3hari
250-300
80-100
1tahun
1150-1300
120-135
2tahun
1350-1500
115-125
4 tahun
1600-1800
100-110
10 tahun
2000-2500
70-85
14 tahun
2200-2700
50-60
18 tahun
2200-2700
40-50
Dewasa
2400-2600
20-30
Dalam tubuh air menempati posisi yang besar dalam tubuh dimana terbagi menjadi
dua :
1. Cairan Intraseluler (CIS) adalah cairan yang terdapat di dalam sel tubuh dan
menyusun sekitar 70% total cairan tubuh (TBW) CIS merupakan tempat
terjadinya aktivitas sel kimia.
2. Cairan Ekstraseluler (CES) merupakan cairan yang terdapat diluar sel dan
menyusun sekitar 30% dari total cairan tubuh. CES meliputi cairan
intravaskuler, cairan interstitial (terdapat dalam ruang antar sel, plasma darah
dan cairan serebrospinal, limfe serta cairan rongga serosa serta sendi), dan
cairan transeluler.
Fungsi cairan tubuh :
1. Sebagai sarana transportasi dalam tubuh
2. Sebagai pelarut elektrolit dan non elektrolit
3. Sebagai bahan dalam metabolisme
4. Untuk membentuk struktur tubuh
5. Memelihara suhu tubuh
Masalah-Masalah Gangguan Keseimbangan Cairan dan Elektrolit
1. Hipovolemik
Hipovolemik adalah suatu kondisi akibat kekurangan volume cairan
ekstraseluler (CES) dan dapat terjadi karena kehilangan melalui kulit, ginjal,
gastrointestinal, pendarahan sehingga menimbulkan syok hipovolemik.
Mekanismenya adalah peningkatan rangsangan saraf simpatis (peningkatan
frekuensi jantunng, kontraksi jantung dan tekanan vaskuler), rasa haus,
pelepasan hormone ADH dan adosteron.
Gejala : pusing, lemah, letih, anoreksia, mual, muntah, rasa haus, gangguan
mental, konstipasi dan oliguri, penurunan TD, HR meningkat, suhu
meningkat, turgor kulit menurun, lidah terasa kering dan kasar, mukosa mulut
kering. Tanda-tanda penurunan berat badan dengan akut, mata cekung,
pengosongan vena jugularis. Pada bayi dan anak adanya penurunan jumlah air
mata. Pada pasien syok tampak pucat, HR cepat dan halus. Hipotensi dan
oliguri.
2. Hipervolemi
Hipervolemi adalah penambahan atau kelebihan volume CES dapat
terjadi pada saat :
Stimulasi kronis ginjal untuk menahan natrium dan air
Fungsi ginjal abnormal, dengan penurunan eksresi natrium dan air
Kelebihan pemberian cairan
C.
Data Minor:
Data Minor:
D.
Pohon Masalah
Muntah
Tidak makan/minum
Luka bakar
Alkalosis metabolik
Peningkatan permeabilitas
Protein plasma
Air keluar
Hipertoni
dari sel
Air keluar
bersama
protein plasma
Volume
intravaskuler
HCL naik
Tekanan osmotic plasma
Hipotoni ekstraseluler
Terhambatnya pengeluaran hormone
antideuretik
Dehidrasi
Ginjal
Gangguan sirkulasi
Deursis osmotik
Stimulasi otot
Poliuria
Syok hipovolemik
Rangsangan haus
Hipotensi, BB menurun
Polidipsi
Kekurangan volume cairan
Virus
Alcohol
Penurunan kemampuan
pembentukan albumin
Penumpukan cairan
Asites
E.
Pemeriksaan Diagnostik
1. Pemeriksaan darah
Darah perifer lengkap, gas darah dan elektrolit
2. Pemeriksaan feses
Makrokospis dan mikrokospis, pH dan kadar gula
Jika diduga ada intoleransi glukosa
1. Pemeriksaan kadar urenum dan kreatinin darah untuk mengetahui faal ginjal
2. Dan pemeriksaan lain pemeriksaan elektrolit, darah lengkap, pH, berat jenis
urine dan analisis gas darah, Hct, Hb, BUN, CVP, darah vena ( sodium,
potassium, klorida, kalsium, magnesium, pospat, osmolalitas serum), pH urine.
F. Penatalaksanaan Medis
1. Pemberian cairan intravena untuk yang kehilangan cairan akut/berat
2. Pengkajian masalah yang berat,bunyi nafas dan warna kulit
3. Imobilisasi cairan dengan memposisikan pasien pada posisi supine
4. Menghentikan infus bila pemberian natrium cairan berlebihan
5. Frekuensi pemberian airan didasarkan keparahan, kekurangan dan respon
kemodinamik pasien terhadap penggantian cairan
6. Pemberian deuretik jika pembatasan diet natrium tidak cukup untuk
mengurangi odema dengan mencegah reabsorpsi natrium dan air oleh ginjal
G. Pengkajian Keperawatan
1. Riwayat Keperawatan
a.
b.
c.
: ringan
5%
: sedang
10 %
: berat
Pengukuran berat badan dilakukan setiap hari pada waktu yang sama
b. Keadaan umum
Tingkat kesadaran.
d.
Muntah.
Tube drainage.
IWL.
keseluruhan)
Peningkatan suhu tubuh
Peningkatan rata-rata denyut nadi
Peningkatan konsentrasi urine
Kehilangan berat badansecara tiba-tiba
Dahaga
Kelemahan
I. Intervensi Keperawatan
1. Kekurangan Volume Cairan
Tujuan:
Individu mempertahankan berat jenis urine dalam batas normal.
