Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sistem endokrin adalah sistem kontrol kelenjar tanpa saluran (ductless) yang
menghasilkan hormon yang tersirkulasi di tubuh melalui aliran darah untuk
mempengaruhi organ-organ lain (Alvyanto, 2010).
Sistem endokrin, dalam kaitannya dengan sistem saraf, mengontrol dan
memadukan

fungsi

tubuh.

Kedua

sistem

ini

bersama-sama

bekerja

untuk

mempertahankan homeostasis tubuh. Fungsi mereka satu sama lain saling berhubungan,
namun dapat dibedakan dengan karakteristik tertentu. Misalnya, medulla adrenal dan
kelenjar hipofise posterior yang mempunyai asal dari saraf (neural). Jika keduanya
dihancurkan atau diangkat, maka fungsi dari kedua kelenjar ini sebagian diambil alih
oleh sistem saraf.
Dalam system endokrin terbagi atas dua bagian yaitu system endokrin dan
system eksokrim. System eksokirm merupakan system yang mengeluarkan enzim pada
permukaan tubuh seperti kulit, dan dinding pembuluh darah. System endokrin membahas
tentang system pengeluaran enzim ke dalam organ- organ dalam tubuh seperti ginjal,
hati, pancreas, pembuluh darah, dll. Salah satu penyakit yang disebabkan oleh system
endokrin ini diantaranya adalah hipotiroidisme. Merupakan salah satu penyakit yang
disebabkan oleh kekurangan kelenjar tyroid dalam menghasilkan hormone T3
( triodotironin ) dan t4 (tiroksin). Penyakit ini merupakan salah satu penyakit autoimun
yang dapat menyerang pada manusia utamanya pada laki-laki. Penyakit ini juga salah
satu penyakit yang dapat menyebabkan kematian pada stadium lanjut.
Berdasarkan uraian dari latar belakang diatas maka penulis dalam pembahasan
makalah ini membahas lebih lanjut tentang penyakit hipotiroidisme serta asuhan
keperawatan secara mendasar sehingga kita dapat mengetahui secara dini tentang
penyakit ini dan cara perawatannya.

B. Rumusan Masalah
1

1. Bagaimana konsep dasar hipotiroid ?


2. Bagaimana asuhan keperawatan pada klien hipotiroid ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui konsep dasar hipotiroid
2. Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada klien hipotiroid

BAB II
2

PEMBAHASAN
A. KONSEP DASAR HIPOTIROIDISME
1. Definisi
Hipotiroidisme merujuk pada kondisi yang dikarakteristikakan oleh tak
disekresikannya hormon-hormon tiroid. Ini dimanifestasikan dengan pelambatan
semua fungsi tubuh dan mental secara umum (Barbara:568).
Hipotiroidisme merupakan keadaan yang ditandai dengan terjadinya
hipofungsi tiroid yang berjalan lambat dan diikuti oleh gejala-gejala kegagalan tiroid.
Keadaan

ini

terjdai

akibat

kadar

hormon

tiroid

dibawah

nilai

optimal

(Brunner&Suddarth:1299).
Hipotiroid adalah penurunan sekresi hormon kelenjar tiroid sebagai akibat
kegagalan mekanisme kompensasi kelenjar tiroid dalam memenuhi kebutuhan
jaringan tubuh akan hormon-hormon tiroid (Hotma Rumahorbo S.kep,1999)
2. Etiologi
Hipotiroidisme dapat terjadi akibat malfungsi kelenjar tiroid, hipofisis, atau
hipotalamus. Apabila disebabkan oleh malfungsi kelenjar tiroid, maka kadar HT yang
rendah akan disertai oleh peningkatan kadar TSH dan TRH karena tidak adanya
umpan balik negatif oleh HT pada hipofisis anterior dan hipotalamus. Apabila
hipotiroidisme terjadi akibat malfungsi hipofisis, maka kadar HT yang rendah
disebabkan oleh rendahnya kadar TSH. TRH dari hipotalamus tinggi karena. tidak
adanya umpan balik negatif baik dari TSH maupun HT. Hipotiroidisme yang
disebabkan oleh malfungsi hipotalamus akan menyebabkan rendahnya kadar HT,
TSH, dan TRH.
Penyebab Penyakit Hipotiroidisme yang paling sering ditemukan :
a. Tiroiditis Hashimoto, juga disebut tiroiditis otoimun, terjadi akibat
adanya otoantibodi

yang

merusak

jaringan

kelenjar

tiroid.

