PENDAHULUAN
Anak-anak berkebutuhan khusus, adalah anak-anak yang memiliki keunikan
tersendiri dalam jenis dan karakteristiknya, yang membedakan mereka dari anak-anak
normal pada umumnya. Keadaan inilah yang menuntut pemahaman terhadap hakikat
anak berkebutuhan khusus. Keragaman anak berkebutuhan khusus terkadang
menyulitkan guru dalam upaya menemu kenali jenis dan pemberian layanan
pendidikan yang sesuai. Namun apabila guru telah memiliki pengetahuan dan
pemahaman mengenai hakikat anak berkebutuhan khusus, maka akan dapat
memenuhi kebutuhan anak yang sesuai.
Pada bagian unit ini saudara akan mengkaji beberapa prinsip pemahaman
tentang anak berkebutuhan khusus, yang dilengkapi dengan beberapa ilustrasi yang
akan memudahkan saudara untuk mengkajinya. Selain itu juga akan disampaikan
pengetahuan dasar tentang anak berkebutuhan khusus. Faktor penyebab dan hak anak
berkebutuhan khusus akan menjadi salah satu bahan kajian pada unit ini untuk
mendukung pengetahuan sauadara dalam memahami anak berkebutuhan khusus.
Untuk memperdalam kajian saudara dalam unit ini, saudara juga diminta
untuk mengerjakan latihan-latihan yang disediakan. Dengan demikian usai mengikuti
kajian ini saudara akan memiliki pengetahuan dalam memahami keberadaan anak
berkebutuhan khusus.
BAB II
PEMBAHASAN
MODEL LAYANAN PENDIDIKAN BAGI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS
Dalam makalah kami ini, akan dibahas mengenai bentuk layanan pendidikan bagi
anak berkebutuhan khusus yang mengalami kecacatan fisik, yaitu tunanetra, tunarungu,
tunadaksa, tunamental, tunalaras,dan anak berbakat
Bentuk Layanan
Menurut Hallan dan Kauffman
Bentuk layanan pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus ada berbagai pilihan, yaitu :
a.
b.
c.
d.
Dari kedua pendapat di atas, bentuk-bentuk layanan pendidikan bagi anak berkebutuhan
khusus dapat dibedakan menjadi 2 kelompok besar, yaitu :
a.Bentuk Layanan Pendidikan Segredasi
Yaitu penyelenggaraan pendidikan yang dilaksanakan secara khusus danterpisah dari sistem
pendidikan anak normal.Sistem pendidikan segregasi diselenggarakan karena:
1. Adanya kekhawatiran terhadap kemampuan anak berkebutuhan khususuntuk belajar
bersama dengan anak normal.
2. Adanya kelainan fungsi pada anak berkebutuhan khusus memerlukanlayanan
pendidikan dengan menggunakan metode yang sesuai dengankebutuhan khusus
mereka.Ada empat penyelenggaraan pendidikan dengan sistem segregasi, yaitu
a. Sekolah Luar Biasa (SLB)Bentuk SLB merupakan bentuk unit pendidikan,
artinya, penyelenggaraan sekolah mulai dari tingkat persiapan sampai
dengantingkat lanjutan diselenggarakan dalam satu unit sekolah dengan
satukepala sekolah.Pada awalnya penyelenggaraan sekolah dalam bentuk unit
ini berkembang sesuai dengan kelainan yang ada (satu kelainan saja),sehingga
ada SLB untuk tunanetra(SLB-A), SLB untuk tunarungu(SLB-B), SLB untuk
tunagrahita (SLB-C), SLB untuk tunadaksa (SLB-D), SLB untuk tunalaras
(SLB-E). Di setiap SLB tersebut adatingkat persiapan, tingkat dasar, dan
tingkat lanjut.Selain itu ada pula SLB-ABCD yaitu SLB untuk anak
tunanetra,tunarungu, tunagrahita, tunadaksa. Hal ini dikarenakan jumlah
muridyang sedikit dan fasilitas sekolah yang terbatas.
b. Sekolah Luar Biasa BerasramaPeserta didik SLB berasrama tinggal diasrama.
Pengelolahanasrama menjadi satu kesatuan dengan pengelolaan sekolah,
sehingga diSLB tersebut ada tingkat persiapan, tingkat dasar, dan tingkat
lanjut,serta unit asrama.Bentuk satuan pendidikannya juga sama dengan
bentuk SLBsebelumnya.Pada SLB berasrama, terdapat kesinambungan
program pembelajaran yang ada di sekolah dengan diasrama, sehingga
asramamerupakan tempat pembinaan setelah anak di sekolah.
c. Kelas Jauh / Kelas KunjungMerupakan kebijakan pemerintah berupa lembaga
yang disediakanuntuk memberi pelayanan pendidikan bagi anak berkebutuhan
khususyang
tinggal
jauh
dari
dari
SLB
dan
SDLB.
Dalam
d. Sekolah Dasar Luar BiasaMerupakan unit sekolah yang terdiri dari berbagai
kelainan yangdididik dalam satu atap. Dalam SDLB terdapat anak
tunanetra,tunarungu, tunagrahita, dan tunadaksa.Tenaga kependidikannya
terdiri dari kepala sekolah, guru untuk masing-masing kelainan pada anak,
guru agama dan guru olahraga,serta tenaga ahli yang berkaitan dengan
kelainan mereka juga penjagasekolah.Kurikulum dan pendekatan yang
digunakan juga disesuaikandengan ketunaan masing-masing, selain itu di
SDLB diselenggarakan pelayanan khusus sesuai dengan ketunaan anak.
b. Bentuk Layanan Terpadu/Integrasi
Adalah
sistem
pendidikan
yang
memberikan
kesempatan
kepada
disesuaikandengan
ketunaan
masing-masing,
selain
itu
di
SDLB
biasa.Dalam
berfungsisebagai
keterpaduan
konsultan
dan
ini
guru
penasihat,
pembimbing
baik
khusus
mengenai
hanya
kurikulum,
GPK berfungsi sebagai pelaksana program di kelas khusus, pendekatan,metode, dan cara
penilaian yang biasa digunakan di SLB.