Anda di halaman 1dari 33

BAB I

PENDAHULUAAN

1.1 LATAR BELAKANG


Manajemen

keperawatan merupakan suatu proses bekerja dalam

melibatkan anggota keperawatan dalam memberikan pelayanaan asuhan


keperawatan profesional. Pembarian pelayanan perawatan secara profesional
perawat di harapkan mampu menyelesaikan tugasnya dalam memberikan asuhan
keperawatan untuk meningkatkan derajat pasien menuju kearah kesehatan yang
optimal( Nursalam 2002). Pelaksanaan asuhan keperawatan profesional berkaitan
dengan tuntutan profesi dan tuntutan global bahwa setiap perkembangan dan
perubahan memerlukan pengelolaaan secara profesional dengan memperhatikan
setiap perubahan yang terjadi di Indonesia.
Sebagaimana kita ketahui bahwa sistem pelayanan kesehatan mengalami
perubahan mendasar dalam memasuki abad 21. Perubahan tersebut sebagai
dampak dari perubahan sosial polotik, kependudukan serta perkembangan
pengetahuan dan teknologi. Dari ketiga perubahan membawa implikasi terhadap
perubahan sistem pelayanan kesehatan atau keperawatan sebagai tantangan bagi
tenaga keperawatan indonesia dalam proses profesionalisasi. Manajemen
keperawatan harus dapat diaplikasikan dalam tatanan pelayanan nyata yaitu
dirumah sakit dan komunikasi sebagai perawatan perlu memahami konsep dan
aplikasinya. Konsep yang harus dikuasai adalah konsep tentang pengelolaan
bahan, konsep menejemen keperawatan, perencannaan, yang berupa rencana
strategi melalui pendekatan, pengumpulana data analisa swot dan penyusunan
langkah perencanaan secara operasional khususnya dalam pelaksanaan MAKP
delegasi dan melakukan pengawasan dan pengendalian (Nursalam 2002).
Proses manajemen keperawatan dalam aplikasi dilapangan berada sejajar
dengan proses keperawatan sehingga keberadaan manajemen keperawatan
dimaksudkan untuk mempermudah proses keperawatan (Arwani,2005) sehingga
dapat mengarahkan keperawatan menuju profesionalisme. Salah satu sistem
pelayanan keperawatan profesional adalah dengan melaksanakan suatu Model

Asuhan Keperawatan Profesional Tim yang merupakan suatu metode penugasan


menggunakan tim yang terdiri dari atas anggota yang berbeda-beda dalam
memberikan asuhan keperawatan terhadap sekelompok pasien. Perawat ruangan
dibagi menjadi 2 tim/grup yang terdiri atas tenaga profesional. Teknikal dan
pembantu dalam satu kelompok kecil yang saling membantu.
Keuntungan dari MAKP Tim antara lain asuhan keperawatan yang
diberikan bermutu tinggi dan tercapainya pelayanan yang efektif terhadap
pengobatan,dukungan, proteksi, informasi dan advokasi. Selain itu pembagian
tugas yang jelas dan dilakukan sesuai peran akan meringankan beban kerja
perawat. Hal ini dapat meningkatkan kepuasan bagi pasien, perawat dan perawat
dan tenaga kesehatan lainnya sehingga tercapai suatu pelayanan yang paripurna.
Berdasarkan pengkajian yang kami laksanakan di ruang keperawatan dieng lantai
dua ( 2 ), kami mendapatkan bahwa model asuhan keperawatan yang digunakan di
ruang keperawatan dieng lantai dua ( 2 ) adalah model tim.
1.1 Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum


Setelah mengikuti praktek keperawatan manajemen diharapkan
mahasiswa mampu menjelaskan dan menerapkan bagaiman suatu model
asuhan

keperawatan

profesional

dapat

berkontribusi

dalam

praktik

keperawatan yang profesional.


1.2.2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti proses praktek manajemen keperawatan diharapkan
mahasiswa mampu:
a.
b.
c.
d.
e.

Melakukan pengkajian
Melakukan analisis situasi berdasarkan analisis SWOT
Menentukan rumusan masalah
Memprioritaskan masalah
Menyusun rencana strategi : (1) Peran MAKP Primer, (2) Supervisi, (3)
Discharge Planning, (4) Timbang terima, (5) Dokumentasi, (6) Ronde

Keperawatan, (7) Sentralisasi Obat


f. Melaksanakan rencana strategi : (1) peran MAKP Primer, (2) Supervisi,
(3) Discharge Planning, (4) Timbang Terima, (5) Dokumentasi, (6) Ronde
Keperawatan, (7) Sentralisasi Obat.

g. Melakukan evaluasi pelaksanaan : (1) peran MAKP Primer, (2) Supervisi,


(3) Discharge Planning, (4) Timbang terima, (5) Dokumentasi, (6) Ronde
Keperawatan, (7) Sentralisasi Obat
1.2 Manfaat
a. Bagi Pasien dan Keluarga
1. Mendapatkan pelayanan yang optimal
2. Tercapainya kepuasan klien dan keluarga yang ada di ruang
keperawatan dieng lantai dua ( 2 ) secara optimal
b. Bagi Perawat Ruang keperawatan lantai dua (2)
1. Tercapainya tingkat kepuasan kerja yang optimal
2. Terbinanya hubungan atau komunikasi yang adekuat antara perawat
dengan perawat, perawat dengan tim kesehatan yang lain, dan perawat
dengan pasien serta keluarga
3. Tumbuh dan terbinanya akuntabilitas, dan disiplin diri perawat
c. Bagi Rumah Sakit
1. Mengetahui masalah-masalah yang ada di ruang perawatan dieng
lantai dua (2) yang berkaitan dengan pelaksanaan asuhan keperawatan
professional
2. Dapat menganalisa masalah yang ada dengan motode SWOT serta
menyusun rencana strategi
3. Mempelajari penerapan model keperawatan professional (MAKP)
d. Bagi Mahasiswa
1. Mahasiswa dapat mengembangkan kemampuan kritis dalam
pengelolaan pelayanan keperawatan
2. Dapat memperoleh pengalaman nyata dalam pengelolaan perawatan
profesional.
BAB II
PENGKAJIAN
2.1 TENAGA DAN PASIEN (M1 - Man)
2.1.1 Tenaga
Analisis ketenagaan jumlah tenaga keperawatan dan non keperawatan, latar
belakang pendidikan, masa kerja, jenis pelatihan yang diikuti, struktur organisasi,
kebutuhan tenaga perawat berdasarkan tingkat ketergantungan pasien dan alur
masuk pasien. Keunggulan Ruang perawatan dieng lantai dua (2) salah satunya
adalah memiliki SOP dan SAK yang menjadi acuan dalam pelaksanaan asuhan
keperawatan.
2

