DI SUSUN OLEH :
Tresno Sunjaya
Loyalia Sabilla
Awang Danu Pratama
Septiono Mauludin
Ani Kurnia
Meviana Rizki A.
Henry Tri Arconanda
(1411020156)
(1411020163)
(1411020169)
(1411020171)
(1411020180)
(1411020190)
(1411020197)
KATA PENGANTAR
Dengan mengucap puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas segala
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penyusunan makalah dengan judul
DESINFEKSI DAN STERILISASI dapat berjalan dengan baik, dari awal
sampai selesai.
Harapan saya semoga makalah ini dapat membantu dan menambah
pengetahuan dan pengalaman kepada pembaca. Penyusun menyadari akan
kemampuan yang sangat terbatas sehingga dalam penyusunan makalah ini banyak
kekurangannya. Oleh karena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk
memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan
makalah ini.
Sokaraja, April 2015
Penyusun
Page | 2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................2
DAFTAR ISI............................................................................................................3
BAB I.......................................................................................................................4
PENDAHULUAN...................................................................................................4
A.LATAR BELAKANG.......................................................................................4
B.RUMUSAN MASALAH..................................................................................5
C.TUJUAN...........................................................................................................6
BAB II......................................................................................................................7
PEMBAHASAN......................................................................................................7
2.1 Pengertian Sterilisasi dan Desinfeksi............................................................7
2.2 Jenis-jenis Sterilisasi dan Desinfeksi...........................................................10
2.3 Cara Sterilisasi dan Desinfeksi.....................................................................16
2.4 Syarat Sterilisasi dan Desinfeksi..................................................................20
2.5 Aplikasi Sterilisasi dan Desinfeksasi dalam keseharian dunia Keperawatan
............................................................................................................................21
BAB III..................................................................................................................25
PENUTUP..............................................................................................................25
KESIMPULAN..................................................................................................25
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................26
Page | 3
BAB I
PENDAHULUAN
A.LATAR BELAKANG
Lingkup bidang keperawatan memberikan asuhan keperawatan
baik pada pasien yang beresiko terinfeksi atau telah terinfeksi.
Pengetahuan mengenai bagaiman terjadinya infeksi sangat penting
dikuasai untuk membatasi dan mencegah terjadi penyebaran infeksi
dengan cara mempelajari ilmu bakteriologi, imunologi, virologi dan
parasitologi yang terkandung pada ilmu mikrobiologi.
Selain itu, diperlukan juga cara untuk mengurangi atau bahkan
mengatasi infeksi tersebut secara keseluruhan. Secara lebih spesifik
diperlukan pula pengetahuan mendasar akan kondisi seperti apa yang bisa
dijadikan lokasi atau tempat untuk melakukan asuhan keperawatan.
Perkembangan ilmu mikrobiologi telah memberikan sumbangan
yang besar bagi dunia kesehatan, dengan ditemukannya berbagai macam
alat berkat penemuan beberapa ilmuan besar. Bahwa terbukti untuk
mencegah
atau
mengendalikan
infeksi
tenaga
kesehatan
dapat
Page | 4
B.RUMUSAN MASALAH
1)
2)
3)
4)
5)
Page | 5
C.TUJUAN
-Tujuan Umum :
Untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Dasar Keperawatan IV
(Mikrobiologi dan Parasitologi) sub pokok bahasan Sterilisasi dan
Desinfeksi.
-Tujuan Khusus :
a)
Untuk mengetahui pengertian dan tujuan Sterilisasi dan
Desinfeksi.
b)
c)
d)
e)
Untuk
mengetahui
Desinfeksasi dalam
bagaimana
aplikasi
Sterilisasi
dan
Page | 6
BAB II
PEMBAHASAN
Sterilisator (alat untuk mensteril) harus siap pakai, bersih, dan masih
b.
berfungsi.
Peralatan yang akan di steralisasi harus dibungkus dan diberi label yang
jelas
dengan
menyebutkan
jenis
pera;latan,
jumlah,
dan
tanggal
pelaksanaan sterilisasi.
c. Penataan alat harus berprinsip bahwa semua bagian dapat steril.
d. Tidak boleh menambah peralatan dalam sterilisator sebelum waktu
mensteril selesai.
e. Memindahklan alat steril ke dalam tempatnya dengan korentang steril
Page | 7
f.
Desinfeksi
Page | 8
Page | 9
Pemanasan
Pemijaran (dengan api langsung): membakar alat pada api secara
langsung, contoh alat : jarum inokulum, pinset, batang L, dll. 100 % efektif
namun terbatas penggunaanya.
