LPM Kelompok 10 Edit
LPM Kelompok 10 Edit
PENDAHULUAN
1 Latar Belakang
Gambaran Umum Wilayah Kecamatan Johar Baru
Keadaan Geografis
Pada bulan Agustus 1966 di DKI Jakarta dibentuk beberapa kota
Kecamatan
dan
220
Kelurahan.
Pembentukan
Kecamatan
dan
Putih
Kecamatan Johar Baru terdiri dari 4 kelurahan, yaitu:
a Kelurahan Johar Baru
b Kelurahan Kampung Rawa
c Kelurahan Tanah Tinggi
d Kelurahan Galur
Keadaan Demografi
Secara demografis penduduk di wilayah kecamatan Johar Baru
sangat padat. Menurut data Biro Pusat Statistik Jakarta Pusat pada bulan
Juli 2015, Kecamatan Johar Baru mempunyai jumlah penduduk sebanyak
116.261 jiwa. Berikut rincian jumlah penduduk yang ada di Kecamatan
Johar Baru tahun 2015.
Tabel 1.1 Jumlah Penduduk di Wilayah Puskesmas Kecamatan Johar
Baru Tahun 2015
N
o
1
2
3
4
Jumlah
Kelurahan
Penduduk
49.924 Jiwa
26.642 Jiwa
Rawa
Kelurahan Tanah
44.112 Jiwa
Tinggi
Kelurahan Galur
17.908 Jiwa
Jumlah
138.586 Jiwa
Sumber : Laporan Tahunan Puskesmas Kecamatan Johar Baru Tahun 2015
Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Wilayah Puskesmas Kecamatan
Johar Baru menurut laporan Kecamatan Johar Baru tahun 2015 adalah
sebagai berikut laki-laki 58.925 jiwa, perempuan 57.336 jiwa. Berikut
rincian kepadatan penduduk pada tiap kelurahan di Kecamatan Johar Baru
pada tahun 2015.
Tabel 1.2 Tingkat Kepadatan Penduduk di Kecamatan Johar Baru Tahun
2015
Kelurahan
Luas
(km2)
Jumlah
PenduduKepadatan Penduduk
(per Ha)
k
49.924
557
119,1
Kelurahan
0
30,11
Jiwa
26.642
688
63,29
Jiwa
44.112
711
26,20
Jiwa
17.908
663
Kampung
Rawa
Kelurahan Tanah Tinggi
Kelurahan Galur
Jumlah
237,7
Jiwa
138.586
583
jiwa
Sumber : Laporan Tahunan Puskesmas Kecamatan Johar Baru Tahun 2015
Kelompok
Umur
Laki-
Perempu
laki
an
Jumlah
(tahun)
0-4
4.843
4.176
9.019
5-9
4.428
5.589
10.017
10-14
5.666
4.756
10.422
15-19
5.005
6.093
11.098
20-24
5.550
5.559
11.109
25-29
5.085
5.030
10.105
30-34
4.785
5.151
9.936
35-39
4.510
4.135
8.645
40-44
4.828
4.198
9.026
45-49
4.319
4.031
8.550
50- 54
4.752
4.446
9.198
55-59
4.555
3.599
8.154
60-64
3.668
2.730
6.418
65-69
1.294
2.501
5.795
70-74
1.927
1.803
3.730
>75
674
690
1.364
Jumlah
68.109
64.477
132.586
Sumber : Laporan Tahunan Puskesmas Kecamatan Johar Baru Tahun
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
2015
Tanah
Agama
ng
Tinggi
Islam
25.031
4.436
3.216
Katolik
1.987
1.537
Budha
Hindu
35
78
24
34
Jumlah
52.124
29.842
an
Johar
Baru
Rawa
45.588
Protest
Galu
17.7
40
2.13
2
1.15
4
63
19
21.1
13.071
9.936
5.528
501
344
29.380
08
Sumber : Laporan Tahunan Puskesmas Kecamatan Johar Baru
Tahun 2015
3
1
Keadaan Lingkungan
Sosio Ekonomi
Wilayah Kecamatan Johar Baru yang terletak di Pusat Kota Jakarta
penambah
pendapatan
devisa
Indonesia,
karena
kawasan
sekitarnya, hal ini terkait dengan lokasi dan banyaknya penduduk yang
bekerja di wilayah Johar Baru tetapi tidak berdomisili di daerah tersebut.
Agar
semua
dapat
memperoleh
kesempatan
mendapat
pelayanan
4
dan
masyarakat,
dan
dapat
mempertinggi
kesadaran
Fasilitas Kesehatan
Wilayah kerja puskesmas Kecamatan Johar Baru sangat minim
Uraian
Tanah
Kampun
Galu
Tinggi
g Rawa
Joha
r
Jumla
1.
Rumah sakit
Baru
1
1
2.
Rumah Bersalin
3.
Puskesmas
4.
Balkesmas/ Bpn
Dr. Umum
20
5.
6.
Praktek
Dr.Spesialis
7.
Praktek
Praktek 24 jam
8.
Bidan Swasta
10
9.
Apotik
24
10.
Laboratorium
11.
12.
13.
Posyandu
Toko Obat
Drg. Praktek
18
1
24
2
3
15
2
2
15
3
4
72
7
10
Jumlah
32
43
33
53
161
Sumber : Laporan Tahunan Puskesmas Kecamatan Johar Baru Tahun 2015
2 Gambaran Umum Puskesmas
Kesehatan merupakan hak azasi yang tercantum dalam UUD 1945,
pasal 28 H ayat 1 dan UU No 23 tahun 1992 sehingga kesehatan perlu
diupayakan, diperjuangkan dan ditingkatkan serta dipelihara oleh setiap
individu dan seluruh komponen bangsa agar masyarakat dapat menikmati
hidup
sehat
yang
pada
akhirnya
dapat
mewujudkan
kesehatan
Puskesmas
yang
meliputi
pengembangan
kebijakan
Definisi Puskesmas
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 75
yang
selanjutnya
kesehatan
yang
disebut
Puskesmas
menyelenggarakan
adalah
upaya
fasilitas
kesehatan
kesehatan
masyarakat
yang
setinggi-tingginya
di
wilayah
melaksanakan
pembinaan
dan
pelayanan
kesehatan
secara
organisasi
pelayanan
mandiri,
kewenangan
yang
dimiliki
diserahkan
masyarakat
dan
pada
kemampuan
setiap
puskesmas
sumber
daya
sesuai
yang
kebutuhan
dimiliki
namun
perubahan
yang
terjadinya
perubahan
paradigma
sehat.
perubahan
konsep
mendasar
paradigma
Dengan
yang
dalam
pembangunan
paradigma
sangat
sektor
baru
ini,
mendasar
kesehatan
kesehatan
mendorong
dalam
yaitu
menjadi
terjadi
pembangunan
kesehatan
yang
semula
lebih
banyak
dilakukan
oleh
kesehatan
yang
semula
bersifat
terpusat
kesehatan
menyeluruh
yang
diberikan
puskesmas
meliputi:
8
Fungsi Puskesmas
Untuk mencapai Indonesia sehat, Puskesmas harus menjalankan
pencegahan,
penderitaan
akibat
penyembuhan
penyakit
dan
penyakit,
pengurangan
memulihkan
kesehatan
kesehatan
memelihara
dan
menanggulangi
masyarakat
meningkatkan
timbulnya
adalah
kesehatan
masalah
setiap
kegiatan
serta
kesehatan
untuk
mencegah
dengan
dan
sasaran
penyakit,
kesehatan
lingkungan,
perbaikan
gizi,
Puskesmas
terkait
fungsi
penyelenggaraan
UKM
tingkat pertama
a. Melaksanakan
perencanaan
berdasarkan
analisis
masalah
diperlukan.