1. Struktur Organisasi
STRUKTUR ORGANISASI
RUANG PERAWATAN DIENG LANTAI DUA (2) RS PMC
JOMBANG
Kepala Ruangan

Penanggung
jawab shift

Penanggung
jawab shift

libur

Penanggung
jawab shift

Diagram 2.1 Struktur Organisasi Ruang Unit Stroke


Tugas pokok dan fungsi
A. Kepala Ruangan
Pengertian adalah seorang tenaga keperawatan yang diberi
tanggung jawab dan wewenang dalam mengatur dan mengendalikan
kegiatan pelayanan keperawatan di rawat inap.
Kepala ruangan mempunyai tugas dan fungsi sebagi berikut:
1. Menyusun rencana kerja pelayanan diruang inap
2. Menyusun rencana kebutuhan tenaga keperawatan sesuai kebutuhan
3. Menyusun rencana kebutuhan peralatan dan obat-obatan sesuai kebutuhan
4. Menyusun daftar dinas
5. Mengikuti timbang terima pasien
2

6. Melakukan orentasi pada perawat baru


7. Melaksanakan program bimbingan mahasiswa
8. Mengatur alat agar dalam keadaan siap pakai
9. Mengatur dan mengendalikan pemberian asuhan keperawatan
10. Meningkatkan kolaborasi dengan tim lain
11. Melakukan program bimbingan para staf yang mengalami kesulitan
12. Mendelegasikan tugas pada katim pada saat karu tidak ada
13. Mengatur penugasan PRS
14. Mengadakan pertemuan berkala setiap bulan dengan staf
15. Mengecek kelengkapan dokumentasi asuhan keperawatan
16. Mengendalikan mutu pelayanan keperawatan
17. Mengadakan diskusi dengan staf apabila ada masalah
18. Membuat penilaian kinerja karyawan
19. Merencanakan dan mengevaluasi mutu asuhan keperawatan
20. Membuat laporan tahunan
B. Tugas Ketua Tim
Pengertian adalah seorang perawat yang diberi wewenang dan
tanggung jawab dalam mengelola satu tim pelayanan keperawatan pada
setiap shift jaga. Uraian tugas :
1. Bertanggung jawab atas terselenggaranya pelayanan shift jaga.
2. Bersama kepala ruangan melakukan timbang terima pasien.
3. Membagi tugas tingkat ketergantungan pasien.
4. Menyusun rencana asuhan keperawatan
5. Mengikuti visite dokter
6. Mengkoordinir pekerjaan yang harus dilakukan bersama anggota tim
7. Mengorientasi pasien baru
8. Menjelaskan renpra yang telah ditetapkan pada perawat pelaksana
9. Memonitor pendokumentasian askep yang dilakukan perawat pelaksana
10. Melakukan bimbingan dan evaluasi pada perawat pelaksana
11. Melakukan tindakan keperwatan yang tidak dapat dilakukan oleh perawat
pelaksana
12. Mengatur pelaksanaan konsul dan pemeriksaan laborat

13. Melakukan evaluasi perkembangan pasien pada setiap shift jaga


14. Member HE pada pasien dibawah tanggung jawabnya
15. Membuat rencana pasien pulang
16. Menyelenggarakan diskusi apabila ada masalah pasien setiap shift jaga
17. Membuat laporan kerja
18. Meaksanakan tugas limpah yang diberikan kepala ruangan
C. Perawat Pelaksana
Pengertian adalah seorang tenaga keperawatan yang diberi
wewenang untuk melaksanakan asuhan keperawatan diruang keperawatan.
Uraian tugas :
1. Mengikuti timbang terima pasien dengan katim dan karu
2. Membaca renpra yang telah ditetapkan
3. Menerima pasien baru dan memberikan informasi tentang pasien dan
keluarga
4. Melakukan evaluasi terhadap tindakan yang akan dilakukan
5. Melakukan tindakan keperawatan sesuai perencanaan
6. Mengikuti visite dokter
7. Mengecek kerapian dan kelengkapan status pasien
8. Mengkomunikasikan kepada katim apabila ada masalah
9. Menyiapkan pasien untuk pemeriksaan laboraturium, pengobatan dan
tindakan
10. Berperan serta dalam tindakan keperawatan
11.Melakukan inventaris fasilitas yang dilakukan dalam pelayanan
12. Membantu tim apabila diperlukan
13. Memberikan resep dan menerima obat dari keluarga pasien
14. Melaksanakan tugas yang didelegasikan oleh katim atau karu
D. PRS (Pekarya Rumah Sakit)
Pengertian seorang tenaga non keperawatan yang diberikan
wewenang untuk melaksanakan administrasi di ruangan dan membantu
keperawatan di ruang perawatan.

Tugas PRS sebagai berikut:


1. Melakukan timbang terima dengan prs dengan jaga sebelumnya
2. Melakukan kebersihan dan melakukan pekerjaan yang tidak menjadi tugas
cleaning service
3. Membantu memberikan makanan pada pasien
4. Mengantar dan mengambil cucian
5. Mengantar bahan dan mengambil hasil pemeriksaaan laboratorium
6. Mengantar pasien dan mengambil hasil pemeriksaan radiologi
7. Mengantar blangko bon dan mengambil permintaan obat/alkes
8. Mengantar berbagai laporan keinstalasi rawat inap lainnya
9. Melakukan infentaris alat rumah tangga
10. Melaksanakan tugas administrasi di ruangan
11. Mengantarkan pasien keruangan lain untuk tindakan atau pindah ruangan
12. Mengambil pasien dari ird dan pavilliun merpati
13. Mengantarkan pasien saat pulang
14. Mengantar dan mengambil alat yang perlu diperbaiki
15. Melaksanakan tugas lain yang diberikan perawat/ karu

2. Tenaga Keperawatan & Non Keperawatan.


Tabel 2.1 Tenaga Keperawatan dan Non Keperawatan di Ruang dieng lantai
dua RS PMC JOMBANG
NO
NAMA
JABATAN
PENDIDIKAN GOLONGAN
.
1. Rina Ika Istanti
Kepala Ruangan
D3 keperawatan
III B
2. Savitri mary
Perawat Pengganti 1
D3 kebidanan
K
3. Nur nafidah
Perawat Pengganti 2
S1 keperawatan
K
4. Laili rohmawati
Katim
D3 keperawatan
II D
5. khusniatunisa
Katim
D3 keperawatan
II D
6. Ayu widya
Katim
D3 kebidanan
K
7. Nurul wastiroh
Katim
S1 keperawatan
II C
8. Dwi puji
Perawat Pelaksana
D3 Kebidanan
K
9. Dina ayu
Perawat Pelaksana
S1 keperawatan
K
10. alfanita
Perawat Pelaksana
D3 Kebidanan
K
11.
12.

