Anda di halaman 1dari 7

North Atlantic Treaty Organization (NATO) atau Pakta Pertahanan Atlantik Utara

dibentuk di Washington, AS, pada tanggal 4 April 1949.


Dua belas negara Amerika Utara dan Eropa pada awalnya menandatangani
pendirian NATO. Kini, anggota NATO berjumlah 28 negara.
Tujuan NATO adalah sebagai wadah implementasi komitmen masing-masing
negara anggota terhadap perdamaian dan keamanan anggota lainnya.
Sejak Perang Dingin berakhir, NATO mengalami reorganisasi dengan penekanan
pada upaya menjaga perdamaian melalui cara politik dan militer.
Selain berusaha menjaga perdamaian antar negara dan mencegah perang,
NATO juga terlibat dalam bidang manajemen krisis.
NATO memiliki pedoman baku untuk mencegah konflik antar negara dan
membantu menyelesaikan berbagai krisis.
Contoh keterlibatan NATO bisa dilihat dari konflik yang berujung pada
pembersihan etnis di Kosovo.
Ratusan ribu orang Kosovo tercatat meninggalkan negara mereka pada tahun
1999 karena represi oleh pemerintah sehingga kehilangan tempat tinggal.
NATO berusaha membantu para pengungsi kembali dengan selamat ke tanah air
mereka sekaligus membantu membangun kembali rumah dan kehidupan baru di
Kosovo.
Organisasi ini juga berperan mengembangkan masyarakat yang demokratis
untuk menjamin para pengungsi hidup bebas dan damai.
Hubungan dengan Rusia juga merupakan isu utama bagi NATO. Pembentukan
dan pemeliharaan hubungan damai dengan Ukraina dan seluruh Eropa Tengah
dan Timur merupakan prioritas utama.
Sejak Perang Dunia II, NATO merupakan satu-satunya organisasi keamanan
yang menggabungkan negara-negara di Amerika Utara dan Eropa.

Setelah PD II berakhir, pembangunan kembali Eropa antara lain didukung oleh


perjanjian tertulis NATO.
Perjanjian tersebut memastikan bahwa setiap ancaman perang ke Eropa juga
dianggap sebagai ancaman bagi Amerika Serikat.
Solidaritas politik dengan demikian dicapai oleh semua anggota NATO. Setiap
negara berjanji untuk mengambil bagian dalam urusan keamanan anggota lain.
Setelah NATO, berbagai inisiatif lain juga bermunculan. Misalnya, pada tahun
1991, North Atlantic Cooperation Council (NACC) dibentuk.
Pada tahun 1994, Partnership for Peace (PFP) juga diinisiasi yang dilanjutkan
dengan pembentukan Euro-Atlantic Partnership Council (EAPC) pada tahun
1997.[]
http://www.amazine.co/25063/apa-itu-nato-fakta-sejarah-informasi-lainnya/
Menurut Clive Archer yang menjelaskan bahwa terdat tiga kriteria yaitu
keanggotaan, tujuan dan aktivitas, serta struktur organisasi internasional
(Archer, dalam Aditabella, 2010). Tujuan dari organisasi internasional bisa sangat
umum seperti PBB dan ada pula yang spesifik atu yang menjurus dalam cakupan
yang sempit begitu pula dengan aktivitasnya yang pasti berkenaan dengan
tujuan organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya. dalam menganalisa tujuan
organisasi intenasional, harus pula mempertimbang hubungan antar anggota.
Archer menjelaskan etrdapat tiga kemungkinan yakni (a) menciptakan suatu
bentuk hubungan yang co-operative antar anggota bisa melalui berbagai aspek
seperti perdagangan dan sosial. (b) meminimalisir atau mencegah kemungkinan
terjadinya conflict dengan kerjasama sehingga akan menimbulkan rasa saling
menghormati kepentingan nasional masing-masing negara. (c) merangsang
timbulnyaconfrontation karena ternyata pada akhirnya organisasi tersebut
merangsang terjadinya konflik (Archer, dalam Aditabella, 2010).
Bentuk dari organisasi dengan tujuan dan keanggotaan spesfik ini ialah NATO
dan OPEC. Yang pertama ialah NATO (North Atlantic Treaty Organization) atau
organisasi perjanjian Atlantik Utara merupakan organisasi regional yang lebih
menitikberatkan dalam bidang pertahanan negara-negara Atlantik Utara.
Organisasi ini didirikan sebagai akibat semakin meluasnya pengaruh Uni Soviet
atau komunis di Eropa Barat. Untuk menghambant pengaruh ini, maka negaranegara seperti Amerika Serikat, Kanada, Inggris, Prancis, Belanda, Belgia,
Luxemburg, Italia, Norwegia, Denmark, Eslandia, dan Portugal kemudian
menandatangani Perjanjian Atlantik Utara pada tanggal 4 April 1949 di
Washington. Awal pembentukannya NATO berperan sebagai pemelihara
keamanan dan untuk mencapai posisi Balance of Power. Pada awalnya terdapat

