Anda di halaman 1dari 12

DAMPAK PELAKSANAAN BI 7-DAY REPO RATE

BAGI PERBANKAN

Oleh :

1. FATHURROHMAH

(H24140011)

2. NUR ANISA

(H24140015)

3. NITYA T. W.

(H24140053)

4. MAULIDA AFIFAH

(H24140068)

5. RANI AGUSTIN

(H24140073)

DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2016

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa taala atas
segala karunia-Nya sehingga paper ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih
dalam paper ini ialah Dampak Pelaksanaan BI 7-Day Repo Rate Bagi Perusahaan
. Penulisan paper ini sebagai syarat tugas paper kelompok pertama mata kuliah
Pasar dan Lembaga Keuangan.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Ibu Yusrina selaku dosen mata
kuliah Pasar dan Lembaga Keuangan. Selain itu, penulis juga berterimakasih
kepada teman-teman semua yang telah membantu dalam penulisan paper ini.
Ungkapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada kedua orang tua kita atas
segala doa, dukungan, dan kasih sayangnya.
Semoga paper ini bermanfaat

Bogor, 18 September 2016

Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...............................................................................

PENDAHULUAN ......................................................................................

PEMBAHASAN ........................................................................................

PENUTUP ..................................................................................................

SUMBER....................................................................................................

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Selama ini Bank Indonesia menggunakan BI Rate sebagai patokan atau
acuan bagi suku bunga pinjaman maupun simpanan bagi bank atau lembagalembaga keuangan di seluruh Indonesia (sehingga BI Rate ini disebut juga suku
bunga acuan). Jadi ketika BI rate naik dari 6,50% menjadi 6,75%, maka bunga
pinjaman maupun simpanan di bank dan lembaga keuangan lainnya juga bisa
naik. Acuan ini bersifat rujukan dan bukan merupakan peraturan, sehingga tidak
mengikat maupun memaksa. Sehingga perbankan boleh menaikkan bunga
pinjaman kepada orang yang mengajukan kredit.
Bank Indonesia menggunakan Sertifikat Bank Indonesia (SBI) untuk
operasi moneter, dalam hal ini menambah atau mengurangi jumlah mata uang
rupiah (money supplay) yang beredar di masyarakat. Sehingga ketika jumlah uang
yang beredar terlalu banyak dan menaikkan inflasi maka BI akan menaikkan BI
Rate sehingga mendorong pihak perbankan menaruh dana tabungan nasabah di BI
(dalam bentuk SBI) daripada menyalurkannya kembali ke masyarakat dalam
bentuk kredit. Sehingga money supply akan turun dan inflasi juga akan turun.
Beberapa waktu ketika inflasi sudah terkendali, mak BI Rate bisa kembali
diturunkan, sehingga bank-bank akan kembali menyalurkan kredit kepada
masyarakat. Meskipun BI Rate telah turun, namun dana milik bank yang sudah
terlanjut disetor ke BI baru bisa ditarik kembali satu tahun kemudian. Sehingga
ketika BI Rate turun, maka money supply tidak akan serta merta langsung naik
lagi, melainkan harus menunggu selama beberapa bulan hingga satu tahun.
Sehingga tujuan pertumbuhan ekonomi tadi akan perlu waktu untuk tercapai.
Demikian pula ketika BI menaikkan BI Rate, maka tingkat inflasi tidak akan serta
merta turun.
Agar operasi moneter yang dilakukan BI kedepannya berjalan lebih efektif
dalam menyeimbangkan antara inflasi dan pertumbuhan ekonomi, maka
kemudian BI melakukan penguatan kerangka operasi

meneter

dengan

memperkenalkan suku bunga acuaan atau suku bunga kebijakan baru yaitu BI 7Day Repo Rate dan mulai berlaku efektif sejak 19 Agustus 2016. Selain BI rate

yang digunakan saat ini, perkenalan suku bunga kebijakan yang baru ini tidak
mengubah stance kebijakan moneter yang sedang diterapkan.
Rumusan Masalah
Rumusan Masalah berdasarkan latar belakang di atas adalah sebagai berikut
: (1) Apa BI rate ? (2) Apa BI 7-day repo rate ? (3) Bagaimana perbedaan BI rate
dan BI 7-day repo rate ? (4) Apa saja keuntungan BI 7-day repo rate bagi
perbankan ? (5) Bagaimana dampak pelaksanaan BI 7-day repo rate bagi
perbankan ? (6) Bagaimana perkembangan BI 7-day repo rate saat ini ?

Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan paper ini adalah sebgai berikut : (1)
Mengetahui pengertian BI rate (2) Mengetahui pengertian BI 7-day repo rate (3)
mengidentifikasi perbedaan BI rate dan BI 7-day repo rate (4) Mengetahui
keuntungan BI 7-day repo rate bagi perbankan (5) Mengidentifikasi dampak
pelaksanaan BI 7-day repo rate bagi perbankan (6) Mengetahui perkembangan
dari BI 7-day repo rate saat ini.

Manfaat Penulisan
Manfaat dari penulisan paper ini adalah : (1) Bagi perbankan hasil
penulisan paper ini diharapkan dapat memberikan tambahan informasi sebagai
bahan masukan dan pertimbangan dalam pembuatan perencanaan terkait BI 7-day
repo rate. (2) Bagi akademisi, penulisan paper ini dapat bermanfaat sebagai bahan
rujukan atau literatur untuk pihak yang ingin menulis paper atau makalah di
bidang yang sama.

PEMBAHASAN

1. Pengertian BI Rate
BI Rate adalah suku bunga kebijakan yang mencerminkan sikap atau stance
kebijakan moneter yang ditetapkan oleh bank Indonesia dan diumumkan kepada
publik. BI Rate diumumkan oleh Dewan Gubernur Bank Indonesia setiap Rapat
Dewan Gubernur bulanan dan diimplementasikan pada operasi moneter yang
dilakukan Bank Indonesia melalui pengelolaan likuiditas (liquidity management)
di pasar uang untuk mencapai sasaran operasional kebijakan moneter.
Sasaran operasional kebijakan moneter dicerminkan pada perkembangan
suku bunga Pasar Uang Antar Bank Overnight (PUAB O/N). Pergerakan di suku
bunga PUAB ini diharapkan akan diikuti oleh perkembangan di suku bunga
deposito, dan pada gilirannya suku bunga kredit perbankan. Dengan
mempertimbangkan pula faktor-faktor lain dalam perekonomian, Bank Indonesia
pada umumnya akan menaikkan BI Rate apabila inflasi ke depan diperkirakan
melampaui sasaran yang telah ditetapkan, sebaliknya Bank Indonesia akan
menurunkan BI Rate apabila inflasi ke depan diperkirakan berada di bawah
sasaran yang telah ditetapkan.
Penetapan respons (stance) kebijakan moneter dilakukan setiap bulan
melalui mekanisme RDG Bulanan dengan cakupan materi bulanan.

Respon kebijakan moneter (BI Rate) ditetapkan berlaku sampai dengan RDG
berikutnya

Penetapan

respon

kebijakan moneter

(BI

Rate) dilakukan

dengan

memperhatikan efek tunda kebijakan moneter (lag of monetary policy) dalam


memengaruhi inflasi.

Dalam hal terjadi perkembangan di luar prakiraan semula, penetapan stance


Kebijakan Moneter dapat dilakukan sebelum RDG Bulanan melalui RDG
Mingguan.

