PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Manusia merupakan salah satu komponen penting dalam organisasi.
Perusahaan sebagai salah satu bentuk organisasi yang keberhasilannya sangat
dipengaruhi oleh kinerja individu yang ada di dalamnya. Karyawan sebagai individu
ketika memasuki perusahaan akan membawa karakteristik kepribadiannya masingmasing. Kepribadian adalah keseluruhan cara seorang individu bereaksi dan
berinteraksi dengan individu lain. Kepribadian paling sering dideskripsikan dalam
istilah sifat yang bisa diukur yang ditunjukkan oleh seseorang. Selanjutnya hal ini
akan berpengaruh terhadap kemampuan karyawan dalam melaksanakan tatanan
organisasi seperti peraturan dan hirarki, tugas-tugas, wewenang dan tanggung jawab,
serta pengambilan keputusan.
Pengambilan keputusan merupakan suatu proses mengombinasikan pendekatan
yang rasional dan judgmental, yang prosesnya tidak dapat diformulasikan secara
lengkap. Dalam proses ini, pengambil keputusan akan selalu menghadapi risiko yang
berpengaruh pada proses judgment itu sendiri. Pemahaman terhadap proses
pengambilan keputusan pada masalah yang kompleks sangatlah penting agar dapat
mengambil keputusan dengan baik dan menghadapi risiko dengan bijak. Praktik
pengambilan keputusan selama ini menunjukkan kompleksitas masalah dan
keterbatasan
kemampuan
rasional
manusia,
maka
orang
akan
melakukan
pengambilan keputusan secara rasional dan juga dalam berbagai situasi, mengambil
keputusan dengan proses heuristic. Heuristik adalah proses yang dilakukan oleh
individu dalam mengambil keputusan secara cepat, dengan menggunakan pedoman
umum dan sebagian informasi saja. Proses ini mengakibatkan adanya kemungkinan
bias, kesalahan, dan ketidakakuratan keputusan.
1.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas, maka rumusan masalah sebagai
berikut:
1. Bagaimana konsep pengambilan keputusan?
2. Bagaimana hubungan antara persepsi dan pengambian keputusan individual?
3. Bagaimana Perbedaan karakteristik individu mempengaruhi gaya
pengambilan keputusan?
4. Bagaimana Peran Etika Dalam Pengambilan Keputusan
1.3
Tujuan Penulisan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan sangat penting dalam manajemen dan merupakan
Model Rasional
Enam langkah dalam model pengambilan keputusan rasional diurutkan
b)
2.2
merupakan suatu bagian yang penting dari perilaku organisasi. Tetapi bagaimana
individu dalam organisasi mengambil keputusan dan kualitas dari pilihan mereka
sebagiah besar dipengaruhi oleh persepsi mereka. Pengambilan keputusan terjadi
sebagai suatu reaksi terhadap suatu masalah. Terdapat suatu penyimpangan antara
suatu keadaan dewasa ini dan sesuatu keadaan yang diinginkan, yang menuntut
pertimbangan arah tindakan alternatif. Misalnya, seorang manager suatu divisi
menilai penurunan penjualan sebesar 2% sangat tidak memuaskan, namun didivisi
lain penurunan sebesar itu dianggap memuaskan oleh managernya. Perlu diperhatikan
bahwa setiap keputusan menuntut penafsiran dan evaluasi terhadap informasi. Karena
itu, data yang diterima perlu disaring, diproses, dan ditafsirkan. Misalnya, data mana
yang relevan dengan pengambilan keputusan. Persepsi dari pengambil keputusan
akan ikut menentukan hal tersebut, yang akan mempunyai hubungan yang besar pada
hasil akhirnya.
2.2.1
a) Rasionalitas Terbatas
Yaitu para individu mengambil keputusan dengan merancang bangun modelmodel yang disederhanakan yang menyuling cirri-ciri hakiki dari masalah tanpa
menangkap semua kerumitannya. Aspek yng menarik dari rasionalitas terbatas ini
adalah bahwa urutan di mana alternatif-alternatif dipertimbangkan bersifat kritis
dalam menentukan alternatif mana yang dipilih.
b) Intuisi
Pengambilan keputusan intuitif seperti yang digunakan oleh Joe Garcia barubaru ini muncul dan disegani. Ada sejumlah cara untuk mengkonseptualkan intuisi.