12 negara yang membentuk NATO, lalu pada era Perang Dingin bertambah 4
negara. Proses perekrutan anggota baru dalam NATO dimulai pada tahun 1994.
NATO membuka keanggotaan bagi negara-negara Eropa dalam kontribusinya
memelihara keamanan di kawasan Euro-Atlantik dan sesuai prinsip Perjanjian
Atlantik Utara. Terjadi perkembangan dalam NATO, yaitu adanya ex-anggota
Pakta Warsawa yang kemudian bergabung dengan NATO yakni Polandia,
Hungaria, Ceko, Slovakia, Slovenia, Bulgaria, Romania, Estonia, Latvia, Lithuania.
Dalam perkembangan hingga sekarang, NATO telah memiliki 20 negara partner.
Tujuan dari dibentuknya NATO ialah (1) Menyelesaikan persengketaan secara
damai, (2) Tidak menggunakan kekerasan militer dalam hubungan internasional,
(3) Menghilangkan persengketaan ekonomi politik internasional, (4)
Meningkatkan kerjasama ekonomi di antara anggota NATO, dan (5) Membela
negara anggota dengan berprinsip bahwa serangan terhadap salah satu anggota
berarti serangan terhadap seluruh NATO (NATO,2012). NATO memiliki struktur
organisasi berupa North Atlantic Council yang merupakan suatu dewan
tertinggi, International Secretarydikepalai oleh seorang Sekretaris Jenderal
dengan tiga tugas utamana yakni (a) Memimpin North Atlantic Council sebagai
komite utama pembuat keputusan Juru bicara dan merepresentasikan aliansi
kepada publik, (b) Sebagai senior executive officer dari staf internasional NATO,
(c) bertanggung jawab untuk membuat pertemuan dengan para staf dan
mengatur program kerja dan struktur organisasi yan terakhir ialah Military
Committee dipimpin oleh seorang panglima tertinggi (NATO, 2012). Dalam
pengambilan keputusannya dilakukan dengan konsensus setelah dilakukan
diskusi dan berkonsultasi antar anggota, hal ini dilakukan sejak berdirinya NATO
ditahun 1949. Konsensus ini mengartikan bahwa tidak ada voting dalam NATO.
Konsultasi dilakukan hingga keputusan dapat diterima. Untuk memfasiilitasi
proses konsultasi ini menjadi tugas Sekretaris Jenderal.
NATO erat kaitannya dengan Dewan Keamanan PBB karena antara keduana
bersifat menjaga perdamaian maka PBB sering memebrikan mandat pada NATO
seperti pada kasus negara Georgia dan Ukraina yang sedng terbelenggu
masalah keamanan khususnya ancaman dari negara tetangga, Rusia. Untuk
maalah ini, NATO tidak dengan gegabah langsung menggunakan infiltrasi militer,
namun lebih ditekankan pada penggunaan pendampingan dan asistensi dengan
membentuk dewan khusus yang berfokus pada Ketiga negara yang sedang
berkonflik tersebut. Dewan tersebut antara lain Dewan Komisi Georgia the NATOGeorgia Commission (NGC), Dewan Komisi Ukraina the (NATO-Ukraine
Commission (NUC). Komisi-komisi inilah yang bertugas memberikan dan
menyediakan bantuan militer (jika diminta dan dibutuhkan), konsultasi terpadu
terkait masa depan politik di sana, serta bekerja sama (Anonym, 2010).
Pada kasus tersebut NATO menggunakan jalur soft power yang lebih
mengedepankan aspek dialog dan pendampingan bilateral. Pertimbangan lain
adalah, NATO sendiri tidak mau menciptakan ketegangan baru dengan Rusia
mengingat kemungkinan efek yang negatif dan membahayakan yang dapat
ditimbulkan terhadap keamanan negara-negara anggota NATO jika gesekan itu
terjadi, serta pentingnya nilai kerja sama NATO dengan negara Beruang Merah

