Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH

ILMU DASAR KEPERAWATAN IV


MIKROBIOLOGI DAN PARASITOLOGI
DESINFEKSI DAN STERILISASI

DI SUSUN OLEH :
Tresno Sunjaya
Loyalia Sabilla
Awang Danu Pratama
Septiono Mauludin
Ani Kurnia
Meviana Rizki A.
Henry Tri Arconanda

(1411020156)
(1411020163)
(1411020169)
(1411020171)
(1411020180)
(1411020190)
(1411020197)

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN S1


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
2015

KATA PENGANTAR

Dengan mengucap puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas segala
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penyusunan makalah dengan judul
DESINFEKSI DAN STERILISASI dapat berjalan dengan baik, dari awal
sampai selesai.
Harapan saya semoga makalah ini dapat membantu dan menambah
pengetahuan dan pengalaman kepada pembaca. Penyusun menyadari akan
kemampuan yang sangat terbatas sehingga dalam penyusunan makalah ini banyak
kekurangannya. Oleh karena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk
memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan
makalah ini.
Sokaraja, April 2015
Penyusun

Page | 2

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................2
DAFTAR ISI............................................................................................................3
BAB I.......................................................................................................................4
PENDAHULUAN...................................................................................................4
A.LATAR BELAKANG.......................................................................................4
B.RUMUSAN MASALAH..................................................................................5
C.TUJUAN...........................................................................................................6
BAB II......................................................................................................................7
PEMBAHASAN......................................................................................................7
2.1 Pengertian Sterilisasi dan Desinfeksi............................................................7
2.2 Jenis-jenis Sterilisasi dan Desinfeksi...........................................................10
2.3 Cara Sterilisasi dan Desinfeksi.....................................................................16
2.4 Syarat Sterilisasi dan Desinfeksi..................................................................20
2.5 Aplikasi Sterilisasi dan Desinfeksasi dalam keseharian dunia Keperawatan
............................................................................................................................21
BAB III..................................................................................................................25
PENUTUP..............................................................................................................25
KESIMPULAN..................................................................................................25
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................26

Page | 3

BAB I
PENDAHULUAN
A.LATAR BELAKANG
Lingkup bidang keperawatan memberikan asuhan keperawatan
baik pada pasien yang beresiko terinfeksi atau telah terinfeksi.
Pengetahuan mengenai bagaiman terjadinya infeksi sangat penting
dikuasai untuk membatasi dan mencegah terjadi penyebaran infeksi
dengan cara mempelajari ilmu bakteriologi, imunologi, virologi dan
parasitologi yang terkandung pada ilmu mikrobiologi.
Selain itu, diperlukan juga cara untuk mengurangi atau bahkan
mengatasi infeksi tersebut secara keseluruhan. Secara lebih spesifik
diperlukan pula pengetahuan mendasar akan kondisi seperti apa yang bisa
dijadikan lokasi atau tempat untuk melakukan asuhan keperawatan.
Perkembangan ilmu mikrobiologi telah memberikan sumbangan
yang besar bagi dunia kesehatan, dengan ditemukannya berbagai macam
alat berkat penemuan beberapa ilmuan besar. Bahwa terbukti untuk
mencegah

atau

mengendalikan

infeksi

tenaga

kesehatan

dapat

menggunakan konsep steril ataupun bersih, untuk membantu proses


penyembuhan pasiennya dan lebih spesifik lagi untuk mengendalikan dan
mencegah terjadinya infeksi.
Maka dari itu, kami merasa penting untuk menyusun sebuah tulisan
yang membahas tentang bagaimana penerapan sterilisasi dan desinfeksi
dalam makalah ini. Juga bagaimana aplikasinya dalam keseharian dunia
keperawatan.

Page | 4

B.RUMUSAN MASALAH
1)
2)
3)
4)
5)

Bagaimana pengertian dan tujuan Sterilisasi dan Desinfeksi?


Terdapat berapa jenis Sterilisasi dan Desinfeksi?
Bagaimana cara Sterilisasi dan Desinfeksi?
Bagaimana syarat Sterilisasi dan Desinfeksi?
Bagaimana aplikasi Sterilisasi dan Desinfeksasi dalam keseharian
dunia keperawatan?

Page | 5

C.TUJUAN
-Tujuan Umum :
Untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Dasar Keperawatan IV
(Mikrobiologi dan Parasitologi) sub pokok bahasan Sterilisasi dan
Desinfeksi.
-Tujuan Khusus :
a)
Untuk mengetahui pengertian dan tujuan Sterilisasi dan
Desinfeksi.
b)

Untuk mengetahui jenis Sterilisasi dan Desinfeksi.

c)

Untuk mengetahui bagaimana cara Sterilisasi dan Desinfeksi.

d)

Untuk mengetahui bagaimana syarat Sterilisasi dan Desinfeksi.

e)

Untuk

mengetahui

Desinfeksasi dalam

bagaimana

aplikasi

Sterilisasi

dan

keseharian dunia keperawatan.

