Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Manusia merupakan salah satu komponen penting dalam organisasi.
Perusahaan sebagai salah satu bentuk organisasi yang keberhasilannya sangat
dipengaruhi oleh kinerja individu yang ada di dalamnya. Karyawan sebagai individu
ketika memasuki perusahaan akan membawa karakteristik kepribadiannya masingmasing. Kepribadian adalah keseluruhan cara seorang individu bereaksi dan
berinteraksi dengan individu lain. Kepribadian paling sering dideskripsikan dalam
istilah sifat yang bisa diukur yang ditunjukkan oleh seseorang. Selanjutnya hal ini
akan berpengaruh terhadap kemampuan karyawan dalam melaksanakan tatanan
organisasi seperti peraturan dan hirarki, tugas-tugas, wewenang dan tanggung jawab,
serta pengambilan keputusan.
Pengambilan keputusan merupakan suatu proses mengombinasikan pendekatan
yang rasional dan judgmental, yang prosesnya tidak dapat diformulasikan secara
lengkap. Dalam proses ini, pengambil keputusan akan selalu menghadapi risiko yang
berpengaruh pada proses judgment itu sendiri. Pemahaman terhadap proses
pengambilan keputusan pada masalah yang kompleks sangatlah penting agar dapat
mengambil keputusan dengan baik dan menghadapi risiko dengan bijak. Praktik
pengambilan keputusan selama ini menunjukkan kompleksitas masalah dan
keterbatasan

kemampuan

rasional

manusia,

maka

orang

akan

melakukan

pengambilan keputusan secara rasional dan juga dalam berbagai situasi, mengambil
keputusan dengan proses heuristic. Heuristik adalah proses yang dilakukan oleh
individu dalam mengambil keputusan secara cepat, dengan menggunakan pedoman
umum dan sebagian informasi saja. Proses ini mengakibatkan adanya kemungkinan
bias, kesalahan, dan ketidakakuratan keputusan.

1.2

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas, maka rumusan masalah sebagai
berikut:
1. Bagaimana konsep pengambilan keputusan?
2. Bagaimana hubungan antara persepsi dan pengambian keputusan individual?
3. Bagaimana Perbedaan karakteristik individu mempengaruhi gaya
pengambilan keputusan?
4. Bagaimana Peran Etika Dalam Pengambilan Keputusan
1.3

Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan makalah sebagai berikut:


1. Untuk memahami konsep pengambilan keputusan.Untuk memahami hubngan
antara persepsi dan pengambilan keputusan individual.
2. Untuk memahami pengaruh perbedaan karakteristik individu terhadap gaya
pengambilan keputusan.
3. Untuk memahami peran etika dalam pengambilan keputusan

BAB II

PEMBAHASAN
2.1

Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan sangat penting dalam manajemen dan merupakan

tugas utama dari seorang pemimpin (manajer). Pengambilan keputusan (decision


making) diproses oleh pengambilan keputusan (decision maker) yang hasilnya berupa
keputusan (decision). Definisi-definisi Pengambilan Keputusan Menurut Beberapa
Ahli :
a) G. R. Terry : Pengambilan keputusan dapat didefinisikan sebagai pemilihan
alternatif kelakuan tertentu dari

dua atau lebih alternatif yang ada.

b) Drs. H. Malayu S.P Hasibuan: Pengambilan keputusan adalah suatu proses


penentuan keputusan yang terbaik dari sejumlah alternatif untuk melakukan
aktivitas-aktivitas pada masa yang akan datang.
c) Harold Koontz dan Cyril ODonnel: Pengambilan keputusan adalah pemilihan
di antara alternatif-alternatif mengenai sesuatu cara bertindakadalah inti
dari perencanaan. Suatu rencana dapat dikatakan tidak ada, jika tidak ada
keputusan suatu sumber yang dapat dipercaya, petunjuk atau reputasi yang
telah dibuat.
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa pengambilan
keputusan adalah proses pemilihan alternatif solusi untuk masalah. Secara umum
pengambilan keputusan adalah upaya untuk menyelesaikan masalah dengan memilih
alternatif solusi yang ada.
2.1.1

Faktor-Faktor yang terkait dengan Pengambilan Keputusan


Untuk menentukan pilihan dari berbagai teori pengambilan keputusan baik itu

rasional, inkremental atau pengamatan terpadu dengan beberapa alternatif pilihan


yang tersedia. Tentu masing-masing harus mempunyai dasar (nilai-nilai, normanorma, atau pedoman tertentu) yang digunakan sebagai landasan dalam menentukan
pilihan teori yang tepat. Menurut Terry (1989) dalam blog Komunitas

