"IP awal mengajukan kredit untuk rumahnya sendiri kurang lebih Rp 1 miliar dengan JL," kata
Arief di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Jumat (25/10/2013).
Dari pertemuan tersebut, timbullah niat buruk dari Iyan dan mencoba merayu JL melakukan
pembobolan BSM melalui kredit fiktif. Kedekatan antara debitur dengan accounting officer
tersebut berlanjut sampai akhirnya Iyan mengajukan kredit 197 nasabah untuk perumahan
dengan plafon Rp 100 juta sampai Rp 300 juta.
Kedekatan tersebut dimanfaatkan Iyan sehingga kredit palsu yang diajukannya bisa berjalan
mulus karena pihak BSM tidak melakukan penelitian secara langsung kepada nasabah yang
diajukan.
"Masing-masing punya SOP, tapi SOP itu dilanggar semua," katanya.
Karena kredit yang diajukan perorangan, sehingga persetujuan kredit hanya sampai pada tingkat
BSM Cabang saja. Tiga pejabat BSM yang saat ini menjadi tersangka dikarenakan tidak
menjalankan prosedur dan menerima pemberian dari debitur.
"Tidak melaksanakan ketentuan kredit, dalam kredit dia menerima dari debitur, sehingga pejabat
bank tidak melaksanakan secara tepat ketentuan yang sudah ada dan itu sudah masuk pidana,"
katanya.