Page | 6

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Sterilisasi dan Desinfeksi


A. Pengertian Sterilisasi
Steralisasi adalah suatu cara untuk membebaskan sesuatu (alat,bahan,media,
dan lain-lain) dari mikroorganisme yang tidak diharapkan kehadirannya baik yang
patogen maupun yang patogen. Atau bisa juga dikatakan sebagai proses untuk
membebaskan suatu benda dari semua mikroorganisme, baik bentuk vegetative
maupun bentuk spora.
Proses sterilisasi dipergunakan pada bidang mikrobiologi untuk mencegah
pencernaan organisme luar, pada bidang bedah untuk mempertahankan keadaan
aseptis, pada pembuatan makanan dan obat-obatan untuk menjamin keamanan
terhadap pencemaran oleh miroorganisme dan di dalam bidang-bidang lain pun
sterilisasi ini juga penting.
Sterilisasi banyak dilakukan di rumah sakit melalui proses fisik maupun
kimiawi. Sterilisasi juga dikatakan sebagai tindakan untuk membunuh kuman
patogen atau kuman apatogen beserta spora yang terdapat pada alat perawatan
atau kedokteran dengan cara merebus, stoom, menggunakan panas tinggi, atau
bahkan kimia.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam steralisasi di antaranya:
a.

Sterilisator (alat untuk mensteril) harus siap pakai, bersih, dan masih

b.

berfungsi.
Peralatan yang akan di steralisasi harus dibungkus dan diberi label yang
jelas

dengan

menyebutkan

jenis

pera;latan,

jumlah,

dan

tanggal

pelaksanaan sterilisasi.
c. Penataan alat harus berprinsip bahwa semua bagian dapat steril.
d. Tidak boleh menambah peralatan dalam sterilisator sebelum waktu
mensteril selesai.
e. Memindahklan alat steril ke dalam tempatnya dengan korentang steril

Page | 7

f.

Saat mendinginkan alat steril tidak boleh membuka pembungkusnya, bila


terbuka harus dilakukan steralisasi ulang.
B. Pengertian

Desinfeksi

Desinfeksi adalah membunuh mikroorganisme penyebab penyakit dengan


bahan kimia atau secara fisik, hal ini dapat mengurangi kemungkinan terjadi
infeksi dengan jalam membunuh mikroorganisme patogen. Disinfektan yang tidak
berbahaya bagi permukaan tubuh dapat digunakan dan bahan ini dinamakan
antiseptik. Antiseptik adalah zat yang dapat menghambat atau menghancurkan
mikroorganisme pada jaringan hidup, sedang desinfeksi digunakan pada benda
mati. Desinfektan dapat pula digunakan sebagai antiseptik atau sebaliknya
tergantung dari toksisitasnya.
Sebelum dilakukan desinfeksi, penting untuk membersihkan alat-alat
tersebut dari debris organik dan bahan-bahan berminyak karena dapat
menghambat proses disinfeksi.
Disinfektan dapat membunuh mikroorganisme patogen pada benda mati.
Disinfektan dibedakan menurut kemampuannya membunuh beberapa kelompok
mikroorganisme, disinfektan "tingkat tinggi" dapat membunuh virus seperti virus
influenza dan herpes, tetapi tidak dapat membunuh virus polio, hepatitis B atau
M. tuberculosis.
Untuk mendesinfeksi permukaan dapat dipakai salah satu dari tiga
desinfektan seperti iodophor, derifat fenol atau sodium hipokrit. Untuk
mendesinfeksi permukaan, umumnya dapat dipakai satu dari tiga desinfektan
diatas. Tiap desinfektan tersebut memiliki efektifitas "tingkat menengah" bila
permukaan tersebut dibiarkan basah untuk waktu 10 menit.
Adapun tujuan dari sterilisasi dan desinfeksi tersebut adalah
-Mencegah terjadinya infeksi
-Mencegah makanan menjadi rusak
-Mencegah kontaminasi mikroorganisme dalam industri

