Anda di halaman 1dari 13

RENCANAN PELAKSANAAN RONDE KEPERAWATAN

CHF
RUANG RAWAT PUSAT JANTUNG REGIONAL
RSUP Dr. M. DJAMIL PADANG

Oleh

SYARIFAH AINI T, S.Kep


03121028

PRAKTEK PROFESI MANAJEMEN KEPERAWATAN


PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2008

RENCANA PELAKSANAAN RONDE KEPERAWATAN


Topik

: Asuhan Keperawatan pada klien dengan CHF

Sasaran

: Tn J (67 tahun)

Hari/tanggal : Senin, 8 Desember 2008


Waktu

: 11.00 11.30 WIB

1. TUJUAN
a. Tujuan Umum
Menyelesaikan masalah klien yang belum teratasi yaitu Penurunan Curah
Jantung, Kekurangan volume cairan dan perubahan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
b. Tujuan Khusus

Menjustifikasi masalah yang belum dapat diatasi

Mendiskusikan penyelesaian masalah dengan perawat primer

Merumuskan intervensi keperawatan yang tepat sesuai dengan


masalah klien

2. SASARAN
Klien Tn J ( 67 tahun) yang dirawat di ruang rawat PJR RSUP Dr. M. Djamil
Padang.
3. MATERI
a. Teori asuhan keperawatan klien dengan CHF
b. Masalah-masalah yang muncul pada klien dengan CHF
c. Intervensi keperawatan pada klien dengan masalah CHF
4. METODE
Diskusi
5. MEDIA
a. Dokumen atau status klien
b. Materi disampaikan secara lisan

6. KEGIATAN RONDE
Kegiatan Mahasiswa
Pra-Ronde

Pelaksana
Penanggung

1. Menentukan kasus dan topic

Tahap
Pra ronde

Waktu
Pra ronde

Kepala ruangan

ronde

5 menit

Kepala ruangan

Ronde

20 menit

Jawab

2. Menentukan tim ronde


3. Menentukan literature
4. Membuat proposal
5. Mempersiapkan klien
6. Diskusi pelaksanaan
Pembukaan
1. Salam pembuka
2. Memperkenalkan anggota tim
3. Menyampaikan

identitas

dan

masalah klien
4. Menjelaskan tujuan ronde
Penyajian Masalah
1. Memberikan

salam

dan

klien

beserta

memperkenalkan

keluarga kepada anggota tim


2. Menjelaskan riwayat penyakkit dan
perawatan klien
3. Menjelaskan masalah klien dan
rencana

tindakan

dilaksanakan

dan

yang

telah

menetapkan

prioritas yang perlu didiskusikan


Validasi Data
1. Mencocokkan
kembali

data

dan

menjelaskan
yang

telah

disampaikan
2. Diskusi antar anggota tim dan
pasien tentang masalah keperawatan
tersebut
3. Pemberian justifikasi oleh perawat
primer atau konselor atau kepala

ruangan tentang masalah klien serta


rencana

tindakan

yang

akan

dilakukan
4. Menentukan tindakan keperawatan
pada masalah prioritas yang telah
ditetapkan
1. Evaluasi dan rekomendasi intervensi
keperawatan

