Anda di halaman 1dari 10

RISIKO BUNUH BIRI

1. ALFI LAFAFI
2. BERA YUNIARTI
3. SITI FATIMAH
4. WENI WIDIASTUTI

Laporan Pendahuluan
I.

Kasus (masalah utama)


Pengertian bunuh diri : Bunuh diri adalah setiap aktivitas yang jika tidak dicegah dapat
mengarah pada kematian ( Gail W.Stuart, 2007 )
Bunuh diri adalah pikiran untuk menghilangkan nyawa sendiri ( Ann Isaacs,2004 )
Bunuh diri adalah tindakan agresif yang merusak diri sendiri dan dapat mengakhiri
kehidupan. Perilaku bunuh diri yang tampak pada seseorang disebabkan krena stress yang
tinggi dan kegagalan mekanisme koping yang digunakan dalam mengatasi masalah ( Keliat
dan Akemat, 2009 )

II.

Proses Terjadinya Masalah


A. Faktor Predisposisi
Lima faktor predisposisi yang menunjang pada pemahaman perilaku destruktifdiri sepanjang siklus kehidupan adalah diagnosis psikiatrik, sifat kepribadian, lingkungan
psikososial, riwayat keluarga dan faktor biokimia. Diagnosis psikiatrik, lebih dari 90%
orang dewasa yang mengakhiri hidupnya dengan cara bunuh diri mempunyai riwayat
gangguan jiwa. Sifat kepribadian, tiga tipe kepribadian yang erat hubungannya dengan
besarnya resiko bunuh diri adalah antipati, impulsif, dan depresi. Lingkungan psikososial,
pengalaman kehilangan, kehilangan dukungan sosial, kejadian-kejadian negatif dalam
hidup, penyakit kronis, perpisahan, atau bahkan perceraian. Riwayat keluarga, riwayat
keluarga yang pernah melakukan bunuh diri merupakan factor penting yang dapat
menyebabkan seseorang melakukan tindakan bunuh diri. Faktor biokimia, data
menunjukkan bahwa pada klien dengan resiko bunuh diri terjadi peningkatan zat-zat
kimia yang terdapat di dalam otak sepeti serotonin, adrenalin, dan dopamine. Peningkatan
zat tersebut dapat dilihat melalui ekaman gelombang otak Electro Encephalo
Graph (EEG).
B. Faktor Presipitasi
Perilaku destruktif diri dapat ditimbulkan oleh stress berlebihan yang dialami oleh
individu. Pencetusnya sering kali berupa kejadian hidup yang memalukan. Faktor lain
yang dapat menjadi pencetus adalah melihat atau membaca melalui media mengenai
orang yang melakukan bunuh diri ataupun percobaan bunuh diri. Bagi individu yang
emosinya labil, hal tersebut menjadi sangat rentan.

C. Rentang Respon Resiko Bunuh Diri

Rent

Resp

ang

on

adap

mala

tif

dtif

Peni

Berisiko

Destruk

Pencedera

Bunu

ngka

destruktif

tif diri

an diri

h diri

tan

tidak

diri

langsun
g

Gambar Skema 2.1 : Rentang respon konsep diri


( Sumber : yosep 2009 )
Pengertian :
1. Aktualisasi diri : pernyataan diri tentang konsep diri yang positif dengan latar
belakang pengalaman nyata yang sukses dan diterima.
2. Konsep diri : apabila individu mempunyai pengalaman yang positif dalam
beraktualisasi diri.
3. Harga diri rendah : transisi antara respon konsep diri adaptif dengan konsep diri mal
4.

adaptif.
Keracunan identitas : kegagalan aspek individu mengintergrasikan aspek-aspek
identitas masa kanak-kanak ke dalam kematang aspek psikososial, kepribadian pada
masa dewasa yang harmonis.

5. Depersonalisasi : perasaan yang tidak realistik dan asing terhadap diri sendiri yang
berhubungan dengan kecemasan, kepanikan serta tidak dapat membedakan dirinya
dengan orang lain. (Kelliat, 1998).
D. Mekanisme Koping
Seseorang klien mungkin memakai beberapa variasi mekanisme koping yang
berhubungan dengan perilaku bunuh diri, termasuk denial, rasionalization,
regression, dan magical thinking. Mekanisme pertahanan diri yang ada seharusnya tidak
ditentang tanpa memberikan koping alternatif.

Respon adaptif

Respon maladaptive

Peningkatan

Beresiko

Destruktif diri tidak

diri

destruktif

langsung

Pencederaan diri

Bunuh diri

Perilaku bunuh diri menunjukkan kegagalan mekanisme koping. Ancaman bunuh diri
mungkin menunjukkan upaya terakhir untuk mendapatkan pertolongan agar dapat
mengatasi masalah. Bunuh diri yang terjadi merupakan kegagalan koping dan mekanisme
adaptif pada diri seseorang.
III.

