There
PENDAHULUAN
Ekosistem mangrove memberikan banyak manfaat bagi kehidupan
manusia,
baik secara langsung maupun tidak langsung. Secara ekologis berfungsi
sebagai
lindungan lingkungan ekosistem daratan dan lautan maupun sebagai
habitat berbagai
fauna, diantaranya sebagai pelindung abrasi/erosi; gelombang; angin
kencang,
sebagai tempat mencari makan; memijah; berkembang biak berbagai
jenis ikan dan
udang, pengendali intrusi laut, sebagai pengontrol penyakit malaria,
menjaga kualtas
air (mereduksi poutan pencemar air), serta sebagai penyerap CO2 dan
penghasil O2
yang relatif tinggi dibanding tipe hutan yang lain.
Hutan mangrove juga memberikan manfaat ekonomis antara lain sebagai
penyedia berbagai hasil hutan kayu dan non kayu, serta jasa ekowisata.
Manfaat manfaat ekologis hutan mangrove yang seringkali tidak disadari oleh
manusia karena
tidak dapat dirasakan langsung, pada kenyataannya menjadi
dikesampingkan dan
manusia hanya fokus pada manfaat ekonomisnya. Hutan mangrove
dieksploitasi
secara berlebihan untuk memperoleh hasil hutan kayu dan non kayu serta
dialihfungsikan/dikonversi untuk berbagai kepentingan seperti
perkebunan,
pemukiman, pertambangan, dan lain - lain.
kendala
Kathiresan (2000) menyatakan bahwa lingkungan hutan mangrove mempunyai sifat fisik dan
kimia khusus baik salinitas, arus pasang surut, angin, temperatur tinggi dan tanah berlumpur.
Menurut Bengen (2000) secara umum karakteristik habitat hutan mangrove digambarkan
sebagai berikut
Umumnya tumbuh pada daerah intertidal yang jenis tanahnya berlumpur, berlempung atau
berpasir, Daerahnya tergenangi air laut secara berkala baik setiap hari maupun hanya
tergenang pada saat pasang purnama. Frekuensei genangan menentukan komposisi vegetasi
hutan mangrove Menerima pasokan air tawar yang cukup dari darat, Terlindung dari
gelombang besar dan arus pasang surut yang kuat, air bersalinitas payau (2 22 ) hingga
asin (38 ).
Menurut English, et. al (1993) beberapa faktor lingkungan mempengaruhi diversitas dan
produktifitas ekosistem hutan mangrove, yaitu iklim, geomorfologi, besarnya pasang surut,
input air tawar dan karakteristik tanah.
Menurut Aksornkoae (1993), baik struktur maupun fungsi dari ekosistem hutan mangrove
sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan sebagai berikut : (a) Fisiografi pantai, (b)
Curah hujan, (c) Pasang Surut, (d) Ombak dan gelombang (e) Salinitas, (f) Oksigen terlarut,
(g) tanah, (h) Nutrien.
Input penting dalam produktivitas hutan mangrove adalah air (terutama keseim-bangan antara
air tawar dan air asin), substrat dan nutrien (baik yang ada di substrat maupun di dalam air.
Salah satu sumber nutrien di ekosistem hutan mangrove berasal dari sedimen yang
terperangkap oleh vegetasi mangrove tersebut. Sedimen yang berasal dari darat dan
mengandung banyak nutrien dibawa oleh aliran sungai ke laut, dan oleh arus pasang surut
sedimen tersebut dibawa kembali ke pantai dan ditangkap kemudian diendapkan di dasar
vegetasi mangrove (Kamaruzzaman et al., 2001).