Chapter I PDF
Chapter I PDF
Chapter I PDF
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Puskesmas
Kabupaten/Kota
merupakan
yang
Unit
bertanggung
Pelaksana
jawab
Teknis
Dinas
menyelenggarakan
Kesehatan
pembangunan
4,5%, poskesdes atau polindes 1,5%. Pencapaian terhadap target indikator SPM yang
mengikuti MDGs antara lain cakupan terhadap kunjungan ibu hamil K4 sebesar
61,3% sementara target SPM 95%, cakupan peserta KB aktif 53,9% sementar target
SPM 70%, cakupan persalinan yang ditolong tenaga kesehatan 82,3% sementara
target nasional 90% dan cakupan kunjungan neonatus 60,6% sementara target SPM
90% (Riskesdas 2010).
Rendahnya pemanfaatan fasilitas kesehatan baik milik pemerintah maupun
swasta antara lain karena inefisiensi dan buruknya kualitas dalam sektor kesehatan,
buruknya kualitas infrastruktur dan banyaknya pusat kesehatan yang tidak memiliki
perlengkapan yang memadai, jumlah dokter yang tidak memadai di daerah terpencil
dan tingginya ketidakhadiran dokter di puskesmas, serta kurangnya pendidikan
tenaga kerja kesehatan. Faktor lain yang mungkin berpengaruh adalah pendapatan
yang meningkat, pengetahuan yang lebih baik akan pilihan pelayanan kesehatan dan
meningkatnya ekspektasi terhadap standar pelayanan (World Bank, 2008).
Untuk mengantisipasi hal itu, sebaiknya puskesmas mampu meningkatkan
kualitas pelayanan profesi (quality of care) dan kualitas pelayanan manajemen
(quality of service) karena mutu pelayanan yang baik akan memberikan kepuasan
kepada pelanggan dan pelanggan akan memanfaatkan ulang dan merekomendasikan
pelayanan kesehatan tersebut kepada orang lain (Muninjaya, 2004).
Beberapa pandangan yang berkembang di masyarakat terkait rendahnya
jumlah kunjungan masyarakat ke puskesmas ialah buruknya citra pelayanan di
puskesmas, di antaranya pegawai puskesmas yang tidak disiplin, kurang ramah,
kurang profesional, pengobatan yang tidak manjur, fasilitas gedung maupun peralatan
medis dan non medis kurang memadai di mana masyarakat harus dirujuk untuk
melanjutkan pengobatan atau pemeriksaan yang sebenarnya masih dapat dilakukan di
puskesmas, atau untuk membeli obat-obatan yang tidak tersedia di puskesmas
padahal kondisi geografis di beberapa tempat tidak mendukung akibat jauhnya jarak
tempuh, tidak ada transportasi, jam buka puskesmas yang terbatas dan lain-lain. Di
samping itu petugas kesehatan juga melakukan praktik swasta di luar jam kerja
puskesmas yang memungkinkan persaingan terselubung dengan puskesmas, yang
berpengaruh terhadap angka kunjungan ke puskesmas (Muninjaya, 2004).
Dalam hal manajemen, puskesmas juga dinilai belum cukup mampu
melaksanakan fungsinya dengan baik. Kepala puskesmas yang pada umumnya
dipimpin oleh dokter, cenderung lebih berorientasi kepada pelayanan kesehatan
kuratif. Sistem informasi puskesmas belum mampu menunjang proses perencanaan
strategis puskesmas misalnya dalam hal kebutuhan jumlah dan latar belakang
pendidikan sumber daya manusianya, program-program kesehatan masyarakat yang
perlu dikembangkan sesuai kebutuhan wilayahnya dan dengan fungsi promotif dan
preventif puskesmas yang semakin terabaikan dibandingkan dengan fungsi
kuratifnya. Kemampuan pimpinan puskesmas dalam melakukan advokasi terhadap
lintas sektor di tingkat kecamatan maupun di tingkat kabupaten juga masih sangat
kurang, sehingga pembangunan berwawasan kesehatan masih disikapi secara pasif
oleh sektor di luar kesehatan karena adanya anggapan bahwa masalah pembangunan
berwawasan kesehatan hanya tugas sektor kesehatan (Muninjaya, 2004).
