Anda di halaman 1dari 10

TERONG

Terong atau terung ialah tumbuhan yang tergolong dalam keluarga Solanaceae dan
genus Solanum. Ia merupakan tumbuhan asli India dan Sri Lanka, dan berhubungan erat
dengan tomat dan kentang. Buahnya biasa digunakan sebagai sayur untuk masakan. Nama
botaninya Solanum melongena.
Terong ialah tumbuhan hijau yang sering ditanam secara tahunan. Tanaman ini
tumbuh hingga 40-150 cm (16-57 inci) tingginya. Daunnya besar, dengan lobus yang kasar.
Ukurannya 10-20 cm (4-8 inci) panjangnya dan 5-10 cm (2-4 inci) lebarnya. Jenis-jenis
setengah liar lebih besar dan tumbuh hingga setinggi 225 cm (7 kaki), dengan daun yang
melebihi 30 cm (12 inci) dan 15 cm (6 inci) panjangnya. Batangnya biasanya berduri. Warna
bunganya antara putih hingga ungu, dengan mahkota yang memiliki lima lobus. Benang
sarinya berwarna kuning. Buah tepung berisi, dengan diameter yang kurang dari 3 cm untuk
yang liar, dan lebih besar lagi untuk jenis yang ditanam.
Dari segi botani, buah yang dikelaskan sebagai beri mengandung banyak biji yang
kecil dan lembut. Biji itu boleh dimakan tetapi rasanya pahit karena mengandung alkaloid
nikotin. Ini tidaklah mengherankan karena terong adalah saudara dekat tembakau.
Terong merupakan sayuran yang sudah dikenal luas masyarakat Indonesia. Ini tidak
terlepas dari kebiasaan kita yang mengkonsumsinya baik dalam bentuk sayuran olahan
maupun secara mentah. Dengan semakin beragamnya selera masyarakat terhadap terong,
bentuknya pun mengalami perkembangan. Namun demikian, secara umum ciri fisik terong
tidak jauh berbeda dari karakter seperti : bentuk bulat/lonjong, panjang, berkulit mulus,
dengan kaliks (tangkai buah) yang besar sesuai ukuran buahnya.Buah terong merupakan
sumber kalori yang cukup besar yaitu sekitar 24 kal. Selain sebagai sumber kalori, buah
terong juga mempunyai komposisi gizi antara lain mengandung 1.5 % Protein, 0.2 gr lemak,
5.5 gr hidrat arang, 15 gram kalsium, 37 mg Fosfor, Besi 0.4 mg, Vit A 30 SI , Vit B1 0.04
mg, dan Vit C 5 mg. Dengan komposisi gizi seperti itu maka buah terong cocok dikonsumsi
untuk perbaikan gizi..
Meskipun terong termasuk sayuran yang digemari masyarakat, nampaknya budidaya
tanaman terong ini tidak se-intensif budidaya tanaman sayuran favourit lain seperti cabai,
tomat, bawang, dan lainnya. Kenyataannya tidak sedikit petani kita yang menanamnya
sebagai pelengkap dan kadang ditumpangsarikan dengan tanaman lain. Tentu saja hal ini
tidak terlepas dari masih kurang pentingnya peran komoditas terong di masyarakat. Padahal
bila kita mengkaji potensi pasar dalam negeri saja pengusahaan terong secara intensif
memberikan peluang yang cerah. Saat ini hanya ada beberapa pihak saja yang mengelola
terong ini secara intensif, bermitra dengan petani kemudian melakukan pengolahan sehingga
memiliki nilai tambah untuk diekspor ke luar negeri. Meskipun data sensus pertanian 1998
mengungkapkan adanya kecendrungan peningkatan baik dari produksi maupun luas areal
sayuran terong di Indonesia yaitu sekitar 14.31 persen, namun dibandingkan luas areal

