Anda di halaman 1dari 7

http://littlegeoamber.blogspot.co.id/2011/10/rekaman-stratigrafi-danmanfaatnya.

html

Pendahuluan
Startigrafi analisis berasal dari kata stratigrafi dan analisis. Startigrafi merupakan ilmu
mengenai strata atau urutan batuan berlapis dalam hal ini batuan sedimen, mengenai
pengelompokan dan pengurutan kelompok atau tubuh batuan. Sehingga stratigrafi analisis adalah
ilmu yang fokus mempelajari pada aspek karakter dan atribut suatu batuan yang kemudian
dianalisis dan diinterpretasi sehingga dapat sampai pada bagaimana origin dan sejarah geologi
pembentukan batuan tersebut. Karakter meliputi tekstur dan komposisi batuan, sedangkan atribut
meliputi struktur sedimen dan fosil. Untuk dapat menganalisis diperlukan suatu konsep stratigrafi
yaitu urutan dari batuan yang tertua sampai batuan yang termuda dan bagaimana hubungan
stratigrafinya. Prinsip dasar yang digunakan adalah hukum superposisi, horisontalitas, cross
cutting relationship, dan petrogenesis.
Pembahasan
Dalam stratigrafi analisis mengacu pada dua pokok bahasan utama yaitu lingkungan
pengendapan dan dinamika sedimentasi. Dari lingkungan pengendapan akan dihasilkan fasies
sedimentasi sedangkan dari dinamika sedimentasi akan dihasilkan sekuen stratigrafi. Keduanya
akan tercermin dalam rekaman stratigrafi yang dapat meninterpretasikan bagaimana kondisi
geologi di suatu daerah.
Lingkungan pengendapan
Merupakan suatu tempat di permukaan bumi yang memungkinkan bagi sedimen untuk
terakumulasi, yang secara fisik, kimia, dan biologi dapat dibedakan dengan tempat disekitarnya,
contohnya sungai, delta, lagun, dan laut dangkal sampai laut dalam. Analisis fasies pengendapan
dilakukan dengan pengamatan geometri, litologi, struktur sedimen, arah arus purba, dan fosil.
Komponen-komponen yang terekam dalam satu tubuh batuan tersebut kemudian diinterpretasi
bagaimana lingkungan pengendapannya.
Dinamika sedimentasi
Dipengaruhi oleh tiga hal yaitu
Suplai sedimen : ketersediaan atau banyak sedikitnya material sedimen yang diendapkan, hasil
dari proses erosi batuan yang ada sebelumnya, meliputi jumlah dan ukuran butir dari material
sedimen.

Eustasi : naik turunya muka air laut akibat glasiasi maupun regional (tektonik). Deglasiasi
menyebabkan naiknya muka air laut, garis pantai maju (trangresi) mengakibatkan terjadinya
pendalaman. Glasiasi menyebabkan turunnya muka air laut, garis pantai mundur (regresi)
mengakibatkan terjadinya pendangkalan.
Tektonik : berupa uplifting (pengangkatan) dan subsidence (penurunan), akan berpengaruh pada
besar kecilnya ruang akomodasi untuk menampung influks sedimen. Dimana uplifting akan
menyebabkan ruang akomodasi berkurang, dan subsidence menyebabkan ruang akomodasi
bertambah.
Iklim : tidak berpengaruh signifikan, akan berpengaruh pada batuan karbonat yang membutuhkan
kondisi lingkungan tertentu yaitu hangat, dangkal, dan jernih.
Sekuen stratigrafi
Urutan lapisan batuan yang relatif selaras, yang berhubungan secara genetis, pada bagian atas
dan bawah dibatasi oleh ketidakselarasan atau keselarasan.
Rekaman Stratigrafi
Rekaman stratigrafi merupakan suatu hasil pencatatan dan pemerian secara obyektif dan
lengkap suatu tubuh batuan terutama batuan sedimen serta korelasinya dengan tubuh batuan yang
lain baik secara vertikal maupun secara lateral dengan maksud untuk merekonstruksi tempat,
proses, pengaruh kondisi organik dan anorganik, serta perkembangannya dalam ruang
(paleogeografi) dan waktu (sejarah geologi).
Selalu mencerminkan
-

Siklus/perulangan

Pola transgresi-regresi

Ketidakselarasan-keselarasan
Hubungan ketiga parameter dinamika sedimentasi akan mempengaruhi rekaman stratigrafi yang
dihasilkan.
Bila suplai sedimen >>> ruang akomodasi terjadi pola progradasi (mengkasar ke atas)
Bila suplai sedimen <<< ruang akomodasi terjadi pola retrogradasi (menghalus ke atas)
Bila suplai sedimen = ruang akomodasi terjadi pola agradasi
Rekaman stratigrafi ini sangat vital bagi interpretasi geologi selanjutnya. Oleh karena itu,
data-data yang direkam harus obyektif (sesuai dengan keadaan yang sebenarnya di lapangan),