b. Melaksanakan advokasi dan sosialisasi kebijakan kesehatan.
c. Melaksanakan
komunikasi,
informasi,
edukasi,
dan
masyarakat
masalah
untuk
kesehatan
mengidentifikasi
pada
setiap
dan
tingkat
peningkatan
kompetensi
sumber
daya
manusia Puskesmas.
g. Memantau
pelaksanaan
pembangunan
agar
berwawasan
kesehatan.
h. Melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap
akses, mutu, dan cakupan pelayanan kesehatan.
i. Memberikan
rekomendasi
terkait
masalah
kesehatan
Pelayanan
Kesehatan
dasar
secara
Pelayanan
Kesehatan
dengan
prinsip
dan
melaksanakan
pembinaan
fasilitas
Peran Puskesmas
Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan kebijakan kesehatan
Visi Puskesmas
Visi puskesmas adalah tercapainya kecamatan yang sehat menuju
terwujudnya
Indonesia
sehat.
masyarakat
kecamatan
yang
Kecamatan
ingin
sehat
dicapai
adalah
melalui
gambaran
pembangunan
Misi Puskesmas
Dalam rangka untuk mewujudkan Indonesia Sehat ditetapkan misi
di
wilayah
kerjanya,
agar
memperhatikan
aspek
akan
selalu
berupaya
menyelenggarakan
pelayanan
berikut:
a Meningkatkan profesionalisme petugas
b Mengembangkan dan menetapkan pendekatan kewilayahan
c Mengembangkan kemandirian Puskesmas sesuai dengan kewenangan
yang diberikan oleh Dinas Kesehatan kabupaten/kota
d Mengembangkan
dan
menetapkan
azas
kemitraan
serta
esensial
dan
upaya
kesehatan
masyarakat
pemembangan.
Upaya
Promosi
Kegiatan
kesehatan
di
pendidikan dasar
Penyuluhan
kesehatan
sekolah
jiwa
tentang
perilaku
imunisasi
atau masyarakat
Skrining kesehatan
pendidikan dasar
Penyuluhan KB
di
siswa
sesuai
kelompok
sekolah
program
13
dan Pencegahan
Pengendalian Penyakit
dan
Pengendalian
Pengendalian
Penyakit menular :
Pengendalian
infeksi
Dengue/DBD
-
Pengendalian kecacingan
Gizi
Melakukan
deteksi
dini/penemuan
gizi
di
kelompok
atau
masyarakat.
Sumber : Lampiran Permenkes No. 75 Tahun 2014
Di
samping
penyelenggaraan
usaha-usaha
kegiatan
pokok
pelaksanaan
maupun
perbekalan
akan
diberikan
oleh
inovatif
dan/atau
bersifat
memerlukan upaya
ekstensifikasi
dan
yang
intensifikasi
ini
adalah
dalam
rangka
mempercepat
tercapainya
visi
puskesmas.
Pemilihan upaya kesehatan pengembangan ini dilakukan oleh
puskesmas
bersama
dinas
kesehatan
kabupaten/kota
dengan
puskesmas
belum
mampu
menyelenggarakan
upaya
5. Rawat
inap
berdasarkan
pertimbangan
kebutuhan
pelayanan
kesehatan
3 Gambaran Umum Puskesmas Kecamatan Johar Baru
Puskesmas Kecamatan Johar Baru merupakan Puskesmas pembina
sesuai dengan SK Gubernur tahun 1992. Puskesmas ini berada di alamat
Jl. Mardani Raya No.36, RT.2/RW.5, Johar Baru, Kota Jakarta Pusat, Daerah
Khusus Ibukota Jakarta. Puskesmas Kecamatan Johar Baru membawahi 6
Puskesmas yaitu 1 Puskesmas tingkat kecamatan, 5 Puskesmas tingkat
kelurahan, 2 Puskesmas terletak di Kelurahan Johar Baru (Johar Baru II,
Johar Baru III) dan Puskesmas Kelurahan Tanah Tinggi, Puskesmas
Kelurahan Kampung Rawa dan Puskesmas Kelurahan Galur.
Wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Johar Baru adalah membawahi
enam Puskesmas kelurahan di empat kelurahan yang ada di wilayah
Kecamatan Johar Baru, yaitu:
1 Puskesmas Kelurahan Johar Baru II
Puskesmas Kelurahan Johar Baru II beralamat di Jl.Percetakan Negara
II.
2 Puskesmas Kelurahan Johar Baru III
Puskesmas Kelurahan Johar Baru III beralamat di Jl. Keramat Jaya Gg
IX.
3 Puskesmas Kelurahan Galur
Puskesmas Kelurahan Galur beralamat di Jl.Kampung Rawa tengah Gg
IX.
4 Puskesmas Kelurahan Tanah Tinggi
Puskesmas Kelurahan Tanah Tinggi beralamat di Jl. Tanah Tinggi Gg.
VII/12.
5 Puskesmas Kelurahan Kampung Rawa
Puskesmas Kelurahan Kampung Rawa beralamat di Jl. Rawa Selatan 1
Kel. Galur
RT 2/1.
Kel. Tanah Tinggi
16
lain:
1
dari:
1 Luas bangunan
: 1.305 m2
2 Luas tanah
: 1.782 m2
3 Daya listrik
: 45.000 W
4 Air
: tanah
5 Telepon
: 7 unit
6 Fax
: 1 unit
7 Komputer
: 20 unit
8 Laptop
: 4 unit
9 Printer
: 13 unit
10 AC
: 26 unit
:2
13 Motor
:8
14 Swing fog
:4
15 Dental unit
:9
16 Rontgen unit
:-
17 Unit mata
:-
Lantai 1
a Unit Gawat Darurat/poli tindakan
b Poli Umum
c Poli Anak
17
Lantai 2
a
b
c
d
e
f
g
h
Laboratorium
Poli KIA
Poli Gizi
Poli Gigi
Poli Mata
Ruang Kepala Puskesmas
Ruang Tata Usaha
Ruang Rapat
Puskes
Dokt
mas
er
Dokte
Apotek
Bida
Peraw
Peraw
Ahli
Umu
r Gigi
er
at
at Gigi
gizi
11
20
14
66
10
Tenaga
Nonmed
is
Jumla
h
Kec.
Johar
Baru
Kel.Johar
Baru II
Kel.Johar
Baru III
Kel.Kamp
ung
Rawa
18
Kel.Galur
Kel.Tanah
Tinggi
Jumlah
16
14
11
28
25
104
sputum)
2 Unit Dental Unit
USG
Alat Apotek
7 buah Tempat tidur (untuk pemeriksaan fisik pasien)
2 Non medis:
a Alat perlengkapan
b Kartu diagnosis
c Kartu pasien, Formulir Laporan
2
memberikan
sesuai
dengan
peraturan
dan
perundang19
20
Struktur Organisasi
SUSUNAN ORGANISASI
PUSKEMAS KECAMATAN JOHAR BARU
TAHUN 2015
KEPALA PUSKESMAS
KECAMATAN JOHAR
BARU
DR. JOHANA TATAUNG
M.R
DRG. GUSTI AYU
KUSUMAWATI
1.
