Learner Skenario ARDS
Learner Skenario ARDS
(ARDS)
A. Deskripsi Kasus
1. Lokasi :Ruang Bedah Intensive Care Unit
2. Informasi :
Seorang wanita 55 tahun dibawa ke unit gawat darurat sebuah
rumah sakit setelah tertabrak sepeda bermotor saat melintasi
persimpangan jalan di pusat kota. Pada saat sampai di ruang gawat
darurat, pasien dalam keadaan sadar dan dapat berorientasi baik,
kemudian mendapat terapi oksigen 100% dengan masker nonrebreathing. Tanda-tanda vital pasien yaitu TD 80/56 mmHg, Nadi
130x/menit, RR 28-32x/menit, dan SpO2 88%. Irama jantung Sinus
Takikardia. Pasien dipasang infus IV perifer nomor 20 dengan NS 0,9%
1000 ml.
Menurut saksi mata, wanita ini mendarat persis di kaca depan
sebuah mobil yang sedang melaju setelah tertabrak sepeda motor. Pada
saat masuk ke ruang gawat darurat, pasien diintubasi elektif dan oksigen
di atas 100%. Pasien diambil sampel darah untuk mendapatkan transfusi
empat labu sel darah merah (PRBC). Selain itu, pasien juga menerima
beberapa tindakan penunjang X-ray dan CT scan. Hasil pemeriksaan
penunjang tersebut menunjukkan tidak ada trauma kepala ataupun
perdarahan otak. Namun, menurut studi ekstensif menunjukkan adanya
kontusio paru bilateral, kontusio ginjal, perforasi usus dan fraktur tulang
humerus terbuka kiri. Meskipun sudah dilakukan resusitasi cairan dan
transfusi darah, pasien tidak mampu mempertahankan tekanan darah
sistolik lebih besar dari 90 mmHg.
Pasien dipindahkan ke Ruang Operasi untuk laparotomi eksplorasi
emergensi dan perbaikan fraktur humerusnya. Setelah operasi, pasien
dipindahkan ke Bedah Intensive Care Unit. Pasien menerima ventilasi
mekanis. Pasien juga terpasang NGT untuk menguras cairan lambungnya,
terpasang urin kateter dengan warna urin kemerahan (berdarah).
Meskipun transfusi darah terus dilakukan, hemodinamik pasien
tetap tidak stabil. Arterial line dari femoral kiri dan arteri pulmonalis juga
dipasang untuk memantau hemodinamik dan tekanan darah yang lebih
akurat. Kondisi hemodinamik pasien dipantau secara ketat pada sebuah
lembar observasi.
Learner's copy
Learner's copy
D. Bahan Diskusi
1. Apakah tanda-tanda klinis yang mendukung diagnosa Acute Respiratory
Distress Syndrome (ARDS)?
2. Bagaimana patofisiologi dari Acute Lung Injury dan Acute Respiratory
Distress Syndrome (ARDS)?
3. Jelaskan arti dari refractory hypoxemia dan bagaimana cara perawat
mengenali hal ini?
4. Jelaskan arti dari positive end expiratory pressure (PEEP), dan apa fungsi
dari ventilasi mekanik?
5. Apa potensi efek samping yang harus diwaspadai ketika merawat pasien
dengan ventilasi mekanik berhubungan dengan PEEP?
6. Jelaskan pengertian dari bi-level ventilation?
7. Jelaskan pengertian dari tidal volume, dan bagaimana menghitung tidal
volume optimal untuk pasien yang menggunakan ventilator mekanik?
8. Apakah arti dari rasio PaO/FiO?
9. Apakah manfaat dari terapi miring kanan dan miring kiri pada pasien
yang terpasang ventilator mekanik?
10. Jelaskan fungsi, efek samping, dan dosis yang disarankan untuk
norepinefrin dan desmedetomidine?
11. Apa yang diperlukan perawat untuk menentukan skor sedasi berdasarkan
Sedation Agitation Scale?
Learner's copy
E. Referensi
Benfield, R., DuBose, J. and Demetriades, D. (2007). Prevention and
treatment of post- traumatic acute respiratory distress syndrome.
Trauma 9(4), 255-266.
Best practices: Evidence-based nursing procedures (2nd ed.). (2006).
Philadelphia: Lippincott.
Carlson, K. (2007). AACN advanced critical care nursing. Philadelphia:
SaundersEssat, Z. (2005). Prone positioning in patients with acute
respiratory distress syndrome. Nursing Standard 20, 52-56.
Garbino, J., Villiger, P., Caviezel, A., Matulionyte, R., Uckay, I., Morel, P.
and Lew, D. (2007). A randomized prospective study of cefepime plus
metronidazole with imipenem-cilastatin in the treatment of intraabdominal infections. Infection 35(3), 161-166.
Gillis, R., Weireter, L., Britt, R., Cole, F., Rebecca C Britt, Cole, F., Collins,
J. and Britt, L. (2007). Lung protective ventilation strategies: Have we
applied them in trauma patients at risk for acute lung injury and acute
respiratory distress syndrome? The American Surgeon 73(4), 347-350.
Grasso, S., Stripoli, T., De Michele, S., Bruno, F., Moschetta, M., Angelelli,
G., Munno, I., Ruggiero, V., Anaclerio, R., Cafarelli, A., Driessen, B.
and Fiore, T. (2007). ARDSnet ventilatory protocol and alveolar
hyperinflation: Role of positive end-expiratory pressure. American
Journal of Respiratory and Critical Care Medicine 176(8), 761-767.
Grimes, C., Anderson, R. and Fleegler, B. (2005). Continuous lateral rotation
therapy for acute lung injury: timing matters. Chest 128, 131-132.
Hoste, E., Roosens, C., Bracke, S., Decruyenaere, J., Benoit, D.,
Vandewoude, K. and Colardyn, F. (2005). Acute effects of upright
position on gas exchange in patients with acute respiratory distress
syndrome. Journal of Intensive Care Medicine 20, 43-50.
Ittyachen, A., Lakshmanakumar, V., Eapen, C. and Joseph,M. (2005)
Methylprednisolone as adjuvant in treatment of acute respiratory
distress syndrome owing to leptospirosis-a pilot study. Indian Journal
of Critical Care Medicine, 9.
Jardin, F. and Vieillard-Baron, A. (2007). Is there a safe plateau pressure in
ARDS? The right heart only knows. Intensive Care Medicine 33(3),
444-7.
Joanna Briggs Institute for Evidence Based Nursing and Midwifery. (2007).
Best practice: Vital signs. Retrieved March 25, 2008 from
http://www.joannabriggs.edu.au/best_practice/ bp8.php?win=NN.
Kahn, J., Doctor, J. and Rubenfeld, G. (2006). Stress ulcer prophylaxis in
mechanically ventilated patients: integrating evidence and judgment
using a decision analysis. Intensive Care Medicine 32(8), 1151-1158.
Learner's copy
Learner's copy
Learner's copy