Endokrin Askep Hipotiroid
Endokrin Askep Hipotiroid
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sistem endokrin adalah sistem kontrol kelenjar tanpa saluran (ductless) yang
menghasilkan hormon yang tersirkulasi di tubuh melalui aliran darah untuk
mempengaruhi organ-organ lain (Alvyanto, 2010).
Sistem endokrin, dalam kaitannya dengan sistem saraf, mengontrol dan
memadukan
fungsi
tubuh.
Kedua
sistem
ini
bersama-sama
bekerja
untuk
mempertahankan homeostasis tubuh. Fungsi mereka satu sama lain saling berhubungan,
namun dapat dibedakan dengan karakteristik tertentu. Misalnya, medulla adrenal dan
kelenjar hipofise posterior yang mempunyai asal dari saraf (neural). Jika keduanya
dihancurkan atau diangkat, maka fungsi dari kedua kelenjar ini sebagian diambil alih
oleh sistem saraf.
Dalam system endokrin terbagi atas dua bagian yaitu system endokrin dan
system eksokrim. System eksokirm merupakan system yang mengeluarkan enzim pada
permukaan tubuh seperti kulit, dan dinding pembuluh darah. System endokrin membahas
tentang system pengeluaran enzim ke dalam organ- organ dalam tubuh seperti ginjal,
hati, pancreas, pembuluh darah, dll. Salah satu penyakit yang disebabkan oleh system
endokrin ini diantaranya adalah hipotiroidisme. Merupakan salah satu penyakit yang
disebabkan oleh kekurangan kelenjar tyroid dalam menghasilkan hormone T3
( triodotironin ) dan t4 (tiroksin). Penyakit ini merupakan salah satu penyakit autoimun
yang dapat menyerang pada manusia utamanya pada laki-laki. Penyakit ini juga salah
satu penyakit yang dapat menyebabkan kematian pada stadium lanjut.
Berdasarkan uraian dari latar belakang diatas maka penulis dalam pembahasan
makalah ini membahas lebih lanjut tentang penyakit hipotiroidisme serta asuhan
keperawatan secara mendasar sehingga kita dapat mengetahui secara dini tentang
penyakit ini dan cara perawatannya.
B. Rumusan Masalah
1
BAB II
2
PEMBAHASAN
A. KONSEP DASAR HIPOTIROIDISME
1. Definisi
Hipotiroidisme merujuk pada kondisi yang dikarakteristikakan oleh tak
disekresikannya hormon-hormon tiroid. Ini dimanifestasikan dengan pelambatan
semua fungsi tubuh dan mental secara umum (Barbara:568).
Hipotiroidisme merupakan keadaan yang ditandai dengan terjadinya
hipofungsi tiroid yang berjalan lambat dan diikuti oleh gejala-gejala kegagalan tiroid.
Keadaan
ini
terjdai
akibat
kadar
hormon
tiroid
dibawah
nilai
optimal
(Brunner&Suddarth:1299).
Hipotiroid adalah penurunan sekresi hormon kelenjar tiroid sebagai akibat
kegagalan mekanisme kompensasi kelenjar tiroid dalam memenuhi kebutuhan
jaringan tubuh akan hormon-hormon tiroid (Hotma Rumahorbo S.kep,1999)
2. Etiologi
Hipotiroidisme dapat terjadi akibat malfungsi kelenjar tiroid, hipofisis, atau
hipotalamus. Apabila disebabkan oleh malfungsi kelenjar tiroid, maka kadar HT yang
rendah akan disertai oleh peningkatan kadar TSH dan TRH karena tidak adanya
umpan balik negatif oleh HT pada hipofisis anterior dan hipotalamus. Apabila
hipotiroidisme terjadi akibat malfungsi hipofisis, maka kadar HT yang rendah
disebabkan oleh rendahnya kadar TSH. TRH dari hipotalamus tinggi karena. tidak
adanya umpan balik negatif baik dari TSH maupun HT. Hipotiroidisme yang
disebabkan oleh malfungsi hipotalamus akan menyebabkan rendahnya kadar HT,
TSH, dan TRH.
Penyebab Penyakit Hipotiroidisme yang paling sering ditemukan :
a. Tiroiditis Hashimoto, juga disebut tiroiditis otoimun, terjadi akibat
adanya otoantibodi
yang
merusak
jaringan
kelenjar
tiroid.
