Daftar pustaka ditulis dalam spasi tunggal dan antara pustaka satu dengan lainnya ditulis
dengan jarak dua spasi. Ditulis dengan urutan nama pengarang, tahun terbit, judul buku, kota,
penerbit.
Disusun berdasarkan urutan abjad nama belakang penulis pertama (bila lebih dari satu kata).
Penulisan a/ dan ibn (untuk nama Arab) serta van (untuk nama Belanda) diabaikan dalam
penyusunan abjad. Apabila menggunakan dua sumber pustaka yang pengarangnya sama
maka sumber ditulis buku mana yang terbit dulu baru buku yang terbit kemudian. Contoh:
Saryono, Djoko. 1995. Psikolinguistik. Malang: FPBS IKIP MALANG.
____________. 1997. Religiositas Jawa dalam Fiksi Indonesia. Malang: FPBS IKIP
MALANG.
Jika karya yang dikutip berupa terjemahan maka penerjemah ditulis dengan nama karya dan
didahului dengan kata terj. Judul buku dalam jurnal ataupun buku Antologi ditulis tegak
dan diberi tanda kutip. Nama jurnal dan judul buku Antologi ditulis miring.
Baris pertama rata kiri dan baris berikutnya menjorok ke dalam. Penulisan tanda titik (.)
diletakkan setelah nama pengarang, setelah tahun terbit, setelah judul buku, dan setelah nama
penerbitnya. Penulisan tanda koma (,) diletakkan pada nama pengarang, misalnya Sucipto,
Adi. Penulisan tanda titik dua (:) diletakkan setelah kota terbit.
Menarik untuk dibaca: 150 Ide dan Peluang Usaha
Nama yang lebih dari dua kata tetapi merupakan kesatuan yang tidak bisa dipisahkan
disatukan dengan tanda hubung. Contoh: Ahmad Al-Ghazali ditulis menjadi Al-Ghazali,
Ahmad.
6. Penulisan Gelar
Gelar tidak boleh dicantumkan di belakang nama dalam daftar pustaka.