Di Ruang Perawatan dieng lantai dua (2) tingkat pendidikan bervariasi


mulai S1 Keperawatan 3 orang, D3 Keperawatan 6 orang, D3 kebidanan 4
orang.
3. Tenaga Medis
Tabel 2.2 Tenaga Medis di Ruang perawatan dieng lantai dua (2) RS PMC
JOMBANG
NO.
NAMA
JABATAN
PENDIDIKAN
GOLONGAN
1.
Dokter
Spesialis Saraf
PNS
2.
Dokter
Spesialis Saraf
PNS
3.
Dokter
Spesialis Jantung Paru
PNS
4.
Dokter
Spesialis Jantung Paru
PNS
5.
Dokter
Spesialis Penyakit Dalam
PNS
6.
Dokter
Spesialis Penyakit Dalam
PNS
Di Ruang perawatan dieng lantai dua (2) tingkat pendidikan bervariasi
Dokter spesialis saraf 2 orang, Dokter spesialis jantung paru 2 orang, dan
Dokter spesialis penyakit dalam 2 orang.
4. Pendidikan/Pelatihan Tambahan yang Pernah di ikuti Perawat
-

Pelatihan Pembimbing Klinik Keperawatan

Surveylance Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit

Terapi

Komplementer

sebagai

Terapi

Alternatif

dalam

Penyembuhan Pasien.
-

Pelatihan Penanggulangan Penderita Gawat Darurat (PPGD)

Seminar Akupuntur

Pelatihan Pengembangan Komunikasi Efektif

Sosialisasi Penatalaksanaan Penyakit HIV/AIDS

Pelatihan Basic Life Support (BLS)

Peran Perawat dalam Penatalaksanaan Korban Bencana

Basic Cardiac Life Support (BCLS)

Upaya

Pelatihan Penerapan MAKP sebagai Upaya Meningkatkan Kualitas


Pelayanan Keperawatan

Pelatihan Pengenalan Tindakan Dasar di Ruang Perawatan Intensif

2.1.2 Pasien
1. Alur Pasien Masuk Ruangan
Pasien Datang

IGD

Poliklinik
Rawat inap

Dirujuk

Pulang

Meninggal

Instalasi
Forensik

1.
2.
3.
4.
5.

Membaik

RS Lain

Intensive
Care

Pelayanan :
Medis
Keperawatan
Penunjang
Gizi
Administrasi

Diagram 2.2 Alur Pasien Masuk di Ruang perawatan dieng lantai dua (2)
2. Gambaran Kasus
Tabel 2.4 Daftar Kasus Terbanyak di Ruang perawatan dieng lantai dua (2)
pada Trimester Pertama Bulan Juni Agustus 2016
No
Penyakit
Jumlah Pasien
1. CVA INFARK
58
2. CVA BLEEDING
27
3. TUMOR
1
4. BA (Brain Atropi)
2
Total
88
3. Tingkat Ketergantungan Pasien
Tingkat Ketergantungan Pasien secara keseluruhan di Ruang perawatan
dieng lantai dua (2) pada tanggal 14 september 16 september 2016, sebagian
besar pasien dengan total care sebanyak 1 orang, partial care sebanyak 0 orang
dan minimal care sebanyak 0 orang.
2.2 SARANA DAN PRASARANA (M2 MATERIAL)
2.2.1 Gambaran Umum Ruang
Penerapan proses manajerial keperawatan dan kegiatan mahasiswa
program studi profesi ners STIKES husada Jombang mengambil tempat di
ruang perawatan dieng lantai dua (2). Dengan luas keseluruhan Rumah Sakit
3127 m2.
Pengkajian data awal di lakukan pada tanggal 14 16 september
2016. Adapun data yang di dapat adalah sebagai berikut :
a. Visi, Misi, Motto, RS PMC JOMBANG
1. Visi
Menjadikan RS pelengkap medical center yang terdepan dan terpercaya
dalam pelayanan medis.
2. Misi
a) Memberikan pelayanan medis yang berfokus pada pasien
seutuhnya dan terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat
b) Menyelenggarakan pelayanan medis yang profesional bermutu dan
mampu bersaing secara global.
c) Menjalin kerjasama untuk pengembangan rumah sakit dan
memenuhi harapan stakeholder terkait
3. Motto
We serve with heart
2

b. Tujuan Pelayanan Keperawatan di ruang dieng lantai dua (2)


1. Tujuan Umum
Melaksanakan pelayanan keperawatan yang berpenampilan, berprofesi
dan menjunjung tinggi etika dengan memberikan asuhan keperawatan
pada pasien umum baik laki-laki maupun perempuan dengan gangguan
sistem persyarafan pada pasien yang mengalami gangguan pembuluh
darah otak atau stroke,masa nifas sesuai standart asuhan keperawatan
yang berlaku untuk meningkatkan derajat kesehatan pasien dan
menurunkan angka kematian.

2. Tujuan Khusus
a. Memberikan palayanan secara optimal pada klien.
b. Memberikan pelayanan khusus pada pasien
c. Memberikan banttuan pelayanan kebutuhan dasar klien dengan
tingkat ketergantungan pasien.
d. Menciptakan dan menjaga kebersihan lingkungan untuk kenyamanan
klien.
2.2.2 Lokasi atau Denah Ruang
5

15 15
1

16 16

17

18
1
2

19

3
8

20

10

11

12

12

13
13

20

26

U
B
31

27

24

28

8
25

23

30

T
S

Keterangan
1. Pintu masuk perawat

2. Rak sepatu dan sandal


3. Struktur ruangan
4. Wastafel
5. Ruang perawatan 1+
6. Ruang perawatan 1+
7. Nurse station
8. Sentralisasi obat
9. Ruang perawatan umum laki-laki
10. Ruang perawatan umum perempuan
11. Ruang perawatan ibu nifas
12. Ruang perawatan khusus
13. Peralatan medis
14. Kamar mandi petugas
15. Kamar mandi pasien
16. Bufet
17. Loker linen, selimut, sprei bersih
18. Tempat linen, sprei, selimut, baju kotor
19. Gudang
20. Pintu petugas
21. Kulkas
2.2.3 Fasilitas Pasien
1. Tempat tidur 16
2. Kamar mandi
3. Bed site kabinet
4. Loker keluarga pasien
5. Ruang tunggu keluarga
6. Meja, kursi
7. selimut, batal,sprei
8. Total care
9. Setralisasi obat
10. Oksigen
11. Wastafel
2.2.4 Fasilitas Petugas Kesehatan
1. Kamar mandi
2. Tikar, bantal, selimut
3. Kulkas
4. Loker petugas
5. Komputer
6. Printer
7. Telepon
8. Ruangan ber AC
9. Meja
10. Kursi