Diamond faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam mengambil keputusan sebagai


berikut:
a) Hal-hal yang berwujud maupun tidak berwujud, yang emosional maupun
rasional perlu diperhitungkan dalam pengambilan keputusan;
b) Setiap keputusan nantinya harus dapat dijadikan bahan untuk mencapai tujuan
organisasi;
c) Setiap keputusan janganlah berorientasi pada kepentingan pribadi, perhatikan
kepentingan orang lain;
d) Jarang sekali ada 1 pilihan yang memuaskan;
e) Pengambilan keputusan merupakan tindakan mental. Dari tindakan mental ini
kemudian harus diubah menjadi tindakan fisik;
f) Pengambilan keputusan yang efektif membutuhkan waktu yang cukup lama;
g) Diperlukan pengambilan keputusan yang praktis untuk mendapatkan hasil
yang baik;
h) Setiap keputusan hendaknya dikembangkan, agar dapat diketahui apakah
keputusan yang diambil itu betul; dan
i) Setiap keputusan itu merupakan tindakan permulaan dari serangkaian kegiatan
berikutnya.
Kemudian terdapat enam faktor lain yang juga ikut mempengaruhi
pengambilan keputusan :1) Fisik. Didasarkan pada rasa yang dialami pada tubuh,
seperti rasa tidak nyaman, atau kenikmatan. Ada kecenderungan menghindari tingkah
laku yang menimbulkan rasa tidak senang, sebaliknya memilih tingkah laku yang
memberikan kesenangan. 2) Emosional. Didasarkan pada perasaan atau sikap. Orang
akan bereaksi pada suatu situasi secara subyektif. 3) Rasional. Didasarkan pada
pengetahuan orang-orang mendapatkan informasi, memahami situasi dan berbagai
konsekuensinya. 4) Praktikal. Didasarkan pada keterampilan individual dan
kemampuan melaksanakan. Seseorang akan menilai potensi diri dan kepercayaan
dirinya melalui kemampuannya dalam bertindak. 5) Interpersonal.Didasarkan pada
pengaruh jaringan sosial yang ada. Hubungan antar satu orang ke orang lainnya dapat

mempengaruhi tindakan individual. 6) Struktural. Didasarkan pada lingkup sosial,


ekonomi dan politik. Lingkungan mungkin memberikan hasil yang mendukung atau
mengkritik suatu tingkah laku tertentu.
John D.Miller dalam Imam Murtono (2009) menjelaskan faktor-faktor yang
berpengaruh dalam pengambilan keputusan adalah: jenis kelamin pria atau wanita,
peranan pengambilan keputusan, dan keterbatasan kemampuan. Dalam pengambilan
suatu keputusan individu dipengaruhi oleh tiga faktor utama yaitu nilai individu,
kepribadian, dan kecenderungan dalam pengambilan risiko.
Pertama, nilai individu pengambil keputusan merupakan keyakinan dasar
yang digunakan seseorang jika ia dihadapkan pada permasalahan dan harus
mengambil suatu keputusan. Nilai-nilai ini telah tertanam sejak kecil melalui suatu
proses belajar dari lingkungan keluarga dan masyarakat. Dalam banyak keadaan
individu bahkan tidak berpikir untuk menyusun atau menilai keburukan dan lebih
ditarik oleh kesempatan untuk menang.
Kedua, kepribadian. Keputusan yang diambil seseorang juga dipengaruhi oleh
faktor psikologis seperti kepribadian. Dua variabel utama kepribadian yang
berpengaruh terhadap keputusan yang dibuat, seperti ideologi versus kekuasaan dan
emosional versus objektivitas. Beberapa pengambil keputusan memiliki suatu
orientasi ideologi tertentu yang berarti keputusan dipengaruhi oleh suatu filosofi atau
suatu perangkat prinsip tertentu. Sementara itu pengambil keputusan atau orang lain
mendasarkan keputusannya pada suatu yang secara politis akan meningkatkan
kekuasaannya secara pribadi.
Ketiga, kecenderungan terhadap pengambilan risiko. Untuk meningkatkan
kecakapan dalam membuat keputusan, misalnya perawat harus membedakan situasi
ketidakpastian dari situasi risiko, karena keputusan yang berbeda dibutuhkan dalam
kedua situasi tersebut. Ketidakpastian adalah kurangnya pengetahuan hasil tindakan,
sedangkan risiko adalah kurangnya kendali atas hasil tindakan dan menganggap
bahwa si pengambil keputusan memiliki pengetahuan hasil tindakan walaupun ia
tidak dapat mengendalikannya. Lebih sulit membuat keputusan di bawah

ketidakpastian dibanding di bawah kondisi bahaya. Di bawah ketidakpastian si


pengambil keputusan tidak memiliki dasar rasional terhadap pilihan satu strategi atas
strategi lainnya.
2.1.2

