PERILAKU ORGANISASI
Perubahan dan Pengembangan Organisasi
SAP 13
KELOMPOK 4
Kadek Sri Agustin
(1506205026)
(1506205039)
(1506205040)
Ni Wayan Meriandayani
(1506205042)
(1506205044)
b. Nilai-nilai politik
c. Perubahan kondisi pasar.
d. Teknologi baru.
e. Peraturan baru.
f. Standar dan kualitas baru.
D. PENOLAKAN TERHADAP PERUBAHAN
1. Penolakan oleh individu karena :
a. Ketakutan akan kehilangan, kegagalan, sesuatu yang tak diketahui.
b. Ketidak mampuan beradaptasi.
c. Ketidakpercayaan terhadap manajemen.
d. Ancaman terhadap keterampilan dan kompetensi
2. Penolakan organisasi, karena :
a. Ancaman terhadap struktur kekuasaan.
b. Keengganan merubah struktur yang sudah stabil.
c. Sub sistem/sistem hubungan.
d. Biaya besar.
Reaksi dan perilaku penolakan menurut Maurer (1996) yang dikutip oleh Wustari
Mangunjaya (2001) dapat menjadi beberapa katagori sebagai berikuit :
a. Tertutup, penolakan dilakukan secara tertutup atau memang sengaja ditutupi sehingga
perubahan kurang mendapat dukungan.
b. Terbuka, mereka yang menolak perubahan mengekspresikan pandangannya secara
terbuka. Lebih mudah dipecahkan ketimbang yang tertutup.
c. Tidak disadari, penolakan ini terjadi biasanya karena informasi yang salah, kurangnya
pelatihan, atau rutinitas kerja yang telah tertanam dengan kuat.
d. Disadari, penolakan yang termotivasi secara sadar, karena pandangan mereka yang
negatif terhadap perubahan.
Bentuk-bentuk penolakan terhadap perubahan menurut Galpin (1996) yang dikutip
oleh Wustari Mangunjaya (2001) anatar lain sebagai berikut :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
Berpura-pura tidak punya waktu , marah, kesal, dan mencari kambing hitam.
Banyak pakar yang telah memberikan pengertian tentang agen perubahan tersebut,
tetapi bila diambil kesimpulan maka, agen perubahan adalah orang-orang yang dapat
berupa konsultan , manajer baru, manajer yang senior yang mempunyai perspektif baru,
mampu menciptakan efesiensi, efektivitas, dan kesehatan organisasi di dalam perubahan
atau pengembangan organisasi atau orang-orang yang membawa gagasan baru dan
pendapat/ solusi yang membantu anggota organisasi untuk menyelesaikan masalah yang
dihadapi oleh organisasi sehingga organisasi dapat berubah menjadi efisien, efektif dan
sehat.
Peranan agen perubahan, antara lain :
a. Menyediakan bantuan teknis, spesialis atau nasehat dalam mengelola upaya
perubahan.
b. Mendiagnosa kebutuhan atau masalah perubahan.
c. Merencanakan dan memimpin kegiatan pelatihan.
d. Katalisator dalam menunjang perubahan internal.
e. Menyumbangkan pengetahuan demi mengelola pengembangan organisasi.
Jenis-jenis agen perubahan :
1. Agen perubahan internals
Agen perubahan internal adalah staf ahli dari dalam organisasi sendiri yang secara
khusus dilatih untuk melakukan pengambangan organisasi.
Keunggulan agen perubahan internal :
a.
b.
Kelemahannya : Sering dianggap sebagai agen yang hanya melihat permasalahan dari
sisi manajemen saja.
2. Agen perubahan eksternal
Agen perubahan eksternal adalah individu dari luar organisasi yang diminta atau
ditugaskan untuk memberikan usulan tentang perubahan.
Keuntungan agen perubahan eksternal :
a.
b.
c.
d.
Pekerja lebih percaya pada kemampuan orang luar daripada orang dalam.
Kelemahannya :
a.
b.
c.
2.
Proses kelompok
3.
4.
Keseluruhan organisasi
b. Pertemuan tim membangun (Tim Building). Bertujuan untuk membangun fungsi tim
agar lebih baik. Dilakukan di luar tempat kerja dalam beberapa hari. Dengan bantuan
konsultan luar, mengidentifikasi masalah, mencari solusi/alternatif pemecahan. Semua
anggota mesti berpartisipasi aktif. Keputusan diambil secara konsensus bukan voting.
c. Teknik analisis peran. Ditentukan kebutuhan peran yang akan dimainkan terlebih
dahulu. Teknik ini meliputi dua tahap. Tahap pertama, menentukan peran yang akan
dimainkan, namanya, mengapa peran itu ada, bagaimana peran itu ditempatkan dalam
mencapai tujuan organisasi.Tahap kedua : penjelasan dan harapan pemegang jabatan
terhadap yang lain.Kedua tahap tersebut biasanya ditulis di papan tulis dan kemudian
didiskusikan, sampai kelompok dan pemegang jabatan menerimanya.
Pengembangan organisasi secara keseluruhan
Ada tiga cara yang cukup dikenal secara luas, yakni :
a. Survei umpan balik
Memakai kuesioner, dilengkapi dengan observasi dan wawaricara. Data yang diperoleh
dipakai untuk menganalisis masalah dan pengembangan rencana-rencana kegiatan
tertentu untuk memecahkan berbagai masalah organisasi yang ada.
b. Sistem Empat Likert, mirip dengan survei umpan balik
Para anggota diminta untuk menjelaskan gaya kepemimpinan melalui kuesioner.
Hasilnya disampaikan kepada setiap orang dalam organisasi, terutama kepada para
manajer, karena terkait dengan gaya kepemimpinan.
c. Perubahan struktur
Meliputi mengubah rentang kendali, dasar departemer sistem wewenang, atau
kebijakan organisasi. Biasanya perubahan yang dibawa adalah bersifat permanen baik
kepad a perilaku individu dan fungsi organisasi. Perubahan struktur dapat dilakukan
secara sepihak oleh manajemen puncak.
REFERENSI
Ardana, Mujiati, dan Sriathi, A.A. Ayu, 2009, Perilaku Keorganisasian, Edisi 2, Graha Ilmu,
Yogyakarta