2. Pengertian 7 Day Reverse Repo Rate

7 day reverse repo rate (7DRR) adalah penerapan suku bunga acuan Bank
Indonesia (BI) yang baru yang akan membuat suku bunga perbankan menjadi
lebih mencerminkan kondisi pasar. BI 7-Day Repo Rate berlaku efektif pada 19
Agustus 2016. Sebelumnya, BI menggunakan BI rate.
BI memperkenalkan suku bunga acuan BI baru agar suku bunga kebijakan
dapat secara cepat memengaruhi pasar uang, perbankan dan sektor riil. Instrumen
BI 7-Day Repo Rate sebagai acuan yang baru memiliki hubungan yang lebih kuat
ke suku bunga pasar uang, sifatnya transaksional atau diperdagangkan di pasar,
dan mendorong pendalaman pasar keuangan. Namun perkenalan suku bunga
kebijakan yang baru ini tidak mengubah stance kebijakan moneter yang sedang
diterapkan.
Reverse Repo merupakan transaksi penjualan Surat Utang Negara (SUN)
dari BI kepada perbankan dengan syarat akan dibeli lagi oleh BI pada jangka
waktu tertentu. Tingkat bunga acuan Repo saat ini di angka 5,5 persen, sedangkan
BI rate di 6,75 persen. Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara
mengatakan, BI rate sendiri mencerminkan suku bunga dengan tenor 12 bulan.
Sementara 7 DRR mencerminkan suku bunga dengan tenor yang relatif pendek.
Padahal, transaksi antar bank sebagian besar jangka pendek.
Pemberlakuan acuan ini maka suku pasar uang antar bank akan semakin
mencerminkan kondisi pasar. Hal tersebut berpengaruh pada suku bunga
perbankan. Sehingga diharapkan memakai suku bunga tenor jangka pendek itu
betul-betul mencerminkan realitas di pasar uang. Kemudian suku bunga kebijakan
tersebut transmisi suku bunga deposit dan kredit
BI mengambil keputusan menggunakan 7-day Repo Rate karena BI Rate
tidak lagi ampuh mengendalikan pasar uang antar bank seperti pada 2008-2010.
Kebijakan quantitative easing yang diambil bank sentral Amerika Serikat (AS)
dinilai menjadi penyebab tumpulnya BI rate.

3. Pengertian BI 7-day Repo Rate


Suatu kebijakan baru yakni BI 7-Day Repo Rate adalah kebijakan yang
dilakukan oleh Bank Indonesia dalam melakukan penguatan kerangka operasi
moneter dengan memperkenalkan suku bunga acuan atau suku bunga. Hal ini

berlaku efektif sejak 19 Agustus 2016. Selain BI Rate yang digunakan saat ini,
perkenalan suku bunga kebijakan yang baru ini tidak mengubah stance kebijakan
moneter yang sedang diterapkan. BI memperkenalkan suku bunga acuan BI baru
agar suku bunga kebijakan dapat secara cepat memengaruhi pasar uang,
perbankan dan sektor riil. Instrumen BI 7-Day Repo Rate sebagai acuan yang
baru memiliki hubungan yang lebih kuat ke suku bunga pasar uang, sifatnya
transaksional atau diperdagangkan di pasar, dan mendorong pendalaman pasar
keuangan.
Pada masa transisi, BI Rate akan tetap digunakan sebagai acuan bersama
dengan BI Repo Rate 7 Hari.Penguatan kerangka operasi moneter ini merupakan
hal yang lazim dilakukan di berbagai bank sentral dan merupakan best practice
internasional dalam pelaksanaan operasi moneter. Kerangka operasi moneter
senantiasa disempurnakan untuk meningkatkan efektivitas kebijakan. Khususnya
untuk menjaga stabilitas harga.
Penguatan kerangka operasi moneter juga mempertimbangkan kondisi
makroekonomi yang kondusif dalam beberapa waktu terakhir, yang memberikan
momentun bagi upaya penguatan kerangka operasi moneter.

4. Perbedaan BI Rate dan BI 7-day Repo Rate


BI Rate saat ini berada pada posisi 6,75 persen. Ini setara dengan suku bunga
12 bulan dalam struktur suku bunga operasi moneter, sedangkan BI 7-day Repo
Rate saat ini berada pada level 5,5 persen yang setara dengan suku bunga operasi
moneter 7 hari. Penggunaan acuan Reverse Repo akan memiliki dampak positif
bagi industri perbankan, utamanya dalam mendorong penurunan tingkat suku
bunga baik tingkat suku bunga tabungan maupun dampaknya terhadap turunnya
tingkat suku bunga pinjaman. Bahkan, diperkirakan akan memiliki dampak positif
bagi banjirnya likuiditas di perbankan Tanah Air.

