Anda di halaman 1dari 69

BAB I

PENDAHULUAN

1 Latar Belakang
Gambaran Umum Wilayah Kecamatan Johar Baru

Keadaan Geografis
Pada bulan Agustus 1966 di DKI Jakarta dibentuk beberapa kota

administrasi. Berdasarkan lembaran daerah no 4/1966 ditetapkanlah lima


wilayah kota administrasi di DKI Jakarta, yaitu Jakarta Pusat, Jakarta Timur,
Jakarta Barat, Jakarta Selatan, dan Jakarta Utara yang dilengkapi dengan
22

Kecamatan

dan

220

Kelurahan.

Pembentukan

Kecamatan

dan

Kelurahan ini didasarkan atas asas teritorial dengan mengacu pada


jumlah penduduk yaitu 200.000 jiwa untuk Kecamatan, 30.000 jiwa untuk
Kelurahan perkotaan, dan 10.000 jiwa untuk Kelurahan pinggiran (Laporan
Puskesmas Johar Baru, 2015)
Kecamatan Johar Baru termasuk wilayah Kotamadya Jakarta Pusat
memiliki luas wilayah 237.70 Ha. Menurut data statistik 2004, peruntukan
luas tanah tersebut terdiri dari perumahan 195,13 Ha; kantor dan gudang
26,87 Ha; taman 4,66 Ha; lahan tidur 3,52 Ha; dll 7,52 Ha. Secara
administratif terdiri 4 kelurahan, 30 RW; 560 RT, 23.312 KK, 98 Posyandu
dan 100.688 jiwa, dengan kepadatan penduduk 46.481/ km 2, dengan
batas wilayah:
Utara
Timur
Selatan
Barat

: JL.Letjen Suprapto Kec. Kemayoran


: Sepanjang Rel Kereta Api Kec. Senen
: JL. Percetakan Negara Raya Kec. Cempaka Putih
: JL. Rawa Selatan Raya dan JL. Mardani Kec. Cempaka

Putih
Kecamatan Johar Baru terdiri dari 4 kelurahan, yaitu:
a Kelurahan Johar Baru
b Kelurahan Kampung Rawa
c Kelurahan Tanah Tinggi
d Kelurahan Galur

Keadaan Demografi
Secara demografis penduduk di wilayah kecamatan Johar Baru

sangat padat. Menurut data Biro Pusat Statistik Jakarta Pusat pada bulan
Juli 2015, Kecamatan Johar Baru mempunyai jumlah penduduk sebanyak
116.261 jiwa. Berikut rincian jumlah penduduk yang ada di Kecamatan
Johar Baru tahun 2015.
Tabel 1.1 Jumlah Penduduk di Wilayah Puskesmas Kecamatan Johar
Baru Tahun 2015

N
o
1
2
3
4

Jumlah

Kelurahan

Penduduk
49.924 Jiwa

Kelurahan Johar Baru


Kelurahan Kampung

26.642 Jiwa

Rawa
Kelurahan Tanah

44.112 Jiwa

Tinggi
Kelurahan Galur

17.908 Jiwa

Jumlah
138.586 Jiwa
Sumber : Laporan Tahunan Puskesmas Kecamatan Johar Baru Tahun 2015
Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Wilayah Puskesmas Kecamatan
Johar Baru menurut laporan Kecamatan Johar Baru tahun 2015 adalah
sebagai berikut laki-laki 58.925 jiwa, perempuan 57.336 jiwa. Berikut
rincian kepadatan penduduk pada tiap kelurahan di Kecamatan Johar Baru
pada tahun 2015.
Tabel 1.2 Tingkat Kepadatan Penduduk di Kecamatan Johar Baru Tahun
2015
Kelurahan

Luas
(km2)

Jumlah
PenduduKepadatan Penduduk
(per Ha)
k
49.924
557

Kelurahan Johar Baru

119,1

Kelurahan

0
30,11

Jiwa
26.642

688

63,29

Jiwa
44.112

711

26,20

Jiwa
17.908

663

Kampung

Rawa
Kelurahan Tanah Tinggi
Kelurahan Galur

Jumlah

237,7

Jiwa
138.586

583

jiwa
Sumber : Laporan Tahunan Puskesmas Kecamatan Johar Baru Tahun 2015

Data Penduduk Menurut Umur


Tabel 1.3 Jumlah Penduduk menurut Umur dan Jenis Kelamin di
Wilayah Puskesmas Kecamatan Johar Baru Tahun 2015
No

Kelompok
Umur

Laki-

Perempu

laki

an

Jumlah

(tahun)
0-4
4.843
4.176
9.019
5-9
4.428
5.589
10.017
10-14
5.666
4.756
10.422
15-19
5.005
6.093
11.098
20-24
5.550
5.559
11.109
25-29
5.085
5.030
10.105
30-34
4.785
5.151
9.936
35-39
4.510
4.135
8.645
40-44
4.828
4.198
9.026
45-49
4.319
4.031
8.550
50- 54
4.752
4.446
9.198
55-59
4.555
3.599
8.154
60-64
3.668
2.730
6.418
65-69
1.294
2.501
5.795
70-74
1.927
1.803
3.730
>75
674
690
1.364
Jumlah
68.109
64.477
132.586
Sumber : Laporan Tahunan Puskesmas Kecamatan Johar Baru Tahun
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.

2015

Data Penduduk Menurut Agama dan Kepercayaan


Tabel 1.4 Jumlah Penduduk menurut Agama dan Kepercayaan di
3

Wilayah Kecamatan Johar Baru Tahun 2015


Kampu

Tanah

Agama

ng

Tinggi

Islam

25.031

4.436

3.216

Katolik

1.987

1.537

Budha
Hindu

35
78

24
34

Jumlah

52.124

29.842

an

Johar

Baru

Rawa

45.588

Protest

Galu

17.7
40
2.13
2
1.15
4
63
19
21.1

13.071
9.936
5.528
501
344

29.380
08
Sumber : Laporan Tahunan Puskesmas Kecamatan Johar Baru
Tahun 2015
3
1

Keadaan Lingkungan
Sosio Ekonomi
Wilayah Kecamatan Johar Baru yang terletak di Pusat Kota Jakarta

terdapat wilayah Kawasan Berikat Nusantara (KBN), diwilayah tersebut


banyak terdapat industri besar, sedang, dan kecil sebagai penompang
dalam menambah Pendapatan Asli Daerah khususnya Kota Jakarta dan
sebagai

penambah

pendapatan

devisa

Indonesia,

karena

kawasan

tersebut adalah salah satu sentra produksi andalan dalam memacu


perekonomian Indonesia.
2

Sarana dan Prasarana


Wilayah Kecamatan Johar Baru memiliki sarana ibadah, sarana

pendidikan, sarana kebudayaan dan kesenian, sarana olah raga, sarana


kesehatan masyarakat dan keluarga berencana.
Sarana dan prasarana kesehatan yang yang ada saat ini banyak
diminati oleh

masyarakat luas yang ada di wilayah Johar Baru dan

sekitarnya, hal ini terkait dengan lokasi dan banyaknya penduduk yang
bekerja di wilayah Johar Baru tetapi tidak berdomisili di daerah tersebut.
Agar

semua

dapat

memperoleh

kesempatan

mendapat

pelayanan
4

kesehatan yang merata dengan biaya terjangkau, maka pemerataan dan


keterjangkauan pelayanan kesehatan diharapkan dapat meningkatkan
sumber daya manusia yang berkualitas, meningkatkan kesejahteraan
keluarga

dan

masyarakat,

dan

dapat

mempertinggi

kesadaran

masyarakat akan pentingnya hidup sehat.


Pelayanan kesehatan diberikan kepada semua golongan, dan
tidak membedakan umur, pekerjaan, status sosial ekonomi, agama, ras
dan lain-lain, akan tetapi lebih diprioritaskan bagi golongan masyarakat
yang berpenghasilan rendah.
3

Fasilitas Kesehatan
Wilayah kerja puskesmas Kecamatan Johar Baru sangat minim

fasilitas kesehatan yang ada. Keadaan fasilitas kesehatan di Kecamatan


Johar Baru ini tidak sebanding dengan jumlah penduduk
Tabel 1.5 Fasilitas Kesehatan Kecamatan Johar Baru Tahun 2015
No.

Uraian

Tanah

Kampun

Galu

Tinggi

g Rawa

Joha
r

Jumla

1.

Rumah sakit

Baru
1
1

2.

Rumah Bersalin

3.

Puskesmas

4.

Balkesmas/ Bpn
Dr. Umum

20

5.
6.

Praktek
Dr.Spesialis

7.

Praktek
Praktek 24 jam

8.

Bidan Swasta

10

9.

Apotik

24

10.

Laboratorium

11.
12.
13.

Posyandu
Toko Obat
Drg. Praktek

18
1

24
2
3

15
2
2

15
3
4

72
7
10

Jumlah
32
43
33
53
161
Sumber : Laporan Tahunan Puskesmas Kecamatan Johar Baru Tahun 2015
2 Gambaran Umum Puskesmas
Kesehatan merupakan hak azasi yang tercantum dalam UUD 1945,
pasal 28 H ayat 1 dan UU No 23 tahun 1992 sehingga kesehatan perlu
diupayakan, diperjuangkan dan ditingkatkan serta dipelihara oleh setiap
individu dan seluruh komponen bangsa agar masyarakat dapat menikmati
hidup

sehat

yang

pada

akhirnya

dapat

mewujudkan

kesehatan

masyarakat yang optimal.


Terwujudnya keadaan sehat adalah kehendak semua pihak, tidak
hanya oleh orang per orang, tetapi juga oleh keluarga, kelompok dan
bahkan masyarakat. Untuk dapat mewujudkan keadaan sehat tersebut
banyak hal yang perlu dilakukan, salah satu diantaranya yang penting
adalah menyelenggarakan pelayanan kesehatan (Blum, 1974).
Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) merupakan pelayanan
kesehatan strata pertama dalam pelaksanaan pembangunan kesehatan.
Untuk mencapai hasil optimal dan meningkatkan mutu serta kinerja
Puskesmas, Departemen Kesehatan sejak tahun 2002 telah melaksanakan
revitalisasi

Puskesmas

yang

meliputi

pengembangan

kebijakan

Puskesmas, pengadaan tenaga, perbaikan fisik dan peralatan (Depkes


2006). Pembahasan tentang Puskesmas telah tertuang dalam Peraturan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2014 tentang
Pusat Kesehatan Masyarakat.
1

Definisi Puskesmas
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 75

tahun 2014 tentang pusat kesehatan masyarakat, Pusat Kesehatan


Masyarakat
pelayanan

yang

selanjutnya

kesehatan

yang

disebut

Puskesmas

menyelenggarakan

adalah

upaya

fasilitas

kesehatan

masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan


lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai
derajat

kesehatan

masyarakat

yang

setinggi-tingginya

di

wilayah

kerjanya. Puskesmas merupakan suatu unit organisasi yang bergerak


dalam bidang pelayanan kesehatan yang berada di garda terdepan dan
6

mempunyai misi sebagai pusat pengembangan pelayanan kesehatan


yang

melaksanakan

pembinaan

dan

pelayanan

kesehatan

secara

menyeluruh dan terpadu untuk masyarakat di suatu wilayah kerja tertentu


yang telah ditentukan secara mandiri dalam menentukan kegiatan
pelayanan namun tidak mencakup aspek pembiayaan.
Seiring dengan semangat otonomi daerah maka puskesmas dituntut
untuk mandiri dalam menentukan kegiatan pelayanannya yang akan
dilaksanakan tetapi pembiayaannya tetap didukung oleh pemerintah.
Sebagai

organisasi

pelayanan

mandiri,

kewenangan

yang

dimiliki

puskesmas juga meliputi kewenangan merencanakan kegiatan sesuai


masalah kesehatan di wilayahnya, kewenangan menetukan kegiatan yang
termasuk public goods atau private goods serta kewenangan menentukan
target kegiatan sesuai kondisi geografi puskesmas. Jumlah kegiatan pokok
puskesmas

diserahkan

masyarakat

dan

pada

kemampuan

setiap

puskesmas

sumber

daya

sesuai

yang

kebutuhan

dimiliki

namun

puskesmas tetap melaksanakan kegiatan pelayanan dasar yang menjadi


kesepakatan nasional.
Peran puskesmas adalah sebagai ujung tombak dalam mewujudkan
kesehatan nasional secara komprehensif. Tidak sebatas pada aspek kuratif
dan rehabilatatif saja seperti rumah sakit. Puskesmas merupakan salah
satu jenis organisasi yang sangat dirasakan oleh masyarakat umum.
Seiring dengan semangat reformasi dan otonomi daerah maka banyak
terjadi

perubahan

yang

terjadinya

perubahan

paradigma

sehat.

perubahan

konsep

mendasar

paradigma

Dengan
yang

dalam

pembangunan

paradigma
sangat

sektor

baru

ini,

mendasar

kesehatan

kesehatan
mendorong

dalam

yaitu

menjadi
terjadi

pembangunan

kesehatan, antara lain:


1 Pembangunan kesehatan yang semula lebih menekankan pada upaya
kuratif dan rehabilitatif menjadi lebih fokus pada upaya preventif dan
kuratif tanpa mengabaikan kuratif-rehabilitatif.
2 Pelaksanaan upaya kesehatan yang semula lebih bersifat terpilah-pilah
(fragmented) berubah menjadi kegiatan yang terpadu (integrated).
3 Sumber pembiayaan kesehatan yang semula lebih banyak dari
7

pemerintah berubah menjadi pembiayaan kesehatan lebih banyak dari


masyarakat.
4 Pergeseran pola pembayaran dalam pelayanan kesehatan yang
semula fee for service menjadi pembayaran secara pra-upaya.
5 Pergeseran pemahaman tentang kesehatan dari pandangan komsutif
menjadi investasi.
6 Upaya

kesehatan

yang

semula

lebih

banyak

dilakukan

oleh

pemerintah akan bergeser lebih banyak dilakukan oleh masyarakat


sebagai mitra pemerintah (partnership)
7 Pembangunan

kesehatan

yang

semula

bersifat

terpusat

(centralization) menjadi otonomi daerah (decentralization).


