Anda di halaman 1dari 12

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN OLIGOHIDROMNION

A. Definisi Oligohidramnion
Oligohidramnion adalah suatu keadaan dimana air ketuban kurang dari normal, yaitu
kurang dari 500 cc.
Definisi lainnya menyebutkan sebagai AFI yang kurang dari 5 cm. Karena VAK
tergantung pada usia kehamilan maka definisi yang lebih tepat adalah AFI yang kurang dari
presentil 5 ( lebih kurang AFI yang <6.8 cm saat hamil cukup bulan).
B. Etiologi Oligohidramnion
Penyebab oligohydramnion tidak dapat dipahami sepenuhnya. Mayoritas wanita hamil
yang mengalami tidak tau pasti apa penyebabnya. Penyebab oligohydramnion yang telah
terdeteksi adalah cacat bawaan janin dan bocornya kantung/ membran cairan ketuban yang
mengelilingi janin dalam rahim. Sekitar 7% bayi dari wanita yang mengalami oligohydramnion
mengalami cacat bawaan, seperti gangguan ginjal dan saluran kemih karena jumlah urin yang
diproduksi janin berkurang.
Masalah kesehatan lain yang juga telah dihubungkan dengan oligohidramnion adalah
tekanan darah tinggi, diabetes, SLE, dan masalah pada plasenta. Serangkaian pengobatan yang
dilakukan untuk menangani tekanan darah tinggi, yang dikenal dengan namaangiotensinconverting enxyme inhibitor (mis captopril), dapat merusak ginjal janin dan menyebabkan
oligohydramnion parah dan kematian janin. Wanita yang memiliki penyakit tekanan darah tinggi
yang kronis seharusnya berkonsultasi terlebih dahulu dengan ahli kesehatan sebelum
merencanakan kehamilan untuk memastikan bahwa tekanan darah mereka tetap terawasi baik
dan pengobatan yang mereka lalui adalah aman selama kehamilan mereka.
C. Patofisiologi Oligohidramnion
Mekanisme atau patofisiologi terjadinya oligohidramnion dapat dikaitkan dengan adanya
sindroma potter dan fenotip pottern, dimana, Sindroma Potter dan Fenotip Potter adalah suatu
keadaan kompleks yang berhubungan dengan gagal ginjal bawaan dan berhubungan dengan
oligohidramnion (cairan ketuban yang sedikit).
Fenotip Potter digambarkan sebagai suatu keadaan khas pada bayi baru lahir, dimana
cairan ketubannya sangat sedikit atau tidak ada. Oligohidramnion menyebabkan bayi tidak
memiliki bantalan terhadap dinding rahim. Tekanan dari dinding rahim menyebabkan gambaran
wajah yang khas (wajah Potter). Selain itu, karena ruang di dalam rahim sempit, maka anggota
gerak tubuh menjadi abnormal atau mengalami kontraktur dan terpaku pada posisi abnormal.
Oligohidramnion juga menyebabkan terhentinya perkembangan paru-paru (paru-paru
hipoplastik), sehingga pada saat lahir, paru-paru tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Pada