lengkap (tanpa kekurangan satu datapun yang mewakili) dan jelas (mudah dimengerti). Adapun
data-data yang perlu direkam selama pengamatan dan penelitian adalah sebagai berikut:
1) Geometri
Geometri merupakan karakteristik fisik yang berhubungan dengan bentuk dan ukuran
dari suatu fasies batuan sedimen. Geometri dikontrol antara lain oleh keadaan geomorfologi dari
lingkungan pengendapan sedimen, serta proses geologi yang terjadi setelah pengendapan batuan
tersebut berlangsung, yang antara lain dapat berupa proses erosi serta deformasi akibat proses
tektonik. Geometri merupakan salah satu rekaman yang dapat dijadikan acuan dalam
menentukan pola morfologi dari suatu cekungan pengendapan, seperti kelerengan dasar
cekungan. Geometri juga merupakan rekaman terhadap proses tektonik yang bekerja, yang dapat
ditentukan dari deformasi yang terbentuk pada batuan. Geometri juga merupakan rekaman
terhadap proses eksogenik (erosi) yang bekerja setelah batuan tersebut terendapkan.
2) Litologi
Litologi merupakan obyek utama yang diamati, diteliti dan direkam. Data litologi yang
dimaksud adalah deskripsi batuan (petrologis) terkait sifat fisik dan kimia batuan antara lain :
warna, geometri , tekstur, struktur dan komponen penyusun batuan (mineral). Berikut adalah
contoh deskripsi batuan (petrologis) :
Batupasir kuarsa berwarna putih keabu-abuan memperlihatkan tekstur klastik ukuran butir
pasir sedang, dengan kemas tertutup, grain supported, sortasi baik, tersusun oleh kuarsa
(dominan), feldspar, dan litik berupa fragmen membundar yang berukuran pasir.
3) Struktur sedimen
Struktur sedimen merupakan kenampakan dalam tubuh batuan sedimen dan/atau diantara
perlapisan tubuh batuan sedimen yang terbentuk karena proses fisika, kimiawi maupun biologis
(Sugeng S.S dalam handout Sedimentologi : Struktur Sedimen,2009). Struktur sedimen adalah
sebuah kunci untuk interpretasi seting pengendapan batuan sedimen. Menurut Tucker (1991),
struktur sedimen dibagi menjadi empat kelompok yakni :
a) Struktur erosi : sole mark,scour,slump,flute cast
b) Struktur pengendapan : current ripple, wavy, flasher,lentikuler, cross bedding, gradasi, laminasi
dan perlapisan
c) Struktur pasca pengendapan : load cast, mud crack, convolute bedding, styolite
d) Struktur biogenic : track, trail dan burrow

Adapun kegunaan struktur sedimen adalah sebagai berikut:


Sebagai acuan dalam menginterpretasi lingkungan pengendapan yang meliputi mekanisme
transportasi, arah aliran arus, kedalaman air, kekuatan arus/angin dan kecepatan relatif arus.
Mengetahui proses-proses yang membentuk struktur sedimen seperti :
Proses fisik: pergerakan arus, transportasi, suplai sedimen, dan aliran massa.
Proses kimia: pelarutan serta reaksi antar komponen batuan sedimen.
Proses biogenik: aktivitas organisme.
Untuk menentukan top dan bottom suatu lapisan batuan.
Untuk menentukan arah arus purba dan paleogeografi suatu daerah.
4) Fosil
Fosil merupakan benda alam yang berupa tubuh atau cangkang organisme, bekas, jejak
atau sisa kehidupannya, yang oleh proses alamiah terawetkan dan terekam terutama dalam
batuan sedimen terutama yang berbutir halus (Rahardjo, Wartono, dalam Panduan Praktikum
Mikropaleontologi, 2008).
Berdasarkan ukurannya, fosil dibagi menjadi dua yakni makrofosil dan mikrofosil. Dalam
perekaman data stratigrafi, informasi mengenai mikrofosil merupakan sumber yang lebih baik
untuk kepentingan analisis geologi selanjutnya. Kelompok mikrofosil umumnya merupakan fosil
indeks yakni sebagai penentu umur batuan dan kondisi ekologis purba. Mikrofosil mudah
dijumpai dalam jumlah banyak sehingga sebagian besar masih bisa terhindar dari proses abrasi
dan oleh karenanya analisis statistis lebih mudah dilakukan.
5) Struktur geologi
Struktur geologi adalah bentuk arsitektur batuan akibat deformasi yang terjadi pada kulit
bumi. Deformasi ini bisa menghasilkan struktur-struktur seperti kekar, sesar, lipatan, foliasi,
lineasi, dll.
Informasi mengenai struktur geologi perlu direkam seakurat mungkin untuk
memudahkan usaha pengolahan data. Data struktur geologi ini sangat penting untuk kepentingan
litostratigrafi. Usaha pengolahan data tersebut dikenal dengan istilah analisis struktur. Analisis
struktur dibagi menjadi tiga yakni analisis deskriptif, analisis kinematik dan analisis dinamik.
Dalam proses perekaman data di lapangan dilakukan analisis deskriptif. Analisis ini menekankan
pada pengenalan, pemerian dan pengukuran orientasi (kedudukan struktur) di lapangan (Sudarno,
dalam handout Geologi Struktur, 1999). Sedangkan analisis kinematik dan dinamik merupakan
analisis tingkat lanjutan yang dilakukan dalam pengolahan atau interpretasi data.
Contoh lingkungan pengendapan delta
Delta Plain

