LANDASAN TEORI
2.1 KONSEP DASAR KEWIRAUSAHAAN DALAM KEPERAWATAN
A. Pengertian Kewirausahaan dalam Keperawatan
Secara konseptual Nursepreneur termasuk dalam pengembangan
karir dari peran dan fungsi perawat. Pengembangan karir tersebut dapat
menjadi pengelola klinik atau sarana kesehatan lainnya. Misalnya manager
spa, manager fisioterapi, manager Nursing Center, manager Balai
kesehatan swasta, pemilik massage dan refleksi, meskipun dalam
pelaksanaan teknisnya banyak melibatkan profesi lain sebagai pelaksana,
dalam hal ini perawat dapat bertindak sebagai pemilik modal, penggagas
ide, pemilik saham, atau owner yang akan menggaji karyawannya
(Winarto, 2005).
Kewirausahaan dalam keperawatan atau yang biasa disebut
nursepreneur terdiri dari dua kata yaitu nurse dan entrepreneur.
Entrepreneur adalah seorang individu yang memiliki kemampuan untuk
menciptakan, mencari, dan memanfaatkan peluang dalam menuju apa
yang diinginkan sesuai dengan yang diidealkan. Seorang entrepreneur
adalah seorang individu yang mengasumsikan tanggung jawab total dan
risiko untuk menemukan atau membuat peluang menggunakan bakat
pribadi, ketrampilan dan energi, dan seseorang yang mempekerjakan
proses perencanaan strategis untuk mentransfer peluang tersebut menjadi
sebuah layanan yang bernilai atau produk (ICN, 2004).
Nursepreneur merupakan istilah baru dalam mempopulerkan
entrepreneurship yang dikaitkan dengan perawat atau dunia keperawatan.
Seiring dengan gencarnya program gerakan nasional kewirausahaan pada
masyarakat luas, kalangan kampus adalah salah satu sasarannya. Para
calon intelektual yang tengah dalam studi pada berbagai bidang ilmu
berusaha dikenalkan pada dunia wirausaha. Hal ini merupakan langkah
usaha membekali wawasan dan pengetahuan dasar kepada mereka agar
kelak setelah meninggalkan kampus tidak selalu berorientasi pada
nursepreneur
dipakai
untuk
mengenalkan
dan
memberi
keperawatan
meliputi
perawatan
lagsung,
pendidikan,
dan
perusahaan
pelayanan
kesehatan,
karena
akan
kode
etik
keperawatan
daam
2.
3.
4.
5.
6.
7.
1.
Sebagai
manajer
kasus
dalam
mengelola
dan
2.
Sebagai
pelaksana
dalam
memberikan
pelayanan
Menetapkan masalah
Membimbing
semua
anggota
keluarga
dalam
pemeliharaan kesehatan.
2) Konsultan Keperawatan
a) Definisi
Konsultan adalah
seorang
tenaga
profesional
yang
didalamnya
2.
3.
4.
2.
3.
4.
5.
6.
Memiliki
kemampuan
untuk
memonitor
praktik
profesinya
d) Sikap yang harus dimiliki seorang konsultan / Konselor
Menurut Jones ada 7 sikap yang harus dimiliki oleh seorang
konselor, adalah sebagai berikut :
1. Tingkah laku yang etis
Sikap dasar seorang konselor harus mengandung ciri
etis, karena konselor harus memberikan informasi pribadi
yang bersifat sangat rahasia. Konselor harus dapat
merahasiakan kehidupan pribadi klien dan memiliki
tanggung jawab moral untuk membantu memecahkan
2.
harus dipertimbangkan oleh klien dan memberikan saransaran yang bijaksana. Semua kecakapan yang harus dimiliki
seorang
konselor
di
atas,
membutuhkan
tingkat
Keluwesan (fleksibelity)
Hubungan dalam konseling yang bersifat pribadi
mempunyai ciri yang supel dan terbuka. Konselor
diharapkan tidak bersifat kaku dengan langkah-langkah
tertentu dan sistem tertentu. Konselor yang baik dapat
dengan mudah menyesuaikan diri terhadap perubahan
situasi konseling dan perubahan tingkah laku klien.
Konselor pada saat-saat tertentu dapat berubah sebagai
teman dan pada saat lain dapat berubah menjadi pemimpin.
Konselor bersama klien dapat dengan bebas membicarakan
masalah masa lampau, masa kini, dan masa mendatang yang
berhubungan dengan masalah pribadi klieni. Konselor dapat
dengan luwes bergerak dari satu persoalan ke persoalan
lainnya dan dapat menyesuaikan diri dengan perubahan-
4.