sindroma Potter, kelainan yang utama adalah gagal ginjal bawaan, baik karena kegagalan
pembentukan ginjal (agenesis ginjal bilateral) maupun karena penyakit lain pada ginjal yang
menyebabkan ginjal gagal berfungsi.
Dalam keadaan normal, ginjal membentuk cairan ketuban (sebagai air kemih) dan tidak
adanya cairan ketuban menyebabkan gambaran yang khas dari sindroma Potter.
D. Epidemiologi Oligohidramnion
Sekitar 8% wanita hamil memiliki cairan ketuban terlalu sedikit. Olygohydramnion dapat
terjadi kapan saja selama masa kehamilan, walau pada umumnya sering terjadi di masa
kehamilan trimester terakhir. Sekitar 12% wanita yang masa kehamilannya melampaui batas
waktu perkiraan lahir (usia kehamilan 42 minggu) juga mengalami olygohydrasmnion, karena
jumlah cairan ketuban yang berkurang hamper setengah dari jumlah normal pada masa
kehamilan 42 minggu
E. Faktor Resiko Oligohidramnion
Wanita dengan kondisi berikut memiliki insiden oligohidramnion yang tinggi :
1. Anomali kongenital ( misalnya : agenosis ginjal,sindrom patter ).
2. Retardasi pertumbuhan intra uterin.
3. Ketuban pecah dini ( 24-26 minggu ).
4. Sindrom pasca maturitas.
F. Manifestasi Klinis Oligohidramnion
1. Uterus tampak lebih kecil dari usia kehamilan dan tidak ada ballotemen.
2. Ibu merasa nyeri di perut pada setiap pergerakan anak.
3. Sering berakhir dengan partus prematurus.
4. Bunyi jantung anak sudah terdengar mulai bulan kelima dan terdengar lebih jelas.
5. Persalinan lebih lama dari biasanya.
6. Sewaktu his akan sakit sekali.
7. Bila ketuban pecah, air ketuban sedikit sekali bahkan tidak ada yang keluar.
G. Diagnosis dan Pemeriksaan Oligohidramnion
Pemeriksaan dengan USG dapat mendiagnosa apakah cairan ketuban terlalu sedikit atau
terlalu banyak. Umumnya para doketer akan mengukur ketinggian cairan dalam 4 kuadran di
dalam rahim dan menjumlahkannya. Metode ini dikenal dengan nama Amniotic Fluid Index
(AFI). Jika ketinggian amniotic fluid (cairan ketuban) yang di ukur kurang dari 5 cm, calon ibu
tersebut didiagnosa mengalami oligohydramnion. Jika jumlah cairan tersebut lebih dari 25 cm, ia
di diagnosa mengalami poluhydramnion.

H. Penatalaksanaan Oligohidramnion
Sebenarnya air ketuban tidak akan habis selama kehamilan masih normal dan janin masih
hidup. Bahkan air ketuban akan tetap diproduksi, meskipun sudah pecah berhari-hari. Walau
sebagian berasal dari kencing janin, air ketuban berbeda dari air seni biasa, baunya sangat khas.
Ini yang menjadi petunjuk bagi ibu hamil untuk membedakan apakah yang keluar itu air ketuban
atau air seni.
Supaya volume cairan ketuban kembali normal, dokter umumnya menganjurkan ibu
hamil untuk menjalani pola hidup sehat, terutama makan dengan asupan gizi berimbang.
Pendapat bahwa satu-satunya cara untuk memperbanyak cairan ketuban adalah dengan
memperbanyak porsi dan frekuensi minum adalah salah kaprah. Tidak benar bahwa kurangnya
air ketuban membuat janin tidak bisa lahir normal sehingga mesti dioperasi sesar.
Bagaimanapun, melahirkan dengan cara operasi sesar merupakan pilihan terakhir pada kasus
kekurangan air ketuban. Meskipun ketuban pecah sebelum waktunya, tetap harus diusahakan
persalinan pervaginam dengan cara induksi yang baik dan benar.
Studi baru-baru ini menyarankan bahwa para wanita dengan kehamilan normal tetapi
mengalami oligohydramnion dimasa-masa terakhir kehamilannya kemungkinan tidak perlu
menjalani treatment khusus, dan bayi mereka cenderung lahir denga sehat. Akan tetapi wanita
tersebut harus mengalami pemantauan terus-menerus. Dokter mungkin akan merekomendasikan
untuk menjalani pemeriksaan USG setiap minggu bahkan lebih sering untuk mengamati apakah
jumlah cairan ketuban terus berkurang. Jika indikasi berkurangnya cairan ketuban tersebut terus
berlangsung, dokter mungkin akan merekomendasikan persalinan lebih awal dengan bantuan
induksi untuk mencegah komplikasi selama persalinan dan kelahiran. Sekitar 40-50% kasus
oligohydramnion berlangsung hingga persalinan tanpa treatment sama sekali. Selain pemeriksaan
USG, dokter mungkin akan merekomendasikan tes terhadap kondisi janin, seperti tes rekam
kontraksi untuk mengganti kondisi stress tidaknya janin, dengan cara merekam denyut jantung
janin. Tes ini dapat memberi informasi penting untuk dokter jika janin dalam rahim mengalami
kesulitan. Dalam kasus demikian, dokter cenderung untuk merekomendasikan persalinan lebih
awal untuk mencegah timbulnya masalah lebih serius. Janin yang tidak berkembang sempurna
dalam rahim ibu yang mengalami oligohydramnion beresiko tinggi untuk mengalami komplikasi
selama persalinan, seperti asphyxia (kekurangan oksigen), baik sebelum atau sesudah kelahiran.
Ibu dengan kondisi janin seperti ini akan dimonitor ketat bahkan kadang-kadang harus tinggal di
rumah sakit.
Jika wanita mengalami oligohydramnion di saat-saat hampir bersalin, dokter mungkin
akan melakukan tindakan untuk memasukan laruran salin melalui leher rahim kedalam rahim.
Cara ini mungkin mengurangi komplikasi selama persalinan dan kelahiran juga menghindari
persalinan lewat operasi caesar. Studi menunjukan bahwa pendekatan ini sangat berarti pada saat
dilakukan monitor terhadap denyut jantung janin yang menunjukan adanya kesulitan. Beberapa
studi juga menganjurkan para wanita dengan oligohydramnion dapat membantu meningkatkan

