Anda di halaman 1dari 13

ILMU KESEHATAN ANAK

HIPOTERMIA
PADA NEONATUS

Penguji II:
dr. M. Mukhson, Sp.A

Disusun Oleh:
Windarto
G4A015090

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
PURWOKERTO
2016

HIPOTERMIA PADA NEONATUS


Hipotermia merupakan salah satu penyebab utama tingginya angka morbiditas dan
mortalitas bayi baru lahir. Hipotermia pada bayi baru lahir disebabkan belum sempurnanya
pengaturan suhu tubuh bayi, maupun pengetahuan yang kurang tentang pengelolaan bayi baru
lahir yang benar. Pengaturan suhu tubuh bayi baru lahir sangat penting untuk kelangsungan
hidup dan mencegah terjadinya hipotermia (DepKes, 2005).
Hipotermi pada bayi baru lahir adalah suatu keadaan dimana bayi baru lahir memiliki
suhu tubuh dibawah 36,50C pada pengukuran di aksila, dengan klasifikasi yakni hipotermi
ringan 36-36,50C, hipotermi sedang 32-360C dan hipotermi berat di bawah 32 0C (WHO,
1997).
Diagnostik
Tanda awal dari hipotermia adalah kaki teraba dingin. Jika hipotermi berlanjut, kulit seluruh
tubuh akan teraba dingin, bayi akan menjadi kurang aktif, menyusu dengan lemah, dan
menangis lemah. Pada hipotermia berat, wajah dan ekstrimitas terlihat berwarna merah
terang. Sklerema, pengerasan kulit berwarna merah dan edema mungkin muncul pada
punggung dan pinggang atau dapat ditemukan juga di seluruh tubuh. Bayi menjadi letargi,
pernafasan ireguler, dan denyut jantung melambat. Rendahnya glukosa darah dan asidosis
metabolik, perdarahan dalam (terutama paru) dan distress respirasi mungkin terjadi.
Anamnesis
Riwayat asfiksia waktu lahir
Riwayat bayi segera dimandikan sesaat sesudah lahir
Riwayat bayi yang tidak dikeringkan sesudah lahir, dan tidak dijaga kehangatannya
Riwayat melakukan tindakan tanpa tambahan kehangatan pada bayi

Pemeriksaan fisik
Anamnesis
Bayi terpapar suhu

lingkungan yang

Gangguan napas

rendah

Denyut jantung kurang

Waktu timbulnya
kurang dari 2 hari

Pemeriksaan
Suhu tubuh 320C-360C

dari 100 kali/ menit

Malas minum

Bayi terpapar suhu

Letargi
Suhu tubuh < 320C

lingkungan yang

Tanda lain hipotermia

rendah

Hipotermia berat

sedang

Waktu timbulnya

Kulit teraba keras

kurang dari 2 hari

Napas pelan dan dalam


Suhu tubuh

Tidak terpapar dengan

Klasifikasi
Hipotermia sedang

dingin atau panas

berfluktuasi antara

berlebihan

360C-390C meskipun

Suhu tubuh tidak stabil

berada di suhu
lingkungan yang stabil

Fluktuasi terjadi
sesudah periode suhu
stabil

Patofisiologi
Bayi baru lahir belum dapat mengatur suhu tubuhnya dengan baik, sehingga akan
mengalami stress dengan adanya perubahan lingkungan dari dalam rahim ibu ke lingkungan
luar yang suhunya lebih tinggi. Suhu dingin ini menyebabkan air ketuban menguap lewat
2

kulit, pada lingkungan yang dingin, pembentukan suhu tanpa mekanisme menggigil
merupakan usaha utama seorang bayi untuk mendapatkan kembali panas tubuhnya.
Pembentukan suhu tanpa menggigil ini merupakan hasil penggunaan lemak coklat untuk
produksi panas. Timbunan lemak coklat terdapat di seluruh tubuh dan mampu meningkatkan
panas tubuh sampai 100%. Untuk membakar lemak coklat, sering bayi harus menggunakan
glukosa guna mendapatkan energi yang akan mengubah lemak menjadi panas. Lemak coklat
tidak dapat diproduksi ulang oleh seorang BBL. Cadangan lemak coklat ini akan habis dalam
waktu singkat dengan adanya stress dingin. Semakin lama usia kehamilan semakin banyak
persediaan lemak coklat bayi.
Pada keadaan normal suhu tubuh bayi dipertahankan 370C ( 36,50C 370C) yang
diatur oleh SSP (sistem termostat) yang terletak di hipotalamus. Perubahan suhu akan
mempengaruhi sel - sel yang sangat sensitif di hipotalamus (chemosensitive cells).
Pengeluaran panas dapat melalui keringat, dimana kelenjar kelenjar keringat dipengaruhi
serat serat kolinergik dibawah kontrol langsung hipotalamus. Melalui aliran darah di kulit
yang meingkat akibat adanya vasodilatasi pembuluh darah dan ini dikontrol oleh saraf
simpatik. Adanya rangsangan dingin yang di bawa ke hipotalamus sehingga akan timbul
peningkatan

