Anda di halaman 1dari 5

NAMA

: MAWARDI ARSYAD

NIM

: PO71202090611

KELAS

: II A KEPERAWATAN

PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK PADA SISTEM ENDOKRIN


1. Pemeriksaan Diagnostik Pada Kelenjar Hipofisis
a. Foto Tengkorak (Cranium)
Dilakukan untuk melihat kondisi sella tursika. Dapat terjadi tumor atau
juga atropi. Tidak dibutuhkan persiapan fisik secara khusus, namun
pendidikan kesehatan tentang tujuan dan prosedur sangatlah penting.
b. Foto Tulang (Osteo)
Dilakukan untuk melihat tulang. Pada klien dengan gigantisme akan
dijumpai ukuran tulang yang bertambah besar dari ukuran maupun
panjangnya. Pada akromegali akan dijumpai tulang-tulang perifer yang
bertambah ukurannya kesamping. Persiapan fisik secara khusus tidak
ada, pendidikan kesehatan diperlukan.
c. CT-Scan Otak
Dilakukan untuk melihat kemungkinan adanya tumor pada hipofisis
atau hipotalamus melalui komputerisasi. Tidak ada persiapan fisik
secara khusus, namun diperlukan penjelasan agar klien dapat diam
tidak bergerak selama prosedur.
2. Pemeriksaan Darah dan Urine
a. Pemeriksaan Growth Hormone
Nilai normal 10 g/ml baik pada anak dan orang dewasa. Pada bayi
dibulan-bulan pertama kelahiran nilai ini meningkt kadarnya. Specimen
adalah darah vena lebih kurang 5 cc. Persiapan khusus secara fisik
tidak ada.
b. Pemeriksaan Kadar Tiroid Stimulating Hormone (TSH)
Nilai normal 6-10 g/ml. Dilakukan untuk menentukan apakah gangguan
tiroid bersifat primer atau sekunder. Dibutuhkan darah kurang lebih 5 cc.
Tanpa persiapan khusus.

c. Kadar Adrenokartiko Tropik (ACTH)


Pengukuran dilakukan dengan test supresi deksametason. Spesimen
yang diperlukan adalah darah vena lebih kurang 5 cc dan urin 24 jam.
Hasil Normal bila ;

ACTH menurun kadarnya dalam darah. Kortisol darah kurang dari


5 ml/dl.

17-Hydroxi-Cortiko-Steroid (17-OHCS) dalam urine 24 jam kurang


dari 2,5 mg

d. Pemeriksaan Diagnostik Pada Kelenjar Tiroid

Up take Radioaktif (RAI)


Tujuan pemeriksaan darah untuk mengukur kemampuan
kelenjar tiroid dalam menangkap iodide.
Banyaknya I yang ditahan oleh kelenjar tiroid dihitung dalam
persentase sebagai berikut
Normal : 10-35 %
Kurang dari : 10 % disebut menurun, dapat terjadi pada
hipotiriodisme.
Lebih dari : 35 % disebut meninggi dapat terjadi pada
tirotoxikosis atau pada defisisensi Iodium yang suddah lama dan
pada pengobatan lama hipertiroidisme.

T3 dan T4 Serum
Persiapan fisik secara khusus tidak ada. Spesimen yang
dibutuhkan adalah darah vena sebanyak 5-10 cc.
Nilai normal pada oang dewasa :
Iodium bebas : 0,1-0,6 mg/dl
T3 : 0,2-0,3 mg/dl
T4 : 6-12 mg/dl
Nilai normal pada bayi/anak :
T3 : 180-240 mg/dl

Up take Resin
Bertujuan untuk mengukur jumlah hormon tiroid (T3) atau tiroid
binding globulin (TBG) tak jenuh. Bila TBG naik berarti hormon
tiroid bebas meningkat. Peningkatan TBG terjadi pada
hipertiroidisme dan menurun pada hipotiroidisme. Dibutuhkan
spesimen darah vena sebanyak 5 cc. Klien puasa selama 6-8 jam.
Nilai normal :
Dewasa : 25-35 % uptake oleh resin
Anak : pada umumnya tidak ada.

Protein Bound Iodine (PBI)


Bertujuan mengukur Iodium yang terikat dengan protein plasma.
Nilai normal 4-8 mg% dalam 100 ml darah. Spesimen yang
dibutuhkan darah vena sebanyak 5-10 cc. Klien dipuasakan
sebelum pemeriksaan 6-8 jam.

Laju Metabolisme Basal (BMR)


Bertujuan unutk mengukur secara tidak langsung jumlah oksigen
yang dibutuhkan tubuh dibawah kondisi basal selama beberapa
waktu.
Nilai normal BMR : 10 s/d 15 %. Pertimbangkan faktor umur, jenis
kelamin dan ukuran tubuh dengan kebutuhan oksigen jaringan.
Pada klien yang sangat cemas,

dapat diberikan fenobarbital yang pengukurannya disebut


Sommolent Metabolisme Rate. Nilai normalnya 8-13% lebih rendah
dari BMR.

