Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Menurut bahasa mikrobiologi yang berasal dari bahasa yunani mikros yang berarti kecil,
bios yang artinya hidup dan logos yang artinya ilmu. Dengan demikian dapat ditarik satu arti
mikrobiologi merupakan suatu ilmu yang mempelajari tentang makhluk hidup yang berukuran
kecil yang tidak dapat dilihat dengan kasap mata biasa serta memerlukan suatu benda untuk
dapat melihatnya yang telah kita kenal dengan nama mikroskop yang mencakup bakteri, miko
(jamur), viro (virus).
Mikrobiologi yang banyak diketahui orang memiliki dua arti, yaitu sebagai ilmu dasar
dan ilmu aplikasi. Sebagai ilmu dasar yaitu pembahasan permasalahan yang berhubungan dengan
bentuk, sifat, perkembangbiakan, penyebaran dan lingkungan yang mempengaruhinya.
Sedangkan, sebagai ilmu aplikasi yaitu mikroba secara langsung dapat berperan dalam berbagai
bidang, baik di bidang yang menguntungkan seperti proses pembuatan dan peningkatan nilai gizi
dan nutrisi dan orgbagaimana anoleptik bahan makanan, industri farmasi, industri kimia, bidang
pertanian, dan bidang kedokteran maupun dalam bidang yang merugikan seperti penyebab
penyakit pada tanaman, hewan dan manusia serta penghasil toksin yang berbahaya.
Salah satu bagian yang penting dalam mikrobiologi adalah pengetahuan tentang cara-cara
mematikan, menyingkirkan, dan menghambat pertumbuhan mikroorganisme. Cara yang
digunakan

untuk

menghancurkan,

menghambat

pertumbuhan

mikroorganisme

dan

menyingkirkan mikroorganisme berbeda-beda tergantung spesies yang dihadapi.


Tindakan untuk membebaskan alat atau media dari mikroba adalah dengan sterilisasi.
Secara umum, sterilisasi dapat dilakukan dengan cara mekanik, fisik dan kimia. Teknik aseptis
dibutuhkan untuk mencegah ataupun mengurangi kontaminasi yang tidak diinginkan.
Pengenalan alat di laboratorium dan teknik sterilisasi merupakan hal yang mendasar yang
perlu kita ketahui karena penting dalam melakukan praktikum selanjutnya yaitu membuat media
pertumbuhan.
1

1.2 Rumusan Masalah


1)
2)
3)
4)
5)

Apa peralatan yang digunakan di laboratorium praktikum mikrobiologi?


Apa kegunaan dari peralatan laboratorium tersebut?
Bagaimana cara teknik sterilisasi dan teknik aseptis?
Terdapat beberapa macam teknik sterilisasi dan teknik aseptis?
Bagaimana cara membuat media pertumbuhan mikroba?

1.3 Tujuan Praktikum


1)
2)
3)
4)
5)

Mengetahui berbagai cara sterilisasi ruang kerja/ laboratorium dan peralatan laboratorium
Mengetahui cara sterilisasi media kultur untuk mikroorganisme
Membuat beberapa media dasar yang digunakan dalam praktek mikrobiologi
Melakukan sterilisasi media dengan sterilisasi panas lembab menggunakan autokkaf
Menguji sterilisasi media-media yang telah disterilkan untuk memastikan bahwa mediamedia tersebut telah steril

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Peralatan Laboratorium


2

Didalam pekerjaan mikrobiologi seringkali kita tidak terlepas dari alat-alatyang berada di
laboratorium. Peralatan yang digunakan pada laboratoriummikrobiologi hampir sama dengan
peralatan-peralatan yang umumnya digunakandi laboratorium kimia, yaitu berupa alat-alat gelas
antara lain : tabung reaksi,cawan petri, pipet ukur, dan pipet volumetrik, labu ukur, labu
erlenmeyer, gelaspiala, pH meter, gelas arloji, termometer, botol tetes, pembakar spirtus, kaki
tigadengan kawat asbes, dan rak tabung reaksi.Di samping peralatan gelas tersebut, pada
laboratorium mikrobiologi masihada sejumlah alat yang khusus antara lain : autoklaf, oven,
mikroskop, jarum ose(inokulum), jarum preparat, gelas objek, kaca penutup, keranjang kawat
untuk sterilisasi, inkubator untuk membiakan mikroorganisme dengan suhu tertentu yangkostan,
spektrofotometer untuk mengukur kepekatan suspensi atau larutan,penangas air untuk
mencairkan