Hal
ini
radioaktif
maupun
pembedahan
cenderung
menyebabkan
hipotiroidisme.
c. Gondok endemik adalah hipotiroidisme akibat defisiensi iodium dalam
makanan.Gondok adalah pembesaran kelenjar tiroid. Pada defisiensi iodiurn
terjadi gondok karena sel-sel tiroid menjadi aktif berlebihan dan hipertrofik
dalarn usaha untuk menyerap sernua iodium yang tersisa dalam. darah. Kadar
HT yang rendah akan disertai kadar TSH dan TRH yang tinggi karena
minimnya umpan balik.Kekurangan yodium jangka panjang dalam makanan,
menyebabkan pembesaran kelenjar tiroid yang kurang aktif (hipotiroidisme
goitrosa).
d. Kekurangan yodium jangka panjang merupakan penyebab tersering dari
hipotiroidisme di negara terbelakang.
e. Karsinoma tiroid dapat, tetapi tidak selalu, menyebabkan hipotiroidisme.
Namun,terapi untuk kanker yang jarang dijumpai ini antara lain adalah
tiroidektomi, pemberian obat penekan TSH, atau terapi iodium radioaktif
untuk mengbancurkan jaringan tiroid. Semua pengobatan ini dapat
menyebabkan hipotiroidisme. Pajanan ke radiasi, terutama masa anak-anak,
adalah penyebab kanker tiroid. Defisiensi iodium juga dapat meningkatkan
risiko pembentukan kanker tiroid karena hal tersebut merangsang proliferasi
dan hiperplasia sel tiroid.
3. Manifestasi klinik menurut (Brunner&Suddarth:1300).
Hipotiroidisme menyerang wanita lima kali lebih sering dibandingkan lakilaki dan paling sering terjadi pada usia diantara 30 hingga 60 tahun. Gejala dini
hipotiroid tidak spesifik, namun terdapat tanda-tanda dan gejala yang meliputi:
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.
m.
n.
kognitif dan kepribadian yang khas.Respirasi dan apnea dapat terjadi.Serta efusi
pleura dan efusi pericardial.
Koma miksedema menggambarkan stadium hipotiroidisme yang paling
ekstrim dan berat, dimana pasien mengalami hipotermi dan tak sadarkan diri.
4. Patofisiologi
Iodium merupakan semua bahan utama yang dibutuhkan tubuh untuk
pembentukan hormon tyroid. Bahan yang mengandung iodium diserap usus, masuk ke
dalam sirkulasi darah dan ditangkap paling banyak oleh kelenjar tyroid. Dalam
kelenjar, iodium dioksida menjadi bentuk yang aktif yang distimuler oleh Tiroid
Stimulating Hormon kemudian disatukan menjadi molekul tiroksin yang terjadi pada
fase sel koloid. Senyawa yang terbentuk dalam molekul diyodotironin membentuk
tiroksin (T4) dan molekul yoditironin (T3). Tiroksin (T4) menunjukkan pengaturan
umpan balik negatif dari sekresi Tiroid Stimulating Hormon dan bekerja langsung
pada tirotropihypofisis, sedang tyrodotironin (T3) merupakan hormon metabolik tidak
aktif. Beberapa obat dan keadaan dapat mempengaruhi sintesis, pelepasan dan
metabolisme tyroid sekaligus menghambat sintesis tiroksin (T4) dan melalui
rangsangan umpan balik negatif meningkatkan pelepasan TSH oleh kelenjar hypofisis.
Keadaan ini menyebabkan pembesaran kelenjar tyroid.( Hotma Rumahorbo,1999)
5. Klasifikasi
Lebih dari 95% penderita hipotiroidisme mengalami hipotiroidisme primer
atau tiroidal yang mengacu kepada disfungsi kelenjar tiroid itu sendiri. Apabila
disfungsi tiroid disebabkan oleh kegagalan kelenjar hipofisis, hipotalamus atau
keduanya disebut hipotiroidisme sentral (hipotiroidisme sekunder) atau pituitaria. Jika
sepenuhnya
disebabkan
oleh
hipofisis
(Brunner&Suddarth:1299).
5
disebut
hipotiroidisme
tersier
Jenis
Organ
Hipotiroidisme kelenjar tiroid
Keterangan
Paling sering terjadi. Meliputi penyakit Hashimoto
primer
Hipotiroidisme kelenjar
sekunder
untuk
merawat
penyakit
hipertiroidisme.
