Anda di halaman 1dari 28

PRAKTEK KLINIK KEPERAWATAN

BAB III
TINJAUAN TEORITIS
A. Konsep Medik
1. Definisi
a. Ileus obstruksi adalah gangguan (apapun penyebabnya) aliran normal isi usus
pada traktus intestinal (Price & Wilson, 2007).
b.

Ileus obstruktif adalah suatu penyumbatan mekanis pada usus dimana


merupakan penyumbatan yang sama sekali menutup atau menganggu jalannya isi
usus (Sabara, 2007 dikutip dari (http://www.Files-of-DrsMed.tk ).

c. Ileus obstruksi terjadi ketika ada gangguan yang menyebabkan terhambatnya


aliran normal isi usus sedangkan peristaltiknya normal (Reeves, 2005 dikutip
dari(http://www.Files-of-DrsMed.tk).
d. Obstruksi Ilius adalah gangguan aliran isi usus yang bisa disebabkan oleh adanya
mekanik dan non mekanik sehingga terjadi askumuli cairan dan gas di lumen
usus.
2. Etiologi
a) Adhesi ( perlekatan usus halus ) merupakan penyebab tersering ileus
obstruktif, sekitar 50-70% dari semua kasus. Adhesi bisa disebabkan oleh
riwayat operasi intraabdominal sebelumnya atau proses inflamasi intraabdominal.
Obstruksi yang disebabkan oleh adhesi berkembang sekitar 5% dari pasien yang
mengalami operasi abdomen dalam hidupnya. Perlengketan kongenital juga dapat
menimbulkan ileus obstruktif di dalam masa anak-anak.
b) Hernia inkarserata eksternal ( inguinal, femoral, umbilikal, insisional, atau
parastomal ) merupakan yang terbanyak kedua sebagai penyebab ileus obstruktif,
dan merupakan penyebab tersering pada pasien yang tidak mempunyai riwayat
operasi abdomen. Hernia interna (paraduodenal, kecacatan mesentericus, dan
hernia foramen Winslow) juga bisa menyebabkan hernia.
c) Neoplasma. Tumor primer usus halus dapat menyebabkan obstruks
intralumen,sedangkan tumor metastase atau tumor intra abdominal dapat
menyebabkan obstruksi melalui kompresi eksternal.
d) Intususepsi usus halus menimbulkan obstruksi dan iskhemia terhadap bagian usus
yang mengalami intususepsi. Tumor, polip, atau pembesaran limphanodus
mesentericus dapat sebagai petunjuk awal adanya intususepsi.
e) Penyakit Crohn dapat menyebabkan obstruksi sekunder sampai inflamasi akut
selama masa infeksi atau karena striktur yang kronik.

PRAKTEK KLINIK KEPERAWATAN

f) Volvulus sering disebabkan oleh adhesi atau kelainan kongenital, seperti


malrotasi usus. Volvulus lebih sering sebagai penyebab obstruksi usus besar.
g) Batu empedu yang masuk ke ileus. Inflamasi yang berat dari
kantong empedu menyebabkan fistul dari saluran empedu ke duodenum atau
usus halus yang menyebabkan batu empedu masuk ke traktus gastrointestinal.
Batu empedu yang besar dapat terjepit di usus halus, umumnya pada bagian
ileum terminal atau katup ileocaecal yang menyebabkan obstruksi.
h) Striktur yang sekunder yang berhubungan dengan iskhemia, inflamasi, terapi
radiasi, atau trauma operasi.
i) Penekanan eksternal oleh tumor, abses, hematoma, intususepsi, atau penumpukan
cairan.
j) Benda asing, seperti bezoar.
k) Divertikulum Meckel yang bisa menyebabkan volvulus, intususepsi, atau hernia
Littre.
l) Fibrosis kistik dapat menyebabkan obstruksi parsial kronik pada ileum distalis
dan kolon kanan sebagai akibat adanya benda seperti mekonium
(Sabara, 2007 dikutip dari (http://www.Files-of-DrsMed.tk)
3. Manifestasi Klinik
a. Mekanik sederhana usus halus atas
Kolik (kram) pada abdomen pertengahan sampai ke atas, distensi, muntah,
peningkatan bising usus, nyeri tekan abdomen.
b. Mekanik sederhana usus halus bawah
Kolik (kram) signifikan midabdomen, distensi berat, bising usus meningkat, nyeri
tekan abdomen.
c. Mekanik sederhana kolon
Kram (abdomen tengah sampai bawah), distensi yang muncul terakhir, kemudian
terjadi muntah (fekulen), peningkatan bising usus, nyeri tekan abdomen.
d. Obstruksi mekanik parsial
Dapat terjadi bersama granulomatosa usus pada penyakit Crohn. Gejalanya kram
nyeri abdomen, distensi ringan dan diare.
e. Strangulasi
Gejala berkembang dengan cepat: nyeri hebat, terus menerus dan terlokalisir,
distensi sedang, muntah persisten, biasanya bising usus menurun dan nyeri tekan
terlokalisir hebat. Feses atau vomitus menjadi berwarna gelap atau berdarah atau
mengandung darah samar. (Price &Wilson, 2007)
4. Pemeriksaan Penunjang
Sinar x abdomen menunjukkan gas atau cairan di dalam usus