jumlah cairan ketubannya dengan minum banyak air. Juga banyak dokter menganjurkan untuk
mengurangi aktivitas fisik bahkan melakukan bedrest
I.

Prognosis Oligohidramnion

1. Semakin awal oligohidramnion terjadi pada kehamilan, semakin buruk prognosisnya


2. Jika terjadi pada trimester II, 80-90% mortalitas
J. Komplikasi Oligohidramnion
Kurangnya cairan ketuban tentu aja akan mengganggu kehidupan janin, bahkan dapat
mengakibatkan kondisi gawat janin. Seolah-olah janin tumbuh dalam kamar sempit yang
membuatnya tidak bisa bergerak bebas. Malah pada kasus extrem dimana suah terbentuk
amniotic band (benang atau serat amnion) bukan tidak mustahil terjadi kecacatan karena anggota
tubuh janin terjepit atau terpotong oleh amniotic band tersebut.
Efek lainnya janin berkemungkinan memiliki cacat bawaan pada saluran kemih,
pertumbuhannya terhambat, bahkan meninggal sebelum dilahirkan. Sesaat setelah dilahirkan
pun, sangat mungkin bayi beresiko tak segera bernafas secara spontan dan teratur.
Bahaya lainnya akan terjadi bila ketuban lalu sobek dan airnya merembes sebelum tiba
waktu bersalin. Kondisi ini amat beresiko menyebabkan terjadinya infeksi oleh kuman yang
berasal daribawah. Pada kehamilan lewat bulan, kekurangan air ketuban juga sering terjadi
karena ukuran tubuh janin semakin besar.
Masalah-masalah yang dihubungkan dengan terlalu sedikitnya cairan ketuban berbedabeda tergantung dari usia kehamilan. Oligohydramnion dapat terjadi di masa kehamilan trimester
pertama atau pertengahan usia kehamilan cenderung berakibat serius dibandingkan jika terjadi di
masa kehamilan trimester terakhir. Terlalu sedikitnya cairan ketuban dimasa awal kehamilan
dapat menekan organ-organ janin dan menyebabkan kecacatan, seperti kerusakan paru-paru,
tungkai dan lengan.
Olygohydramnion yang terjadi dipertengahan masa kehamilan juga meningkatka resiko
keguguran, kelahiran prematur dan kematian bayi dalam kandungan. Jika ologohydramnion
terjadi di masa kehamilan trimester terakhir, hal ini mungkin berhubungan dengan pertumbuhan
janin yang kurang baik. Disaat-saat akhir kehamialn, oligohydramnion dapat meningkatkan
resiko komplikasi persalinan dan kelahiran, termasuk kerusakan pada ari-ari memutuskan saluran
oksigen kepada janin dan menyebabkan kematian janin. Wanita yang mengalami
oligohydramnion lebih cenderung harus mengalami operasi caesar disaat persalinannya.
K. Tindakan Konservatif
1. Tirah baring.
2. Hidrasi.
3. Perbaikan nutrisi.