Proses Pengambilan Keputusan


Pengambil keputusan yang optimal adalah rasional. Artinya dia membuat

pilihan memaksimalkan nilai yang konsisten dalam batas-batas tertentu. Terdapat


asumsi-asumsi khusus yang mendasari model ini. Asumsi tersebut yaitu :
a)

Model Rasional
Enam langkah dalam model pengambilan keputusan rasional diurutkan

sebagai berikut : Tetapkan masalah, Identifikasikan kriteria keputusan, Alokasikan


bobot pada criteria, Kembangkan Alternatif, Evaluasi alternatif, Pilihlah alternatif
terbaik
b) Asumsi Model
Model pengambilan keputusan rasional yang baru saja digambarkan
mengandung sejumlah asumsi sebagai berikut : Kejelasan masalah, Pilihan-pilihan
diketahui, Pilihan yang jelas, Pilihan yang konstan, Tidak ada batasan waktu atau
biaya Pelunasan maksimum.
2.1.3

Meningkatkan Kreativitas Dalam Pengambilan Keputusan


Kreativitas penting bagi pengambil keputusan, hal ini memungkinkan

pengambil keputusan untuk lebih sepenuhnya menghargai dan memahami masalah,


termasuk melihat masalah-masalah yang tidak dapat dilihat orang lain.
a) Potensial Kreatif. Kebanyakan orang mempunyai potensial kreatif yang dapat
mereka gunakan bila dikonfrontasikan dengan sebuah masalah pengambilan
keputusan. Namun untuk melepaskan potensial tersebut, mereka harus keluar dari
kebiasaan psikologis yang kebanyakan dari kita terlibat di dalamnya dan belajar
begaimana berpikir tentang satu maslah dengan cara yang berlainan.

b)

Model Kreatifitas Tiga Komponen. Model ini mengemukakan bahwa


kreativitas individual pada hakikatnya menuntut keahlian, keterampilan berpikir
kreatif, dan motivasi tugas intrinsic. Semakin tinggi tingkat dari masing-masing
ketig kompoen ini semakin tinggi kretivitasnya. Keahlian adalah landasan bagi
semua kerja kretif. Komponen kedua adalah keterampilan berpikir kreatif,
sedangkan komponen terakhir dalah motivasi tugas intrinsic.

2.2

Hubungan antara Persepsi dan Pengambilan Keputusan Individual


Pengambilan kuputusan individual, baik ditingkat bawah maupun atas,

merupakan suatu bagian yang penting dari perilaku organisasi. Tetapi bagaimana
individu dalam organisasi mengambil keputusan dan kualitas dari pilihan mereka
sebagiah besar dipengaruhi oleh persepsi mereka. Pengambilan keputusan terjadi
sebagai suatu reaksi terhadap suatu masalah. Terdapat suatu penyimpangan antara
suatu keadaan dewasa ini dan sesuatu keadaan yang diinginkan, yang menuntut
pertimbangan arah tindakan alternatif. Misalnya, seorang manager suatu divisi
menilai penurunan penjualan sebesar 2% sangat tidak memuaskan, namun didivisi
lain penurunan sebesar itu dianggap memuaskan oleh managernya. Perlu diperhatikan
bahwa setiap keputusan menuntut penafsiran dan evaluasi terhadap informasi. Karena
itu, data yang diterima perlu disaring, diproses, dan ditafsirkan. Misalnya, data mana
yang relevan dengan pengambilan keputusan. Persepsi dari pengambil keputusan
akan ikut menentukan hal tersebut, yang akan mempunyai hubungan yang besar pada
hasil akhirnya.
2.2.1

Praktek Pengembalian Keputusan individu dalam organisasi

a) Rasionalitas Terbatas
Yaitu para individu mengambil keputusan dengan merancang bangun modelmodel yang disederhanakan yang menyuling cirri-ciri hakiki dari masalah tanpa
menangkap semua kerumitannya. Aspek yng menarik dari rasionalitas terbatas ini
adalah bahwa urutan di mana alternatif-alternatif dipertimbangkan bersifat kritis
dalam menentukan alternatif mana yang dipilih.