5.
konselor
harus
mengikuti
perubahan
7.
Komunikasi
Komunikasi merupakan kecakapan dasar yang harus
dimiliki oleh setiap konselor. Dalam komunikasi, konselor
pada
dasarnya
bertujuan
untuk
ditetapkan
oleh
Departemen
Kesehatan
untuk
dapat
Terapi hiperbarik
Terapi hiperbarik merupakan suatu metode terapi dimana
pasien dimasukkan ke dalam sebuah ruangan yang memiliki
tekanan udara 2 3 kali lebih besar daripada tekanan udara
atmosfer normal (1 atmosfer), lalu diberi pernapasan oksigen
murni (100%). Selama terapi, pasien boleh membaca, minum,
atau makan untuk menghindari trauma pada telinga akibat
tingginya tekanan udara.
3.
akupunktur
berfungsi
memperbaiki
keadaan
umum,
beberapa
rumah
sakit
di
Indonesia,
pengobatan
The
Nursing
and Midwifery
Council
di
terapi
Dalam NHS :
klinis tertentu ?
Seberapa kuatkah bukti/evidence dari nilai terapeutik ?
Apakah otoritas komisi disiapkan untuk membeli terapi dari
praktisi mandiri ?
Apakah pegawai memiliki sebuah kebijakan mengenai terapi
komplementer ?
Apakah ada permintaan dari pasien?
Sumber daya apa yang akan disediakan?
hal ini?
Apakah anda harus menawarkan terapi komplementer sebagai
aman?
Bagaimana Anda akan menangani keluhan pelanggan ?
Bagaimana Anda akan mengakses pengawasan ?
Sebelum dapat mendirikan praktek mandiri, seorang perawat
harus memiliki pendidikan yang cukup dan pelatihan skill yang akan
memastikan anda seorang praktisi yang aman dan efektif. Penting
untuk melakukan pendidikan dan pelatihan yang didukung oleh
organisasi
profesional,
yang
mengatur
lingkup
dan
tingkat
pertanyaan berikut?
waktu cuti ?
Apakah Anda akan datang secara personal atau anda akan
yang memadai?
Apakah lembaga mengatur setiap sesi tambahan atau akan Anda
mencakup
pengujian
5) Fisioterapi
6) Klinik Kesehatan Swasta
b. Dalam Bidang Penelitian
Banyaknya permasalahan dalam bidang kesehatan terutama
yang dihadapi oleh lembaga penyelenggara pelayanan kesehatan juga
membuka peluang usaha tersendiri bagi perawat. Dengan membentuk
tim riset profesional seperti:
1) Teknik perawatan luka
2) Terapi modalitas
c. Dalam Bidang Pendidikan
Semakin meningkatkan permintaan masyarakat tentang layanan
kesehatan dirumah dapat membuka peluang perawat untuk mendirikan
lembaga pelatihan ataupun konsultan yang bergerak dibidang
pendidikan seperti:
1) Lembaga pelatihan Baby Sister
2) Pelatihan perawatan Lansia atau Anak
C. Syarat-Syarat Perawat dalam Kegiatan Kewirausahaan
Entrepreneur memiliki berbagai pengertian dan sifat, salah satunya
yang disampaikan oleh John G. Entreprenuer memiliki sifat :
1.
2.
3.
4.
Mencapai kualitas
5.
6.
Optimis
7.
Berorganisasi
8.
sifat
entrepreneur
dalam
kehidupan
sehari-harinya,
maka
dapat
botol infus bekas, abocate yang tak terpakai, penunggu pasien, terpisahnya
orang tua yang sakit dengan anak.
Secara konseptual Nursepreneur memiliki ciri sebagai berikut :
1) Pengerahan Diri: Pendisiplinan diri dan secara menyeluruh merasa
nyaman bekerja untuk diri sendiri.
2) Pengasuhan Diri: Antusiasme tak terbatas untuk ide-ide Anda saat
tak seorang pun memilikinya.
3) Orientasi pada Tindakan : Hasrat menyala untuk memujudkan,
mengaktualisasikan dan mengubah ide-ide Anda menjadi kenyataan.
4) Energi Tingkat Tinggi : Mampu bekerja dalam waktu lama secara
emosional, mental dan fisik.