sayuran potensial yang ada konstribusinya sangat kecil. Bahkan ada kecendrungan areal
penanamannya semakin lama semakin berkurang. Padahal dengan adanya peningkatan
permintaan tersebut menunjukkan peluang pasar terong masih terbuka. Kondisi ini semakin
diperparah dengan masih rendahnya tingkat produktifitas terong yang dihasilkan petani yaitu
berkisar 60 80 kuintal per hektar. Hal itu menunjukkan bahwa pengusahaan terong di
Indonesia belum digarap secara optimal. Persoalan rendahnya produktifitas ini tentu saja erat
kaitannya dengan penggunaan benih terong yang selama ini dipakai petani disamping teknik
budidaya yang harus dioptimalkan. Penggunaan benih lokal maupun hibrida yang sudah
diturunkan akan mempengaruhi hasil panen karena sifat-sifat unggul yang diturunkan
tersebut sudah tenggelam karena telah ditutupi gen resesif atau gen pembawa sifat yang tidak
baik. Padahal seperti kita ketahui bahwa varietas hibrida selalu memiliki kelebihan sifat
unggul.
Kecenderungan petani menggunakan varietas lokal maupun benih turunan ini tentu
saja sangat disayangkan apalagi bila tujuan kita ingin mengoptimalkan hasil panen. Hal ini
disebabkan pada benih lokal bukanlah hasil persilangan atau hasil kombinasi sehingga tidak
ada penggabungan sifat unggul. Sedangkan apabila petani menggunakan benih hibrida
turunan tentu saja sangat tidak dianjurkan karena sifat-sifat jelek yang dibawa oleh induknya
akan bermunculan sehingga tanaman beserta hasil panennya tidak seragan.
Melihat dari kecendrungan permintaan buah terong yang meningkat, maka usaha peningkatan
produktifitas tanaman terong dapat dilakukan dengan penanaman secara intensif dan
penggunaan benih unggul.
Terung mempunyai nilai ekonomi yang tinggi, apabila dipelihara dengan baik dan
menggunakan bibit unggul, dalam satu hektar bisa dihasilkan kurang lebih 30 ton terung.
Oleh karena itu terung sangat potensial untuk dikembangkan dengan lebih meningkatkan
produktivitasnya. Terung mempunyai prospek dan potensi yang sangat menjanjikan apabila
dikelola secara agribisnis.
MANFAAT & KEGUNAAN TERUNG
Terung memiliki serat daging yang halus dan lembut sehingga rasanya enak saat
dikonsumsi sbg bahan makanan. Terung memiliki kandungan gizi yang cukup tinggi. Dalam
tiap 100 gram terung segar terdapat kandungan zat sebagai berikut : 24 kal kalori, 1,1g
protein, 0,2g lemak, 5,5g Krbohidrat, 15,0mg kalsium, 37,0mg fosfor, 0,4mg besi, 4,0SI
Vitamin A, 5mg Vitamin C, 0,04 vitamin B1, 92,7g air.
Terung yang dimanfaatkan untuk hidangan makanan adalah buahnya. Bila dimasak
terung akan menjadi layu dan menjadi lebih nikmat disantap. Terung dikonsumsi setelah
disayur, digoreng atau untuk lalapan langsung dalam keadaan mentah. Terung memiliki
bentuk dan warna yang sangat menarik yaitu ungu mengkilap sehingga menarik perhatian
orang untuk membeli.

Terung dapat dipergunakan sebagai obat diantaranya untuk mengobati wasir.


Beberapa jenis yang lain seperti terung Belanda berkhasiat mengobati penyakit tekanan darah
rendah, menghilangkan gatal pada kulit, obat cuci perut dan mengeringkan kulit muka
berlemak. Terung perat yang dibakar menyembuhkan penyakit kulit sementara bagian
akarnya dapat mengobati sakit gigi. Terung ranti akarnya dipergunakan membalur luka.
Terung mempunyai banyak khasiat disebabkan adanya kandungan alkaloid solanin.
Disamping itu terdapat juga senyawa solasodin yang dapat dipergunakan sebagai pencegah
kehamilan.