21
Melakukan koreksi atau perbaikan terhadap segala bahaya dan ancaman pada
kesehatan dan kesejahteraan hidup manusia.
Melakukan kerja sama dan menerapkan program terpadu di antara masyarakat dan
institusi pemerintah serta lembaga non pemerintah dalam menghadapi bencana
alam atau wabah penyakit menular.
Pengendalian vektor
Pengendalian radiasi
Kesehatan kerja
10 Pengendalian kebisingan
11 Perumahan dan pemukiman
12 Aspek kesling dan transportasi udara
13 Perencanaan daerah dan perkotaan
14 Pencegahan kecelakaan
15 Rekreasi umum dan pariwisata
16 Tindakan-tindakan sanitasi yang berhubungan dengan keadaan epidemi/wabah,
bencana alam dan perpindahan penduduk
17 Tindakan pencegahan yang diperlukan untuk menjamin lingkungan
1.4.3 Sasaran Kesehatan Lingkungan
Sasaran dari pelaksanaan kesehatan lingkungan adalah sebagai berikut:
a Tempat Umum: hotel, terminal, pasar, pertokoan, dan usaha-usaha yang sejenis
b Lingkungan pemukiman: rumah tinggal, asram/yang sejenis
c Lingkungan kerja: perkantoran, kawasan industri/yang sejenis
d Angkutan umum: kendaraan darat, laut, dan udara yang digunakan untuk umum
e Lingkungan lainnya: misalnya bersifat khusus seperti lingkungan yang berada dlm
keadaan
darurat,
bencana
perpindahan
penduduk
secara
besar-besaran,
bantuan
anggota
keluarga
pengelola
tempat
untuk
mendampingi pemeriksaan.
4. Di tempat yang gelap atau air yang keruh, pemeriksaan dilakukan
dengan menggunakan lampu senter.
5. Jika ditemukan jentik, anggota keluarga atau pengelola tempat di minta
untuk ikut melihat / menyaksikan.
6. Memberikan penjelasan dan anjuran 3 M.
7. Membuat catatan hasil pemeriksaan jentik dan laporan.
Unit terkait :
1. Petugas Kesling kecamatan Johar Baru
2. Petugas Kesling kelurahan
3. Petugas Promkes
4. Petugas Lintas Program
2
Jumantik Cilik
Jumantik cilik adalah anak sekolah dari berbagai jenjang pendidikan dasar
dan menengah yang telah di bina dan dilatih sebagai juru pemantau jentik
(jumantik) di sekolah. (Departemen Kesehatan, Ditjen PP dan PL)
Tujuan dari Jumantik Cilik :
1
Sebagai salah satu upaya pembinaan perilaku hidup bersih dan sehat
(PHBS) sejak usia dini.
24
Mencatat ada tidaknya jentik dan jenis container yang di periksa pada
formulir hasil pemantauan jentik mingguan di sekolah dan di rekapitulasi
laporan mingguan jumantik PSN anak sekolah
25
Menentukan jadwal kegiatan pengawasan air bersih dan air minum serta
nama petugas.
Promkes
kemandirian
yang
bersih
masyarakat
dan
sehat.
adalah
upaya
untuk
mewujudkan
Program
Penyehatan
Sanitasi
Total
Berbasis
Masyarakat
(STBM)
priorotas
masalah,
merancang
model
yaitu :
1.
2.
3.
4.
5.
27
Tabel 1.8 Jumlah Angka Bebas Jentik Kecamatan Johar Baru Periode
Januari-April 2016
No
Kelurahan
Bangunan
Jentik
Jentik
(+)
1.000
(-)
79.977
Cakupan
Target
97,61%
100%
Johar Baru
Diperiksa
80.977
Galur
54.998
576
55.517
97,25%
100%
Kampung Rawa
48.072
424
47.648
96,99%
100%
Tanah Tinggi
80.772
729
80.043
97,88%
100%
2. Jumantik Cilik
Jumantik cilik mulai diadakan pada tanggal 1 Agustus 2015. Sampai saat ini
pelaksanaan jumantik periode bulan Januari - Juli 2016 masih dilakukan. Jumlah
sekolah di Kecamatan Johar Baru sebanyak 40 sekolah. Total sekolah yang sudah
dilakukan Jumantik Cilik sebanyak 36 sekolah (90%), tetapi jumlah tersebut sudah
dilakukan sejak awal diadakannya program Jumantik Cilik. Saat ini hanya tersisa
sekitar 4 sekolah (10%) yang belum mendapatkan program Jumantik Cilik. Data
periode bulan Januari - Juli 2016 belum tersusun. Target yang dicapai untuk
Jumantik Cilik hanyalah sebanyak-banyaknya sekolah yang ada, akan tetapi
diharapkan dapat mencapai angka 100% Program Jumantik tersebut melibatkan
murid sekolah dasar dan dibekali oleh senter, papan jalan, serta topi yang kemudian
diberikan materi tentang Jumantik.
Tabel 1.9 Program Jumantik Cilik Kecamatan Johar Baru Periode
Januari-April 2016
No
Kelurahan
Sekolah
(+)
(-)
Cakupan
Target
23
99%
100%
Johar Baru
dasar
23
Galur
50%
100%
Kampung Rawa
99%
100%
Tanah Tinggi
11
80%
100%
28
Nama
Kelurahan
Johar Baru
Kp. Rawa
Tanah Tinggi
Galur
Jumlah
Jumlah
Data
Dasar
4
5
9
2
20
Jumlah
Diperiksa
4
5
9
2
20
MS
TMS
2
4
6
1
13
2
1
3
1
7
Cakupan
Target
50%
80%
67%
50%
100%
100%
100%
100%
Target
Cakupan
Keterangan
29
Johar Baru
80%
67%
Tanah Tinggi
80%
50%
Kp. Rawa
80%
Galur
80%
Rata - rata
58,5%
Target
85%
Cakupan
86%
Keterangan
-
Tanah Tinggi
85%
67%
Kp. Rawa
85%
100%
Galur
Rata - rata
85%
75%
82 %
Target
100%
Cakupan
100%
Keterangan
-
Tanah Tinggi
100%
100%
Kp. Rawa
100%
100%
Galur
100%
Rata - rata
100%
Target
85%
Cakupan
64%
Keterangan
-
Tanah Tinggi
85%
86%
Kp. Rawa
85%
76%
30
Galur
Rata-rata
85%
71%
74,25%
Kecamatan
Johar
Baru
maka
dengan
cara
menghitung
dan
membandingkan nilai kesenjangan antara apa yang diharapkan (expected) dengan apa
yang telah terjadi (observed) akan dipilih satu masalah yang menjadi prioritas utama
untuk diselesaikan. Adapun identifikasi masalah yang didapatkan (Laporan Kesehatan
Lingkungan Puskesmas Kecamatan Johar Baru, 2016) :
1
Cakupan Monitoring PSN pada Kecamatan Johar Baru periode JanuariMaret 2016 sebesar 38%.