Scanning Tyroid
Dapat digunakan beberapa teknik antara lain :
Radio lodine Scanning. Digunakan unutk menentukan apakah
nodul tiroid tunggal atau majemuk dan apakah panas atau dingin
(berfungsi atau tidak berfungsi). Nodul panas menyebabkan
hipersekresi jarang bersifat ganas. Sedangkan nodul dingin (20%)
adalah ganas. Up Take lodine. Digunakan untuk menentukan
pengambilan iodium dari plasma. Nilai normal 10 s/d 30% dalam
24 jam.

e. Pemeriksaan Diagnostik Pada Kelenjar Paratiroid

Percobaan Sulkowitch
Dilakukan untuk memeriksa perubahan jumlah kalsium dalam
urine, sehingga dapat diketahui aktivitas kelenjar paratiroid.
Percobaan dilakukan dengan menggunakan Reagens Sulkowitch.
Bila pada percobaan tidak terdapat endapan maka kadar kalsium,
plasma diperkirakan antara 5 mg/dl. Endapan sedikit (Fine white
cloud) menunjukan kadar kalsium darah normal (6 ml/dl). Bila
endapan banyak, kadar kalsium tinggi.
Pembacaan hasil secara kwantitatif :
Negatif (-) : Tidak terjadi kekeruhan.
Positif (+) : Terjadi kekeruhan yang halus.
Positif (++) : Kekeruhan sedang
Positif (+++) : Kekeruhan banyak timbul dalam waktu kurang
dari 20 detik.
Positif (++++) : Kekeruhan hebat, terjadi seketika.

Percobaan Ellwort-Howard
Percobaan didasarkan pada diuresis pospor yang dipengaruhi oleh
parathormon.

Percobaan kalsium intravena


Percobaan ini didasarkan pada anggapan bahwa bertambahnya
kadar serum kalsium akan menekan pembentukan parathormon.
Normal bila pospor serum meningkat dan pospor diuresis
berkurang. Pada hiperparatiroid, pospor serum dan pospor
diuresis tidak banyak berubah. Pada hipoparatiroid, pospor serum
hampir tidak mengalami perubahan tetapi pospor diuresis
meningkat.

Pemeriksaan radiologi
Persiapan khusus tidak ada. Pemeriksaan ini bertujuan untuk
melihat kemungkinan adanya kalsifikasi tulang, penipisin dan
osteoporosis. Pada hipotiroid, dapat dijumpai kalsifikasi bilateral
pada dasar tengkorak. Densitas tulang bisa noral atau meningkat.
Pada hipertiroid, tulang menipis, terbentuk kista dalam tulang
serta tuberculae pada tulang.

Pemeriksaan Elektrocardiogram (EKG)


Persiapan khusus tidak ada. Pemeriksaan ini bertujuan untuk
mengidentifikasi kelainan gambaran EKG akibat perubahan kadar
kalsium serum terhadap otot jantung. Pada hiperparatiroid, akan
dijumpai gelombang Q-T yang memanjang, sedangkan
hiperparatiroid interval Q-T mungkin normal.

Pemeriksaan Elektromiogram (EMG)


Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengidentifikasi perubahan
kontraksi otot akibat perubahan kadar kalsium serum. Persiapan
khusus tidak ada.

f. Pemeriksaan Diagnostik pada Kelenjar Pankreas

Pemeriksaan Glukosa
Jenis pemeriksaannya adalah gula darah puasa. Bertujuan untuk
menilai kadar gula darah setelah puasa selama 8-10 jam.
Nilai normal :
Dewasa : 70-110 md/dl
Bayi : 50-80 mg/d
Anak-anak : 60-100 mg/dl
Gula darah 2 jam setelah dimakan. Sering disingkat dengan gula
darah 2 jam PP(post prandial).
Bertujuan untuk menilai kadar gula darah 2 jam setelah makan.
Dapat dilakukan secara bersamaan dengan pemeriksaan gula
darah puasa artinya setelah pengambilan gula darah puasa,
kemudian klien disuruh makan menghabiskan porsi yang biasa lalu

setelah 2 jam kemudian dilakukan pengukuran kadar gula


darahnya. Atau bisa juga dilakukan secara terpisah tergantung
pada kondisi klien. Prinsip persiapan dan pelaksanaan sama saja
namun perlu didingat waktu yang tepat untuk pengambilan
spesimen karena hal ini dpat memepengaruhi hasil pemeriksaan
bagi klien yang mendapat obat-obatan sementara dihentikan
sampai pengambilan spesimen dilakukan.
g. Pemeriksaan Diagnostik pada Kelenjar Adrenal

Pemeriksaaan Hemokonsentrasi darah


Nilai normal :
Dewasa wanita : 37-47 %
Dewasa pria : 45 -54 %
Anak-anak : 31-43 %
Bayi : 30-40 %
Neonatal : 44-62 %

Tidak ada persiapan secara khusus. Spesimen darah dapat


diperoleh dari perifer seperti ujung dari atau melalui fungsi
intravena. Bubuhi antikoagulan kedalam darah untuk mencegah
pembekuan.

Pemeriksaan elektrolit serum ( Na,k,Cl) dengan


Nilai normal
Natrium : 310-335 mg (13,6-14 meq/liter)
Kalium : 14-20 mg% (3,5-5,0 meq/liter)
Chlorida : 350-375 mg% (100-106 meq/liter)
Pada hipofungsi adrenal akan terjadi hipernatremi dan hipokalemi,
dan sebaliknya terjadi pada hiperfungsi adrenal yaitu
hiponatremia dan hiperkalemia. Tidak diperlukan persiapan fisik
secara khusus.

Percobaan Vanil Mandelic Acid (VMA)


Bertujuan untuk mengukur katekolamin dalam urine. Dibutuhkan
urine dalam 24 jam. Nilai normal 1-5 mg. Tidak ada persiapan
khusus.

Stimulasi Test
Dimaksudkan untuk mengevaluasi dan mendeteksi hipofungsi
adrenal. Dapat dilakukan terhadap kortisol dengan pemberian
ACTH. Stimulasi terhadap aldosteron dengan pemberian sodium

Anda mungkin juga menyukai