akan sangat bermanfaat
untuk mengembalikan tertanggung kepada kedudukannya semula sebelum mengalami
kerugian dan menghindari tertanggung dari bangkrut. Polis asuransi juga berfungsi
sebagai bukti pembayaran premi asuransi.
Polis asuransi memuat hal-hal sebagai berikut:
1. Nomor polis
2. Nama dan alamat tertanggung
3. Uraian risiko
4. Jumlah pertanggungan
5. Jangka waktu pertanggungan
6. Besar premi, bea materai, dan lain-lain
7. Bahaya-bahaya yang dijaminkan
8. Khusus untuk polis pertanggungan kendaraan bermotor ditambah dengan nomor
polisi, nomor rangka, dan nomor mesin kendaraan.
2.5.2. Premi Asuransi
Premi asuransi adalah kewajiban pihak tertanggung kepada pihak penanggung
yang berupa pembayaran uang dalam jumlah tertentu secara periodik. Jumlah premi
tergantung pada faktor-faktor yang menyebabkan tinggi rendahnya tingkaat risiko dan
jumlah nilai pertanggungan. Apabila kemungkinan terjadinya risiko kerugian tinggi,
pihak penanggung tentu saja akan memperhitungkan tingkat premi yang jauh lebih
tinggi dari pada pertanggungan yang kemungkinan terjadinya kerugian kecil. Selain itu,
biasanya pihak penanggung juga memperhitungkan nilai waktu uang dibayarkan oleh
pihak tertanggung. Jangka waktu pembayaran premi sangat tergantung pada perjanjian
yang sudah dituangkan dalam polis asuransi. Jangka waktu pembayaran dapat bulanan,
triwulan, semesteran, atau tahunan.
suatu
jasa
yang
diberikan
oleh
perusahaan
asuransi
dalam
adalah
pertanggungan
ulang
atau
pertanggungan
yang
akan
menambah
kepercayaan
bagi
tertanggung
karena
akan
memberi
peluang
perusahaan
asuransi
melakukan
b) Reasuransi proporsional
Pembagian risiko antara ceding company dengan reasuradur dilakukan secara
proporsional berdasarkan jumlah retensi yang telah ditetapkan. Retensi
adalah jumlah maksimum risiko yang ditahan atau ditanggung oleh ceding
company.
c) Reasuransi nonproporsional
Bentuk ini memberikan kemungkinan bagi reasuradur untuk tidak membayar
klaim atau membayar klaim terbatas jumlah yang ada di treaty. Treaty dalam
mekanisme reasuransi adalah pertanggungan yang dilakukan berdasarkan
ketentuan-ketentuan dan syarat-syarat yang dituangkan dalam suatu
perjanjian antara ceding company dan reasuradur yang mana reasuradur
mengikatkan diri untuk menerima setiap penutupan yang diberikan oleh
ceding company.
b. Usaha Penunjang
1) Pialang asuransi adalah usaha yang memberikan jasa keperantaraan dalam
penutupan asuransi dan penanganan penyelesaian ganti rugi asuransi dengan
bertindak untuk kepentingan tertanggung.
2) Pialang reasuransi adalah usaha yang memberikan jasa keperantaraan dalam
penetapan reasuransi dan penanganan ganti rugi reasuransi dewan bertindak
untuk kepentingan perusahaan asuransi.
3) Penilai kerugian asuransi adalah usaha yang memberikan jasa penilaian terhadap
kerugian pada objek asuransi yang dipertanggungkan.
4) Konsultan aktuaria adalah usaha yang memberikan jasa konsultan aktuaria.
5) Agen asuransi adalah pihak yang memberikan jasa keperantaraan dalam rangka
pemasaran jasa asuransi untuk dan atas nama penanggung.
3. Menurut The Chartered Insurance Institute London
Adalah asuransi untuk melindungi tertanggung terhadap kerugian yang timbul dari
gugatan pihak ketiga karena kelalaian tertanggung.
c. Asuransi jiwa (life insurance)
Asuransi jiwa terdiri atas :
1) Asuransi kecelakaan
2) Asuransi jiwa
3) Anuitas
4) Asuransi industri
DAFTAR PUSTAKA
Triandaru, Sigit dan Totok Budisantoso. 2009. Bank dan Lembaga Keuangan Lain.
Jakarta : Salemba Empat.
http://www.pengertianpakar.com/2015/03/pengertian-reasuransi-asuransiulang.html