2.2.5 Ruang Penunjang


Rumah sakit memiliki ruang penunjang untuk CT scan, Foto thoraks,
laboratorium, sterilisasi alat.
2.2.6 Buku-buku Protap dan Acuan
Ruang perawatan dieng lantai dua (2) memiliki buku protap dan acuan
2.2.7 Inventaris Ruangan
Tabel 2.6 Daftar Inventaris Ruangan perawatan dieng lantai 2
NO
NAMA BARANG
MERK
JUMLAH
JUMLAH
KET
1
Kursi biasa
B
2
Kulkas
B
3
Televisi
B
4
AC
B
5
Telepon
B
6
CPU
B
7
Keybord
B
8
Meja Komputer
B
9
Loker pasien
B
10 Loker perawat
B
11 Kipas angin
B
12
B
13
B
14
B
15
B
16
B
17
B
18
B
19
B
20
B
21
B
22
B
2.2.8 Inventaris Peralatan Kesehatan
Tabel 2.7 Daftar Inventaris Peralatan Kesehatan di Ruang perawatan dieng
lantai dua
NO
NAMA BARANG
MERK
JUMLAH
KET
1
echokardiogram
3
B
2
B
3
B
4
Termometer
a.Raksa
B
b.Digital
2

5
6.
7
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.

Spatel Lidal
Nasal Kanul
Masker O2
Bak Injeksi
Bak Instrumen

B
B
B
B
B
B
B

Gunting Perban
Gunting Aj
Pinset Antomis
Pinset Cirugis

B
B
B
B

Korentang
Tempat Korentang
Tromol kecil
Tromol sedang
Tromol Besar
Cucing
Bengkok kecil
Bengkok besar
Torniquet
Laringoskop
Stetoskop
Tensimeter Raksa
Bed Pan
Urinal
Monitor

31.
32.
33
34
35
36
37

Pulse Oksimetry
Bag valve Mask
Waskom Besar
Waskom kecil
Suction
Infuse Pump
Syringe Pump

38
39
40
43
44
45

Standart infuse
Bed
Troley injeksi
Lampu baca foto
Timbangan BB

B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B

46
51
52
54
55

Almari obat
Martil
Troley suction
Manset tensi
Nebulizer

B
B
B
B
B

2.2.10 Fasilitas Tempat Tidur


Tempat tidur merupakan tempat tidur otomatis dengan merk Paramount
Bed sebanyak 16 buah dengan kondisi yang baik.
2.2.11 Daftar Nama Obat
Tabel 2.9 Daftar Nama Obat di Ruang perawatan dieng lantai dua 2016
No
Daftar Obat
1 Dexametason
2 Xilomedon
3 Dopamin
4 Vit K
5 Lasik/Furosemide
6 Alinamin F
7 Sulfas Atropin
8 Ca Glukonas
9 Lidokain
10 Aminopilin
11 Stesolid
12 KCL
13 Epineprin
14 D40%
15 Citicolin
16 Tramsamin Acid
17 Neurotam
18 Cefotaxime
19 Meylon
20 Herbrezer
21 Dobutamin
22 Vaskon
23 Fargoxin
24 Metamizole
25 Dobutamin
2.3 METODE PEMBERIAN ASUHAN KEPERAWATAN (M3-METHODS)
2.3.1 Penerapan Pemberian Model Asuhan Keperawatan (MAKP)
Dari hasil pengkajian yang dilakukan oleh mahasiswa Program Studi
profesi ners stikes husada Jombang pada praktek Manajemen Keperawatan
mulai dari tanggal 13 september-01 oktober 2016 diketahui bahwa model
2

asuhan keperawatan profesional (MAKP) yang dilakukan di Ruang perawatan


dieng lantai dua saat ini sudah menerapkan model asuhan keperawatan tim,
dimana seorang Karu membawahi Katim, dan Katim membawahi beberapa
perawat pelaksana. Sehingga peran dan tanggung jawab perawat sesuai
dengan tugasnya.
Komunikasi antar tim terjalin dengan baik, jika ada masalah yang
tidak bisa diatasi oleh katim maka karu membantu untuk menyelesaikan.
Ruangan sudah mempunyai SOP setiap tindakan.
2.3.2 Timbang Terima
Prosedur timbang terima selama ini sudah dilakukan pada setiap
pergantian shift jaga, cara penyampaian dilakukan secara lisan dengan
laporan timbang terima pasien sehingga rencana tindakan yang belum dan
sudah dilaksanakan dapat diketahui. Pelaksanaan timbang terima dilakukan
seluruh perawat. Katim shift pagi mengoperkan tugas ke katim shift siang,
yang terlebih dahulu dengan membaca laporan timbang terima. Apabila katim
shift pagi sudah memahami pelimpahan tugas yang diberikan maka akan
segera dilanjutkan ke pasien, begitu juga dengan shift berikutnya.
Untuk pelaporan timbang terima yang disampaikan mengenai jumlah
pasien,

nama pasien, keadaan pasien, rencana pemeriksaan, terapi yang

sudah diberikan dan harus diberikan selanjutnya serta pesan khusus lainnya
untuk perawat di shift berikutnya

2.3.3

Ronde Keperawatan
RS PMC JOMBANG merupakan suatu pelayanan kesehatan tipe B

Pendidikan dimana dalam penyelesaian masalah klien dilakukan secara


bersama sama dengan melibatkan berbagai profesi kesehatan. Berdasarkan
hasil pengkajian kami, Ronde keperawatan belum dilakukan.
2.3.4

Supervisi Keperawatan

Dalam meningkatkan pelayanan yang berkualitas sesuai misi RS PMC


JOMBANG, maka dilakukan supervisi yang berkelanjutan terhadap berbagai
kinerja pegawai dalam melaksanakan aktivitasnya sebagai karyawan untuk
melayani konsumen (pasien). Supervisi adalah kegiatan yang terencana
seorang manajer melalui aktivas bimbingan, pengarahan, observasi, motivasi
dan evaluasi pada stafnya dalam melaksanakan kegiatan atau tugas sehari
hari.
Berdasarkan pengkajian yang di lakukan di ruang perawatan lantai
dua (2) terdapat beberapa supervisi, antara lain:
a)

Supervisi khusus yang dilakukan oleh kepala ruangan terhadap kinerja perawat,
waktu pelaksanaan sangat bergantung pada keperluan/ kebijakan kepala
ruangan.

b)

Supervisi kepala bidang pelayanan rumah sakit terhadap kinerja perawat di


ruangan yang dilaksanakan setiap hari, pada pagi hari.

c)

Supervisi yang dilakukan oleh pengawas supervisi rumah sakit terhadap kinerja
perawat ruangan, yang dilaksanakan setiap hari pada shift sore atau
malam hari.
Selama pengkajian pada tanggal 14-16 september 2016 belum ada
supervisi khusus keperawatan yang dilakukan oleh kepala ruangan, tetapi
terdapat supervisi yang

dilakukan oleh pengawas supervisi rumah sakit.