8 Pergeseran proses perencanaan dari top down menjadi bottom up
seiring dengan era desentralisasi.

Wilayah Kerja Puskesmas


Wilayah kerja puskesmas meliputi satu kecamatan atau sebagian

dari kecamatan. Faktor kepadatan penduduk, luas daerah, keadaan


geografik dan keadaan infrastruktur lainnya merupakan pertimbangan
dalam penentuan wilayah kerja puskesmas. Puskesmas merupakan
perangkat pemerintah daerah tingkat II sehingga pembagian wilayah kerja
puskesmas ditetapkan oleh walikota / bupati dengan saran teknis dari
kepala dinas kesehatan kabupaten / kota. Sasaran penduduk yang dilayani
oleh satu puskesmas adalah sekitar 30.000 - 50.000 penduduk. Untuk
jangkuan yang lebih luas dibantu oleh puskesmas pembantu dan
puskesmas keliling. Puskesmas di kecamatan dengan jumlah penduduk
150.000 jiwa atau lebih merupakan puskesmas Pembina yang berfungsi
sebagai pusat rujukan bagi puskesmas kelurahan dan juga mempunyai
fungsi koordinasi.
3

Pelayanan Kesehatan Masyarakat di Puskesmas


Pelayanan

kesehatan

menyeluruh

yang

diberikan

puskesmas

meliputi:
8

1 Promotif (peningkatan kesehatan)


2 Preventif (upaya pencegahan)
3 Kuratif (pengobatan)
4 Rehabilitatif (pemulihan kesehatan)
Pelayanan tersebut ditunjukkan kepada semua penduduk tidak
membedakan jenis kelamin, umur, sejak pembuahan dalam kandungan
sampai meninggal.
4

Fungsi Puskesmas
Untuk mencapai Indonesia sehat, Puskesmas harus menjalankan

fungsinya secara optimal. Adapun fungsi Puskesmas sebagai berikut:


1) Upaya Kesehatan Perorangan
Upaya kesehatan perseorangan adalah suatu kegiatan dan atau
serangkaian kegiatan pelayanan kesehatan yang ditujukan untuk
peningkatan,

pencegahan,

penderitaan

akibat

penyembuhan

penyakit

dan

penyakit,

pengurangan

memulihkan

kesehatan

perseorangan. Pelayanan perorangan tersebut adalah rawat jalan dan


untuk puskesmas tertentu ditambah dengan rawat inap.
2) Upaya Kesehatan Masyarakat
Upaya

kesehatan

memelihara

dan

menanggulangi

masyarakat

meningkatkan
timbulnya

adalah

kesehatan

masalah

setiap

kegiatan

serta

kesehatan

untuk

mencegah
dengan

dan

sasaran

keluarga, kelompok, dan masyarakat. Pelayanan kesehatan masyarakat


tersebut antara lain adalah promosi kesehatan, pencegahan dan
pengendalian

penyakit,

kesehatan

lingkungan,

perbaikan

gizi,

peningkatan kesehatan ibu dan anak, keluarga berencana, kesehatan


jiwa masyarakat serta berbagai program kesehatan masyarakat
lainnya.
Untuk melaksanakan fungsinya, Puskesmas memiliki beberapa
wewenang, yaitu :
1) Kewenangan

Puskesmas

terkait

fungsi

penyelenggaraan

UKM

tingkat pertama
a. Melaksanakan

perencanaan

berdasarkan

analisis

masalah

kesehatan masyarakat dan analisis kebutuhan pelayanan yang


9

diperlukan.
b. Melaksanakan advokasi dan sosialisasi kebijakan kesehatan.
c. Melaksanakan

komunikasi,

informasi,

edukasi,

dan

pemberdayaan masyarakat dalam bidang kesehatan.


d. Menggerakkan
menyelesaikan

masyarakat
masalah

untuk

kesehatan

mengidentifikasi
pada

setiap

dan
tingkat

perkembangan masyarakat yang bekerjasama dengan sektor lain


terkait.
e. Melaksanakan pembinaan teknis terhadap jaringan pelayanan
dan upaya kesehatan berbasis masyarakat.
f. Melaksanakan

peningkatan

kompetensi

sumber

daya

manusia Puskesmas.
g. Memantau

pelaksanaan

pembangunan

agar

berwawasan

kesehatan.
h. Melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap
akses, mutu, dan cakupan pelayanan kesehatan.
i. Memberikan

rekomendasi

terkait

masalah

kesehatan

masyarakat, termasuk dukungan terhadap sistem kewaspadaan


dini dan respon penanggulangan penyakit.
2) Kewenangan Puskesmas terkait fungsi penyelenggaraan UKP tingkat
pertama
a. Menyelenggarakan

Pelayanan

Kesehatan

dasar

secara

komprehensif, berkesinambungan dan bermutu.


b. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang mengutamakan
upaya promotif dan preventif.
c. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang berorientasi pada
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.
d. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang mengutamakan
keamanan dan keselamatan pasien, petugas dan pengunjung.
e. Menyelenggarakan

Pelayanan

Kesehatan

dengan

prinsip

koordinatif dan kerja sama inter dan antar profesi.


f. Melaksanakan rekam medis.
g. Melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap
10

mutu dan akses Pelayanan Kesehatan.


h. Melaksanakan peningkatan kompetensi Tenaga Kesehatan.
i. Mengoordinasikan

dan

melaksanakan

pembinaan

fasilitas

pelayanan kesehatan tingkat pertama di wilayah kerjanya.


j. Melaksanakan penapisan rujukan sesuai dengan indikasi medis
dan Sistem Rujukan.
5

Peran Puskesmas
Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan kebijakan kesehatan

untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya


dalam rangka mendukung terwujudnya kecamatan sehat.
6

Visi Puskesmas
Visi puskesmas adalah tercapainya kecamatan yang sehat menuju

terwujudnya

Indonesia

sehat.

masyarakat

kecamatan

yang

Kecamatan
ingin

sehat

dicapai

adalah

melalui

gambaran

pembangunan

kesehatan yakni masyarakat yang hidup dalam lingkungan dan perilaku


yang sehat memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan
yang bermutu secara adil dan merata serta memiliki derajat kesehatan
yang setinggi-tingginya.
Indikator kecamatan sehat adalah:
1 Lingkungan sehat.
2 Perilaku penduduk yang sehat.
3 Cakupan kesehatan yang bermutu.
4 Derajat kesehatan penduduk yang tinggi di kecamatan.
7

Misi Puskesmas
Dalam rangka untuk mewujudkan Indonesia Sehat ditetapkan misi

pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas yang


bertujuan guna mendukung tercapainya misi pembangunan kesehatan
nasional. Misi tersebut adalah:
1 Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan di wilayah
kerjanya.
11

Puskesmas akan selalu menggerakkan pembangunan sektor lain yang


diselenggarakan

di

wilayah

kerjanya,

agar

memperhatikan

aspek

kesehatan, yaitu pembangunan yang tidak menimbulkan dampak negatif


terhadap kesehatan, setidak-tidaknya terhadap lingkungan dan perilaku
masyarakat.
2 Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat di
wilayah kerjanya.
Puskesmas akan selalu berupaya agar setiap keluarga dan masyarakat
yang bertempat tinggal di wilayah kerjanya makin berdaya di bidang
kesehatan, melalui peningkatan pengetahuan dan kemampuan menuju
kemandirian untuk hidup sehat.
3 Memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan dan keterjangkauan
pelayanan kesehatan yang diselenggarakan.
Puskesmas

akan

selalu

berupaya

menyelenggarakan

pelayanan

kesehatan yang sesuai dengan standar dan berusaha untuk memuaskan


masyarakat, mengupayakan pemerataan pelayanan kesehatan serta
meningkatkan efisiensi pengelolaan dana, sehingga dapat dijangkau oleh
seluruh anggota masyarakat.
4 Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga dan
masyarakat beserta
lingkungannya.
Puskesmas akan selalu berupaya memelihara dan meningkatkan
kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit, serta memulihkan
kesehatan perorangan, keluarga dan masyarakat yang berkunjung dan
bertempat tinggal di wilayah kerjanya, tanpa diskriminasi dan dengan
menerapkan kemajuan ilmu dan teknologi kesehatan yang sesuai. Upaya
pemeliharaan dan peningkatan yang dilakukan Puskesmas mencakup pula
aspek lingkungan dari sisi yang bersangkutan.
Untuk mencapai misi Puskesmas di atas digunakan strategi sebagai
12

berikut:
a Meningkatkan profesionalisme petugas
b Mengembangkan dan menetapkan pendekatan kewilayahan
c Mengembangkan kemandirian Puskesmas sesuai dengan kewenangan
yang diberikan oleh Dinas Kesehatan kabupaten/kota
d Mengembangkan

dan

menetapkan

azas

kemitraan

serta

pemberdayaan masyarakat dan keluarga


8

Upaya Kesehatan Masyarakat


Upaya kesahatan masyarakat meliputi upaya kesehatan masyarakat

esensial

dan

upaya

kesehatan

masyarakat

pemembangan.

Upaya

kesehatan ini diselenggarakan oleh setiap puskesmas yang ada di seluruh


wilayah Indonesia.
1.2.8.1 Upaya Kesehatan Masyarakat Esensial
1 Pelayanan promosi kesehatan
2 Pelayanan kesehatan lingkungan
3 Pelayanan kesehatan ibu, anak dan keluarga berencana
4 Pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit
5 Pelayanan gizi.
Tabel 1.6 Kegiatan dalam Upaya Kesehatan Masyarakat Esensial
Upaya Kesehatan
Promosi Kesehatan

Promosi

Kegiatan
kesehatan
di

pendidikan dasar
Penyuluhan
kesehatan

sekolah
jiwa

masyarakat dan napza


Penyuluhan
Kesehatan Lingkungan

Kesehatan Ibu dan Anak


Keluarga Berencana

tentang

perilaku

menjaga kebersihan diri


Pemantauan tempat-tempat umum
Pengelolaan makanan
Sumber air bersih
Pelayanan

imunisasi

atau masyarakat
Skrining kesehatan
pendidikan dasar
Penyuluhan KB

di
siswa

sesuai

kelompok
sekolah
program
13

pemerintah pada usia subur atau


masyarakat
Pencegahan

dan Pencegahan

Pengendalian Penyakit

dan

Pengendalian

Penyakit tidak menular :


- Posbindu PTM
Pencegahan
dan

Pengendalian

Penyakit menular :
Pengendalian

infeksi

Dengue/DBD
-

Pengendalian kecacingan

Pengendalian infeksi menular


seksual

Gizi

Melakukan

deteksi

dini/penemuan

kasus gizi di masyarakat


Surveilans Gizi
Melakukan asuhan keperawatan pada
kasus

gizi

di

kelompok

atau

masyarakat.
Sumber : Lampiran Permenkes No. 75 Tahun 2014
Di

samping

penyelenggaraan

usaha-usaha

kegiatan

pokok

Puskesmas seperti tersebut di atas, Puskesmas sewaktu-waktu dapat


diminta untuk melaksanakan program kesehatan tertentu oleh Pemerintah
Pusat (contoh : Pekan Imunisasi Nasional). Dalam hal demikian, baik
petunjuk

pelaksanaan

maupun

perbekalan

akan

diberikan

oleh

Pemerintah Pusat bersama dengan Pemerintah Daerah.


1.2.8.2 Sedangkan Upaya Kesehatan Masyarakat Pengembangan
Upaya kesehatan masyarakat pengembangan merupakan upaya
kesehatan masyarakat yang kegiatannya
sifatnya

inovatif

dan/atau

bersifat

memerlukan upaya

ekstensifikasi

dan

yang

intensifikasi

pelayanan, disesuaikan dengan prioritas masalah kesehatan, kekhususan


wilayah kerja dan potensi sumber daya yang tersedia di masing-masing
14

Puskesmas. Upaya kesehatan pengembangan terdiri atas :


1 Upaya Kesehatan Sekolah
2 Upaya Kesehatan Gigi dan mulut
3 Upaya Pelayanan Kesehatan Jiwa
4 Upaya Kesehatan Indra
5 Upaya Kesehatan Usia lanjut
6 Upaya Kesehatan Kerja dan Olahraga
Upaya kesehatan pengembangan puskesmas dapat pula bersifat
upaya inovasi yakni upaya lain di luar upaya puskesmas tersebut di atas
yang sesuai dengan kebutuhan. Pengembangan dan pelaksanaan upaya
inovasi

ini

adalah

dalam

rangka

mempercepat

tercapainya

visi

puskesmas.
Pemilihan upaya kesehatan pengembangan ini dilakukan oleh
puskesmas

bersama

dinas

kesehatan

kabupaten/kota

dengan

mempertimbangkan masukan dari Konkes/BPKM/BPP. Upaya kesehatan


pengembangan dilakukan apabila upaya kesehatan wajib puskesmas telah
terlaksana secara optimal dalam arti target cakupan serta peningkatan
mutu pelayanan telah tercapai.
Penetapan upaya kesehatan pengembangan pilihan puskesmas ini
dilakukan oleh dinas kesehatan kabupaten/kota. Dalam keadaan tertentu
upaya kesehatan pengembangan puskesmas dapat pula ditetapkan
sebagai penugasan oleh dinas kabupaten/kota.
Apabila

puskesmas

belum

mampu

menyelenggarakan

upaya

kesehatan pengembangan, padahal telah menjadi kebutuhan masyarakat,


maka dinas kesehatan kabupaten/kota bertanggungjawab dan wajib
menyelenggarakannya. Untuk itu dinas kesehatan kabupaten/kota perlu
dilengkapi dengan berbagai unit fungsional lainnya.
1.2.9 Upaya Kesehatan Perseorangan
1. Rawat jalan
2. Pelayanan gawat darurat
3. Pelayanan satu hari (one day care)
4. Home care dan/atau
15