SEKILAS BUDIDAYA TERUNG


Terung sangat mudah dibudidayakan dan tidak perlu penanganan yang rumit. Terung
dapat hidup didataran rendah dan tinggi dengan ketinggian 1-1.200 dpl dan suhu optimum 18
25 derajat Celcius. Untuk pembentukan warna buah , terung memerlukan pencahayaan
yang cukup. Terung tumbuh dengan baik di tanah lempung berpasir dan mengandung abu
vulkanis dengan PH 5-6. Waktu penanaman terung yang tepat adalah pada awal musim
kemarau.
Terung banyak macamnya antara lain terung gelatik yang sering disebut terung lalap,
terung kopek dengan ciri buahnya yang panjang, terung craigi yang buahnya berbentuk bulat
panjang ujung meruncing , terung jepang dengan buah bulat dan panjang silindris, terung
medan yang buahnya bulat panjang dan berukuran mini, terung bogor yang bentuknya bulat
besar berwarna keputih-putihan.
Terung pada umumnya diperbanyak dengan biji. Untuk memperoleh biji terung yang
betul-betul berkualitas dapat diperoleh dengan membeli ditoko pertanian. Setiap satu hektar
dibutuhkan 150 s/d 500 gram biji atau tergantung luasan lahan yang akan dipakai. Sebelum
ditanam biji terung disemaikan terlebih dahulu di- bedengan semai.
Agar diperoleh tanah yang baik untuk pertumbuhan terung, perlu dilakukan langkahlangkah dalam pengolahan tanah yaitu penggemburan, pembuatan bedengan, pengapuran dan
pemberian pupuk dasar. Setelah penanaman maka perlu dilakukan pemeliharaan. Kegiatan
pemeliharaan meliputi pengairan, penyulaman, pembumbunan, penyiangan, pemupukan serta
pemberantasan penyakit.
Terung pada masa pertumbuhannya tidak terlepas dari hama dan penyakit. Hama yang
menyerang tanaman terung antara lain belalang, kutu daun, kutu trip, kumbang totol hitam,
lalat buah, lembing hijau, penggerek batang, tungau kuning, tungau merah, ulat jengkal dan
ulat tanduk. Sedangkan penyakit yang menyerang terung adalah bakteri dan virus. Cara
pencegahan hama dan penyakit dengan disemprot bahan kimia.

Terung rata-rata dapat dipanen pada umur 3,5 bulan sejak tanam. Bila dirawat dengan
baik tanaman dapat berproduksi hingga umur 5-6 bulan. Panen yang baik dilakukan sore atau
pagi hari terutama saat musim kemarau. Waktu seperti itu merupakan saat yang tepat karena
buah sedang bagus-bagusnya sehingga bisa diperoleh terung berkualitas.

SYARAT TUMBUH
- Dapat tumbuh di dataran rendah tinggi
- Suhu udara 22 30o C
- Jenis tanah yang paling baik, jenis lempung berpasir, subur, kaya bahan organik, aerasi dan
drainase baik dan pH antara 6,8-7,3
- Sinar matahari harus cukup
- Cocok ditanam musim kemarau
PERSEMAIAN
Budidaya terong secara intensif dimulai dari persiapan media semai. Benih terong yang akan
ditanam harus berasal dari benih hibrida sehingga hasil yang dicapai nanti lebih optimal.
Disaat kita melakukan pemeraman benih terong dengan kertas basah maupun handuk lembab
selama 24 jam, kita mempersiapkan media semai yang terdiri dari campuran tanah dan pukan
(pupuk kandang) dengan perban-dingan 2 : 1. Penggunaan pestisida bahan aktif metalaksil
(Saromyl 35 SD) sebagai pencegah jamur dapat menghindarkan bibit dari penyakit dumping
off . Hasil campuran media tersebut dimasukkan ke dalam polybag dengan tinggi 8 cm dan
diameter 5 cm.
PEMBIBITAN
- Rendamlah benih dalam air hangat kuku selama 10 -15 menit
- Bungkuslah benih dalam gulungan kain basah untuk diperam selama + 24 jam hingga
nampak mulai berkecambah
- Sebarkan benih di atas bedengan persemaian menurut barisan, jarak antar barisan 10-15 cm
- Siapkan campuran tanah dan pupuk kandang halus, kemudian masukkan benih satu persatu
ke polibag yang telah berisi campuran tanah dan pupuk kandang halus.
- Tutup benih tersebut dengan tanah tipis
- Permukaan bedengan yang telah disemai benih ditutup dengan daun pisang/ penutup lainnya
- Setelah benih tampak berkecambah muncul, buka penutupnya