PRAKTEK KLINIK KEPERAWATAN

Barium enema menunjukkan kolon yang terdistensi, berisi udara atau lipatan
sigmoid yang tertutup.
Penurunan kadar serum natrium, kalium dan klorida akibat muntah, peningkatan
hitung SDP dengan nekrosis, strangulasi atau peritonitis dan peningkatan kadar
serum amilase karena iritasi pankreas oleh lipatan usus.
Arteri gas darah dapat mengindikasikan asidosis atau alkalosis metabolic.
( Brunner and Suddarth, 2002 ) dan ( Sabara, 2007 dikutip dari http://www.Filesof-DrsMed.tk )
5. Penatalaksanaan
Dasar pengobatan ileus obstruksi adalah koreksi keseimbangan elektrolit
dan cairan, menghilangkan peregangan dan muntah dengan dekompresi,
mengatasi peritonitis dan syok bila ada, dan menghilangkan obstruksi untuk
memperbaiki kelangsungan dan fungsi usus kembali normal
a) Resusitasi
Dalam resusitasi yang perlu diperhatikan adalah mengawasi tanda - tanda
vital, dehidrasi dan syok. Pasien yang mengalami ileus obstruksi mengalami
dehidrasi dan gangguan keseimbangan ektrolit sehingga perlu diberikan cairan
intravena seperti ringer laktat. Respon terhadap terapi dapat dilihat dengan
memonitor tanda - tanda vital dan jumlah urin yang keluar. Selain pemberian
cairan intravena, diperlukan juga pemasangan nasogastric tube (NGT). NGT
digunakan untuk mengosongkan lambung, mencegah aspirasi pulmonum bila
muntah dan mengurangi distensi abdomen.
b) Farmakologis
Pemberian obat - obat antibiotik spektrum luas dapat diberikan sebagai
profilaksis. Antiemetik dapat diberikan untuk mengurangi gejala mual muntah.
c) Operatif
Operasi dilakukan setelah rehidrasi dan dekompresi nasogastrik untuk
mencegah sepsis sekunder. Operasi diawali dengan laparotomi kemudian disusul
dengan teknik bedah yang disesuaikan dengan hasil eksplorasi selama laparotomi.
Berikut ini beberapa kondisi atau pertimbangan untuk dilakukan operasi: Jika
obstruksinya berhubungan dengan suatu simple obstruksi atau adhesi, maka
tindakan lisis yang dianjurkan. Jika terjadi obstruksi stangulasi maka reseksi
intestinal sangat diperlukan. Pada umumnya dikenal 4 macam cara/tindakan
bedah yang dilakukan pada obstruksi ileus:
d) Koreksi sederhana (simple correction).