produksi

panas

melalui

mekanime

nonshivering

thermogenesis

dan

meningkatkan aktivitas otot. Akibat adanya perubahan suhu sekitar akan mempengaruhi kulit.
Kondisi ini akan merangsang serabut - serabut simpatik untuk mengeluarkan norepinefrin.
Norepinefrin akan menyebabkan lipolisis dan reseterifikasi lemak coklat, meningkatkan HR
dan O2 ke tempat metabolisme berlangsung, dan vasokonstriksi pembuluh darah dengan
mengalihkan darah dari kulit ke organ untuk meningkatkan termogenesis.

MEKANISME KEHILANGAN PANAS


Hipotermia terjadi akibat ketidakseimbangan antara produksi panas dan kehilangan
panas. Kehilangan panas pada bayi baru lahir dapat melalui 4 cara yaitu evaporasi, konduksi,
radiasi, dan konveksi.
1. Evaporasi

Kehilangan panas akibat penguapan cairan ketuban pada permukaan tubuh oleh panas
tubuh bayi sendiri. Hal ini merupakan jalan utama bayi tidak segera dikeringkan atau
terlalu cepat dimandikan dan tubuhnya tidak segera dikeringkan dan diselimuti
2. Konduksi
Kehilangan panas tubuh melalui kontak langsung antara tubuh bayi dengan permukaan
yang dingin. Meja, tempat tidur atau timbangan yang temperaturnya lebih rendah dari
tubuh bayi akan menyerap panas tubuh bayi melalui mekanisme konduksi apabila bayi
diletakkan di atas benda-benda tersebut.
3. Konveksi
Kehilangan panas tubuh yang terjadi saat bayi terpapar udara sekitar yang lebih dingin.
Bayi yang dilahirkan atau atau ditempatkan di dalam ruangan yang dingin akan cepat
mengalami kehilangan panas. Kehilangan panas juga terjadi jika ada aliran udara dingin
dari kipas angin, hembusan udara dingin melalui ventilasi/pendingin ruangan.
4. Radiasi
Kehilangan panas yang terjadi karena bayi ditempatkan di dekat benda-benda yang
mempunyai suhu lebih rendah dari suhu tubuh bayi. Bayi dapat kehilangan panas dengan
cara ini karena benda-benda tersebut menyerap radiasi panas tubuh bayi (walaupun tidak
bersentuhan secara langsung)
MANAJEMEN HIPOTERMIA
Bayi baru lahir dengan hipotermia harus segera dihangatkan. Suhu ruangan tempat
menghangatkan bayi harus di atas 250C. Jika alat pemancar panas digunakan, bayi harus
berpakaian dan suhunya harus selalu dicek secara teratur selama proses penghangatan.
Melanjutkan pemberian ASI pada bayi sangat penting untuk kebutuhan kalori dan cairannya.
Jika bayi terlalu lemah untuk menyusu, ASI dapat diberikan melalui nasogastric tube, sendok
ataupun cangkir.
Manajemen di Rumah Sakit
Hipotermia di rumah sakit didiagnosis dengan mengukur suhu tubuh
menggunakan termometer ukuran rendah yang dapat mengukur sampai 25 0C, jika
tersedia. Metode yang digunakan untuk menghangatkan tergantung pada keparahan
hipotermi dan ketersediaan alat dan petugas.

1. Pada kasus hipotermia ringan (suhu tubuh 36.0-36.40C), bayi dihangatkan dengan
kontak kulit ke kulit di ruangan yang hangat (>250C).
2. Pada kasus hipotermia sedang (suhu tubuh 32-35.90C), bayi yang sudah dibedong
dapat dihangatkan dengan:

Di bawah pemancar panas

Di dalam inkubator, pada 35-360C

Menggunakan matras yang berisi air hangat

Di dalam ruangan hangat, suhu ruangan 32-340C (lebih apabila bayi kecil atau
sakit)

Apabila tidak ada yang tersedia atau bayi dalam keadaan stabil, kontak kulit ke
kulit dengan ibu dapat digunakan dalam ruangan hangat (>250C)
Proses menghangatkan harus dilakukan hingga suhu bayi mencapai normal.
Suhu tubuh harus di periksa setiap jam dan suhu dari peralatan atau ruangan
yang digunakan harus disesuaikan.