- Siram persemaian pagi dan sore hari ( perhatikan kelembabannya )


- Perhatikan serangan hama dan penyakit sejak di pembibitan jika di perlukan semprot
dengan pestisida
- Bibit berumur 1-1,5 bulan atau berdaun empat helai siap dipindahtanamkan
PERSIAPAN LAHAN
Setelah 24 jam benih tersebut melalui proses pemeraman yang dicirikan dengan
munculnya radikula (calon akar), maka benih tadi siap dipindahkan ke media semai
menggunakan pinset dengan posisi radikula dibawah. Selama benih di persemaian , kita dapat
melakukan persiapan tanam dengan mengolah tanah. Persiapan lahan diawali dengan
pembajakan sekali agar lapisan tanah yang ada di atas berada di bawah dan sebaliknya.
Selanjutnya lahan diairi dengan cara di-leb/digenangi secara merata. Penggenangan
sebaiknya dilakukan 3-5 jam dan selanjutnya dilakukan pembajakan kedua kalinya agar
pembuatan
bedengan
lebih
mudah.
Untuk mencapai hasil maksimal, maka untuk pupuk dasar sebaiknya diberikan pupuk
kandang sebanyak 15 kg/ 10 m2, dolomit 10-15 kg/ 10 m2, (khusus untuk tanah
basah/tergenang/bersifat asam). Setelah pupuk kandang ditaburkan merata, maka
ditambahkan pupuk urea dengan dosis 2,5 kg/10 tanaman, SP-36 3 kg/10 tanaman dan KCl
1,5 kg/10 tanaman. Jika kita menggunakan NPK maka pemberian dapat dilakukan dengan
dosis 3 kg/10 tanaman. Setelah tanah dicampur dengan pupuk maka barulah dibentuk
bedengan bedengan membentuk single row (satu baris satu tanaman) dengan jarak antar
tanaman 75 cm untuk selanjutnya dipasang mulsa hitam perak.
PENANAMAN
Benih yang telah disemai selama 25 hari setelah semai (HSS) dapat ditanam pada
lubang tanam yang telah disediakan. Ciri dari bibit tanaman terong yang siap tanam adalah
munculnya atau keluar 3 lembar helai daun sempurna atau mencapai tinggi 7,5 cm.
Sebaiknya penanaman dilakukan pada sore hari setelah dilakukan penggenangan untuk
mempermudah
pemindahan
dan
masa
adaptasi
pertumbuhan
awal.
Sistem tanam yang digunakan untuk terong adalah sistem single row, dengan jarak antara
tanaman 75 cm. Bibit yang siap tanam dimasukkan kedalam lubang tanam yang ditugal
sedalam 10-15 cm kemudian ditekan ke bawah sambil ditimbun dengan tanah yang berada di
sekitar lubang mulsa sebatas leher akar (pangkal batang). Untuk menjaga dari serangan hama
dapat diberikan insektisida bahan aktif carbofuran.
PENANAMAN

