Indonesia merupakan negara kepulauan yang luas terbentang dari sabang sampai
merauke. Selain itu Indonesia berada di daerah garis khatulistiwa. Hal ini menyebabkan
Indonesia memiliki lahan pertanian yang subur. Mayoritas mata pencaharian penduduknya
adalah petani. Tak heran, hampir semua kebutuhan sembako dapat terpenuhi, seperti halnya
di daerah Probolinggo. Di daerah Probolinggo banyak lahan yang digunakan sebagai lahan
pertanian dan tanaman yang ditanam juga bermacam-macam, seperti tebu, padi, jagung,
bawang, dan sebagainya. Pertanian tebu sangat mudah ditemukan di daerah ini. Hasil dari
pertanian tebu akan menghasilkan tetes tebu. Tetes tebu akan diangkut dan diolah oleh pabrik
MSG( Monosodium Glutamate ) yang ada di daerah Probolinggo, yaitu PT Sasa Inti
Gending. Di pabrik ini hasil tetes tebunya diolah untuk dibuat bahan baku pembuatan MSG.
Semua pabrik industri akan mengeluarkan hasil sampingan yang berbahaya jika tidak di
netralisir, seperti limbah, terutamanya limbah cair.
Selama ini limbah terkenal karena baunya yang tidak sedap, khususnya dikalangan
masyarakat di dekat area perindustrian. Jika limbah cair tidak diolah terlebih dahulu, limbah
akan mencemari lingkungan, terutama di aliran sungai yang dijadikan sebagai pembuangan
limbah cair oleh sebagian besar pabrik industri di Indonesia, tak terkecuali PT Sasa Inti.
Limbah cair buangan PT Sasa Inti diproses terlebih dahulu sebelum dibuang dan dialirkan ke
sungai. Tidak hanya itu, sebelum dibuang, kualitas pH air limbah cair diukur terlebih dahulu.
Hal tersebut dilakukan dengan tujuan agar tidak membahayakan biota air sungai dan
masyarakat yang memanfaatkan air sungai untuk keperluan sehari-hari, seperti mencuci,
mandi, buang air, dan sebagainya. Selain itu, air sungai juga dimanfaatkan untuk keperluan
irigasi sawah masyarakat sekitar.
Setiap perusahaan industri pasti menghasilkan limbah, tak terkecuali di PT SASA Inti
ini, namun disini terdapat tempat pengolahan limbah yakni 13 bak pengolahan limbah, dan
juga kolam limbah yang telah di olah dan terdapat ikan yang digunakan sebagai indikator air
limbah, setelah itu limbah yang telah diolah dibuang di di sungai melalui pipa. Sehingga air
tersebut tidak membahayakan kesehatan manusia yang menggunakan jasa air sungai serta
tidak berbahaya bagi biota air.