Pendahuluan
Studi ini dibatasi pada lingkungan darat dengan kontrol pull apart basin sebagai
hasil dari Sistem Sesar Sumatera. Hal ini dikarenakan lokasi penelitian yang
berada pada bagian tengah sub-graben Sesar Sumatera yang diapit oleh dua
aktifitas vulkanik muda yaitu G.Talamau di selatan dan G.Sorik Marapi di utara.
Cekungan yang terbentuk akibat proses tektonik tersebut dianggap menyimpan
Gambar I.1. Model skematik dari sistem hidrotermal pada cekungan di lingkungan darat
(Lawless et al., 1995)
Kondisi Kabupaten Pasaman saat ini dinilai kurang dalam pemenuhan kebutuhan
energinya terutama suplai tambahan kebutuhan listrik yang saat ini hanya berasal
dari pembangkit listrik yang berada di Bukit Tinggi. Data potensi panas bumi di
Sumatera Barat diperkirakan 1656 Mwe, untuk daerah Cubadak 100 Mwe
(spekulatif), 73 Mwe (hipotetis), (Pusat Sumber Daya Geologi, 2007).
geografis antara 99 55' 46"- 100 03' 24 BT dan 0 15' 54 - 0 22' 38" LU atau
pada koordinat UTM zona 47 U WGS 84 pada 603432 mT 41730 mU 617619
mT 29301 mU (Gambar I.2.). Penelitian ini menggunakan Peta Rupa Bumi
Indonesia lembar peta Lubuksikaping, Sumatera Barat skala 1 : 50.000
(Bakosurtanal, 1991) sebagai peta dasar.
Pencapaian daerah penelitian bisa ditempuh dengan pesawat udara dari Jakarta
sampai ke Padang ( 2 jam), dilanjutkan dengan perjalanan darat melalui jalan
lintas Sumatera menggunakan bis atau kendaraan roda empat lainnya menuju
daerah Cubadak dengan waktu tempuh 5 jam perjalanan.
Gambar I.2. Peta Lokasi Penelitian, daerah Cubadak, Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat.
panas bumi beserta alterasi batuan di daerah panas bumi Cubadak dengan
mengenali kondisi geologi dan geokimia sekitarnya. Data yang tersedia berupa
data fluida di daerah manifestasi panas bumi, data petrografi batuan dan data
pengukuran geofisika (gaya berat dan tahanan jenis).
I.7.2 Asumsi-Asumsi
Hidrotermal sistem yang terbentuk pada daerah Sumatera sangat berhubungan
dengan aktifitas magmatik yang dicirikan dengan pembentukan batuan vulkanik
dan sistem gunungapi.
Tatanan tektonik yang terbentuk oleh aktifitas Sesar Sumatera membentuk pola
pull apart basin sangat cocok untuk pembentukan sistem hidrotermal dan
memiliki potensi besar untuk pembentukan daerah prospek sistem hidrotermal.
Batuan yang memiliki nilai tahanan jenis rendah dan mengalami alterasi sangat
berpotensi sebagai batuan penudung yang menahan keluarnya air, uap dan gas ke
permukaan.
1) Data utama
a) Data petrografi batuan
b) Data XRD (X-ray Diffraction)
c) Data kimia fluida panas bumi
d) Data fisik manifestasi panas bumi
2) Data pendukung
a) Data litologi
b) Data struktur
Terdapat dua tahapan penelitian yang dilakukan, yaitu studi literatur dan
penelitian lapangan. Studi literatur dilakukan sebelum berangkat ke lapangan,
bertujuan untuk mengumpulkan data yang relevan dari hasil penelitian terdahulu
sebagai pembanding. Tahapan ini menghasilkan kerangka berpikir dan efisiensi
cara kerja di lapangan yang lebih terarah. Penelitian lapangan bertujuan untuk
mengumpulkan data hasil pengamatan dan pengukuran langsung di lapangan
terhadap gejala-gejala geologi, kimia dan fisika yang difokuskan di sekitar
manifestasi dan sekitar daerah alterasi. Penelitian lapangan terdiri dari tahapan
pengamatan, pengukuran, dan pengambilan sampel. Sampel selanjutnya dianalisis
di laboratorium dan semua data akan diolah dan dianalisis.
2) Pengukuran
a) pengukuran sifat fisik manifestasi meliputi pengukuran temperatur
manifestasi (air panas, hembusan uap, tanah panas, lumpur panas,
fumarol), temperatur udara, pH manifestasi, debit air panas, daya hantar
listrik dan contoh air dingin di sekitar lokasi manifestasi.
b) pengukuran arah jurus/ kemiringan perlapisan batuan
c) pengukuran arah jurus/ kemiringan struktur geologi.
d) pengukuran densitas batuan
e) pengukuran nilai tahanan jenis batuan
PERSIAPAN
Studi literatur
Digitasi peta dasar
Interpretasi citra landsat
Persiapan peralatan lapangan
PEMEROLEHAN
DATA
Analisis laboratorium
PEMROSESAN
DATA
Temperatur reservoir
INTERPRETASI
KESIMPULAN
PENYUSUNAN
LAPORAN
Presentasi laporan
Laporan tesis
3) Pengambilan Sampel
Pengambilan sampel batuan dilakukan secara selektif terhadap batuan yang
dianggap mewakili setiap satuan batuan terutama batuan yang diperkirakan
telah mengalami alterasi untuk digunakan analisis petrografi dan densitas
batuan. Sampel batuan berupa batuan segar maupun batuan ubahan hasil
proses hidrotermal. Sampel juga diambil pada mata air panas dan gas unutk
mengetahui kimia air panas dan gas.
4) Pengolahan Data
Data yang diperoleh di lapangan kemudian diplot dalam peta kerangka
geologi, berupa data lokasi titik pengamatan, pengambilan sampel petrografi,
XRD, manifestasi, arah/kemiringan perlapisan batuan, indikasi struktur
geologi, dan lokasi serta penyebarannya.
Data kimia dilakukan di laboratorium untuk dianalisis sampel air dalam
bentuk unsur-unsur seperti SiO2, B, Al, Fe, Ca, Mg, Na, K, Li, As, NH4, F, Cl,
SO4, HCO3, CO3 dan isotop O18.
Data densitas dan tahanan jenis batuan dilakukan plotting dan gridding setiap
lintasannya untuk dilakukan sebaran nilai densitas dan tahanan jenisnya.
5) Pelaporan
Pelaporan berupa laporan tertulis mengenai hasil penelitian, meliputi hasil
analisis laboratorium, peta, dan pemodelan yang selanjutnya akan dipaparkan
dalam kegiatan sidang pasca sarjana.
10
2) Sampel fluida
Manifestasi air panas diambil sampel airnya untuk dilakukan analisis kandungan
kimianya, data unsur tersebut dikorelasikan dengan fluida hidrotermal di masa
lalu yang mempengaruhi proses alterasi batuan dengan komposisi fluida panas
bumi saat ini. Data unsur kimia juga digunakan untuk menentukan tipe airnya.
Temperatur air dan pH air di ukur sebagai data sekunder dalam pendugaan dan
pengukuran kondisi reservoir serta digunakan dalam pendugaan geotermometer
yang sesuai.
11
Data lapangan lainnya seperti data struktur geologi, kemiringan batuan, dan data
pendukung lainnya digunakan sebagai acuan pembuatan peta geologi panas bumi
dan model hidrotermal.
12