Karu,

Pasca ronde

5 Menit

supervisor,

2. Penutup

perawat
konselor,
pembimbing

7. KRITERIA EVALUASI
a. Evaluasi Struktur

Ronde keperawatan dilaksanakan di ruang rawat PJR RSUP


Dr. M. Djamil Padang

Peserta ronde keperawatan hadir di tempat pelaksanaan ronde


keperawatan

Persiapan dilakukan sebelumnya

b. Evaluasi Proses

Peserta mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir kegiatan


ronde

Seluruh peserta berperan aktif dalam kegiatan ronde sesuai


peran yang ditentukan

c. Evaluasi Hasil

Peserta ronde dapat memahami konsep dasar CHF

Klien puas dengan hasil kegiatan

8. PENGORGANISASIAN

a. Kepala Ruangan

: Syarifah Aini T., S. Kep

b. Ketua Tim

: Zolla Amely Ilda, S. Kep dan Annedya Handayani,


S.Kep

c. Perawat pelaksana : Yas Suriani, S. Kep


Utami Fetlina S., S. Kep
Firmaneni, S. Kep
Dewi Yulia HR, S.Kep

MATERI
5

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN


DENGAN CHF
DEFENISI
Congestive Heart Failure (CHF) atau gagal jantung adalah ketidakmampuan
jantung untuk memompa darah secara adekuat ke seluruh tubuh (Ebbersole,
Hess,1998).
Klasifikasi
1. Gagal jantung akut -kronik
a. Gagal jantung akut terjadinya secara tiba-tiba, ditandai dengan penurunan
kardiak output dan tidak adekuatnya perfusi jaringan. Ini dapat mengakibatkan
edema paru dan kolaps pembuluh darah.
b. Gagal jantung kronik terjadinya secar perkahan ditandai dengan penyakit
jantung iskemik, penyakit paru kronis. Pada gagal jantung kronik terjadi retensi
air dan sodium pada ventrikel sehingga menyebabkan hipervolemia, akibatnya
ventrikel dilatasi dan hipertrofi.
2. Gagal Jantung Kanan- Kiri
a. Gagal jantung kiri terjadi karena ventrikel gagal untuk memompa darah secara
adekuat sehingga menyebabkan kongesti pulmonal, hipertensi dan kelainan
pada katub aorta/mitral
b. Gagal jantung kanan, disebabkan peningkatan tekanan pulmo akibat gagal
jantung kiri yang berlangsung cukup lama sehingga cairan yang terbendung
akan berakumulasi secara sistemik di kaki, asites, hepatomegali, efusi pleura,
dll.

3. Gagal Jantung Sistolik-Diastolik


a. Sistolik terjadi karena penurunan kontraktilitas ventrikel kiri sehingga ventrikel
kiri tidak mampu memompa darah akibatnya kardiak output menurun dan
ventrikel hipertrofi

b. Diastolik karena ketidakmampuan ventrikel dalam pengisian darah akibatnya


stroke volume cardiac output turun.
ETIOLOGI
Penyebab gagal jantung kongestif yaitu:
1. Kelainan otot jantung
2. Aterosklerosis koroner
3

Hipertensi sistemik atau pulmonal

4. Peradangan dan penyakit miokardium


5. Penyakit

jantung

lain

seperti

stenosis

katup

semilunar, tamponade

perikardium, perikarditis konstruktif, stenosis katup AV


6. Faktor sistemik seperti demam, tirotoksikosis, hipoksia, anemia.
MANIFESTASI KLINIS
1. CHF Kronik
Meliputi: anoreksia, nokturia, edema perifer, hiperpigmentasi ekstremitas bawah,
kelemahan, heaptomegali,ascites, dyspnea, intoleransi aktivitas barat, kulit kehitaman.
2. CHF Akut
Meliputi: ansietas, peningkatan berat badan, restletness, nafas pendek, bunyi krekels,
fatigue, takikardi, penurunan resistensi vaskuler, distensi vena jugularis, dyspnea,
orthopnea, batuk, batuk darah, wheezing bronchial, sianosis, denyut nadi lemah dan
tidak teraba, penurunan urin noutput, delirium, sakit kepala.

PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. EKG; mengetahui hipertrofi atrial atau ventrikuler, penyimpanan aksis,
iskemia dan kerusakan pola.
2. ECG; mengetahui adanya sinus takikardi, iskemi, infark/fibrilasi atrium,
ventrikel hipertrofi, disfungsi pentyakit katub jantung.

3. Rontgen dada; Menunjukkan pembesaran jantung. Bayangan mencerminkan


dilatasi atau hipertrofi bilik atau perubahan dalam pembuluh darah atau
peningkatan tekanan pulnonal.
4. Scan Jantung; Tindakan penyuntikan fraksi dan memperkirakan gerakan
jantung.
5. Kateterisasi jantung; Tekanan abnormal menunjukkan indikasi dan membantu
membedakan gagal jantung sisi kanan dan kiri, stenosis katub atau insufisiensi
serta mengkaji potensi arteri koroner.
6. Elektrolit; mungkin berubah karena perpindahan cairan atau penurunan fungsi
ginjal, terapi diuretic.
7. Oksimetri nadi; Saturasi Oksigen mungkin rendah terutama jika CHF
memperburuk PPOM.
8. AGD; Gagal ventrikel kiri ditandai alkalosis respiratorik ringan atau
hipoksemia dengan peningkatan tekanan karbondioksida.
9. Enzim

jantung;

meningkat

bila

terjadi

kerusakan

jaringan-jaringan

jantung,missal infark miokard (Kreatinin fosfokinase/CPK, isoenzim CPK dan


Dehidrogenase Laktat/LDH, isoenzim LDH).
PENATALAKSANAAN
1. Non Farmakologis
a. CHF Kronik
Meningkatkan oksigenasi dengan pemberian oksigen dan menurunkan konsumsi
oksigen melalui istirahat atau pembatasan aktivitas.
Diet pembatasan natrium
Menghentikan obat-obatan yang memperparah seperti NSAIDs karena efek
prostaglandin pada ginjal menyebabkan retensi air dan natrium
Pembatasan cairan (kurang lebih 1200-1500 cc/hari)
Olah raga secara teratur
b. CHF Akut
Oksigenasi (ventilasi mekanik)