medium,

magnetik

stirrer

untuk

mengaduk,

dantabung

durham

untuk

penelitian fermentasi.
Dalam sebuah praktikum, praktikan diwajibkan mengenal dan memahami carakerja dan
fungsi dari alat-alat yang ada di laboratorium. Selain untuk menghindarikecelakaan dan bahaya,
dengan memahami cara kerja dan fungsi dari masing-masing alat, praktikan dapat melaksanakan
praktikum dengan sempurna
Pengenalan alat-alat ini meliputi macam-macam alat, mengetahui nama-namanya,
memahami bentuk, fungsi, serta cara kerja alat-alat tersebut. Setiap alatdirancang atau dibuat dengan
bahan-bahan yang berbeda satu sama lain danmempunyai fungsi yang sangat spesifik. Kebanyakan
peralatan untuk percobaan-percobaan didalam laboratorium terbuat dari gelas. Meskipun
peralatan-peralatantersebut telah siap dipakai, tetapi di dalam pemasangan alat untuk suatu
percobaankadang kala diperlukan sambungan-sambungan dengan gelas atau membuatperalatan
khusus sesuai dengan kebutuhan.
2.2 Sterilisasi
Sterilisasi dalam mikrobiologi berarti membebaskan tiap benda atau substansi dari semua
kehidupan dalam bentuk apapun. Untuk tujuan mikrobiologi dalam usaha mendapatkan keadaan
steril, mikroorganisme dapat dimatikan setempat oleh panas (kalor), gas-gas seperti
formaldehide, etilenoksida atau betapriolakton oleh bermacam-macam larutan kimia; oleh sinar

lembayung ultra atau sinar gamma. Mikroorganisme juga dapat disingkirkan secara mekanik
oleh sentrifugasi kecepatan tinggi atau oleh filtrasi.
Teknik sterilisasi terdiri dari berbagai cara atau metode pemilihan cara atau metode
ditentukan berdasarkan sifat alat atau bahan yang akan di sterilisasi dan tujuan sterilisasi. Ada
beberapa macam macam teknik sterilisasi antara lain :
1. Sterilisasi secara fisik (pemanasan, penggunaan sinar gelombang pendek yang dapat
dilakukan selama senyawa kimia yang akan disterilkan tidak akan berubah atau
terurai akibat temperatur atau tekanan tinggi).
2. Sterilisasi secara kimia (misalnya dengan penggunaan disinfektan, larutan alkohol,
larutan formalin).
3. Sterilisasi secara mekanik, digunakan untuk beberapa bahan yang akibat pemanasan
tinggi atau tekanan tinggi akan mengalami perubahan.
Sterilisasi secara fisik dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain:
a. Pemijaran (dengan api langsung). Teknik ini dikaukan dengan membakar alat pada api
secara langsung menggunakan api bunsen atau lampu spiritus. Red heating, yakni
pemanasan langsung di atas api bunsen burner sampai berpijar merah. Biasnaya alat yang
di sterilisasi merupakan alat yang sederhana seperti jarum ose, pinset, ujung pipet, bibir
tabung reaksi/cawan petri,dll.
b. Pemanasan kering. Teknik ini dilakukan dengan menggunakan alat oven dengan suhu
efektifnya adalah 160 o celcius selama 2 jam, sering juga menggunakan suhu 175 o celcius
selama 1,5 sampai 2 jam. Sterilisasi pemanasan kering ini cocok digunakan untuk untuk
alat yang terbuat dari kaca seperti erlenmeyer, cawan petri, botol, dll.
c. Pemanasan basah. Teknik ini di lakukan dengan pasteurisasi, perebusan, penggunaan uap
air panas, penggunaan uap panas bertekanan panas basah atau lembab dengan uap jenuh
bertekanan. Sangat efektif untuk sterilisasi karena menyediakan suhu jauh di atas titik
didih, cepat, daya tembus kuat dan kelembaban sangat tinggi sehingga mempermudah
koagulasi protein sel-sel mikroba yang menyebabkan sel hancur. Suhu efektifnya adalah
121o celcius dengan waktu standar 15 menit. Beberapa teknik yang tergolong sterilisasi
dengan suhu panas antara lain pasteurisasi, tyndalisasi dan pendidihan. Biasanya
dilakukan pada alat-alat kedokteran gigi, alat suntik, piprt, dll.

d. Radiasi. Teknik ini dilakukan dengan memanfaatkan penggunaan sinar UV dan sinar
ionisasi. Radiasi menggunakan sinar UV juga digunakan untuk sterilisasi ruangan
laboratorium, enkas atau alat-alat gelas. Penggunaan sinar ionisasi memerlukan biaya
yang besar dan biasanya hanya digunakan pada indsutri farmasi dan industri kedokteran.