Hal

ini

menyebabkan penurunan HT disertai peningkatan kadar TSH dan TRH akibat


umpan balik negatif yang minimal, Penyebab tiroiditis otoimun tidak
diketahui, tetapi tampaknya terdapat kecenderungan genetik untuk mengidap
penyakit ini. Penyebab yang paling sering ditemukan adalah tiroiditis
Hashimoto.Pada tiroiditis Hashimoto, kelenjar tiroid seringkali membesar dan
hipotiroidisme terjadi beberapa bulan kemudian akibat rusaknya daerah
kelenjar yang masih berfungsi.
3

b. Penyebab kedua tersering adalah pengobatan terhadap hipertiroidisme. Baik


yodium

radioaktif

maupun

pembedahan

cenderung

menyebabkan

hipotiroidisme.
c. Gondok endemik adalah hipotiroidisme akibat defisiensi iodium dalam
makanan.Gondok adalah pembesaran kelenjar tiroid. Pada defisiensi iodiurn
terjadi gondok karena sel-sel tiroid menjadi aktif berlebihan dan hipertrofik
dalarn usaha untuk menyerap sernua iodium yang tersisa dalam. darah. Kadar
HT yang rendah akan disertai kadar TSH dan TRH yang tinggi karena
minimnya umpan balik.Kekurangan yodium jangka panjang dalam makanan,
menyebabkan pembesaran kelenjar tiroid yang kurang aktif (hipotiroidisme
goitrosa).
d. Kekurangan yodium jangka panjang merupakan penyebab tersering dari
hipotiroidisme di negara terbelakang.
e. Karsinoma tiroid dapat, tetapi tidak selalu, menyebabkan hipotiroidisme.
Namun,terapi untuk kanker yang jarang dijumpai ini antara lain adalah
tiroidektomi, pemberian obat penekan TSH, atau terapi iodium radioaktif
untuk mengbancurkan jaringan tiroid. Semua pengobatan ini dapat
menyebabkan hipotiroidisme. Pajanan ke radiasi, terutama masa anak-anak,
adalah penyebab kanker tiroid. Defisiensi iodium juga dapat meningkatkan
risiko pembentukan kanker tiroid karena hal tersebut merangsang proliferasi
dan hiperplasia sel tiroid.
3. Manifestasi klinik menurut (Brunner&Suddarth:1300).
Hipotiroidisme menyerang wanita lima kali lebih sering dibandingkan lakilaki dan paling sering terjadi pada usia diantara 30 hingga 60 tahun. Gejala dini
hipotiroid tidak spesifik, namun terdapat tanda-tanda dan gejala yang meliputi:
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.

Kelelahan yang ekstrim


Kerontokan rambut
Kuku rapuh
Kulit kering
Rasa baal
Parestasia pada jari-jari tangan
Suara kasar atau parau
Gangguan haid (menoragia atau menorrhea) disamping hilangnya libido

Pada hipotiroid berat mengakibatkan:


a.
b.
c.
d.

Suhu tubuh dan frekuensi nadi subnormal


Kenaikan berat badan yang bahkan terjadi tanpa peningkatan asupan makanan
Kulit menjadi tebal
Rambut menipis dan rontok
4

e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.
m.
n.