tersebut dalam menjaga keamanan Eropa. Bahkan NATO semakin


mengefektifkan fungsi dan peran dari dewan komisi Rusia (the NATO-Russia
Council (NRC) demi menjaga ikatan kerjasama dan dialog untuk secara bersamasama (melalui NRC) mencari solusi yang tepat bagi perdamaian dan keamanan di
kawasan terutama di Georgia dan Ukraina (Anonym,2010).
Selanjutnya ialah OPEC (Organization of Petroleum Exporting Countries) yakni
organsiasi antar pemeirntah yang berdirinya ditandai dengan konferensi
Baghdad pada 10-14 Nspetember 1960 oleh by Iran, Iraq, Kuwait, Saudi Arabia
and Venezuela (OPEC,2012). Pembentukan OPEC sendiri menaggapi adanya
masa transisi perekonomian dan politik Interansional yang dapat dilihat dengan
bmaraknya dekolonisasi serta banyak negara baru merdeka dan menajdi negara
berkembang. Pada saat itu pasar minyak Internaisonal dikuaiasai oleh The Seven
Sisters (OPEC,2012). Kemudian dilakukan perjanjian antara OPEC dan
perusahaan tersebut melalui The Tripoli Teheran Agreement di tahun 1970
dimana haislnya ialah menetapkan OPEC sebagai lemabga yang ebrhak
menentukan harga pasar minyak Interansional (OPEC,2012).
Dari pengalaman OPEC sejak didirikannya seperti pengalaman naik turunya
harga minyak di tahun 1970an dan embargo dari Saudi Arabia di tahun 1973,
melemah kembali ditahun 1980an, permusuhan di Timur Tengah pun
memperngaruhhi harga minyak pada dekade 1990an. Maka OPEC menetapkan
tujuan yang hendk dicapainya yakni preserving and enhancing the role of oil as a
prime energy source in achieving sustainable economic development (OPEC,
2005). Dalam Statutanya OPEC menjelaskan bahwa OPEC bertujuan untuk (1)
Koordinasi dan unifikasi kebijakan perminyakan antar negara anggota;(2)
Menetapkan strategi yang tepat untuk melindungi kepentingan negara anggota;
(3) Menerapkan cara-cara untuk menstabilkan harga minyak di pasar
internasional sehingga tidak terjadi fluktuasi harga;(4) Menjamin income yang
tetap bagi negara-negara produsen minyak; (5) Menjamin suplai minyak bagi
konsumen;(6) Menjamin kembalinya modal investor di bidang minyak secara adil
(OPEC, 2005).
Kemudian untuk memantapkan dalam pencapaian tujuan OPEC memiliki struktur
organisasi yang diattur dalam pasal 9 dari Statuta atau undang-undang OPEC.
Didalamnya menjelaskan bahwa OPEC memiliki 3 organ yakni Konferensi yang
merupakan organ tertinggi dan melakukan pertemuan dua kali dalam setahun
tetapi juga melakukan pertemuan yang sifatnya extra-ordinary bila diperlukan.
Semua negara anggota memiliki wakilnya dalam konferensi dan satu suara untuk
mereka. Keputusan yang ditetapkan diatur dalam pasal 11 dan 12 dimana
keputusan akhir haruslah mendapatkan persetujuan dari negara anggota. Dalam
pasal 14 menjelaskan bahwa dalam konferensinya dipimpin oleh presiden dan
wakil presiden OPEC yan dipilih oleh anggota pada saat konferensi. Pasal 15
dijelaskan dimana konferensi OPEC bertugas dalam embuatan kebiakan serta
menunjuk anggota dewan maupun sekretaris jenderal (OPEC, 2012).
Organ yang kedua ialah Dewan Gubernur yang dipimpin oleh seorang
Ketua & Wakil Ketua yang berasal dari para Gubernur OPEC negara-negara