3. Pada kasus hipotermia berat (suhu tubuh di bawah 320C), beberapa penelitian
menyebutkan bahwa penghangatan yang cepat dalam beberapa jam lebih
disarankan dari pada penghangatan lambat dalam beberapa hari. Penghangatan
cepat dapat dilakukan menggunakan matras hangat dengan pengontrol suhu yang
diatur pada suhu 37-380C atau dengan inkubator, dengan suhu udara diatur pada
suhu 35-360C. Apabila tidak ada alat yang tersedia, kontak kulit ke kulit atau
ruangan atau ranjang hangat dapat digunakan.
Pemberian ASI harus tetap dilanjutkan untuk memenuhi kebutuhan kalori dan
cairan, juga sebagai pencegah turunnya glukosa darah mendadak dimana menjadi
masalah yang sering ditemukan pada bayi hipotermia. Apabila memberi ASI tidak

memungkinkan, monitoring glukosa darah menjadi penting dan pemberian glukosa


jalur intravena bila diperlukan.
Saat suhu bayi mencapai 340C, proses penghangatan harus diperlambat untuk
mencegah kelebihan panas. Suhu dari inkubator dan bayi diawasi setiap jam.
Manajemen di rumah
Kontak kulit ke kulit merupakan metode terbaik untuk menghangatkan bayi
dengan hipotermia sedang. Untuk memberi efek yang lebih baik, ruangan harus hangat
(>250C), bayi harus diselimuti dengan selimut hangat dan menggunakan penutup kepala
hangat. Proses penghangatan dilanjutkan hingga suhu bayi mencapai normal atau kaki
bayi sudah tidak lagi dingin. Ibu tetap melanjutkan pemberian ASI.
Menggunakan botol air panas atau batu panas dapat membahayakan bayi, dapat
menyebabkan luka bakar, sirkulasi darah pada kulit dingin bayi masih buruk. Bahanbahan tersebut tidak seharusnya didekat bayi. Jika bayi kehilangan kesadaran dan tidak
mau minum, ini merupakan tanda bahaya dan harus segera dibawa ke rumah sakit.

Hipotermia Berat
1. Segera hangatkan bayi di bawah pemancar panas yang telah dinyalakan sebelumnya, bila
mungkin. Gunakan inkubator atau ruangan hangat, bila perlu
2. Ganti baju yang dingin dan basah. Beri pakaian hangat, pakai topi dan selimuti dengan
selimut hangat
3. Pasang jalur IV dan beri cairan IV sesuai dengan dosis rumatan, dan pipa infus tetap
terpasang di bawah pemancar panas, untuk menghangatkan cairan
4. Periksa kadar glukosa darah, bila kurang dari 45 mg/dL tangani hipoglikemia

5. Nilai tanda bahaya setiap jam dan nilai juga kemampuan minum setiap 4 jam sampai
suhu tubuh kembali dalam batas normal
6. Ambil sampel darah dan beri antibiotik sesuai dengan penanganan kemungkinan sepsis
7. Anjurkan ibu menyusui segera setelah bayi siap:
a. Bila bayi tidak dapat menyusu, beri ASI peras dengan menggunakan salah satu
alternatif cara pemberian minum
b. Bila bayi tidak dapat menyusu sama sekali, pasang pipa lambung dan beri ASI peras
begitu suhu bayi mencapai 350C
8. Periksa suhu tubuh bayi setiap jam. Bila suhu naik paling tidak 0,50C/jam, berarti upaya
menghangatkan berhasil, kemudian lanjutkan dengan memeriksa suhu bayi setiap 2 jam
9. Periksa juga suhu alat yang dipakai untuk menghangatkan dan suhu ruangan setiap jam
10. Setelah suhu bayi normal:
a. Lakukan perawatan lanjutan untuk bayi
b. Pantau bayi selama 12 jam, dan ukur suhunya tiap 3 jam
11. Pantau bayi selama 24 jam setelah penghentian antibiotik. Bila suhu bayi tetap dalam
batas normal dan bayi minum dengan baik dan tidak ada masalah lain yang
memerlukan perawatan di rumah sakit, bayi dapat dipulangkan dan nasehati ibu
bagaimana cara menjaga kehangatan bayi selama di rumah