5. Dampak BI 7-day Repo Rate


BI 7 days repo rate diyakini dapat mempercepat manfaat dari kebijakan
moneter BI ke pasar keuangan, termasuk suku bunga perbankan. Karena 7 days
repo rate ini merupakan transaksi untuk jangka waktu 7 hari. Berbeda dengan BI

rate dengan jangka waktu 12 bulan. Sehigga BI dapat dengan efektif menjaga
pergerakan tingkat bunga di pasar
Secara teknis dengan adanya kebijakan BI 7 days rate reserve repo ini memiliki
beberapa dampak positif.Dampak BI 7 days rate reserve repo adalah sebagai
berikut:
Pertama jika dibandingkan dengan BI rate, BI 7-days repo rate seharusnya
memiliki nilai koefisien keterikatan yang lebih besar.Jika BI rate merupakan
acuan BI, BI 7-days repo rate merupakan bagian dari transaksi keuangan BI
dengan lembaga perbankan sehingga keterkaitannya akan sangat kuat.
Kedua yang dimiliki BI 7-days repo rate ialah tingkat suku bunganya yang lebih
rendah daripada BI rate. Saat ini tingkat suku bunga BI 7-days repo rate ada di
tingkat 5,5%, sedangkan BI rate ada pada level 6,75%.Dengan demikian,
penggunaan BI 7-days repo rate seharusnya bisa lebih mendorong lembaga
perbankan untuk menurunkan tingkat suku bunganya.
Dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 18-19 Agustus 2016
telah diputuskan untuk mempertahankan BI 7-day Reverse Repo Rate (BI 7-day
RR Rate) sebesar 5,25 persen dengan suku bunga Deposit Facility (DF) sebesar
4,5 persen. Sementara itu Lending Facility (LF) diturunkan sebesar 100 bps dari
7,0 persen menjadi sebesar 6,0 persen. Bank Indonesia juga akan menjaga koridor
suku bunga yang simetris dan lebih sempit, yaitu batas bawah koridor (DF Rate)
dan batas atas koridor (LF Rate) berada masing-masing 75 bps di bawah dan di
atas BI 7-Day RR Rate.
Selain itu, penggunaan BI 7-days repo rate seharusnya dapat meningkatkan
likuiditas di lembaga perbankan. Melalui mekanisme deposito, lembaga
perbankan dapat menambah cadangan likuidnya sehingga dana yang tersedia
untuk disalurkan ke pasar dapat lebih besar dan lebih murah.Dengan demikian,
lembaga perbankan akan memberikan kontribusi yang lebih besar terhadap
pertumbuhan ekonomi Indonesia.

6. Perkembangan, Kendala dan Respon Masyarakat


Penggunaan BI 7 days rate sudah berlangsung sejak 19 agustus 2016,
sehingga dapat dikatakan bahwa kebijakan BI 7 days rate sudah berjalan selama

satu bulan. Sejauh ini perkembangan dari kebijakan Bank Indonesia tersebut
dinilai cukup efektif dan memiki dampak yang baik bagi kebijakan moneter di
Indonesia.Perkembangan dari kebijakan BI tersebut memang masih belum
menunjukan respon secara langsung,karena penerapannya hanya masih di
beberapa daerah saja. sehingga BI belum bisa menyimpulkan apakah kebijakan ini
dapat diterima oleh masyarakat atau belum. Respon dari masyarakat dapat dilihat
berdasarkan

