Anda di halaman 1dari 84

DAFTAR ISI

Opening Speech Muktamar Tokoh Umat 2016 - 3


Syariah dan Khilafah Mewujudkan Islm Rahmat[an] li alAlamn - 9
Khilafah Menjaga Aqidah Ummat dan Menjamin
Kebutuhan Rakyat - 13
Khilafah Memberantas Kriminalitas, Menjaga Keutuhan
Negara dan Mengemban Dakwah - 25
Pidato Politik: Menegakkan Daulah Khilafah, Mewujudkan
Rahmah - 53
Sekilas Tentang Hizbut Tahrir - 61

2 | Bogor, 24 April 2016 M / 17 Rajab 1437 H

OPENING SPEECH
MUKTAMAR TOKOH UMAT 2016
Assalamualaikum Wr Wb
Alhamdulillahiladzi arsala Rasullahu bil huda wa diinil Haq,
Asyhadualaa ilaha illallah wahdahu la syarikalah, wa asyhaduanna
muhammadan abduhu wa rasuluhu, ALLAHuma shali wasallim
Pertama-tama, mewakili pimpinan pusat Hizbut Tahrir
Indonesia, saya ingin menyampaikan selamat datang kepada
seluruh peserta dan tamu undangan, terima kasih, syukran
jazakumullah khayran jaza atas kehadirannya pada acara
Muktamar Tokoh Umat 1437 H. Acara ini dilaksanakan oleh
HTI selain di Jakarta juga di 63 kota besar lain di seluruh
Indonesia di sepanjang bulan Rajab yang bertepatan dengan
bulan April - Mei ini, mulai dari Aceh hingga Papua. Kita
pantas merasa sangat bersyukur dan berbahagia, bahwa di
tengah berbagai berbagai tekanan ideologis, politis dan
ekonomis masih ada bagian dari umat Islam yang tetap
peduli terhadap apa yang ALLAH wajibkan kepada kita
semua, yaitu kegiatan dakwah.

Muktamar Tokoh Umat 2016 | 3

Saudara-saudara sekalian, para


berbahagia rahimakumullah.

tokoh

umat

yang

Pada bulan Rajab lebih dari 1400 tahun lalu, Allah SWT
memperjalankan baginda Rasulullah Muhammad saw pada
suatu malam dari Masjidil Haram di Makkah ke Masjidil
Aqsha di Palestina, kemudian naik ke Sidratul Muntaha.
Inilah peristiwa Isra Miraj yang sangat monumental, yang
kelak sangat berpengaruh pada perjalanan hidup Rasulullah
dan umatnya. Tapi kita juga harus ingat bahwa pada bulan
Rajab pula, persisnya pada tahun 1342 Hijirah 95 tahun
lalu - khilafah Utsmani yang berpusat di Turki diruntuhkan
oleh tangan-tangan kafir penjajah.
Peristiwa yang kemudian menjadi pangkal dari timbulnya
berbagai malapetaka yang menimpa kaum muslimin di
seluruh dunia atau ummul jaraaim memang layak untuk terus
mendapat perhatian. Tapi kita hadir disini tidak untuk
meratapi momen menyedihkan itu. Kita hadir di sini justru
untuk bangkit dan mengokohkan pendirian bahwa
perjuangan penegakan syariah dan Khilafah memang tidak
boleh surut sedikitpun. Bila runtuhnya khilafah dulu menjadi
pangkal hancurnya dunia Islam dan timbulnya berbagai
malapetaka yang menimpa dunia Islam, maka kita di sini
yakin bahwa bangkitnya kembali dunia Islam dari
keterpurukannya pun hanya mungkin melalui tegaknya
kembali al Khilafah itu. Khilafahlah yang akan menyatukan
kaum muslimin di seluruh dunia, menerapkan syariah secara
kaffah dan menghadapi adikuasa jahiliah darimanapun

4 | Bogor, 24 April 2016 M / 17 Rajab 1437 H

datangnya, sehingga rahmatan lil alamin yang telah


dijanjikan Allah akan terwujud.

Ayyuhal hadirun rahimakumullah


Muktamar Tokoh Umat ini bertajuk Syariah dan Khilafah
Mewujudkan Islam Rahmatan Lil alamin. Tema ini sungguh
sangat releven, mengingat negeri kita ini, juga negeri
muslim lain di seluruh dunia saat ini sedang terbelit berbagai
macam masalah dan penderitaan. Berbagai upaya sudah
dilakukan namun tidak kunjung segera membuahkan hasil.
Rezim berulang berganti, namun tidak ada perubahan yang
berarti. Yang ada hanyalah pergantian. Ganti presiden, ganti
menteri, ganti gubernur, ganti walikota dan bupati, tapi
hasilnya tetaplah sama. Kemiskinan dan penderitaan tetap
terjadi dimana-mana, kriminalitas dan kemaksiatan tetap
merajalela, kemungkaran juga tidak dapat dihentikan.
Saudara sekalian, dalam pandangan Islam, sesungguhnya
hal itu terjadi karena ummat Islam telah berpaling dari
penerapan syariah ALLAH secara kaffah. Kita mungkin telah
menjalankan syariah, namun syariah yang kita lakukan baru
sebatas lingkup pribadi (seperti shalat zakat puasa), belum
mencakup syariah dalam kehidupan bermasyarakat dan
bernegara (seperti dalam kehidupan ekonomi, politik, sosialbudaya dan lainnya), sehingga menyebabkan timbulnya
berbagai persoalan. ALLAH menyampaikan di dalam QS
Thaha : 124






Muktamar Tokoh Umat 2016 | 5

Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku (dari Syariat


Ku), maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan
Kami akan membangkitkannya dalam keadaan buta, (Thaha [20]:
124)
Maka, ketika kita kembali kepada Syariah ALLAH,
yakinlah bahwa kita akan mendapatkan banyak sekali
kebaikan-kebaikan atau maslahah, yang sesungguhnya
menjadi dambaan bukan hanya umat Islam, tapi semua insan
di muka bumi ini. Keyakinan akan terwujudnya maslahah
dalam penerapan syariah itulah yang harus dijelaskan
kepada semua pihak agar mereka dapat memahami sehingga
pada akhirnya bersedia mendukung. Tema utama inilah
yang akan dipaparkan pada Muktamar ini, bahwa penerapan
syariah secara kaffah dalam naungan Khilafah akan
memberikan kebaikan, kebahagiaan dan kesejahteraan
kepada kita semua, dengan kata lain akan memberikan
rahmat bagi seluruh alam atau rahmatan lil alamin.

Ayyuhal hadirun rahimakumullah


Muktamar Tokoh Umat ini adalah salah satu cara yang
ditempuh oleh HTI untuk meyakinkan semua pihak,
khususnya para tokoh tentang bagaimana rahmatan lil
alamin hanya mungkin bisa diujudkan melalui penerapan
syariah secara kaffah di bawah naungan khilafah. Di sinilah
pentingnya perjuangan untuk tegaknya syariah dan khilafah,
karena melalui perjuangan ini sajalah Islam rahmatan lil
alamin bisa diujudkan.

6 | Bogor, 24 April 2016 M / 17 Rajab 1437 H

Akhirnya, kepada seluruh peserta yang telah hadir


diucapkan selamat mengikuti acara ini. Dan kepada seluruh
panitia, juga rekan-rekan wartawan dan semua pihak,
termasuk para petugas keamanan yang telah mendukung
acara ini, diucapkan terimakasih atas kerja kerasnya
sedemikian sehingga acara penting ini menjadi mungkin
terlaksana dengan baik. Semoga semua jerih payah tersebut
mendapat imbalan setimpal dari Allah SWT. Jazakumullahu
khayran jaza.
Demi keberhasilan perjuangan syariah dan khilafah,
marilah kita senantiasa tingkatkan selalu kesungguhan,
kesabaran dan keikhlasan kita. Yakinlah di tengah lorong
gelap peradaban jahiliah ini pastilah ada secercah cahaya
diujung sana. Itulah cahaya Islam. Allahu Akbar !!!
Hasbunallah wanimal wakil nimal mawla wa niman nashir
Billahitaufuq wal hidayah ,
Wassalamualaikum Wr Wb

Muktamar Tokoh Umat 2016 | 7

8 | Bogor, 24 April 2016 M / 17 Rajab 1437 H

SYARIAH DAN KHILAFAH


MEWUJUDKAN
ISLM RAHMAT[AN] LI AL-ALAMN

slam adalah agama yang diturunkan oleh Allah SWT


kepada Nabi Muhammad1 untuk mengatur interaksi
manusia dengan Tuhannya, dirinya dan sesamanya.2 Karena
itu Islam adalah agama yang sempurna dan mengatur
seluruh aspek kehidupan umat manusia. Kita pun
diperintahkan oleh Allah SWT agar memeluk Islam secara
kffah, tidak setengah-setengah:

[ : ]

Prof. Dr. Muhammad Rawwas Qalah Jie, Mujam Lughat al-Fuqaha: ArabiInjelisi-Inransi, Dar an-Nafais, Beirut, cet. I, 1426 H/1996 M, hal. 48.
Al-Allamah Syaikh Taqiyuddin an-Nabhani, Nidzam al-Islam, Dar al-Ummah,
Beirut, edisi Muktamadah, cet. VI, 1422 H/2001 M, hal. 70.

Muktamar Tokoh Umat 2016 | 9

Hai orang-orang yang beriman, masuklah kalian ke dalam


Islam secara keseluruhan, dan janganlah kalian mengikuti langkahlangkah setan. Sesungguhnya setan itu musuh yang nyata bagi
kalian. (Q.s. al-Baqarah [02]: 208)
Sebagai agama yang diturunkan oleh Allah SWT, Zat
Yang Maha Sempurna, Islam diturunkan untuk menjadi
rahmat bagi alam semesta. Allah SWT menegaskan dalam
kitab suci-Nya:


[ : ]

Kami tidak mengutus kamu [Muhammad], kecuali untuk


menjadi rahmat bagi seluruh alam. (Q.s. al-Anbiya [21]: 107)
Ayat ini, menurut Al-Allamah Syaikh Taqiyuddin anNabhani, rahimahu-Llh menjelaskan, bahwa tujuan
Rasulullah saw. diutus adalah agar risalahnya menjadi
rahmat bagi manusia. Rasul saw. menjadi rahmat bagi
manusia bermakna bahwa risalahnya diturunkan untuk
mewujudkan kemaslahatan [jalb al-mashlih] bagi mereka dan
mencegah kemafsadatan [daru al-mafsid] dari mereka.3
Memang tampak ayat ini menjelaskan bahwa menjadi
rahmat [rahmat[an]] adalah tujuan [ghyah]. Namun, tujuan
syariah Islam untuk mewujudkan kemaslahatan [jalb almashlih] bagi manusia dan mencegah kemafsadatan [daru
al-mafsid] dari diri mereka, dalam konteks ayat ini, tidak
terletak pada satu-persatu hukum, melainkan syariah Islam
3

Al-Allamah Syaikh Taqiyuddin an-Nabhani, as-Syakhshiyyah al-Islamiyyah alJuzu at-Tsalits, Dar al-Ummah, Beirut, edisi Muktamadah, cet. III, 1426 H/2005
M, hal. 381.