PRAKTEK KLINIK KEPERAWATAN

Hal ini merupakan tindakan bedah sederhana untuk membebaskan usus dari
jepitan, misalnya pada hernia incarcerata non-strangulasi, jepitan oleh
streng/adhesi atau pada volvulus ringan.
e) Tindakan operatif by-pass.
Membuat saluran usus baru yang melewati bagian usus yang tersumbat,
misalnya pada tumor intralurninal, Crohn disease, dan sebagainya.
f) Membuat fistula entero-cutaneus pada bagian proximal dari tempat obstruksi,
misalnya pada Ca stadium lanjut.
g) Melakukan reseksi usus yang tersumbat dan membuat anastomosis ujung-ujung
usus untuk mempertahankan kontinuitas lumen usus, misalnya pada carcinoma
colon, invaginasi, strangulata, dan sebagainya. Pada beberapa obstruksi ileus,
kadang-kadang dilakukan tindakan operatif bertahap, baik oleh karena
penyakitnya sendiri maupun karena keadaan penderitanya, misalnya pada Ca
sigmoid obstruktif, mula-mula dilakukan kolostomi saja, kemudian hari dilakukan
reseksi usus dan anastomosis.
(Sabara, 2007 dikutip dari (http://www.Files-of-DrsMed.tk ).

B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan


a) Pengkajian
1. Aktivitas/istirahat
Gejala : Kelelahan dan ngantuk.
Tanda : Kesulitan ambulasi
2. Sirkulasi
Gejala : Takikardia, pucat, hipotensi ( tanda syok)
3. Eliminasi
Gejala : Distensi abdomen, ketidakmampuan defekasi dan Flatus

PRAKTEK KLINIK KEPERAWATAN

Tanda : Perubahan warna urine dan feces


4. Makanan/cairan
Gejala : anoreksia,mual/muntah dan haus terus menerus.
Tanda : muntah berwarna hitam dan fekal. Membran mukosa pecahpecah. Kulit buruk.
5. Nyeri/Kenyamanan
Gejala : Nyeri abdomen terasa seperti gelombang dan bersifat kolik.
Tanda : Distensi abdomen dan nyeri tekan
6. Pernapasan
Gejala : Peningkatan frekuensi pernafasan,
Tanda : Napas pendek dan dangkal
7. Diagnostik Test
Pemeriksaan sinar X: akan menunjukkan kuantitas abnormal dari gas dan cairan

dalam usus.
Pemeriksaan simtologi
Hb dan PCV: meningkat akibat dehidrasi
Leukosit: normal atau sedikit meningkat
Ureum dan eletrolit: ureum meningkat, Na+ dan Cl- rendah
Rontgen toraks: diafragma meninggi akibat distensi abdomen
Rontgen abdomen dalam posisi telentang: mencari penyebab (batu empedu,

volvulus, hernia)
Sigmoidoskopi: menunjukkan tempat obstruktif. (Doenges, Marilynn E, 2000)

b) Diagnosa Keperawatan
1) Kekurangan volume cairan dan elektrolit berhubungan dengan intake yang
tidak adequat dan ketidakefektifan penyerapan usus halus yang ditandai
dengan adanya mual, muntah, demam dan diaforesis.
2) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d gangguan absorbsi nutrisi.
3) Ketidak efektifan pola nafas berhubungan dengan distensi abdomen
4) Gangguan pola eliminasi: konstipasi berhubungan dengan disfungsi motilitas
usus
5) Nyeri berhubungan dengan distensi abdomen
C. Intervensi Keperawatan
n
Diagnosa
Rencana keperawatan
o
Tujuan dan kriteria
Intervensi

PRAKTEK KLINIK KEPERAWATAN

Kekurangan

hasil
dilakukan

Setelah

volume cairan dan keperawatan

tindakan
diharapkan

elektrolit

Kebutuhan cairan dan elektrolit

berhubungan

terpenuhi,

Mempertahankan

dengan intake yang hidrasi adekuat dengan bukti


tidak adequat dan membran
ketidakefektifan
penyerapan

mukosa

lembab,

turgor kulit baik, dan pengisian

usus kapiler baik, tanda-tanda vital

halus yang ditandai stabil, dan secara individual


dengan

adanya mengeluarkan urine dengan

mual,

muntah, Tepat dengan kriteria hasil:

demam

dan

Tanda vital normal

diaforesis.