Merupakan bagian dataran dari delta yang terdiri dari endapan sungai yang lebih dominan
daripada endapan laut dan membentuk suatu dataran rawarawa. Material yang didominasi
berupa sedimen berbutir halus, seperti serpih organik dan batubara. Dataran delta plain tersebut
digerus oleh channel pensuplai material sedimen dan membentuk suatu percabangan. Sedimen
pada channel dicirikan oleh batupasir lempungan. Dibagi menjadi :
Upper delta plain
Dominan endapan sungai (braided dan meandering) dengan adanya bidang erosi.
Menunjukkan kecenderungan menghalus ke atas. Struktur sedimen yang umum dijumpai adalah
cross bedding, ripple cross stratification scoure and fill dan lensalensa lempung. Endapan point
bar membawa sedimen berupa pasir halus dan rombakan material organik serta lempung yang
terbentuk sebagai hasil luapan material selama terjadinya banjir.
Lower delta plain
Dominan serpih dan shale yang kaya material organik sehingga memiliki potensi berkembangnya
batubara.
Delta Front
Merupakan bagian dari delta dengan energi yang tinggi dan sedimen secara tetap
dipengaruhi oleh adanya proses pasang-surut, arus pantai dan gelombang. Delta front terbentuk
pada lingkungan laut dangkal dan akumulasi sedimennya berasal dari distributary channel.
Batupasir yang diendapkan dari distributary channel tersebut membentuk endapan bar (mouth
bar). Pada penampang stratigarfi, endapan bar tersebut memperlihatkan distribusi butiran
mengkasar ke atas. Mouth bar yang merupakan bagian dari delta front, terjadi pengendapan
dengan kecepatan tinggi, sedimen umumnya tersusun atas pasir yang diendapkan melalui proses
fluvial,sehingga berpotensi menjadi reservoir.
Pro delta
Merupakan bagian dari delta yang berada di laur delta front. Prodelta merupakan
kelanjutan delta front ke arah laut dengan perubahan litologi dari batupasir bar ke endapan
batulempung dan selalu ditandai oleh zona lempungan tanpa pasir. Merupakan bagian distal dari
delta, yang hanya terdiri dari akumulasi lanau dan lempung serta fasies mengkasar ke atas
memperlihatkan transisi dari lempungan prodelta ke fasies batupasir dari delta front. Litologi
dari prodelta ini banyak ditemukan bioturbasi yang merupakan karakteristik endapan laut. Pro

delta,terdiri dari akumulasi lanau dan lempung yang mengkasar ke atas,sehingga berpotensi
menjadi source rock.
Kesimpulan
Analisis stratigrafi pada suatu daerah
-

Meliputi analisis pengamatan fasies pengendapan dan sekuen stratigrafi (rekaman stratigrafi).

Analisis fasies pengendapan dilakukan dengan pengamatan/observasi geometri, litologi, struktur


sedimen, arah arus purba, dan fosil; interpretasi lingkungan pengendapan dan paleogeografi,
serta prediksi dengan membuat model fasies.

Analisis sekuen stratigrafi untuk mengetahui bagaimana dinamika sedimentasi terjadi, yang
dikontrol oleh tiga hal utama yaitu suplai sedimen, eustasi, dan tektonik.
Kegunaan rekaman stratigrafi untuk analisis geologi suatu daerah
Dari penjelasan singkat di atas, kegunaan rekaman stratigrafi untuk analisis geologi suatu
daerah sangatlah banyak. Beberapa di antaranya adalah :

Untuk menentukan lingkungan pengendapan maupun asal mula jadi dari batuan sedimen yang
dapat diinterpretasi dari litologi khas, kandungan mineral indeks, struktur sedimen yang khas,
dll.
Untuk menentukan pola morfologi dari suatu cekungan pengendapan, seperti kelerengan dasar
cekungan yang dapat diinterpretasi dari geometri.
Untuk menentukan paleobatimetri dari suatu daerah yang dapat diinterpretasi dari kandungan fosil
bentonik insitu.
Untuk menentukan perubahan pola garis pantai purba (daratan atau laut, regresi atau transgresi)
yang dapat diinterpretasi dari rekaman stratigrafi yang mempunyai finning upward atau
coarsening upward.
Untuk menentukan perubahan dari luas cekungan atau perubahan ruang akomodasi di suatu wilayah
dapat diinterpretasi dari rekaman stratigrafi yang berupa depositional fasies (ruang akomodasi 0
atau positif) atau erosional surface (ruang akomodasi menjadi negatif).
Untuk menentukan fluktuasi iklim purba di suatu wilayah dapat diinterpretasi dari siklus atau
perulangan litologi yang dijumpai di lapangan.
Untuk menentukan kecepatan arus purba di suatu daerah yang dapat diinterpretasi dari ukuran butir
dari suatu litologi yang kemudian di cocokkan dengan diagram Hjulstrom. Dan lain sebagainya.

Anda mungkin juga menyukai