5. Rawat

inap

berdasarkan

pertimbangan

kebutuhan

pelayanan

kesehatan
3 Gambaran Umum Puskesmas Kecamatan Johar Baru
Puskesmas Kecamatan Johar Baru merupakan Puskesmas pembina
sesuai dengan SK Gubernur tahun 1992. Puskesmas ini berada di alamat
Jl. Mardani Raya No.36, RT.2/RW.5, Johar Baru, Kota Jakarta Pusat, Daerah
Khusus Ibukota Jakarta. Puskesmas Kecamatan Johar Baru membawahi 6
Puskesmas yaitu 1 Puskesmas tingkat kecamatan, 5 Puskesmas tingkat
kelurahan, 2 Puskesmas terletak di Kelurahan Johar Baru (Johar Baru II,
Johar Baru III) dan Puskesmas Kelurahan Tanah Tinggi, Puskesmas
Kelurahan Kampung Rawa dan Puskesmas Kelurahan Galur.
Wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Johar Baru adalah membawahi
enam Puskesmas kelurahan di empat kelurahan yang ada di wilayah
Kecamatan Johar Baru, yaitu:
1 Puskesmas Kelurahan Johar Baru II
Puskesmas Kelurahan Johar Baru II beralamat di Jl.Percetakan Negara
II.
2 Puskesmas Kelurahan Johar Baru III
Puskesmas Kelurahan Johar Baru III beralamat di Jl. Keramat Jaya Gg
IX.
3 Puskesmas Kelurahan Galur
Puskesmas Kelurahan Galur beralamat di Jl.Kampung Rawa tengah Gg
IX.
4 Puskesmas Kelurahan Tanah Tinggi
Puskesmas Kelurahan Tanah Tinggi beralamat di Jl. Tanah Tinggi Gg.
VII/12.
5 Puskesmas Kelurahan Kampung Rawa
Puskesmas Kelurahan Kampung Rawa beralamat di Jl. Rawa Selatan 1
Kel. Galur

RT 2/1.
Kel. Tanah Tinggi

Kel. Kampung Rawa

Kel. Johar Baru

16

Gambar 1.2 Peta Letak Puskesmas se- Kecamatan Johar Baru


Sumber: Profil Puskesmas Kecamatan Johar Baru
1

Sarana dan Prasarana Puskesmas


Sarana yang tersedia di Puskesmas Kecamatan Johar Baru antara

lain:
1

Bangunan Puskesmas Johar Baru


Puskesmas Kecamatan Johar Baru memiliki fasilitas gedung terdiri

dari:
1 Luas bangunan

: 1.305 m2

2 Luas tanah

: 1.782 m2

3 Daya listrik

: 45.000 W

4 Air

: tanah

5 Telepon

: 7 unit

6 Fax

: 1 unit

7 Komputer

: 20 unit

8 Laptop

: 4 unit

9 Printer

: 13 unit

10 AC

: 26 unit

11 Mobil Puskesmas keliling : 1


12 Mobil dinas

:2

13 Motor

:8

14 Swing fog

:4

15 Dental unit

:9

16 Rontgen unit

:-

17 Unit mata

:-

Puskesmas Kecamatan Johar Baru terdiri dari 2 lantai:


I

Lantai 1
a Unit Gawat Darurat/poli tindakan
b Poli Umum
c Poli Anak
17

d Poli TB dan Kusta


e Loket (Loket Pendaftaran dan Loket Medical Record)
f Apotek
II

Lantai 2
a
b
c
d
e
f
g
h

Laboratorium
Poli KIA
Poli Gizi
Poli Gigi
Poli Mata
Ruang Kepala Puskesmas
Ruang Tata Usaha
Ruang Rapat

Tenaga Kerja Medis dan Non Medis


1 Medis:
a Dokter umum
b Dokter gigi
c Apoteker
d Perawat
e Perawat gigi
f Bidan
g Ahli Gizi
2 Non medis (SD,SLTP,SLTA,SPK,SMK,STM)
Tabel 1.7 Jumlah Tenaga Kerja Medis dan Non Medis di
Sarana Pelayanan Kesehatan di Wilayah Puskesmas SeKecamatan Johar Baru Juli 2015
Jumlah Tenaga Kerja

Puskes

Dokt

mas

er

Dokte

Apotek

Bida

Peraw

Peraw

Ahli

Umu

r Gigi

er

at

at Gigi

gizi

11

20

14

66

10

Tenaga
Nonmed
is

Jumla
h

Kec.
Johar
Baru
Kel.Johar
Baru II
Kel.Johar
Baru III
Kel.Kamp
ung
Rawa

18

Kel.Galur
Kel.Tanah
Tinggi
Jumlah

16

14

11

28

25

104

Sumber: Laporan Kecamatan Johar Baru Juli 2015


3

Alat Medis dan Non Medis


1 Medis:
a Peralatan Laboratorium (pemeriksaan darah, urine dan
b
c
d
e

sputum)
2 Unit Dental Unit
USG
Alat Apotek
7 buah Tempat tidur (untuk pemeriksaan fisik pasien)

2 Non medis:
a Alat perlengkapan
b Kartu diagnosis
c Kartu pasien, Formulir Laporan
2

Visi, Misi, Kebijakan Mutu dan Motto Puskesmas Kecamatan


Johar Baru
A Visi Puskesmas Kecamatan Johar Baru
Terwujudnya Puskesmas Kecamatan Johar Baru yang memberikan
Pelayanan prima, berorientasi pada kepuasan menuju masyarakat
sehat dan mandiri.
B Misi Puskesmas Kecamatan Johar Baru
1 Memberikan Pelayanan kesehatan prima dan merata.
2 Meningkatkan profesionalisme tenaga kesehatan, medis dan non
medis Puskesmas.
3 Menggalang kemitraan pelayanan kesehatan di wilayah kerja
Puskesmas.
4 Mengembangkan upaya kemandirian masyarakat dalam bidang
kesehatan.
C Kebijakan Mutu Puskesmas Kecamatan Johar Baru
Puskesmas Kecamatan Johar Baru bertekad

memberikan

pelayanan prima, menuju masyarakat sehat yang mandiri secara


berkesinambungan

sesuai

dengan

peraturan

dan

perundang19

undangan yang berlaku, serta senantiasa melakukan perbaikan


secara berkesinambugan untuk mencapai kepuasan pelanggan.
Komitmen bersama Puskesmas Kecamatan Johar Baru adalah Prima
Sehat Mandiri untuk semua.

20

Struktur Organisasi
SUSUNAN ORGANISASI
PUSKEMAS KECAMATAN JOHAR BARU
TAHUN 2015
KEPALA PUSKESMAS
KECAMATAN JOHAR
BARU
DR. JOHANA TATAUNG

SATUAN PENGAWAS INTERNAL


KETUA DRG. GUSTI AYU
KUSUMAWATI
2. SEKRETARIS YULIANI PRATIWI
3. ANGGOTA MEI DELIMA

M.R
DRG. GUSTI AYU
KUSUMAWATI

1.

KEPALA SUB BAGIAN


TATA USAHA
ISSABAN WIDODO, SE

KA SAT. PEL UKP


DR. FITRI DAMAYANTI

KA SAT. PEL PKM


KEL. JOHAR BARU II
DRG. ONG SUMIATI

KA SAT. PEL PKM


KEL. JOHAR BARU III
DR. BUDIARSINTA

KA SAT. PEL UKM


DR. FEBRINA SINTARI C.

KA SAT. PEL PKM


KEL. TANAH TINGGI
DR. CARLA SANIT

KA SAT. PEL PKM


KEL. GALUR
DRG. KATARINA RH

KA SAT. PEL PKM


KEL. KAMPUNG RAWA
DR. YOHANES PK. ONG

21

1.4 Kesehatan Lingkungan


Menurut WHO (World Health Organization), kesehatan lingkungan adalah suatu
keseimbangan ekologi yang harus ada antara manusia dan lingkungan agar dapat menjamin
keadaan sehat dari manusia. Kesehatan lingkungan dapat diartikan sebagai upaya untuk
melindungi kesehatan manusia melalui pengelolaan, pengawasan, dan pencegahan faktorfaktor lingkungan yang dapat mengganggu kesehatan manusia. (Sumengen Sutomo, 1991)
Kesehatan lingkungan merupakan salah satu program dasar dari Puskesmas termasuk
di Puskesmas Kecamatan Senen. Tenaga kesehatan untuk program kesehatan lingkungan di
Puskesmas Kecamatan Johar Barumemiliki 1 tenaga kesehatan yaitu di Puskemas Kecamatan
untuk di Puskesmas Kelurahan memiliki tenaga kesahatan tetap untuk kesehatan lingkungan.
Setiap pelaksanaan program kesehatan lingkungan Puskesmas Kecamatan yang
melaksanakan, sedangkan Puskesmas Kelurahan memberikan satu tenaga bantuan. Selain itu
Puskesmas Kecamatan dibantu oleh kader dan setiap RT di kelurahan memiliki satu kader
untuk membantu tenaga kesahatan program kesehatan lingkungan.
1.4.1 Tujuan Kesehatan Lingkungan
Tujuan kesehatan lingkungan secara umum, antara lain:
1

Melakukan koreksi atau perbaikan terhadap segala bahaya dan ancaman pada
kesehatan dan kesejahteraan hidup manusia.

Melakukan usaha pencegahan dengan cara mengatur sumber-sumber lingkungan


dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan dan kesejahteraan hidup manusia.

Melakukan kerja sama dan menerapkan program terpadu di antara masyarakat dan
institusi pemerintah serta lembaga non pemerintah dalam menghadapi bencana
alam atau wabah penyakit menular.

1.4.2 Ruang Lingkup Kesehatan Lingkungan


Menurut World Health Organization (WHO) ada 17 ruang lingkup kesehatan
lingkungan, yaitu:
1

Penyediaan air minum

Pengelolaan air buangan dan pengendalian pencemaran

Pembuangan sampah padat

Pengendalian vektor

Pencegahan/pengendalian pencemaran tanah oleh ekskreta manusia


22

Hygiene makanan, termasuk hygiene susu

Pengendalian pencemaran udara

Pengendalian radiasi

Kesehatan kerja

10 Pengendalian kebisingan
11 Perumahan dan pemukiman
12 Aspek kesling dan transportasi udara
13 Perencanaan daerah dan perkotaan
14 Pencegahan kecelakaan
15 Rekreasi umum dan pariwisata
16 Tindakan-tindakan sanitasi yang berhubungan dengan keadaan epidemi/wabah,
bencana alam dan perpindahan penduduk
17 Tindakan pencegahan yang diperlukan untuk menjamin lingkungan
1.4.3 Sasaran Kesehatan Lingkungan
Sasaran dari pelaksanaan kesehatan lingkungan adalah sebagai berikut:
a Tempat Umum: hotel, terminal, pasar, pertokoan, dan usaha-usaha yang sejenis
b Lingkungan pemukiman: rumah tinggal, asram/yang sejenis
c Lingkungan kerja: perkantoran, kawasan industri/yang sejenis
d Angkutan umum: kendaraan darat, laut, dan udara yang digunakan untuk umum
e Lingkungan lainnya: misalnya bersifat khusus seperti lingkungan yang berada dlm
keadaan

darurat,

bencana

perpindahan

penduduk

secara

besar-besaran,

reactor/tempat yang bersifat khusus.


1.4.4 Upaya Dasar Kesehatan Lingkungan di Puskesmas Johar Baru
1

Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) Jumantik


PSN DBD adalah seluruh kegiatan masyarakat bersama pemerintah
untuk mencegah dan mengendalikan penyakit DBD dengan melakukan
pemberantasan sarang nyamuk secara terus menerus dan berkesinambungan.
(Departemen Kesehatan, Ditjen PP dan PL)
Tujuan PSN adalah sebagai acuan petugas memberantas tempat-tempat
perkembang biakan nyamuk ades melalui upaya pembinaan peran serta
masyarakat sehingga penyakit DBD dapat dicegah dan dibatasi di wilayah
kerja puskesmas kecamatan senen.
23

Langkah-langkah melakukan PSN antara lain :


1. Mengenakan diri dan menyampaikan maksud kunjungan
2. Meminta izin untuk melakukan pemeriksaan tempat penampungan air
di dalam maupun diluar rumah / bangunan dan benda-benda lain yang
dapat menampung air hujan di halaman.
3. Minta

bantuan

anggota

keluarga

pengelola

tempat

untuk

mendampingi pemeriksaan.
4. Di tempat yang gelap atau air yang keruh, pemeriksaan dilakukan
dengan menggunakan lampu senter.
5. Jika ditemukan jentik, anggota keluarga atau pengelola tempat di minta
untuk ikut melihat / menyaksikan.
6. Memberikan penjelasan dan anjuran 3 M.
7. Membuat catatan hasil pemeriksaan jentik dan laporan.
Unit terkait :
1. Petugas Kesling kecamatan Johar Baru
2. Petugas Kesling kelurahan
3. Petugas Promkes
4. Petugas Lintas Program
2

Jumantik Cilik
Jumantik cilik adalah anak sekolah dari berbagai jenjang pendidikan dasar
dan menengah yang telah di bina dan dilatih sebagai juru pemantau jentik
(jumantik) di sekolah. (Departemen Kesehatan, Ditjen PP dan PL)
Tujuan dari Jumantik Cilik :
1

Meningkatkan peran serta anak sekolah sebagai jumantik dalam


pelaksanaan PSN.

Sebagai salah satu upaya pembinaan perilaku hidup bersih dan sehat
(PHBS) sejak usia dini.

Sebagai panduan bagi pengelola program kesehatan / petugas /


menggerakan Jumantik PSN anak sekolah.

Mendukung upaya penurunan kasus DBD di Indonesia

24

Langkah-langkah Pelaksanaan Program Jumantik


1

Mempersiapkan perlengkapan / peralatan PSN seperti : Formulir


pemeriksaan, senter, papan jalan, dan topi jumantik

Mencari semua tempat perkembang biakan jentik nyamuk yang ada di


dalam maupun di lingkungan sekolah misalnya : dispenser, kulkas, pot
bunga, bak mandi, ember, pot bunga bekas, dan vas bunga.

Setelah didapat, maka dilakukan penyenteran untuk mengetahui ada


tidaknya jentik.

Mencatat ada tidaknya jentik dan jenis container yang di periksa pada
formulir hasil pemantauan jentik mingguan di sekolah dan di rekapitulasi
laporan mingguan jumantik PSN anak sekolah

Rekapitulasi hasil pemantauan di arsipkan sebagai bukti pelaksanaan.


Unit Terkait :

Petugas Kesling Kecamatan Johar Baru


Petugas Kesling Keluragan Johar Baru
Petugas Promkes
Petugas Lintas Program
3

Pengawasan Air Bersih dan Air Minum


Pengawasan suatu teknik pemantauan yang bertujuan untuk melihat adanya
kesesuaian antara pelaksanaan kegiatan dengan standar / prosedur dan peraturan
yang berlaku. (Kementrian Kesehatan)
Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari
masyarakat (mandi, cuci, dan keperluan lain) yang kualitasnya memenuhi syarat
kesehatan dan dapat diminum apabila dimasak.
Air minum adalah air yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan
langsung dapat diminum.
Tujuan Pengawasan air bersih dan air minum adalah sebagai acuan untuk
melaksanakan pengawasan kualitas air bersih dan air minum agar memenuhi
persyaratan kualitas air minum (fisik, mikrobiologi, dan kimia) sehingga
masyarakat terhindar dari gangguan kesehatan dan atau penyakit.