keperawatan
1. Kaji kebutuhan cairan
pasien
2. Observasi tanda-tanda
vital: N, TD, P
3. Observasi tingkat
kesadaran dan tandatanda syok
4. Observasi bising usus
pasien tiap 1-2 jam
5. Monitor intake dan
output secara ketat.
6. Pantau hasil
laboratorium serum

(N:70-80 x/menit, S:

elektrolit, hematokrit
7. Beri penjelasan kepada

36-37 C, TD: 110/70

pasien dan keluarga

-120/80 mmHg)
Intake dan output
cairan seimbang
Turgor kulit elastic
Mukosa lembab

tentang tindakan yang


dilakukan: pemasangan
NGT dan puasa
8. Kolaborasi dengan
medik untuk pemberian
terapi intravena

Perubahan

nutrisi Setelah

kurang
kebutuhan
b/d

dilakukan

tindakan

1. Tinjau faktor-faktor

dari keperawatan diharapkan Berat

individual yang

tubuh badan stabil dan nutrisi teratasi.

mempengaruhi

gangguan Dengan kriteria hasil:

absorbsi nutrisi.

kemampuan untuk

Tidak ada tanda-tanda

mencerna makanan, mis:

mal nutrisi.
Berat badan stabil.
Pasien tidak mengalami

status puasa, mual, ileus

mual muntah.

paralitik setelah selang


dilepas.
2. Auskultasi bising usus;
palpasi abdomen; catat
pasase flatus.
3. Identifikasi kesukaan /
ketidaksukaan diet dari
pasien. Anjurkan pilihan
makanan tinggi protein
dan vitamin C.

PRAKTEK KLINIK KEPERAWATAN

4. Observasi terhadap
terjadinya diare;
makanan bau busuk dan
berminyak.
5. Kolaborasi dalam
pemberian obat-obatan
sesuai indikasi

Ketidak

efektifan Setelah

pola
berhubungan
dengan
abdomen

dilakukan

tindakan

1. observasi TTV: P, TD,

nafas keperawatan diharapkan pola

N,S
2. Kaji status pernafasan:

nafas menjadi normal kembali

distensi dengan kriteria hasil:


1. pasien memiliki pola
pernafasan: irama
vesikuler, frekuensi: 1820x/menit

pola, frekuensi,
kedalaman
3. Kaji bising usus pasien
4. Tinggikan kepala tempat
tidur 40-60 derajat
5. Observasi adanya tandatanda hipoksia jaringan
perifer: cianosis
6. Monitor hasil AGD
7. Berikan penjelasan
kepada keluarga pasien
tentang penyebab
terjadinya distensi
abdomen yang dialami
oleh pasien
8. Laksanakan program
medic pemberian terapi
oksigen

PRAKTEK KLINIK KEPERAWATAN

Gangguan

pola Setelah

dilakukan

tindakan

3. Kaji dan catat frekuensi,

eliminasi:

keperawatan

diharapkan

warna dan konsistensi

konstipasi

gangguan eliminasi konstipasi

berhubungan

klien teratasi dengan kriteria

feces
4. Auskultasi bising usus
5. Kaji adanya flatus
6. Kaji adanya distensi

dengan

disfungsi hasil:

motilitas usus.

2. Pola eliminasi BAB


normal: 1x/hari, dengan
konsistensi lembek, BU
normal: 5-35 x/menit,
tidak ada distensi

abdomen
7. Berikan penjelasan
kepada pasien dan
keluarga penyebab
terjadinya gangguan
dalam BAB
8. Kolaborasi dalam

abdomen.

pemberian terapi
pencahar (Laxatif)

Nyeri berhubungan Setelah


dengan
abdomen

dilakukan

tindakan

distensi keperawatan diharapkan rasa


nyeri teratasi atau terkontrol
dengan kriteria hasil:
pasien mengungkapkan

observasi TTV: N, TD,


HR, P tiap shif
Kaji keluhan nyeri,
karakteristik dan skala
nyeri yang dirasakan

penurunan

pesien sehubungan

ketidaknyamanan;

dengan adanya distensi

menyatakan nyeri pada


tingkat dapat
ditoleransi,
menunjukkan relak

abdomen
Berikan posisi yang
nyaman: posisi semi
fowler
Ajarkan dan anjurkan
tehnik relaksasi tarik
nafas dalam saat merasa
nyeri
Anjurkan pasien untuk
menggunakan tehnik
pengalihan saat merasa
nyeri hebat.
Kolaborasi dengan
medic untuk terapi
analgetik

