Anda di halaman 1dari 1

Tenaga Kerja Indonesia dinilai belum siap menghadapi persaingan dalam ASEAN

Economic Community atau Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015. Salah satu penyebabnya
adalah belum ada sertifikasi internasional atas keterampilan tenaga kerja Indonesia.
"Sedangkan Singapura, Malaysia, dan lainnya sekarang sudah membuat sertifikasi agar
orang-orang dia bisa (bekerja) ke mana-mana," kata ekonom, Aviliani, ketika
ditemui Rakyat Merdeka Online di Universitas Airlangga, Surabaya, pada Rabu
(13/11).
Jelas Aviliani, setifikasi berskala internasional itu penting agar keterampilan pekerja
diakui secara internasional. Dengan demikian, akan mempermudah masyarakat untuk
bekerja di negara-negara ASEAN lainnya. Tidak adanya sertifikasi internasional bagi
tenaga kerja Indonesia akan menyulitkan mereka untuk bersaing dengan tenaga kerja
dari negara ASEAN lainnya.
"Ini kan bahaya. Bukan hanya karena orang luar masuk sini (Indonesia), tapi orang kita
juga sulit ke luar," terangnya.
Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015 adalah rancangan sepuluh negara anggota ASEAN
yang disepakati pada KTT ASEAN ke-13 yang digelar November 2007 di Singapura.
Dalam cetak biru disepakati bahwa negara-negara ASEAN akan melakukan liberalisasi
perdagangan, barang jasa, investasi, dan tenaga kerja terampil secara bebas. [ald]

Anda mungkin juga menyukai