Hipotermia Sedang
1. Ganti pakaian yang dingin dan basah dengan pakaian yang hangat, memakai topi dan
selimuti dengan selimut hangat
2. Bila ada ibu/pengganti ibu, anjurkan menghangatkan bayi dengan melakuan kontak
kulit dengan kulit (perawatan bayi lekat)
3. Bila ibu tidak ada:

a. Hangatkan kembali bayi dengan menggunakan alat pemancar panas. Gunakan


inkubator dan ruangan hangat, bila perlu.
b. Periksa suhu alat penghangat dan suhu ruangan, beri ASI peras
c. Hindari paparan panas yang berlebihan dan posisi bayi lebih sering diubah
4. Anjurkan ibu untuk menyusui lebih sering. Bila bayi tidak dapat menyusu, berikan
ASI peras
5. Mintalah ibu untu mengamati tanda bahaya (misal gangguan nafas, kejang) dan segera
mencari pertolongan bila terjadi hal tersebut
6. Periksa kadar glukosa darah, bila kurang dari 45 mg/dL, tangani hipoglikemi
7. Nilai tanda bahaya, periksa suhu tubuh bayi setiap jam, bila suhu naik minimal
0,50C/jam, berarti upaya menghangatkan berhasil, kemudian lanjutkan dengan
memeriksa suhu bayi setiap 2 jam
8. Bila suhu tidak naik atau naik terlalu pelan, kurang dari 0,5 0C/ jam, cari tanda sepsis
9. Setelah suhu tubuh normal:
a. Lakukan perawatan lanjutan untuk bayi
b. Pantau bayi selama 12 jam, dan ukur suhunya tiap 3 jam. Bila suhu tetap dalam
batas normal dan bayi dapat minum dengan baik dan tidak ada masalah lain yang
memerlukan perawatan di rumah sakit, bayi dapat dipulangkan dan nasehati ibu
bagaimana cara menjaga kehangatan bayi selama di rumah

PENCAGAHAN

HIPOTERMI

DENGAN

10

LANGKAH

PROTEKSI

TERMAL (RANTAI HANGAT)


Sepuluh langkah proteksi termal adalah serangkaian tindakan yang
dilakukan pada bayi baru lahir dengan tujuan untuk menghindarkan terjadinya
stress hipotermi maupun hipertermi, serta menjaga suhu tubuh bayi tetap berada
dalam keadaan normal yaitu antara 36,5-37,0C
a. Ruang bersalin yang hangat
Persiapan ruang bersalin dan peralatan yang dibutuhkan merupakan langkah
pertama dalam rantai kehangatan. Suhu ruangan minimal 250C, terbebas dari
aliran udara pintu, jendela atau kipas. Jika suhu ruangan kurang, alat pemanas
harus tersedia untuk menghangatkan ruangan.
b. Keringkan tubuh bayi tanpa membersihkan verniks
Keringkan bayi mulai dari muka, kepala dan bagian lainnya kecuali bagian
tangan tanpa membersihkan verniks. Verniks akan membantu menghangatkan
tubuh bayi. Segera ganti handuk basah dengan handuk atau kain yang kering
c. Letakkan bayi di dada atau perut ibu agar ada kontak kulit ibu ke kulit bayi
Kontak kulit dengan kulit adalah cara yang sangat efektif untuk mencegah
hilangnya panas pada bayi baru lahir, baik pada bayi aterm maupun preterm.
Dada atau perut ibu, merupakan tempat yang sangat ideal bagi bayi baru lahir
untuk mendapatkan suhu lingkungan yang tepat. Kontak kulit dengan kulit
adalah suatu bentuk sentuhan yang dapat menstimulasi saraf-saraf yang tidak
bermielin pada bayi (ujung saraf C). Nantinya sensasi sentuhan pada saraf ini
akan mengaktivasi korteks insular pada sistem limbik di otak sehingga
dilepaskan neuropeptida seperti kolesistokinin dan opioid yang akan
menyebabkan vasodilatasi kulit. Sentuhan ini juga akan menstimulasi aksis
pituitari-tiroid yang akan meningkatkan metabolisme serta suhu kulit ibu dan
bayi. Selanjutnya, kalsitonin lokal dan hormon pelepas kortikotropin kutan
diaktifkan sehingga suhu akan meningkat dan bayi beserta ibu menjadi lebih
hangat.
d. Inisiasi menyusu dini
Pemberian ASI sejak dini sangat penting untuk memenuhi kebutuhan kalori
bayi baru lahir dan juga akan meningkatkan suhu tubuh. ASI yang pertama
keluar disebut kolostrum, kaya akan nutrien dan antibodi, dan semua
kebutuhan gizi dan cairan yang diperlukan bayi.
9