b) Intuisi
Pengambilan keputusan intuitif seperti yang digunakan oleh Joe Garcia barubaru ini muncul dan disegani. Ada sejumlah cara untuk mengkonseptualkan intuisi.
Pengambilan keputusan secara intuitif sebagai suatu proses tak sadar yang dicipakan
dari dalam pengalaman yang tersaring.
c) Identifikasi Masalah
Masalah-msalah yang tampak cenderung memiliki probabilitas terpilih yang
lebih tinggi disbanding masalah-masalah yang penting. Kita dapat menawarkan
sekuarang-kurangnya 2 alasan. Pertama, mudah untuk mengenali masalah-masalah
yang tampak. Kedua, perlu diingat bahwa kita prihatin dengan pengambilan
keputusan dalam organisasi.
d) Pengembangan Alternatif
Karena pengambil keputusan jarang mencri suatu pemecahan optimum,
melainkan yang agak memuaskan, kami berharap untuk menemukan suatu
penggunaan minimal atas kreativitas dalam mencari alternatif-alternatif.
e) Membuat Pilihan
Untuk menghindari informasi yag terlalu sarat, para pengambil keputusan
mengandalkan heuristik atau jalan pintas penilaian dalam pengambilan keputusan.
Terdapat dua macam heuristik yaitu :

Heuristik ketersediaan, kecenderungan bagi orang-orang untuk mendasarkan


penilain pada informasi yang sudah ada di tangan mereka.

Heuristik representatif, menilai kemungkinan dari suatu kejadian dengan


menarik analogi dan meliha situasi identik di mana sebenarnya tidak identik.

2.3

Pengaruh

Perbedaan

Karakteristik

Individu

Terhadap

Gaya

Pengambilan Keputusan
Riset terhadap gaya pengambilan keputusan telah mengidentifikasi empat
pendekatan individual yang berbeda terhadap pengambilan keputusan. Keempat

pendekatan ini meliputi Analitis, Konseptual, Direktil, dan Behavioral. Selain


meberikan satu kerangka untuk melihat perbedaan-perbedaan individual, gaya
pengambilan keputusan dapat bermanfaat untuk membantu memahami bagaiman dua
orang yang tingkat intelegensinya sama, degan mengakses ke informasi yang sama,
dapat berbeda dalam cara-cara mereka melakukan pendekatan dalam keputusan dan
pilihan terakhir yang mereka ambil.
*Rasional-toleransi rendah.
Direktif

*Efisien (informasi minimal), dan logis.


*Mengambil keputusan dengan cepat,berorientasi jangka pendek.
*Rasional-toleransi tinggi.

Analitik

*Lebih banyak informasi dan alternatif.


*Pengambilan keputusan cermat.
*Intuitif-toleransi tinggi.

Konseptual

*Pandangannya sangat luas dan mempertimbangkan banyak alternatif.


*Orientasi jangka panjang dan mampu menemukan solusi kreatif.
*Intutif-toleransi rendah.
*Pengambil keputusan dapat bekerja baik dengan yang lain.

Perilaku

*Memperhatikan kinerja rekan kerja dan bawahan, resptif terhadap usulanusulan, mengedepankan komunikasi,menghindari konflik,dan mengupaya- kan
penerimaan.
*Tiap manajer memiliki lebih dari satu karakteristik, tetapi memiliki gaya yang
dominan, dan yang sebagai penunjang.

(Catatan)

*Manajer yang luwes dapat menyesuaikan gayanya dengan situasi.


*Dua orang yang intelegensinya sama dan mengakses pada informasi yang
sama, dapat berbeda dalam pendekatan pengambilan keputusan.

2.4

Peran Etika Dalam Pengambilan Keputusan

Pertimbangan etis merupakan suatu kriteria yang penting dalam pengambilan


keputusan. Tiga cara yang berlainan untuk embuat kerangka keputusan dan
memeriksa faktor-faktor yang membentuk perilaku pengambilan keputusan etis. Tiga
kriteria keputusan etis tersebut yaitu, kriteria utilitarian, kriteria menekan pada hak,
dan kriteria menekankan pada keadilan :
a)

Kriteria Utilitarian, keputusan diambil semata-mata atas hasil atau konsekuensi


mereka. Pada kriteria ini mendorong efisiensi dan produktivitas, tetapi dapat
mengakibatkan pengabaian hak dari beberapa individu.