10 | Bogor, 24 April 2016 M / 17 Rajab 1437 H

sebagai
satu
kesatuan.
Karena
itu,
terwujudnya
dan
tercegahnya
kemaslahatan
[jalb
al-mashlih]
kemafsadatan [daru al-mafsid], dalam konteks ini, tidak bisa
disebut sebagai illat [alasan hukum] pensyariatan hukum
syariah.
Dengan kata lain, terwujudnya kemaslahatan [jalb almashlih] dan tercegahnya kemafsadatan [daru al-mafsid]
merupakan hasil dari penerapan syariah Islam secara kffah,
bukan illat [alasan hukum] pensyariatan hukum syariah.
Hasil [natjah] jelas berbeda dengan alasan [sabab]
pensyariatan hukum. Sebab, hasil merupakan konsekuensi
dari penerapan syariah. Adapun alasan pensyariatan hukum
ada sebelum hukum tersebut disyariatkan dan menyertainya
setelah hukum itu ada, bukan hasil yang menjadi
konsekuensi dari penerapannya.4
Karena itu kerahmatan Islam bagi alam semesta [Islm
rahmat[an] li al-lamn] merupakan konsekuensi logis dari
penerapan Islam secara kffah dalam seluruh aspek
kehidupan manusia. Kerahmatan Islam tidak akan terwujud
jika Islam hanya diambil sebagai simbol, slogan, asesoris dan
pelengkap penderita yang lain. Kerahmatan Islam tidak
akan ada jika Islam hanya diambil ajaran spiritual dan
ritualnya saja, sementara ajaran politiknya ditinggalkan.
Pada saat yang sama, paham politiknya diambil dari
Kapitalisme maupun Sosialisme, yang nota bene bertentangan
dengan Islam.
4

Al-Allamah Syaikh Taqiyuddin an-Nabhani, as-Syakhshiyyah al-Islamiyyah alJuzu at-Tsalits, Dar al-Ummah, Beirut, edisi Muktamadah, cet. III, 1426 H/2005
M, hal. 381.

Muktamar Tokoh Umat 2016 | 11

Inilah Islm rahmat[an] li al-lamn yang sesungguhnya.


Inilah Islam sebagaimana yang diturunkan oleh Allah SWT
kepada Nabi-Nya, Muhammad saw. Inilah Islam yang benarbenar pernah diterapkan selama 14 abad di seluruh dunia;
yang pernah memimpin umat manusia, dari Barat hingga
Timur, Utara hingga Selatan. Di bawah naungannya, dunia
pun aman, damai dan sentosa, dipenuhi keadilan. Muslim,
Kristen, Yahudi dan penganut agama lain pun bisa hidup
berdampingan dengan aman dan damai selama berabadabad lamanya.
Begitulah Islm rahmat[an] li al-lamn, yang telah terbukti
membawa kerahmatan bagi seluruh alam. Inilah Islam yang
dirindukan oleh umat manusia untuk kembali memimpin
dunia; membebaskan umat manusia dari perbudakan dan
penjajahan oleh sesama manusia; serta menebarkan
kebaikan, keadilan dan kemakmuran di seluruh penjuru
dunia. Itulah Islam yang hidup sebagai peradaban di tengah
umat manusia, diterapkan, dipertahankan dan diemban oleh
umat manusia di bawah naungan Khilafah Rasyidah.[]

12 | Bogor, 24 April 2016 M / 17 Rajab 1437 H

KHILAFAH MENJAGA
AQIDAH UMMAT DAN MENJAMIN
KEBUTUHAN RAKYAT

llah SWT mengutus Nabi Muhammad saw. dengan


membawa Islam sebagai rahmat bagi semesta alam.
Seluruh interaksi antarmanusia diatur sedemikian rupa oleh
syariah Islam sehingga bisa mewujudkan kebahagian bagi
manusia dan harmoni seluruh alam semesta.

Wujud kerahmatan Islam itu bisa tampak manakala Islam


diterapkan secara sempurna (kffah) dalam Negara Khilafah.
Umat, baik secara individu dan berjamaah, akan terlindungi
oleh Islam. Sebaliknya, jika umat tidak dijaga dengan
penerapan syariat oleh Negara Khilafah, maka kondisi umat
menderita di dunia dan di akheirat akan terancam dengan
siksa neraka.
Bagaimana gambaran penjagaan Negara Khilafah
terhadap rakyatnya tersebut? Berikut ini akan diberikan

Muktamar Tokoh Umat 2016 | 13

beberapa contoh gambaran penjagaan Negara Khilafah


terhadap berbagai aspek kehidupan rakyatnya.

1. Negara Khilafah Menjaga Aqidah Umat


Aqidah atau keimanan adalah perkara yang sangat
penting bagi umat Islam. Karena, ia akan menentukan surga
atau nerakanya seseorang. Masalahnya adalah, seseorang
yang telah memeluk aqidah Islam, tidak ada jaminan bahwa
ia akan terus memeluk Islam hingga meninggal dunia.
Keimanan seseorang bisa naik, bisa juga turun. Bahkan,
iman seseorang juga bisa tercerabut dari dalam dirinya. Oleh
karena itulah, keimanan seseorang, bahkan keimanan dari
ummat Islam secara keselurhan itu perlu dijaga. Siapa yang
mampu menjaga iman, baik secara individu, dalam keluarga,
masyarakat, bahkan untuk seluruh umat Islam?
Islam telah memiliki mekanisme penjagaan yang berlapis
untuk melindungi aqidah umat Islam secara keseluruhan.
Penjagaan yang pertama dan yang utama akan diberikan
oleh Negara Khilafah.
Mengapa Negara Khilafah wajib menjaga aqidah
umatnya? Peran Negara Khilafah dalam menjaga aqidah
ummatnya harus dipandang sebagai wujud cinta dan kasih
sayang yang tinggi, agar jangan sampai ada (walaupun
hanya satu) dari ummatnya ada yang tersentuh api neraka.
Jangan sampai ada yang keimanan dari umat ini terus
mengalami kemerosotan, bahkan keluar (murtad) dari agama
Islam. Sebab, jika manusia itu sampai mati dalam keadaan

14 | Bogor, 24 April 2016 M / 17 Rajab 1437 H

kafir, maka dia akan bisa masuk neraka untuk selamalamanya, sebagaimana Firman Allah SWT:











Barangsiapa yang murtad di antara kamu dari agamanya, lalu
dia mati dalam kekafiran, maka mereka itulah yang sia-sia
amalannya di dunia dan di akhirat, dan mereka itulah penghuni
neraka, mereka kekal di dalamnya. (QS al-Baqarah [2]: 217).
Bagaimana cara Negara Khilafah menjaga aqidah
umatnya? Ada beberapa cara yang harus dilakukan Negara
Khilafah dalam menjaga aqidah umatnya, diantaranya
adalah:
1.

Pemahaman dan pembinaan Islam akan terus diajarkan


dan ditanamkan secara formal di seluruh jenjang
pendidikan oleh Negara Khilafah.

2.

Pemahaman dan pembinaan Islam juga akan terus


didakwahkan oleh Negara Khilafah melalui berbagai
media, tempat ibadah, majlis talim, dan lain-lain yang
ada di tengah-tengah masyarakat.

3.

Negara Khilafah juga akan terus mendorong kepada


seluruh kaum muslimin untuk berperan aktif melakukan
amar maruf nahi munkar, agar aqidah dan pemahaman
Islam di tengah-tengah masyarakat dapat terus terjaga.

4.

Aqidah dan pemahaman ummat Islam Insya Allah juga


akan dapat terus terjaga dengan penerapan Islam dalam

Muktamar Tokoh Umat 2016 | 15

kehidupan sehari-hari oleh Negara Khilafah, sehingga


akan nampak keagungan dan kemuliaan Islam di mata
ummat.
Oleh karena itu, jika semua upaya telah dilakukan oleh
Negara Khilafah, tetapi masih ada juga yang mencoba murtad
dari Islam, maka hukumannya tidak main-main. Jika ada
orang Islam yang mencoba murtad, mengaku sebagai nabi,
atau menistakan Islam dan syariahnya, maka hukumannya
adalah akan dibunuh. Nabi saw. bersabda:




Siapa saja yang murtad dari agamanya, bunuhlah! (HR atTirmidzi).
Cara Islam ini akan menjadi semacam imunitas bagi
seluruh kaum Muslim. Dengan cara ini pula pemurtadan
akan menghadapi tembok tebal. Virus kemurtadan yang
ingin ditularkan oleh orang-orang murtad seperti saat ini
tidak akan terjadi. Mengapa? Karena tak akan ada orang
murtad yang hidup dan menjadi misionaris.
Penjagaan Negara Khilafah yang luar biasa terhadap
agama ini tidak akan memungkinkan munculnya aliranaliran sesat, seperti yang terjadi di negeri ini. MUI Pusat
mencatat ada lebih dari 300 aliran sesat di Indonesia. Tidak
mungkin ada Gafatar yang menipu ribuan orang dengan
nabi palsunya. Ahmadiyah dan aliran sesat lainnya juga
tidak akan bisa hidup dan menyebarkan ajaran sesatnya
seperti sekarang. Negara Khilafah pasti akan menghentikan
dan menghabisi ajarannya sampai ke akar-akarnya.

16 | Bogor, 24 April 2016 M / 17 Rajab 1437 H

Penjagaan Negara Khilafah atas agama ini pun tidak akan


memungkinkan munculnya orang-orang liberal yang
merusak Islam dari dalam. Khilafah akan menghentikan
mereka sebelum mereka menyebarkan pemikiran rusak dan
sesat mereka. Negara Khilafah tak akan memberikan ruang
sedikitpun bagi pemikiran Barat (liberalisme, sekularisme,
pluralisme dan kapitalisme) berkembang di dunia
pendidikan. Penistaan terhadap Islam, al-Quran dan Nabi
saw. juga tidak akan muncul. Syariah Islam telah memiliki
sejumlah sanksi keras atas penistaan ini.
Selain menjaga aqidah orang yang sudah beraqidah Islam,
negara khilafah juga mengajak pemeluk aqidah lainnya
untuk masuk Islam. Negara mendakwahi mereka dan
menjelaskan kebenaran aqidah Islam serta kebatilan aqidah
selainnya. Dengan begitu, diharapkan mereka mau
meninggalkan aqidah kufur mereka dan meyakini Islam
dengan sukarela dan kemauan sendiri.
Kendati demikian, mereka tidak boleh dipaksa untuk
masuk Islam. Allah SWT berfirman:


Tidak ada paksaan dalam memeluk agama [Islam] (QS alBaqarah [2]: 256).
Jika mereka mau tunduk hukum hukum Islam dan
membayar jizyah sebagai bukti kesediaanya menjadi kafir
dzimmi, maka darah, harta, dan kehormatannya pun
dilindungi. Nabi saw. bersabda:

Muktamar Tokoh Umat 2016 | 17




Rasulullah saw. pernah menulis surat kepada penduduk Yaman,
bahwa siapa saja yang tetap memeluk Yahudi atau Nasrani, dia
tidak boleh dihasut [untuk meninggalkan agamanya], dan dia wajib
membayar jizyah (HR Ibn Hazm dalam kitabnya, AlMuhalla).
Ketentuan ini dipraktikkan sejak masa Nabi saw. Di
Madinah ketika itu hidup beberapa komunitas berbeda yakni
Islam, Yahudi, dan orang-orang musyrik. Demikian pula
kekuasaan Islam meluas ke seluruh Jazirah Arab, terdapat
komunitas Nasrani di Najran. Kondisi itu terus berlangsung
hingga masa Khilafah di sepanjang masa keberadaannya.
Ketika Islam berkuasa di Spanyol, Islam bisa mengayomi
Nasrani dan Yahudi sehingga saat itu Andalusia dikenal
dengan sebutan negara dengan tiga agama. Pengakuan Islam
terhadap pluralitas masyarakat ini tentu saja tidak lepas dari
ajaran Islam itu sendiri.

2. Negara Khilafah Menjamin Kebutuhan Rakyat


Selain menjaga aqidah, Negara Khilafah juga wajib
menjamin kebutuhan seluruh rakyatnya. Jangan sampai ada
sebagian rakyat yang ada dalam Negara Khilafah yang hidup
dalam kondisi yang miskin, tidak dapat memenuhi
kebutuhan hidupnya, sementara sebagian yang lain hidup

18 | Bogor, 24 April 2016 M / 17 Rajab 1437 H

dalam kondisi yang kaya raya, dengan harta yang sangat


berlimpah, sebagaimana yang terjadi pada saat ini.
Allah SWT telah memerintahkan kepada Penguasa Islam
untuk mengatur ekonomi negaranya agar seluruh rakyat
dapat memenuhi kebutuhannya, bahkan seluruhnya dapat
hidup dalam keadaan yang makmur makmur dan sejahtera.
Allah SWT berfirman:



Supaya harta itu jangan hanya beredar di antara orang-orang
kaya saja di antara kamu (QS al-Hasyr: 7).
Bagaimana cara Khilafah menjamin agar harta kakayaan
itu dapat terdistribusi secara adil di tengah-tengah manusia?
Peran Negara Khilafah yang penting dalam mewujudkan hal
itu adalah dengan menerapkan konsep kepemilikan dalam
Islam yang membagi kepemilikan menjadi tiga jenis, yaitu:
1.