anggota dan yang disetujui oleh Pertemuan Konferensi OPEC untuk masa jabatan
selama 1 tahun (diatur dalam pasal 21). Kemudian mengenai pertemuan extraordinary dalam pasal 17 dan 18, pertemuan tersebut dapat dilakukan atas
permintaan ketua Dewan, sekretaris Jenderal atau 2/3 dari anggota dewan. Pasal
20 menyebutkan Tugas Dewan adalah melaksanakan keputusan Konferensi;
mempertimbangkan dan memutuskan laporan-laporan yang disampaikan oleh
Sekretaris Jenderal; memberikan rekomendasi & laporan kepada pertemuan
Konferensi OPEC; membuat anggaran keuangan organisasi dan menyerahkannya
kepada Sidang Konferensi setiap tahun; mempertimbangkan semua laporan
keuangan dan menunjuk seorang auditor untuk masa tugas selama 1 tahun;
menyetujui penunjukan Direktur-Direktur Divisi, Kepala Bagian yang diusulkan
negara anggota; menyelenggarakan pertemuan Extraordinary Konferensi OPEC
dan mempersiapkan agenda sidang (OPEC,2012). Kemudian organ yang terakhir
ialah sekretariat ialah sebagai lembaga eksekutif organsiasi yang sesuai dengan
Statuta dan pengarahan dari Dewan Gubernur. Sekretaris Jenderal adalah wakil
resmi dari organisasi yang dipilih untuk periode 3 tahun dan dapat diperpanjang
satu kali untuk periode yang sama. Sekretaris Jenderal harus berasal dari salah
satu negara anggota. Dalam melaksanakan tugasnya Sekjen bertanggung jawab
kepada Dewan Gubernur dan mendapat bantuan dari para kepala Divisi dan
Bagian (OPEC,2012).
Mengenai pendaan dalam OPEC diatur dalam pasal 37 dan 38, pada
setiap tahunya OPEC melakukan pertemuan konferensi OPEC dan membicarakan
anggaran yang telah disetujui akan dibiayai bersama oleh seluruh anggota
setelah memeprtimbangkan sumbangan dari Associate
Member sementara Associate Member diwajibkan membayar kontribusi tahunan
yang jumlahnya tetap (OPEC, 2012).
Kemudian mengenai keanggotannya OPEC dalam Statunya membedakan
negara anggota yang menjadi founding fathers dan full member yakni negara
yang telah diterima oleh koferensi. Statuta juga menjelaskan seiao negara
dengan ekspor minak mentah yang jumlahnya besar dan memiliki prinsip dasar
seperti negara angota maka ia dapat menjadi full member dengan persetujuan
dari 5 negara pendiri (OPEC,2012). Namun bila suatu negara tidak memnuhi
kualifikasi anggota atau yang disebut dengan negara anggota asosiasi dimana
mereka tetap mengakui dan dapat berpengaruh dalam konferensi. Sampai saat
ini OPEC memiliki 12 anggota yakni 5 negara pendiri Irak, Saudi Arabia, Iran,
Iraq, Kuawait, Venezuela, Qatar (1961), Libya (1962), Uni Emirat Arab (1967),
Algeria (1969), Nigeria (1971), Ecuador (1973), and Angola (2007) (OPEC, 2012).
Contoh kasus dari OPEC ini ialah posisi Indonesia dalam OPEC. Sejak
masuk menajdi anggota di tahun 1962 dan sejak berdirinya Sekretariat OPEC di
Wina tahun 1965, KBRI/PTRI Wina terlibat aktif dalam kegiatan pemantauan
harga minyak dan penanganan masalah substansi serta diplomasi di berbagai
persidangan yang diselenggarakan oleh OPEC. Namun reputasi Indonesia
menurun sejak Indonesia kerap melakukan impor minyak sehingga Indonesia
lebih cocok disebut sebagai pengimpor minyak. OPEC melihat bahwa penurunan
tingkat ekspor di beberapa negara anggota OPEC, termasuk Indonesia,