Wajah tampak tanpa ekspresi dan mirip topeng


Mengeluh rasa dingin meskipun dalam lingkungan yang hangat
Lemah
Proses mental menjadi tumpul
Apatis
Bicara menjadi lamban
Ledah membesar
Ukuran tangan serta kaki bertambah
Konstipasi
Ketulian
Pada hipotiroidisme lanjut dapat menyebabkan demensia disertai perubahan

kognitif dan kepribadian yang khas.Respirasi dan apnea dapat terjadi.Serta efusi
pleura dan efusi pericardial.
Koma miksedema menggambarkan stadium hipotiroidisme yang paling
ekstrim dan berat, dimana pasien mengalami hipotermi dan tak sadarkan diri.
4. Patofisiologi
Iodium merupakan semua bahan utama yang dibutuhkan tubuh untuk
pembentukan hormon tyroid. Bahan yang mengandung iodium diserap usus, masuk ke
dalam sirkulasi darah dan ditangkap paling banyak oleh kelenjar tyroid. Dalam
kelenjar, iodium dioksida menjadi bentuk yang aktif yang distimuler oleh Tiroid
Stimulating Hormon kemudian disatukan menjadi molekul tiroksin yang terjadi pada
fase sel koloid. Senyawa yang terbentuk dalam molekul diyodotironin membentuk
tiroksin (T4) dan molekul yoditironin (T3). Tiroksin (T4) menunjukkan pengaturan
umpan balik negatif dari sekresi Tiroid Stimulating Hormon dan bekerja langsung
pada tirotropihypofisis, sedang tyrodotironin (T3) merupakan hormon metabolik tidak
aktif. Beberapa obat dan keadaan dapat mempengaruhi sintesis, pelepasan dan
metabolisme tyroid sekaligus menghambat sintesis tiroksin (T4) dan melalui
rangsangan umpan balik negatif meningkatkan pelepasan TSH oleh kelenjar hypofisis.
Keadaan ini menyebabkan pembesaran kelenjar tyroid.( Hotma Rumahorbo,1999)
5. Klasifikasi
Lebih dari 95% penderita hipotiroidisme mengalami hipotiroidisme primer
atau tiroidal yang mengacu kepada disfungsi kelenjar tiroid itu sendiri. Apabila
disfungsi tiroid disebabkan oleh kegagalan kelenjar hipofisis, hipotalamus atau
keduanya disebut hipotiroidisme sentral (hipotiroidisme sekunder) atau pituitaria. Jika
sepenuhnya

disebabkan

oleh

hipofisis

(Brunner&Suddarth:1299).
5

disebut

hipotiroidisme

tersier

Jenis
Organ
Hipotiroidisme kelenjar tiroid

Keterangan
Paling sering terjadi. Meliputi penyakit Hashimoto

primer

tiroiditis (sejenis penyakit autoimmune) dan terapi


radioiodine(RAI)

Hipotiroidisme kelenjar
sekunder

untuk

merawat

penyakit

hipertiroidisme.
Terjadi jika kelenjar hipofisis tidak menghasilkan

hipofisis(pituitari) cukup hormon perangsang tiroid (TSH) untuk


merangsang kelenjar tiroid untuk menghasilkan
jumlah tiroksin yang cukup. Biasanya terjadi apabila
terdapat tumor di kelenjar hipofisis, radiasi atau
pembedahan yang menyebabkan kelenjar tiroid tidak

Hipotiroidisme hipotalamus

lagi dapat menghasilkan hormon yang cukup.


Terjadi ketika hipotalamus gagal menghasilkan TRH

tertier

yang cukup. Biasanya disebut juga disebut


hypothalamic-pituitary-axis hypothyroidism.