- Waktu tanam yang baik musim kering, dan air tersedia


- Pilih bibit yang tumbuh subur dan normal

- Tanam bibit di lubang tanam secara tegak lalu tanah di sekitar batang dipadatkan
- Siram lubang tanam yang telah ditanami hingga cukup basah (lembab)
PENGAIRAN
Dilakukan rutin tiap hari, terutama pada fase awal pertumbuhan dan cuaca kering,
dapat di-leb/ direndam beberapa jam atau disiram dengan gembor. Jika di leb / direndam
biasanya 3-4 hari tanah tetap basah, tetapi hal ini tergantung pada struktur dan tekstur
tanahnya, jika tanahnya banyak mengandung pasir maka tanah akan cepat kering.
PENYULAMAN
- Sulam tanaman yang pertumbuhannya tidak normal, mati atau terserang hama penyakit
- Penyulaman maksimal umur 15 hari
PEMASANGAN AJIR (TURUS)
- Lakukan seawal mungkin agar tidak mengganggu (merusak) sistem perakaran
- Turus terbuat dari bilah bambu/ kayu dll setinggi 80-100 cm dan lebar 2-4 cm
- Tancapkan secara individu dekat batang
- Ikat batang atau cabang terong pada turus

PENYIANGAN
- Rumput liar atau gulma di sekitar tanaman disiangi atau dicabut
-Penyiangan dilakukan pada umur 15 hari dan 60-75 hari setelah tanam
PEMELIHARAAN
Pemeliharaan tanaman terong tidak berbeda dari tanaman lainnya, yaitu
membutuhkan suplai air dan unsur hara yang cukup sehingga penyiraman yang teratur,
maupun pemupukan susulan sangat perlu dilakukan. Penyiraman dapat dilakukan dua kali
sehari yaitu pada pagi dan sore hari selama seminggu pertama setelah tanam. Sedangkan
pupuk susulan diberikan pada tanaman umur 21 hst antara lain ZA dosis 2.5 3
gram/tanaman, SP-36 2.5 3 gram/tanaman, KCl sebanyak 1-1.5 gram/tanaman. Pupuk
diberikan dipinggir tanaman dengan jarak 10 cm dari pangkal batang. Pupuk susulan kedua
dilakukan pada umur 50 HST dengan pupuk NPK Grand S-15 dengan dosis 8-10 gram per
tanaman. Pemupukan ke IV yang terakhir yaitu NPK Grand-S 15 pada saat panen yang
kedua dilakukan dengan dosis sebanyak 10 gram.
Disamping penyiraman dan pemupukan, pencegahan hama dan penyakit dapat
dilakukan dengan menyemprotkan pestisida sesuai dengan ham atau penyakit yang

menyerang . Sedangkan konsentrasinya disesuaikan dengan anjuran dan interval


penyemprotan sisesuaikan dengan intensitas serangan dan kondisi lingkungan.
PEMANGKASAN ( PEREMPELAN )
Pangkas tunas-tunas liar yang tumbuh mulai dari ketiak daun pertama hingga bunga
pertama juga dirempel untuk merangsang agar tunas-tunas baru dan bunga yang lebih
produktif segera tumbuh

PENGENDALIAN HAMA PENYAKIT tanaman TERONG


HAMA
1.Kumbang Daun (Epilachna spp.)
Gejala serangan adanya bekas gigitan pada permukaan daun sebelah bawah
Bila serangan berat dapat merusak semua jaringan daun dan tinggal tulang-tulang daun saja
Cara pengendalian; kumpulkan dan musnahkan kumbang, atur waktu tanam, jika jika
diperlukan lakukan penyemprotan dengan Insektisida adapun merek bermacam-macam dapat
di tanyakan ke toko pertanian terdekat.
2. Kutu Daun (Aphis spp.)
Menyerang dengan cara mengisap cairan sel, terutama pada bagian pucuk atau daundaun masih muda, akibatnya daun tidak normal, keriput atau keriting atau menggulung
Aphis
spp
sebagai
vektor
atau
perantara
virus
Cara pengendalian; mengatur waktu tanam dan pergiliran tanaman, jika populasi Aphis
banyak dapat di gunakan Insektisida dengan tipe Racun Contak , tetapi disarankan
menggunakan Insektisida dengan tipe Racun Sistemik Jika ingin lebih aman gunakan
Insektisida botani misalnya menggungkan Ekstrak Bawang putih, Aroma bawang putih
tidak disukai oleh Aphis, tetapi penyemprotan ke-2 dst tidak terlalu berpengaruh terhadap
Aphis.
3.Tungau ( Tetranynichus spp.)
Serangan hebat musim kemarau. Menyerang dengan cara mengisap cairan sel
tanaman, sehingga menimbulkan gejala bintik-bintik merah sampai kecoklat-coklatan atau
hitam
pada
permukaan
daun
sebelah
atas
ataupun
bawah.
Cara pengendalian sama seperti pada pengen dalian kutu daun, disarankan menggunakan
Insektisida dengan tipe Racun Sistemik
4. Ulat Tanah ( Agrotis ipsilon Hufn.)