disebabkan karena kurangnya investasi baru di sektor perminyakan (OPEC,


2005). Indonesia merupakan satu-satunya negara Asia yang menjadi anggota
OPEC. Keanggotaan OPEC yang didominasi oleh negara-negara Timur Tengah
tidak akan menguntungkan dalam sudut pandang citra OPEC di dunia
internasional. Citra Indonesia sebagai negara demokratis dan berpenduduk
muslim terbesar dan moderat di dunia dapat membantu perbaikan citra OPEC.
Dalam OPEC sendiri belum ada tuntutan agar Indonesia mengkaji
keanggotaannya karena turunnya tingkat produksi minyak bumi Indonesia serta
mulainya Indonesia menjadi negara net importir minyak. OPEC menyadari bahwa
kemungkinan penurunan ekspor minyak negara-negara anggota adalah salah
satu akibat dari kurangnya investasi di sektor perminyakan negara tersebut
(OPEC 2012).
Dari sini dapat disimpulkan bahwa organsiasi yang memiliki tujan spesifik
tentunya memiliki cakupan yang sempit dan tidak seluruh negara yang mampu
bergabung dalam keanggotannya seperti halnya NATO yang hanya negara Eropa
dan Amerika Utara ataupun OPEC yang hanya beranggotakan negara negara
penghasil minyak terbesar di dunia. Adanya organsiasi yang bertujuan spesifik
ini sendiri menurut penulis sangat membantu kehidupan masyarakat
interansional karena terdapat kefokusan bahasan dan penyeleseian masalah
sehingga tidak perlu melibatkan negara lain diluar keanggotaan. Namun tetap
saja dalam mengambil kebijakan dilakukan dengan memandang objektifitas
dunia interansional. Seperti NATO yang bertujuan sama dengan PBB yakni
mencapai keamanan dan perdamaian Interansional maka NATO berusaha untuk
membuat kebijakan yang hampir sama dengan yang dimandatkan oleh PBB.
Namun dalam prakteknya NATO sendiri cenderung disetir oleh AS sehingga dari
tujuan awalnya yang menciptakan perdamaian namun justru mejatuhkan korban
semakin banyak hal in terjadi dalam kasus NATO yang mengintervensi Suriah
dimana NATO tidak mampu melawan pemberontak interanl Suriah. Maka NATo
sendiri belum memiliki efektifitas dalam setiap intervensinya dan terkadang
hany represenatsi kepentingan AS semata.

Bahan Bacaan

Aditabella. 2010. Definisi Oergansiasi Inteernasional menurut Clive Archer,


[online] tersedia dihttp://media.kompasiana.com/buku/2010/11/14/definisiorganisasi-internasional-menurut-clive-archer/ [diakses pada 15 Novembr 2012]

Anonym, 2010. NATO strikes killing more Afghan civilians. [online] tersedia
dihttp://usatoday30.usatoday.com/news/world/2010-04-15-afghanshooting_N.htm [diakses pada 15 November 2012].
Margareth P. Karns & Karen A Mingst, 2004, The Search for Peace and Security
dalamInternational Organizations: The Politics and Processes of Global
Governance, Lynne Rienner Publisher
NATO. 2012. A short history of NATO. [online] tersedia
dihttp://www.nato.int/history/index.html [diakses pada 14 Novembr 2012]
NATO,2012. What is Nato. [online] tersedia di http://www.nato.int/cps/en/SIDFA6E8BD5-74E5B92D/natolive/what_is_nato.htm [diakses pada 14 Novembr
2012]
NTAO. 2012. NATO member Countries. [online] tersedia
di http://www.nato.int/cps/en/SID-FA6E8BD574E5B92D/natolive/nato_countries.htm [diakses pada 14 November 2012]
OPEC,2005. Countries member.[online] tersedia
dihttp://www.opec.org/opec_web/en/about_us/htm [diakses pada 15 November
2012]
OPEC,2012. Brief History of OPEC.[online] tersedia
dihttp://www.opec.org/opec_web/en/about_us/24.htm [diakses pada 15
November 2012]

Anda mungkin juga menyukai