6. Pemeriksaan penunjang (Brunner&Suddarth:1297).


a. T4 Serum
Penentuan T4 serum dengan tekhnik radio immunoassay pada hipotiroid
ditemukan kadar T4 serum normal sampai rendah.Normal kadar T4 serum
diantara 4,5 dan 11,5 mg/dl (58,5 hinnga 150 nmol/L)
b. T3 Serum
Kadar T3 serum biasanya dalam keadaan normal-rendah.Normal kadar T3
serum adalah 70 hingga 220 mg/dl (1,15 hingga 3,10 nmol/L)
c. Tes T3 Ambilan Resin
Pada hipotiroidisme, maka hasil tesnya kurang dari 25% (0,25)
d. Tes TRH (Thyrotropin Releasing Hormon)
Pada hipotiroid yang disebabkan oleh keadaan kelenjar tiroid maka akan
ditemukan peningkatan kadar TSH serum.
7. Komplikasi
a. Koma miksedema, ditandai oleh eksaserbasi (perburukan) semua gejala
hipotiroidisme termasuk hipotermi tanpa menggigil, hipotensi, hipoglikemia,
hipoventilasi, dan penurunan kesadaran hingga koma.
b. Kematian dapat terjadi apabila tidak diberikan HT dan stabilisasi semua gejala.
8. Penatalaksanaan
6

a. Medis
Tujuan

primer

penatalalaksanaan

hipotiroidisme

ialah

memulihkan

metabolisme pasien kembali kepada keadaan metabolic normal, dengan cara


mengganti hormone yang hilang.Livotiroksin sintetik (Synthroid atau levothroid)
merupakan preparat terpilih untuk pengobatan hipotiroidisme dan supresi penyakit
goiter nontoksik.Dosis terapi penggantian hormonal berdasarkan pada konsentrasi
TSH dalam serum pasien.Preparat tiroid yang dikeringkan jarang digunakan karena
sering menyebabkan kenaikan sementara konsentrasi T3 dan kadang-kadang disertai
dengan gejala hipertiroidisme. Hal-hal yang bisa dilakukan pada pasien dengan
hipotiroid antara lain:
1) Pemeliharaan fungsi vital
2) Gas darah arteri
3) Pemberian cairan dilakukan dengan hati-hati karena bahaya intoksikasi
air.
4) Infus larutan glukosa pekat
5) Terapi kortikosteroid
b. Keperawatan
1) Modifikasi aktifitas
2) Pemantauan yang berkelanjutan
3) Pengaturan suhu
4) Dukungan emosional
5) Pendidikan pasien dan pertimbangan perawatan dirumah

B. ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN HIPOTIROID


Tn. B (45th), MRS dengan keluhan lemas - menerus sejak 7 hari yang lalu meskipun
sudah istrirahat seharian dirumah. Pasien mengeluh susah menelan dan berbicara karena lidah
yang bengkak. Meskipun nafsu makan menurun tetapi BB pasien bertambah. Klien sudah 4
hari tidak BAB. Kulit tampak kering, tebal, dingin, pucat, dan berisik. Muka miksedema,
lidah membesar dan ada edema perifer. Konjungtiva pucat.
TB

: 165cm

BB

: 80kg

TD

: 120/70mmHg

HR

: 60x/mnt

:35,5oC

RR

: 16x/menit

Pemeriksaan Lab
a. Hipoalbuminea
8

b.
c.
d.
e.

Anemia
Hiponatremia
Penurunan T3 dan T4
Peningkatan TSH

1. Pengkajian
a. Identitas Pasien
Nama
Umur
Agama
Jenis Kelamin
Ststus
Pendidikan
Pekerjaan
Suku Bangsa
Diagnosa Medis

: Tn. B
: 45 thn
: : ::::: Hipotiroid

b. Pola Kebutuhan Dasar


1) Pola Bernafas
Tidak terkaji
2) Pola Makan dan Minum
Px mengatakan susah menelan dan berbicara karena lidahnya bengkak,
tetapi BB px bertambah
3) Pola Eleminasi
Px mengatakan sudah 4 hari tidak BAB
4) Pola Aktifitas dan Latihan
Tidak Terkaji
5) Pola Istirahat dan Tidur
Tidak terkaji
6) Pola Berpakaian
Tidak terkaji
7) Pola Rasa Nyaman
Tidak terkaji
8) Pola Kebersihan Diri
Tidak terkaji
9) Pola Rasa Aman
Tidak terkaji
10) Pola Komunikasi dan Hubungan dengan orang lain
Tidak terkaji
11) Pola Beribadah
Tidak terkaji
12) Pola Produktifitas
Tidak terkaji
13) Pola Rekreasi
Tidak terkaji
14) Pola Belajar
Tidak terkaji
c. Pengkajian Fisik
1) TTV :
9

