Anda di halaman 1dari 5

Metode Analisa

Proximate Analysis
1. Moisture in the analysis sample
Standar Acuan : ISO 311 1983
Prinsip :
Seberat tertentu sampel batubara dipanaskan dalam oven
suhu 105 1100C dalam aliran gas nitrogen murni sampai
berat yang konstan. Persentase Mad ditentukan dari
kehilangan berat sampel.
Peralatan :
1.Oven. Suatu minimum free-space oven yang dapat
mencapai suhu 105 1100C dengan tetap dan dapat dialiri
gas nitrogen dengan kecepatan 600 ml/menit atau 15
volume dari oven per jam, diukur pada suhu dan tekanan
atmosfir.
2.Dish / tempat timbang. Tempat yang dangkal terbuat dari
silica atau gelas dengan tutup terasah atau logam tahan
karat dengan penutupnya, yang berukuran sedemikian rupa
sehingga dapat diisi batubara yang tebalnya tidak melebihi
0.15 g/cm2.
3.Flowmeter. Suatu flowmeter yang
kecepatan alir gas nitrogen melalui oven.

dapat

mengukur

4.Drying tower. Berkapasitas 250 ml, dipadati oleh


magnesium perklorat atau desiccant lainnya untuk
mengeringkan gas nitrogen.
5.Desikator.
6.Analitical balance.
Reagens :
1.Gas Nitrogen. Mengandung oksigen tidak lebih dari 10 l
per liter nitrogen.
2.Desiccant. Alumina atau silica gel yang ada penunjuk
kejenuhan.

Prosedur :
1.Naikan suhu oven sampai 105 1100C sambil dialirkan ke
dalamnya gas nitrogen dengan kecepatan 300 ml/menit.
2.Timbang Dish kosong yang kering dan bersih bersama
tutupnya sampai ketelitian 0.1 mg (M1).
3.Sebarkan sampel sebanyak 1 g sampai terbentuk lapisan,
tutup dan timbang lagi sampai ketelitian 0.1 mg (M2).
4.Panaskan Dish tanpa tutup yang berisi sampel di dalam
oven selama 3 jam (sampai konstan).
5.Ambil Dish berisi sampel yang telah kering, pasang lagi
penutupnya, dinginkan dalam desikator.
6.Timbang kembali, catat (M3), Hitung persentase Moisture.
Perhitungan :
% Moisture = (M2 M3) x 100 / (M2 M1)
Repeatibility : 0.2%
Reproductibility : Semakin tinggi peringkat suatu batubara semakin kecil porositas
batubara tersebut atau semakin padat batubara tersebut. Dengan
demikian akan semakin kecil juga moisture yang dapat diserap atau
ditampung dalam pori batubara tersebut. Hal ini menyebabkan semakin
kecil kandungan moisturenya khususnya inherent moisturenya.
Semakin kecil ukuran partikel batubara, maka semakin besar luas
permukaanya. Hal ini menyebabkan akan semakin tinggi surface
moisturenya. Pada nilai inherent moisture tetap, maka TM-nya akan naik
yang dikarenakan naiknya surface moisture.

2. Ash Content
Standar Acuan : ISO 1171 1981
Prinsip :
Sampel dipanaskan diudara dengan kecepatan pemanasan
yang spesifik sampai suhu 815 100C dan meneruskan
pemanasan pada suhu tersebut sampai beratnya konstan.