Kepemilikan individu, yaitu hukum syara' yang berlaku


bagi zat atau manfaat tertentu, yang memungkinkan
bagi yang memperolehnya untuk memanfaatkannya
secara langsung atau mengambil kompensasi (iwadh)
dari barang tersebut.

2.

Kepemilikan umum, yaitu ijin Asy-Syari kepada suatu


komunitas untuk bersama-sama memanfaatkan suatu
benda. Contohnya adalah: pertambangan, minyak bumi,
gas, kehutanan dsb.

3.

Kepemilikan negara, yaitu harta yang tidak termasuk


kategori milik umum melainkan milik individu, namun

Muktamar Tokoh Umat 2016 | 19

barang-barang tersebut terkait dengan hak kaum


muslimin secara umum. Contohnya adalah: jizyah, kharaj,
ghanimah, fai, usyur dsb.
Individu-individu dalam memenuhi kebutuhan hidupnya,
telah diatur mekanismenya dalam Islam. Peran negara
adalah menjaga dan mengatur agar urutan pemenuhan
kebutuhan hidup masing-masing individu dapat terpenuhi
sesuai dengan aturan Islam. Urutan pemenuhan kebutuhan
tersebut adalah:
1.

2.

3.

4.

Islam menetapkan tanggung jawab untuk memenuhi


kebutuhan pokok individu, yaitu terpenuhinya
kebutuhan akan sandang, papan dan pangan kepada
individu
Islam telah mewajibkan setiap pria, yang baligh, berakal
dan mampu untuk bekerja memenuhi kebutuhan dirinya
dan orang yang menjadi tanggungannya, seperti anak,
isteri, ibu, bapak dan saudaranya.
Jika individu tersebut tidak mampu dan tidak bisa
memenuhi kebutuhannya, maka beban tersebut
dibebankan kepada ahli waris dan kerabat dekatnya.
Jika ini juga tidak ada, maka beban tersebut barulah
berpindah ke pundak negara.

Sedangkan untuk pemenuhan kebutuhan pokok


masyarakat dalam bentuk pendidikan, kesehatan dan
keamanan juga merupakan kebutuhan asasi dan harus
ditempuh negara dengan mekanisme langsung, artinya,
negara memberikan fasilitas pendidikan dan kesehatan
secara cuma-cuma atau semurah mungkin, serta

20 | Bogor, 24 April 2016 M / 17 Rajab 1437 H

menciptakan stabilitas dalam negeri demi terciptanya rasa


aman warga negara. Ini berlaku bagi seluruh rakyat, baik
Muslim maupun non-Muslim; baik kaya maupun miskin
mendapat kesempatan dan perlakuan yang sama.
Dalam hal pengelolaan kepemilikan umum, Negara
Khilafah juga akan menjaga dan mengelola harta milik
umum. Dalam hal menjaga harta milik umum itu, yang
pertama: Negara Khilafah akan menetapkan harta tertentu
sebagai milik umum. Kedua, harta milik umum itu tidak
boleh dikuasakan, diserahkan atau diberikan kepada swasta.
Dan ketiga, Negara Khilafah harus mengelolanya langsung
mewakili rakyat dan hasilnya dikembalikan kepada rakyat
baik secara langsung maupun tidak langsung dalam bentuk
berbagai pelayanan.
Islam menetapkan tiga jenis harta sebagai milik umum.
Pertama, adalah harta-harta yang menjadi fasilitas publlik,
yang jika tidak ada maka masyarakat akan mengalami dharar
dan persengketaan dalam mencarinya. Rasul saw bersabda:





Kaum muslim berserikat dalam tiga perkara yaitu padang
rumput, air dan api (HR. Abu Dawud dan Ahmad).
Kedua,
harta
yang
tabiat
pembentukannya
menghalanginya untuk dikuasai oleh individu. Misalnya,
laut, sungai, danau, jalan umum, masjid dan sebagainya.
Ketiga, barang tambang yang jumlah depositnya besar. Hal
itu berdasarkan penuturan Abyadh bin Hamal.

Muktamar Tokoh Umat 2016 | 21


-
- -

-

.




Ia datang kepada Rasulullah saw. Ia meminta (tambang)
garam Ibn al-Mutawakkil berkata yang ada di Marib-. Maka
Beliau memberikannya kepadanya. Ketika ia pergi, seseorang di
majelis itu berkata: apakah Anda tahun apa yang Anda berikan,
melainkan Anda memberinya (sesuatu laksana) air yang terus
mengalir. Ibn al-Mutawakkil berkata: maka Rasul menarik
kembali darinya (Abyadh bin Hamal) (HR Abu Dawud, atTirmidzi, al-Baihaqi).
Dengan hukum-hukum ini, maka harta milik umum itu
akan tetap menjadi milik seluruh rakyat secara hakiki,
dimana seluruh rakyat bisa mendapatkan dan merasakan
manfaat dari harta-harta milik umum itu.
Selain semua itu, sistem Islam akan menerapkan sistem
moneter berbasis emas dan perak atau Dinar dan Dirham.
Emas dan perak (Dinar dan Dirham) memiliki nilai intrinsik
sehingga nilainya senantiasa terjaga. Negara dalam sistem ini
tidak bebas mencetak uang. Akan tetapi negara boleh
mencetak uang asalnya ada emas atau perak yang
membackupnya secara penuh. Kekuatan mata uang berbasis
emas dan perak ini bersandar pada nilai intrinsiknya, bukan
pada kekuatan perekonomian negara. Sehingga, sistem mata
uang ini justru bisa menjadi faktor untuk menguatkan
perekonomian negara. Berbeda dengan sistem moneter saat

22 | Bogor, 24 April 2016 M / 17 Rajab 1437 H

ini yaitu sistem uang kertas fiat money yang tidak memiliki
nilai intrinsik sebaliknya nilainya ada karena ditetapkan
dengan undang-undang. Kekuatan nilainya bergantung pada
kekuatan perekononomian negara. Negara juga bisa
mencetak uang kapan saja dan berapa saja. Akibatnya, mata
uang kertas fiat money ini terus menerus mengalami inflasi
karena nilainya menurun akibat jumlahnya yang terus
bertambah selain karena pencetakan juga karena sistem
reserve banking, riba transaksi di sektor non riil dan transaksi
derivatif. Maka mata uang kertas fiat money tidak bisa menjadi
faktor untuk mengokohkan perekonomian, sebaliknya justru
menjadi faktor ketidakstabilan perekonomian.
Itulah beberapa contoh bagaimana Negara Khilafah akan
menjaga aqidah dan menjamin kebutuhan rakyanya dengan
sangat sempurna. Dengan itu kehidupan masyarakat pun
menjadi tenang, tenteram dan bahagia serta dijauhkan
sejauh-jauhnya dari hal-hal yang bisa merusak ketenteraman
dan kebahagiannya. Itulah kerahmatan Islam bagi
masyarakat, dari urusan agama hingga harta benda. []

Muktamar Tokoh Umat 2016 | 23

24 | Bogor, 24 April 2016 M / 17 Rajab 1437 H

KHILAFAH MEMBERANTAS
KRIMINALITAS,
MENJAGA KEUTUHAN NEGARA DAN
MENGEMBAN DAKWAH

alah satu hal yang penting dalam kehidupan


bermasyarakat adalah keamanan. Di antara yang
menjadikan terganggunya kondisi keamanan di tengah
masyarakat adalah tindak kriminal. Khilafah hadir untuk
menerapkan syariat Islam, di antaranya terkait hukumhukum untuk memberantas kriminalitas.
Apa yang dimaksud dengan kriminalitas? Imam alMawardi memaknai kriminalitas (jarimah, jamak: jaraim)
dengan mengatakan:



Artinya, Jarimah adalah perbuatan-perbuatan yang dilarang
oleh Syara yang diancam oleh Allah dengan hukuman hadd atau
tazir".

Muktamar Tokoh Umat 2016 | 25

Tindak kriminal tersebut di antaranya pergaulan bebas,


pencurian, narkoba, minuman keras, pembunuhan, LGBT,
pemerkosaan, dll.
Pemberantasan tindak kriminal oleh Khilafah secara
umum mencakup dua hal. Pertama, pencegahan tindak
kriminal dengan penerapan syariat Islam di tengah
kehidupan; dan kedua penjatuhan sanksi hukum (uqubat)
bagi orang yang melakukan tindak kriminal.
Dengan
demikian, paradigma pemberantasan kriminal didasarkan
pada tindakan preventif (pencegahan) sebelum terjadi tindak
kriminal tersebut dan kuratif (pengobatan) bagi pelaku yang
melakukannya. Upaya pencegahan berupa hukum-hukum
syariat yang mencegah terjadinya tindak kriminal.
Sementara, upaya kuratif berupa penjatuhan sanksi hukum
bagi pelaku tindak kriminal.
Satu hal yang menarik, sistem sanksi dalam Islam berbeda
dengan sistem sanksi apapun di dunia ini. Sanksi dalam
syariat Islam bukan hanya berpihak kepada masyarakat yang
menjadi korban, melainkan juga berpihak pada korban itu
sendiri. Sanksi dalam Islam merupakan zawajir sekaligus
jawabir.
Sanksi dalam Islam sangat tegas sehingga
mendatangkan efek jera. Oleh karena itu, sanksi dalam Islam
akan mencegah seseorang untuk melakukan suatu tindak
kriminal. Inilah yang disebut zawajir.
Sebagai contoh, ketika diterapkannya hukum qishash,
maka qishash tersebut akan mencegah terjadinya tindakan
balas dendam kepada keluarga korban kepada pelaku atau
keluarga pelaku. Di dalam al-Quran Allah SWT berfirman:

26 | Bogor, 24 April 2016 M / 17 Rajab 1437 H



Dan dalam qishash itu ada (jaminan kelangsungan) hidup
bagimu, hai orang-orang yang berakal, supaya kamu
bertakwa [TQS al-Baqarah ayat 179].
Al-Alusi berkata dalam tafsirnya, Ruhul Maani (2/1130),
mengatakan, Makna qishash sebagai jaminan kelangsungan
hidup adalah kelangsungan hidup di dunia dan di akhirat. Jaminan
kelangsungan hidup di dunia telah jelas karena dengan
disyariatkannya qishash berarti seseorang akan takut melakukan
pembunuhan. Dengan demikian, qishash menjadi sebab
berlangsungnya hidup jiwa manusia yang sedang berkembang.
Adapun kelangsungan hidup di akhirat adalah berdasarkan alasan
bahwa orang yang membunuh jiwa dan dia telah diqishash di
dunia, kelak di akhirat ia tidak akan dituntut memenuhi hak orang
yang dibunuhnya.
Sanksi dalam Islam juga merupakan jawabir. Ini berarti
sanksi tersebut merupakan penebus dosa bagi pelaku yang
dikenai sanksi hukum Islam. Rasulullah SAW bersabda:


Barang siapa melakukan pelanggaran batas (hukum Allah) lalu
dijatuhi sanksi maka itu merupakan kafaratnya (penebus dosa)
(HR. Ibnu Majah, Ibnu Hibban).