Terjadi jika kelenjar hipofisis tidak menghasilkan
Hipotiroidisme hipotalamus
tertier
a. Medis
Tujuan
primer
penatalalaksanaan
hipotiroidisme
ialah
memulihkan
: 165cm
BB
: 80kg
TD
: 120/70mmHg
HR
: 60x/mnt
:35,5oC
RR
: 16x/menit
Pemeriksaan Lab
a. Hipoalbuminea
8
b.
c.
d.
e.
Anemia
Hiponatremia
Penurunan T3 dan T4
Peningkatan TSH
1. Pengkajian
a. Identitas Pasien
Nama
Umur
Agama
Jenis Kelamin
Ststus
Pendidikan
Pekerjaan
Suku Bangsa
Diagnosa Medis
: Tn. B
: 45 thn
: : ::::: Hipotiroid
Tekanan darah
: 120/70 mmHg
HR
: 60 x/mnt
0
Suhu : 35,5 c
RR
: 16x/menit
2) Atropometri
Tidak terkaji
3) Keadaan Fisik
- Px mengeluh lemas terus-menerus sejak 7 hari yang lalu meskipun
sudah istirahat seharian di rumah.
d. Pemeriksaan Penunjang
1) Hipoalbuminea
2) Anemia
3) Hiponatremia
4) Pemeriksaan T3 dan T4 serum
a) Jika kadar TSH meningkat, maka T3 dan T4 menurun sehingga
terjadi hipotiroid
5) Pemeriksaan TSH
a) Diproduksi kelenjar hipofise merangsang kelenjar tiroid untuk
membuat dan mengeluarkan hormon tiroid. Saat kadar hormon
tiroid menurun, maka TSH akan menurun. Pemeriksaan TSH
menggunakan uji sensitif merupakan scirining awal yang
direkomendasikan
saat
dicurigai
penyakit
tiroid.
Dengan
ANALISA DATA
NO Data
Interpretasi
10
Masalah
1.
Anemia
Kelemahan
Intoleransi Aktifitas
Penurunan produksi T3
Perubahan nutrisi
dan T4 penurunan
lebih
proses metabolic
kebutuhan tubuh
dari
oksidasi menurun
peningkatan penimbunan
zat-zat makanan dalm
jaringan tubuh
peningkatan BB
perubahan nutrisi lbh
dari kebutuhan
Gangguan body
menghambat prod T3
image
dan T4 peningkatan
sekresi TSH
edema perifer.
peningkatan produksi
tiroglobulin ukuran
folikel membesar
hiperflasia kelenjar
gangguan body image
11
2. Diagnosa Keperawatan
No.
Hari/Tgl,
Diagnosa Keperawatan
Tgl Teratasi
Ditemukan
Kamis, 20-10-
2016
TTD
Kamis, 20-10-
konjungtiva pucat
Perubahan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh
2016
Kamis, 20-10-
2016
3. Rencana Tindakan
Hari/T
No
Tujuan & KH
Intervensi
Rasional
gl
Kamis,
DX
1
Setelah diberikan askep
20-102016
TTD
1. Mendorong aktivitas
sambil
diharapkan
meningkatkan istirahat
kesmpatan
meningkatkan
mendapatkan
partisipasi dalam
ditolelir
yang adekuat
2. Bantu aktivtas
2. Memberi kesempatan
perawatan mandiri
pada
memberikan
untuk
istirahat
aktifitas dan
kemandirian
pasien
untuk
KH:
:
ketika pasien berada
1. Mampu melakukan
dalam keadaan lelah
aktifitas sehari hari 3. Berikan stimulasi
berpartisipasi
secara mandiri
melalui percakapan dan
2.
Memperlihatkan
aktivitas yang tidak
perhatian dan kesadaran
menimbulkan stress
4. Pantau respon pasien
12
dalam
aktivitas mandiri
3.