Rumusan Masalah
Setelah mengidentifikasi masalah dari program wajib Puskesmas se-Kelurahan
Senen maka dipilih program yang menjadi masalah, dengan cara menghitung dan
membandingkan nilai kesenjangan antara apa yang diharapkan (expected) dengan apa
yang telah terjadi (observed), selanjutnya dilakukan perumusan masalah untuk
membuat perencanaan yang baik sehingga masalah yang ada dapat diselesaikan.
Rumusan masalah dari Program Kesling di Puskesmas adalah sebagai berikut :
1
Cakupan pemeriksaan air bersih pada DEPO air minum di Kecamatan Johar
Baru periode Januari-Maret 2016 sebesar 40% dengan target 100%
di Sekolah
di fasilitas kesehatan
BAB II
1
kelompok diskusi. Agar pembahasan dapat dilakukan secara menyeluruh dan mencapai
sasaran, maka setiap anggota kelompok diharapkan mempunyai informasi dan data yang
tersedia. Beberapa langkah yang dilakukan dalam penetapan prioritas masalah meliputi:
1 Menetapkan Kriteria
2 Memberikan bobot masalah
3 Menentukan skoring tiap masalah
2.1.2. Non-Scoring Technique
Bila tidak tersedia data, maka cara penetapan prioritas masalah yang lazim
33
digunakan adalah teknik non skoring. Dengan menggunakan teknik ini, masalah dinilai
melalui diskusi kelompok, oleh sebab itu juga disebut Nominal Group Technique (NGT).
NGT terdiri dari dua, yaitu:
A Metode Delbecq
Menetapkan prioritas masalah menggunakan teknik ini dilakukan melalui diskusi dan
kesepakatan sekelompok orang, namun yang tidak sama keahliannya. Sehingga untuk
menentukan prioritas masalah, diperlukan penjelasan terlebih dahulu untuk
memberikan pengertian dan pemahaman peserta diskusi, tanpa mempengaruhi peserta
diskusi. Hasil diskusi ini adalah prioritas masalah yang disepakati bersama.
BMetode Delphi
Yaitu masalah masalah didiskusikan oleh sekelompok orang yang mempunyaikeahlian
yang sama melalui pertemuan khusus. Para peserta diskusi diminta untuk
mengemukakan pendapat mengenai beberapa masalah pokok. Masalah yang terbanyak
dikemukakan pada pertemuan tersebut, menjadi prioritas masalah.
2.1.3. Scoring Technique
Berbagai teknik penentuan prioritas masalah dengan menggunakan teknik
skoring antara lain:
A Metode Bryant
Terdapat beberapa kriteria yang harus dipenuhi yaitu :
1 Prevalence
Besarnya masalah yang dihadapi
2 Seriousness
Pengaruh buruk yang diakibatkan oleh suatu masalah dalam masyarakat dan
dilihat dari besarnya angka kesakitan dan angka kematian akibat masalah
3
4
kesehatan tersebut.
Manageability
Kemampuan untuk mengelola dan berkaitan dengan sumber daya
Community concern
Sikap dan perasaan masyarakat terhadap masalah Kesehatan tersebut
Parameter diletakkan pada baris dan masalah-masalah yang ingin dicari
prioritasnya diletakkan pada kolom. Kisaran skor yang diberikan adalah satu sampai
lima yang ditulis dari arah kiri ke kanan sesuai baris untuk tiap masalah. Kemudian
dengan penjumlahan dari arah atas ke bawah sesuai kolom untuk masing-masing
masalah dihitung nilai skor akhirnya. Masalah dengan nilai tertinggi dapat dijadikan
sebagai prioritas masalah. Tetapi metode ini juga memiliki kelemahan yaitu hasil
yang didapat dari setiap masalah terlalu berdekatan sehingga sulit untuk
34
dipakai ialah :
Magnitude
Berapa banyak penduduk yang terkena masalah atau penyakit yang ditunjukkan
masing penyakit.
Vulnerability
Sejauh mana ketersediaan teknologi atau obat yang efektif untuk mengatasi masalah
tersebut.
Community and political concern
Menunjukkan sejauh mana masalah tersebut menjadi concern atau kegusaran
menunjukkan
seberapa
fatal
suatu
permasalahan
sehingga
menimbulkan kematian atau kesakitan. Parameter yang digunakan dalam kriteria ini
adalah CFR (Case Fatality Rate), jika masalah yang dinilai berupa penyakit. Adapun
jika yang dinilai adalah masalah kesehatan lain, maka digunakan parameter
kuantitatif berupa angka kematian maupun angka kesakitan yang dapat ditimbulkan
oleh permasalahan tersebut.
2
Greatest member
Kriteria ini digunakan untuk menilai seberapa banyak penduduk yang terkena
masalah kesehatan tersebut. Untuk masalah kesehatan yang berupa penyakit, maka
parameter yang digunakan adalah prevalence rate. Sedangkan untuk masalah lain,
maka greatest member ditentukan dengan cara melihat selisih antara pencapaian
35
suatu kegiatan pada sebuah program kesehatan dengan target yang telah ditetapkan.
3
Expanding Scope
Menunjukkan seberapa luas pengaruh suatu permasalahan terhadap sektor lain
diluar sektor kesehatan. Parameter penilaian yang digunakan adalah seberapa luas
wilayah yang menjadi masalah, berapa banyak jumlah penduduk di wilayah tersebut,
serta berapa banyak sektor di luar sektor kesehatan yang berkepentingan dengan
masalah tersebut.
Feasibility
Kriteria lain yang harus dinilai dari suatu masalah adalah seberapa mungkin
masalah tersebut diselesaikan. Parameter yang digunakan adalah ketersediaan sumber
daya manusia berbanding dengan jumlah kegiatan, fasilitas terkait dengan kegiatan
bersangkutan yang menjadi masalah, serta ada tidaknya anggaran untuk kegiatan
tersebut.
5. Policy
Berhubungan dengan orientasi masalah yang ingin diselesaikan adalah masalah
kesehatan masyarakat, maka sangat penting untuk menilai apakah masyarakat
memiliki kepedulian terhadap masalah tersebut serta apakah kebijakan pemerintah
mendukung terselesaikannya masalah tersebut.
Metode ini memakai lima kriteria yang tersebut diatas untuk penilaian masalah
dan masing-masing kriteria harus diberikan bobot penilaian untuk dikalikan dengan
penilaian masalah yang ada sehingga hasil yang didapat lebih obyektif. Pada metode
ini harus ada kesepakatan mengenai kriteria dan bobot yang akan digunakan.
Dalam menetapkan bobot, dapat dibandingkan antara kriteria yang satu dengan
yang lainnya untuk mengetahui kriteria mana yang mempunyai bobot yang lebih
tinggi. Setelah dikaji dan dibahas, didapatkan kriteria mana yang mempunyai nilai
bobot yang lebih tinggi. Nilai bobot berkisar satu sampai lima, dimana nilai yang
tertinggi adalah kriteria yang mempunyai bobot lima.
Bobot 5 : paling penting
Bobot 4 : sangat penting sekali
Bobot 3 : sangat penting
Bobot 2 : penting
Bobot 1 : cukup penting
Dari teknik skoring yang ada ditetapkan untuk digunakan teknik MCUA atas
alasan agar dapat menilai prioritas masalah secara lebih sensitive dengan mengatur
36
Score
1
2
37
Tabel 2.2 Penentuan Score Emergency Masalah Program Kesehatan Lingkungan berdasarkan proxy CFR pada Puskesmas
Kecamatan Johar BaruPeriode Januari 2016 Maret 2016
Besar Masalah
Total Nilai (Besar
No.