Bersifat polifag, aktif senja atau malam hari. Menyerang dengan cara memotong titik
tumbuh tanaman yang masih muda, sehingga terkulai dan roboh, pada siang hari ulat
bersembunyi, sehingga sangat sulit menemukan ulat Agritus ipsilon pada siang hari.
Cara pengendalian; kumpulkan dan musnahkan ulat, Lakukan penyemprotan dengan
insektisida pada sore ( 17.00 ) atau pagi kurang dari 05.00, gunakan insektisida dengan tipe
Racun perut , jika menggukanan racun kontak semprot pada malam hari ketika ulat mulai
muncul, tetapi perlu di pertimbangkan penyemprotan pada malam hari akan terkendala oleh
penerangan.
5.Ulat Grayak (Spodoptera litura, F.)
Bersifat polifag. Menyerang dengan cara merusak (memakan) daun hingga berlubanglubang.
Cara pengendalian; mengatur waktu tanam dan pergiliran tanaman, mengumpulkan ulat, jika
perlu gunakan Insektisida
6.Ulat Buah ( Helicoverpa armigera Hubn.)
Bersifat polifag, menyerang buah dengan cara menggigit dan melubanginya, sehingga
bentuk buah tidak normal, dan mudah terserang penyakit busuk buah.
Cara pengendalian; kumpulkan dan musnahkan buah terserang, lakukan pergiliran tanaman
dan waktu tanam sanitasi kebun.
PENYAKIT
1. Layu Bakteri
Penyebab : bakteri Pseudomonas solanacearum. Bisa hidup lama dalam tanah
Serangan hebat pada temperatur cukup tinggi. Gejala serangan terjadi kelayuan seluruh
tanaman secara mendadak, Sebenarnya serangan Layu bakteri bersifat lokal, seperti
pembuluh Xylem / pembuluh angkut, tetapi karena menyerangya pada akar atau leher akar
sehingga pasokan air dan hara tanaman dari tanah ke daun terhambat sehingga gejala yang
muncul adalah kelayuan yang bersifat sistemik.
Pengendaliannya : Atur jarak tanam, sehingga kelembaban tidak terlalu lembab. Lakukan
pergiliran tanaman, jangan menanam tanaman yang berjenis Solanaceae seperti tomat,
tembakau dll karena akan memperparah serangan. Gunakan Bakterisida
2. Busuk Buah
Penyebab : jamur Phytophthora sp., Phomopsis vexans, Phytium sp.
Gejala serangan adanya bercak-bercak coklat kebasahan pada buah sehingga buah busuk.
Pengendalian : gunakan Fungisida

3. Bercak Daun
Penyebab : jamur Cercospora sp, Alternaria solani, Botrytis cinerea.
Gejala bercak-bercak kelabu-kecoklatan atau hitam pada daun.
4. Antraknose
Penyebab : jamur Gloesporium melongena
Gejala bercak-bercak melekuk dan bulat pada buah lalu membesar berwarna coklat dengan
titik-titik hitam