Muktamar Tokoh Umat 2016 | 27

Kriminalitas
Salah satu bentuk kriminalitas adalah pergaulan bebas.
Sistem kufur tak memerhatikan sama sekali soal ini. Sistem
itu justru mempertuhankan hawa nafsu. Nafsu seks diumbar
sedemikian rupa tanpa mengindahkan aturan sama sekali.
Bagi sistem tersebut, hubungan seks boleh selama tidak
merugikan orang lain. Jangan heran, jika tidak ada aturan di
negeri ini yang mengharamkan zina, homoseks maupun
lesbian.
Tak ayal, seks bebas dan homoseks angkanya terus
meningkat. Yang sungguh mengkhawatirkan, perilaku ini
menghinggapi para remaja. Banyak survei membuktikan.
Menurut hasil survei 2008 oleh satu lembaga, 63 persen
remaja di Indonesia usia sekolah SMP dan SMA sudah
melakukan hubungan seksual di luar nikah, dan 21 persen di
antaranya melakukan aborsi. Bagaimana dengan tahun ini?
Survei-survei berikutnya membuktikan peningkatan yang
signifikan dengan pelakunya makin muda, bahkan ada yang
masih sekolah dasar (SD).
Prostitusi pun bak jamur di musim hujan. Jika dulu
perbuatan maksiat itu terjadi di warung remang-remang atau
lokalisasi pelacuran, kini tempatnya di hotel berbintang. Cara
menggaet konsumennya pun kian canggih, menggunakan
media sosial. Pelacurnya pun tak lagi kelas kere (miskin),
tetapi artis-artis papan atas. Spektrum hidung belangnya pun
kian lebar, dari miskin hingga konglomerat.
Setali tiga uang dengan seks bebas, LGBT pun terus
berkembang. Kalau dulu sembunyi-sembunyi, kini mereka

28 | Bogor, 24 April 2016 M / 17 Rajab 1437 H

terang-terangan. Penularan perilaku menyimpang itu


menjangkau banyak kalangan. Menurut survei CIA,
sebagaimana dilansir sebuah situs asing, jumlah populasi
LGBT (Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender) di
Indonesia adalah ke-5 terbesar di dunia setelah Cina, India,
Eropa dan Amerika. Beberapa lembaga survey independen
dalam maupun luar negeri menyebutkan bahwa Indonesia
punya 3 persen LGBT. Berarti dari 250 juta penduduk kita 7,5
jutanya adalah LGBT. Ini sungguh angka yang mengagetkan.
Itulah fakta negeri yang jauh dari rahmat ilahi. Ini tidak
akan terjadi dalam sistem Islam. Dalam sistem ini, negara
sangat menjaga keturunan/nasab manusia. Bukankah
manusia diciptakan berlainan jenis untuk melangsungkan
keturunannya? Maka dari itu, Islam sangat menjaga perilaku
manusia agar tidak menyimpang dari fitrah penciptaan nafsu
dalam dirinya.
Sebagaimana memberantas tindak kriminal lainnya,
khilafah memberantas pergaulan bebas dan LGBT dengan
penerapan hukum secara komprehensif. Di antara hukum
syariat Islam yang berkaitan dengan hal tersebut adalah:
1.

Keimanan individu dengan pembinaan dan sistem


pendidikan Islam (kurikulum, materi, metode) yang
membentuk kepribadian Islam secara gratis. Rasulullah
SAW dulu membebaskan tahanan dengan tebusan
berupa seorang tahanan mengajari membaca kepada
sepuluh orang sahabat.
Ini menunjukkan bahwa
pendidikan merupakan tanggung jawab negara.

Muktamar Tokoh Umat 2016 | 29

2.

Kewajiban menutup aurat (terhadap lawan jenis


maupun sesama jenis). Di dalam khazanah syariat Islam
sudah dikenal batasan aurat.
Tidak boleh
menampakkan aurat kecuali kepada mahramnya.
Misalnya, seperti yang digambarkan di dalam al-Quran
surat an-Nur ayat 31.

3.

Tak mengumbar kecantikan di depan publik (tabarruj);


mencegah acara yang mempertontonkan aurat.
Allah
SWT menerangkan hal ini di antaranya dalam surat alAhzab ayat 33.

4.

Perintah
menjaga
pandangan
(ghadhul
bashar),
sebagaimana dinyatakan dalam surat an-Nur ayat 30 dan
31.

5.

Larangan tidur dalam satu selimut (baik sejenis, maupun


lawan jenis). Nabi saw.:

Perintahkanlah anak-anak kalian shalat ketika usia mereka


tujuh tahun; pukullah mereka karena (meninggalkan)-nya saat
berusia sepuluh tahun; dan pisahkan mereka di tempat
tidur (HR Abu Dawud).

Rasulullah saw. memerintahkan umatnya untuk


memisahkan tempat tidur anak-anak. Padahal tidak ada
keraguan sedikitpun, ketika mereka tidur dalam satu
ranjang hal itu belum bisa mengantarkan mereka dalam

30 | Bogor, 24 April 2016 M / 17 Rajab 1437 H

perbuatan zina atau sodomi, karena belum ada hasrat


(syahwat) untuk itu di usia tersebut. Dengan begitu,
perintah memisahkan tempat tidur tersebut lebih
diarahkan
pada
perbuatannya
itu
sendiri,
yaitu mudhjaah (tidur bersama). Karena itu perbuatan
mudhjaah (tidur bersama) ini haram.
6.

Larangan ber-khalwat dan ikhtilath. Khalwat artinya


mojok, atau berdua-duaan antara seorang laki-laki
dengan perempuan. Ikhtilat berarti campur baur antara
laki-laki dengan perempuan. Banyak sabda Nabi SAW
yang melarang khalwat, di antaranya:

Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka


janganlah ia berkhalwat dengan seorang wanita tanpa ada
mahrom wanita tersebut, karena syaitan menjadi orang ketiga
diantara mereka berdua (HR. Ahmad).
7.

Negara memberikan kemudahan dalam menikah. Nabi


Muhammad Rasulullah SAW bersabda: "Perempuan yang
paling besar mendatangkan berkah Allah untuk suaminya
adalah perempuan yang paling ringan maharnya." (HR.
Ahmad, Hakim, Baihaqi).
Dalam hadits lain,
diterangkan,
bahwa
Rasulullah
SAW
bersabda: "Sesungguhnya pernikahan yang paling berkah
adalah pernikahan yang sederhana belanjanya."(HR.
Ahmad).

Muktamar Tokoh Umat 2016 | 31

8.

Kebolehan poligami, dan pada saat yang sama melarang


perzinaan.

9.

Negara menerapkan sistem ekonomi Islam yang


menjamin kesejahteraan rakyat sehingga tertutup alasan
ekonomi untuk melacur.

10. Negara
melarang
pornografi
dan
mengontrol
tayangan/media agar tidak merusak masyarakat.
Islam mewujudkan kemaslahatan dalam hal ini seperti
adanya perintah menikah serta larangan melakukan
zina, sodomi dan homoseksual. Allah SWT berfirman:

..


Karena itu nikahilah wanita-wanita yang menyenangkan hati
kalian (QS Ali Imran [3]: 14).
Pada saat yang sama, Allah SWT juga mengharamkan
zina:


..


Janganlah kalian mendekati zina karena sesungguhnya zina
itu merupakan perbuatan keji dan jalan [memenuhi naluri
seksual] yang buruk (QS al-Isra [17]: 32).
Ayat ini juga memberi pengertian melalui dalalah iltizam
bahwa negara harus menutup semua jalan yang bisa
mendekatkan ke arah perzinaan. Karena itu negara

32 | Bogor, 24 April 2016 M / 17 Rajab 1437 H

harus misalnya: melarang beredarnya pornografi dan


pornoaksi di tengah masyarakat. Negara harus
menghalangi campur baur antara laki-laki dan
perempuan di masyarakat. Negara harus mengawal
terwujudnya kewajiban bagi semua orang untuk
menutup aurat dan ketidakbolehan wanita mengumbar
kecantikannya di depan publik. Negara harus menjamin
penerapan sistem ekonomi Islam yang kan menutup
alasan ekonomi bagi seseorang untuk melacur.
11. Kontrol masyarakat dengan spirit amar makruf nahi
mungkar.
12. Penerapan sanksi hukum, termasuk sanksi bagi orang
yang menuduh zina (qadzaf).
Zina dalam pandangan Islam merupakan kemaksiyatan
dan dosa besar, merupakan jarmah (kejahatan). Karena itu
orang yang melakukan zina dikenai sanksi yang berat. Sanksi
pezina itu jiak ia muhshan yakni telah pernah menikah maka
hukumannya adalah dirajam. Sedangkan jika ia ghayru
muhshan yakni belum pernah menikah maka hukumannya
adalah dijilid seratus kali dera.
Allah SWT berfirman:

Muktamar Tokoh Umat 2016 | 33

Perempuan yang berzina dan laki-laki yang berzina, maka


deralah tiap-tiap seorang dari keduanya seratus dali dera, dan
janganlah belas kasihan kepada keduanya mencegah kamu untuk
(menjalankan) agama Allah, jika kamu beriman kepada Allah, dan
hari akhirat, dan hendaklah (pelaksanaan) hukuman mereka
disaksikan oleh sekumpulan orang-orang yang beriman (TQS anNur [24]: 2).
Ayat ini menjelaskan bahwa hukuman bagi pezina adalah
jilid 100 kali dera. Ayat tersebut bersifat umum mencakup
semua pezina. Namun keumuman ayat tersebut dikhususkan
oleh banyak riwayat yang menjelaskan bahwa hukuman jilid
100 kali dera itu adalah untuk pezina ghayru muhshan,
sedangkan untuk pezina muhshan maka hukumannya adalah
dirajam. Diantaranya adalah riwayat berikut:


- -


Seorang laki-laki berzina dengan seorang perempuan lalu nabi
saw memerintahkan agar dia dijilid maka dia pun dijilid, kemudian
diberitahukan bahwa ia muhshan maka Beliau memerintahkan agar
dia dirajam. (HR Abu Dawud, an-Nasai)
Hukuman itu bagi orang yang terbukti dengan
pembuktian syariy telah melakukan zina. Pembuktian syariy
untuk kasus zina itu diantaranya dengan pengakuan pelaku
seperti dalam kasus Maiz al-Aslami dan al-Ghamidiyah, ada
empat orang saksi yang memberi kesaksian terjadinya
perzinaan itu secara pasti tanpa ada keraguan sedikitpun.

34 | Bogor, 24 April 2016 M / 17 Rajab 1437 H

Adapun orang yang melakukan perbuatan mendekati


atau pendahuluan ke arah zina tetapi tidak terbukti dengan
pembuktian syariy telah melakukan zina, misalnya seorang
laki-laki didapati berduaan di sebuah kamar dengan seorang
perempuan, maka tentu saja tidak bisa dijatuhi hadd zina.
Namun demikian bukan berarti hal tersebut dibenarkan,
sebab masuk dalam kategori mendekati zina.
Sementara itu, homoseksual merupakan dosa besar. Imam
Ibnu Qudamah mengatakan bahwa telah sepakat (ijmak)
seluruh ulama mengenai keharaman homoseksual (Ibnu
Qudamah, Al-Mughni, XII/348). Nabi saw. telah bersabda:


Allah telah melaknat siapa saja yang berbuat seperti perbuatan
kaum Nabi Luth. Allah telah melaknat siapa saja yang berbuat
seperti perbuatan kaum Nabi Luth. Allah telah melaknat siapa saja
yang berbuat seperti perbuatan kaum Nabi Luth (HR Ahmad).
Orang yang melakukan sodomi dan homoseksual, Islam
dengan tegas menegaskan pelakunya dibunuh. Nabi saw.
bersabda:




Siapa saja yang kalian temukan sedang melakukan perbuatan
kaum Nabi Luth, bunuhlah pelaku dan pasangannya (HR
Ahmad).