Masalah
(Target (%) Proxy
Score
Masalah + Proxy)
Pencapaian (%))
1.
Cakupan program Jumantik Cilik di sekolah pada
Persentase CFR DBD
Kecamatan Johar Baru pada periode Januari-Maret
15%
15,91
1
0,91%
2016 sebesar 80%, tidak mencapai target (95%).
2.
10%
Cakupan program rumah sehat pada Kecamatan
Persentase CFR ISPA
Johar Baruperiode Januari-Maret 2016 sebesar
19,4%
1
9,4%
85%, tidak mencapai target (95%).
3.
Cakupan Jumlah pemeriksaan rumah sehat yang
dilakukan oleh Kecamatan Johar Barupada periode
Januari-Maret 2016 sebesar 68%, tidak mencapai
4.
32%
41,4%
61,14%
67,14%
target (100%).
Cakupan Jumlah pemeriksaan jamban rumah yang
dilakukan oleh Kecamatan Johar Barupada periode
Januari-Maret 2016 sebesar 40%, tidak mencapai
target (100%).
5.
60%
66%
Persentase CFR
DIARE 1,14%
Persentase CFR
DIARE 1,14%
6.
target (100%).
Cakupan Jumlah pemeriksaan Tempat sampah yang
diperiksa oleh Kecamatan Johar Barupada periode
Januari-Maret 2016 sebesar 40%, tidak mencapai
7.
60%
Persentase CFR
DIARE 1,14%
61,14%
28,14%
target (100%).
Cakupan program pemeriksaan tempat sampah
yang memenuhi syarat pada Kecamatan Johar
Baruperiode Januari-Maret 2016 sebesar 85%, tidak
27%
Persentase CFR
DIARE 1,14%
39
Greatest Member
Greatest member menunjukkan berapa banyak penduduk yang terkena
Skor
1
2
40
Tabel 2.4 Penentuan Score Greatest Member Program Kesehatan Lingkungan pada
Puskesmas Kecamatan Johar Baru Periode Januari Maret 2016
Besar
Masalah
No.
Masalah
(Target
(%) -
Total Nilai
Jumlah
(Besar
penduduk
masalah x
jumlah
Pencapaian
penduduk)
(%))
1.
Score
Cakupan program
Jumantik Cilik di sekolah
pada Kecamatan Johar
Baru pada periode
15%
123.976
18.596
10%
123.976
12397
32%
123.976
39672
60%
123.976
74385
Januari-Maret 2016
sebesar 80%, tidak
2.
3.
4.
Cakupan Jumlah
pemeriksaan jamban
41
(100%).
Cakupan Jumlah
pemeriksaan SPAL yang
dilakukan oleh Kecamatan
Johar Baru pada periode
66%
123.976
81824
60%
123.976
74385
27%
123.976
33472
Januari-Maret 2016
sebesar 34%, tidak
6.
7.
Expanding Scope
Expanding Scope menunjukkan seberapa luas pengaruh suatu permasalahan terhadap sektor
lain diluar kesehatan, berapa banyak jumlah penduduk di wilayah tersebut, serta ada tidaknya
42
1
2
3
4
Keterpaduan
Tidak ada keterpaduan lintas
program dan sektor
Ada keterpaduan lintas
program
Ada keterpaduan lintas sektor
Ada keterpaduan lintas
program dan sektor
43
Tabel 2.6. Skoring Expanding Scope Terhadap Program Kesehatan Lingkungan di Kecamatan Johar BaruPeriode Januari-Maret 2016
No.
1.
Masalah
Cakupan program Jumantik Cilik di sekolah pada Kecamatan Johar Barupada periode Januari-Maret 2016
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Score
4
4
3
3
3
3
3
44
Feasibility
Feasibility merupakan kriteria yang digunakan untuk menilai seberapa mungkin suatu
masalah dapat diselesaikan. Pada dasarnya, kriteria ini adalah kriteria kualitatif. Oleh karena
itu, perlu dibuat parameter kuantitatif sehingga penilaian terhadap kriteria ini menjadi
objektif. Adapun parameter yang digunakan untuk menilai apakah suatu masalah dapat
diselesaikan meliputi :
1
Rasio tenaga kerja puskesmas terhadap jumlah penduduk (Sumber Daya Manusia).
Semakin banyak jumlah tenaga kesehatan terhadap jumlah penduduk, maka
kemungkinan suatu permasalahan terselesaikan akan semakin besar. Oleh karena itu,
dilakukan penghitungan rasio tenaga kesehatan di setiap puskesmas kelurahan terhadap
jumlah penduduk yang menjadi sasaran program kesehatan di masing-masing wilayah
puskesmas. Karena pada masalah yang ditemukan adalah masalah kecamatan maka
penentuan scoring rasio tenaga kerja tidak disertakan. Karena tidak ada perbedaan skor
masalah pada Kecamatan Senen.
Ketersediaan fasilitas (material), fasilitas juga merupakan hal yang dibutuhkan untuk
menjalankan suatu kegiatan dan menyelesaikan suatu masalah dan cakupan kegiatan
tersebut. Namun, fasillitas yang dibutuhkan oleh setiap kegiatan berbeda-beda. Oleh
karena itu, dibuatkan kategori untuk fasilitas yang dibutuhkan oleh kegiatan-kegiatan
tersebut. Kategori fasilitas digolongkan menjadi dua yaitu ketersediaan alat/obat dan
ketersediaan tempat. Penilaian berdasarkan ada dalam jumlah mencukupi, ada namun
kurang mencukupi dan tidak ada sama sekali. Digolongkan cukup bila dari kegiatan
pelaksanaan program tidak ada maasalah yaitu selalu tersedia dan diberi nilai dua.
Digolongkan kurang bila tersedia namun jumlah kurang, atau terlambat datang, atau ada
namun tidak layak pakai dan diberi nilai satu. Dan tidak ada bila tidak tersedia dan diberi
nilai nol.
45
Ketersediaan
Ada dan memadai
Ada tetapi kurang memadai
Tidak ada
Ada dan lengkap
Ada tetapi kurang
Tidak ada
Score
1
2
3
1
2
3
Score
1
2
3
46
Masalah
Dana
Total
Tempat
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Alat/Oba
t
47
Policy
Untuk dapat diselesaikan, aspek lain yang harus dipertimbangkan dari suatu masalah
kesehatan adalah apakah pemerintah memiliki concern terhadap masalah tersebut. Parameter
yang digunakan untuk menilai seberapa concern pemerintah adalah kebijakan pemerintah
yang concern terhadap permasalahan tersebut, serta apakah masalah tersebut terpublikasi di
berbagai media.
Parameter tersebut diberikan nilai berdasarkan parameter yang paling mungkin
sampai ke masyarakat. Publikasi suatu isu kesehatan di media cetak memiliki jangkauan yang
lebih luas dibandingkan dengan penyuluhan. Maka skor tanpa adanya iklan di media cetak
dan elektronik diberikan 1. Sedangkan untuk iklan di media cetak diberikan nilai 2.