Panas kering: sterilisasi dengan oven kira-kira 60-1800C. Sterilisasi panas
kering cocok untuk alat yang terbuat dari kaca misalnya erlenmeyer, tabung reaksi
dll. Waktu relatif lama sekitar 1-2 jam. Kesterilaln tergnatung dengan waktu dan
suhu yang digunakan, apabila waktu dan suhu tidak sesuai dengan ketentuan maka
sterilisasipun tidak akan bisa dicapai secara sempurna.
Uap air panas: konsep ini mirip dengan mengukus. Bahan yang mengandung
air lebih tepat menggungakan metode ini supaya tidak terjadi dehidrasi Teknik
disinfeksi termurah Waktu 15 menit setelah air mendidih Beberapa bakteri tidak
terbunuh dengan teknik ini: Clostridium perfingens dan Cl. botulinum
Uap air panas bertekanan : menggunakan autoklaf menggunakan suhu 121 C
dan tekanan 15 lbs, apabila sedang bekerja maka akan terjadi koagulasi. Untuk
mengetahui
autoklaf
berfungsi
dengan
baik
digunakan
Bacillus
Page | 10
Page | 11
Alkohol
Halogen
Yodium
Klorin
Page | 12
Peroksida (H2O2)
Macam-macam Desinfeksi
Desinfeksi adalah membunuh mikroorganisme penyebab penyakit dengan
bahan kimia atau secara fisik, hal ini dapat mengurangi kemungkinan terjadi
infeksi dengan jalam membunuh mikroorganisme patogen. Disinfektan yang tidak
berbahaya bagi permukaan tubuh dapat digunakan dan bahan ini dinamakan
antiseptik.
Antiseptik
adalah
zat
yang
dapat
menghambat
atau
menghancurkan
Alkohol
Etil alkohol atau propil alkohol pada air digunakan untuk mendesinfeksi kulit.
Alkohol yang dicampur dengan aldehid digunakan dalam bidang kedokteran
gigi unguk mendesinfeksi permukaan, namun ADA tidak menganjurkkan
Page | 13
Aldehid
Glutaraldehid merupakan salah satu desinfektan yang populer pada kedokteran
gigi, baik tunggal maupun dalam bentuk kombinasi. Aldehid merupakan
desinfektan yang kuat. Glutaraldehid 2% dapat dipakai untuk mendesinfeksi
alat-alat yang tidak dapat disterilkan, diulas dengan kasa steril kemudian
diulas kembali dengan kasa steril yang dibasahi dengan akuades, karena
glutaraldehid yang tersisa pada instrumen dapat mengiritasi kulit/mukosa,
operator harus memakai masker, kacamata pelindung dan sarung tangan heavy
duty. Larutan glutaraldehid 2% efektif terhadap bakteri vegetatif seperti M.
tuberculosis, fungi, dan virus akan mati dalam waktu 10-20 menit, sedang
spora baru alan mati setelah 10 jam.
3.
Biguanid
Klorheksidin merupakan contoh dari biguanid yang digunakan secara luas
dalam bidang kedokteran gigi sebagai antiseptik dan kontrok plak, misalnya
0,4% larutan pada detergen digunakan pada surgical scrub (Hibiscrub), 0,2%
klorheksidin glukonat pada larutan air digunakan sebagai bahan antiplak
(Corsodyl) dan pada konsentrasi lebih tinggi 2% digunakan sebagai desinfeksi
geligi tiruan. Zat ini sangat aktif terhadap bakteri Gram(+) maupun Gram(-).
Efektivitasnya pada rongga mulut terutama disebabkan oleh absorpsinya pada
hidroksiapatit dan salivary mucus.
4.
5.
Fenol
Larutan jernih, tidak mengiritasi kulit dan dapat digunakan untuk
membersihkan alat yang terkontaminasi oleh karena tidak dapat dirusak oleh
zat organik. Zat ini bersifat virusidal dan sporosidal yang lemah. Namun
Page | 14
karena sebagian besar bakteri dapat dibunuh oleh zat ini, banyak digunakan di
rumah sakit dan laboratorium.
6.
Klorsilenol
Klorsilenol merupakan larutan yang tidak mengiritasi dan banyak digunakan
sebagai antiseptik, aktifitasnya rendah terhadap banyak bakteri dan
penggunaannya terbatas sebagai desinfektan (misalnya Dettol).
Desinfeksi permukaan
Disinfektan dapat membunuh mikroorganisme patogen pada benda mati.