Sterilisasi secara kimia. Sterilisasi ini menggunakan bahan kimia untuk membunuh atau
menghambat mikroorganisme. Banyak bahan untuk pembuatan media biakan terlalu peka
terhadap panas untuk disterilisasi di dalam autoklaf. Untuk bahan demikian, teknik sterilisasi
secara kimia yang dapat diandalkan akan bermanfaat sekali. Syarat utama sebagai bahan untuk
sterilisasi ialah bahwa zat kimia itu harus musah menguap dan bersifat racun sehingga dapat
segera di hilangkan dari benda yang akan di sterilisasi setelah perlakuan.
Sterilisasi secara mekanik. Metode ini digunakan untuk sterilisasi bahan yang tidak
tahan terhadap pemanasan atau tekanan tinggi. Untuk beberapa bahan yang akibat pemanasan
tinggi maupun bertekanan tinggi akan mengalami perubahan atau penguraian, sterilisasi nya
harus dilakukan secara mekanik dengan cara filtrasi. Filtrasi secara fisik yang paling banyak
digunakan ialah dengan filter khusus, misalnya filter Berkefeld, filter Chamberland, dan filter
Seitz. Sterilisasi secara mekanik mempunyai keuntungan dan kerugian, yaitu:
Keuntungan :

bahan yang tidak tahan pemanasan dapat disterilkan dengan cara ini
dapat digunakan untuk mensterilkan larutan dalam jumlah kecil karena dapat digunakan

filter dengan kapasitas kecil


proses sterilisasi relatif cepat
semua mikroba hidup maupun mati dapat dihilangkan dari larutan

Kerugian :
relatif mahal terutama jika peralatan filtrasi tidak dapat dipakai ulanh
beberapa penyaring yang sukar di cuci
Penyaringan bakteri yang terbuat dari asbestos, misalnya seitz EK dapat memberikan

reaksi alkalis pada filtrat, karena membebaskan bagian serta filternya.


Adanya adsorpsi daripenyaring merugikan terutama untuk bahan dalam jumlah sedikit.

2.3 Teknik Aseptis


5

Teknik aseptik sangat diperlukan untuk menghindarkan mikroorganisme dari kontaminan


yang dapat menghambat pertumbuhan mikroba. Teknik aseptis digunakan sepanjang kegiatan
berlangsung baik alat, bahan, lingkungan sekitar maupun praktikannya, untuk alat dan bahan
praktikum dapat diterapkan metode sterilitas. Penguasaan teknik aseptik ini sangat diperlukan
dalam keberhasilan laboratorium mikrobiologi dan hal tersebut merupakan salah satu metode
permulaan yang dipelajari oleh ahli mikrobiologi. Ada beberapa cara untuk mengendalikan atau
mengurangi kontaminan, di antara nya:
a. Kebersihan dan sanitasi. Kedua hal ini sangat penting dalam mengurangi populasi
mikroorganisme pada suatu ruang atau tempat.
b. Desinfeksi. Pengaplikasian bahan kimia terhadap ruang kerja, peralatan, lantai, dinding
atau lainnya untuk membunuh selvegetatif mikrobial
c. Antiseptis. Aplikasi senyawa kimia yang bersifat antiseptis terhadap tubuh untuk melawan
infeksi atau mencegah pertumbuhan mikroorganisme dengan cara menghancurkan atau
menhambat mikroba.
d. Sterilisasi. Menghancurkan semua jenis kehidupan sehingga menjadi steril

2.4 Media Pertumbuhan Mikroba


Media adalah pembenihan atau substrat atau makanan untuk menumbuhkan dan
mengembang biakan suatu mikroorganisme. Media yang baik dengan pemeliharaan
mikroorgnisme ialah yang mengandung unsur makanan yang diperlukan. Bahan yang disediakan
untuk menumbuhkan mikroorgansime disebut kultur media. Sedangkan mikroorganisme yang
tumbuh dan berkembang biak pada suatu kultur media disebut kultur. Media untuk kultur bakteri
dalam mikrobiologi ada banyak jenisnya dan dapat menjadi tiga kelompok besar berdasarkan
bentuk, komposisi/susunannya, dan fungsinya:
Berdasarkan Bentuknya. Bentuk media ada tiga macam yang dapat dibedakan dari ada atau
tidaknya bahan tambahan berupa bahan pemadat seperti agar-agar atau gelatin. Bentuk media
tersebut yaitu:

1. Media padat merupakan media yang mengandung banyak agar atau zat pemadat kurang
lebih 15% agar sehingga media menjadi padat. Media ini dapat dibedakan menjadi tiga
jenis menurut bentuk dan wadahnya yaitu, media tegak, media miring, dan media
lempeng. Media tegak menggunakan tabung reaksi yang ditegakkan sebagai wadahnya,
media miring menggunakan tabung reaksi yang dimiringkan, sedangkan media lempeng
menggunakan petridish (plate) sebagai wadahnya. Media ini umumnya digunakan untuk
pertumbuhan koloni bakteri atau kapang.
2. Media semi padat atau semi cair merupakan media yang mengandung agar kurang dari
yang seharusnya kurang lebih 0,3% - 0,4% sehingga media menjadi kenyal, tidak padat
dan tidak begitu cair. Umumnya digunakan untuk pertumbuhan mikroba yang banyak
memerlukan air dan hidup anerobik dan untuk melihat pergerakan mikroba.
3. Media cair merupakan media yang tidak ditambahi bahan pemadat, umumnya digunakan
untuk pertumbuhan mikroalga.
Berdasarkan Komposisi/susunannya. Berdasarkan komposisinya media di bagi atas :
1. Media alami/non sintetis merupakan media yang disusun dari bahan-bahan alami dimana
komposisinya yang tidak dapat diketahui secara pasti dan biasanya langsung diekstrak
dari bahan dasarnya seperti: kentang, tepung, daging, telur, ikan sayur, dsb. Contohnya:
Tomato juice agar.
2. Media semi sintesis merupakan media yang disusun dari bahan-bahan alami dan bahanbahan sintesis. Contohnya: Kaldu nutrisi disusun dari :Pepton 10,0 g, Ekstrak daging
10,0 g, NaCl 5,0 g, dan Aquadest 1000 ml.
3. Media sintesis, yaitu media yang disusun dari senyawa kimia yang jenis dan takarannya
diketahui secara pasti. Contohnya : Mac Conkey Agar.
Berdasarkan fungsinya. Berdasarkan fungsinya, media dapat dibedakan menjadi lima yaitu:
1. Media Basal (media dasar) adalah media yang digunakan sebagai bahan dasar untuk
membuat media lain yang lebih kompleks. Media ini dapat mendukung pertumbuhan
hampir semua jenis mikrobia, contohnya adalah nutrient broth, kaldu pepton, dsb.
2. Media diferensial adalah media yang bila ditumbuhi oleh mikroba yang berbeda, mikroba
tersebut akan tumbuh dengan ciri khusus sehingga dapat dibedakan. Contohnya: Media
Triple Sugar Iron Agar (TSIA), Media Sulfit Indol Motility (SIM), dsb.

3.

Media selektif adalah media yang memungkinkan suatu jenis mikroba tumbuh dengan
pesat, sementara jenis mikroba yang lain terhambat. Contohnya: Media Salmonella

Shigella Agar (SSA), Thiosulphate Citrate Bile Salt (TCBS), dsb.


4. Media diperkaya (enrichment) adalah media yang dirancang untuk mendukung
pertumbuhan mikroorganisme. Media tersebut memiliki konstituen nutrisi yang
mendorong pertumbuhan mikroba tertentu. Contohnya: kaldu selenit, atau kaldu
tetrationat untuk memisahkan bakteri Salmonella thyposa dari tinja
5. Media uji adalah media yang digunakan untuk identifikasi mikroba, umumnya ditambah
dengan substansi tertentu yang menjadi indikator, misalnya mediumlitmus milk

Persyaratan Media
Untuk menciptakan keadaan lingkungan yang tepat secara sintetis sebagai pengganti
keadaan alam, maka diperlukan persyaratan tertentu agar bakteri dapat tumbuh dan berkembang
dengan baik dalam media. Persyaratan tersebut yaitu:
1. Media harus mengandung semua unsur hara yang diperlukan untuk pertumbuhan
dan perkembangan bakteri.
2. Media harus mempunyai tekanan osmosis, tegangan permukaan dan pH yang sesuai
dengan kebutuhan bakteri.
3. Media harus dalam keadaan steril, artinya sebelum ditanami bakteri yang dimaksud tidak
ditumbuhi oleh mikroba lain.
Membuat beberapa media, media dilarutkan dalam pelarut yang sesuai jumlah yang
diperlukan. Buatlah beberapa media sebagai berikut:
1) Media cair
Masukkan media cair sebanyak 5 mL meggunakan gela sukur ke dalam tabung
reaksi yang bersih kemudian tutup menggunakan kapas berlemak.
Lakukan sterilisasi akhir menggunakan autoklaf
2) Media agar tegak
Masukkan NA cair hangat masing-masing sebaanyak 5 mL ke dalam tabung yang

bersih kemudian tutup menggunakan kapas berlemak


Lakukan sterilisasi akhir menggunakan autoklaf
Setelah steril keluarkan dari autoklaf, letakkan tabung yang berisi media dengan