Muktamar Tokoh Umat 2016 | 35

Lesbianisme dalam kitab-kitab fikih disebut dengan istilah


as-sihq atau al-mushaqah. Definisinya adalah hubungan
seksual yang terjadi di antara sesama wanita. Tak ada
khilafiyah di kalangan fuqaha bahwa lesbianisme hukumnya
haram. Keharamannya antara lain berdasarkan sabda
Rasulullah saw.:





Lesbianisme (as-sihq) diantara wanita adalah [bagaikan] zina
di antara mereka (HR ath-Thabrani).
Lesbianisme menurut Imam adz-Dzahabi merupakan
dosa besar (Dzahabi, Az-Zawjir an Iqtirf al-Kabir, II/235).
Para fuqaha sepakat akan keharamannya berdasarkan hadis
dari Watsilah bin Al Asqa ra., bahwa Rasulullah saw.
bersabda:




Perbuatan lesbian di antara wanita adalah [bagaikan] zina. (HR
Abu Yala. Lihat juga: Majma az-Zawid, VI/256).
Dalam riwayat lain yang semakna, Rasulullah saw
bersabda:





Lesbianisme diantara wanita adalah [bagaikan] zina di antara
mereka. (HR ath-Thabrani, dalam Al-Mujam al-Kabr,
XXII/63; Saud al-Utaibi, Al-Mawsah al-Jin`iyah al-

36 | Bogor, 24 April 2016 M / 17 Rajab 1437 H

Islmiyyah, 1/427 dan 452; Al-Mawsuah al-Fiqhiyyah alKuwaytiyyah, 24/162; Wahbah Zuhaili, Al-Fiqh al-Islami wa
Adillatuhu, VII/291).
Imam Ibnu Hazm menyebut dalil-dalil lain yang
mengharamkan lesbianisme. Di antaranya hadis dari Ibnu
Masud ra. yang berkata bahwa Nabi saw. telah melarang
perempuan bersentuhan kulit (mubsyarah) dengan
perempuan lain dalam satu selimut karena bisa jadi
perempuan itu akan menceritakan keadaan temannya itu
kepada suaminya sehingga seakan-akan suaminya melihat
perempuan teman istrinya itu (HR al-Bukhari). Imam Ibnu
Hazm menjelaskan bahwa dalil ini telah mengharamkan
mubsyarah, yakni persentuhan kulit dengan kulit tanpa
penghalang antarwanita di bawah satu selimut. Jika
persentuhan itu terjadi antar kemaluan (farji), yaitu
lesbianisme, maka tentu lebih haram lagi dan merupakan
kemaksiatan yang berlipat ganda (mashiyah mudhafah)
(Ibnu Hazm, Al-Muhalla, VI/547; Ibnu Bathal, Syarh Shahh alBukhari, VII/366).
Namun demikian, hukuman untuk lesbianisme tidak
seperti hukuman zina, melainkan hukuman tazr, yaitu
hukuman yang tidak dijelaskan oleh sebuah nash khusus.
Jenis dan kadar hukumannya diserahkan kepada qdhi
(hakim). Tazr ini bentuknya bisa berupa hukuman cambuk,
penjara, publikasi (tasyhr), dan sebagainya (Saud al-Utaibi,
Al-Mawsah
al-Jin`iyyah
al-Islmiyah,
hlm.
452;
Abdurrahman Al-Maliki, Nizhm al-Uqbt, hlm. 9).

Muktamar Tokoh Umat 2016 | 37

Dengan semua itu keturunan manusia pun terjaga.


Eksistensi umat manusia degan segenap martabat
kemanusiannya juga terjaga. Masyarakat pun terbebas dari
perilaku menyimpang yang sangat membahayakan eksistensi
manusia.
Semua aturan di atas merupakan syariat Islam. Tidak
mungkin hukum-hukum tersebut diterapkan oleh sistem
sosialisme/komunis. Sebab, mereka tidak memiliki hukumhukum tersebut.
Bahkan, tidak mengimaninya.
Jadi,
bagaimana dapat menerapkannya. Begitu juga, hukumhukum tersebut tidak mungkin dapat dilaksanakan oleh
sistem kapitalisme.
Mereka tidak memiliki dan tidak
mengimaninya.
Semua hukum tersebut baru dapat
diterapkan dengan sistem yang berasal dari Islam, yakni
khilafah.
Begitu pula berkaitan dengan kriminalitas yang
mengganggu keamanan. Di negeri yang mayoritas Muslim
ini justru keamanan begitu mahal, apalagi dalam dua tahun
terakhir. Para begal begitu leluasa beraksi. Jambret dan
penodong bisa menghadang setiap orang di jalanan. Tidak
hanya di kota-kota besar, mereka berkeliaran sampai ke
pelosok-pelosok desa. Mereka tidak hanya merampas harta
orang lain di jalan. Sebagian mereka menganiaya korbannya
hingga ada yang tewas. Berbagai operasi aparat keamanan
ternyata tak menghentikan aksi kejahatan di jalanan ini. Ini
bisa jadi karena sanksi yang diterapkan tidak memberikan
efek jera.

38 | Bogor, 24 April 2016 M / 17 Rajab 1437 H

Islam memiliki cara tersendiri untuk mencegah kejahatan


di jalanan ini. Tindakan teror, perampokan maupun
pembegalan adalah perbuatan haram. Ada sanksi yang tegas
terhadap para pelakunya.
Abdurrahman al-Maliki dalam kitab Nizhm al-Uqbt
menyatakan bahwa sanksi yang harus diterima pembegal
jalanan (quth ath-tharq) berbeda-beda sesuai dengan
tindakan yang mereka lakukan.

Sesungguhnya pembalasan terhadap orang-orang yang


memerangi Allah dan Rasul-Nya dan membuat kerusakan di muka
bumi, hanyalah mereka dibunuh atau disalib, atau dipotong tangan
dan kaki mereka dengan bertimbal balik, atau dibuang dari negeri
(tempat kediamannya). (TQS al-Maidah [5]: 33)
Jika hanya merampas harta benda saja, mereka akan
dikenai hukuman dengan dipotong tangan kanan dan kaki
kirinya (secara silang). Tangan dipotong dipergelangannya
seperti pemotongan pada kasus pencurian. Adapun kaki
dipotong pada persendian mata kakinya (dengan benda yang
sangat tajam dan tanpa dilakukan penyiksaan).
Jika mereka hanya melakukan teror dijalan, mereka
dikenai sanksi pengusiran, yakni diusir dari negerinya ke
negeri-negeri yang jauh. Jika mereka hanya membunuh,

Muktamar Tokoh Umat 2016 | 39

mereka dikenai hukum bunuh saja. Namun, jika mereka


membunuh disertai merampas harta benda maka mereka
akan dibunuh dan disalib. Penyaliban dilakukan setelah
dilakukan pembunuhan, bukan sebelumnya.
Tujuan dari hukuman ini juga agar memberikan efek jera
bagi pelakunya dan efek takut bagi yang ingin melakukan
kejahatan yang sama.
Hukum itu juga dilengkapi dengan penerapan sistem
Islam lainnya yang menyempurnakan penjagaan atas
keamanan
itu.
Penerapan
sistem
ekonomi
akan
meminimalkan faktor penyebab kejahatan sebab selama ini
terungkap fakta banyak orang melakukan kejahatan dengan
alasan faktor ekonomi. Kejahatan-kejahatan itu tentu akan
menjadi gangguan keamanan. Penjagaan keamanan juga
akan dilakukan oleh polisi, termasuk dengan melakukan
patroli. Hal itu akan memperkecil peluang terjadinya
kejahatan. Sebab kejahatan terjadi diantaranya karena
adanya peluang terjadinya kejahatan itu. Dan penerapan
sistem uqubat Islam akan memberi efek jera yang mencegah
orang melakukan kejahatan.
Keamanan dan terwujudnya rasa aman bagi masyarakat
itu akan terwujud dan bisa dirasakan manusia dengan
penerapan syariah Islam secara kffah. Dengan begitu,
keamanan individu, masyarakat dan negara pun terjaga.

Imam al-Ghazali mengungkapkan pentingnya


kekuasaan dan negara. Beliau mengungkapkan:

40 | Bogor, 24 April 2016 M / 17 Rajab 1437 H




Agama dan kekuasaan (ibarat) saudara kembar. Agama adalah
pondasi dan kekuasaan adalah penjaga. Sesuatu yang tanpa pondasi
niscaya runtuh dan sesuatu tanpa penjaga niscata lenyap (Imam
al-Ghazali, al-Iqtishd f al-Itiqd).
Dengan demikian, negara perlu dijaga.
Dijaga
bagaimana? Negara dijaga agar tetap utuh dan tetap
menerapkan syariat Islam. Untuk itu, khilafah menerapkan
beberapa hukum syariat Islam yang apabila diterapkan akan
dapat menjaga negara. Di antara syariat yang dilakukan oleh
khilafah adalah:
1.

Menanamkan bahwa umat Islam adalah ummatan


wahidah (satu umat) dan khairu ummah (umat terbaik)
dalam pembinaan dan pendidikan.
Allah SWT
berfirman:


Kamu sekalian adalah sebaik-baik umat yang dilahirkan
untuk manusia, yang menyuruh kepada yang maruf dan
mencegah dari yang munkar serta beriman kepada Allah?
(QS Ali Imrn [3]: 110).

Muktamar Tokoh Umat 2016 | 41

2.

Mewajibkan persatuan umat. Rasulullah SAW bahkan


menegaskan bahwa umat Islam itu laksana bangunan
yang saling mengokohkan satu dengan lainnya. Beliau
bersabda:


Sesungguhnya mukmin terhadap mukmin yang lain laksana
suatu bangunan yang saling mengokohkan satu sama lain
(HR. Bukhari).
3.

Menjaga pondasi keutuhan dan kelestarian syariat Islam:


a.

Menetapkan salah satu syarat kepala negara harus


Muslim

b.

Proses baiat yang mewajibkan kepala negara


menerapkan al-Quran dan as-Sunnah, serta rakyat
wajib mentaatinya selama tidak memerintahkan
maksiyat. Tidak melakukan tindakan fisik kepada
penguasa selama mereka tidak melakukan kufran
bawahan.





42 | Bogor, 24 April 2016 M / 17 Rajab 1437 H

Dari Ubadah bin Shamit, dia berkata, Rasulullah SAW


memanggil kami lalu kami membaiatnya untuk
mendengar dan taat dalam keadaan lapang kami, sempit
kami, sulit kami, mudah kami, hak kami dihalangi, dan
kami tidak mencabut urusan (kekuasaan) dari pemiliknya.
Beliau melanjutkan, kecuali kalian melihat kekufuran
yang nyata yang kalian miliki dari Allah di dalamnya
bukti/penjelasan (HR. Muslim).
c.

Larangan mengangkat lebih dari satu pemimpin.


Rasulullah SAW bersabda:




Bila dibaiat dua orang khalifah maka bunuhlah yang
terakhir dari keduanya (HR. Muslim).
d.

Memberikan
kemudahan
pembentukan
parpol/organisasi/kelompok masyarakat untuk
mengoreksi penguasa selama didasarkan pada
Islam. Hal ini ditegaskan di dalam al-Quran:





Hendaklah ada di antara kalian sekelompok umat yang
menyeru kepada kebaikan (Islam) dan menyuruh berbuat
maruf serta mencegah berbuat munkar dan merekalah
orang-orang yang beruntung (QS. Ali Imran [3]:
104).
4.

Melarang hal-hal yang membahayakan negara:

Muktamar Tokoh Umat 2016 | 43

a.

Melarang separatisme

b.

Melarang disintegrasi

c.

Melarang bughat

d.

Melarang memberi jalan bagi orang/negara kafir


menguasai umat Islam

5.

Menyampaikan dakwah ke luar negeri sehingga negaranegara lain paham akan keadilan Islam dan tidak cobacoba memporakporandakan negara

6.

Melakukan muhasabah hukkam (koreksi pada penguasa),


dan bila melakukan kufran bawahan (kekafiran yang
nyata) boleh mengangkat senjata

7.

Menerapkan sanksi hukum:


a.

Memerangi kelompok yang memecah belah umat


Islam

b.