4. Pemantauan kesejahteraan janin (hitung pergerakan janin, NST, Bpp).


5. Pemeriksaan USG yang umum dari volume cairan amnion.
6. Amnion infusion.
7. Induksi dan kelahiran.

KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN


OLIGOHIDROMNION
A. Pengkajian
1. Identitas

a. Nama

b. Umur

c. Jenis kelamin :
d. Usia kehamilan

e. Pendidikan

f. Alamat

2. Keluhan utama
3. Riwayat penyakit sekarang
4. Riwayat penyakit sebelumnya
5. Analisa data

Data subyektif
Data obyektif
6. Pengkajian Fisik
a. Aktifitas / istirahat
Kemampuan untuk mengikuti aktivitas hidup yang diperlukan/diinginkan (kerja dan kesenangan)
dan untuk dapat tidur/istirahat.
b. Sirkulasi
Kemampuan untuk mentranspor oksigen dan nutrien yang perlu untuk memenuhi kebutuhan
seluler.
c. Integritas Ego
Kemampuan untuk mengembangkan dan menggunakan keterampilan dan perilaku untuk
mengintegrasikan dan mengatur pengalaman hidup.
d. Eliminasi
Kemampuan untuk mengeluarkan produk sisa.
e. Makanan/Cairan
Kemampuan untuk mempertahankan masukan dan penggunakan nutrien dan cairan untuk
memenuhi kebutuhan fisiologi.

f. Hygiene
Kemampuan untuk melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari.
g. Neurosensori
Kemampuan untuk menerima, menggabungkan, dan berespon terhadap isyarat internal dan
eksternal.
h. Nyeri/Ketidaknyamanan
Kemampuan

untuk

mengontrol

lingkungan

internal/eksternal

untuk

mempertahankan

kenyamanan.
i. Pernapasan
Kemampuan untuk memberikan dan menggunakan oksigen untuk memenuhi kebutuhan
fisiologi.
j. Keamanan
Kemampuan untuk memberikan lingkungan yang meningkatkan pertumbuhan, aman.
k. Seksualitas
Kemampuan untuk memenuhi kebutuhan/karakteristik peran pria atau peran wanita.
l. Interaksi Sosial
Kemampuan untuk menciptakan dan mempertahankan hubungan.
m. Belajar/Mengajar
Kemampuan untuk menghubungkan dan menggunakan informasi untuk mencapai gaya hidup
yang sehat/kesejahtraan optimal.
B. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri berhubungan dengan pergerakan bayi
2. Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri
3. Resiko cedera terhadap janin berhubungan dengan berkurangnya cairan amnion
4. Ansietas berhubungan dengan resiko kelahiran posterm
5. Kurang pengetahuan berhubungan dengan tidak mengenal informasi
C. Intervensi
Dx1 : Nyeri berhubungan dengan pergerakan bayi
Tujuan : Nyeri teratasi
Kriteria hasil :
1. Klien mengatakan nyeri berkurang atau hilang
2. Klien dapat mendemonstrasikan penggunaan keterampilan relaksasi/aktifitas
hiburan
INTERVENSI
RASIONAL
Mandiri :
1.
Untuk mengetahui sejauh mana
1. Kaji karakteristik nyeri, skala nyeri,
perkembangan
rasa nyeri yang dirasakan
sifat nyeri, lokasi dan penyebaran
2. Beri posisi yang menyenangkan

oleh klien sehingga dapat dijadikan


sebagai
acuan
untuk
intervensi
selanjutnya.
2. Dapat mempengaruhi kemampuan klien

3.

3. Ajarkan teknik relaksasi napas dalam


4.

4. Ukur tanda-tanda vital

5.

Kolaborasi
5. Penatalaksanaan pemberian analgetik6.
6.

1.
2.

1.

2.

3.

4.