posisi tegak, biarkan hingga memadat


3) Media agar miring
8

Masukkan NA dan media PDA cair hangat masing-masing sebaanyak 5 mL ke

dalam tabung yang bersih kemudian tutup menggunakan kapas berlemak


Lakukan sterilisasi akhir menggunakan autoklaf
Setelah steril keluarkan dari autoklaf, letakkan tabung yang berisi media dengan

posisi miring sekitar 30 derajat, biarkan hingga memadat


4) Media agar lempeng
Pindahkan sebanyak 15-20 mL media agar (NA dan PDA) yang masih dalam
keadaan cair dan telah steril, dituangkan dengan menggunakan gelas ukur ke dalam
cawan petri, tutup kembali cawan petri biarkan hingga memadat.

BAB III
METODELOGI PENELITIAN
3.1 Alat dan Bahan
Alat :
Cawan petri
Tabung reaksi
Rak tabung reaksi
Erlenmeyer
Gelas ukur
Beaker glass
Autoklaf
Batang pengaduk
Pemanas air
Bahan :
Media TSA
Aquadest
Karet
Kapas berlemak
Kertas pembungkus
3.2 Cara Kerja
Sterilisasi dengan filtrasi
1) Di sterilkan alat filtrasi dan botol penampung filtrat, kemudian ranglai alat
tersebut beserta pompa vakum

2) Di sterilkan membran filter secara aseptis dengan menggunakan pinsetsteril pada


dasar penopang filter
3) Di tuanglah bahan yang sudah di filtrasi, kemudian pompa vakum di hidupkan
dan siap digunakan untuk perlakuan selanjutnya
Sterilisasi dengan pembakaran
1) Di nyalakan lampu bunsen dan atur nyala api nya secara maksimal
2) Di ambil lah jarum ose kemudian lakukan pembakaran dengan api bunsen mulai
dari bagian pangkal kawat Ose secara perlahan menuju ke ujung kawat jarum
Ose. Pembakaran jarum Ose di lakukan sampai kawatnya merah membara
3) Di biarkan dingin jarum Ose tersebut, selanjutnya siap digunakan untuk
mengambil atau menginokulasi mikroba
Sterilisasi dengan panas kering
1) Di tangkupkan cawan petri bagian bawah dan tutupnya, kemudian bungkus
dengan kertas pembungkus dan susun cawan petri kemudian di tali dengan
benang kasur
2) Di ambil tabung reaksi yang masing-masing di tutup dengan kapas, beberapa
tabung diikat jadi satu dan di bungkus kertas kemudian di tali
3) Di beri sedikit kapas pada pipet ukur bagian ujung atas kemudian di bungkus
dengan kertas payung dan diikat dengan benang kasur
4) Di masukkan semua alat ke dalam oven
5) Di nyalakan pada suhu 175 derajat celcius dan setelah suhu tersebut tercapai,
sterilisasi selama 2 jam
6) Di dinginkan semua peralatan setelah pemanasan untuk di pakai pada hari
berikutnya
Sterilisasi dengan panas basah bertekanan tinggi (autoklaf)
1) Di tutup tabung rekasi yang berisi media denngan kapas, beberapa tabung diikat
jadi satu dan bagian tutupnya dibungkus dengan kertas payung. Sisakan satu
2)
3)
4)
5)
6)

tabung berisi media tersebut, tetapi tidak disterilkan.


Di isi autoklaf air sampai permukaan air di bawah ansang/keranjang autoklaf
Di sambungkan autoklaf dengan sumber listrik dan nyalakan autoklaf
Di masukkan tabung reaksi berisi media ke dalam ansang/keranjang autoklaf
Di tutup autoklaf dan kencangkan penutupnya dengan kuat
Di atur lah suhu, waktu dan tekanan yang diperlukan untuk sterilisasi. Sterilisasi
umumnya dilakukan pada suhu 121 derajat celcius dan tekanan 1 atm selama 15
menit

10

7) Di tanda digital pada autoklaf menunjukkan selama sterilisasi berlangsung.