Begitupun dengan media elektronik yang memiliki jangkauan yang lebih luas dibandingkan
dengan media cetak. Maka untuk adanya publikasi masalah kesehatan tersebut di media
elektronik diberikan nilai 3.
Total score policy terbesar adalah Cakupan sampel Rekapitulasi PJB pada Kecamatan
Johar Barupada periode Januari Maret 2016 dengan nilai total 6 poin.
Tabel 2.10. Penentuan Scoring Kebijakan Pemerintah Terhadap Program Kesehatan
Lingkungan di Puskesmas Kecamatan Johar BaruPeriode JanuariMaret 2016
Parameter
Tidak ada kebijakan
Publikasi kebijakan di media
cetak (poster, majalah, koran)
Publikasi kebijakan di media
Score
1
2
3
48
No
Masalah
Score
1.
Cakupan program Jumantik Cilik di sekolah pada Kecamatan Johar Barupada periode Januari-Maret 2016 sebesar
80%, tidak mencapai target (95%).
2.
Cakupan program rumah sehat pada Kecamatan Johar Baruperiode Januari-Maret 2016 sebesar 85%, tidak mencapai
target (95%).
3.
Cakupan Jumlah pemeriksaan rumah sehat yang dilakukan oleh Kecamatan Johar Barupada periode Januari-Maret
2016 sebesar 68%, tidak mencapai target (100%).
4.
Cakupan Jumlah pemeriksaan jamban rumah yang dilakukan oleh Kecamatan Johar Barupada periode Januari-Maret
2016 sebesar 40%, tidak mencapai target (100%).
5.
Cakupan Jumlah pemeriksaan SPAL yang dilakukan oleh Kecamatan Johar Barupada periode Januari-Maret 2016
sebesar 34%, tidak mencapai target (100%).
6.
Cakupan Jumlah pemeriksaan Tempat sampah yang diperiksa oleh Kecamatan Johar Barupada periode JanuariMaret 2016 sebesar 40%, tidak mencapai target (100%).
7.
2
2
1
1
1
Cakupan program pemeriksaan tempat sampah yang memenuhi syarat pada Kecamatan Johar Baruperiode Januari-
1
Maret 2016 sebesar 85%, tidak mencapai target 68% (95%).
Tabel 2.11. Penentuan Score Policy Program Kesehatan Lingkungan Terhadap Kegiatan di Puskesmas Kecamatan Senen
Periode Januari-Maret 2016
Setelah diklasifikasikan berdasarkan lima kriteria di atas, keseluruhan 1hasil penghitungan dari kriteria-kriteria tersebut dimasukan ke
dalam tabel penentuan masalah program Kesling menurut metode MCUA untuk dikalikan dengan bobot masing-masing kriteria. Kemudian hasil
49
perkaliannya dijumlahkan.
Tabel 2.12. Penentuan Masalah Program Kesehatan Lingkungan Menurut Metode MCUA MS 1-MS 3 di Puskesmas Kecamatan Johar
BaruPeriode Januari Maret 2016
No.
1
KRITERIA
Expanding
scope
Feasibilty
Policy
Greatest
2
3
4
5
MS
Member
Emergency
Jumlah
MS 1
BN
MS 2
BN
MS 3
BN
20
20
4
3
4
2
16
6
4
2
16
6
1
45
BOBOT
MS 4
N
BN
MS 5
N
BN
MS 6
BN
MS 7
BN
12
12
12
12
12
3
2
12
6
3
1
12
3
3
1
12
3
3
1
12
3
3
1
12
3
1
45
2
36
2
33
2
33
2
33
2
33
Cakupan program Jumantik Cilik di sekolah pada Kecamatan Johar Barupada periode Januari-Maret 2016 sebesar 80%, tidak
mencapai target (100%).
Cakupan program rumah sehat pada Kecamatan Johar Baruperiode Januari-Maret 2016 sebesar 85%, tidak mencapai target
(95%).
50
Cakupan Jumlah pemeriksaan rumah sehat yang dilakukan oleh Kecamatan Johar Barupada periode Januari-Maret 2016
sebesar 68%, tidak mencapai target (100%).
Cakupan Jumlah pemeriksaan jamban rumah yang dilakukan oleh Kecamatan Johar Barupada periode Januari-Maret 2016
sebesar 40%, tidak mencapai target (100%).
Cakupan Jumlah pemeriksaan SPAL yang dilakukan oleh Kecamatan Johar Barupada periode Januari-Maret 2016 sebesar
34%, tidak mencapai target (100%).
Cakupan Jumlah pemeriksaan Tempat sampah yang diperiksa oleh Kecamatan Johar Barupada periode Januari-Maret 2016
sebesar 40%, tidak mencapai target (100%).
Cakupan program pemeriksaan tempat sampah yang memenuhi syarat pada Kecamatan Johar Baruperiode Januari-Maret
2016 sebesar 85%, tidak mencapai target 68% (95%).
Berdasarkan perhitungan tabel MCUA dari 2 masalah di atas didapatkan prioritas masalah sebagai berikut:
1
Cakupan program Jumantik Cilik di sekolah pada Kecamatan Johar Barupada periode Januari-Maret 2016 sebesar 80%, tidak mencapai
target (100%).
Cakupan program rumah sehat pada Kecamatan Johar Baruperiode Januari-Maret 2016 sebesar 85%, tidak mencapai target (95%).
51
2.2
Setelah dilakukan penetapan prioritas terhadap masalah yang ada, selanjutnya ditentukan
kemungkinan penyebab masalah untuk mendapatkan penyelesaian yang ada terlebih dahulu.
Pada tahap sebelumnya telah dicoba mencari apa yang menjadi akar permasalahan dari setiap
masalah yang merupakan prioritas. Pada tahap ini digunakan diagram sebab-akibat yang
disebut juga dengan diagram tulang ikan (fishbone) atau diagram ishikawa. Dengan
memanfaatkan pengetahuan dan dibantu dengan data yang tersedia, dapat disusun berbagai
penyebab masalah secara teoritis.
Penyebab masalah dapat timbul dari bagian input maupun proses. Input, yaitu sumber
daya atau masukan oleh suatu sistem. Sumber daya antara lain man (sumber daya manusia),
money (dana), material (sarana), method (cara). Sedangkan proses merupakan kegiatan
sistem. Melalui proses, inputakan diubah menjadi output, yang terdiri dari:
a
Planning (perencanaan)
Sebuah proses yang dimulai dengan merumuskan tujuan organisasi sampai dengan
menetapkan alternatif kegiatan untuk mencapainya.
Organizing (pengorganisasian)
Rangkaian kegiatan manajemen untuk menghimpun semua sumber daya (potensi) yang
dimiliki organisasi dan memanfaatkannya secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan
organisasi.
Actuating (pelaksanaan)
Proses bimbingan kepada staf agar mereka mampu bekerja secara optimal menjalankan
tugas-tugas pokoknya sesuai dengan keterampilan yang telah dimiliki dan dukungan
sumber daya yang tersedia.
Controlling (monitoring)
Proses untuk mengamati secara terus-menerus pelaksanaan kegiatan sesuai dengan
rencana kerja yang sudah disusun dan mengadakan koreksi (evaluating) jika terjadi
penyimpangan.