5.
6.

untuk
rileks/istirahat
secaraefektifdandapat mengurangi nyeri
Relaksasi napas dalam dapat mengurangi
rasa nyeri dan memperlancar sirkulasi o2
ke seluruh jaringan
Peningkatan tanda-tanda vital dapat
menjadi acuan adanya peningkatan nyeri
Analgetik dapat memblok rangsangan
nyeri sehingga dapat nyeri tidak
dipersepsikan
Tindakan terhadap penyimpangan dasar
akan menghilangkan nyeri

Siapkan untuk prosedur bedah bila


diindasikan
Dx2 : Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri
Kriteria hasil :
Klien melaporkan perbaikan tidur.
Klien melaporkan peningkatan rasa sejahtera dan perasaan segar.
Intervensi
INTERVENSI
RASIONAL
Mandiri
Tinjau ulang kebutuhan perubahan
1.
Membantu
mengidentifikasi
tidur normal berkenaan dengan kebutuhan untuk menetakan pola tidur
kehamilan. Tentukan pola tidur saat yang berbeda.
ini.
Evaluasi tingkat kelelahan : anjurkan
2.
Peningkatan
retensi
cairan,
klien untuk istirahat 1-2 jam dan penambahan berat badan, dan
dapatkan 8 jam tidur per malam. pertumbuhan
janin
semua
Berikan informasi tentang kelelahan memperberat
perasaan
lelah,
sedang yang normal. Kaji ulang khususnya pada multipara dengan
tanggung jawab terhadap kerja dan anak lain dan atau kebutuhan lain
keluarga.
Kaji terhadap kejadian insomnia dan
respon klien terhadap penurunan tidur.
3.
Ansietas
yang
berlebihan,
Anjurkan alat bantu untuk tidur, kegembiraan, ketidaknyamanan fisik,
seperti teknik relaksasi, membaca, nokturia, dan aktivitas janin dapat
mandi air hangat, dan penurunan mempersulit tidur.
aktivitas tepat sebelum beristirahat.
Perhatikan keluhan kesulitan bernafas
karena posisi. Anjurkan tidur pada
4. Pada posisi recumbent, pembesaran
posisi semifowler.
uterus serta organ abdomen menekan
diafragma,
sehingga
membatasi
ekspansi paru. Penggunaan posisi
semi-fowler memungkinkan diafragma
menurun, membantu mengembangkan
Kolaborasi
ekspansi paru dengan optimal.
Dapatkan sel darah merah (SDM) dna
5. Anemia dan penurunan kadar hb/sdm,
kadar Hb; kesampingkan masalah- mengakibatkan penurunan oksigenasi
masalah organic seperti anemia.
jaringan serta mempengaruhi perasaan
Rujuk klien untuk konseling bila lelah berlebihan.
kekurangan
tidur/kelelahan
6. Mungkin perlu bagi klien menghadapi
mempengaruhi aktivitas kehidupan perubahan
siklus
tidur-terjaga,
sehari-hari.
mengidentifikasi prioritas yang tepat
dan memodifikasi komitmen.
Dx3 : Resiko cedera terhadap janin berhubungan dengan berkurangnya cairan
Amnion

Kriteria hasil : Mempertahankan kehamilan sampai kelangsungan hidup janin


tercapai.
INTERVENSI
RASIONAL
1. Lakukan tes nitrazin.
1. Memeriksa pecah ketuban yang
menunjukkan peningkatan resiko
inseksi serta mempengaruhu pilihan
intervensi dan waktu kelahiran
2. Pada hipertensi karena kehamilan dan
2.
Kaji kondisi ibu yang dapat karioamnionitis, terapi steroid dapat
dikontraindikasikan
pada
terapi memperberat hipertensi dan menutupi
steroid.
tanda
infeksi.
Steroid
dapat
meningkatkan kadar glukosa darah
pada klien dengan diabetes.
3. Tokolitik dapat meningkatkan DJJ.
3. Kaji DJJ; catat adanya aktifitas uterus Kelahiran dapat sangat cepat dengan
atau dilatasi serviks.
bayi kecil jika kontraksi uterus tetap
tidak berespon terhadap tokolitik, atau
jika perubahan serviks kontinu.
4. Terapi steroid paling efektif diantara
gestasi 28 dan 34 minggu untuk
4. Tinjau ulang pro dan kontra terapi merangsang maturitas paru.
steroid pada pasangan.
5.
Meskipun terapi steroid masih
controversial, penelitian menandakan
5. Berikan betametason 12,5 mg (2 ml) bahwa ini mencegah atau menurunkan
IM 18.00, ulangi pada 16.00.
beratnya sindrom distress pernapasan
dengan
merangsang
produksi
surfaktan janin.
6. Bila janin tidak dilahirkan dalam
tujuh hari pemberian steroid, dosis
harus diulang setiap minggu.
6. Tekankan perlunya perawatan tindak
lanjut bila pulang tanpa kelahiran.