Page | 8

-Mencegah kontaminasi terhadap bahan- bahan yg dipakai dalam


melakukan biakan murni
Perbedaan Sterilisasi dan Desinfeksi
Steralisasi adalah suatu cara untuk membebaskan sesuatu (alat,
bahan, media, dan lain-lain) dari mikroorganisme yang tidak diharapkan
kehadirannya baik yang patogen maupun yang a patogen. Atau bisa juga
dikatakan sebagai proses untuk membebaskan suatu benda dari semua
mikroorganisme, baik bentuk vegetative maupun bentuk spora.
Sedangkan desinfeksi adalah, membunuh mikroorganisme penyebab
penyakit dengan bahan kimia atau secara fisik, hal ini dapat mengurangi
kemungkinan terjadi infeksi dengan jalam membunuh mikroorganisme
patogen.
Dari kedua pengertian di atas bisa kita simpulkan, jika sterilisasi dan
desinfeksi memiliki perbedaan yang khas, walaupun tetap memiliki tujuan
yang sama. Namun sterilisasi memiliki guna yang lebih besar, dan desinfeksi
secara khusus membunuh kuman penyebab penyakit.

Page | 9

2.2 Jenis-jenis Sterilisasi dan Desinfeksi


Pada prinsipnya sterilisasi dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu secara mekanik,
fisik dan kimiawi:
1.
Sterilisasi secara mekanik (filtrasi) menggunakan suatu saringan
yang berpori sangat kecil (0.22 mikron atau 0.45 mikron) sehingga mikroba
tertahan pada saringan tersebut. Proses ini ditujukan untuk sterilisasi bahan yang
peka panas, misal nya larutan enzim dan antibiotik
2.
Sterilisasi secara fisik dapat dilakukan dengan pemanasan &
penyinaran

Pemanasan
Pemijaran (dengan api langsung): membakar alat pada api secara
langsung, contoh alat : jarum inokulum, pinset, batang L, dll. 100 % efektif
namun terbatas penggunaanya.
Panas kering: sterilisasi dengan oven kira-kira 60-1800C. Sterilisasi panas
kering cocok untuk alat yang terbuat dari kaca misalnya erlenmeyer, tabung reaksi
dll. Waktu relatif lama sekitar 1-2 jam. Kesterilaln tergnatung dengan waktu dan
suhu yang digunakan, apabila waktu dan suhu tidak sesuai dengan ketentuan maka
sterilisasipun tidak akan bisa dicapai secara sempurna.
Uap air panas: konsep ini mirip dengan mengukus. Bahan yang mengandung
air lebih tepat menggungakan metode ini supaya tidak terjadi dehidrasi Teknik
disinfeksi termurah Waktu 15 menit setelah air mendidih Beberapa bakteri tidak
terbunuh dengan teknik ini: Clostridium perfingens dan Cl. botulinum
Uap air panas bertekanan : menggunakan autoklaf menggunakan suhu 121 C
dan tekanan 15 lbs, apabila sedang bekerja maka akan terjadi koagulasi. Untuk
mengetahui

autoklaf

berfungsi

dengan

baik

digunakan

Bacillus

stearothermophilus Bila media yang telah distrerilkan. diinkubasi selama 7 hari


berturut-turut apabila selama 7 hari: Media keruh maka otoklaf rusak Media jernih
maka otoklaf baik, kesterilalnnya, Keterkaitan antara suhu dan tekanan dalam
autoklaf

Pasteurisasi: Pertama dilakukan oleh Pasteur, Digunakan pada sterilisasi


susu Membunuh kuman: tbc, brucella, Streptokokus, Staphilokokus,

Page | 10

Salmonella, Shigella dan difteri (kuman yang berasal dari sapi/pemerah)


dengan Suhu 65 C/ 30 menit

Penyinaran dengan sinar UV


Sinar Ultra Violet juga dapat digunakan untuk proses sterilisasi, misalnya
untuk membunuh mikroba yang menempel pada permukaan interior Safety
Cabinet dengan disinari lampu UV Sterilisaisi secara kimiawi biasanya
menggunakan senyawa desinfektan antara lain alkohol. Beberapa kelebihan

sterilisasi dengan cara ini:


Memiliki daya antimikrobial sangat kuat
Daya kerja absorbsi as. Nukleat
Panjang gelombang: 220-290 nm paling efektif 253,7 nm
Kelemahan penetrasi lemah
Sinar Gamma Daya kerjanya ion bersifat hiperaktif Sering digunakan
pada sterilisasi bahan makanan, terutama bila panas menyebabkan perubahan
rasa, rupa atau penampilan Bahan disposable: alat suntikan cawan petri dpt
distrelkan dengan teknik ini. Sterilisasi dengan sinar gamma disebut juga
sterilisasi dingin

3. Sterilisasi dengan Cara Kimia


Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada disinfeksi kimia
Rongga (space)
Sebaiknya bersifat membunuh (germisid)
Waktu (lamanya) disinfeksi harus tepat
Pengenceran harus sesuai dengan anjuran
Solusi yang biasa dipakai untuk membunuh spora kuman biasanya bersifat
sangat mudah menguap
Sebaiknya menyediakan hand lation merawat tangan setelah berkontak dengan
disinfekstan
Faktor-faktor yang mempengaruhi sterilisasi dengan cara kimia:

Page | 11

1. Jenis bahan yang digunakan


2. Konsentrasi bahan kimia
3. Sifat Kuman
4. pH
5. Suhu
Beberapa Zat Kimia yang sering digunakan untuk sterilisasi

Alkohol

- Paling efektif utk sterilisasi dan desinfeksi


- Mendenaturasi protein dengan jalan dehidrasi membran sel rusak & enzim tdk
aktif

Halogen

- Mengoksidasi protein kuman

Yodium

- Konsentrasi yg tepat tdk mengganggu kulit


- Efektif terhadap berbagai protozoa

Klorin

- Memiliki warna khas dan bau tajam


- Desinfeksi ruangan, permukaan serta alat non bedah

Fenol (as. Karbol)

- Mempresipitasikan protein secara aktif, merusak membran sel menurunkan


tegangan permukaan

Page | 12

- Standar pembanding untuk menentukan aktivitas suatu desinfektan

Peroksida (H2O2)

- Efektif dan nontoksid


- Molekulnya tidak stabil
- Menginaktif enzim mikroba

Gas Etilen Oksida

- Mensterilkan bahan yang terbuat dari plastik

Macam-macam Desinfeksi
Desinfeksi adalah membunuh mikroorganisme penyebab penyakit dengan
bahan kimia atau secara fisik, hal ini dapat mengurangi kemungkinan terjadi
infeksi dengan jalam membunuh mikroorganisme patogen. Disinfektan yang tidak
berbahaya bagi permukaan tubuh dapat digunakan dan bahan ini dinamakan
antiseptik.
Antiseptik

adalah

zat

yang

dapat

menghambat

atau

menghancurkan

mikroorganisme pada jaringan hidup, sedang desinfeksi digunakan pada benda


mati. Desinfektan dapat pula digunakan sebagai antiseptik atau sebaliknya
tergantung dari toksisitasnya.
Sebelum dilakukan desinfeksi, penting untuk membersihkan alat-alat tersebut dari
debris organik dan bahan-bahan berminyak karena dapat menghambat proses
disinfeksi.
Macam-macam desinfektan yang digunakan:
1.

Alkohol
Etil alkohol atau propil alkohol pada air digunakan untuk mendesinfeksi kulit.
Alkohol yang dicampur dengan aldehid digunakan dalam bidang kedokteran
gigi unguk mendesinfeksi permukaan, namun ADA tidak menganjurkkan

Page | 13

pemakaian alkohol untuk mendesinfeksi permukaan oleh karena cepat


menguap tanpa meninggalkan efek sisa.
2.

Aldehid
Glutaraldehid merupakan salah satu desinfektan yang populer pada kedokteran
gigi, baik tunggal maupun dalam bentuk kombinasi. Aldehid merupakan
desinfektan yang kuat. Glutaraldehid 2% dapat dipakai untuk mendesinfeksi
alat-alat yang tidak dapat disterilkan, diulas dengan kasa steril kemudian
diulas kembali dengan kasa steril yang dibasahi dengan akuades, karena
glutaraldehid yang tersisa pada instrumen dapat mengiritasi kulit/mukosa,
operator harus memakai masker, kacamata pelindung dan sarung tangan heavy
duty. Larutan glutaraldehid 2% efektif terhadap bakteri vegetatif seperti M.
tuberculosis, fungi, dan virus akan mati dalam waktu 10-20 menit, sedang
spora baru alan mati setelah 10 jam.

3.

Biguanid
Klorheksidin merupakan contoh dari biguanid yang digunakan secara luas
dalam bidang kedokteran gigi sebagai antiseptik dan kontrok plak, misalnya
0,4% larutan pada detergen digunakan pada surgical scrub (Hibiscrub), 0,2%
klorheksidin glukonat pada larutan air digunakan sebagai bahan antiplak
(Corsodyl) dan pada konsentrasi lebih tinggi 2% digunakan sebagai desinfeksi
geligi tiruan. Zat ini sangat aktif terhadap bakteri Gram(+) maupun Gram(-).
Efektivitasnya pada rongga mulut terutama disebabkan oleh absorpsinya pada
hidroksiapatit dan salivary mucus.

4.

Senyawa halogen. Hipoklorit dan povidon-iodin adalah zat oksidasi dan


melepaskan ion halide. Walaupun murah dan efektif, zat ini dapat
menyebabkan karat pada logam dan cepat diinaktifkan oleh bahan organik
(misalnya Chloros, Domestos, dan Betadine).