A. Pohon Masalah

R
B
D

HDR

Keputusasaan

B. Masalah Keperawatan dan Data yang perlu dikaji


1. Masalah keperawatan
a. Resiko Perilaku bunuh diri
DS : menyatakan ingin bunuh diri atau ingin mati saja, tak ada gunanya hidup.
DO : Klien tampak gelisah dan sedih
IV.

Diagnosa Keperawatan
Diagnosa : Resiko bunuh diri

V.

Rencana Tindakan Keperawatan


A. Intervensi pada pasien
Tujuan keperawatan :
Pasien tetap aman dan selamat
Tindakan keperawatan :
Melindungi pasien dengan cara:
Temani pasien terus-menerus sampai pasein dapat dipindahkan ke tempat yang aman
Jauhkan semua benda yang berbahaya (misalnya: pisau, silet, gelas, dan tali
pinggang)
Periksa apakah pasien benar-benar telah meminum obatnya jika pasien mendapatkan
obatnya.
Dengan lembut, jelaskan pada pasien bahwa anda akan melindungi pasien sampai
tidak ada keinginan bunuh diri.

Sumber :
Iskandar dan damaiyanti mukhripah.2014.Asuhan Keperawatan Jiwa.Bandung : PT Refika
aditama.
http://www.refika-aditama.com

Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan


SP-1 Pasien : Resiko Bunuh Diri
A. Proses keperawatan
1. Kondisi Klien
Klien tampak gelisah dan sedih karena terjadi keputusasaan
2. Diagnosa Keperawatan
Risiko Bunuh Diri
3. Tujuan Khusus
a) klien dapat perlindungan dari lingkungannya
b) klien dapat mengungkapkan perasaanya
c) klien dapat meningkatkan harga dirinya
d) klien dapat menggunakan cara penyelesaian masalah yang baik
e) Mengamankan klien dari tindakan bunuh diri
f) klien dapat mengendalikan dorongan untuk bunuh diri
4. Tindakan Keperawatan
a) Bina hubungan saling percaya
b) Identifikasi benda-benda yang dapat membahayakan klien
c) Amankan benda-benda yang dapat membahayakan klien
d) Lakukan kontrak treatment
e) Ajarkan cara mengendalikan dorongan bunuh diri
f) Latih cara mengendalikan dorongan bunuh diri

B. Proses Komunikasi Dalam Pelaksanaan Tindakan


1. Orientasi :

a. Salam terapeutik
Assalamualaikum, selamat pagi bapak/ibu, perkenalkan nama saya suster
Auliyanti, saya senang dipanggil anti .Nama bapak/ibu siapa ?senang dipanggil
apa ? oh jadi bapak/ibu senang dipanggil bapak/ibu A saja .saya adalah mahasiswa
keperawatan STIKes IMC Bintaro yang praktek disini ,saya praktek disini selama
7 hari
b. Evaluasi / validasi
Bagaimana perasaan bapak/bu hari ini? Tidur nya gimana semalam nyenyak atau
tidak ? saya lihat tadi bapak/ibu terlihat sangat gelisah ,ada apa ?
c. Kontrak
Topik : baik, bapak/bu hari ini kita akan mendiskusikan tentang kondisi
kesehatan bapak/bu. Bagaimana bapak/bu, apakah bapak/bu setuju dengan
topik kita kali ini ?
Waktu : Untuk pertemuan pertama kita kali ini, bapak/bu bisa berdiskusi berapa
lama ? sesuai dengan permintaan bapak/bu kita akan berbincang 15 menit .
Tempat :Baiklah bapak/ibu inginnya kita berbincang dimana ? Oh,jadi kita
berbincangnya diruangan ini saja .
Tujuan interaksi : saya akan menemani bapak/ibu terus sampai keinginan bunuh
diri bapak/ibu hilang (jangan tinggalkan pasien)
2. Tahap Kerja:
a. Bagaimana perasaan bapak/bu setelah peristiwa ini terjadi ?apakah dengan
adanya masalah ini, bapak/bu merasa paling menderita di dunia ini ? Apakah
bapak/bu merasa tidak berharga? Apakah bapak/bu juga sering mengalami
kesulitan berkonsentrasi ?Apakah bapak/bu berniat untuk menyakiti diri sendiri
seperti ingin bunuh diri atau bapak/bu ingin mati ? (Jika pasien menyampaikan
keinginan bunuh diri,segera lakukan tindakan keperawatan untuk melindungi
pasien)
b. Baiklah tampaknya bapak/bu membutuhkan pertolongan segera karena ada
keinginan untuk mengakhiri hidup.Karena bapak/bu, tampak memiliki keinginan
untuk mengakhiri hidup, maka saya tidak membiarkan bapak/bu sendiri ya.Apa
yang bapak/bu lakukan jika keinginan untuk bunuh diri itu muncul? Kalau
keinginan untuk bunuh diri muncul, bapak/bu harus langsung meminta tolong
kepada perawat/ keluarga untuk mengatasi keinginan bapak/bu tersebut serta
katakan kepada mereka jika ada dorongan untuk bunuh diri. bapak/bu juga