Intervensi Generik
a. Kaji yang disukai dan yang tidak disukai; beri cairan kesukaan dalam
batasan diet.
b. Rencanakan tujuan asupan cairan untuk setiap 8 jam (mis. 1000 ml selama
siang hari, 800 ml selama sore hari, 300 ml pada malam hari).
c. Kaji pengertian individu tentang alasan untuk mempertahankan hidrasi yang
adekuat dan metode untuk mencapai tujuan asupan cairan.
d. Minta individu menyimpan laporan tertulis (mencatat dalam buku harian)
tentang asupan cairan dan haluaran urine (jika perlu).
e. Pantau asupan; pastikan sedikitnya 1500 ml cairan per oral setiap 24 jam.
f. Pantau haluaran; pastikan sedikitnya 1000-1500 mL/24 jam. Pantau adanya
penurunan berat jenis urine.
g. Timbang berat badan setiap hari dengan jenis baju yang sama, pada waktu
yang sama. Penurunan berat badan 2%-4% menunjukkan dehidrasi ringan,
penurunan berat badan 5%-9% menunjukkan dehidrasi sedang.
h. Pantau kadar elektrolit darah, nitrogen urea darah, osmolalitas urine dan
serum kreatinin, hematokrit dan hemoglobin.
i. Ajarkan bahwa kopi, teh dan jus buah anggur menyebabkan diuresis dan
dapat memperberat kehilangan cairan.
j. Pertimbangan kehilangan cairan tambahan yang berhubungan dengan
muntah, diare, demam, slang, drein.
k. Untuk drainase luka:
Pertahankan catatan yang cermat tentang jumlah dan jenis drainase.
Timbang balutan, jika perlu, untuk memperkirakan kehilangan cairan.
Balut luka untuk meminimalkan kehilangan cairan.
Intervesi Pediatrik
a.
Pantau berat badan, suhu tubuh, kelembapan pada rongga ral, volume dan
konsentrasi urine.
b. Berikan:
c.
Jenis cairan yang menarik (es krim bertangkai, jus dingin, es berbuntuk
kerucut, air putih, susu, jell-O dengan ditambah sayur-sayuran berwarna, berikan
anak membantu membuatnya).
d. Wadah yang tidak biasa ( cangkir berwarna, sedotan)
e. Sebuah permainan atau aktivitas (suruh anak minum jika tiba gilirannya).
Intervensi Geriatik
a. Ajarkan untuk minum 8 sampai 10 gelas cairan per hari, tidak termasuk,
minuman berkafein kecuali dikontraindikasikan (mis. Insufisiensi ginjal atau
jantung).
b. Beri sedikitnya 4 gelas air; waspadakan pada minuman kafein dan bergula.
c. Jelaskan untuk tidak mengandalkan rasa haus sebagai indicator kebutuhan
terhadap cairan.
d. Ajarkan untuk memantau hidrasi pada warna urine.
e. Evaluasi bila individu membatasi asupan untuk menghindari inkontinensia.
b.
Untuk edema:
Pantau kulit terhadap tanda luka tekan (decubitus).
Dengan perlahan cuci lipatan kulit dan keringkan dengan hati-hati
Hindari plester bila mungkin.
Ubah posisi sedikit setiap 2 jam.
Kaji adanya bukti venostasis atau bendungan vena pada bagian yang
tergantung.
c. Jaga ekstremitas yang edema setinggi di atas jantung apabila mungkin
(kecuali kontraindikasi karena gagal jantung)
d. Kaji asupan diet dan kebiasaan yang dapat menunjang retensi cairan (mis.
Asupan Garam)
e. Ajarkan individu untuk:
Membaca label untuk kandungan natrium.
Menghindari makanan kaleng dan makanan beku.
Masak tanpa garam dan gunakan bumbu-bumbu untuk menambah rasa
(lemon, kemangi, tarragon, mint)
Gunakan cuka mengganti garam untuk rasa sop, rebusan, dan lain-lain (mis. 2
f.
kaos/korset, celana setinggi lutut, dan menyilangkan tungkai bawah dan tetap
meninggalkan tungkai bila mungkin.
g. Untuk drainase limfatik yang tidak adekuat:
Jaga ekskremitas tetap tinggi di atas bantal.
Ukur tekanan darah padda lengan yang taksakit
Jangan memberi suntikan atau memasukkan cairan intravena pada lengan
yang sakit.
Lindungi lengan yang sakit dari cedera.
Ajarkan individu untuk menghindari deterjen yang kuat, membawa kantong
yang berat, merokok, mencederai kulit aria tau bintil pada kuku, memasukkan
Intervensi Maternal
a.
DAFTAR PUSTAKA
Kozier, Barbara. 2010. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses, dan
Praktik. Jakarta : EGC
Carpenito-Moyet, Lynda Juall. 2006. Buku Saku Diagnosis Keperawatan. Jakarta:EGC
NANDA Internasional. 2012. Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi. Jakarta:
EGC
Potter&Perry.2005.Buku Ajar Fundamental Keperawatan volume.2 Konsep Proses dan
Praktik Edisi 4.Jakarta:EGC
Tarwoto&Wartonah.2006. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan. Jakarta
:Salemba Medika
Herdinan, Heather T. 2012.Diagnosis Keperawatan NANDA: Definisi dan Klasifikasi
2012-2014 .Jakarta: EGC.
Nanda International (2009). Diagnosis Keperawatan: definisi & Klasifikasi. 2009-2011.
Jakarta :Penerbit buku kedokteran EGC .