5.

Fenol
Larutan jernih, tidak mengiritasi kulit dan dapat digunakan untuk
membersihkan alat yang terkontaminasi oleh karena tidak dapat dirusak oleh
zat organik. Zat ini bersifat virusidal dan sporosidal yang lemah. Namun

Page | 14

karena sebagian besar bakteri dapat dibunuh oleh zat ini, banyak digunakan di
rumah sakit dan laboratorium.
6.

Klorsilenol
Klorsilenol merupakan larutan yang tidak mengiritasi dan banyak digunakan
sebagai antiseptik, aktifitasnya rendah terhadap banyak bakteri dan
penggunaannya terbatas sebagai desinfektan (misalnya Dettol).

Desinfeksi permukaan
Disinfektan dapat membunuh mikroorganisme patogen pada benda mati.
Disinfektan dibedakan menurut kemampuannya membunuh beberapa kelompok
mikroorganisme, disinfektan tingkat tinggi dapat membunuh virus seperti virus
influenza dan herpes, tetapi tidak dapat membunuh virus polio, hepatitis B atau
M. tuberculosis.
Untuk mendesinfeksi permukaan dapat dipakai salah satu dari tiga desinfektan
seperti iodophor, derivate fenol atau sodium hipokrit :

Iodophor dilarutkan menurut petunjuk pabrik. Zat ini harus dilarutkan


baru setiap hari dengan akuades. Dalam bentuk larutan, desinfektan ini tetap
efektif namun kurang efektif bagi kain atau bahan plastik.

Derivat fenol (O-fenil fenol 9% dan O-bensil-P klorofenol 1%) dilarutkan


dengan perbandingan 1 : 32 dan larutan tersebut tetap stabil untuk waktu 60
hari. Keuntungannya adalah efek tinggal dan kurang menyebabkan
perubahan warna pada instrumen atau permukaan keras.

Sodium hipoklorit (bahan pemutih pakaian) yang dilarutkan dengan


perbandingan 1 : 10 hingga 1 : 100, harganya murah dan sangat efektif. Harus
hati-hati untuk beberapa jenis logam karena bersifat korosif, terutama untuk
aluminium. Kekurangannya yaitu menyebabkan pemutihan pada pakaian dan
menyebabkan baru ruangan seperti kolam renang.
Untuk mendesinfeksi permukaan, umumnya dapat dipakai satu dari tiga
desinfektan diatas. Tiap desinfektan tersebut memiliki efektifitas tingkat
menengah bila permukaan tersebut dibiarkan basah untuk waktu 10 menit.

Page | 15

2.3 Cara Sterilisasi dan Desinfeksi


Sterilisasi dilakukan dalam 4 tahap :
- Pembersihan sebelum sterilisasi.
- Pembungkusan.
- Proses sterilisasi.
- Penyimpanan yang aseptik.
Ada 3 proses Desinfeksi :
1. Desinfeksi tingkat rendah : dipakai untuk membunuh sebagian bakteri ,
tidak memiliki daya bunuh terhadap spora bakteri . semua fungsi
maupun semua virus kurang kecil juga maupun ukuran sedang
2. Desinfeksi tingkat Rendah : Membunuh mikroba vegetatif , fungi ,
mikobacterium tubercolosis , virus ukuran kecil dan sedang tapi tidak
pada spora
3 . Desinfeksi tingkat Tinggi : Dapat menghancurkan semua
mikroba vegetatif , fungi , virus , ukuran kecil dan sedang kecuali
sejumlah spora bakteri.

--Pada prinsipnya sterilisasi dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu secara


1.

mekanik, fisik dan kimiawi:


Sterilisai secara mekanik (filtrasi) menggunakan suatu saringan yang
berpori sangat kecil (0.22 mikron atau 0.45 mikron) sehingga mikroba
tertahan pada saringan tersebut. Proses ini ditujukan untuk sterilisasi bahan

2.

yang peka panas, misal nya larutan enzim dan antibiotik


Sterilisasi secara fisik dapat dilakukan dengan pemanasan & penyinaran
Pemanasan
Pemijaran (dengan api langsung): membakar alat pada api secara
langsung, contoh alat : jarum inokulum, pinset, batang L, dll. 100 %
efektif namun terbatas penggunaanya.