e. Gunakan pakaian yang sesuai untuk mencegah kehilangan panas


Selimuti tubuh ibu dan bayi dengan kain hangat yang sama dan pasang topi di
kepala bayi. Bagian kepala bayi memiliki permukaan yang relatif luas dan
bayi akan dengan cepat kehilangan panas jika bagian tersebut tidak tertutup
f. Jangan segera menimbang atau memandikan bayi baru lahir
Lakukan penimbangan setelah satu jam kontak kulit ibu ke kulit bayi dan bayi
selesai menyusu. Karena bayi baru lahir cepat dan mudah kehilangan panas
tubuhnya (terutama jika tidak berpakaian), sebelum melakukan penimbangan,
terlebih dulu selimuti bayi dengan kain atau selimut bersih dan kering
g. Rawat gabung
Ibu dan bayi harus tidur dalam satu ruangan selama 24 jam. Idealnya bayi baru
lahir ditempatkan di tempat tidur yang sama dengan ibunya. Ini adalah cara
yang paling mudah untuk menjaga agar bayi tetap hangat, mendorong ibu
segera menyusui bayinya dan mencegah paparan infeksi pada bayi
h. Resusitasi dalam lingkungan yang hangat
Apabila bayi baru lahir memerlukan resusitasi harus dilakukan dalam
lingkungan yang hangat
i. Transportasi hangat
Bayi yang perlu dirujuk, harus dijaga agar tetap hangat selama dalam
perjalanan
j. Pelatihan untuk petugas kesehatan dan konseling untuk keluarga
Meningkatkan pengetahuan petugas kesehatan dan keluarga tentang
hipotermia meliputi tanda-tanda dan bahayanya
PENCEGAHAN
1. Jangan memandikan bayi sebelum berumur 12 jam
2. Rawat bayi kecil di ruang yang hangat (tidak kurang dari 250C dan bebas dari aliran
angin)
3. Jangan meletakkan bayi dekat dengan benda yang dingin (dinding atau jendela)
walaupun bayi dalam inkubator atau di bawah pemancar panas
4. Jangan meletakkan bayi langsung di permukaan yang dingin (alasi tempat tidur atau
meja periksa dengan kain atau selimut hangat sebelum bayi diletakkan)
5. Pada waktu dipindahkan ke tempat lain, jaga bayi tetap hangat dan gunakan pemancar
panas atau kontak kulit dengan perawat
6. Bayi harus tetap berpakaian atau diselimuti setiap saat, agar tetap hangat walau dalam
keadaan dilakukan tindakan.
7. Berikan tambahan kehangatan pada saat dilakukan tindakan (pemancar panas)
8. Ganti popok setiap kali basah
9. Jangan memandikan atau menyentuh bayi dengan tangan dingin
10. Ukur suhu tubuh sesuai jadwal

10

PROGNOSIS
Ad Vitam: dubia ad bonam
Ad Sanationam: dubia ad bonam
Ad Functionam: dubia ad bonam
Bayi baru lahir memiliki mekanisme pengaturan suhu tubuh yang belum efisien dan
masih lemah. Prognosis dari hipotermia pada neonatus sangat bergantung pada
penanganannya yang tepat. Hipotermia pada bayi baru lahir lebih banyak terjadi karena
kurangnya pengetahuan daripada kurangnya ketersediaan alat. Kesalahan penanganan bayi
baru lahir menjadi faktor penting yang mempengaruhi kejadian hipotermia.

11

DAFTAR PUSTAKA
WHO. 1997. Safe Motherhood: Thermal Protection of The Newborn: A Practical Guide.
Geneva: World Health Organization
KemenKes RI. 2010. Buku Saku Pelayanan Neonatal Esensial. Jakarta: Kementerian
Kesehatan
DepKes RI. 2005. Pelatihan Pelayanan Kegawatdaruratan Obstetri Neonatal Esensial
Dasar. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia

12

Anda mungkin juga menyukai