Supervisi tersebut dilakukan setiap hari pada waktu sore atau malam. Petugas
khusus supervisi melakukan supervisi secara langsung sehingga bila ada
tindakan keperawatan yang tidak sesuai protap ( SOP ) segera langsung untuk
diperbaiki.
Isi dari supervisi meliputi observasi tindakan keperawatan yang
dilakukan di ruangan apakah sudah sesuai dengan SOP. Perawat yang
melakukan pekerjaan dengan baik, diberikan reward . Dan bagi perawat yang
melakukan tindakan kesalahan akan diberikan tindakan sesuai dengan
prosedur yang berlaku.

2.3.5 Discharge Planning

Discharge planning merupakan suatu bentuk kegiatan MAKP agar


klien dan keluarga yang masuk di ruang perawatan dieng lantai dua, yang
sedang dalam perawatan dan yang akan pulang/ keluar RS mengerti tentang
perawatan selama pasien dirawat di unit stroke sehingga klien dan keluarga
dapat mengikuti semua proses perawatannya dengan baik. Beberapa

hal

yang terkandung didalamnya antara lain pemberian materi atau pengetahuan


yang umum mengenai penyakit.
Menurut pernyataan dari kepala ruang perawatan dieng lantai dua,
Discharge Planning dilaksakan oleh kepala ruangan atau perawat yang sedang
bertugas, Discharge Planning telah direncanakan pada saat penerimaan pasien
baru dan dibahas pada setiap ronde keperawatan. Pelaksanaaan Discharge
Planning belum optimal diantaranya format Discharge Planning yang tersedia
tidak digunakan sehingga belum diaplikasikan secara optimal.

2.3.6 Pengelolaan Sentralisasi Obat


Sentralisasi obat di ruang perawatan dieng lantai dua dilakukan secara
merata dan tidak ada perbedaan antara asuransi dan umum.
Alur sentralisasi obat menggunakan pelayanan obat terpadu yaitu obat
diresepkan oleh dokter, yang di berikan pada perawat kemudian perawat
menaruh resep di apotik lalu pegawai apotik datang ruangan perawatan dieng
lantai dua. Keluarga pasien membeli obat pada petugas apotik lalu keluarga
pasien menyerahkan obat tersebut pada perawat untuk ditulis di buku masuk
obat lalu dikelola. Perawat dalam mengelola obat menggunakan prinsip 5
Benar.
Data diperolah dari wawancara dengan KARU.

2.3.7 Dokumentasi Perawatan


Pendokumentasian yang berlaku di unit stroke adalah sistem SOR
(Sources Oriented Record) yaitu suatu sistem pendokumentasian yang
berorientasi pada lima komponen (lembar penilaian berisi biodata, lembar
order dokter, lembar riwayat medis atau penyakit, catatan perawat, catatan
dan laporan).

Adapun bagan uraian lembar dokumentasi yang ada di ruang


perawatan dieng lantai dua antara lain:
Tabel 2.10 Daftar Lembar Dokumentasi di Ruang perawatan lantai dua 2016
No
URAIAN BAGAN
1 Lembar observasi intensif
2 Lembar tindakan dan evaluasi perawat
3 Blanko kelengkapan status pasien
4 Pengantar pasien masuk RS/ rawat inap
5 Lembar Pernyataan rawat inap
6 Lembar masuk dan keluar
7 Lembar konsul
8 Asuhan Kepeawatan
9 Penkajian keperawatan
10 Laporan proses keperawatan
11 Ringkasan dokumen asuhan keperawatan
12 Tempat hasil pemeriksaan penunjang
13 Lembar discharge summary
14 Blanko Pasien Pulang
15 Survey Infeksi nosokomial
16 Rincian Ongkos Perawatan
17 Ringkasan dokumen Askep
18 Pemantauan INOK/ infeksi nosokomial
2.4 M4-MONEY
Sebagian besar pembiayaan ruangan berasal dari rumah sakit yang
diperoleh dari APBD provinsi Jawa Timur. Pembiayaan pasien yang masuk di
ruangan perawatan lantai dua berasal dari : askes PNS, askes Swasta,
Jamsostek, dan biaya sendiri. Biaya perawatan yang berlaku saat ini sesuai
kelas perawatan. Untuk pengelolaan keuangan di Ruang perawatan dieng
lantai dua dikelola oleh seksi administrasi ruangan.
Di ruang perawatan dieng lantai dua hanya ada 2 tipe kelas, yaitu
kelas umum dan kelas khusus.
2.5 M5-MARKET
2.5.1 Sistem Pemasaran
Ruang perawatan dieng lantai dua merupakan bagian rawat inap
keperawatan umum dan nifas menggunakan sistem pemasaran publik melalui:
leaflet, kesetiaan pelanggan.
2.5.2 BOR (Bed Occupation Rate)
2

Kebutuhan tenaga perawat di ruang perawatan dieng lantai dua dari


hasil pengkajian sebagai berikut:
BOR pada tanggal 14 september 2016 adalah
Tabel 2.14 Tabel BOR di Ruang perawatan dieng lantai dua pada tanggal 14
september 2016
No.
Shift
Jumlah bed
Terisi
BOR
1.
Pagi
5
1
10%
2.
Siang
5
2
20%
3.
Malam
5
0
0%
BOR pada tanggal 14 september 2016 adalah
Tabel 2.15 Tabel BOR di Ruang perawatan dieng lantai dua pada tanggal 14
september 2016
No.
Shift
Jumlah bed
Terisi
BOR
1.
Pagi
5
1
10%
2.
Siang
5
2
20%
3.
Malam
5
0
0%
2.5.3 ALOS (Average Long of Stay)
= Jumlah hari perawatan pasien keluar RS
Jumlah pasien keluar RS (hidup+mati)
= 52
10
= 5,2
Belum memenuhi ALOS ideal yaitu 6-8 hari