Puskesmas Bandar Huluan masih tergolong rendah, karena pada umumnya cakupan
pelayanan masih di bawah Target Indikator SPM 2010, seperti cakupan pelayanan ibu
hamil K4 (86,7%), cakupan kunjungan bayi (74,4%), cakupan penemuan penderita
TB (71,9%), cakupan pelayanan kesehatan anak pra sekolah dan usia sekolah (0%),
cakupan bayi yang mendapat ASI eksklusif (2,5%). Angka kematian bayi 10 dari 507
kelahiran hidup, Angka kesakitan juga masih tinggi, adanya kasus Chikungunya pada
sekitar 200 orang serta angka demam berdarah sebanyak 64 kasus pada tahun 2010,
angka penyakit ISPA 856 kasus, darah tinggi 820 kasus dan diare 312 kasus (Profil
Puskesmas Bandar Huluan 2011).
Untuk selanjutnya jumlah kunjungan pasien sejak tahun 2008 sampai tahun
2010 dapat dilihat pada bagan berikut ini:
Tabel 1.1. Data Kunjungan Pasien
Kunjungan
Jumlah
Persentase
pasien
penduduk
2008
1752
26518
6,60%
2009
1851
26518
6,98%
2010
1835
26728
6,86%
Sumber: Register Pasien Puskesmas Bandar Huluan (data diolah)
Tahun
kendaraan pribadi. Kondisi jalan juga tidak seluruhnya baik dan sebagian masyarakat
merasa cukup jauh untuk ditempuh. Sebagian besar masyarakat bekerja sebagai
petani atau karyawan perkebunan yang ada di wilayah Kecamatan Bandar Huluan.
Sebagian besar petugas puskesmas tinggal di wilayah Kotamadya Pematang Siantar
yang cukup jauh dari wilayah puskesmas dan sebagian lagi berdomisili di wilayah
kecamatan. Fasilitas kesehatan yang ada selain puskesmas adalah Rumah Sakit
Perkebunan yang berlokasi di wilayah kecamatan dan poliklinik perkebunan di lokasi
yang jauh dari Rumah Sakit, disamping itu juga adanya 3 praktik dokter dan adanya
petugas kesehatan yang tinggal di wilayah kecamatan, di mana mereka menerima
pasien bervariasi antara 2-10 orang perhari. Hal ini diduga berpengaruh terhadap
angka kunjungan ke Puskesmas Bandar Huluan
masyarakat,
maka
berbagai
masalah
atau
kekurangan
dalam
1.2
Permasalahan
Dari latar belakang masalah diatas, maka permasalahan dalam penelitian ini
adalah apakah ada pengaruh faktor organisasi (ketersediaan sumber daya manusia,
fasilitas yang dimiliki, akses geografi) dan faktor pemberi pelayanan (perilaku
petugas dan keterampilan petugas) terhadap pemanfaatan kembali Puskesmas Bandar
Huluan Kecamatan Bandar Huluan Kabupaten Simalungun.
1.3
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh faktor organisasi
(ketersediaan sumber daya manusia, fasilitas yang dimiliki, akses geografi) dan faktor
pemberi pelayanan (perilaku petugas dan keterampilan petugas) terhadap
pemanfaatan kembali Puskesmas Bandar Huluan Kecamatan Bandar Huluan
Kabupaten Simalungun oleh pasien umum.
1.4
Hipotesis
Ada pengaruh faktor organisasi (ketersediaan sumber daya manusia, fasilitas
yang dimiliki, akses geografi) dan faktor pemberi pelayanan (perilaku petugas dan
keterampilan petugas) terhadap pemanfaatan kembali Puskesmas Bandar Huluan
Kecamatan Bandar Huluan Kabupaten Simalungun oleh pasien umum.
1.5
Manfaat Penelitian
a. Dapat memberikan informasi dan masukan bagi Dinas Kesehatan
Kabupaten Simalungun dalam mengambil kebijakan khususnya untuk