5) Toleransi atas Ketidakmenentuan : Secara psikologis mampu
menghadapi resiko
Agar konsep Entrepeneur dapat dipahami lebih jauh dalam kaitannya
dengan konsep nursepreneur, akan dicakup lima ciri entrepeneur unggulan
(Paulus Winarto, 2005):
1. Berani mengambil risiko.
Perawat berani memulai sesuatu yang serba tidak pasti dan penuh
risiko. Tentu tidak semua risiko diambil melainkan risiko yang telah
diperhitungkan dengan cermat (calculated risk).
2. Menyukai tantangan.
Segala sesuatu dilihat sebagi tantangan, bukan masalah. Perubahan
yang terus terjadi dan jaman yang terus berubah menjadi motivasi
kemajuan bukan menciutkan nyali seorang perawat entrepreneur
unggulan. Dengan demikian, ia akan terus memacu dirinya untuk
maju, mengatasi segala hambatan.
3. Punya daya tahan yang tinggi.
Seorang entreprenur harus banyak akal, kretaif dan tidak mudah
putus asa. Ia harus selalu mampu bangkit dari kegagalan serta tekun.
4. Punya visi jauh ke depan
atau
kreatif.
Bahkan
terkadang
dicap
gila
pada
awal
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sejauh ini, bentuk-bentuk pelayanan kesehatan yang dikenal masyarakat
dalam sistem pelayanan kesehatan adalah pelayanan rawat inap dan rawat
jalan. Pada sisi lain, banyak anggota masyarakat yang menderita sakit dan
karena berbagai pertimbangan terpaksa di rawat di rumah dan tidak di rawat
inap di institusi pelayanan kesehatan, seperti kasus-kasus penyakit terminal,
keterbatasan kemampuan masyarakat untuk membiayai pelayanan kesehatan,
di
tempat
tinggal
mereka
dengan
tujuan
meningkatkan,
meliputi
pelayanan
rumah pada keluarga miskin, public health nurses, melakukan upaya promosi
dan prevensi untuk melindungi kesehatan masyarakat, serta perawat praktik
mandiri yang melakukan asuhan keperawatan pasien di rumah sesuai dengan
kebutuhannya (Lerman D dan Eric B.L, 1993).
Di Indonesia layanan home care sebenarnya bukan merupakan hal yang
baru karena merawat pasien di rumah sudah dilakukan oleh anggota keluarga
maupun oleh perawat sejak zaman dahulu melalui kunjungan rumah. Dengan
jasa layanan home care ini banyak kemudahan yang akan dirasakan oleh
keluarga pasien, misalnya, keluarga pasien dapat dengan mudah memantau
perkembangan kesehatan pasien setiap harinya, tanpa perlu bolak balik ke
rumah sakit. Setidaknya pihak keluarga akan lebih tenang untuk dapat
mengerjakan hal lain. Dalam hal ini, seorang tenaga perawat profesional akan
menggantikan keluarga pasien sehari-harinya dalam menemani dan merawat
pasien di rumah, secara profesional, sabar, telaten, penuh dedikasi dan
bertanggung jawab.
Sesuai dengan Undang-Undang RI No. 38 Tahun 2014 tentang
Keperawatan Bab V Pasal 28 ayat (2), Pasal 29 ayat (1), Pasal 30 ayat (1) dan
(2), serta Pasal 31 ayat (1) dan (2) kami sepakat untuk mengimplementasikan
peran sebagai perawat dalam bentuk mendirikan sarana pelayanan
keperawatan mandiri sehingga warga dapat lebih mudah menjangkau tempat
pelayanan kesehatan dan diharapkan warga dapat mencegah kemungkinan
penyakitnya menjadi lebih parah atau untuk mengurangi kemungkinan
komplikasi yang dapat ditimbulkan yang pada giliran dapat meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat.
mempunyai tim yang mumpuni dalam perawatan luka sebab kita akan bekerja
sama dengan staf dari instansi rumah sakit yang berpengalaman. Selain itu,
alat yang digunakan dalam perawatan luka adalah alat perawatan luka yang
modern.
Keunikan lain yang terdapat dalam Nursing Home Care adalah adanya
konsultasi kesehatan, makanan dengan gizi seimbang, ambulasi dini pada
pasien
post
operasi.