Berjihad melawan negara kafir imperialis

Islam tidak memberikan celah sedikit pun bagi kelompok


tertentu untuk memisahkan diri dari wilayah kesatuan kaum
Muslim. Karena itu Islam menetapkan hukum haram bagi
kelompok yang ingin memisahkan diri. Khilafah akan
memerangi mereka yang memberontak kepada Khalifah dan
mempertahankan wilayah Daulah dengan kekuatan senjata.
Tidak bisa kemudian dengan alasan hak asasi manusia
(HAM) kelompok tertentu memberontak kepada negara
seperti saat ini yang terjadi di Papua. Apalagi jelas-jelas di

44 | Bogor, 24 April 2016 M / 17 Rajab 1437 H

belakang mereka adalah kekuatan asing yang memang ingin


memecah negeri kaum Muslim Indonesia agar kian lemah
dan mudah dicengkeram oleh penjajah.
Kasus Timor Timur yang lepas dari Indonesia pada tahun
1999 menjadi catatan penting betapa negara sekular/kapitalis
tidak memiliki prinsip untuk mempertahankan kesatuan
wilayahnya. Rezim penguasa saat itu lebih takut kepada
asing daripada menjaga kedaulatannya.
Kondisi ini tentu sangat berbeda saat negara menerapkan
Islam secara kffah dalam naungan Khilafah. Tak akan
dibiarkan sejengkal pun wilayah Daulah jatuh kepada
pemberontak atau penjajah.
Eksistensi negara bisa terancam jika ada sekelompok
orang yang membangkam dan menentang negara
menggunakan kekuatan. Aktivitas bughat tersebut dalam
pandangan Islam merupakan kriminal.
Muhammad Khayr Haikal dalam bukunya al-Jihd wa alQitl (Dar al-Bayariq, hal. 63) menjelaskan bahwa orangorang yang melakukan bughat pada mereka harus ada tiga
hal:
1.

Membangkang terhadap kekuasaan daulah dengan tidak


mau menunaikan hak negara, tidak mau menaati
perundang-undangan atau berusaha untuk mendongkel
kepala negara (khalifah).

2.

Memiliki kekuatan yang memungkinkan mereka untuk


mengontrol (as-saytharah).

Muktamar Tokoh Umat 2016 | 45

3.

Melakukan khuruj yakni penentangan, yaitu yang dalam


ungkapan sekarang adalah revolusi bersenjata, perang
sipil, perang dalam negeri, menggunakan senjata atau
kekerasan untuk meraih tujuan politik yang menjadi
alasan dilakukannya revolusi.

Deskripsi tersebut dijelaskan dalam al-Quran, as-Sunnah


dan Ijmak Shahabat. Nash utama tentang bught adalah
firman Allah SWT:





Dan jika dua golongan dari orang-orang mukmin berperang,
maka damaikanlah antara keduanya. Jika salah satu dari kedua
golongan itu berbuat aniaya (zalim) maka perangilah golongan
yang berbuat aniaya itu sehingga golongan itu kembali kepada
perintah Allah. Jika golongan itu telah kembali (kepada perintah
Allah), maka damaikanlah antara keduanya dengan adil dan
berlaku adillah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang
berlaku adil (TQS al-Hujurat [49]: 9).
Syaikhul Islam Zakariyya Al-Anshari (w.925 H) dalam
Fathul Wahhab (II/153) mengatakan,Dalam ayat ini memang
tidak disebut membangkang kepada imam secara sharih, akan
tetapi ayat tersebut telah mencakupnya berdasarkan keumuman
maknanya, atau karena ayat tersebut menuntutnya. Sebab jika
perang dituntut karena kezaliman satu golongan atas golongan

46 | Bogor, 24 April 2016 M / 17 Rajab 1437 H

lain, maka kezaliman satu golongan terhadap imam tentu lebih


dituntut lagi.
Rasul saw dengan jelas menyatakan tercelanya tindakan
membangkang kepada imam (al-khuruj an thaat al-imam).
Nabi SAW bersabda:




Siapa saja yang memisahkan diri dari jamaah dan keluar dari
ketaatan (kepada khalifah) lalu ia mati, maka matinya adalah mati
jahiliyyah. (HR. Ahmad dari Abu Hurairah)
Pembangkangan kepada imam itu tidak harus dalam
bentuk mereka memulai terlebih dahulu angkat senjata.
Itulah yang menjadi ijmak sahabat dalam kasus
pembangkangan sekelompok orang arab untuk menunaikan
zakat kepada Abu Bakar. Tentang perang Abu Bakar ra
terhadap orang-orang yang tidak mau membayar zakat
karena kebakhilan mereka atau karena syubhat anggapan
mereka bahwa mereka tidak wajib membayar zakat kecuali
kepada orang yang doanya membuat mereka tenteram yaitu
Nabi saw sedangkan Beliau sudah wafat sehingga mereka
tidak harus membayarnya, Imam asy-Syafii di dalam al-Umm
(II/215) menyatakan, Siapa yang tidak mau menunaikan
apa yang telah diwajibkan oleh Allah SWT sementara imam
tidak mampu mengambilnya karena pembangkangan
mereka, maka imam memeranginya. Jika membangkang
menunaikannya atau yang lain dengan berkelompok
(jamaah) dan jika dikatakan kepada mereka tunaikan ini
mereka menjawab: saya tidak akan menunaikannya, dan

Muktamar Tokoh Umat 2016 | 47

saya tidak akan memulai perang kecuali kamu memerangi


saya, maka mereka diperangi. Sebab tidak lain dia diperangi
atas pembangkangan dari hak (kewajiban) yang wajib
ditunaikan.
Mengenai yang dimaksud dengan imam, Abdul Qadir
Audah menegaskan, [Yang dimaksud] Imam, adalah
pemimpin tertinggi (kepala) dari Negara Islam (ra`is addawlah al-islamiyah al-ala), atau orang yang mewakilinya...
(Tasyr al-Jin`iy II, hal. 676).
Dengan demikian,
pembangkangan kepada kepala negara yang bukan khalifah,
misalnya kepada presiden dalam sistem republik, perdana
menteri dalam sistem parlementer, tidak dapat disebut
bught, dari segi mana pun, menurut pengertian syari yang
sahih.
Orang-orang yang melakukan bught itu harus
mempunyai kekuatan yang memungkinkan mereka untuk
mendominasi. Kekuatan ini haruslah sedemikian rupa,
sehingga untuk mengajak golongan bughat ini kembali taat,
khalifah harus mengerahkan segala kesanggupannya,
misalnya mengeluarkan dana besar, menyiapkan pasukan,
dan mempersiapkan perang (al-Husaini, Kifayatul Akhyar,
II/197). Kekuatan itu bisa terwujud dengan adanya jumlah
orang yang banyak (al-katsrah) dan adanya kekuatan (alquwwah), serta adanya pemimpin yang ditaati (Zakariyya alAnshari, Asna al-Mathalib, IV/111). Itu artinya kekuatan itu
terwujud ketika mereka yang melakukan bught itu
berkelompok sebagai tha`ifah.

48 | Bogor, 24 April 2016 M / 17 Rajab 1437 H

Hal itu ditegaskan dalam QS al-Hujurat: 9, pada lafazh


wa in th`ifatni . Kata th`ifah artinya adalah al-jamaah
(kelompok) dan al-firqah (golongan) (Anis, Al-Mujamul
Wasith, hal. 571). Ayat tersebut menggunakan kata syarat
in yang memberikan pengertian jika bukan thaifah maka
tidak bisa diberlakukan keseluruhan hukum dalam ayat ini.
Karena itu istilah bught tidak bisa diberlakukan terhadap
individu. Taqiyuddin al-Husaini mengatakan,...jika (yang
memberontak) itu adalah individu-individu (afrdan), serta mudah
mendisiplinkan mereka, maka mereka itu bukanlah bught.
(Kifayatul Akhyar II, hal. 198).
Sedangkan
tentang
al-khurj
(penentangan)
mengggunakan senjata untuk mewujudkan tujuantujuannya, dasarnya adalah lafazh iqtatal (kedua
golongan itu berperang) dalam QS al-Hujurat: 9. Ini
mengisyaratkan adanya sarana yang dituntut dalam perang,
yaitu senjata (as-silh). Selain itu Nabi SAW juga bersabda :



Barangsiapa yang membawa senjata untuk memerangi kami,
maka ia bukanlah golongan kami. (Muttafaqun alayhi)
Ayat diatas telah menyatakan bahwa hukuman terhadap
pelaku bughat adalah diperangi sampai mereka kembali
kepada perintah Allah, yaitu kembali taat kepada khalifah
atau negara dan menghentikan pembangkangan mereka.
Namun sebelum sampai kepada perang tersebut, imam atau
khalifah harus mengontak mereka dan menanyakan apa
yang mereka tuntut dari negara. Jika mereka menyebutkan

Muktamar Tokoh Umat 2016 | 49

kezaliman maka kezaliman itu harus dihilangkan. Jika


mereka mengklaim suatu syubhat maka syubhat tersebut
harus dibongkar dan dijelaskan. Jika mereka menilai apa
yang dilakukan oleh khalifah (negara) menyalahi kebenaran
atau syara, padahal tidak demikian halnya, maka harus
dijelaskan kesesuaian tindakan dan kebijakan khalifah atau
negara dengan syariah dan nash-nashnya serta harus
ditampakkan kebenarannya. Semua itu harus dilakukan
sampai taraf dianggap cukup. Jika mereka yang melakukan
bught itu tetap dalam pembangkangan, maka mereka
diperangi agar kembali taat. Namun harus diingat, perang
terhadap mereka adalah perang dalam rangka memberi
pelajaran (qitl at-ta`db) bukan perang untuk memusnahkan.
Perang terhadap mereka bukan merupakan jihad. Jadi harta
mereka bukan fai dan tidak boleh dirampas dan dibagi-bagi.
Mereka yang tertawan tidak diperlakukan sebagai tawanan,
melainkan diperlakukan sebagai pelaku kriminal. Wanita
dan anak-anak mereka yang turut di medan perang tidak
boleh dijadikan sabi.
Semua itu menunjukkan pentingnya kesatuan negara dan
persatuan umat. Siapa saja yang mengancam kesatuan
negara dan persatuan umat Islam itu artinya mengancam
eksistensi negara dan umat yang sama saja mengancam
eksistensi Islam. Karena itu siapa hendak memecah belah
persatuan umat itu harus disikapi dengan keras. Nabi saw
bersabda:

50 | Bogor, 24 April 2016 M / 17 Rajab 1437 H







Siapa saja yang mendatangi kalian dan urusan kalian
berhimpun pada satu orang (imam/khalifah), ia ingin memecah
belah persatuan kalian maka bunuhlah dia (HR. Muslim).
Begitu pula, apabila ada pihak kafir penjajah yang
berupaya memporak-porankan kesatuan umat Islam maka
tidak boleh didiamkan. Allah SWT melarang umat Islam
memberikan peluang kepada orang kafir untuk menguasai
kaum Muslim. Allah SWT berfirman:




Dan sekali-kali Allah tidak akan pernah memberi jalan kepada
orang-orang kafir untuk menguasai orang-orang Mukmin. (TQS
An Nisaa [4]:141).
Bahkan, negara kafir yang hendak menguasai negeri
Muslim dan hendak menimbulkan fitnah di dalam negeri
maka dilawan dengan jihad. Khalifah akan menyerukan
jihad melawan mereka. Allah SWT berfirman:


Perangilah mereka sehingga tidak ada lagi fitnah
(kekufuran) dan adalah agama bagi Allah semata-mata. (QS
al-Baqarah [2]:193).

Muktamar Tokoh Umat 2016 | 51

Dengan menerapkan hukum-hukum syariat Islam


tersebut, kesatuan umat Islam terjaga, negara pun
terpelihara.
Selain itu, upaya untuk menghancurkan
kesatuan umat baik datang dari dalam maupun dari luar
akan dapat teratasi. Bila ini terjadi, maka yang akan merasa
tenang dan tentram bukan hanya umat Islam melainkan juga
non Muslim yang hidup bersama umat Islam. Namun, sekali
lagi, penerapan hukum syariat Islam secara kaffah-lah yang
dapat membawa rahmat bagi seluruh alam (rahmatan lil
alamin). Dan, penerapan Islam secara kaffah ini hanya akan
dapat diterapkan dengan sempurna dengan adanya khilafah.
Jadi berdasarkan semua itu syariah dan khilafah akan
mewujudkan islam rahmatan lil alamn. Wallh alam bi ashshawb.[]

52 | Bogor, 24 April 2016 M / 17 Rajab 1437 H

PIDATO POLITIK:
MENEGAKKAN DAULAH KHILAFAH,
MEWUJUDKAN RAHMAH
Para Tokoh yang Dirahmati Allah Swt,
Telah maklum, Islam adalah dn al-rahmah. Agama yang
ketika diterapkan secara kaffah akan mewujudkan rahmat
bagi seluruh alam. Dan telah maklum pula, syariah secara
kaffah itu hanya bisa ditegakkan dengan Khilafah Islamiyyah.
Karena itu, Khilafah Islamiyyah sebagai institusi pelaksana
syariah adalah dawlah al-rahmah. Daulah yang mewujudkan
dan menebarkan rahmat dalam kehidupan.
Siapa pun yang membuka catatan sejarah tentang
Khilafah Islamiyyah, niscaya akan menemukan realitas ini.
Kehidupan penuh rahmat benar-benar terwujud dalam
kehidupan. Bukan hanya dirasakan oleh kaum Muslimin,
orang-orang kafir pun turut merasakannya. Maka, tidak
heran jika manusia dari berbagai bangsa berbondongbondong masuk Islam dengan sukarela.
Bukan seperti negara sekular yang menolak hukum
syariah. Kalaupun ada yang boleh diamalkan, hanya hukum

Muktamar Tokoh Umat 2016 | 53

yang menyangkut kehidupan privat. Sikap ini hanya akan


mengantarkan kepada kesengsaraan dan penderitaan di
dunia dan akhirat.