25

Langkah-langkah pengawasan air bersih dan air minum :


1

Menyiapkan data sarana air bersih dan air minum.

Menentukan jadwal kegiatan pengawasan air bersih dan air minum serta
nama petugas.

Memberikan Surat Tugas pelaksanaan pengawasan air bersih dan air


minum.

Mempersiapkan formulir pengawasan.

Melaksanakan pengamatan lapangan dan inspeksi sanitasi,

Mengisi formulir pengawasan (inspeksi sanitasi),

Melaksanakan pengambilan sampel air dan mengirimkan sampel ke


laboratorium.
Unit terkait :

Promkes

Sanitarian Puskesmas Kelurahan

Tempat-Tempat Umum dan Tempat Umum Pengelolaan Makanan


Merupakan suatu sarana yang dikunjungi banyak orang, dan berpotensi
menjadi penyebaran penyakit. Contoh TUPM antara lain hotel, restoran, pasar, dan
lain-lain. (Kementrian Kesehatan)
TUPM sehat adalah tempat umum dan tempat pengelolaan makanan dan
minuman harus memenuhi syarat kesehatan, yaitu memiliki sarana air bersih,
tempat pembuangan sampah, sarana pembuangan air limbah, ventilasi yang baik,
luas lantai (luas ruangan) yang sesuai dengan banyaknya pengunjung dan memiliki
pencahayaan ruang yang memadai.
Sanitasi merupakan suatu usaha untuk mengawasi beberapa faktor lingkungan
fisik yang berpengaruh kepada manusia, terutama terhadap hal-hal yang
mempunyai efek merusak perkembangan fisik, kesehatan, dan kelangsungan hidup.
Sanitasi tempat-tempat umum adalah suatu usaha untuk mengawasi dan
mencegah kerugian akibat dari tempat-tempat umum terutama yang erat
hubungannya dengan timbulnya/menularnya suatu penyakit.
Usaha yang dilakukan adalah melakukan pengawasan dan pemeriksaan faktor
lingkungan dan tempat-tempat umum dan faktor manusianya sendiri yang
melakukan kegiatan.
26

Sanitasi Total Berbasis Masyarakat


STBM (Sanitasi Total Berbasis Masyarakat)
menumbuhkan
lingkungan

kemandirian

yang

bersih

masyarakat

dan

sehat.

adalah

upaya

untuk

mewujudkan

Program

Penyehatan

Lingkungan diharapkan dapat mendorong masyarakat untuk


melaksanakan

Sanitasi

Total

Berbasis

Masyarakat

(STBM)

masyarakat yang secara mandiri mampu melakukan perbaikan


sanitasi mulai dari identifikasi masalah kesehatan lingkunganya,
menentukan

priorotas

masalah,

merancang

model

penyelesaianya, menggali sumberdaya, inplementasi kegiatan,


pemeliharaan dan pelestarian hasil kegiatan hingga pemantauan
dan pengawasan.

STBM yang diterapkan meliputi lima Pilar

yaitu :
1.
2.
3.
4.
5.

Stop buang air besar di sembarangan tempat (stop BABS)


Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS)
Pengelolaan air minum dan makanan dirumah tangga
Pengelolan sampah rumah tangga dengan benar
Pengelolaan limbah rumah tangga

1.4.5 Evaluasi Program Kesehatan Lingkungan Puskesmas Kecamatan Johar Baru


Periode Januari - April Tahun 2016
1. Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) Jumantik
Hasil kegiatan PSN dilaksanakan pada bulan Januari - April 2016. Pelaksanaan
PSN dilakukan pada 4 kelurahan yang terdiri dari kelurahan Johar Baru, Galur,
Kampung Rawa, dan Tanah Tinggi. Dalam Pelaksanaannya dibantu oleh kaderkader yang bertanggung jawab terhadap wilayahnya. Akan tetapi kesulitan dalam
melakukan pemeriksaan secara benar masih sering ditemukan, hal ini disebabkan
karena terdapat beberapa daerah yang rumah-rumah masyarakat tersebut tidak ada
orangnya karena bekerja dan hanya ada pembantu saja sehingga informasi dan tata
cara pelaksanaannya menjadi kurang optimal. Target angka bebas jentik setiap
bulannya sebesar 100% dari total bangunan yang berisiko terdapatnya jentik
nyamuk.

27

Tabel 1.8 Jumlah Angka Bebas Jentik Kecamatan Johar Baru Periode
Januari-April 2016
No

Kelurahan

Bangunan

Jentik

Jentik

(+)
1.000

(-)
79.977

Cakupan

Target

97,61%

100%

Johar Baru

Diperiksa
80.977

Galur

54.998

576

55.517

97,25%

100%

Kampung Rawa

48.072

424

47.648

96,99%

100%

Tanah Tinggi

80.772

729

80.043

97,88%

100%

2. Jumantik Cilik
Jumantik cilik mulai diadakan pada tanggal 1 Agustus 2015. Sampai saat ini
pelaksanaan jumantik periode bulan Januari - Juli 2016 masih dilakukan. Jumlah
sekolah di Kecamatan Johar Baru sebanyak 40 sekolah. Total sekolah yang sudah
dilakukan Jumantik Cilik sebanyak 36 sekolah (90%), tetapi jumlah tersebut sudah
dilakukan sejak awal diadakannya program Jumantik Cilik. Saat ini hanya tersisa
sekitar 4 sekolah (10%) yang belum mendapatkan program Jumantik Cilik. Data
periode bulan Januari - Juli 2016 belum tersusun. Target yang dicapai untuk
Jumantik Cilik hanyalah sebanyak-banyaknya sekolah yang ada, akan tetapi
diharapkan dapat mencapai angka 100% Program Jumantik tersebut melibatkan
murid sekolah dasar dan dibekali oleh senter, papan jalan, serta topi yang kemudian
diberikan materi tentang Jumantik.
Tabel 1.9 Program Jumantik Cilik Kecamatan Johar Baru Periode
Januari-April 2016
No

Kelurahan

Sekolah

(+)

(-)

Cakupan

Target

23

99%

100%

Johar Baru

dasar
23

Galur

50%

100%

Kampung Rawa

99%

100%

Tanah Tinggi

11

80%

100%

28

3. Pengawasan Air Bersih dan Air Minum


Pengawasan air bersih dan air minum dilakukan sejak bulan Juli 2015.
Pengawasan yang sudah dilakukan adalah pengawasan air minum. Pengawasan air
minum ini ditujukan pada air minum isi ulang karena rata-rata masyarakat membeli
air minum isi ulang untuk dikonsumsi sendiri maupun untuk dijual seperti halnya
untuk jajanan anak sekolah. Pengawasan air minum dilakukan pada 20 depot air
minum isi ulang yang berada pada kecamatan Johar Baru. Pemeriksaan yang
dilakukan adalah pemeriksaan mikrobiologi dan kimia. Pada pemeriksaan
mikrobiologi didapatkan 13 tempat tersebut memenuhi syarat dan 7 tempat tidak
memenuhi syarat. Sehingga dapat disimpulkan bahwa 65% depot air minum
memenuhi syarat dan 35% sisanya belum memenuhi syarat. Pengawasan air
minum dilakukan dua kali dalam setahun yaitu setiap bulan Juli dan Desember.
Oleh sebab itu, data pengawasan air minum tahun 2016 tidak dapat dicantumkan.
Tabel 1.10 Jumlah Pemeriksaan Mikrobiologi Tempat Air Minum Bulan Desember
2015
No
1
2
3
4

Nama
Kelurahan
Johar Baru
Kp. Rawa
Tanah Tinggi
Galur
Jumlah

Jumlah
Data
Dasar
4
5
9
2
20

Jumlah
Diperiksa
4
5
9
2
20

MS

TMS

2
4
6
1
13

2
1
3
1
7

Cakupan

Target

50%
80%
67%
50%

100%
100%
100%
100%

4. Tempat-Tempat Umum dan Tempat Umum Pengelolaan Makanan


Pemeriksaan tempat-tempat umum dan tempat umum pengelolaan makanan
yang dilakukan pada bulan Januari April 2016 sudah dilakukan. Target untuk
pencapaian program tersebut setiap tempat berbeda-beda. Seperti yang dijelaskan
dalam tabel dibawah ini.

Tabel 1.11 Jumlah Pembinaan Hotel di Kecamatan Johar Baru Periode


Januari 2016 - April 2016
Kelurahan

Target

Cakupan

Keterangan
29

Johar Baru

80%

67%

Tanah Tinggi

80%

50%

Kp. Rawa

80%

Galur

80%

Tidak ada hotel di


kelurahan Kp. Rawa
Tidak ada hotel di
kelurahan Galur

Rata - rata

58,5%

Tabel 1.12 Jumlah Pembinaan Sekolah di Kecamatan Johar Baru Periode


Januari 2016 - April 2016
Kelurahan
Johar Baru

Target
85%

Cakupan
86%

Keterangan
-

Tanah Tinggi

85%

67%

Kp. Rawa

85%

100%

Galur
Rata - rata

85%

75%
82 %

Tabel 1.13 Jumlah Pembinaan Pasar di Kecamatan Johar Baru Januari


2016 - April 2016
Kelurahan
Johar Baru

Target
100%

Cakupan
100%

Keterangan
-

Tanah Tinggi

100%

100%

Kp. Rawa

100%

100%

Galur

100%

Tidak ada pasar di


kelurahan Galur

Rata - rata

100%

Tabel 1.14 Jumlah Pembinaan Fasilitas Kesehatan di Kecamatan Johar


Baru Periode Januari 2016 - April 2016
Kelurahan
Johar Baru

Target
85%

Cakupan
64%

Keterangan
-

Tanah Tinggi

85%

86%

Kp. Rawa

85%

76%

30

Galur
Rata-rata

85%

71%
74,25%

5. Sanitasi Total Berbasis Masyarakat


Program STBS ini merupakan program tahunan yang dilakukan
Puskesmas Johar Baru yang baru dimulai dari tahun 2015 dan dilakukan setiap
bulan September tiap tahunnya. Oleh karena itu, data program STBS pada
tahun 2016 tidak dapat dicantumkan.

1.5 Identifikasi Masalah


Dari lima kegiatan Program Kesehatan Lingkungan di Puskesmas Kecamatan
Johar Baru, hanya satu kegiatan program yang belum dilaksanakan pada bulan
Januari-April 2016, yaitu Sanitasi Total Berbasis Masyarakat. Kegiatan yang telah
dilaksanakan dengan data target beserta cakupan terdapat untuk kegiatan PSN,
Jumantik Cilik, Pengawasan Air Bersih, TTU dan TPM.
Setelah didapatkan identifikasi masalah dari program kesehatan lingkungan di
Puskesmas

Kecamatan

Johar

Baru

maka

dengan

cara

menghitung

dan

membandingkan nilai kesenjangan antara apa yang diharapkan (expected) dengan apa
yang telah terjadi (observed) akan dipilih satu masalah yang menjadi prioritas utama
untuk diselesaikan. Adapun identifikasi masalah yang didapatkan (Laporan Kesehatan
Lingkungan Puskesmas Kecamatan Johar Baru, 2016) :
1

Cakupan program Jumantik Cilik di sekolah pada Kecamatan Johar Baru


pada periode Januari-Maret 2016 sebesar 99%.

Cakupan Monitoring PSN pada Kecamatan Johar Baru periode JanuariMaret 2016 sebesar 38%.

Cakupan pemeriksaan air bersih pada DEPO air minum di Kecamatan


Johar Baru periode Januari-Maret 2016 sebesar 40%.

Cakupan pembinaan TTU di Hotel pada Kecamatan Johar Baru periode


Januari-Maret 2016 sebesar 58,5% dengan target 80%.

Cakupan pembinaan TTU di Sekolah pada Kelurahan Johar Baru periode


Januari-Maret 2016 sebesar 86% lebih dari target yaitu 85%.

Cakupan pembinaan TTU di Sekolah pada Kelurahan Tanah Tinggi


periode Januari-Maret 2016 sebesar 67% kurang dari target yaitu 85%.

Cakupan pembinaan TTU di Sekolah pada Kelurahan Kp. Rawa periode


31

Januari-Maret 2016 sebesar 100% lebih dari target yaitu 85%.


8

Cakupan pembinaan TTU di Sekolah pada Kelurahan Galur periode


Januari-Maret 2016 sebesar 75% kurang dari target yaitu 85%.

Cakupan pembinaan TTU di fasilitas kesehatan pada Kelurahan Johar


Baru period Januari-Maret 2016 sebesar 64% kurang dari target yaitu
85%..

10 Cakupan pembinaan TTU di fasilitas kesehatan pada Kelurahan Tanah


tinggi Baru periode Januari-Maret 2016 sebesar 86% lebih dari target
yaitu 85%.
11 Cakupan pembinaan TTU di fasilitas kesehatan pada Kelurahan Kp.
Rawa periode Januari-Maret 2016 sebesar 76% kurang dari target yaitu
85%.
12 Cakupan pembinaan TTU di fasilitas kesehatan pada Kelurahan Galur
periode Januari-Maret 2016 sebesar 71% kurang dari target yaitu 85%.
1.4.

Rumusan Masalah
Setelah mengidentifikasi masalah dari program wajib Puskesmas se-Kelurahan
Senen maka dipilih program yang menjadi masalah, dengan cara menghitung dan
membandingkan nilai kesenjangan antara apa yang diharapkan (expected) dengan apa
yang telah terjadi (observed), selanjutnya dilakukan perumusan masalah untuk
membuat perencanaan yang baik sehingga masalah yang ada dapat diselesaikan.
Rumusan masalah dari Program Kesling di Puskesmas adalah sebagai berikut :
1

Cakupan program Jumantik Cilik di sekolah pada Kecamatan Johar Baru


pada periode Januari-Maret 2016 sebesar 99%, dengan target 100 %

Cakupan Monitoring PSN pada Kecamatan Johar Baru periode Januari-Maret


2016 sebesar 38% dengan target 100%

Cakupan pemeriksaan air bersih pada DEPO air minum di Kecamatan Johar
Baru periode Januari-Maret 2016 sebesar 40% dengan target 100%

Cakupan pembinaan TTU di Hotel pada Kecamatan Johar Baru periode


Januari-Maret 2016 sebesar 58,5%.