b)

Kriteria menekankan pada hak, mempersilahkan individu untuk mengambil


keputusan yang konsisten dengan kebebasan dan keistimewaan mendasar.
Penggunaan hak sebagai kriteria dapat memberikan kebebasan dan perlindungan
kepada individu, tetapi dapat merintangi efisiensi dan produktivitas.

c)

Kriteria menekankan pada keadilan, mensyartkan individu untuk mengenakan


dan memperkuat aturan-aturan secara adil dan tidak berat sebelah sehingga ada
pembagian manfaat dan biaya yang pantas. Melindungi kepentingan individu
yang kurang terwakili dan yang kurang berkuasa, tetapi kriterian ini dapat
mendorong kepemilikian yang akan mengurangi pengambilan risiko, inovasi, dan
produktivitas.

2.4.1

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengambilan Keputusan Etis

Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan etis


a) Tahap perkembangan moral.Yaitu suatu penilaian terhadap kapasitas seseorang
untuk menimbang yang secara moral benar, makin tinggi perkembangan moral
seseorang makin kurang bergantung pada pengaruh-pengaruh luar dan makin
cenderung berperilaku etis.
b) Lingkungan Organisasional. orang-orang yang kekurangan rasa moral yang kuat
akan jauh lebih kecil kemungkinannya untuk mengambil keputusan yang tidak
etis jika mereka dihambat oleh lingkungan organisasional yang tidak menyukai
perilaku semacam itu, sebaliknya individu yang sangat berbudi dapat dicemari

oleh suatu lingkungan organisasional yang mengijinkan atau mendorong praktepraktek tak etis.
c) Tempat Kedudukan Kendali (Locus of Control), merupakan karakteristik
kepribadian yang mengukur sejauh mana orang meyakini bahwa mereka
bertanggung jawab untuk peristiwa-peristiwa dalam hidup mereka

LOC Internal, lebih mengandalkan pada standar internal mereka sendiri


mengenai benar atau salah untuk memandu perilaku mereka.

LOC Eksternal, lebih kecil kemungkinannya untuk memikul tanggung jawab


atas konsekuensi-konsekuensi dari perilaku mereka dan lebih besar kemungkinan
untuk mengandalkan pengaruh-pengaruh eksternal.

BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pengambilan keputusan adalah proses pemilihan alternatif solusi untuk
masalah. Secara umum pengambilan keputusan adalah upaya untuk menyelesaikan
masalah dengan memilih alternatif solusi yang ada. Untuk menentukan pilihan dari
berbagai teori pengambilan keputusan baik itu rasional, inkremental atau pengamatan
terpadu dengan beberapa alternatif pilihan yang tersedia, harusnya berdasar pada
nilai-nilai, norma-norma, atau pedoman tertentu yang digunakan sebagai landasan
dalam menentukan pilihan teori yang tepat.
Pengambilan kuputusan individual, baik ditingkat bawah maupun atas, merupakan
suatu bagian yang penting dari perilaku organisasi. Tetapi bagaimana individu dalam
organisasi mengambil keputusan dan kualitas dari pilihan mereka sebagiah besar
dipengaruhi oleh persepsi mereka.
Riset terhadap gaya pengambilan keputusan telah mengidentifikasi empat
pendekatan individual yang berbeda terhadap pengambilan keputusan. Keempat
pendekatan ini meliputi Analitis, Konseptual, Direktil, dan Behavioral. Selain
meberikan satu kerangka untuk melihat perbedaan-perbedaan individual, gaya
pengambilan keputusan dapat bermanfaat untuk membantu memahami bagaiman dua
orang yang tingkat intelegensinya sama, degan mengakses ke informasi yang sama,
dapat berbeda dalam cara-cara mereka melakukan pendekatan dalam keputusan dan
pilihan terakhir yang mereka ambil.
Pertimbangan etis merupakan suatu kriteria yang penting dalam pengambilan
keputusan. Tiga cara yang berlainan untuk embuat kerangka keputusan dan
memeriksa faktor-faktor yang membentuk perilaku pengambilan keputusan etis. Tiga
kriteria keputusan etis tersebut yaitu, kriteria utilitarian, kriteria menekan pada hak,
dan kriteria menekankan pada keadilan

Daftar Pustaka

Ryanz, Zekka. 2015. Factor-faktor yang Mempengaruhi Pengambilan Keputusan.


Artikel.

Diakses

pada

November

2016.