1) Penghitungan Ketergantungan Pasien


KLASIFIKASI TINGKAT KETERGANTUNGAN PASIEN
(BERDASARKAN TEORI D. OREM : SELF CARE DEFICIT)
MINIMAL CARE

Pasien bisa mandiri/hampir tidak memerlukan bantuan


Mampu naik turun tempat tidur.
Mampu ambulasi dan berjalan sendiri
Mampu makan dan minum sendiri
Mampu membersihkan diri, mandi/mandi sebagian dengan bantuan dan
ganti pakaian dan mampu membersihkan mulut dilakukan sendiri.
Mampu melakukan BAB dan BAK dengan sedikit bantuan
Observasi TTV tiap pergantian jaga.
Status psikologis stabil dan pengobatan mimimal.
Perawatan luka sederhana/operasi kecil
PARTIAL CARE
Pasien memerlukan bantuan sebagian
Dibantu 1 orang untuk naik turun tempat tidur.
Membutuhkan bantuan untuk ambulasi /berjalan.
Membutuhkan bantuan untuk menyiapkan makan.
Makan disuap.
Bantuan untuk membersihkan mulut dan membersihkan diri.
BAB dan BAK dibantuan.
Observasi TTV tiap 4 jam.
Fase awal dari penyembuhan.
Pengobatan dengan injeksi.
Pasien dengan pemasangan cateter urine.
Balance cairan ketat.
Pasien dengan pemasangan infus.
Gangguan emosional ringan.
TOTAL CARE
Pasien memerlukan bantuan perawat sepenuhnya dan memerlukan waktu
perawatan lebih banyak
Membutuhkan bantuan 2 orang atau lebih untuk mobilisasi
Membutuhkan latihan pasif.
Kebutuhan cairan dan nutrisi dipenuhi melalui Intra Vena dan NGT (selang
lambung).
Kebersihan mulut, mandi, berpakaian dibantu dan dilakukan perawat.
Menggunakan kateter.
Perubahan posisi, obs TTV tiap 2 jam.
Pengobatan IV perdrip.
Pemakaian suction.
Klien tidak sadar dan tidak stabil.
Gangguan emosional berat, gelisah /disorientasi.
Perawatan luka kompleks
Tabel 2.16 Tingkat Ketergantungan Pasien Secara Keseluruhan di Ruang
perawatan dieng lantai dua pada 1 minggu terakhir
2

Kebutuhan tenaga keperawatan


Pagi
Sore
Malam
0
0
0
0
0
0
10 x 0,36
10 x 0,30
10 x 0,20
3,6
3
2
4
3
2
Total tenaga perawat :

Klasifikasi
pasien
Minimal care
Partial care
Total care
Total

Jumlah
pasien
0
0
10
10

Pagi

: 4 orang

Sore

: 3 orang

Malam : 2 orang

Total : 9 orang
Jumlah tenaga cadangan :
86 X 9

= 2,60 jadi jumlah perawat 3

297
Jadi, jumlah perawat yang dibutuhkan untuk bertugas per hari di ruang
Unit Stroke adalah 9 orang + 1 orang karu + 3 orang cadangan = 13
orang
2.5.4 Infeksi Nosokomial
Dalam Periode juni-agustus 2016 tidak terjadi Infeksi Nosokomial.

ANALISA SWOT
Dari hasil pengkajian dilakukan analisis SWOT berdasarkan elemen
penerapan model MAKP yang meliputi : M1 ; ketenagaan dan Klien , M2 ; Sarana
dan parasarana , Penerapan MAKP, Sentralisasi Obat, Supervisi, Timbang
Terima,Ronde Keperawatan, Dishanger Planing dan Dokumentasi
1. Man (M1) dan Material (M2)
Man (M1) & Material (M2)
Internal Faktor (IFAS)
STRENGHT
1. Mempunyai sarana dan
prasarana untuk klien dan
tenaga kesehatan
2. Mempunuyai peralatan
oksigenasi dan petugas

Bobot Ratin
g

Bobot x Rating

0,05

0,15

0,05

0,1

SW=
3,15-2,8 =
0,32

mampu menggunakannya
3. RS Memberikan kesempatan
untuk belajar lebih luas
4. RS Pemerintah Tipe B
5. Terdapat administrasi
penunjang
6. Tersedia Nurs Station
7. Ada Tugas, peran dan
wewenang yang jelas
8. Jenis ketenagaan :
- S 1 Kep
= 3 orang
- D 3 Kep
= 8 orang
- SMA
= 1 orang
Total
WEAKNESS
1. Belum terpakai sarana dan
prasarana secara optimal
2. Keinginan untuk membenahi
diri sendiri kurang
3. Belum termanfaatnya
administrasi secara optimal
4. Sebagian perawat belum
memahami tentang peran dan
fungsinya
5. Adanya konflik peran
perawat
6. Belum dipahami tanggungjawab dan tanggung gugat
secara benar
7. Nurse station belum
termanfaatkan dengan
optimal
8. Disiplin pegawai cukup
Total
Eksternal Faktor ( EFAS)
OPPORTUNITY
1. Adanya program pelatihan &
seminar tentang manajeman
keperawatan
2. Adanya mahasiswa S1
keperawatan yang praktek
manajemen keperawatan
3. Adanya kerja sama yang baik
antara perawat dengan
mahasiswa S1 keperawatan
4. Adanya kebijaksanaan

0,2

0,8

0,1
0,1

3
2

0,3
0,2

0,1
0,1

2
2

0,2
0,2

0,3

1,2

3,15

0,13

0,39

0,186

0,744

0,098

0,392

0,075

0,225

0,091

0,182

0,13

0,52

0,098

0,098

0,093
1

0,279
2,83

0,155

0,465

0,23

0,92

0,24

0,72

OT
2,86-2,35=
0,47

pemerintah tentang
profesionalisme Perawat
5. Adanya program akreditasi
RS dari pemerintah dimana
MAKP merupakan salah satu
penilaian
6. Beralihnya peran dan fungsi
rumah sakit
Total
THREATHENED
1. Adanya tuntutan yang tinggi
dari masyarakat untuk
mendapatkan pelayanan
profesional
2. Makin tingginya kesadaran
masyarakat akan hukum
3. Makin tingginya kesadaran
masyarakat akan pentingnya
kesehatan
4. Persaingan dengan RS
Swasta yang makin ketat
Total

0,125

0,125

0,125

0,375

0,125
1

0,25
2,86

0,1

0,4

0,155

0,155

0,1

0,2

0,13

0,13

2. Methods (M3) Penerapan MAKP


MAKP
Internal Faktor (IFAS)
STRENGHT
1. RS memiliki visi, misi dan
motto sebagai acuan
melaksanakan kegiatan
pelayanan
2. Sudah ada model MAKP
yang digunakan yaitu tim
nursing
3. Ada Dokumentasi SOR dan
SAK
4. Supervisi sudah dilakukan
karu
5. Ada kemauan perawat untuk
berubah
6. Mempunyai standart asuhan