1.
2.
3.
4.
1.

2.

3.
4.

Dx4 : Ansietas berhubungan dengan resiko kelahiran posterm


Tujuan :
Mengungkapkan rasa takut dan masalah yang berhubungan dengan komplikasi
dan atau kehamilan
Mengidentifikasi cara-cara sehat untuk menghadapi ansietas
Mendemonstarasikan keterampilan pemecahan masalah
Menggunakan sumber-sumber system pendukung secara efektif
INTERVENSI
RASIONAL
Mandiri
Perhatikan tingkat ansietas dan derajat
1.
Stres yang tidak diatasi dapat
pengaruh terhadap kemampuan untuk mempengaruhi penyelesaian tugasberfungsi atau mengambil keputusan
tugas kehamilan, dengan penerimaan
normal dari kehamilan/janin dan
dengan
keputusan
mengenai
kehamilan masa datang versus
Berikan kehangatan secara emosional sterilisasi
dan situasi mendukung ; terima
2.
Memudahkan
perkembangan
klien/pasangan
seperti
hubungan saling percaya. Penerimaan
adanya mereka
yang tidak menghakimi meningkatkan
Lakukan sikap tidak terburu-buru rasa percaya.
kapanpun dalam menghadapi keluarga3. Rasa takut tentang ketidaktahuan dan
rasa takut menjadi penghambat
Berikan akses 24 jam pada tim inkompatibel dengan psikologis dan
perawatan kesehatan
istirahat emosional

5.

6.

7.

8.

9.

Tinjau ulang kemungkinan sumber4. Menurunkan rasa sendiri


sumber ansietas
5.
Kehamilan
tidak
lengkap
dihubungkan
dengan
beberapa
ansietas bagi klien ; komplikasi
selanjutnya memperberat keadaan
tidak pasti mengenai hasil kehamilan.
Penerimaan realita akan apa yang
Kaji tingkat stress klien berkenaan terjadi dapat memberikan dukungan.
dengan komplikasi medis, hubungan
6. Hubungan keluarga yang buruk dan
pasangan, hubungan klien dengan tidak tersedianya system pendukung
anggota keluarga, dan ketersediaan dapat meningkatkan tingakt stress
jaringan kerja pendukung.
Anjurkan klien mengekspresikan
perasaan prustasi yang berkenaan
dengan aturan terapi dan atau
7. Klien membutuhkan lebih banyak
perubahan gaya hidup. Jelaskan pada kesempatan untuk mengungkapkan
klien bahwa pengungkapan dapat rasa marah tentang perubahan dalam
diterima dan penting.
hidup keluarga untuk meminimalkan
Observasi tanda-tanda perubahan tingkat ansietas. Ansietas dapat
emosional, ketidakseimbangan, atau mempengaruhi pembuatan keputusan
komplik dengan keluarga atau orang realistis.
terdekat.
Kaji respon fisiologis terhadap
8.
Memberikan kesempatan untuk
ansietas (misalnya tekanan darah, intervensi awal.
nadi).