Pada

https://ryanzzeka.wordpress.com/2015/05/01/faktor-faktor-yangmempengaruhi-pengambilan-keputusan/
Rhetno, Wulan. 2014. Organisasi keprilakuan persepsi dan pengambilan keputusan
individual.

Artikel.

Diakses

pada

November

2016.

https://rhetnowulan.wordpress.com/2014/07/04/makalah-organisasikeprilakuan-presepsi-dan-pengambilan-keputusan-individual/

Pada

Anda mungkin juga menyukai

  • Bab III Metode Penelitian
    Bab III Metode Penelitian
    Dokumen21 halaman
    Bab III Metode Penelitian
    Taufik Hidayat B T
    Belum ada peringkat
  • BAB II Agus
    BAB II Agus
    Dokumen37 halaman
    BAB II Agus
    Taufik Hidayat B T
    Belum ada peringkat
  • PENGESAHAN Megawati
    PENGESAHAN Megawati
    Dokumen2 halaman
    PENGESAHAN Megawati
    Taufik Hidayat B T
    Belum ada peringkat
  • Tabel T
    Tabel T
    Dokumen4 halaman
    Tabel T
    Taufik Hidayat B T
    Belum ada peringkat
  • Bab I Pendahuluan
    Bab I Pendahuluan
    Dokumen7 halaman
    Bab I Pendahuluan
    Taufik Hidayat B T
    Belum ada peringkat
  • Bab II Kajian Pustaka
    Bab II Kajian Pustaka
    Dokumen45 halaman
    Bab II Kajian Pustaka
    Taufik Hidayat B T
    Belum ada peringkat
  • Chapter 10 Scott 20061 PDF
    Chapter 10 Scott 20061 PDF
    Dokumen16 halaman
    Chapter 10 Scott 20061 PDF
    Taufik Hidayat B T
    Belum ada peringkat
  • GGG Rinci
    GGG Rinci
    Dokumen10 halaman
    GGG Rinci
    Taufik Hidayat B T
    Belum ada peringkat
  • Bab II Kajian Pustaka
    Bab II Kajian Pustaka
    Dokumen45 halaman
    Bab II Kajian Pustaka
    Taufik Hidayat B T
    Belum ada peringkat
  • Harahap 2002
    Harahap 2002
    Dokumen37 halaman
    Harahap 2002
    Taufik Hidayat B T
    Belum ada peringkat
  • @3583 8553 2 PB PDF
    @3583 8553 2 PB PDF
    Dokumen16 halaman
    @3583 8553 2 PB PDF
    Taufik Hidayat B T
    Belum ada peringkat
  • 1 Fix Esit
    1 Fix Esit
    Dokumen10 halaman
    1 Fix Esit
    Taufik Hidayat B T
    Belum ada peringkat
  • LB Kompensasi
    LB Kompensasi
    Dokumen7 halaman
    LB Kompensasi
    Taufik Hidayat B T
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii Metode Penelitian
    Bab Iii Metode Penelitian
    Dokumen19 halaman
    Bab Iii Metode Penelitian
    Taufik Hidayat B T
    Belum ada peringkat
  • Alalalaal
    Alalalaal
    Dokumen67 halaman
    Alalalaal
    Taufik Hidayat B T
    Belum ada peringkat
  • BAB I Ratihh Editttt
    BAB I Ratihh Editttt
    Dokumen12 halaman
    BAB I Ratihh Editttt
    Taufik Hidayat B T
    Belum ada peringkat
  • Tugas Senin Ini
    Tugas Senin Ini
    Dokumen1 halaman
    Tugas Senin Ini
    Taufik Hidayat B T
    Belum ada peringkat
  • Joko
    Joko
    Dokumen5 halaman
    Joko
    Taufik Hidayat B T
    Belum ada peringkat
  • ContohReview - KuANtitatif
    ContohReview - KuANtitatif
    Dokumen5 halaman
    ContohReview - KuANtitatif
    Taufik Hidayat B T
    Belum ada peringkat
  • Tugas Senin Ini
    Tugas Senin Ini
    Dokumen1 halaman
    Tugas Senin Ini
    Taufik Hidayat B T
    Belum ada peringkat
  • Sukran Mau Putus
    Sukran Mau Putus
    Dokumen3 halaman
    Sukran Mau Putus
    Taufik Hidayat B T
    Belum ada peringkat
  • Alalalaal
    Alalalaal
    Dokumen67 halaman
    Alalalaal
    Taufik Hidayat B T
    Belum ada peringkat