Pembatasan cairan (<>


2. Farmakologis
Tujuan: untuk mengurangi afterload dan preload
a. First line drugs; diuretic
Tujuan: mengurangi afterload pada disfungsi sistolik dan mengurangi kongesti
pulmonal pada disfungsi diastolic.
Obatnya adalah: thiazide diuretics untuk CHF sedang, loop diuretic, metolazon
(kombinasi dari loop diuretic untuk meningkatkan pengeluaran cairan),
Kalium-Sparing diuretic
b. Second Line drugs; ACE inhibitor
Tujuan;

membantu

meningkatkan

COP

dan

menurunkan

kerja

jantung.Obatnya adalah:
Digoxin; meningkatkan kontraktilitas. Obat ini tidak digunakan untuk
kegagalan diastolic yang mana dibutuhkan pengembangan ventrikel untuk
relaksasi
Hidralazin; menurunkan afterload pada disfungsi sistolik.
Isobarbide dinitrat; mengurangi preload dan afterload untuk disfungsi
sistolik, hindari vasodilator pada disfungsi sistolik.
Calsium Channel Blocker; untuk kegagalan diastolic, meningkatkan relaksasi
dan pengisian dan pengisian ventrikel (jangan dipakai pada CHF kronik).
Beta Blocker; sering dikontraindikasikan karena menekan respon miokard.
Digunakan pada disfungsi diastolic untuk mengurangi HR, mencegah iskemi
miocard, menurunkan TD, hipertrofi ventrikel kiri.
3. Pendidikan Kesehatan
a. Informasikan pada klien, keluarga dan pemberi perawatan tentang penyakit
dan penanganannya.
b. Informasi difokuskan pada: monitoring BB setiap hari dan intake natrium.
c. Diet yang sesuai untuk lansia CHF: pemberian makanan tambahan yang
banyak mengandung kalium seperti; pisang, jeruk, dll.

d. Teknik konservasi energi dan latihan aktivitas yang dapat ditoleransi dengan
bantuan terapis.
Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul
1. Inefektif bersihan jalan napas b.d penurunan reflek batuk
2. Kerusakan pertukaran gas b.d. perubahan membran kapiler-alveolar
3. Penurunan curah jantung b.d. perubahan kontraktilitas miokardial/ perubahan
inotropik.
4. Kelebihan volume cairan b.d. meningkatnya produksi ADH dan retensi
natrium/air.
K. Intervensi keperawatan
1. Diagnosa: Inefektif bersihan jalan napas b.d penurunan reflek batuk
Tujuan: setelah dilakuakn tindakan keprawatan, pasien menunjukkan jalan napas
paten

Kriteria hasil:
-

tidak ada suara snoring

tidak terjadi aspirasi

tidak sesak napas

kaji kepatenan jalan napas

evaluasi gerakan dada

auskultasi bunyi napas bilateral, catat adanya ronki

catat adanya dispnu,

lakukan pengisapan lendir secara berkala

berikan fisioterapi dada

berikan obat bronkodilator dengan aerosol.

Intervensi:

2. Diagnosa: Kerusakan pertukaran gas b.d. perubahan membran kapiler-alveolar

10

Tujuan: setelah dilakukan tindakan kerpawatan, pasien dapat menunjukkan oksigenasi


dan ventilasi adekuat
Kriteria hasil:
-

GDA dalan rentang normal

Tidak ada sesak napas

Tidak ada tanda sianosis atau pucat

auskultasi bunyi napas, catat adanya krekels, mengi

berikan perubahan posisi sesering mungkin

pertahankan posisi duduk semifowler

Intervensi:

3. Diagnosa: Penurunan curah jantung b.d. perubahan kontraktilitas miokardial/


perubahan inotropik.
Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan, pasien menunjukkan tanda
peningkatan curah jantung adekuat.
Kriteria hasil:
-

frekuensi jantung meningkat

status hemodinamik stabil

haluaran urin adekuat

tidak terjadi dispnu

tingkat kesadaran meningkat

akral hangat

auskultasi nadi apikal, kaji frekuensi, irama jantung

catat bunyi jantung

palpasi nadi perifer

pantau status hemodinamik

Intervensi:

11

kaji adanya pucat dan sianosis

pantau intake dan output cairan

pantau tingkat kesadaran

berikan oksigen tambahan

berikan obat diuretik, vasodilator.

Pantau pemeriksaan laboratorium.

4. Diagnosa: Kelebihan volume cairan b.d. meningkatnya produksi ADH dan retensi
natrium/air.
Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan pasien mendemonstrasikan volume
cairan seimbang

Kriteria hasil:
-

masukan dan haluaran cairan dalam batas seimbang

bunyi napas bersih

status hemodinamik dalam batas normal

berat badan stabil

tidak ada edema

pantau / hitung haluaran dan masukan cairan setiap hari

kaji adanya distensi vena jugularis

ubah posisi

auskultasi bunyi napas, cata adanya krekels, mengi

pantau status hemodinamik

berikan obat diuretik sesuai indikasi

Intervensi:

12

DAFTAR PUSTAKA
Doenges (2000). Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta : EGC
Price (2005). Patofisisologi Penyakit. Jakarta : EGC
Smetzer (2001). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : EGC

13

Anda mungkin juga menyukai