Tekanan darah
: 120/70 mmHg
HR
: 60 x/mnt
0
Suhu : 35,5 c
RR
: 16x/menit
2) Atropometri
Tidak terkaji
3) Keadaan Fisik
- Px mengeluh lemas terus-menerus sejak 7 hari yang lalu meskipun
sudah istirahat seharian di rumah.
d. Pemeriksaan Penunjang
1) Hipoalbuminea
2) Anemia
3) Hiponatremia
4) Pemeriksaan T3 dan T4 serum
a) Jika kadar TSH meningkat, maka T3 dan T4 menurun sehingga
terjadi hipotiroid
5) Pemeriksaan TSH
a) Diproduksi kelenjar hipofise merangsang kelenjar tiroid untuk
membuat dan mengeluarkan hormon tiroid. Saat kadar hormon
tiroid menurun, maka TSH akan menurun. Pemeriksaan TSH
menggunakan uji sensitif merupakan scirining awal yang
direkomendasikan

saat

dicurigai

penyakit

tiroid.

Dengan

mengetahui kadar TSH, maka dapat dibedakan anatara pasien


hipotiroid,hipertiroid dan orang normal. Pada dasar nya TSH nrmal
dapat menyingkirkan penyakit tiroid primer.
b) Kadar TSH meningkat sehingga terjadi hipotiroid.

ANALISA DATA
NO Data

Interpretasi

10

Masalah

1.

DS : px mengeluh lemas terus menerus Kekurangan vit B12 dan Intoleransi


asam
sejak 7 hari, konjungtiva pucat
aktifitas
folatPembentukan
eritrosit tidak optimal
DO: Produksi SDM menurun

Anemia

Kelemahan

Intoleransi Aktifitas

DS: px mengeluh susah menelan, dan

Penurunan produksi T3

Perubahan nutrisi

px mengatakan nafsu makan menurun

dan T4 penurunan

lebih

proses metabolic

kebutuhan tubuh

DO : BB : 80kg. lidah px tampak


memebesar

dari

oksidasi menurun
peningkatan penimbunan
zat-zat makanan dalm
jaringan tubuh
peningkatan BB
perubahan nutrisi lbh
dari kebutuhan

DS : DO :Kulit tampak kering, tebal,

Kurang asupan iodium

Gangguan body

menghambat prod T3

image

dingin, pucat, bersisik. Muka

dan T4 peningkatan

miksedema, lidah membesar dan

sekresi TSH

edema perifer.

peningkatan produksi
tiroglobulin ukuran
folikel membesar
hiperflasia kelenjar
gangguan body image

11

2. Diagnosa Keperawatan
No.

Hari/Tgl,

Diagnosa Keperawatan

Tgl Teratasi

Ditemukan
Kamis, 20-10-

Intoleransi aktifitas b.d kelelahan dan

2016

penurunan proses kognitif d.d pasien mengeluh

TTD

lemas terus menerus sejak 7 hari yang lalu,


2

Kamis, 20-10-

konjungtiva pucat
Perubahan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh

2016

b/d penurunan proses metabolisme (peningkatan


BB) d.d berat badan pasien bertambah, tidak
BAB dari 4 hari yang lalu

Kamis, 20-10-

Gangguan body image b/d perubahan

2016

penampilan fisik d.d pembesaran kelenjar tiroid,


kulit bersisik

3. Rencana Tindakan
Hari/T

No

Tujuan & KH

Intervensi

Rasional

gl
Kamis,

DX
1
Setelah diberikan askep

20-102016

TTD

1. Atur interval waktu

1. Mendorong aktivitas

selama 3x24 jam

antar aktivitas untuk

sambil

diharapkan

meningkatkan istirahat

kesmpatan

meningkatkan

dan latihan yang dapat

mendapatkan

partisipasi dalam

ditolelir

yang adekuat

2. Bantu aktivtas

2. Memberi kesempatan

perawatan mandiri

pada

memberikan
untuk
istirahat

aktifitas dan
kemandirian

pasien

untuk

KH:
:
ketika pasien berada
1. Mampu melakukan
dalam keadaan lelah
aktifitas sehari hari 3. Berikan stimulasi