9. Ansietas atau stress dapat disertai


10. Berikan informasi yang tepat secara dengan
pelepasan
katekolamin,
individu mengenai intervensi atau menciptakan respon fisik yang
tindakan dan dampak potensial kondisi mempengaruhi rasa sejahtera klien dan
klien dan janin.
kemudian meningkatkan ansietas.
11. Kuatkan aspek-aspek positif dari
10. Membantu untuk menurunkan ansietas
kondisi janin, bila ada, seperti karena ketidak tahuan, meningkatkan
pertumbuhan dan aktivitas janin.
hasil kehamilan optimal.
Kolaborasi
11. Meningkatkan kepercayaan dan
12. Koordinasikan tim konferehensi harapan pada klien dan orang terdekat.
termasuk
klien.
Buat
rencana
perawatan terus menerus
12. Meningkatkan kelanjutan perawatan
dan pendekatan tim pada situasi. Bila
perawatan dirumah sakit diperlukan,
13. Rujuk pada kelompok pendukung tingakat stress cenderung meningkat
komunitas, atau pada pasangan yang setelah dua minggu dan tetap tinggi
telah
berhasil
menyelesaikan selama sisa perawatan dirumah sakit.
kehamilan resiko tinggi.
13. Menurunkan rasa kesepian dan dapat
14. Rujuk pada sumber-sumber konseling membantu pasangan mengembangkan
lain
sesuai
indikasi. pandangan positif pada kehamilan.
14. Konseling atau terapi mungkin perlu
untuk
membantu
klien
mengungkapkan dengan lebih bebas
dan memeriksa ansietas yang tidak
teratasi.

1.
2.
3.
1.

2.

3.

4.
5.

6.
7.

8.

9.

Dx5 : Kurang pengetahuan berhubungan dengan tidak mengenal pengetahuan


Kriteria hasil :
Memulai perilaku yang meningkatkan kesehatan diri sendiri dan janin.
Tidak meminum obat tanpa memberi tahu dokter kandungannya.
Tidak merokok, minum alcohol, dan obat-obat terlarang.
INTERVENSI
RASIONAL
Mandiri
Buat hubungan perawat-klien yang
1.
Peran penyuluh/konselor dapat
mendukung dan terus menerus.
memberikan bimbingan antisipasi dan
meningkatkan
tanggung
jawab
individu terhadap kesehatan.
Evaluasi pengetahuan dan keyakinan
2.
Memberikan
informasi
untuk
budaya saat ini berkenan dengan membantu
mengidentifikasi
perubahan fisiologi/psikologi yang kebutuhan-kebutuhan dan membuat
normal
pada
kehamilan,
serta rencana perawatan.
keyakinan tentang aktivitas, perawatan
diri dan sebagainya.
Klarifikasi kesalahpahaman.
3. Ketakutan biasa timbul dari kesalahan
informasi dan dapat mengganggu
pembelajaran selanjutnya.
Tentukan derajat motivasi untuk
4. Klien dapat memahami kesulitan
belajar.
dalam belajar kecuali kebutuhan untuk
belajar tersebut jelas.
Identifikasi siapa yang memberikan
5.
Membantu
menjamin
dukungan/intruksi dalam kebudayaan kualitas/kontinuitas asuhan karena
klien (mis.,nenek/anggota keluarga orang pendukung mungkin lebih
lain, cuerandero, penyembuh lain). berhasil daripada dokter/perawat/bidan
Kerja dengan orang yang medukung dalam memberikan informasi.
bila mungkin, menggunakan pengalih
bahasa sesuai kebutuhan.
Pertahankan sikap terbuka terhadap
6.
Penerimaan
penting
untuk
keyakinan klien/pasangan.
mengembangkan
dan
Tentukan sikap klien terhadap asuhan mempertahankan hubungan.
yang diberikan oleh pria, versus bidan
7. Beberapa budaya memandang dokter
atau
pra medis sebagai seseorang yang
ktisi wanita.
menangani
penyakit
dan
menggunakan bidan/cuerandero untuk
kelahiran sehat. Tuntutan kesopanan
atau budaya dapat menghambat
asuhan yang dilakukan pria dan/atau
dapat meminta suami tetap di ruangan
selama asuhan diberikan.
Jelaskan rutinitas kunjungan kantor
8.
Menguatkan hubungan antara
dan rasional dari intervensi (mis., tes pengkajian kesehatan dan hasil positif
urin, pemantuan TD, berat badan). untuk ibu/bayi. Perbedaan budaya
Kuatkan pentingnya mempertahankan memberi tekanan pada fase kehamilan
perjanjian teratur.
yang
berbeda
(mis.,
prenatal,
kelahiran, atau pascanatal), dan
budaya
klien
mungkin
tidak
memprtimbangkan bahwa kunjungan
Berikanan bimbingan antisipasi, prenatal penting.
meliputi diskusi tentang nutrisi,
9.
Informasi mendorong penerimaan
latihan yang nyaman, istirahat, tanggung jawab dan meningkatkan
pekerjaan,
perawatan
payudara, keinginan untuk melakukan perawatan
aktivitas seksual, dan kebiasaan/gaya diri.
hidup sehat.