Di
akhir
perawatan
akan
diberikan
laporan
Melengkapi
administrasi
Perawatan secara
kontinyu
Tim ke rumah
pasien
Adanya
komplikasi
Rujukan ke
supra sistem
C. PEMASARAN
Ruang lingkup pelayanan Nursing Home Care untuk sementara hanya
sebatas wilayah Sitanala Tangerang. Dalam perkembangannya segmen ini
akan diperluas, tidak hanya untuk daerah Sitanala yakni, akan di perluas
sampai Kabupaten dan Kota Tangerang.
D. LOKASI
Nursing Home Care berlokasi di Klinik Nursing Home Care dengan bentuk
kerjasama sebagai mitra dan suprasistem. Dengan pertimbangan jika terjadi
komplikasi yang parah, maka pasien dapat segera di rujuk ke Puskesmas
Sitanala atau RSU Sitanala. Luas bangunan yang disediakan adalah 8 m x 10
m, yang terdiri dari dari tiga ruangan. Ruangan I seluas 4 m x 5 m untuk
tempat pendaftaran dan administrasi, ruangan II seluas 6 m x 8 m untuk
tempat perawatan luka, dan 3 m x 4 m untuk tempat sterilisasi alat.
BAB III
TARGET LUARAN
A. TARGET PRODUK
Jasa yang kami berikan adalah pelayanan kesehatan yang berfokus pada
perawatan luka post operasi dan luka post perawatan di rumah sakit.
.
B. TARGET KONSUMEN
Masyarakat yang menjadi sasaran bidik adalah pasien sekitar Nursing
Home Care yang membutuhkan perawatan luka tiap bulan.
C. TARGET PENDAPATAN
Jumlah pendapatan yang ingin kami peroleh adalah Rp 800.000-,/ hari.
BAB IV
RENCANA KEUANGAN
A. SUMBER DANA
Sumber pendanaan Nursing Home Care ini berasal dari dana Kopertis
wilayah Banten.
B. RENCANA BIAYA USAHA
Rencana biaya yang akan kami lakukan adalah sebagai berikut:
1. Biaya Investasi
a. Tempat Usaha
Sewa Bangunan per tahun
Rp 6.000.000
b. Peralatan
1) Peralatan Administrasi
No
Uraian
1 Meja tulis
2 Kursi
3 Almari
TOTAL
Volume
2
2
1
Satuan
Bh
Bh
Bh
Harga/ sat
Rp 400.000
Rp 350.000
Rp 1.500.000
Jumlah
Rp 800.000
Rp 700.000
Rp 1.500.000
Rp 3.000.000
Harga/ sat
Rp 5.000.000
Rp 300.000
Rp 250.000
Rp 4.000.000
Rp 1.000.000
Rp 2.000.000
Jumlah
Rp 10.000.000
Rp 4.500.000
Rp 500.000
Rp 4.000.000
Rp 1.000.000
Rp 10.000.000
2) Peralatan kerja
No
1
2
3
5
4
7
Uraian
Bed pasien
Kursi
Meja
Komputer
Etalase
Set Medikasi
Vol
2
15
2
1
1
5
Sat
Bh
Bh
Bh
Bh
Bh
Bh
8
9
Stetoskop
Spignomano
5
5
Bh
Bh
Rp 80.000
Rp 200.000
Rp 400.000
Rp 1.000.000
12
meter
Timbangan
Bh
Rp 50.000
Rp 50.000
badan
TOTAL
Rp 31.450.000
2. Biaya Produksi
1) Bahan Habis Pakai/ bulan
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Bahan
Betadine
Alkohol
Plester
Kassa
NaCl
Kapas
Hand Scrub
Handscoon
Obat-obatan
Vol
10
10
5
3
3
1
10
5
Sat
lt
lt
gulung
gulung
dus
gulung
botol
dus
Harga/ sat
Rp 175.000
Rp 55.000
Rp 5.000
Rp 75.000
Rp 200.000
Rp 25.000
Rp 30.000
Rp 40.000
Jumlah
Rp 1.750.000
Rp 550.000
Rp 250.000
Rp 225.000
Rp 600.000
Rp 25.000
Rp 300.000
Rp 200.000
Rp 800.000
TOTAL
Rp 4.700.000
3. Biaya Operasional
a. Kebutuhan biaya operasional/ bulan
No
1
Uraian
Rekening