Sterilisasi berakhir secara otomatis bila tanda telah menunjukkan complete
8) Di saat membuka tutup autoklaf, pastikan suhu sudah turun sekitar 60 derajat
celcius dan tekanan sudah nol
9) Di buka tutup autoklaf dan ambil media yang telah di sterilkan. Untuk media
agar miring siapkan serbet yang telah di gulung kemudian taruh tabung berisi
agar diatasnya agar kemiringan 30 derajat. Untuk media dalam erlenmeyer,
sebelum dituang, media di dingkan terlebih dahulu sampai suhu sekitar 45
derajat.
Sterilisasi dengan pasteurisasi
1) Di siapkan kompor dan penangas. Isi air secukupnya. Masukkan susu ke dalam
wadah yang tahan panas. Masukkan wadah tersebut ke dalam penangas.
2) Di lakukan pasteurisasi selama 15-20 menit pada suhu 70-80 derajat celcius
Membuat media agar
1) Di timbang sejumlah 3 gram serbuk media TSA kemudian di masukkan ke dalam
Erlenmeyer yang sudah di siapkan
2) Di tambahkan aquadest sejumlah 150 mL dan campur baik. Jika perlu, media
yang mengandung agar di diamkan kurang lenih lima menit
3) Di panaskan hingga mendidih sambil di aduk dengan batang pengaduk selama 1-2
menit
4) Di masukkan ke dalam tabung reaksi, di bagi hingga merata lalu tutup dengan
kapas berlemak
5) Di sterilkan menggunakan autoklaf

BAB IV
HASIL PENGAMATAN

4.1 Hasil Pengamatan


Peralatan di laboratorium yang diamati:
Tabel pengamatan
11

No
1

Nama alat
Mikroskop Cahaya

Kegunaan
Untuk melihat benda-benda yang sangat kecil seperti
mikroorganisme, sel, danbenda-benda lain yang bersifat
mikroskopis. Bayangan benda padamikroskop ini bersifat
2dimensi.
Untuk menginkubasi atau memeram mikroba pada suhu yang
terkontrol

Inkubator

MikroJHKHJ,KNJ
Pipet

Untuk memindahkan cairan yang bervolume cukup kecil

Cawan Petri

Untuk membiakan(kultivasi) mikroorganisme pada medium


yang dituangkan diatas cawan ini.

Pipet Ukur

Untuk memindahkan ataumengambil larutan denganvolume


yang diketahui.

Pipet Tetes

Tabung Reaksi

Untuk memindahkan atau mengambil larutan dengan volume


yang tidak diketahui.
Untuk uji-uji biokimiawi dan untuk menumbuhkan mikroba.

Labu Erlenmeyer

Pembakar Bunsen

10

Gelas Ukur

11

Jarum Ose

Untuk memindahkan biakan untuk ditanam/ ditumbuhkan ke


media baru.

12

Pinset

Untuk mengambil benda dengan


memindahkan cakram antibiotik.

13

Beaker Glass

Untuk preparasi media-media, menampung aquadest dan lainlain.

14

Autoklaf

digunakan dalam bidang kimia dan alat-alat kedokteran yang


berfungsi untuk mensterilkan piranti dari kuman bakteri
menggunakan panas dan tekanan uap air dan temperatur
sterilisasi mencapai 121 derajat celcius

Untuk menampung larutan,bahan atau cairan. Labu ini juga


dapat digunakan untuk meracik dan menghomogenkan bahanbahan, komposisi media,menampung aquadest,kultivasi
mikroba dalam kultur cair dan lain-lain.
Untuk menciptakan kondisi yang steril dengan membakar
kontaminan yang berada pada udara.
Untuk mengukur volume suatu cairan, hamipir sama dengan
labu erlenmeyer memiliki skala volume.

12

menjepit.

Misalnya

15

Laminar Air Flow

untuk mensterilisasi udara dari pengganggu saat memasukkan


bakteri ke dalam media.

16

Water Birth

berfungsi untuk masa inkubasi saat reaksi aglutinnasi


danmenjaga media agar tetap cair sebelum dituang.

17

Freezer

untuk menyimpan bahan yang mudah rusak apabila diletakkan


di suhu ruangan.

NAMA MEDIA

BENTUK

SIFAT FISIK

Kaldu Pepton

Pembenihan cair

TSA

Agar tegak

Larutan kuning
jernih
Padat, kuning
kecoklatan
Padat, kuning
kecoklatan
Padat
kekuningan
Padat
kekuningan

Agar miring
PDA

Agar miring
Agar lempeng

HASIL UJI
STERILISASI
MEDIA
-

BAB V
PEMBAHASAN
5.1 Pembahasan
Endah Giyah Wahyuningsih
1. Media yang digunakan adalah Trypticase Soy Agar (TSA) merupakan media agar yang
digunakan untuk kegiatan pengisolasian dan pembudidayaan berbagai macam
13