berpartisipasi

secara mandiri
melalui percakapan dan
2.
Memperlihatkan
aktivitas yang tidak
perhatian dan kesadaran
menimbulkan stress
4. Pantau respon pasien

perhatian tanpa terlalu

12

dalam

aktivitas mandiri
3.
Meningkatkan
menimbulkan
pada pasien

stress

4. Menjaga pasien agar


pada lingkungan

terhadap peningkatan
aktivitas

yang

berlebihan atau kurang

aktivitas dan berbagai

Kamis,

melakukan

aktivitas

3. Berpartisipasi dalam
kejadian

tidak

dalam

lingkungan
Setelah diberikan askep 1.Auskultasi

bising 1.Kekurangan

kortisol

20-10-

selam 3 x 24 jam

usus dan kaji apakah dapat

menyebabkan

2016

diharapkan

ada nyeri perut, mual gejala

gastrointestinal

nutrisi

pasien adekuat dengan

atau muntah

berat

criteria :

yang

mempengaruhi
pencernaan

1.tidak ada mual dan

dan

absorpsi dari makanan

muntah, anoreksia
2.menunjukkan

BB

stabil atau meningkat


3.nilai

laboratorium

normal
4.Konjungtiva anemis

2.Catat

adanya

kulit

yang

dingin

atau

basah,

perubahan

tingkat

kesadaran,

nadi yang cepat, peka


rangsang,

nyeri

kepala, sempoyongan
3.Pantau
makanan

pemasukan
dan

timbang berat badan

2.Gejala

hipoglikemia

dengan timbulnya tanda


tersebut mungkin perlu
pemberian glukosa dan
mengindikasikan
pemberian

tambahan

glukokortikoid
3.Anoreksia, kelemahan
dan

kehilangan

pengaturan metabolisme
oleh kortisol terhadap

setiap hari

makanan

dapat

mengakibatkan
penurunan

BB

dan

terjadinya

malnutrisi

yang serius.
4.Catat
mengenai
13

muntah
jumlah

4.Perhatikan : BB yang
meningkat dengan cepat

kejadian

atau merupakan

karakteristik lainnya

indikasi

terjadinya retensi cairan


atau

pengaruh

dari

pemberian
5.Berikan atau bantu
perawatan mulut

glukokortikoid.
5.Ini dapat membantu
untuk

menentukan

derajat

kemampuan

pencernaan

atau

absorpsi makanan

6.Berikan

lingkungan

yang nyaman untuk


makan contoh bebas
dari bau tidak sedap,
tidak

terlalu

ramai,udara

-Mulut

yang

bersih

dapat

meningkatkan

nafsu makan
6.Dapat

meningkatkan

nafsu

makan

dan

memperbaiki
pemasukan makanan

yang

tidak nyaman
7.Berikan

informasi

tentang menu pilihan


7.Perencanaan
yang
dapat
nafsu

disukai

menu
pasien

menstimulasi
makan

dan

meningkatkan
pemasukan makanan
8.Konsultasikan dengan
ahli gizi

8.Bermanfaat
menentukan
penggunaan / kebutuhan

14

kalori dengan cepat


9.Berikan
dalam

makanan 9.Makanan dalam porsi


porsi

kecil kecil kalau diberikan

tetapi sering dengan akhirnya jumlah kalori


tinggi

kalori

dan yang

protein bila makan hari

dibutuhkan
bisa

terpenuhi.