52
2.3 Cakupan program Jumantik Cilik di sekolah yang memenuhi syarat tidak mencapai target pada Program Kesehatan
Lingkungan di Puskesmas Kecamatan Johar BaruPeriode Januari-Maret 2016
Method
Material
rial
Man
Money
Janu
Kurangnya
Kurangnya komunikasi dalam pembagian tugas
Kurangnya alat
transportasi
Koordinasi antara petugas kesehatan dan petugas jumantik tidak berjalan dengan baik
Kurangnya
sosialisasi
pencapaian
target kepada petugas jumanti
Petugas kesehatan kurang berkompeten dalam menjelaskan mengenai
program
Jumantik
cilik
Kurangnya petugas
kesehatan yang
bertanggung jawab untuk
program tersebut
Wilayah kerja tersebar luas dan akses sulit
Kurangnya pemahaman para jumantik cilik tentang tugas yang akan dilakukan
Pemantauan kurang dilakukan dengan maksimal
Tumpang tindih pekerjaan kader saat di lapangan
Environment
Controlling
Actuating
Organizing
Planning
bone Cakupan Angka Jumantik Cilik pada Kecamatan Johar Barupada periode Januari-Maret 2016 sebesar 80% tidak mencapa
53
Material
Method
Man
Alat penunjang
program tidak
terpenuhi
Cakupan program
rumah sehat pada
Kecamatan Johar
Baruperiode JanuariMaret 2016 sebesar
Kurangnya pengetahuan
pemilik rumah dalam
mengenali tanda bahaya
rumah tidak sehat.
Environmen
t
Petugas Puskesmas
tidak mengawasi
kinerja kader.
Tidak menerapkan
sistem pemeriksaan
rumah sehat yang baik.
Controlling
Kurangnya komunikasi
yang dilakukan petugas
kader.
Kurangnya pembinaan
terhadap target rumah
yang diperiksa.
Actuating
Kurangnya kerjasama
antara Petugas dengan
kader ketok pintu.
Kurangnya pemahaman
pengurus program
mengenai pembinaan
program
Organizing
Petugas jarang
turun ke lapangan
Tidak
memahami
kondisi lapangan
Kesalahan dalam
menentukan
sasaran
Planning
Diagram 2.1 Ishikawa/Fishbone Program Rumah Sehat yang memenuhi syarat tidak mencapai target pada Program Kesehatan 54
Lingkungan di Puskesmas Kecamatan Johar BaruPeriode Januari-Maret 2016
2.3 Cakupan program Jumantik Cilik di sekolah pada Kecamatan Johar Barupada periode
Januari-Maret 2016 sebesar 80%, tidak mencapai target (100%).
Akar penyebab masalah yang ditemukan pada input adalah :
a
Man
Petugas kesehatan untuk melaksanakan program tidak memadai
b Money
Anggaran yang turun tidak tepat waktu untuk pelaksanaan dan perencanaan
c
program
Material
Alat dan bahan untuk kegiatan Jumantik Cilik membutuh waktu dalam
membuatnya
Method
Pembinaan petugas jumantik tidak dilakukan secara berkala dan pelaksanaan
dengan baik
Actuating
Pelaksanaan PSN pada saat jam kerja
Controlling
Kurangnya petugas kesehatan yang bertanggung jawab untuk tugas tersebut
Man
Jumlah petugas Puskesmas yang kurang dalam melakukan pemeriksaan rumah sehat.
b Money
Anggaran dana yang dibatasi oleh pemerintah.
c Material
Alat tidak disediakan untuk program ini.
d Method
Kurangnya koordinasi antara nakes program rumah sehat dengan nakes di
puskesmas.
2. Akar penyebab masalah yang ditemukan pada proses adalah :
a
Planning
Environment
56
57
BAB III
MENETAPKAN ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH
3.1 Menentukan Penyebab Masalah yang Paling Dominan
1
Pada Process:
5
Pada Environment :
1
Pada Process:
1
59
Pada Environment :
1
Kurangnya
pengetahuan
pemilik rumah
dalam
mengenali
tanda
bahaya
rumah
tidak
sehat.
Dari sembilan akar penyebab yang paling mungkin diperoleh
penyebab yang paling dominan berdasarkan hasil diskusi dan justifikasi
sebagai berikut :
1
Kurangnya
koordinasi
antar
petugas
kesehatan
(Organizing).
Dari tiga akar penyebab masalah yang paling dominan ditetapkan
alternatif masalah sebagai berikut :
1
Memberikan
pembinaan
kepada
petugas
kesling
untuk
Keterangan
Sulit Dilaksanakan, Biaya Mahal, Butuh
Waktu Lama, Tidak Dapat Menyelesaikan
Dalam metode ini parameter diletakkan pada kolom dan masalah- masalah yang dicari
prioritasnya diletakkan pada baris. Pengisian dilakukan dari atas ke bawah. Hasilnya
didapat dari perkalian parameter tersebut. Masalah yang mempunyai skor tertinggi,
dijadikan sebagai prioritas masalah. Kriteria dalam penetapan alternatif masalah yang
terbaik adalah:
1
Mudah dilaksanakan.
Diberi nilai 1 dan 3, di mana nilai 3 merupakan masalah yang paling mudah
dilaksanakan dan skor 1 adalah masalah yang paling sulit dilaksanakan.
Murah biayanya.
Diberi nilai 1 dan 3, di mana nilai 3 merupakan masalah yang paling murah
biaya pelaksanaannya dan skor 1 adalah masalah yang paling mahal biaya
pelaksanaannya.
61
Tabel 3.2 MCUA Cakupan Angka Jumantik Cilik Pada Kecamatan Johar
BaruPada Periode Januari-Maret 2016 Sebesar 80%
No
Parameter
1
2
Mudah dilaksanakan
Murah biayanya
Waktu penerapannya
masalah
4
3
AL 1
N BN
3
12
1
3
AL 2
N BN
1
4
1
3
Bobot
AL 3
N BN
3
3
12
9
sampai
terpecahkan
tidak
terlalu lama
Dapat menyelesaikan dengan
sempurna
Jumlah
21
13
30
Keterangan :
AL-1 : Menambah jumlah tenaga kerja (petugas kesehatan) yang berkompeten
AL-2: Membuat anggaran dana untuk terlaksananya program Jumantik Cilik
AL-3: Meningkatkan komunikasi dengan cara
Tabel 3.3 MCUA Cakupan program rumah sehat pada Kecamatan Johar
62
Parameter
1
2
Mudah dilaksanakan
Murah biayanya
Waktu penerapannya
masalah
AL 2
N BN
1
4
1
3
terpecahkan
AL 3
N BN
3
3
12
9
sampai
tidak
terlalu lama
Dapat menyelesaikan dengan
4
3
AL 1
N BN
2
8
2
6
Bobot
sempurna
Jumlah
18
10
30
Keterangan :
AL-1 : Menambah jumlah tenaga kerja yang dapat melakukan program rumah sehat
AL-2 : Pengkajian ulang pendistribusian dana
AL-3 : Memberikan pembinaan kepada petugas kesling untuk mengoptimalkan
sumber daya manusia yang tersedia
Dari hasil penetapan alternatif pemecahan masalah dengan menggunakan metode
MCUA, berdasarkan peringkat didapatkan hasil sebagai berikut:
1
Menambah jumlah tenaga kerja yang dapat melakukan program rumah sehat
63
BAB IV
RENCANA USULAN DAN RENCANA PELAKSANAANKEGIATAN PEMECAHAN
MASALAH
4.1.1 Cakupan Cakupan program Jumantik Cilik di sekolah pada Kecamatan Johar
Barupada periode Januari-Maret 2016
Agar dapat melaksanakan alternatif pemecahan masalah dari kegiatan
meningkatkan cakupan target 80% pada Januari Maret 2016 di kecamatan Senen,
maka dibuat rencana usulan kegiatan yang dapat dilihat pada Tabel 4.1.