mikroorganisme yang bersifat aerobik. Medium ini digunakan untuk berbagai tujuan yang
mencakup pemeliharaan stok budidaya, isolasi berbagai macam spesies mikroorganisme,
serta sebagai dasar untuk media termasuk darah. Komposisi dari TSA ini antara
lainApproximate Formula* Per Liter Purified Water, Pancreatic Digest of Casein, Papaic
Digest of Soybean, Sodium Chloride, Agar.
2. Pada percobaan kali ini untuk mensterilisasi menggunakan autoklaf, autoklaf merupakan
alat dengan cara fisik yaitu pemanasan basah. Autoclave digunakan untuk mensterilisasi
alat-alat gelas, kayu, plastic, larutan dan medium yang tidak tahan terhadap suhu tinggi.
Autoclave juga dapat digunakan untk melisiskan mikroba. Adapun bagian-bagian dari
autoclave adalah panic luar, panic dalam untuk meletakkan alat dan saluran uap, bagian
penutup terdiri dari penunjuk tekanan dan saluran uap, terdapat katup dan pengunci.
Untuk mematikan spora diperlukan panas basah selama 15 menit pada suhu 121 derajat
C.
3. Pada saat sebelum media disterilkan, tabung rekasi di tutup dengan kapas supaya uap air
pada proses sterilisasi tidak ikut masuk ke tabung reaksi
Gita Serafika
1. Pada medium Trypcase soy agar ( TSA ) yang digunakan dalam praktikum ini adalah
merupakan media Agar untuk pengisolasian mikroorganisme yang bersifat aerobik ,
medium TSA ini dapat dibuat dalam 3 bentuk yaitu medium cawan petri dan medium
Agar Miring dan medium agar tegak. Medium TSA ini tersusun atas bahan alami yang
berasal dari kedelai dan agar ,kasein, Glukosa, Natrium klorida,dan fosfat sehingga
banayak sekali nutrient yang dibutuhkan.
2. Autoclave digunakan untuk mensterilisasi alat-alat gelas, kayu, plastic, larutan dan
medium yang tidak tahan terhadap suhu tinggi. Autoclave juga dapat digunakan untk
melisiskan mikroba. Adapun bagian-bagian dari autoclave adalah panic luar, panic dalam
untuk meletakkan alat dan saluran uap, bagian penutup terdiri dari penunjuk tekanan dan
saluran uap, terdapat katup dan pengunci. Untuk mematikan spora diperlukan panas
basah selama 15 menit pada suhu 121oC
Farhan Tri Ramadhana Amsri
1. Medium merupakan bahan yang digunakan untuk menumbuhkan mikroorganisme diatas
atau didalamnya. Medium tersebut harus memenuhi syarat-syarat antara lain adahalah

14

harus mengandung semua zat hara yang mudah digunakan oleh mikroba, harus memiliki
tekanan osmosis, tegangan permukaan, dan pH yang sesuai dengan kebutuhan mikroba.
2. Sterilisasi yang digunakan bertujuan untuk menghindari kontaminasi, yaitu masuknya
mikroorganisme yang tidak diinginkan. Sterilisasi merupakan proses yang membunuh
semua bentuk hidup terutama mikroorganisme.
3. Pada percobaan praktikum kali ini, media yang digunakan Trypticase Soy Agar (TSA).
TSA adalah media agar yang digunakan untuk kegiatan pembudidayaan dan
pengisolasian berbagai jenis mikroorganisme yang bersifat aerobik. Medium ini
digunakan untuk berbagai tujuan yang mencakup pemeliharaan stok budidaya, isolasi
berbagai macam spesies mikroorganisme, serta sebagai dasar untuk media termasuk
darah.
Helena Ratna Widhi Lakswati
Berdasarkan dari hasil pengamatan, alat yang digunakan untuk sterilisasi benda yang
tahan panas dan tekanan yang tinggi ialah autoklaf. Autoklaf ini sangat efektif digunakan untuk
benda/media yang mampu bertahan dalam panas dan tekanan tinggi selama proses strelisasi. Hal
ini dikarenakan uap panas yang dihasilkan oleh autoklaf bersumber dari uap panas yang
dihasilkan oleh api. Autoklaf dapat dioperasionalkan pada suhu 115-1500C. Namun autoklaf
akan lebih efektif pada suhu 121 C dan digunakan pada teknik sterilisasi secara fisik khususnya
pemanasan basah.
Berdasarkan hasil pengamatan, pertumbuhan mikroba tentunya dibutuhkan suatu media.
Media yang dipakai terbagi menjadi dua jenis, yaitu media untuk pertumbuhan bakteri dan media
untuk pertumbuhan fungi. Media pertumbuhan bakteri ialah dengan media NA (Nutrient Agar)
dan TSA (Trypticase Soy Agar). NA merupakan media kultur universal untuk pertumbuhan
mikroorganisme/bakteri. Jenis bakteri yang dapat tumbuh pada nutrient agar lebih sedikit
dibandingkan dengan TSA. Nutrien Agar lebih sering digunakan dibandingkan TSA. Hal ini
dikarenakan TSA terdiri dari bakteri gram negatif anaerob fakultatif yang berarti bakteri ini
bersifat motil, reaksi oksidase negatif, bersifat thermo-tolerant, menghasilkan pigmen kuning
pada Tryptic Soy Agar dan kandungan-kandungan pada NA jauh lebih banyak dibanding TSA.
Media untuk pertumbuhan fungi ialah PDA (Potato Dextrose Agar). PDA digunakan untuk
menumbuhkan atau mengidentifikasi yeast dan kapang, untuk enumerasi yeast dan kapang dalam
15