Para Tokoh yang Dirahmati Allah Swt,


Bukan hanya dawlah al-rahmah, Daulah Khilafah
Islamiyyah juga dawlah al-ad-l. Daulah yang mewujudkan
keadilan dalam kehidupan. Sebab, hukum yang ditegakkan
Khilafah Islamiyyah adalah hukum yang berasal dari Dzat
Yang Mahaadil, Allah Swt. Adakah hukum yang lebih baik
dan lebih adil daripada hukum Pemilik alam raya beserta
isinya?
Keadilan itu juga terwujud karena Khilafah Islamiyyah
memperlakukan rakyatnya secara adil di depan hukum dan
peradilan, tanpa memandang strata sosial, suku, bangsa,
maupun agamanya (lihat QS al-Nisa [4]: 59).
Bukan seperti negara demokrasi yang menyerahkan
pembuatan undang-undang kepada segelintir orang.
Mungkinkah tercipta keadilan jika undang-undangnya
dibuat segelintir orang yang tak terbebas dari ambisi dan
tendensi pribadi, apalagi suka korupsi? Mungkinkah
keadilan dapat ditegakkan jika hukum laksana pisau yang
hanya tajam ke bawah, namun tumpul ke atas?

Para Tokoh yang Dirahmati Allah Swt,

54 | Bogor, 24 April 2016 M / 17 Rajab 1437 H

Daulah Khilafah adalah dawlah al-riyah. Daulah yang


memelihara urusan rakyatnya, menunaikan kemaslahatan
mereka, menjamin kebutuhan mereka, dan menjaga mereka
dari segala marabahaya. Daulah yang menjalankan sabda
Rasulullah saw:



Dan imam atau pemimpin adalah pemelihara urusan [rakyat],
dan dia ditanya tentang orang-orang yang diurusnya (HR alBukhari).
Daulah Khilafah bukan daulah al-jibyah (negara pemalak),
seperti negara Kapitalis yang gemar memalak rakyatnya
dengan pajak mencekik dan aneka pungutan yang
memberatkan. Bukan pula negara yang melepaskan
tanggung jawabnya dalam urusan pendidikan dan
kesehatan, mengharamkan subsidi sekalipun rakyatnya
sudah sengsara dan makin menderita.

Para Tokoh yang Dirahmati Allah Swt,


Daulah Khilafah adalah dawlah al-hidyah, negara yang
menebarkan petunjuk kepada manusia. Mengeluarkan
mereka dari kegelapan menuju cahaya kebenaran Islam.
Sebab, politik luar negeri Daulah Khilafah adalah nasyr alIslm il al-lam (menyebarkan Islam ke seluruh dunia).
Sehingga, dengan Daulah Khilafah, Islam dengan cepat
tersebar ke seluruh antero dunia, wilayah kekuasaanya

Muktamar Tokoh Umat 2016 | 55

terbentang luas, bahkan menjadi negara adidaya berabadabad lamanya.


Ini jelas berbeda dengan Amerika dan negara-negara kafir
penjajah lainnya yang melakukan ekspansi ke negara lain
untuk
menjarah
kekayaannya
dan
memperbudak
penduduknya.

Para Tokoh yang Dirahmati Allah Swt,


Namun sungguh disayangkan, Daulah Khilafah yang
memiliki berbagai keistimewaan itu sekarang tidak ada.
Setelah dihapuskan oleh Musthafa Kemal pada 28 Rajab 1342
H atau 3 Maret 1924, umat Islam hidup tanpa khilafah. Sejak
itu, sebagian besar hukum syariah tidak dijalankan.
Akibatnya, Islam sebagai Rahmatan li al-lamn tidak
terwujud dalam kehidupan.
Maka, siapa pun yang menginginkan Islam kembali
mejadi rahmatan li al-lamn, tidak ada pilihan lain kecuali
mengembalikan Daulah Khilafah yang menerapkan syariah
secara kaffah. Inilah jalan satu-satunya yang wajib kita
tempuh. Bahkan bukan sekadar wajib atau fardhu,
menegakkan khilafah adalah tj al-furdh (mahkota
kewajiban), yang dengannya berbagai kewajiban lainnya
dapat ditegakkan.
Jalan yang mampu membebaskan kita dari dominasi,
hegemoni, intervensi, dan segala bentuk penjajahan Amerika
Serikat dan negara-negara kafir penjajah lainnya. Bahkan,

56 | Bogor, 24 April 2016 M / 17 Rajab 1437 H

inilah jalan yang dapat menghapuskan penjajahan dari


seluruh dunia.
Jalan yang membuat kita dapat meraih predikat khairu
ummah, sebaik-baik umat. Umat terbaik bagi manusia karena
melaksanakan amar maruf dan nahi munkar, serta benar-benar
beriman kepada Allah Swt.
Jalan yang dapat membuka limpahan berkah dari langit
dan bumi. Itulah yang dijanjikan
Allah Swt kepada
penduduk negeri yang mau beriman dan bertakwa kepadaNya. Yakni, menjadikan aqidah Islam sebagai dasar
kehidupan dan syariah Islam sebagai hukum yang
diterapkan.
Jalan yang dapat menghasilkan kebaikan di dunia dan
akhirat sebagaimana yang kita minta dalam doa yang
senantiasa kita panjatkan, fi al-dun-y hasanah, wa f al-khirah
hasanah.
Jalan yang menjauhkan kita dari azab, neraka, dan murka
Allah Swt; serta mengantarkan kita memperoleh nikmat,
surga, dan ridha Allah Swt. Adakah yang lebih menarik dari
semua itu?

Para Tokoh yang Dirahmati Allah Swt,


Oleh karena itu, pada kesempatan yang mulia ini, kami
kembali mengajak para tokoh dan seluruh umat Islam untuk
berjuang
menegakkan
Khilafah.
Marilah
kita
menyingsingkan baju untuk menolong agama Allah Swt.

Muktamar Tokoh Umat 2016 | 57

Hanya dengan itu, kita akan ditolong oleh Allah Swt


sebagaimana disebutkan dalam firman-Nya:





Sesungguhnya Allah pasti menolong orang yang menolong
(agama)-Nya. Sesungguhnya Allah benar-benar Mahakuat lagi
Mahaperkasa. (QS. Al-Hajj [22] : 40).
Kami juga mengajak para tokoh untuk bergabung
dalam gerakan yang sungguh-sungguh berjuang untuk
mengembalikan tegaknya khilafah. Sebab, metode syari
untuk menegakkan khilafah adalah dengan berjamaah.
Jamaah yang konsisten dengan Islam dan tidak mau bergeser
sedikit pun darinya. Jamaah yang memiliki konsep yang
jelas, detail, dan benar tentang khilafah beserta semua sistem
yang dibutuhkan. Jamaah yang meneladani thariqah
Rasulullah saw dalam menegakkan daulah. Jamaah yang
tanpa henti berjuang di tengah umat dan bersama mereka
untuk menegakkan khilafah.

Para Tokoh yang Dirahmati Allah Swt,


Maka, kami
mengajak kepada para tokoh untuk
bergabung dalam Hizbut Tahrir berjuang menegakkan
khilafah; mengerahkan segala daya upaya untuk
menyongsong janji Allah Swt dan rasul-Nya: Tsumma taknu
khilfah al minhj al-nubuwwah. Insya Allah, dengan izin dan
pertolongan-Nya, masa itu akan segera tiba. Tanda-tandanya
semakin jelas. Dukungan umat terhadap syariah dan khilafah

58 | Bogor, 24 April 2016 M / 17 Rajab 1437 H

terus meningkat. Sebaliknya, kepercayaan umat terhadap


ideologi Kapitalisme, sistem ekonomi liberal, dan demokrasi
semakin luntur. Demikian pula terhadap penguasa. Umat
sudah semakin sadar bahwa para penguasa itu tak lebih
adalah para kaki tangan dan komprador negara-negara kafir
penjajah. Maka, runtuhnya mulkan jabriyyan (kekuasaan
diktator) itu hanya soal waktu. Dan insya Allah, tak akan
lama lagi masa mereka akan segera berakhir diganti dengan
khilfah al minhj al-nubuwwah.
Wahai para tokoh umat, sambutlah seruan kami dengan
penuh semangat, bulatkan tekad, dan kokohkan niat untuk
mewujudkan tujuan mulia ini. Sambutlah perintah Allah
Swt:






Hai orang-orang yang beriman, penuhilah seruan Allah dan
seruan Rasul apabila Rasul menyeru kamu kepada suatu yang
memberi kehidupan kepada kamu (QS al-Anfal [8]: 24).
Mari kita tegakkan Daulah Khilafah, wujudkan rahmah!

Muktamar Tokoh Umat 2016 | 59

60 | Bogor, 24 April 2016 M / 17 Rajab 1437 H

SEKILAS TENTANG
HIZBUT TAHRIR
Latar Belakang
Hizbut Tahrir adalah sebuah partai politik yang
berideologi Islam. Partai ini didirikan untuk memenuhi
perintah Allah SWT:






Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang
menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan
mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang
beruntung. (Qs. Ali 'Imran [3]: 104)

Tujuan Hizbut Tahrir


Hizbut Tahrir bertujuan membebaskan umat manusia dari
dominasi paham, pemikiran, sistem hukum, dan negara

Muktamar Tokoh Umat 2016 | 61

kufur menuju paham, pemikiran, sistem hukum, dan negara


Islam dengan menerapkan syariah Islam secara kaffah dan
mengemban dakwah ke seluruh penjuru dunia. Tujuan ini
tidak lain berarti membawa umat Islam kembali pada
kehidupan Islam di dalam Darul Islam, yakni Negara Islam
dan masyarakat Islam, sehingga seluruh persoalan
kehidupan umat diatur dengan syariah Islam dalam sebuah
Daulah Khilafah. Ini merupakan satu-satunya metode untuk
membangkitkan umat Islam.

Keanggotaan Hizbut Tahrir


Hizbut Tahrir menerima seluruh Muslim, baik laki-laki
maupun perempuan, sebagai anggota tanpa memandang ras,
suku bangsa, bahasa, atau mazhab. Metode untuk merekrut
umat ke dalam Hizb adalah dengan jalan menamkan akidah
Islam dan mengadopsi tsaqafah Hizb yang disusun semata
dari Islam. Pembinaan untuk Muslimah dipisahkan dari
Muslim, di mana pembinaan untuk Muslimah diberikan oleh
sesama Muslimah atau suaminya atau mahramnya.

Perjuangan Hizbut Tahrir


Hizbut Tahrir adalah sebuah partai politik yang
berideologi Islam. Hizbut Tahrir meyakini bahwa Islam
diturunkan untuk mengatur seluruh aspek hidup manusia
dan menyelesaikan berbagai problema yang dihadapi
manusia. Hizbut Tahrir berjuang untuk mengubah keadaan
masyarakat yang penuh kerusakan ini secara mendasar
dengan jalan menjadikan Islam sebagai satu-satunya

62 | Bogor, 24 April 2016 M / 17 Rajab 1437 H

landasan untuk menyelesaikan persoalan manusia.