10. Tinjauan ulang kebutuhan vitamin,


10. Membantu mempertahankan kadar Hb
besi sulfat, dan asam folat prenatal.
normal.
Defisiensi
asam
folat
memperbesar kemungkinan terkena
anemia
megablastik,
abrupsio
plasenta, aborsi, dan malformasi janin.
Penelitian mengindikasikan suplemen
zat besi mungkin tidak dibutuhkan
sampai trimester kedua dan ketiga,
pada saat kebutuhan najin meningkat.
(Catatan:
Zat
besi
mungkin
dikontraindikasikan pada anemia sel
sabit karena kemungkinan kelebihan,
namun, klien mungkin memerlukan
peningkatkan asam folat selama dan
setelah krisis sel sabit.)
11. Visualisasi meningkatkan realita akan
11. Diskusikan perkembangan janin anak
dan
menguatkan
proses
dengan menggunakan gambar.
pembelajaran.
12. Memberikan informasi yang dapat
12. Jawab pertanyaan tentang perawatan bermanfaat untuk membuat pilihan.
dan memberikan makan bayi.
13. Membantu klien membedakan yang
13. Identifikasi tanda bahaya kehamilan, normal
abnormal
sehingga
seperti pendarahan, kram, nyeri membantunya
dalam
mencari
abdomen akut, sakit punggung, perawatan kesehatan pada waktu yang
edema, gangguan penglihatan, sakit tepat (Tanda-tanda dan gejala-gejala
kepala, dan tekanan pelvis.
merugikan dapat dipandang sebagai
kejadian normal untuk kehamilan
dan bantuan mungkin tidak dicari.
14. Janin paling rentan dalam trimester
14. Identifikasi hal yang membahayakan pertama
selam
periode
kritis
pada janin. Kaji oabt-obatan yang perkembangan organ.
digunakan klien (nikotin, alcohol,
kokain dan sebagainya). Tekankan
perlunya menghidari semua obatobatn tersebut sampai dikonsultasikan
15. Penamabahan pengetahuan membantu
dengan anggota tim kesehatan.
menurunkan rasa takut tentang
15. Rujuk klien pada kelas persiapan ketidaktahuan dan meningkatkan rasa
kelahiran anak. Berikan daftar bacaan percaya diri, pasangan dapat mengatur
yang di anjurkan.
dpersiapan kelahiran anak.

DAFTAR PUSTAKA
Cunningham FG, Gant NF, Leveno KJ, Gilstrap LC, Hauth JC, Wenstorm KD. Williams obstetric. 22nd
ed. New York. McGraw-Hill Companies, Inc; 2005.
Hamilton, Persis Mary. 1995. Dasar-Dasar Keperawatan Maternitas/E.6. Jakarta: EGC.
Mochtar, Rustam, 1998, Sinopsis Obsetri, Jilid I, Jakarta: EGC
Prawirohardjo, Sarwono, 2005, Ilmu Kebidanan, Jakarta; Tridasa Printer
Rustam, mochtar.1998. Sinopsis Obstetri; obstetri fisiologi, obstetri patologi edisi ke 2. Jakarta: EGC.
Sulistyawati, Ari. (2009). Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan. Jakarta : Salemba Medika.

Wikojosastro, Hanifa. 2005. Ilmu Kandungan Edisi Ke2 Cetakan Ke4. Jakarta: YBB- SP.

Anda mungkin juga menyukai