jangan sendiri ya, cobalah untuk berkumpul dan berinteraksi dengan teman
bapak/bu yang lain. Apa bapak/bu paham dengan yang saya katakan?
Saya senang mendengar nya, saya percaya bapak/bu dapat mengatasi masalah
ini, OKAY?
3. Terminasi
1. Evaluasi respons klien berharap tindakkan keperawatan
a.Evaluasi klien (Subjektif)
Bagaimana perasaan bapak/bu setelah mengetahui cara mengendalikan
perasaan ingin bunuh diri?
b. Evaluasi perawat (objektif dan reinforcement)
Coba bapak/bu sebutkan kembali cara tersebut?
Bagus sekali bapak/bu, sekarang bapak/bu sudah mengerti cara
mengendalikan perasaan ingin bunuh diri.
2. Rencana tindak lanjut
Baik bapak/bu, tadi kita sudah berdiskusi iya bapak/bu tentang cara
mengendalikan perasaan ingin bunuh diri. Tugas untuk bapak/bu yaitu berlatih
cara mengendalikan perasaan bunuh diri ya bapak/bu.
c. Kontrak Topik yang akan datang :
Topik :Baik besok kita akan bertemu kembali untuk mengidentifikasi

aspek positif yang dimiliki bapak/bu


Waktu : Untuk pertemuan selanjutnya, bapak/bu mau kita berdiskusi jam

berapa?baiklah bapak/ibu besok kita lakukan 15 menit ya


Tempat : besok bapak/bu mau kita berdiskusi dimana?kita bertemu di taman
besok bagaimana ?

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN JIWA

Di Unit Rawat Inap Rumah Sakit Jiwa Dinargat


Nama : Ny.W
Tanggal :
10-05-16

Ruangan : Mawar
No. RM : 141225
Jam
:17.00-17.15 WIB

IMPLEMENTASI

EVALUASI

DS : Klien mengatakan ingin bunuh diriS :


atau ingin mati saja, tak ada gunanya
hidup.

DO : Klien tampak gelisah dan sedih


karena terjadi keputusasaan.
Diagnosis Keperawatan :
Risiko Bunuh Diri
Tindakan Keperawatan :
1. Membina hubungan saling percaya
2. Mengidentifikasi benda-benda
yang dapat membahayakan pasien
3. Mengamankan benda-benda yang
O:
dapat membahayakan pasien
4. Melakukan kontrak treatment
5. Mengajarkan cara mengendalikan
dorongan bunuh diri
6. Melatih cara mengendalikan
dorongan bunuh diri

Rencana Tindak Lanjut (Planing


Perawat) :
1. Identifikasi aspek positif pasien
2. Dorong pasien untuk berpikir
positif terhadap diri
3. Dorong pasien untuk menghargai

1. Klien mengatakan bersedia bercakapcakap tentang apa yang dirasakan dan


dialaminya selama ini.
2. Klien mengatakan kehidupannya telah
hancur dan tidak ada gunanya lagi untuk
hidup.
3. Klien mengatakan benda-benda yang
dipakai untuk bunuh diri boleh
disingkirkan.
4. Klien mengatakan sering membenturkan
kepala dan menyakiti dirinya sendiri jika
keinginan untuk bunuh dirinya muncul
karena keputusasaan.
5. Klien mengatakan akan berusaha
mencoba untuk mengendalikan dorongan
bunuh diri.

1. Klien mau menerima kehadiran perawat.


2. Tidak ada benda-benda di kamar atau
sekitar klien yang dapat
membahayakannya.
3. Klien mau menceritakan apa yang dia
alami.
4. Klien mau menyebutkan cara
mengendalikan dorongan bunuh diri.
5. Klien tampak memperagakan cara
mengendalikan diri, yaitu dengan
mendekatkan diri kepada Tuhan.

diri sebagai individu yang


berharga

A:
1. Klien mampu membina hubungan saling
percaya.
2. Klien mampu mengekspresikan
perasaannya.
3. Klien mampu menggunakan dukungan
sosial.
4. Klien mampu mengendalikan dorongan
untuk bunuh diri.

P : Planing pasien
Anjurkan klien melatih cara mengendalikan
dorongan bunuh diri pada saat keinginan bunuh
dirinya muncul.
TT
( Kelompok )

Anda mungkin juga menyukai