5.Busuk Leher akar


Penyebab ; Sclerotium rolfsii.
Gejala pangkal batang membusuk berwarna coklat
6.Rebah Semai
Penyebab : Jamur Rhizoctonia solani dan Pythium spp. Gejala batang bibit muda kebasahbasahan, mengkerut dan akhirnya roboh dan mati.
Cara pengendalian Penyakit: Tanam varietas tahan, atur jarak tanam dan pergiliran tanaman,
perbaikan drainase, atur kelembaban dengan jarak tanam agak lebar, cabut
PANEN
Panen pertama terong dapat dilakukan saat tanaman berumur 30 hst atau sekitar 15
18 hst setelah munculnya bunga. Kriteria panen buah terong layak panen adalah daging
belum keras, warna buah mengkilat, ukuran tidak terlalu besar ataupun terlalu
kecil. Sedangkan untuk terong jenis bulat kecil panen buah dapat dilakukan pada umur 10-15
hari setelah muncul bunga dengan ciri : buah kelihatan segar, warnanya cerah bagi terong tipe
hijau dan belum berwarna kecoklatan bagi terong berwarna ungu, bila dipotong belum
tampak biji yang berwarna kuning keemasan dan warna daging masih putih bersih.
Pemanenan dapat dilakukan seminggu dua kali sehingga total dalam satu musim dapat
dilakukan 8 kali panen dengan potensi jumlah buah per tanaman bisa mencapai 21 buah.
Setelah pemanenan yang ke delapan biasanya produksi mulai menurun baik kwalitas maupun
kwantitasnya.
Keragaman bentuk dan Jenisnya

Terong tergolong ke dalam keluarga terung-terungan atau Solanaceae. Saat ini jenis
terong dibedakan dari bentuk dan warna kulit buahnya yaitu ada yang berwarna ungu dan ada
yang berwarna hijau. Sedangkan dari bentuknya ada yang panjang , ada pula yang bulat dan
lonjong. Dari beberapa jenis terong yang ada, saat ini masyarakat umumnya lebih cenderung
memilih terong yang berwarna ungu atau bernuansa ungu dibandingkan yang berwarna hijau.
Bila ditinjau dari segi rasanya tentu saja tidak jauh berbeda, hanya saja ada beberapa
diantaranya yang memiliki rasa manis, kesat dan tawar. Kecendrungan dalam memilih jenis
terong ini juga dipengaruhi oleh selera masyarakat. Bisa saja daerah yang satu dengan daerah
yang lain berbeda seleranya. Seperti di Jawa Barat, masyarakatnya yang lebih menyukai
terong bentuk bulat hijau lorek dimana mereka mengkonsumsinya secara mentah untuk
lalap,sedangkan di daerah lain buah terong yang panjang lebih disukai. Buah terong yang
panjang maupun lonjong ini banyak diusahakan secara komersial untuk konsumsi sayuran.

METODE PENGAMATAN
Cara penanaman terong :
-

Sediakan benih biji tanaman terong yang baik. Kemudian rendam bji
tanaman terong tersebut kedalam air selama 5 menit.
Tiriskan bijinya lalu keringkan atau balut pakai kain atau handuk selama
semalam.
Lalu, sediakan media tanamnya yaitu tanah yang subur, kemudian
taburkan biji tanaman terong tersebut ke tanah yang sudah disediakan.
Terakhir, rawatlah tanaman tersebut sampai tumbuh 3 helai daun selama
28 hari, lalu pindahkan kedalam polybag.

gambar
Hasil pengamatan :
Saran
Tanaman harus dilindungi dari cahaya matahari langsung dengan adanya
pembuatan naungan. Kemudian untuk kelembaban tanah yang cukup maka
harus rajin setiap hari disiram agar tanaman terong tidak kekurangan air. Setiap
hari tanaman harus dibersihkan dari gangguan gulma yang menyebabkan
kekurangan unsur hara di dalam tanah.

Anda mungkin juga menyukai