Disinfektan dibedakan menurut kemampuannya membunuh beberapa kelompok
mikroorganisme, disinfektan tingkat tinggi dapat membunuh virus seperti virus
influenza dan herpes, tetapi tidak dapat membunuh virus polio, hepatitis B atau
M. tuberculosis.
Untuk mendesinfeksi permukaan dapat dipakai salah satu dari tiga desinfektan
seperti iodophor, derivate fenol atau sodium hipokrit :
Page | 15
2.
Page | 16
Page | 17
Alkohol
- Mendenaturasi protein dengan jalan dehidrasi membran sel rusak & enzim
tdk aktif
Halogen
Yodium
Klorin
Peroksida (H2O2)
Page | 19
Sterilisator (alat untuk mensteril) harus siap pakai, bersih, dan masih
berfungsi.
b. Peralatan yang akan di steralisasi harus dibungkus dan diberi label yang
jelas
dengan
menyebutkan
jenis
pera;latan,
jumlah,
dan
tanggal
pelaksanaan sterilisasi.
c. Penataan alat harus berprinsip bahwa semua bagian dapat steril.
d. Tidak boleh menambah peralatan dalam sterilisator sebelum waktu
mensteril selesai.
e. Memindahklan alat steril ke dalam tempatnya dengan korentang steril
f. Saat mendinginkan alat steril tidak boleh membuka pembungkusnya, bila
terbuka harus dilakukan steralisasi ulang.
Kriteria desinfeksi yang ideal:
a.
suhu
b.
kamar
Aktivitasnya tidak dipengaruhi oleh bahan organik, pH, temperatur dan
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
kelembaban
Tidak toksik pada hewan dan manusia
Tidak bersifat korosif
Tidak berwarna dan meninggalkan noda
Tidak berbau/ baunya disenangi
Bersifat biodegradable/ mudah diurai
Larutan stabil
Mudah digunakan dan ekonomis
Aktivitas berspektrum luas
Page | 20
Page | 21
Universal Precaution
pengendalian infeksi untuk penyakit-penyakit yang menular malalui
darah .Berlaku universal ,tidak memandang apa atau siapa yang dirawat,
tahu ataupun tidak tahu status infeksinya. Setiap tenaga medis harus
menyadari bahwa semua pasien berpotensi menularkan berbagai penyakit.
Cuci Tangan
Adalah pencegahan infeksi yang paling penting Harus merupakan
kebiasaan yang mendarah daging bagi tenaga kesehatan Harus selalu
dilakukan sebelum dan sesudah melakukan tindakan keperawatan walaupun
memakai sarung tangan atau yang lainya (cuci tangan tidak bisa digantikan
dengan sarung tangan).
Selain itu selalu gunakan alat pelindungan diri secara lengkap ketika
melakukan prosedur invasive, ataupun bedah. Seperti:
1. Gown/barakschort :
Page | 22
2. Masker :
3. Sarung Tangan
4. Kaca mata pelindung/goggles
Aseptik/Asepsis :
Antisepsis :
Pemprosesan Alat
Page | 23
a.Dekontaminasi :
Proses yg membuat benda mati lebih aman ditangani staff sebelum
dibersihkan. Tujuan dari tindakan ini dilakukan agar benda mati dapat
ditangani oleh petugas kesehatan secara aman, terutama petugas pembersih
medis sebelum pencucian berlangsung.
b.Pencucian/ bilas
Proses yg secara fisik membuang semua debu yg tampak, kotoran, darah,
atau cairan tubuh lainnya dari benda mati ataupun membuang sejumlah
mikroorganisme untuk mengurangi resiko bagi mereka yg menangani objek
tersebut. Prosesnya terdiri dari mencuci sepenuhnya dengan sabun atau
detergen dan air, membilas dengan air bersih dan mengeringkannya.
c.Sterilisasi/DTT
Page | 24
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
1. Sterilisasi yaitu proses atau kegiatan membebaskan suatu bahan atau benda dari
semua bentuk kehidupan. Desinfeksi adalah membunuh mikroorganisme
penyebab penyakit dengan bahan kimia atau secara fisik, hal ini dapat mengurangi
kemungkinan terjadi infeksi dengan jalam membunuh mikroorganisme patogen.
2. Beberapa tujuan sterilisasi dan desinfeksi: Mencegah terjadinya infeksi,
Mencegah makanan menjadi rusak Mencegah kontaminasi mikroorganisme dalam
industri Mencegah kontaminasi terhadap bahan- bahan yg dipakai dalam
melakukan biakan murni.
3. Sterilisasi dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu secara mekanik, fisik dan
kimiawi. Adapun desinfeksi dapat dipakai salah satu dari tiga desinfektan seperti
iodophor, derifat fenol atau sodium hipokrit.
Page | 25
DAFTAR PUSTAKA
Page | 26