2,35

Bobot

Ratin
g

Bobot x Rating

0,14

0,28

0,14

0,42

0,14

0,56

0,11

0,33

0,11

0,33

0,11

0,33
2

S-W=
2,89 1,79=
1,1

keperawatan yang baku


7. Mempunyai protap setiap
tindakan
8. Terlaksananya komunikasi
yang adekuat perawat dan tim
kesehatan lainnya
Total
WEAKNESS
1. Sebagian perawat kurang
jelas job diskripsinya
2. MAKP belum dilakukan
secara baik dan benar
3. Pelaksanaan model tim
belum sesuai harapan
4. Pendokumentasian
keperawatan belum optimal
5. Sentralisasi obat belum
dilakukan dengan optimal
6. Isi dan materi timbang terima
belum berfokus pada masalah
keperawatan
7. Ronde keperawatan belum
rutin dilaksanakan
8. Kliem belum percaya
sepenuhanya kepada perawat
9. Jumlah perawat kurang dari
kebutuhan
Total
Eksternal Faktor ( EFAS)
OPPORTUNITY
1. Adanya Mahasiswa S1
praktek manajemen
keperawatan
2. Adanya kerja sama yang baik
antara mahasiswa dengan
perawat ruangan
3. Adanya kerjasama antara
institusi Stikes Pemkab
Jombang dengan RSUD
dr.Soedono
4. Adanya kebijakkan
pemerintah tentang
profesionalisme perawat
Total

0,11

0,22

0,14

0,42

2,89

0,11

0,33

0,11

0,22

0,09

0,09

0,11

0,22

0,11

0,11

0,09

0,18

0,09

0,36

0,14

0,14

0,14

0,14

1,79
OT

0,24

0,48

0,24

0,72

0,24

0,72

0,29

0,87

2,79

2,79 1,22
= 1,57

2. THREATENED
1. Persaiangan antara rumah
sakit yang makin ketat
2. Adanya tuntutan masyarakat
yang semakin tinggi terhadap
pelayanan yang profesional
3. Makin tinggi kesadaran
masyarakat akan hukum
4. makin tinggi kesadaran
masyarakat akan kesehatan
5. Bebasnya pers yang langsung
untuk menyebarkan informasi
dengan cepat
Total

3. Discharge Planning
Discharge Planning
Internal factor (IFAS)
1. STRENGTH
1. Tersedia resume keperawatan
untuk klien saat pulang
2. Adanya kemauan petugas
kesehatan untuk memberikan
pendidikan kesehatan kepada
klien dan keluarga
3. Adanya surat control berobat
jalan
4. memberikan penkes pada klien/
keluarga selama dirawat
Total
WEAKNESS
1. Keterbatasannya waktu perawat
untuk memberikan penkes secara
komprehensif pada pasien pulang
2. Keterbatasannya anggaran untuk
format discharge planning yang
lengkap
3. Tidak tersedianya leaflet pasien
pulang
4. Pemberian penkes dilakukan
secara lisan (komunikasi) saja
5. Tidak ada pendokumentasian

0,21

0,21

0,26

0,26

0,15

0,3

0,26

0,26

0,10

0,2

1,22

Bobot

Rating

Bobot x Rating

0,32

1,12

0,18

0,44

0,32

0,84

0,18

1,66

3,06

0,24

0,72

0,16

0,16

0,24

0,96

0,18

0,54

0,18

0,18
2

SW
3,06-2,56
= 0,5

tentang discharge planning


Total
Eksternal Faktor ( EFAS)
OPPORTUNITY
1. Adanya mahasiswa keperawatan
yang praktik di ruangan
2. Adanya kerja sama yang baik
antara perawat dengan
mahasiswa
3. Adanya kemauan klien dan
keluarga terhadap anjuran
perawat
Total
TRHEATHENED
1. Adanya tuntutan masyarakat
yang lebih tinggi untuk
mendapatkan pelayanan
professional
2. Makin tingginya kesadaran
masyarakat akan pentingnya
kesehatan
3. Persaingan antara rumah sakit
swasta yang makin ketat
Total
4. Timbang Terima
Timbang Terima
Internal factor (IFAS)
STRENGHT
1. Kepala ruangan memimpin
timbang terima setiap pagi
2. Adanya laporan jaga setiap shift
dinas
3. Timbang terima sudah
merupakan kegiatan rutin yang
telah dilaksanakan
4. Adanya kemauan perawat untuk
melakukan timbang terima
5. Adanya buku khusus untuk
pelaporan timbang terima
Total
Weakness
1. Isi Timbang terima belum
terfokus pada masalah
keperawatan

2,56

0,30

0,90

0,30

0,90

0,40

0,12

1,92

0,38

1,14

0,31

1,24

0,31

0,93

3,31

Bobot

Rating

0,17

0,34

0,22

0,88

0,22

0,88

0,17

0,68

0,22

0,66

Bobot x Rating

1
0,2

OT
1,92- 3,31
= - 1,39

3,44
2

0,4

SW
3,44-2,33=
1,11

2. Belum adanya format timbang


terima yang baku
3. Tehnik timbang terima masih
belum optimal
4. Penulisan timbang terima masih
belum terdokumentasikan
secara baik dan benar
5. Masih banyak timbang terima
tentang masalah medis
Total
Eksternal Faktor ( EFAS)
OPPORTUNITY
1. Adanya mahasiswa PSIK yang
praktek manajemen
keperawatan
2. Adanya kerja sama yang baik
antara perawat dengan
mahasiswa praktek
3. Sarana dan prasarana penunjang
cukup tersedia
Total
THREATHENED
1. Adanya tuntutan yang lebih
tinggi dari masyarakat untuk
mendapatkan pelayanan yang
professional
2. Meningkatnya kesadaran
masyarakat tentang tanggung
jawab dan tanggung gugat
perawat sebagai asuhan
keperawatan
Total

0,27

0,27

0,2

0,6

0,13

0,26

0,2

0,8

2,33

0,4

1,2

0,3

0,6

0,3

0,6

O-T
2,4-3,1
= 0,7

2,4

0,7

2,8

0,3

0,3

3,1

5. Supervisi
Supervisi
Internal factor (IFAS)
STRENGHT
1. RSU merupakan rujukan bagi
masyarakat Madiun dan
sekitarnya
2. Unit Stroke merupakan ruang
yang memerlukan perhartian
ekstra dari petugas
3. Adanya kemauan perawat untuk
berubah
4. Kepala ruangan mendukung