Cakupan pembinaan TTU di Sekolah pada Kelurahan Johar Baru periode


Januari-Maret 2016 sebesar 86%.

Cakupan pembinaan TTU di Sekolah pada Kelurahan Tanah Tinggi periode


Januari-Maret 2016 sebesar 67%.
32

Cakupan pembinaan TTU di Sekolah pada Kelurahan Kp. Rawa periode


Januari-Maret 2016 sebesar 100%.

Cakupan pembinaan TTU

di Sekolah

pada Kelurahan Galur periode

Januari-Maret 2016 sebesar 75%.


9

Cakupan pembinaan TTU di fasilitas kesehatan pada Kelurahan Johar Baru


periode Januari-Maret 2016 sebesar 64%.

10 Cakupan pembinaan TTU di fasilitas kesehatan pada Kelurahan Tanah


tinggi Baru periode Januari-Maret 2016 sebesar 86%.
11 Cakupan pembinaan TTU di fasilitas kesehatan pada Kelurahan Kp. Rawa
periode Januari-Maret 2016 sebesar 76%.
12 Cakupan pembinaan TTU

di fasilitas kesehatan

pada Kelurahan Galur

periode Januari-Maret 2016 sebesar 71%.

BAB II
1

PENETAPAN PRIORITAS MASALAH DAN PENYEBAB MASALAH


2.1.1 Penetapan Prioritas Masalah
Masalah adalah kesenjangan antara apa yang diharapkan (expected) dengan apa
yang aktual terjadi (observed). Pada laporan ini, yang diharapkan merupakan target pada
kegiatan dan yang aktual terjadi merupakan data cakupan yang telah dilaporkan. Perlu
ditentukan masalah yang menjadi prioritas karena keterbatasan sumber daya, dana, dan
waktu menyebabkan tidak semua permasalahan dapat dipecahkan sekaligus. Setelah
pada tahap awal merumuskan masalah, maka dilanjutkan dengan menetapkan prioritas
masalah yang harus dipecahkan.
Dalam penetapan prioritas masalah, digunakan teknik skoring dan pembobotan.
Untuk dapat menetapkan

kriteria, pembobotan dan skoring perlu dibentuk sebuah

kelompok diskusi. Agar pembahasan dapat dilakukan secara menyeluruh dan mencapai
sasaran, maka setiap anggota kelompok diharapkan mempunyai informasi dan data yang
tersedia. Beberapa langkah yang dilakukan dalam penetapan prioritas masalah meliputi:
1 Menetapkan Kriteria
2 Memberikan bobot masalah
3 Menentukan skoring tiap masalah
2.1.2. Non-Scoring Technique
Bila tidak tersedia data, maka cara penetapan prioritas masalah yang lazim
33

digunakan adalah teknik non skoring. Dengan menggunakan teknik ini, masalah dinilai
melalui diskusi kelompok, oleh sebab itu juga disebut Nominal Group Technique (NGT).
NGT terdiri dari dua, yaitu:
A Metode Delbecq
Menetapkan prioritas masalah menggunakan teknik ini dilakukan melalui diskusi dan
kesepakatan sekelompok orang, namun yang tidak sama keahliannya. Sehingga untuk
menentukan prioritas masalah, diperlukan penjelasan terlebih dahulu untuk
memberikan pengertian dan pemahaman peserta diskusi, tanpa mempengaruhi peserta
diskusi. Hasil diskusi ini adalah prioritas masalah yang disepakati bersama.
BMetode Delphi
Yaitu masalah masalah didiskusikan oleh sekelompok orang yang mempunyaikeahlian
yang sama melalui pertemuan khusus. Para peserta diskusi diminta untuk
mengemukakan pendapat mengenai beberapa masalah pokok. Masalah yang terbanyak
dikemukakan pada pertemuan tersebut, menjadi prioritas masalah.
2.1.3. Scoring Technique
Berbagai teknik penentuan prioritas masalah dengan menggunakan teknik
skoring antara lain:
A Metode Bryant
Terdapat beberapa kriteria yang harus dipenuhi yaitu :
1 Prevalence
Besarnya masalah yang dihadapi
2 Seriousness
Pengaruh buruk yang diakibatkan oleh suatu masalah dalam masyarakat dan
dilihat dari besarnya angka kesakitan dan angka kematian akibat masalah
3
4

kesehatan tersebut.
Manageability
Kemampuan untuk mengelola dan berkaitan dengan sumber daya
Community concern
Sikap dan perasaan masyarakat terhadap masalah Kesehatan tersebut
Parameter diletakkan pada baris dan masalah-masalah yang ingin dicari

prioritasnya diletakkan pada kolom. Kisaran skor yang diberikan adalah satu sampai
lima yang ditulis dari arah kiri ke kanan sesuai baris untuk tiap masalah. Kemudian
dengan penjumlahan dari arah atas ke bawah sesuai kolom untuk masing-masing
masalah dihitung nilai skor akhirnya. Masalah dengan nilai tertinggi dapat dijadikan
sebagai prioritas masalah. Tetapi metode ini juga memiliki kelemahan yaitu hasil
yang didapat dari setiap masalah terlalu berdekatan sehingga sulit untuk
34

menentukan prioritas masalah yang akan diambil.

B Metode Matematik PAHO


Dalam metode ini parameter diletakkan pada kolom dan masalah-masalah
yang ingin dicari prioritasnya diletakkan pada baris, dan digunakan kriteria untuk
penilaian masalah yang akan dijadikan sebagai prioritas masalah. Kriteria yang
1

dipakai ialah :
Magnitude
Berapa banyak penduduk yang terkena masalah atau penyakit yang ditunjukkan

dengan angka prevalens.


Severity
Besarnya kerugian yang timbul yang ditunjukkan dengan case fatality rate masing-

masing penyakit.
Vulnerability
Sejauh mana ketersediaan teknologi atau obat yang efektif untuk mengatasi masalah

tersebut.
Community and political concern
Menunjukkan sejauh mana masalah tersebut menjadi concern atau kegusaran

masyarakat dan para politisi.


Affordability
Menunjukkan ada tidaknya dana yang tersedia.

C. METODE MCUA (Multiple Criteria Utility Assessment)


Pada metode MCUA, yang menjadi kriteria penilaian untuk menentukan prioritas
masalah adalah :
1 Emergency
Emergency

menunjukkan

seberapa

fatal

suatu

permasalahan

sehingga

menimbulkan kematian atau kesakitan. Parameter yang digunakan dalam kriteria ini
adalah CFR (Case Fatality Rate), jika masalah yang dinilai berupa penyakit. Adapun
jika yang dinilai adalah masalah kesehatan lain, maka digunakan parameter
kuantitatif berupa angka kematian maupun angka kesakitan yang dapat ditimbulkan
oleh permasalahan tersebut.
2

Greatest member
Kriteria ini digunakan untuk menilai seberapa banyak penduduk yang terkena
masalah kesehatan tersebut. Untuk masalah kesehatan yang berupa penyakit, maka
parameter yang digunakan adalah prevalence rate. Sedangkan untuk masalah lain,
maka greatest member ditentukan dengan cara melihat selisih antara pencapaian
35

suatu kegiatan pada sebuah program kesehatan dengan target yang telah ditetapkan.
3

Expanding Scope
Menunjukkan seberapa luas pengaruh suatu permasalahan terhadap sektor lain
diluar sektor kesehatan. Parameter penilaian yang digunakan adalah seberapa luas
wilayah yang menjadi masalah, berapa banyak jumlah penduduk di wilayah tersebut,
serta berapa banyak sektor di luar sektor kesehatan yang berkepentingan dengan
masalah tersebut.

Feasibility
Kriteria lain yang harus dinilai dari suatu masalah adalah seberapa mungkin
masalah tersebut diselesaikan. Parameter yang digunakan adalah ketersediaan sumber
daya manusia berbanding dengan jumlah kegiatan, fasilitas terkait dengan kegiatan
bersangkutan yang menjadi masalah, serta ada tidaknya anggaran untuk kegiatan
tersebut.

5. Policy
Berhubungan dengan orientasi masalah yang ingin diselesaikan adalah masalah
kesehatan masyarakat, maka sangat penting untuk menilai apakah masyarakat
memiliki kepedulian terhadap masalah tersebut serta apakah kebijakan pemerintah
mendukung terselesaikannya masalah tersebut.
Metode ini memakai lima kriteria yang tersebut diatas untuk penilaian masalah
dan masing-masing kriteria harus diberikan bobot penilaian untuk dikalikan dengan
penilaian masalah yang ada sehingga hasil yang didapat lebih obyektif. Pada metode
ini harus ada kesepakatan mengenai kriteria dan bobot yang akan digunakan.
Dalam menetapkan bobot, dapat dibandingkan antara kriteria yang satu dengan
yang lainnya untuk mengetahui kriteria mana yang mempunyai bobot yang lebih
tinggi. Setelah dikaji dan dibahas, didapatkan kriteria mana yang mempunyai nilai
bobot yang lebih tinggi. Nilai bobot berkisar satu sampai lima, dimana nilai yang
tertinggi adalah kriteria yang mempunyai bobot lima.
Bobot 5 : paling penting
Bobot 4 : sangat penting sekali
Bobot 3 : sangat penting
Bobot 2 : penting
Bobot 1 : cukup penting
Dari teknik skoring yang ada ditetapkan untuk digunakan teknik MCUA atas
alasan agar dapat menilai prioritas masalah secara lebih sensitive dengan mengatur
36

nilai bobot untuk setiap kriteria.


2.1.4. Emergency
Menunjukkan besar kerugian yang timbul. Ini ditunjukkan dengan Case
Fatality Rate (CFR) masing-masing penyakit. Proxy CFR adalah suatu angka yang
digunakan untuk masalah-masalah yang tidak berhubungan secara langsung dengan
penyakit, tetapi dapat mempengaruhi terjadinya suatu penyakit. Nilai proxy CFR
ditentukan berdasarkan hasil diskusi, argumentasi, serta justifikasi. Angka proxy yang
akan digunakan untuk masalah Cakupan program Jumantik Cilik di sekolah pada
Kecamatan Johar Barupada periode Januari-Maret 2016 sebesar 75%, tidak mencapai
target (100%) adalah CFR DBD. CFR DBD di Indonesia pada tahun 2014 ditemukan
sebesar 0,91% yaitu sebanyak 910 orang per 100 000 orang penduduk. CFR untuk
ISPA ditemukan sebesar 9,4% di Indonesia pada tahun 2012 yaitu sebanyak 9400
orang per 100 000 orang penduduk.
Dari jumlah penduduk tersebut berdasarkan CFR, ditentukan skoring
berdasarkan skala per 100 000 penduduk seperti yang dapat terlihat pada Tabel 2.1.

Tabel 2.1. Penentuan Score Emergency dari nilai Proxy


Total Nilai
0 20
20 40

Score
1
2

37

Tabel 2.2 Penentuan Score Emergency Masalah Program Kesehatan Lingkungan berdasarkan proxy CFR pada Puskesmas
Kecamatan Johar BaruPeriode Januari 2016 Maret 2016
Besar Masalah
Total Nilai (Besar
No.
Masalah
(Target (%) Proxy
Score
Masalah + Proxy)
Pencapaian (%))
1.
Cakupan program Jumantik Cilik di sekolah pada
Persentase CFR DBD
Kecamatan Johar Baru pada periode Januari-Maret
15%
15,91
1
0,91%
2016 sebesar 80%, tidak mencapai target (95%).
2.
10%
Cakupan program rumah sehat pada Kecamatan
Persentase CFR ISPA
Johar Baruperiode Januari-Maret 2016 sebesar
19,4%
1
9,4%
85%, tidak mencapai target (95%).
3.
Cakupan Jumlah pemeriksaan rumah sehat yang
dilakukan oleh Kecamatan Johar Barupada periode
Januari-Maret 2016 sebesar 68%, tidak mencapai
4.

32%

Persentase CFR ISPA


9,4%

41,4%

61,14%

67,14%

target (100%).
Cakupan Jumlah pemeriksaan jamban rumah yang
dilakukan oleh Kecamatan Johar Barupada periode
Januari-Maret 2016 sebesar 40%, tidak mencapai
target (100%).

5.

Cakupan Jumlah pemeriksaan SPAL yang


dilakukan oleh Kecamatan Johar Barupada periode

60%

66%

Persentase CFR
DIARE 1,14%

Persentase CFR
DIARE 1,14%

Januari-Maret 2016 sebesar 34%, tidak mencapai


38

6.

target (100%).
Cakupan Jumlah pemeriksaan Tempat sampah yang
diperiksa oleh Kecamatan Johar Barupada periode
Januari-Maret 2016 sebesar 40%, tidak mencapai

7.

60%

Persentase CFR
DIARE 1,14%

61,14%

28,14%

target (100%).
Cakupan program pemeriksaan tempat sampah
yang memenuhi syarat pada Kecamatan Johar
Baruperiode Januari-Maret 2016 sebesar 85%, tidak

27%

Persentase CFR
DIARE 1,14%

mencapai target 68% (95%).

39

Greatest Member
Greatest member menunjukkan berapa banyak penduduk yang terkena

masalah atau penyakit yang ditunjukkan dengan jumlah penduduk.


Tabel 2.3 Skala Score Greatest Member
Range (%)
0 20.000
20.001 40.000

Skor
1
2

40

Tabel 2.4 Penentuan Score Greatest Member Program Kesehatan Lingkungan pada
Puskesmas Kecamatan Johar Baru Periode Januari Maret 2016
Besar
Masalah
No.

Masalah

(Target
(%) -

Total Nilai
Jumlah

(Besar

penduduk

masalah x
jumlah

Pencapaian

penduduk)

(%))
1.

Score

Cakupan program
Jumantik Cilik di sekolah
pada Kecamatan Johar
Baru pada periode

15%

123.976

18.596

10%

123.976

12397

32%

123.976

39672

60%

123.976

74385

Januari-Maret 2016
sebesar 80%, tidak
2.

mencapai target (95%).


Cakupan program rumah
sehat pada Kecamatan
Johar Baru periode
Januari-Maret 2016
sebesar 85%, tidak

3.

mencapai target (95%).


Cakupan Jumlah
pemeriksaan rumah sehat
yang dilakukan oleh
Kecamatan Johar Baru
pada periode JanuariMaret 2016 sebesar 68%,
tidak mencapai target
(100%).