jumlah

nasabah

yang

melakukan

penarikan

uang

dan

memindahkannya ke Bank yang belum menerapkan BI 7 days repo rate. Apabila


banyak masyarakat melakukan penarikan teersebut. Dapat disimpulkan bahwa
respon masyarakat tidak baik.
Selain itu kendala utama yang dihadapi BI adalah BI 7 days repo rate tidak
bisa secara langsung menurunkan suku bunga kredit. Menurut Pengamat
Perbankan, Destry Damayanti Penentuan suku bunga kredit tidak bisa diturunkan
secara langsung, karena, bank memiliki komite kredit yang meninjau suku bunga
kredit, kredit, dan kondisi peminjam sedangkan Faktor pendorong penurunan suku
bunga kredit ditentukan tingkat likuiditas bank. Apabila tingkat ini besar, maka
penurunan bisa cepat dilakukannya. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang
mengetahui bank mana yang bisa menurunkan suku bunga kredit. Jadi, suatu bank
memiliki tingkat likuiditas dan telah melakukan pertemuan komite kredit. Selain
itu penerapan BI 7 Reserve Repo Rate dinilai melambangkan suku bunga acuan
jangka pendek lebih cocok bagi suku bunga deposito.sedangkan, suku acuan yang
dibutuhkan suku bunga overnight untuk bisa melihat kondisi likuiditas di
pasar.kendala selanjutnya yaitu sulitnya memberikan sosialisasi serta pengetahuan
kepada seluruh masyarakat di Indonesi terkait kebijakan ini. BI masih berupaya
mensosialisasikan ke seluruh dunia terkait pergantian instrumen bunga acuan
menggantikan BI rate. berbeda dengan respon nasabah yang belum terlihat.
Respon pelaku pasar dan industri keuangan global dinilai cukup baik. Dengan
melihat dari pasar domestik transaksi repurchase agreement atau transaksi surat
utang dengan perjanjian tertentu semakin diminati. Dengan rata-rata transaksi
mencapai Rp.3-4 Triliun. Selain itu kebijakan BI 7 days repo rate dinilai
memiliki dampak positif bagi perekonomian indonesia.

PENUTUPAN

Kesimpulan
BI Rate adalah suku bunga kebijakan yang mencerminkan sikap atau stance
kebijakan moneter yang ditetapkan oleh bank Indonesia dan diumumkan kepada
publik. Sasaran operasional kebijakan moneter dicerminkan pada perkembangan
suku bunga Pasar Uang Antar Bank Overnight (PUAB O/N). Dengan
mempertimbangkan faktor-faktor lain dalam perekonomian, Bank Indonesia pada
umumnya akan menaikkan BI Rate apabila inflasi ke depan diperkirakan
melampaui sasaran yang telah ditetapkan, sebaliknya Bank Indonesia akan
menurunkan BI Rate apabila inflasi ke depan diperkirakan berada di bawah
sasaran yang telah ditetapkan. 7 day reverse repo rate (7DRR) adalah penerapan
suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) yang baru yang akan membuat suku bunga
perbankan menjadi lebih mencerminkan kondisi pasar.

Saran
Sebelum adanya 7 day reverse repo rate (7DRR), Bank Indonesia masih
menggunakan Sertifikat Bank Indonesia (SBI) sebagai operasi moneter. Namun,
penggunaannya tidak membuat keadaan berubah menjadi positif dan malah
sebaliknya. Agar operasi moneter yang dilakukan BI kedepannya berjalan lebih
efektif dalam menyeimbangkan antara inflasi dan pertumbuhan ekonomi, maka
seharusnya melakukan penguatan dalam kerangka operasi meneter dengan
memperkenalkan suku bunga acuaan atau suku bunga kebijakan baru yaitu BI 7Day Repo Rate, untuk mengubah keadaan money supply dan inflasi menjadi
menguntungkan.

SUMBER
http://www.bi.go.id/id/moneter/bi-7day-RR/penjelasan/Contents/Default.aspx
http://www.pasardana.id/news/2016/8/23/bi-7-day-repo-rate-tidak-bisa-langsungturunkan-suku-bunga-kredit/
http://mediaindonesia.com/index.php/news/read/41075/tantangan-bi-7-days-reporate/2016-04-19#sthash.I2veNPOg.dpuf

http://www.bi.go.id/id/moneter/bi-7day-RR/data/Contents/Default.aspx

Anda mungkin juga menyukai