Page | 16

Panas kering: sterilisasi dengan oven kira-kira 60-1800C. Sterilisasi


panas kering cocok untuk alat yang terbuat dari kaca misalnya erlenmeyer,
tabung reaksi dll. Waktu relatif lama sekitar 1-2 jam. Kesterilaln
tergnatung dengan waktu dan suhu yang digunakan, apabila waktu dan
suhu tidak sesuai dengan ketentuan maka sterilisasipun tidak akan bisa
dicapai secara sempurna.
Uap air panas: konsep ini mirip dengan mengukus. Bahan yang
mengandung air lebih tepat menggungakan metode ini supaya tidak terjadi
dehidrasi Teknik disinfeksi termurah Waktu 15 menit setelah air mendidih
Beberapa bakteri tidak terbunuh dengan teknik ini: Clostridium perfingens
dan Cl. botulinum
Uap air panas bertekanan : menggunalkan autoklaf menggunakan suhu
121 C dan tekanan 15 lbs, apabila sedang bekerja maka akan terjadi
koagulasi. Untuk mengetahui autoklaf berfungsi dengan baik digunakan
Bacillus stearothermophilus Bila media yang telah distrerilkan. diinkubasi
selama 7 hari berturut-turut apabila selama 7 hari: Media keruh maka
otoklaf rusak Media jernih maka otoklaf baik, kesterilalnnya, Keterkaitan

antara suhu dan tekanan dalam autoklaf


Pasteurisasi: Pertama dilakukan oleh Pasteur, Digunakan pada sterilisasi
susu Membunuh kuman: tbc, brucella, Streptokokus, Staphilokokus,
Salmonella, Shigella dan difteri (kuman yang berasal dari sapi/pemerah)
dengan Suhu 65 C/ 30 menit

Penyinaran dengan sinar UV


Sinar Ultra Violet juga dapat digunakan untuk proses sterilisasi, misalnya untuk
membunuh mikroba yang menempel pada permukaan interior Safety
Cabinet dengan disinari lampu UV Sterilisaisi secara kimiawi biasanya
menggunakan senyawa desinfektan antara lain alkohol. Beberapa
-

kelebihan sterilisasi dengan cara ini:


Memiliki daya antimikrobial sangat kuat
Daya kerja absorbsi as. Nukleat
Panjang gelombang: 220-290 nm paling efektif 253,7 nm

Page | 17

Kelemahan penetrasi lemah

Sinar Gamma Daya kerjanya ion bersifat hiperaktif Sering digunakan


pada sterilisasi bahan makanan, terutama bila panas menyebabkan
perubahan rasa, rupa atau penampilan Bahan disposable: alat suntikan
cawan petri dpt distrelkan dengan teknik ini. Sterilisasi dengan sinar
gamma disebut juga sterilisasi dingin

3. Sterilisasi dengan Cara Kimia


Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada disinfeksi kimia
Rongga (space)
Sebaiknya bersifat membunuh (germisid)
Waktu (lamanya) disinfeksi harus tepat
Pengenceran harus sesuai dengan anjuran
Solusi yang biasa dipakai untuk membunuh spora kuman biasanya bersifat
sangat mudah menguap
Sebaiknya menyediakan hand lation merawat tangan setelah berkontak
dengan disinfekstan
Faktor-faktor yang mempengaruhi sterilisasi dengan cara kimia:
1. Jenis bahan yang digunakan
2. Konsentrasi bahan kimia
3. Sifat Kuman
4. pH
5. Suhu
Beberapa Zat Kimia yang sering digunakan untuk sterilisasi

Alkohol

- Paling efektif utk sterilisasi dan desinfeksi


Page | 18

- Mendenaturasi protein dengan jalan dehidrasi membran sel rusak & enzim
tdk aktif

Halogen

- Mengoksidasi protein kuman

Yodium

- Konsentrasi yg tepat tdk mengganggu kulit


- Efektif terhadap berbagai protozoa

Klorin

- Memiliki warna khas dan bau tajam


- Desinfeksi ruangan, permukaan serta alat non bedah

Fenol (as. Karbol)

- Mempresipitasikan protein secara aktif, merusak membran sel menurunkan


tegangan permukaan
- Standar pembanding untuk menentukan aktivitas suatu desinfektan

Peroksida (H2O2)

- Efektif dan nontoksid


- Molekulnya tidak stabil
- Menginaktif enzim mikroba

Gas Etilen Oksida

- Mensterilkan bahan yang terbuat dari plastik

Page | 19

2.4 Syarat Sterilisasi dan Desinfeksi


Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam sterilisasi di antaranya:
a.

Sterilisator (alat untuk mensteril) harus siap pakai, bersih, dan masih

berfungsi.
b. Peralatan yang akan di steralisasi harus dibungkus dan diberi label yang
jelas

dengan

menyebutkan

jenis

pera;latan,

jumlah,

dan

tanggal

pelaksanaan sterilisasi.
c. Penataan alat harus berprinsip bahwa semua bagian dapat steril.
d. Tidak boleh menambah peralatan dalam sterilisator sebelum waktu
mensteril selesai.
e. Memindahklan alat steril ke dalam tempatnya dengan korentang steril
f. Saat mendinginkan alat steril tidak boleh membuka pembungkusnya, bila
terbuka harus dilakukan steralisasi ulang.
Kriteria desinfeksi yang ideal:
a.