4.

Cakupan Jumlah
pemeriksaan jamban

41

rumah yang dilakukan


oleh Kecamatan Johar
Barupada periode JanuariMaret 2016 sebesar 40%,
tidak mencapai target
5.

(100%).
Cakupan Jumlah
pemeriksaan SPAL yang
dilakukan oleh Kecamatan
Johar Baru pada periode

66%

123.976

81824

60%

123.976

74385

27%

123.976

33472

Januari-Maret 2016
sebesar 34%, tidak
6.

mencapai target (100%).


Cakupan Jumlah
pemeriksaan Tempat
sampah yang diperiksa
oleh Kecamatan Johar
Baru pada periode
Januari-Maret 2016
sebesar 40%, tidak

7.

mencapai target (100%).


Cakupan program
pemeriksaan tempat
sampah yang memenuhi
syarat pada Kecamatan
Johar Baru periode
Januari-Maret 2016
sebesar 85%, tidak
mencapai target 68%
(95%).

Expanding Scope

Expanding Scope menunjukkan seberapa luas pengaruh suatu permasalahan terhadap sektor
lain diluar kesehatan, berapa banyak jumlah penduduk di wilayah tersebut, serta ada tidaknya
42

sektor di luar sektor kesehatan yang berkepentingan dengan masalah tersebut.


Untuk keterpaduan lintas program dan sektor diberi nilai 4 karena pada masalah tersebut
dapat menimbukan masalah pada lintas program dan sektor secara langsung. Keterpaduan
lintas sektoral saja diberikan nilai 3 karena masalah tersebut hanya menimbulkan masalah
sektoral secara langsung tanpa keterkaitan lintas program. Keterpaduan lintas program saja
diberikan nilai 2 karena masalah tersebut hanya menimbulkan masalah antar program secara
langsung tanpa keterkaitan lintas sektoral. Tidak terdapatnya keterpaduan lintas program dan
sektor diberi nlai 1.
Tabel 2.5 Penentuan Score Pengaruh Sektor
Score

1
2
3
4

Keterpaduan
Tidak ada keterpaduan lintas
program dan sektor
Ada keterpaduan lintas
program
Ada keterpaduan lintas sektor
Ada keterpaduan lintas
program dan sektor

43

Tabel 2.6. Skoring Expanding Scope Terhadap Program Kesehatan Lingkungan di Kecamatan Johar BaruPeriode Januari-Maret 2016
No.
1.

Masalah
Cakupan program Jumantik Cilik di sekolah pada Kecamatan Johar Barupada periode Januari-Maret 2016

2.

sebesar 80%, tidak mencapai target (95%).


Cakupan program rumah sehat pada Kecamatan Johar Baruperiode Januari-Maret 2016 sebesar 85%, tidak

3.

mencapai target (95%).


Cakupan Jumlah pemeriksaan rumah sehat yang dilakukan oleh Kecamatan Johar Barupada periode Januari-

4.

Maret 2016 sebesar 68%, tidak mencapai target (100%).


Cakupan Jumlah pemeriksaan jamban rumah yang dilakukan oleh Kecamatan Johar Barupada periode Januari-

5.

Maret 2016 sebesar 40%, tidak mencapai target (100%).


Cakupan Jumlah pemeriksaan SPAL yang dilakukan oleh Kecamatan Johar Barupada periode Januari-Maret

6.

2016 sebesar 34%, tidak mencapai target (100%).


Cakupan Jumlah pemeriksaan Tempat sampah yang diperiksa oleh Kecamatan Johar Barupada periode Januari-

7.

Maret 2016 sebesar 40%, tidak mencapai target (100%).


Cakupan program pemeriksaan tempat sampah yang memenuhi syarat pada Kecamatan Johar Baruperiode
Januari-Maret 2016 sebesar 85%, tidak mencapai target 68% (95%).

Score
4
4
3
3
3
3
3

44

Feasibility
Feasibility merupakan kriteria yang digunakan untuk menilai seberapa mungkin suatu

masalah dapat diselesaikan. Pada dasarnya, kriteria ini adalah kriteria kualitatif. Oleh karena
itu, perlu dibuat parameter kuantitatif sehingga penilaian terhadap kriteria ini menjadi
objektif. Adapun parameter yang digunakan untuk menilai apakah suatu masalah dapat
diselesaikan meliputi :
1

Rasio tenaga kerja puskesmas terhadap jumlah penduduk (Sumber Daya Manusia).
Semakin banyak jumlah tenaga kesehatan terhadap jumlah penduduk, maka
kemungkinan suatu permasalahan terselesaikan akan semakin besar. Oleh karena itu,
dilakukan penghitungan rasio tenaga kesehatan di setiap puskesmas kelurahan terhadap
jumlah penduduk yang menjadi sasaran program kesehatan di masing-masing wilayah
puskesmas. Karena pada masalah yang ditemukan adalah masalah kecamatan maka
penentuan scoring rasio tenaga kerja tidak disertakan. Karena tidak ada perbedaan skor
masalah pada Kecamatan Senen.

Ketersediaan fasilitas (material), fasilitas juga merupakan hal yang dibutuhkan untuk
menjalankan suatu kegiatan dan menyelesaikan suatu masalah dan cakupan kegiatan
tersebut. Namun, fasillitas yang dibutuhkan oleh setiap kegiatan berbeda-beda. Oleh
karena itu, dibuatkan kategori untuk fasilitas yang dibutuhkan oleh kegiatan-kegiatan
tersebut. Kategori fasilitas digolongkan menjadi dua yaitu ketersediaan alat/obat dan
ketersediaan tempat. Penilaian berdasarkan ada dalam jumlah mencukupi, ada namun
kurang mencukupi dan tidak ada sama sekali. Digolongkan cukup bila dari kegiatan
pelaksanaan program tidak ada maasalah yaitu selalu tersedia dan diberi nilai dua.
Digolongkan kurang bila tersedia namun jumlah kurang, atau terlambat datang, atau ada
namun tidak layak pakai dan diberi nilai satu. Dan tidak ada bila tidak tersedia dan diberi
nilai nol.

45

Tabel 2.7. Penentuan Scoring Ketersediaan Fasilitas Terhadap Kegiatan di Puskesmas


Kecamatan Johar BaruPeriode Januari Maret 2016
No
Kategori
1 Tempat
2 Alat/ Obat

Ketersediaan
Ada dan memadai
Ada tetapi kurang memadai
Tidak ada
Ada dan lengkap
Ada tetapi kurang
Tidak ada

Score
1
2
3
1
2
3

Ketersediaan dana, Scoring ketersediaan dana terhadap setiap kegiatan Puskesmas


penilaian dibagi tiga yaitu tidak ada, kurang dan cukup. Penilaian berdasarkan
wawancara dengan pemegang program dan kepala Puskesmas terkait.
Tabel 2.8. Penentuan Scoring Ketersediaan Dana Terhadap Kegiatan di Puskesmas
Kecamatan Johar BaruPeriode Januari Maret 2016
Dana
Ada dan cukup
Ada tetapi kurang
Tidak ada

Score
1
2
3

46

Tabel 2.9. Penentuan Score Feasibility Program Kesehatan Lingkungan Terhadap


Kegiatan di Wilayah Puskesmas Kecamatan Senen
Periode Januari Maret 2016
Fasilitas
No

Masalah

Dana

Total

Tempat
1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

Cakupan program Jumantik Cilik di


sekolah pada Kecamatan Johar Barupada
periode Januari-Maret 2016 sebesar 80%,
tidak mencapai target (95%).
Cakupan program rumah sehat pada
Kecamatan Johar Baruperiode JanuariMaret 2016 sebesar 85%, tidak mencapai
target (95%).
Cakupan Jumlah pemeriksaan rumah sehat
yang dilakukan oleh Kecamatan Johar
Barupada periode Januari-Maret 2016
sebesar 68%, tidak mencapai target
(100%).
Cakupan Jumlah pemeriksaan jamban
rumah yang dilakukan oleh Kecamatan
Johar Barupada periode Januari-Maret
2016 sebesar 40%, tidak mencapai target
(100%).
Cakupan Jumlah pemeriksaan SPAL yang
dilakukan oleh Kecamatan Johar Barupada
periode Januari-Maret 2016 sebesar 34%,
tidak mencapai target (100%).
Cakupan Jumlah pemeriksaan Tempat
sampah yang diperiksa oleh Kecamatan
Johar Barupada periode Januari-Maret
2016 sebesar 40%, tidak mencapai target
(100%).
Cakupan program pemeriksaan tempat
sampah yang memenuhi syarat pada
Kecamatan Johar Baruperiode JanuariMaret 2016 sebesar 85%, tidak mencapai
target 68% (95%).

Alat/Oba
t

47

Feasibility tertinggi pada program Kesehatan lingkungan adalah Cakupan program


Jumantik Cilik di sekolah pada Kecamatan Johar Baru pada periode Januari-Maret 2016
sebesar 80%, tidak mencapai target (100%) dengan nilai total 8 poin dan Kecamatan Johar
Baru periode Januari-Maret 2016 sebesar 85%, tidak mencapai target (95%) dengan nilai
total 8 poin.
8

Policy
Untuk dapat diselesaikan, aspek lain yang harus dipertimbangkan dari suatu masalah

kesehatan adalah apakah pemerintah memiliki concern terhadap masalah tersebut. Parameter
yang digunakan untuk menilai seberapa concern pemerintah adalah kebijakan pemerintah
yang concern terhadap permasalahan tersebut, serta apakah masalah tersebut terpublikasi di
berbagai media.
Parameter tersebut diberikan nilai berdasarkan parameter yang paling mungkin
sampai ke masyarakat. Publikasi suatu isu kesehatan di media cetak memiliki jangkauan yang
lebih luas dibandingkan dengan penyuluhan. Maka skor tanpa adanya iklan di media cetak
dan elektronik diberikan 1. Sedangkan untuk iklan di media cetak diberikan nilai 2.
Begitupun dengan media elektronik yang memiliki jangkauan yang lebih luas dibandingkan
dengan media cetak. Maka untuk adanya publikasi masalah kesehatan tersebut di media
elektronik diberikan nilai 3.
Total score policy terbesar adalah Cakupan sampel Rekapitulasi PJB pada Kecamatan
Johar Barupada periode Januari Maret 2016 dengan nilai total 6 poin.
Tabel 2.10. Penentuan Scoring Kebijakan Pemerintah Terhadap Program Kesehatan
Lingkungan di Puskesmas Kecamatan Johar BaruPeriode JanuariMaret 2016
Parameter
Tidak ada kebijakan
Publikasi kebijakan di media
cetak (poster, majalah, koran)
Publikasi kebijakan di media

Score
1
2
3

elektronik (TV, radio, internet)

48

No

Masalah

Score

1.
Cakupan program Jumantik Cilik di sekolah pada Kecamatan Johar Barupada periode Januari-Maret 2016 sebesar
80%, tidak mencapai target (95%).
2.

Cakupan program rumah sehat pada Kecamatan Johar Baruperiode Januari-Maret 2016 sebesar 85%, tidak mencapai
target (95%).

3.

Cakupan Jumlah pemeriksaan rumah sehat yang dilakukan oleh Kecamatan Johar Barupada periode Januari-Maret
2016 sebesar 68%, tidak mencapai target (100%).

4.

Cakupan Jumlah pemeriksaan jamban rumah yang dilakukan oleh Kecamatan Johar Barupada periode Januari-Maret
2016 sebesar 40%, tidak mencapai target (100%).

5.

Cakupan Jumlah pemeriksaan SPAL yang dilakukan oleh Kecamatan Johar Barupada periode Januari-Maret 2016
sebesar 34%, tidak mencapai target (100%).

6.

Cakupan Jumlah pemeriksaan Tempat sampah yang diperiksa oleh Kecamatan Johar Barupada periode JanuariMaret 2016 sebesar 40%, tidak mencapai target (100%).

7.

2
2
1
1
1

Cakupan program pemeriksaan tempat sampah yang memenuhi syarat pada Kecamatan Johar Baruperiode Januari-

1
Maret 2016 sebesar 85%, tidak mencapai target 68% (95%).
Tabel 2.11. Penentuan Score Policy Program Kesehatan Lingkungan Terhadap Kegiatan di Puskesmas Kecamatan Senen
Periode Januari-Maret 2016
Setelah diklasifikasikan berdasarkan lima kriteria di atas, keseluruhan 1hasil penghitungan dari kriteria-kriteria tersebut dimasukan ke
dalam tabel penentuan masalah program Kesling menurut metode MCUA untuk dikalikan dengan bobot masing-masing kriteria. Kemudian hasil
49

perkaliannya dijumlahkan.
Tabel 2.12. Penentuan Masalah Program Kesehatan Lingkungan Menurut Metode MCUA MS 1-MS 3 di Puskesmas Kecamatan Johar
BaruPeriode Januari Maret 2016

No.
1

KRITERIA
Expanding
scope
Feasibilty
Policy
Greatest

2
3
4
5

MS

Member
Emergency
Jumlah

MS 1
BN

MS 2
BN

MS 3
BN

20

20

4
3

4
2

16
6

4
2

16
6

1
45

BOBOT

MS 4
N
BN

MS 5
N
BN

MS 6
BN

MS 7
BN

12

12

12

12

12

3
2

12
6

3
1

12
3

3
1

12
3

3
1

12
3

3
1

12
3

1
45

2
36

2
33

2
33

2
33

2
33

Cakupan program Jumantik Cilik di sekolah pada Kecamatan Johar Barupada periode Januari-Maret 2016 sebesar 80%, tidak
mencapai target (100%).

Cakupan program rumah sehat pada Kecamatan Johar Baruperiode Januari-Maret 2016 sebesar 85%, tidak mencapai target
(95%).

50

Cakupan Jumlah pemeriksaan rumah sehat yang dilakukan oleh Kecamatan Johar Barupada periode Januari-Maret 2016
sebesar 68%, tidak mencapai target (100%).

Cakupan Jumlah pemeriksaan jamban rumah yang dilakukan oleh Kecamatan Johar Barupada periode Januari-Maret 2016
sebesar 40%, tidak mencapai target (100%).

Cakupan Jumlah pemeriksaan SPAL yang dilakukan oleh Kecamatan Johar Barupada periode Januari-Maret 2016 sebesar
34%, tidak mencapai target (100%).