suatu sampel atau produk makanan. Bahan baku utama media ini adalah ekstrak kentang dengan
penambahan sumber karbon berupa dextrose dimana perbandingan antara glukosa dan ekstrak
kentang ialah 1:10. Sehingga dapat dilihat bahwa suplai makanan untuk jenis fungi sangatlah
mencukupi.

BAVI
MKESPUILAN

5.1Kesimpnula
Endah Giyah Wahyuningsih
1. Pada praktikum kali ini dapat disimpulkan bahwa Trypticase Soy Agar (TSA)
merupakan media agar yang digunakan untuk kegiatan pengisolasian dan
pembudidayaan berbagai macam mikroorganisme yang bersifat aerobik.

16

2. Teknik sterillisasi sangat berpengaruh terhadap nya pertumbuhan mikroba. Ada


terdapat 3 jenis teknik sterilisasi yaitu sterilisasi mekanik, sterilisasi fisik dan
sterilisasi kimiawi.
3. Media yang dihasilkan dengan media TSA menghasilkan larutan berwarna kuning
jernih
Gita Serafika
1. Cara sterilisasi yang dipakai tergantung pada macamnya bahan dan sifat bahan yang
disterilkan (ketahanan terhadap panas, bentuk yang disterilkan : padat, cair atau gas).
Sterilisasi perlu dilakukan untuk mematikan atau menyingkirkan mikroorganisme yang
bersifat parasit atau mengganggu aktifitas.
2. Ada 4 jenis sterilisasi, yaitu sterilisasi dengan pemanasan, pasteurisasi, penyaringan
dan sterilisasi dengan disinfektan. Sterilisasi sangat di perlukan untuk menghindari
hal-hal yang tidak diinginkan seperti tumbuhnya mikroba diluar yang dipraktekkan.
3. Dalam percobaan kali ini menggunakan TSA karena TSA merupakan media kultur
universal, hampir semua jenis bakteri bisa tumbuh pada media ini.Trypticase Soy Agar
digunakan untuk medium pertumbuhan dengan tujuan mengamati morfologi koloni,
mengembangkan kultur murni, pertumbuhan untuktes biokimia. TSA juga biasa
digunakan untuk penghitungan jumlah bakteri.

Farhan Tri Ramadhana Amsri


1. Pada percobaan praktikum kali ini, media yang digunakan Trypticase Soy Agar (TSA).
TSA adalah media agar yang digunakan untuk kegiatan pembudidayaan dan
pengisolasian berbagai jenis mikroorganisme yang bersifat aerobik.
2. Pada percobaan kali ini, teknik sterilisasi yang digunakan yaitu teknik aseptis, teknis
pemanasan basah, dan teknik pemijaran.
3. Sterilisasi dilakukan untuk menghindari kontaminasi, yaitu masuknya mikroorganisme
yang tidak diinginkan.
Helena Ratna Widhi Lakswati
1. Cara sterilisasi ada 3 metode, antara lain: secara mekanik, secara fisik dan secara
kimia. Autoklaf digunakan untuk sterilisasi secara fisik.
2. Cara sterilisasi media kultur dengan teknik aseptis, pemijaran dan pemanasan basah.
17

3. Media yang digunakan ialah TSA (Trypticase Soy Agar).

BAB VII
DAFTAR PUSTAKA

Ni Putu, Ristiati. 2000. Pengantar Mikrobiologi Umum. Jakarta : Ditjen Dikti


Pelczar. 1996. Dasar Dasar Mikrobiologi. Jakarta : Universitas Indonesia
Ratna. 1993. Mikrobiologi Dasar Dalam Praktek. Jakarta : PT Gramedia
Staier, Roger Y. 1982. Dunia Mikrobe I. Jakarta : Bhratara Karya Aksara

18

Syarmalina, Dra. dkk. 2016. Petunjuk Praktikum Mikrobiologi Untuk Program S1. Jakarta :
Universitas Pancasila.
Di akses dari http://dini9praset.blogspot.co.id/ pada hari Sabtu 17 September 2016 pukul 22.00

BAB VIII
LAMPIRAN

19

Anda mungkin juga menyukai