Pengambilan keputusan secara intuitif sebagai suatu proses tak sadar yang dicipakan
dari dalam pengalaman yang tersaring.
c) Identifikasi Masalah
Masalah-msalah yang tampak cenderung memiliki probabilitas terpilih yang
lebih tinggi disbanding masalah-masalah yang penting. Kita dapat menawarkan
sekuarang-kurangnya 2 alasan. Pertama, mudah untuk mengenali masalah-masalah
yang tampak. Kedua, perlu diingat bahwa kita prihatin dengan pengambilan
keputusan dalam organisasi.
d) Pengembangan Alternatif
Karena pengambil keputusan jarang mencri suatu pemecahan optimum,
melainkan yang agak memuaskan, kami berharap untuk menemukan suatu
penggunaan minimal atas kreativitas dalam mencari alternatif-alternatif.
e) Membuat Pilihan
Untuk menghindari informasi yag terlalu sarat, para pengambil keputusan
mengandalkan heuristik atau jalan pintas penilaian dalam pengambilan keputusan.
Terdapat dua macam heuristik yaitu :
2.3
Pengaruh
Perbedaan
Karakteristik
Individu
Terhadap
Gaya
Pengambilan Keputusan
Riset terhadap gaya pengambilan keputusan telah mengidentifikasi empat
pendekatan individual yang berbeda terhadap pengambilan keputusan. Keempat
Analitik
Konseptual
Perilaku
*Memperhatikan kinerja rekan kerja dan bawahan, resptif terhadap usulanusulan, mengedepankan komunikasi,menghindari konflik,dan mengupaya- kan
penerimaan.
*Tiap manajer memiliki lebih dari satu karakteristik, tetapi memiliki gaya yang
dominan, dan yang sebagai penunjang.
(Catatan)
2.4
b)
c)
2.4.1
oleh suatu lingkungan organisasional yang mengijinkan atau mendorong praktepraktek tak etis.
c) Tempat Kedudukan Kendali (Locus of Control), merupakan karakteristik
kepribadian yang mengukur sejauh mana orang meyakini bahwa mereka
bertanggung jawab untuk peristiwa-peristiwa dalam hidup mereka
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pengambilan keputusan adalah proses pemilihan alternatif solusi untuk
masalah. Secara umum pengambilan keputusan adalah upaya untuk menyelesaikan
masalah dengan memilih alternatif solusi yang ada. Untuk menentukan pilihan dari
berbagai teori pengambilan keputusan baik itu rasional, inkremental atau pengamatan
terpadu dengan beberapa alternatif pilihan yang tersedia, harusnya berdasar pada
nilai-nilai, norma-norma, atau pedoman tertentu yang digunakan sebagai landasan
dalam menentukan pilihan teori yang tepat.
Pengambilan kuputusan individual, baik ditingkat bawah maupun atas, merupakan
suatu bagian yang penting dari perilaku organisasi. Tetapi bagaimana individu dalam
organisasi mengambil keputusan dan kualitas dari pilihan mereka sebagiah besar
dipengaruhi oleh persepsi mereka.
Riset terhadap gaya pengambilan keputusan telah mengidentifikasi empat
pendekatan individual yang berbeda terhadap pengambilan keputusan. Keempat
pendekatan ini meliputi Analitis, Konseptual, Direktil, dan Behavioral. Selain
meberikan satu kerangka untuk melihat perbedaan-perbedaan individual, gaya
pengambilan keputusan dapat bermanfaat untuk membantu memahami bagaiman dua
orang yang tingkat intelegensinya sama, degan mengakses ke informasi yang sama,
dapat berbeda dalam cara-cara mereka melakukan pendekatan dalam keputusan dan
pilihan terakhir yang mereka ambil.
Pertimbangan etis merupakan suatu kriteria yang penting dalam pengambilan
keputusan. Tiga cara yang berlainan untuk embuat kerangka keputusan dan
memeriksa faktor-faktor yang membentuk perilaku pengambilan keputusan etis. Tiga
kriteria keputusan etis tersebut yaitu, kriteria utilitarian, kriteria menekan pada hak,
dan kriteria menekankan pada keadilan
Daftar Pustaka
Diakses
pada
November
2016.
Pada
https://ryanzzeka.wordpress.com/2015/05/01/faktor-faktor-yangmempengaruhi-pengambilan-keputusan/
Rhetno, Wulan. 2014. Organisasi keprilakuan persepsi dan pengambilan keputusan
individual.
Artikel.
Diakses
pada
November
2016.
https://rhetnowulan.wordpress.com/2014/07/04/makalah-organisasikeprilakuan-presepsi-dan-pengambilan-keputusan-individual/
Pada