Cakupan Jumlah pemeriksaan Tempat sampah yang diperiksa oleh Kecamatan Johar Barupada periode Januari-Maret 2016
sebesar 40%, tidak mencapai target (100%).

Cakupan program pemeriksaan tempat sampah yang memenuhi syarat pada Kecamatan Johar Baruperiode Januari-Maret
2016 sebesar 85%, tidak mencapai target 68% (95%).

Berdasarkan perhitungan tabel MCUA dari 2 masalah di atas didapatkan prioritas masalah sebagai berikut:
1

Cakupan program Jumantik Cilik di sekolah pada Kecamatan Johar Barupada periode Januari-Maret 2016 sebesar 80%, tidak mencapai
target (100%).

Cakupan program rumah sehat pada Kecamatan Johar Baruperiode Januari-Maret 2016 sebesar 85%, tidak mencapai target (95%).

51

2.2

Menentukan Kemungkinan Penyebab Masalah

Setelah dilakukan penetapan prioritas terhadap masalah yang ada, selanjutnya ditentukan
kemungkinan penyebab masalah untuk mendapatkan penyelesaian yang ada terlebih dahulu.
Pada tahap sebelumnya telah dicoba mencari apa yang menjadi akar permasalahan dari setiap
masalah yang merupakan prioritas. Pada tahap ini digunakan diagram sebab-akibat yang
disebut juga dengan diagram tulang ikan (fishbone) atau diagram ishikawa. Dengan
memanfaatkan pengetahuan dan dibantu dengan data yang tersedia, dapat disusun berbagai
penyebab masalah secara teoritis.
Penyebab masalah dapat timbul dari bagian input maupun proses. Input, yaitu sumber
daya atau masukan oleh suatu sistem. Sumber daya antara lain man (sumber daya manusia),
money (dana), material (sarana), method (cara). Sedangkan proses merupakan kegiatan
sistem. Melalui proses, inputakan diubah menjadi output, yang terdiri dari:
a

Planning (perencanaan)
Sebuah proses yang dimulai dengan merumuskan tujuan organisasi sampai dengan
menetapkan alternatif kegiatan untuk mencapainya.

Organizing (pengorganisasian)
Rangkaian kegiatan manajemen untuk menghimpun semua sumber daya (potensi) yang
dimiliki organisasi dan memanfaatkannya secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan
organisasi.

Actuating (pelaksanaan)
Proses bimbingan kepada staf agar mereka mampu bekerja secara optimal menjalankan
tugas-tugas pokoknya sesuai dengan keterampilan yang telah dimiliki dan dukungan
sumber daya yang tersedia.

Controlling (monitoring)
Proses untuk mengamati secara terus-menerus pelaksanaan kegiatan sesuai dengan
rencana kerja yang sudah disusun dan mengadakan koreksi (evaluating) jika terjadi
penyimpangan.

52

2.3 Cakupan program Jumantik Cilik di sekolah yang memenuhi syarat tidak mencapai target pada Program Kesehatan
Lingkungan di Puskesmas Kecamatan Johar BaruPeriode Januari-Maret 2016
Method

Material
rial

Man

Money

Distribusi dana untuk program tidak merata


Pelaksana program bekerja dengan tidak fokus
Program Jumantik cilik tidak dilaksanakan secara berkala oleh para murid
Alat penunjang program tidak tersedia
keterbatasan
dana untuk
perencanaan
dan pada
pelaksanaan program.
Cakupan
Angka
Jumantik
Cilik
Joharseluruh
Barupada
periode
Pelaksana Kecamatan
program melaksanakan
program sendiri
Murid-murid yang melaksanakan program
jumantik cilik sudah lulus dari sekolah

Janu

Tidak ada murid baru yang melanjutkan


Anggaran yang turun tidak tepat waktu untuk pelaksanaan dan perencanaan program
program Jumantik cilik
Petugas kesehatan untuk melaksanakan program tidak memadai
Alat dan bahan untuk kegiatan Jumantik Cilik membutuh waktu dalam membuatnya
Kurangnya kepedulian sekolah dalam pelaksanaan program jumantik cilik

Kurangnya
Kurangnya komunikasi dalam pembagian tugas
Kurangnya alat
transportasi
Koordinasi antara petugas kesehatan dan petugas jumantik tidak berjalan dengan baik
Kurangnya
sosialisasi
pencapaian
target kepada petugas jumanti
Petugas kesehatan kurang berkompeten dalam menjelaskan mengenai
program
Jumantik
cilik
Kurangnya petugas
kesehatan yang
bertanggung jawab untuk
program tersebut
Wilayah kerja tersebar luas dan akses sulit

Kegiatan jumantik cilik hanya dilakukan dibeberapa tatanan

Petugas puskesmas dan petugas jumantik tidak merencanakan kegiatan deng

Kurangnya pemahaman para jumantik cilik tentang tugas yang akan dilakukan
Pemantauan kurang dilakukan dengan maksimal
Tumpang tindih pekerjaan kader saat di lapangan

Environment

Controlling

Actuating

Organizing

Planning

bone Cakupan Angka Jumantik Cilik pada Kecamatan Johar Barupada periode Januari-Maret 2016 sebesar 80% tidak mencapa
53

2.4 Cakupan Rumah Sehat Kecamatan Senen Periode Januari-Maret 2016


Money

Material

Method

Man

Target 250 rumah sehat /


bulan tidak tercapai

Kurangnya tenaga kesehatan


program rumah sehat (kader).

Kurangnya koordinasi antara


nakes program rumah sehat
dengan nakes di puskesmas.

Kedisplinan petugas Puskesmas yang


kurang dalam pemeriksan rumah sehat

Kurangnya dana untuk


pelaksanaan program

Alat penunjang
program tidak
terpenuhi

Petugas Puskesmas menganggap


sudah menjangkau semua target
rumah yang diperiksa.

Alat tidak disediakan


untuk program ini.

Cakupan program
rumah sehat pada

Anggaran dana yang


dibatasi oleh
pemerintah.

Jumlah petugas Puskesmas


yang kurang dalam
melakukan pemeriksaan
rumah sehat.

Kecamatan Johar
Baruperiode JanuariMaret 2016 sebesar

Program kekurangan SDM


untuk mengawasi rumahrumah yang akan diperiksa.

Kurangnya pengetahuan
pemilik rumah dalam
mengenali tanda bahaya
rumah tidak sehat.

Kurangnya peran serta


pemilik rumah dalam
program rumah sehat.

Environmen
t

Petugas Puskesmas
tidak mengawasi
kinerja kader.
Tidak menerapkan
sistem pemeriksaan
rumah sehat yang baik.

Controlling

Kurangnya komunikasi
yang dilakukan petugas
kader.

Kurangnya pembinaan
terhadap target rumah
yang diperiksa.

Kinerja petugas puskesmas


kurang optimal dalam
melakukan pemeriksaan
rumah sehat.
Kurangnya pengarahan
petugas kesehatan ke target
rumah yang diperiksa.

Actuating

Kurangnya kerjasama
antara Petugas dengan
kader ketok pintu.

Kurangnya pemahaman
pengurus program
mengenai pembinaan
program

Organizing

Petugas jarang
turun ke lapangan

85%, tidak mencapai


target (95%).

Tidak
memahami
kondisi lapangan

Kesalahan dalam
menentukan
sasaran

Planning

Diagram 2.1 Ishikawa/Fishbone Program Rumah Sehat yang memenuhi syarat tidak mencapai target pada Program Kesehatan 54
Lingkungan di Puskesmas Kecamatan Johar BaruPeriode Januari-Maret 2016

2.3 Cakupan program Jumantik Cilik di sekolah pada Kecamatan Johar Barupada periode
Januari-Maret 2016 sebesar 80%, tidak mencapai target (100%).
Akar penyebab masalah yang ditemukan pada input adalah :
a

Man
Petugas kesehatan untuk melaksanakan program tidak memadai
b Money
Anggaran yang turun tidak tepat waktu untuk pelaksanaan dan perencanaan
c

program
Material
Alat dan bahan untuk kegiatan Jumantik Cilik membutuh waktu dalam

membuatnya
Method
Pembinaan petugas jumantik tidak dilakukan secara berkala dan pelaksanaan

yang tidak tepat waktu


2. Akar penyebab masalah yang ditemukan pada proses adalah :
a Planning
Kurangnya sosialisasi pencapaian target kepada petugas jumantik
b Organizing
Koordinasi antara petugas kesehatan dan petugas jumantik tidak berjalan
c

dengan baik
Actuating
Pelaksanaan PSN pada saat jam kerja

Controlling
Kurangnya petugas kesehatan yang bertanggung jawab untuk tugas tersebut

3. Akar penyebab masalah yang ditemukan pada lingkungan adalah:


a Environment
Kurangnya alat transportasi
Dari Sembilan akar penyebab masalah di atas maka ditetapkan dua
akar penyebab masalah yang paling dominan, berdasarkan data, informasi,
observasi langsung juga pemahaman yang cukup. Dua akar penyebab masalah
yang paling dominan tersebut yang didapatkan dari wawancara penanggung
jawab program kesehatan lingkungan di puskesmas Kecamatan Senen.
Masalah tersebut berupa:
1.
Petugas kesehatan untuk melaksanakan program tidak memadai (Man)
2.
Koordinasi antara petugas kesehatan dan petugas jumantik tidak
berjalan dengan baik (Organizing)
2.4 Akar Penyebab pada masalah Cakupan program rumah sehat pada Kecamatan Johar
Baruperiode Januari-Maret 2016 sebesar 85%, tidak mencapai target (95%)
55

Akar penyebab masalah yang ditemukan pada input adalah :


a

Man

Jumlah petugas Puskesmas yang kurang dalam melakukan pemeriksaan rumah sehat.
b Money
Anggaran dana yang dibatasi oleh pemerintah.
c Material
Alat tidak disediakan untuk program ini.
d Method
Kurangnya koordinasi antara nakes program rumah sehat dengan nakes di
puskesmas.
2. Akar penyebab masalah yang ditemukan pada proses adalah :
a

Planning

Petugas jarang turun ke lapangan


Organizing

Kurangnya komunikasi yang dilakukan petugas kader.


Actuating

Kurangnya pembinaan terhadap target rumah yang diperiksa.


Controlling

Program kekurangan SDM untuk mengawasi rumah-rumah yang akan


diperiksa.

3. Akar penyebab masalah yang ditemukan pada lingkungan adalah:


a

Environment

Kurangnya pengetahuan pemilik rumah dalam mengenali tanda bahaya rumah


tidak sehat.
Dari Sembilan akar penyebab masalah di atas maka ditetapkan tiga akar
penyebab masalah yang paling dominan, berdasarkan data, informasi, observasi
langsung juga pemahaman yang cukup. Tiga akar penyebab masalah yang paling
dominan tersebut yang didapatkan dari wawancara penanggung jawab program
kesehatan lingkungan di puskesmas kecamatan Senen. Masalah tersebut berupa:
1

Jumlah petugas Puskesmas yang kurang dalam melakukan pemeriksaan


rumah sehat. (Man).

Kurangnya komunikasi yang dilakukan petugas kader. (Organizing)

56

57

BAB III
MENETAPKAN ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH
3.1 Menentukan Penyebab Masalah yang Paling Dominan
1

Kemungkinan Akar Penyebab Masalah Cakupan Angka Jumantik Cilik


Pada Kecamatan Johar BaruPada Periode Januari-Maret 2016 Sebesar
80%
Dari diagram fishbone yang dibuat maka didapatkan sembilan akar
penyebab masalah, yaitu :
Pada Input:
1

Petugas kesehatan untuk melaksanakan program tidak memadai


(Man)

Anggaran yang turun tidak tepat waktu untuk pelaksanaan dan


perencanaan program (Money)

Alat dan bahan untuk kegiatan jumantik cilik membutuhkan waktu


dalam membuatnya (Material)

Kurangnya kepedulian sekolah dalam pelaksanaan program


jumantik cilik (Method)

Pada Process:
5

Kurangnya sosialisasi pencapaian target kepada petugas jumantik


(Planning)

Koordinasi antara petugas kesehatan dan petugas jumantik tidak


berjalan (Organizing)

Petugas kesehatan kurang berkompeten dalam menjelaskan


mengenai program Jumantik Cilik (Actuating)

Kurangnya petugas kesehatan yang bertanggung jawab untuk


menjalankan program tersebut (Controlling)

Pada Environment :
1

Kurangnya alat transportasi

Dari sembilan akar penyebab yang paling mungkin diperoleh


58

penyebab yang paling dominan berdasarkan hasil diskusi dan justifikasi


sebagai berikut :
1

Kurangnya tenaga kerja (petugas kesehatan) yang berkompeten

Dana yang tersedia kurang mecukupi

Kurangnya komunikasi dalam pembagian tugas


Dari tiga akar penyebab masalah yang paling dominan ditetapkan

alternatif masalah sebagai berikut :


1

Menambah jumlah tenaga kerja yang berkompeten (Man)

Membuat anggaran dana untuk terlaksananya program (Money)

Meningkatkan komunikasi dengan cara

melakukan suatu diskusi

dalam pembagian program kerja (Actuating)


2

Kemungkinan Akar Penyebab Masalah Cakupan program rumah sehat


pada Kecamatan Johar Baruperiode Januari-Maret 2016 sebesar 85%,
tidak mencapai target (95%).
Dari diagram fishbone yang dibuat maka didapatkan sembilan akar
penyebab masalah, yaitu :
Pada Input :
1

Jumlah petugas Puskesmas yang kurang dalam melakukan pemeriksaan


rumah sehat.(Man)

Anggaran dana yang dibatasi oleh pemerintah.(Money)

Alat tidak disediakan untuk program ini. (Material)

Kurangnya koordinasi antara nakes program rumah sehat dengan nakes


di puskesmas.(Methode)

Pada Process:
1

Petugas jarang turun ke lapangan (Planning)

Kurangnya komunikasi yang dilakukan petugas kader. (Organizing)

Kurangnya pembinaan terhadap target rumah yang diperiksa. (Actuating)

Program kekurangan SDM untuk mengawasi rumah-rumah yang akan


diperiksa. (Controlling)

59

Pada Environment :
1

Kurangnya
pengetahuan
pemilik rumah
dalam
mengenali
tanda

bahaya

rumah

tidak

sehat.
Dari sembilan akar penyebab yang paling mungkin diperoleh
penyebab yang paling dominan berdasarkan hasil diskusi dan justifikasi
sebagai berikut :
1

Jumlah petugas Puskesmas yang kurang dalam melakukan


pemeriksaan rumah sehat. (Man)

Anggaran yang turun tidak tepat waktu untuk pelaksanaan


dan perencanaan program (Money).