Persentase abu dihitung dari berat residu yang tertinggal


setelah incinerasi.
Peralatan dan Reagens :
1.Desiccant. Alumina yang sudah diaktifkan, silica gel,
magnesium perklorat.
2.Analitical balance.
3.Desikator.
4.Muffle Furnace. Dilengkapi dengan ventilasi udara.
5.Cawan atau Dish. Terbuat dari silica, porselen atau platina ;
kedalaman 10 15 mm.
Prosedur :
1.Timbang cawan kosong yang kering dan bersih bersama
tutupnya sampai ketelitian 0.1 mg (M1).
2.Timbang 1 gram sampel berukuran minus 0.2 mm kedalam
cawan yang sudah diketahui beratnya, sebagai (M2).
3.Masukan cawan tanpa tutup yang berisi sampel ke dalam
furnace yang dingin. Panaskan sampai mencapai suhu 5000C
selama 60 menit (kecepatan pemanasan 160C permenit).
4.Teruskan pemanasan dengan kecepatan 100C permenit
selama 30 menit sehingga pada akhir waktu 30 menit itu
suhu furnace sekitar 8150C.
5.Lanjutkan incinerasi pada suhu 815 100C selama 1 jam.
6.Ambil cawan dari furnace, dinginkan dalam desikator dan
timbang dengan tutupnya.
7.Lanjutkan tahap (5) dan (6) sampai didapat berat konstan
(M3).
8.Hitung banyaknya ash dalam sampel.
Perhitungan :
Cara yang baik untuk mengerjakan penentuan ash adalah
setelah langkah (7), semua ash dalam cawan dibuang dan
cawannya dibersihkan, kemudian timbang sebagai (M4).
(Prosedur ini menurut AS 1038, Part 3 1979)

% Ash Content = (M3 M4) x 100 / (M2 M1)


Repeatibility : 0.2% untuk ash < 10% dan 2.0% untuk ash >
10%
Reproductibility : 0.3% untuk ash < 10% dan 3.0% untuk ash
> 10%
Kadar abu dalam batubara tergantung pada banyaknya dan jenis
mineral matter yang dikandung oleh batubara baik yang berasal dari
inherent atau dari extraneous. Semakin tinggi kadar abu pada jenis
batubara yang sama, semakin rendah nilai kalorinya. Kadar abu didalam
penambangan batubara dapat dijadikan penentu apakah penambangan
tersebut bersih atau tidak, yaitu dengan membandingkan kadar abu dari
data geology atau planning, dengan kadar abu dari batubara produksi.

3. Volatille Matter
Standar Acuan ISO 562 1981
Prinsip :
Sampel batubara dipanaskan pada suhu 9000C tanpa
adanya kontak dengan udara, selama 7 menit tepat.
Persentase Volatile Matter dihitung dari hilangnya berat
sampel setelah dikoreksi oleh kandungan moisture in the
analysis sample.
Peralatan dan Reagens :
1.Desiccant. Alumina yang sudah diaktifkan, silica gel,
magnesium perklorat.
2.Desikator.
3.Analitical balance.
4.Muffle Furnace. Electric, mempunyai daerah suhu yang
konstan 900 100C. Bila pintu dibuka suhu akan turun
sampai 8850C, kemudian setelah ditutup lagi akan naik lagi
ke suhu 9000C dalam waktu 3 4 menit.
5.Cawan dan tutupnya. Cawan silinder dari fused silica
bersama tutupnya. Harus mempunyai berat antara 10 dan 14
gram.
6.Stand. Tempat cawan cawan dalam furnace.

7.Stop watch. Alat pencatat waktu.


Prosedur :
1.Panaskan muffle furnace sampai suhu 900 100C.
2.Panaskan cawan kosong dan tutupnya di dalam furnace
selama 7 menit tepat.
3.Ambil cawan dari dalam furnace, dinginkan diatas dasar
logam, kemudian pindahkan kedalam desikator.
4.Setelah dingin, timbang cawan dan tutupnya (M1).
5.Timbang kedalam cawan itu sebanyak 1 gram sampel (M2).
6.Pasang lagi tutupnya, ketok ketok di atas permukaan
yang keras dan bersih sampai sampel membentuk
permukaan yang rata.
7.Panaskan di dalam furnace tepat selama 7 menit.
8.Ambil cawan dari dalam furnace, dinginkan dan timbang
(M3).
9.Hitung persetase VM.
Perhitungan :
% Volatile Matter = {(M2 M3) x 100 / (M2 M1)} Mad
Repeatibility : 0.3% untuk VM < 10% dan 3.0% untuk VM >
10%
Reproductibility : 0.5% untuk VM < 10% dan 4.0% untuk VM
> 10%
Kadar Volatile Matter dalam batubara ditentukan oleh peringkat
batubara. Semakin tinggi peringkat suatu batubara akan semakin rendah
kadar volatile matternya. Volatile Matter digunakan sebagai parameter
penentu dalam penentuan peringkat batubara. Volatile matter dalam
batubara dapat dijadikan sebagai indikasi reaktifitas batubara pada saat
dibakar.

Anda mungkin juga menyukai