PRAKTEK KLINIK KEPERAWATAN

DAFTAR PUSTAKA
Black & Hawk, (2005). Medical Surgical Nursing Clinical Managemen for
Positive Outcomes. Fifth Edition, Vol 1. St. Louis Missouri: Mosby.
Brunner & Suddarth, (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Alih
bahasa Agung Waluyo, dkk. Editor Monica Ester, dkk. Ed. 8. Jakarta
: EGC.
Donna Ignatavician, (2006). Medical Surgical Nursing. Volume 2. St. Louis
Missouri: Elsevier Sounders
Lewis Heitkemper Diksen, (2007). Medical Surgical Nursing. Volume 2. St.
Louis Missouri: Mosby Elsevier.

PRAKTEK KLINIK KEPERAWATAN

Price &Wilson, (2007). Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit.


Edisi 6, Volume1. Jakarta: EGC.
Rahayu Rejeki handayani, bahar asril. Buku ajar ilmu penyakit Dalam. Jakarta :
Departemen Pendidikan Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia, Jilid III edisi IV ; 2007. 1405-1410

PRAKTEK KLINIK KEPERAWATAN

PROGRAM PROFESI NERS KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HUSADA JOMBANG
Jl. Veteran, Mancar, Peterongan, Jombang, Jatim. Telp/Fax 0321.877025
ASUHAN KEPERAWATAN

Nama Mahasiswa

: Stikes Husada Jombang

Ruangan

: Lantai Dua Ruang Dieng

RS: PMC jombsng

Tanggal Pengkajian

: 30 september 2016

Jam: 13:20 WIB

IDENTITAS KLIEN
Nama

: Tn T

No. Reg : 030388

Umur

: 71 tahun

Tgl. MRS : 27 september 2016

Jenis Kelamin : Laki-laki

Diagnosa :Post Op Laparatomy Dgn Illeus

Obstruktif
Suku/Bangsa : jawa
Agama

: islam

Pekerjaan

: swasta

Pendidikan

: SD

Alamat

: Sumber Kepuh 02/03 Kelurahan Ngranggot Nganjuk

Penanggung

: Askes/Astek/Jamsostek/JPS/Sendiri

I.

RIWAYAT KEPERAWATAN (NURSING HISTORY)


Riwayat keluhan utama :
mal,muntah.
.
.

PRAKTEK KLINIK KEPERAWATAN

Riwayat Penyakit Sekarang : pasien datang ke UGD pada malam selasa tanggal 2709-2016 dengan keluhan muntah-muntah,bisa BAB bila diberi obat,perut tampak
membesar sejak kurang lebih 6 bulan yang lalu
Upaya yang telah dilakukan: keluarga klien mengatakan,melihat keadaan klien
seperti itu langsung dibawa ke rumah sakit

Terapi/operasi yang pernah dilakukan: keluarga klien mengatakan,sebelumnya klien


tidak pernah dioperasi atau diopname karena sakit parah,baru sekarang klien
dioperasi
Riwayat Kesehatan Keluarga: keluarga klien mengatakan tidak ada anggota keluarga
yang menderita penyakit seperti yang dialami klien saat ini
Genogram:

KET:
: Meninggal
: hubungan dengan
: tinggal serumah
: laki-laki
: perempuan

PRAKTEK KLINIK KEPERAWATAN

Riwayat Kesehatan Masa Lalu: istri klien mengatakan tidak pernah menderita
penyakit kayak sekarang,yang sampai harus dioperasi

Riwayat Kesehatan Lainnya: istri klien mengatakan tidak mempunyai penyakit


keturunan atau penyakit menular
Pasien Ibu (Keluarga Berencana)
.
.
.