Bekerja dengan cepat untuk menginaktivasi mikroorganisme pada

suhu

b.

kamar
Aktivitasnya tidak dipengaruhi oleh bahan organik, pH, temperatur dan

c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.

kelembaban
Tidak toksik pada hewan dan manusia
Tidak bersifat korosif
Tidak berwarna dan meninggalkan noda
Tidak berbau/ baunya disenangi
Bersifat biodegradable/ mudah diurai
Larutan stabil
Mudah digunakan dan ekonomis
Aktivitas berspektrum luas

Page | 20

2.5 Aplikasi Sterilisasi dan Desinfeksasi dalam keseharian dunia


Keperawatan
Sterilisasi merupakan upaya pembunuhan atau penghancuran semua
bentuk kehidupan mikroba yang dilakukan dirumah sakit melalui proses
fisik maupun kimiawi. Sterilisasi juga dikatakan sebagai tindakan untuk
membunuh kuman pathogen atau apatogen beserta spora yang terdapat pada
alat perawatan atau kedokteran dengan cara merebus, stoom, menggunakan
panas tinggi, atau bahan kimia. Jenis sterilisasi antara lain sterilisasi cepat,
sterilisasi panas kering, sterilisasi gas (formalin, H2O2).
Teknik steril biasanya di gunakan dalam ruangan operasi dan ruang
bersalin, selain menggunakan teknik steril pada tempaat tidur pasien untuk
prosedur invasive sepeti:

Mengisap jalan napas pasien


Memasukkan kateter urinarius
Mengganti balutan luka
Daerah steril biasanya dibatasi dengan duk steril atau lapisan tebal
kertas berlilin atau kemasan terbuka tempat bahan-bahan steril dikemas.
Banyak rumah sakit mempunyai pusat penyedian, yaitu tempat
kebanyakan peralatan dan suplai dibersihkan serta desterilkan. Hasil proses
ini dimonitor oleh laboratorium mirobiologi secara teratur.
Kecenderungan di rumah sakit untuk menggunakan alat-alat serta
bahan yang dijual dalam keadaan steril dan sekali pakai, seperti alat suntik,
jarum, srung tangan dan masker, tidak saja mengurangi waktu yang
diperlukan untuk membersihkan, menyiapkan, serta mensterilkan peralatan,
tetapi juga mengurangi pemindah sebaran patogen melalui infeksi silang.

Sanitasi lingkungan rumah sakit


Tujuan sanitasi lingkungan ialah membunuh atau menyingkirkan
pencemaran oleh mikrobe dari permukaan. Untuk mengevaluasi prosedur
dan cara-cara untuk mengurangi pencemaran, dilakukan pengambilan
contoh mikroorganisme sewaktu-waktu dari permukaan. Pinggan-pinggan
petri yang menunjukan adanya pertumbuhan mikrobe sebelum dan sesudah

Page | 21

pembersihan merupakan alat pengajar yang meyakinkan untuk melatih para


petugas yang baru.
Pengurangan kontaminasi oleh mikroba paling baik dicapai dengan
kombinasi pergeseran dan penggosokan, serta air dan deterjen. Ini sudah
cukup, kecuali bila spencemrannya hebat, maka perlu digunakan
desinfektan. Agar efektif, desinfektan digunakan dalam konsentrasi yang
cukup selama waktu tertentu. Penggunaan desinfektan, misalnya, membantu
menjaga air untuk mengepel agar tidak tercemar. Kain pel harus di cuci dan
di keringkan baik-baik setiap hari untuk mengurangi pencemaran. Seember
larutan dan kain pel basah sering kali di gunakan untuk membersihkan
permukaan benda lain selain lantai. Bila larutan yang sam dipakai seharian,
maka dapat mengakibatkan pencemaran oleh mikrobe yang lebih parah
dibandingkan sebelum di bersihkan.
Dengan keadaan yang bersih di rumah sakit maka keadaan asepsis
lebih mudah dicapai.

Universal Precaution
pengendalian infeksi untuk penyakit-penyakit yang menular malalui
darah .Berlaku universal ,tidak memandang apa atau siapa yang dirawat,
tahu ataupun tidak tahu status infeksinya. Setiap tenaga medis harus
menyadari bahwa semua pasien berpotensi menularkan berbagai penyakit.