lewat oral telah dapat Disamping


dilakukan

per

itu

juga

dapat mengurangi mual


dan muntah. Pemberian
makanan padat dapat
diganti dengan makanan
parenteral. Peningkatan
pemasukan

kalori

mungkin

dibutuhkan

untuk meningkatkan BB
mencegah
hipoglikemia.
10. Pantau Hb
10.Anemia dapat terjadi
akibat
atau

deficit

nutrisi

pengenceran

(dilusi)

yang

terjadi

akibat

retensi

cairan

sehubungan pemberian
Kamis,

Setelah diberikan askep 1.Bina

20-10-

selama

3x

2016

diharapkan

24

jam

glukokortikoid.
hubungan 1.Dalam
hubungan

terapeutik perawat / membantu, pasien dapat


pasien

mulai

untuk

menunjukkan beberapa

mempercayai

penerimaan diri, dengan

mencoba pemikiran dan

kriteria hasil : kulit

perilaku baru

kembali normal, tidak


bersisik, tidak terjadi 2.Biarkan
15

pasien

2.Memberikan

dan

pembesaran pd kelnjar
tiroid

menggambarkan

kesempatan

dirinya sendiri

mendiskusikan persepsi
pasien tentang diri /
gambaran

diri

kenyataan

dan
situasi

individu
3.Catat

penolakan

pasien dari dan /


ketidaknyamanan
dalam

hubungan

sosial

3.Menunjukkan
perasaan
takut
penilaian
lain.

isolasi

dan

penolakn
oleh

orang

Penghindaran

situasi social dan kontak


dengan orang lain dapat
membuat perasaan tidak
berharga

BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Hipotiroidisme adalah satu keadaan penyakit yang di sebabkan oleh kurang
penghasilan hormon tiroid oleh kelenjar tiroid. Hipotiroidisme adalah suatu keadaan di mana
kelenjar tiroid kurang aktif dan menghasilkan terlalu sedikit hormon tiroid. Hipotiroid yang
sangat berat di sebut miksedema. Hipotiroidisme terjadi akibat penurunan kadar hormon
tiroid dalam darah. Kelainan ini kadang-kadang di sebut miksedema.
16

Hipotiroidisme dapat terjadi akibat malfungsi kelenjar tiroid, hipofisis, atau


hipotalamus. Adapun penyakit hipotiroidisme yaitu Penyakit Hashimoto atau yang juga di
sebut tiroiditis otoimun, gondok endemik, ekurangan yodium jangka panjang, dan arsinoma
tiroid. Ada tiga jeni hipotiroidisme yaitu hipotiroidisme primer, hipotiroiditisme sekunder,
dan hipotiroidisme tersier.
Tanda dan gejala hipotiroidisme yaitu nafsu makan berkurang, sembelit, pertumbuhan
tulang dan gigi yang lambat. suara serak, berbicara lambat, kelopak mata turun, wajah
bengkak, rambut tipis/kering dan kasar, kulit kering, kasar, bersisik dan menebal, denyut nadi
lambat, gerakan tubuh lamban, lemah, pusing, capek, pucat, sakit pada sendi atau otot, tidak
tahan terhadap dingin, depresi, penurunan fungsi indera pengecapan dan penciuman, alis
mata rontok, keringat berkurang.
B.

Saran

Semoga makalah yang kami buat dapat bermanfaat bagi semua orang yang
membacanya terutama dosen pada umumnya dan mahasiswa / mahasiswi pada umumnya.
Dengan adanya makalah ini di harapkan dapat membantu mata kuliah Sistem Endokrin .
Selain itu di perlukan lebih banyak referensi dalam penyusunan makalah ini agar lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA
Bruner and Suddarth, (2002) Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 8, Volume 2
Jakarta :EGC.
Doenges, ME and Moorhouse, MF : Nurses Pocket Guide : Nursing Diagnoses with
Interventions, edisi 3. FA Davis, Philadelphia, 1991.
Guyton, Arthur C (2007) Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Edisi 11, Alih bahasa : Irawati.
Jakarta : EGC.
Mansjoer, A, (2001) Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 3, Jilid 1. Jakarta : Media Aesculapius.
17

https://imutzsweety17.wordpress.com/2012/05/01/askep-hipotiroidisme/
https://www.scribd.com/doc/315255132/makalah-askep-hipotiroid

18

Anda mungkin juga menyukai