Bobot

Rating

Bobot x rating

0,26

1,04

0,26

1,04

0,22

0,66

0,26

1,04
2

S-W
3,78-3,00
= 0,78

adanya supervisi demi


meningkatkan mutu pelayanan
keperawatan
Total
WEAKNESS
1. Belum ada uraian yang jelas
tentang supervisi
2. Belum mempunyai format yang
baku dalam pelaksanaan
supervisi
3. Kurangnya program pelatihan
dan sosialisasi tentang supervisi
4. Belum adanya dokumen
supervisi yang jelas
Total
Eksternal faktor
OPPORTUNITY
1. Adanya mahasiswa yang
praktek manajemen
keperawatan
2. Adanya jadual supervisi
keperawatan oleh pengawas
keperawatan setiap bulan
3. Terbuka kesempatan untuk
melanjutkan pendidikan
Total
THRETHENED
1. Adanya tuntutan klien untuk
mendapatkan pelayanan
keperawatan yang professional
2. Mahasiswa praktek manajemen
untuk mengembangkan sistem
dokumentasi
3. Kerja sama yang baik antara
perawat dan mahasiswa
Total
6. Sentralisasi obat
Sentralisasi obat
Internal factor (IFAS)
STRENGHT
1. Tersedia sarana dan prasarana
untuk pengelolaan sentralisasi
obat
2. Kepala ruangan mendukung
sentralisasi obat

3,78

0,28

0.84

0,28

0,84

0,22

0,66

0,22

0,66

2,6

0,38

1,14

0,31

0,93

0,31

0,93

3,00

0,4

0,40

0,30

0,60

0,30

0,60

1
Bobot

O-T
3,00-1,6
= 1,40

1,60
Rating

Bobot x Rating

0,22

0,88

0,22

0,88

SW
3,862,01
= 1,85

3. Sentralisasi obat sudah 5 tahun


dilaksanakan
4. Adanya kemauan perawat untuk
melakukan sentralisasi obat
5. Adanya buku injeksi serta obatobat oral
Total

0,14

0,42

0,20

0,80

0,22

0,88

1
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

WEAKNESS
Belum tersediannya sarana dan
prasarana yang memadai untuk
sentralisasi obat
Kurangnya jumlah petugas
untuk pengawasan sentralisasi
obat
Belum ada pembagian tugas dan
tanggung jawab tentang
sentralisasi obat
Tehnik sentralisasi obat belum
jelas
Tidak ada supervisi tentang
sentraliasasi obat
Tidak semua keluarga setuju
obat disentralisasikan
Latar belakang pendidikan
perawat bervariasi
Total

3,86

0,08

0,08

0,08

0,08

0,17

0,34

0,08

0,08

0,17

0,34

0,25

0,75

0,17

0,34

1
Eksternal Faktor ( EFAS)
OPPORTUNITY
1. Adanya mahasiswa profesi ners
yang praktek menejemen
keperawatan
2. Kerja sama yang baik antara
perawat dengan mahasiswa
profesi ners
Total
THREATHENED
1. Adanya tuntutan klien untuk
mendapatkan pelayanan yang
professional
2. Adanya ketidak percayaan klien
dan keluarga terdapat
sentralisasi obat
Total

2,01

0,50

0,50

0,15

0,15

0,30

0,50
0,50

0,10
1

0,50

0,60

OT
0,30
0,60
= -0,30

7. Ronde Kperawatan
Ronde Kperawatan
Internal factor (IFAS)
STRENGTH
1. Adanya dukungan dari seksi
keperawatan dan kepala ruangan.
2. Rumah sakit pemerintah type B
Pendidikan sekaligus sebagai
rumah sakit pendidikan ilmu
kedokteran dan ilmu keperawatan
3. SDM yang tersedia yaitu lulusan
S1 Keperawatan sebanyak 3 orang
dan DIII Keperawatan 8 orang
yang sebagian besar telah
mengikuti pelatihan.
4. Adanya kemauan dari perawat
untuk melaksanakan ronde
keperawatan
Total
WEAKNESS
1. Belum dilaksanakannya ronde
keperawatan secara optimal.
2. Belum terbentuknya tim ronde
keperawatan
Total
Eksternal Faktor ( EFAS)
OPPORTUNITY
1. Terbukanya kesempatan
melanjutkan pendidikan pada S1
keperawatan
2. Adanya program pelatihan
/seminar khusus
3. Adanya mahasiswa profesi ners
yang berpraktek di bagian
manajemen keperawatan
4. Tersedianya waktu atau
kesempatan untuk melakukan
ronde keperawatan
Total
THREATHENED
1. Adanya tuntutan yang tinggi dari
masyarakat untuk mendapatkan
pelayanan yang profesional
2. Persaingan antar ruang semakin
ketat dalam memberikan pelayanan

Bobot

Rating

Bobot x Rating

0,23

0,46

0,23

0,69

0,31

0,93

0,23

0,23

SW
2,31
2,62= 0,31

2,31
3

0,62

1,86
2

0,38

0,76

2,62
2

0,25

0,5
3

0,33

0,99
3

0,25

0,75
1

0,17

0,17

2,41
2

0,56

1,12
1

0,44

0,44

O-T
2,411,56
= 0,85

Total

1,56

8. Dokumentasi
Dokumentasi
Internal factor (IFAS)
STRENGTH
a. Tersedia sarana dan prasarana
untuk tenaga kesehatan (sarana
administrasi penunjang)
b. Dokumentasi keperawatan :
pengkajian menggunakan
per sistem
diagnosa keperawat sampai
evaluasi menggunakan
SOAP.
c. Adanya kemauan perawat untuk
melaksanakan
pendokumentasian.
d. Pendokumentasian sesuai dengan
SAK
Total
2. WEAKNESS
a. Jumlah paisen dan tingkat
ketergantungan yang tinggi
sehingga pendomentasian belum
optimal.
b. Respon klien belum terpantau
dalam lembar evaluasi.
c. SAK dan SOP belum maksimal
digunakan secara optimal
d. Pengaswasan terhadap
sistematika pendokumentasian
belum dilaksanakan secara
optimal.
Total
Eksternal Faktor ( EFAS)
OPPORTUNITY
a. Adanya program pelatihan
dokumentasi keperawatan
b. Peluang perawat untuk
meningkatkan pendidikan
(SDM)
c. Adanya mahasiswa untuk
mengembangkan sistem

Bobot

Rating

Bobot x Rating

0,26

0,52

0,2

0,6

0,26

0,78

0,26

0.52

S-W
2,422,02
= 0,4

2,42

0,20

0,4

0,30

0,12

0,20

0,6

0,30

0,9

0,02

0,18

0,54

0,18

0,36

0,23

0,23

O-T
2,231,5 =
0,73

dokumentasi
d. Kerjasama yang baik antara
perawat dan mahasiswa
e. Model MKAP yang diterapkan
mahasiswa
Total
THREATENED
a. Tingkat kesadaran masyarakat
(pasien dan keluarga) akan
bertanggung jawab dan
bertanggung gugat.
b. Adanya akreditasi sistem rumah
sakit terhadap sistem
pendokumentasian
Total

0,23

0,92

0,18

0,18

2,23

0,5

0,5

0,5

1,5

Anda mungkin juga menyukai