Cuci Tangan
Adalah pencegahan infeksi yang paling penting Harus merupakan
kebiasaan yang mendarah daging bagi tenaga kesehatan Harus selalu
dilakukan sebelum dan sesudah melakukan tindakan keperawatan walaupun
memakai sarung tangan atau yang lainya (cuci tangan tidak bisa digantikan
dengan sarung tangan).
Selain itu selalu gunakan alat pelindungan diri secara lengkap ketika
melakukan prosedur invasive, ataupun bedah. Seperti:

1. Gown/barakschort :
Page | 22

2. Masker :
3. Sarung Tangan
4. Kaca mata pelindung/goggles

Pengolaan Sampah Medis Dan Air Limbah


Perlu diatur sedemikian rupa agar alat atau ruang tetap bersih atau
steril,tidak berdekatan dengan limbah atau sampah medis. Membakar
sampah medis sampai menjadi arang.

Sterilisasi Dan Desinfeksi Alat-Alat Medis


Desinfekatan :
a.

Aseptik/Asepsis :

Suatu istilah umum yg digunakan untuk menggambarkan upaya

kombinasi untuk mencegah masuknya mikroorganisem ke dalam area tubuh


manapun yg sering menyebabkan infeksi.
Tujuannya :
Mengurangi jumlah mikroorganisem baik pada permukaan hidup maupun
benda mati agar alat-alat kesehatan dapat dengan aman digunakan.
b.

Antisepsis :

Proses menurunkan jumlah mikroorganisme pada kulit, selaput lendir atau


bagian tubuh lainnya dengan menggunakan bahan antimikrobial (antiseptik)
c.

Desinfeksi Tingkat Tinggi (DTT).

Proses yg menghilangkan semua mikroorganisme kecuali beberapa


endospora bakteri pada benda mati dengan merebus, mengukus atau
penggunaan desinfektan kimia
Sterilisasi :
Upaya pembunuhan atau penghancuran semua bentuk kehidupan mikroba
yg dilakukan di RS melalui proses fisik maupun kimiawi.
Proses yang menghilangkan semua mikroorganisem (bakteri, virus, fungi
dan parasit) termasuk endospora bakteri pada benda mati dengan uap air
panas tekanan tinggi (otoclaf), panas kering (oven), sterilan kimia atau
radiasi.

Pemprosesan Alat

Page | 23

a.Dekontaminasi :
Proses yg membuat benda mati lebih aman ditangani staff sebelum
dibersihkan. Tujuan dari tindakan ini dilakukan agar benda mati dapat
ditangani oleh petugas kesehatan secara aman, terutama petugas pembersih
medis sebelum pencucian berlangsung.
b.Pencucian/ bilas
Proses yg secara fisik membuang semua debu yg tampak, kotoran, darah,
atau cairan tubuh lainnya dari benda mati ataupun membuang sejumlah
mikroorganisme untuk mengurangi resiko bagi mereka yg menangani objek
tersebut. Prosesnya terdiri dari mencuci sepenuhnya dengan sabun atau
detergen dan air, membilas dengan air bersih dan mengeringkannya.
c.Sterilisasi/DTT

Page | 24

BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
1. Sterilisasi yaitu proses atau kegiatan membebaskan suatu bahan atau benda dari
semua bentuk kehidupan. Desinfeksi adalah membunuh mikroorganisme
penyebab penyakit dengan bahan kimia atau secara fisik, hal ini dapat mengurangi
kemungkinan terjadi infeksi dengan jalam membunuh mikroorganisme patogen.
2. Beberapa tujuan sterilisasi dan desinfeksi: Mencegah terjadinya infeksi,
Mencegah makanan menjadi rusak Mencegah kontaminasi mikroorganisme dalam
industri Mencegah kontaminasi terhadap bahan- bahan yg dipakai dalam
melakukan biakan murni.
3. Sterilisasi dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu secara mekanik, fisik dan
kimiawi. Adapun desinfeksi dapat dipakai salah satu dari tiga desinfektan seperti
iodophor, derifat fenol atau sodium hipokrit.

Page | 25

DAFTAR PUSTAKA

Azis, alimul H.2006.Pengantar Kebutuhan Dasar


Manusia.Jakarta:Salemba
Ester, Monica.2005.Pedoman Perawatan Pasien.Jakarta:EGC
Jawetz, J. Melnick, EA, Adeberg (1986), Mikrobiologi Untuk Profesi
Kesehatan, EGC, Jakarta.
http://irwanto-fk04usk.blogspot.com/2009/08/sterilisasi-dandesinfeksi.htm di akses pada tanggal 30 Maret 2015 pukul 21.33
http://kumpulan-materi-kuliah-s1kep.blogspot.com/2011/03/resumepengendalian-infeksi.html di akses pada tanggal 30 Maret pukul 21.54

Page | 26

Anda mungkin juga menyukai