Kurangnya

koordinasi

antar

petugas

kesehatan

(Organizing).
Dari tiga akar penyebab masalah yang paling dominan ditetapkan
alternatif masalah sebagai berikut :
1

Menambah jumlah tenaga kerja yang dapat melakukan program


rumah sehat (Man)

Pengkajian ulang pendistribusian dana (Money).

Memberikan

pembinaan

kepada

petugas

kesling

untuk

mengoptimalkan sumber daya manusia yang tersedia (Organizing)


3.2 Menetapkan Alternatif Pemecahan Masalah
Setelah menentukan akar penyebab masalah yang paling dominan, untuk mengurangi
atau bahkan menghilangkan akar penyebab masalah yang paling dominan tersebut
maka ditentukan beberapa alternatif pemecahan masalah. Penetapan alternatif
pemecahan masalah dengan menggunakan metode MCUA ( Multiple Criteria Utility
Assassement ), yaitu dengan memberikan skoring 1 dan 3 pada bobot berdasarkan
hasil diskusi, argumentasi dan justifikasi kelompok.
60

Tabel 3.1 Skoring Bobot Penetapan Alternatif Masalah dengan MCUA


Skor
1

Keterangan
Sulit Dilaksanakan, Biaya Mahal, Butuh
Waktu Lama, Tidak Dapat Menyelesaikan

Masalah Dengan Sempurna.


Mudah Dilaksanakan, Tidak Butuh Biaya
Mahal, Tidak Butuh Waktu Lama, Dapat
Menyelesaikan Masalah Dengan Sempurna.

Dalam metode ini parameter diletakkan pada kolom dan masalah- masalah yang dicari
prioritasnya diletakkan pada baris. Pengisian dilakukan dari atas ke bawah. Hasilnya
didapat dari perkalian parameter tersebut. Masalah yang mempunyai skor tertinggi,
dijadikan sebagai prioritas masalah. Kriteria dalam penetapan alternatif masalah yang
terbaik adalah:
1

Mudah dilaksanakan.
Diberi nilai 1 dan 3, di mana nilai 3 merupakan masalah yang paling mudah
dilaksanakan dan skor 1 adalah masalah yang paling sulit dilaksanakan.

Murah biayanya.
Diberi nilai 1 dan 3, di mana nilai 3 merupakan masalah yang paling murah
biaya pelaksanaannya dan skor 1 adalah masalah yang paling mahal biaya
pelaksanaannya.

Waktu penerapan sampai masalah terpecahkan tidak lama.


Diberi nilai 1 dan 3, di mana nilai 3 adalah masalah yang paling dapat
diselesaikan dengan cepat dan skor 1 adalah masalah yang memerlukan
waktu paling lama dalam penyelesaiannya.

Dapat memecahkan masalah dengan sempurna


Diberi nilai 1 dan 3, di mana nilai 3 merupakan masalah yang paling
mungkin diselesaikan dengan sempurna dan skor 1 merupakan masalah yang
sulit diselesaikan dengan sempurna.

61

Tabel 3.2 MCUA Cakupan Angka Jumantik Cilik Pada Kecamatan Johar
BaruPada Periode Januari-Maret 2016 Sebesar 80%
No

Parameter

1
2

Mudah dilaksanakan
Murah biayanya
Waktu penerapannya

masalah

4
3

AL 1
N BN
3
12
1
3

AL 2
N BN
1
4
1
3

Bobot

AL 3
N BN
3
3

12
9

sampai

terpecahkan

tidak

terlalu lama
Dapat menyelesaikan dengan
sempurna
Jumlah

21

13

30

Keterangan :
AL-1 : Menambah jumlah tenaga kerja (petugas kesehatan) yang berkompeten
AL-2: Membuat anggaran dana untuk terlaksananya program Jumantik Cilik
AL-3: Meningkatkan komunikasi dengan cara

melakukan suatu diskusi dalam

pembagian program kerja


Dari hasil penetapan alternatif pemecahan masalah dengan menggunakan
metode MCUA, berdasarkan peringkat didapatkan hasil sebagai berikut:
1

Meningkatkan komunikasi dengan cara melakukan suatu diskusi dalam pembagian


program kerja

Menambah jumlah tenaga kerja (petugas kesehatan) yang berkompeten

Membuat anggaran dana untuk terlaksananya program

Tabel 3.3 MCUA Cakupan program rumah sehat pada Kecamatan Johar
62

Baruperiode Januari-Maret 2016 sebesar 85%, tidak mencapai target (95%)


No

Parameter

1
2

Mudah dilaksanakan
Murah biayanya
Waktu penerapannya

masalah

AL 2
N BN
1
4
1
3

terpecahkan

AL 3
N BN
3
3

12
9

sampai
tidak

terlalu lama
Dapat menyelesaikan dengan

4
3

AL 1
N BN
2
8
2
6

Bobot

sempurna
Jumlah

18

10

30

Keterangan :
AL-1 : Menambah jumlah tenaga kerja yang dapat melakukan program rumah sehat
AL-2 : Pengkajian ulang pendistribusian dana
AL-3 : Memberikan pembinaan kepada petugas kesling untuk mengoptimalkan
sumber daya manusia yang tersedia
Dari hasil penetapan alternatif pemecahan masalah dengan menggunakan metode
MCUA, berdasarkan peringkat didapatkan hasil sebagai berikut:
1

Memberikan pembinaan kepada petugas kesling untuk mengoptimalkan sumber


daya manusia yang tersedia.

Menambah jumlah tenaga kerja yang dapat melakukan program rumah sehat

Pengkajian ulang pendistribusian dana

63

BAB IV
RENCANA USULAN DAN RENCANA PELAKSANAANKEGIATAN PEMECAHAN
MASALAH

4.1. Menyusun Rencana Pemecahan Masalah


Setelah ditemukannya alternatif pemecahan masalah maka sampailah pada
tahap penyusunan rencana pemecahan masalah. Dalam tahap ini, diharapkan dapat
mengambil keputusan-keputusan untuk memecahkan akar masalah yang dianggap paling
dominan. Perencanaan adalah upaya menyusun berbagai keputusan yang bersifat pokok
yang dipandang paling penting dan akan dilakukan menurut urutannya guna mencapai
tujuan yang telah ditetapkan. Berikut ini adalah tabel yang menjelaskan rencana
memecahkan masalah.

4.1.1 Cakupan Cakupan program Jumantik Cilik di sekolah pada Kecamatan Johar
Barupada periode Januari-Maret 2016
Agar dapat melaksanakan alternatif pemecahan masalah dari kegiatan
meningkatkan cakupan target 80% pada Januari Maret 2016 di kecamatan Senen,
maka dibuat rencana usulan kegiatan yang dapat dilihat pada Tabel 4.1.
4.1.2 Cakupan Cakupan program rumah sehat pada Kecamatan Johar Baruperiode
Januari-Maret 2016
Agar dapat melaksanakan alternatif pemecahan masalah dari kegiatan
meningkatkan cakupan target > 95% rumah sehat pada Maret 2016 di Wilayah
Puskesmas Kecamatan Johar Baruyang didapatkan dalam BAB III, maka dibuat
rencana usulan kegiatan yang dapat dilihat pada Tabel 4.2

64

Tabel 4.1 Rencana Pemecahan Masalah Untuk Cakupan program Jumantik Cilik di sekolah pada Kecamatan Johar Barupada periode
Januari-Maret 2016
RENCANA
KEGIATAN
Melakukan
pertemuan rutin
antar petugas
puskesmas dan
antara
petugas.puskesmas
dengan petugas
jumantik cilik di
sekolah-sekolah

No

ALTERNATIF

TARGET

1.

Komunikasi dengan
cara melakukan
suatu diskusi dalam
pembagian program
kerja

2.

Membuat anggaran
dana untuk
terlaksananya
program Jumantik
Cilik

Mengadakan
pertemuan dan
evaluasi rutin dalam
hal membahas
pendanaan program
Jumantik Cilik

Terlaksananya
pengeluaran
dana untuk
program
Jumantik Cilik

3.

Menambah jumlah
tenaga kerja yang
berkompeten oleh
dinas terkait

Mengadakan
pendaftaran dan
penyeleksian tenaga
kerja baru yang
berkompeten oleh
pihak puskesmas

Terbentuknya
sejumlah tenaga
kerja baru
berkompeten
yang telah
diseleksi
sebelumnya

Diadakannya
pertemuan rutin
dalam hal diskusi
pembagian program
kerja antar petugas
puskesmas dan
antara petugas
puskesmas dengan
petugas jumantik
cilik

VOLUME
KEGIATAN
Minimal
1x/bulan

BIAYA

KETERANGAN

Rp. 350.000,-/kegiatan

Dilaksanakan
minimal
setiap bulan
dalam setahun
dari bulan
Januari hingga
Desember

2x/tahun

Rp. 350.000,-/kegiatan

Dilaksanakan
setiap 6 bulan
sekali (pada
bulan Juni dan
bulan
Desember)

Sesuai
kebutuhan
puskesmas

Rp. 5.000.000,-/kegiatan

Dilaksanakan
sesuai
kebutuhan
puskesmas

65

Tabel 4.2 Rencana Pemecahan Masalah untuk Cakupan Program Rumah Sehat pada Kecamatan Johar Baruperiode Januari-Maret
2016
No

ALTERNATIF

1.

Menyetarakan
jumlah tenaga kerja
pada program rumah
sehat dari SDM
yang tersedia.

2.

Pengkajian ulang
pendistribusian
dana.

RENCANA
TARGET
KEGIATAN
Melakukan
Jumlah tenaga kerja
perekrutan anggota yang terlatih
baru untuk program memadai.
rumah sehat.
Memberikan
informasi mengenai
program rumah
sehat serta
melakukan kegiatan
pelatihan mengenai
hal-hal yang
diperhatikan demi
tercapainya target
rumah sehat kepada
anggota rekrut.
Membuat perincian
dana untuk
program rumah
sehat demi
tercapainya target
rumah sehat /bulan.
Mengevaluasi hasil
kegiatan.

Terbentuknya rincian
dana untuk program
rumah sehat.
Kegiatan tercapai
semua

VOLUME
KEGIATAN
2x/tahun

2x/tahun

BIAYA
Biaya operasional
Rp. 200.000,-/kegiatan
Biaya operasional
Rp. 500.000,-/kegiatan

KETERANGAN
Dilaksanakan 6
bulan sekali pada
minggu I
Dilaksanakan
setiap 6 bulan
sekali pada
minggu I

12x/Tahun

Biaya operasional
Rp. 100.000,-/kegiatan

Dilaksanakan
setiap bulan

4x/ tahun

Biaya operasional
Rp. 200.000-/kegiatan

Dilaksanakan
setiap 3 bulan
sekali

66

No
3.

ALTERNATIF
Memberikan
pembinaan kepada
petugas kesling
untuk
mengoptimalkan
SDM yang tersedia.

RENCANA
KEGIATAN
Memberikan
informasi dan
melakukan kegiatan
pelatihan kepada
tenaga kesehatan
yang ada agar kerja
program lebih
maksimal.

TARGET
Kegiatan dan target
rumah sehat tercapai
semua.

VOLUME
KEGIATAN

BIAYA

2x/tahun

Biaya operasional
Rp. 500.000-/kegiatan

KETERANGAN
Dilaksanakan
setiap 6 bulan
sekali pada
minggu I.

67

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan
Ada satu program kesehatan dasar di Puskesmas Kecamatan Johar Baruyang dievaluasi,
yaitu program Kesehatan Lingkungan. Dan didapatkan enam masalah yang teridentifikasi
sehingga didapatkan dua prioritas masalah selama periode Januari s/d maret 2016, yaitu
Cakupan program Jumantik Cilik di sekolah pada Kecamatan Johar Barupada periode
Januari-Maret 2016 sebesar 80% kurang dari target yaitu 100 % dan Cakupan program
rumah sehat pada Kecamatan Johar Baruperiode Januari-Maret 2016 Sebesar Pemeriksaan
Rumah 85% Dan Pemeriksaan Tempat Sampah 68 %.
Setelah mencari kemungkinan penyebab masalah dengan diagram sebab akibat dari
Ishikawa atau fishbone di dapatkan akar-akar masalah dari setiap program di atas, seperti
yang telah di jelaskan pada bab sebelumnya. Setelah ditemukan akar-akar masalah setiap
program, didapatkan

akar

penyebab masalah yang dominan serta alternatif cara

pemecahan masalah

Akar penyebab masalah cakupan angka jumantik cilik yang paling dominan yaitu :
4

Kurangnya tenaga kerja (petugas kesehatan) yang berkompeten

Dana yang tersedia kurang mecukupi

Kurangnya komunikasi dalam pembagian tugas

Akar penyebab masalah cakupan program rumah sehat yang paling dominan yaitu :
1 Jumlah petugas Puskesmas yang kurang dalam melakukan pemeriksaan rumah
sehat. (Man)
2

Anggaran yang turun tidak tepat waktu untuk pelaksanaan dan perencanaan
program (Money).

Kurangnya koordinasi antar petugas kesehatan (Organizing).


68

5.2 Saran
Berdasarkan permasalahan program kesehatan dasar tersebut disarankan atau
direkomendasikan kepada Kepala Puskesmas Kecamatan Johar Barusebagai berikut:
Untuk Program JUMANTIK CILIK :
4

Melakukan pertemuan rutin antar petugas puskesmas dan antara


petugas.puskesmas dengan petugas jumantik cilik di sekolahsekolah

Mengadakan pertemuan dan evaluasi rutin dalam hal membahas pendanaan program
Jumantik Cilik

Mengadakan pendaftaran dan penyeleksian tenaga kerja baru yang berkompeten oleh
pihak puskesmas.

Untuk Program RUMAH SEHAT :


1

Melakukan perekrutan anggota baru untuk program rumah sehat.

Memberikan informasi mengenai program rumah sehat serta melakukan kegiatan


pelatihan mengenai hal-hal yang diperhatikan demi tercapainya target rumah sehat
kepada anggota rekrut.

Membuat perincian dana untuk program rumah sehat demi tercapainya target rumah
sehat /bulan.

Mengevaluasi hasil kegiatan.

69

Anda mungkin juga menyukai