Meningkatkan
menimbulkan
pada pasien
stress
terhadap peningkatan
aktivitas
yang
Kamis,
melakukan
aktivitas
3. Berpartisipasi dalam
kejadian
tidak
dalam
lingkungan
Setelah diberikan askep 1.Auskultasi
bising 1.Kekurangan
kortisol
20-10-
selam 3 x 24 jam
menyebabkan
2016
diharapkan
gastrointestinal
nutrisi
atau muntah
berat
criteria :
yang
mempengaruhi
pencernaan
dan
muntah, anoreksia
2.menunjukkan
BB
laboratorium
normal
4.Konjungtiva anemis
2.Catat
adanya
kulit
yang
dingin
atau
basah,
perubahan
tingkat
kesadaran,
nyeri
kepala, sempoyongan
3.Pantau
makanan
pemasukan
dan
2.Gejala
hipoglikemia
tambahan
glukokortikoid
3.Anoreksia, kelemahan
dan
kehilangan
pengaturan metabolisme
oleh kortisol terhadap
setiap hari
makanan
dapat
mengakibatkan
penurunan
BB
dan
terjadinya
malnutrisi
yang serius.
4.Catat
mengenai
13
muntah
jumlah
4.Perhatikan : BB yang
meningkat dengan cepat
kejadian
atau merupakan
karakteristik lainnya
indikasi
pengaruh
dari
pemberian
5.Berikan atau bantu
perawatan mulut
glukokortikoid.
5.Ini dapat membantu
untuk
menentukan
derajat
kemampuan
pencernaan
atau
absorpsi makanan
6.Berikan
lingkungan
terlalu
ramai,udara
-Mulut
yang
bersih
dapat
meningkatkan
nafsu makan
6.Dapat
meningkatkan
nafsu
makan
dan
memperbaiki
pemasukan makanan
yang
tidak nyaman
7.Berikan
informasi
disukai
menu
pasien
menstimulasi
makan
dan
meningkatkan
pemasukan makanan
8.Konsultasikan dengan
ahli gizi
8.Bermanfaat
menentukan
penggunaan / kebutuhan
14
kalori
dan yang
dibutuhkan
bisa
terpenuhi.
per
itu
juga
kalori
mungkin
dibutuhkan
untuk meningkatkan BB
mencegah
hipoglikemia.
10. Pantau Hb
10.Anemia dapat terjadi
akibat
atau
deficit
nutrisi
pengenceran
(dilusi)
yang
terjadi
akibat
retensi
cairan
sehubungan pemberian
Kamis,
20-10-
selama
3x
2016
diharapkan
24
jam
glukokortikoid.
hubungan 1.Dalam
hubungan
mulai
untuk
menunjukkan beberapa
mempercayai
perilaku baru
pasien
2.Memberikan
dan
pembesaran pd kelnjar
tiroid
menggambarkan
kesempatan
dirinya sendiri
mendiskusikan persepsi
pasien tentang diri /
gambaran
diri
kenyataan
dan
situasi
individu
3.Catat
penolakan
hubungan
sosial
3.Menunjukkan
perasaan
takut
penilaian
lain.
isolasi
dan
penolakn
oleh
orang
Penghindaran
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Hipotiroidisme adalah satu keadaan penyakit yang di sebabkan oleh kurang
penghasilan hormon tiroid oleh kelenjar tiroid. Hipotiroidisme adalah suatu keadaan di mana
kelenjar tiroid kurang aktif dan menghasilkan terlalu sedikit hormon tiroid. Hipotiroid yang
sangat berat di sebut miksedema. Hipotiroidisme terjadi akibat penurunan kadar hormon
tiroid dalam darah. Kelainan ini kadang-kadang di sebut miksedema.
16
Saran
Semoga makalah yang kami buat dapat bermanfaat bagi semua orang yang
membacanya terutama dosen pada umumnya dan mahasiswa / mahasiswi pada umumnya.
Dengan adanya makalah ini di harapkan dapat membantu mata kuliah Sistem Endokrin .
Selain itu di perlukan lebih banyak referensi dalam penyusunan makalah ini agar lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Bruner and Suddarth, (2002) Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 8, Volume 2
Jakarta :EGC.
Doenges, ME and Moorhouse, MF : Nurses Pocket Guide : Nursing Diagnoses with
Interventions, edisi 3. FA Davis, Philadelphia, 1991.
Guyton, Arthur C (2007) Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Edisi 11, Alih bahasa : Irawati.
Jakarta : EGC.
Mansjoer, A, (2001) Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 3, Jilid 1. Jakarta : Media Aesculapius.
17
https://imutzsweety17.wordpress.com/2012/05/01/askep-hipotiroidisme/
https://www.scribd.com/doc/315255132/makalah-askep-hipotiroid
18