4.1.2 Cakupan Cakupan program rumah sehat pada Kecamatan Johar Baruperiode
Januari-Maret 2016
Agar dapat melaksanakan alternatif pemecahan masalah dari kegiatan
meningkatkan cakupan target > 95% rumah sehat pada Maret 2016 di Wilayah
Puskesmas Kecamatan Johar Baruyang didapatkan dalam BAB III, maka dibuat
rencana usulan kegiatan yang dapat dilihat pada Tabel 4.2
64
Tabel 4.1 Rencana Pemecahan Masalah Untuk Cakupan program Jumantik Cilik di sekolah pada Kecamatan Johar Barupada periode
Januari-Maret 2016
RENCANA
KEGIATAN
Melakukan
pertemuan rutin
antar petugas
puskesmas dan
antara
petugas.puskesmas
dengan petugas
jumantik cilik di
sekolah-sekolah
No
ALTERNATIF
TARGET
1.
Komunikasi dengan
cara melakukan
suatu diskusi dalam
pembagian program
kerja
2.
Membuat anggaran
dana untuk
terlaksananya
program Jumantik
Cilik
Mengadakan
pertemuan dan
evaluasi rutin dalam
hal membahas
pendanaan program
Jumantik Cilik
Terlaksananya
pengeluaran
dana untuk
program
Jumantik Cilik
3.
Menambah jumlah
tenaga kerja yang
berkompeten oleh
dinas terkait
Mengadakan
pendaftaran dan
penyeleksian tenaga
kerja baru yang
berkompeten oleh
pihak puskesmas
Terbentuknya
sejumlah tenaga
kerja baru
berkompeten
yang telah
diseleksi
sebelumnya
Diadakannya
pertemuan rutin
dalam hal diskusi
pembagian program
kerja antar petugas
puskesmas dan
antara petugas
puskesmas dengan
petugas jumantik
cilik
VOLUME
KEGIATAN
Minimal
1x/bulan
BIAYA
KETERANGAN
Rp. 350.000,-/kegiatan
Dilaksanakan
minimal
setiap bulan
dalam setahun
dari bulan
Januari hingga
Desember
2x/tahun
Rp. 350.000,-/kegiatan
Dilaksanakan
setiap 6 bulan
sekali (pada
bulan Juni dan
bulan
Desember)
Sesuai
kebutuhan
puskesmas
Rp. 5.000.000,-/kegiatan
Dilaksanakan
sesuai
kebutuhan
puskesmas
65
Tabel 4.2 Rencana Pemecahan Masalah untuk Cakupan Program Rumah Sehat pada Kecamatan Johar Baruperiode Januari-Maret
2016
No
ALTERNATIF
1.
Menyetarakan
jumlah tenaga kerja
pada program rumah
sehat dari SDM
yang tersedia.
2.
Pengkajian ulang
pendistribusian
dana.
RENCANA
TARGET
KEGIATAN
Melakukan
Jumlah tenaga kerja
perekrutan anggota yang terlatih
baru untuk program memadai.
rumah sehat.
Memberikan
informasi mengenai
program rumah
sehat serta
melakukan kegiatan
pelatihan mengenai
hal-hal yang
diperhatikan demi
tercapainya target
rumah sehat kepada
anggota rekrut.
Membuat perincian
dana untuk
program rumah
sehat demi
tercapainya target
rumah sehat /bulan.
Mengevaluasi hasil
kegiatan.
Terbentuknya rincian
dana untuk program
rumah sehat.
Kegiatan tercapai
semua
VOLUME
KEGIATAN
2x/tahun
2x/tahun
BIAYA
Biaya operasional
Rp. 200.000,-/kegiatan
Biaya operasional
Rp. 500.000,-/kegiatan
KETERANGAN
Dilaksanakan 6
bulan sekali pada
minggu I
Dilaksanakan
setiap 6 bulan
sekali pada
minggu I
12x/Tahun
Biaya operasional
Rp. 100.000,-/kegiatan
Dilaksanakan
setiap bulan
4x/ tahun
Biaya operasional
Rp. 200.000-/kegiatan
Dilaksanakan
setiap 3 bulan
sekali
66
No
3.
ALTERNATIF
Memberikan
pembinaan kepada
petugas kesling
untuk
mengoptimalkan
SDM yang tersedia.
RENCANA
KEGIATAN
Memberikan
informasi dan
melakukan kegiatan
pelatihan kepada
tenaga kesehatan
yang ada agar kerja
program lebih
maksimal.
TARGET
Kegiatan dan target
rumah sehat tercapai
semua.
VOLUME
KEGIATAN
BIAYA
2x/tahun
Biaya operasional
Rp. 500.000-/kegiatan
KETERANGAN
Dilaksanakan
setiap 6 bulan
sekali pada
minggu I.
67
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Ada satu program kesehatan dasar di Puskesmas Kecamatan Johar Baruyang dievaluasi,
yaitu program Kesehatan Lingkungan. Dan didapatkan enam masalah yang teridentifikasi
sehingga didapatkan dua prioritas masalah selama periode Januari s/d maret 2016, yaitu
Cakupan program Jumantik Cilik di sekolah pada Kecamatan Johar Barupada periode
Januari-Maret 2016 sebesar 80% kurang dari target yaitu 100 % dan Cakupan program
rumah sehat pada Kecamatan Johar Baruperiode Januari-Maret 2016 Sebesar Pemeriksaan
Rumah 85% Dan Pemeriksaan Tempat Sampah 68 %.
Setelah mencari kemungkinan penyebab masalah dengan diagram sebab akibat dari
Ishikawa atau fishbone di dapatkan akar-akar masalah dari setiap program di atas, seperti
yang telah di jelaskan pada bab sebelumnya. Setelah ditemukan akar-akar masalah setiap
program, didapatkan
akar
pemecahan masalah
Akar penyebab masalah cakupan angka jumantik cilik yang paling dominan yaitu :
4
Akar penyebab masalah cakupan program rumah sehat yang paling dominan yaitu :
1 Jumlah petugas Puskesmas yang kurang dalam melakukan pemeriksaan rumah
sehat. (Man)
2
Anggaran yang turun tidak tepat waktu untuk pelaksanaan dan perencanaan
program (Money).
5.2 Saran
Berdasarkan permasalahan program kesehatan dasar tersebut disarankan atau
direkomendasikan kepada Kepala Puskesmas Kecamatan Johar Barusebagai berikut:
Untuk Program JUMANTIK CILIK :
4
Mengadakan pertemuan dan evaluasi rutin dalam hal membahas pendanaan program
Jumantik Cilik
Mengadakan pendaftaran dan penyeleksian tenaga kerja baru yang berkompeten oleh
pihak puskesmas.
Membuat perincian dana untuk program rumah sehat demi tercapainya target rumah
sehat /bulan.
69