Perubahan yang mendasar seperti ini hanya dapat
diwujudkan dengan menegakkan kembali Daulah Khilafah.
Dalam perjuangannya, Hizbut Tahrir senantiasa berusaha
mengikuti metode atau thariqah dakwah yang ditempuh
Rasulullah Muhammad saw sejak dari Makkah hingga
tegaknya Negara Islam yang pertama di Madinah alMunawwarah.
Karena itu, sebagaimana dilakukan oleh Rasulullah
Muhammad saw, Hizbut Tahrir melakukan perjuangan
pemikiran, menentang berbagai paham, pemikiran dan
ideologi yang rusak yang menjadi landasan dan
dikembangkan oleh ideologi sekularisme, baik yang bercorak
Kapitalistik maupun Sosialistik. Hizbut Tahrir dengan tegas
mengungkap kesalahan dan kerusakan pemikiran-pemikiran
tersebut, serta pertentangannya dengan Islam. Hizbut Tahrir
juga menentang dengan keras konsep-konsep yang lahir dari
paham sekulerisme seperti Demokrasi, Patriotisme,
Sosialisme, dan Kapitalisme atau isme-isme lain. Dalam
penentangannya, Hizbut Tahrir tidak mengguna-kan caracara kompromis atau langkah-langkah penyesuaian diri.
Hizbut Tahrir juga tidak menggunakan aktivitas kekerasan
(fisik) dalam perjuangnnya.
Sejalan dengan upaya pemurnian pemikiran tersebut,
Hizbut Tahrir juga melakukan perjuangan politik. Karena itu,
Hizbut Tahrir mengoreksi, menentang, dan mengungkap
kesalahan para penguasa serta mengungkap konspirasi

Muktamar Tokoh Umat 2016 | 63

mereka dengan negara-negara penjajah dan kelalaian mereka


terhadap Islam dan urusan umat Islam.
Dengan demikian, seluruh aktivitas Hizbut Tahrir bersifat
politis, karena pengertian politik dalam Islam adalah
memelihara urusan dan kepentingan umat dalam arti yang
sesungguhnya. Di luar pemahaman tersebut, Islam hanya
akan menjadi sekadar nasihat dan ajaran teoritis.
Tujuan dari perjuangan politik Hizbut Tahrir tidak lain
untuk membebaskan umat Islam dari berbagai konsep,
pemikiran, dan perasaan yang rusak. Hizbut Tahrir berjuang
agar pemikiran Islam menjadi kesadaran umum, yang
mampu mendorong umat agar bertindak sesuai dengan
pemikiran tersebut dan menerapkannya dalam kehidupan
nyata. Pemikiran Islam itu juga diharapkan mampu
mengubah perasaan umat agar mereka mencintai apa pun
yang dicintai Allah SWT dan membenci segala yang dibenci
Allah SWT. Hizbut Tahrir berjuang untuk mewujudkan pola
interaksi yang Islami di tengah masyarakat. Dengan
demikian, wajar jika Hizbut Tahrir kemudian menjadi
representasi umat Islam dalam perjuangan penerapan
syariah Islam.
Dari metode dakwah yang digunakan Rasulullah saw,
terlihat dengan jelas bahwa adanya perubahan pemikiran
dan perasaan masyarakat saja tidaklah cukup untuk
menegakkan Islam. Selain perubahan pemikiran dan
perasaan masyarakat, juga diperlukan thalabun nushrah
(upaya penggalangan dukungan) dari pihak-pihak yang
memiliki kekuatan politik. Begitulah, selain menyeru

64 | Bogor, 24 April 2016 M / 17 Rajab 1437 H

masyarakat secara umum, Hizbut Tahrir secara khusus juga


menyerukan kepada para pihak yang memiliki kekuatan
politik agar memainkan perannya, yakni menyingkirkan
penguasa agen penjajah dan memberikan dukungannya
kepada Hizbut Tahrir sehingga kekuasaan Islam bisa
ditegakkan.
Inilah alasan mengapa negara-negara Barat terus meminta
para penguasa di negeri-negeri Muslim untuk mengambil
langkah-langkah keras guna menentang dakwah Islam dan
menghambat setiap usaha yang dilakukan oleh Hizbut
Tahrir. Penguasa-penguasa tiran tersebut kemudian
melakukan berbagai upaya bengis terhadap para anggota
Hizbut
Tahrir,
mulai
dari
menyebarkan
fitnah,
penganiayaan, penangkapan, hingga pengasingan, dan
pemboikotan. Hal itu terjadi di berbagai negara seperti Irak,
Suriah, Libya, dan negara lain. Bahkan sejumlah anggota
Hizbut Tahrir dibunuh di Rusia dan Uzbekistan.
Negara-negara Kafir itu terus-menerus berupaya menjegal
dan menghalangi perkembangan dakwah Hizbut Tahrir
dengan berbagai cara. Mereka mengadakan berbagai
pertemuan dan seminar tentang Hizbut Tahrir dan Khilafah,
seperti Konferensi Ankara yang digagas Amerika Serikat
beberapa waktu yang lalu. The Heritage Foundation, Nixon
Institute, International Crisis Group, dan CIA telah
mengeluarkan berbagai laporan tentang Hizbut Tahrir.
Akhirnya mereka berusaha melarang Hizbut Tahrir dengan
berbagai alasan, meskipun Hizbut Tahrir tidak pernah
terbukti melakukan tindakan yang mereka tuduhkan.

Muktamar Tokoh Umat 2016 | 65

Namun, di tengah berbagai kesulitan dan halangan


tersebut, Hizbut Tahrir tetap teguh berjuang, tetap konsisten
dan tetap bersabar, ikhlas, dan tawakal serta berserah diri
kepada Allah SWT dalam menghadapi setiap hambatan,
tantangan dan rintangan dakwah untuk mewujudkan citacitanya. Hizbut Tahrir yakin hanya Allah SWT semata yang
akan melimpahkan rahmat-Nya kepada umat Islam. Hanya
Allah SWT pula yang akan menganugerahkan kemenangan,
kemuliaan, dan pertolongan kepada siapa saja yang berjuang
di jalan Nya, termasuk kepada Hizbut Tahrir. Insya Allah,
berkat pertolongan Allah SWT hari kemenangan itu sudah
dekat, dan pada hari itu bergembiralah orang-orang
Mukmin.

Rancangan Struktur Khilafah


Hizbut Tahrir telah menyiapkan sekumpulan tsaqafah
yang sangat berharga, di antaranya menggambarkan struktur
Daulah Khilafah. Di antara buku-buku yang memuat
tsaqafah Hizb antara lain:

Struktur Daulah Khilafah


Sistem Pemerintahan Islam
Sistem Pergaulan Islam
Sistem Ekonomi Islam
Sistem Keuangan Daulah Khilafah
Politik Ekonomi Islam
Sistem Sanksi
Hukum Pembuktian
Pengantar Undang-undang Dasar

66 | Bogor, 24 April 2016 M / 17 Rajab 1437 H

Semua buku di atas dapat diakses secara on-line dari


website Hizbut Tahrir: www.hizb-ut-tahrir.org

Sejarah Singkat Hizbut Tahrir


Hizbut Tahrir didirikan pada tahun 1953 M/1372 H oleh
Syaikh Taqiyuddin bin Ibrahim bin Musthafa bin Ismail bin
Yusuf an-Nabhani, seorang ulama yang mencapai derajat
mujtahid mutlak, seorang hakim (qadhi) pada Mahkamah
Banding di al-Quds, serta seorang politisi ulung. Beliau
berasal dari sebuah keluarga ilmu, karena kedua orang tua
beliau adalah ahli syariah Islam (faqih). Selain itu, kakek
buyut beliau, yakni Syaikh Yusuf bin Hasan bin Muhamad
an-Nabhani as-Syafi'iy, Abu Mahasin, adalah seorang ulama,
penyair dan salah seorang hakim pada masa Daulah
Khilafah.
Setelah Syaikh an-Nabhani wafat pada tahun 1977
M/1396 H, kedudukan beliau digantikan oleh Syaikh Abdul
Qadim Yusuf Zallum, salah seorang yang telah membantu
dakwah beliau sejak Hizb berdiri. Atas taufik Allah SWT,
Syaikh Abdul Qadim Zallum berhasil mengembangkan Hizb,
sehingga ribuan orang menjadi anggota dan pengemban
pemikirannya, sedangkan jutaan orang lainnya menjadi
pendukungnya. Di bawah kepemimpinan amir Hizb yang
kedua ini, Hizbut Tahrir mampu berjuang di berbagai negeri
Muslim, yakni di lebih dari 40 negara, dan menjadi partai
terbesar di dunia yang memperjuangkan tegaknya kembali
Khilafah.

Muktamar Tokoh Umat 2016 | 67

Amir Hizbut Tahrir yang sekarang, Syaikh Atha Abu


Rusythah, menjabat sejak tahun 2003 M/1424 H. Beliau
adalah seorang insinyur dan aktivis Hizbut Tahrir sejak
masih sangat muda. Beliau pernah menjadi pembantu Syaikh
Abdul Qadim Zallum, dan menjadi juru bicara Hizbut Tahrir
di Yordania. Syaikh Atha' Abu Rusythah pernah beberapa
kali dipenjara oleh penguasa-penguasa dzalim di sana,
sehingga dinyatakan oleh organisasi Amnesti International
sebagai tahanan nurani.
Hizbut Tahrir kini telah berkembang ke seluruh negara
Arab di Timur Tengah, termasuk di Afrika seperti Mesir,
Libya, Sudan dan Aljazair. Juga ke Turki, Inggris, Perancis,
Jerman, Austria, Belanda, dan negara-negara Eropa lainnya
hingga ke Amerika Serikat, Rusia, Uzbekistan, Tajikistan,
Kirgistan, Pakistan, Malaysia, Indonesia, dan Australia.
Hizbut Tahrir masuk ke Indonesia pada tahun 1980-an
dengan merintis dakwah di kampus-kampus besar di seluruh
Indonesia. Pada era 1990-an ide-ide dakwah Hizbut Tahrir
merambah ke masyarakat, melalui berbagai aktivitas dakwah
di masjid, perkantoran, perusahaan, dan perumahan.
Beberapa kegiatan besar yang pernah diselenggarakan
oleh Hizbut Tahrir Indonesia, di antaranya:

Konferensi Khilafah Internasional 2000


Konferensi Khilafah Internasional 2007
Muktamar Ulama Nasional 2009
Muktamar Muballighah Indonesia 2010
Konferensi Rajab 2011
Muslim Entrepreneur Forum 2012

68 | Bogor, 24 April 2016 M / 17 Rajab 1437 H

Konferensi Tokoh Umat 2012


Jakarta International of Muslim Intellectuals 2013
Muktamar Khilafah 2013
Konferensi Islam dan Peradaban 2014
Indonesia Congress of Muslim Students 2014
Kongres Ibu Nusantara 2014
Rapat dan Pawai Akbar 2015
dan kegiatan rutin lainnya yang diselenggarakan di
berbagai wilayah di Indonesia

Maka sudah tiba saatnya bagi seluruh kaum Muslim di


Indonesia, bergabung bersama Hizbut Tahrir untuk berjuang
bagi kesatuan dan persatuan kaum Muslimin di bawah
bendera Lailahaillallah Muhammadurrasulullah, termasuk
Anda! []

Muktamar Tokoh Umat 2016 | 69

70 | Bogor, 24 April 2016 M / 17 Rajab 1437 H

CATATAN

Muktamar Tokoh Umat 2016 | 71

72 | Bogor, 24 April 2016 M / 17 Rajab 1437 H

Muktamar Tokoh Umat 2016 | 73

74 | Bogor, 24 April 2016 M / 17 Rajab 1437 H

Muktamar Tokoh Umat 2016 | 75

76 | Bogor, 24 April 2016 M / 17 Rajab 1437 H

Muktamar Tokoh Umat 2016 | 77

78 | Bogor, 24 April 2016 M / 17 Rajab 1437 H

Anda mungkin juga menyukai