listrik
PDAM
Vol
Satuan
Harga/sat
Jumlah
Rp 300.000
Rp 600.000
TOTAL
Rp 900.000
Uraian
Medis
Non medis
Vol
5
Satuan
Orang
1
Orang
TOTAL
Harga/sat
Jumlah
Rp Rp 6.000.000
1.200.000
Rp 650.000
Rp
Rp
Rp 650.000
Rp 6.650.000
157.000
4.700.000
Rp
Rp
40.450.000
4.693.000
Rp
50.000.000
C. TARIF PELAYANAN
NO
URAIAN
1 Perawatan Luka Basah
Kecil
Sedang
Besar
2 Perawatan Luka Kering
Kecil
Sedang
Besar
3 Perawatan Luka Gangren
Kecil
Sedang
Besar
4 Perawatan Luka Terbuka
Kecil
Sedang
Besar
5 Perawatan Luka Tertutup
Kecil
Sedang
Besar
D. TITIK IMPAS PRODUKSI
Biaya pemasukan/ bulan
Perawatan Luka/ hari
Perawatan Luka/ bulan Rp 800.000 x 30
Tarif rata-rata kunjungan Rp 24.000.000 : 40 kali
Jumlah titik impas produksi :
Rp 50.000.000 : Rp 600.000 = 85 kunjungan
TARIF
Rp 20.000
Rp 50.000
Rp 60.000
Rp 20.000
Rp 30.000
Rp 50.000
Rp 50.000
Rp 75.000
Rp 100.000
Rp 30.000
Rp 50.000
Rp 75.000
Rp 20.000
Rp 30.000
Rp 50.000
Rp
800.000
Rp 24.000.000
Rp
600.000
Uraian
Persiapan
Transaksi
Kas awal bulan
Rp 50.000.000
Bulan 1
Rp 7.000.000
Jumlah
kunjungan
Nilai penjualan
Pendapatan
Bulan 2
Rp 7.500.000
20
30
Rp 12.000.000
Rp 18.000.000
Bulan 3
Rp9.000.000
50
Rp 30.000.000
-
lain-lain
Jumlah
Rp 50.000.000
Rp 19.000.000 Rp 25.500.000
Rp 39.000.000
Pemasukan
Pembelian
Rp 31.450.000
peralatan kerja
dan kantor
Pembelian
Rp 4.700.000
Rp 4.700.000
Rp 4.700.000
Rp 4.700.000
Rp 900.000
Rp 900.000
Rp 900.000
Rp 900.000
Rp 6.650.000
Rp 6.650.000
Rp 6.650.000
Rp 6.650.000
Rp 43.700.000
Rp 12.250.000
Rp 12.250.000
Rp 12.250.000
Rp 1.560.000
Rp 6.750.000
bahan habis
pakai
Biaya
operasional
Gaji dan upah
Jumlah
Pengeluaran
Saldo Akhir
Rp 13.250.000 Rp 26.7500.000
Bulan
F. RANCANGAN PENGEMBANGAN & INVESTASI
Keuntungan yang diperoleh dari usaha adalah:
Uraian
Hasil Penjualan
Bulan 1
Rp 19.000.000
Bulan 2
Rp 25.500.000
Bulan 3
Rp 39.000.000
Biaya
Rp 12.250.000
Rp 12.250.000
Rp 12.250.000
Pengeluaran
Keuntungan
Rp 6.750.000
Rp 13.250.000
Rp 26.750.000
Rp 2.025.000
Rp 3.975.000
Rp 8.025.000
modal 30 %
Pengembangan
Rp 2.025.000
Rp 3.975.000
Rp 8.025.000
usaha 30 %
Tabungan 40 %
Rp 2.700.000
Rp 5.300.000
Rp 10.700.000
BAB V
ORGANISASI PELAKSANA
A. Personil
No
Nama
1
Agatha
Amorita
2
3
4
5
6
7
L.M.
Barkah Waladani
Evy Prihana
Novi Istiani
Putra Agina W.S.
Tri Hartato
Puput Dwi Utami
Jabatan
Perawat
Pendidikan
S1 Kep
Perawat
Perawat
Perawat
Perawat
Non medis
Non medis
S1 Kep
S1 Kep
S1 Kep
S1 Kep
SMA
SMA
B. Pendamping
Safrudin Agus Nursalim, S.Kep, Ns
BAB VI
POTENSI KHUSUS
A. Peluang Komersial
Pelayanan jasa home care untuk perawatan luka selama ini belum ada di
daerah Banten sehingga ini adalah usaha yang sangat bagus serta mempunyai
peluang pasar yang baik karena tanpa pesaing.
B. Peluang Legalitas
Peluang untuk mendapatkan legalitas usaha sangat tinggi karena selama ini
belum ada home care mengenai perawatan luka.