Alat bantu yang dipakai:


- Gigi palsu

: klien tidak menggunakan gigi palsu

- Kaca mata

: tidak menggunakan kacamata

- Pendengaran

: klien tidak mengalami kurang pendengaran

Riwayat Sebelum Sakit: klien mengatakan,suaminya tidak pernah sakit yang sampai
harus di opname dan dioperasi seperti saat ini
Penyakit berat yang penah diderita : tidak ada penyakit berat yang pernah dialami
klien
Obat-obat yang biasa dikonsumsi

: klien mengatakan klien tidak mengkonsumsi

obat-obatan
Kebiasaan berobat

: klien mengatakan kalo sakit biasanya berobat kemantri

terdekat
Alergi

: klien tidak memiliki alergi makanan,maupun

obat-obatan
Kebiasaan merokok/alkohol

: klien mengatakan,suaminya merokok,sehari

bisa habis satu bungkus


II. OBSERVASI DAN PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum : cukup

PRAKTEK KLINIK KEPERAWATAN

Tanda-tanda vital, TB dan BB :


S : 36 0C

N :82x/mnt

TD : 120/ 80 mmHg

RR : 20x/mnt
TB : 163 cm BB : 42 kg.

Body Systems:
1. Pernapasan (B1: Breathing)
Hidung : jalan nafas efektif,tidak ada secret
Suara napas :
Tidak ada whezzing,tidak adaronchi,
Perkusi :
Sonor
Bentuk dada :
simetris
Masalah Keperawatan :

2. Cardiovaskuler (B2: Bleeding)


nyeri dada: tidak ada nyeri dada
Suara jantung:
Perkusi:
Palpasi:tidak ada nyeri tekan
Ictus Cordis: teraba
Irama jantung: vesikuler
N: 82x/Menit

CRT :< 3 detik

Edema: tidak ada edema


Masalah Keperawatan :

3. Persyarafan (B3: Brain)


Composmentis
Glasgow Coma Scale (GCS):
E:4

V:5

Kepala dan wajah :


Mata:
Sklera

: putih

M:6

Nilai total : 15

PRAKTEK KLINIK KEPERAWATAN

Conjungctiva : pucat
Pupil

: isokor

Leher (sebutkan)
Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
Persepsi sensori: persepsi sensori klien masih normal
Pendengaran :
- Lesi

: tidak ada lesi

- massa

: tidak ada massa

- nyeri tekan : tidak terdapat nyeri tekan


Penciuman

: klien masih bisa membedakan bau minyak kayu putih dengan bau

obat
Fungsi Pendengaran: pendengaran klien masih normal
Pengecapan

: manis: baik asin: baik pahit: baik

Penglihatan

: masih bisa melihat secara normal

kiri

: klien mampu melihat dengan jarak 5

kanan

: klien mampu melihat dengan jarak 5

Masalah Keperawatan :

4. Perkemihan-Eliminasi Uri (B4: Bladder)


Produksi urine : 250 ml

Frekuensi : klien terpasang kateter

Warna

Bau

: kuning

: khas

dipasang kateter
Masalah Keperawatan :

5. Pencernaan-Eliminasi Alvi (B5: Bowel)


Mulut dan tenggorok :
-

Warna Lidah

:putih

Lesi

: tidak ada lesi

Masa

: tidak ada masa

Gangguan Bicara : klien tidak memiliki gangguan bicara

Sakit Tenggorokan : klien tidak mengalami sakit tenggorokan

Abdomen :
-

Inspeksi

: terdapat insisi operasi vertikal 10 cm

Auskultasi

: peristaltik (+) 12/ menit

PRAKTEK KLINIK KEPERAWATAN

Palpasi

: tidak ada hepar

Perkusi

: timpani (+)

Rectum : tidak terkadi


BAB

: 1x/hari

Konsistensi

: lembek

Diet : nasi,lauk,sayuran,tinggi protein,tinggi kalsium (TKTP)


Masalah Keperawatan :
Gangguan rasa nyaman,nyeri akut
6. Tulang-Otot-Integumen (B6: Bone)
Kemampuan pergerakan sendi bebas terbatas
Klien tidak ada pantangan untuk melakukan pergerakan
Extremitas:
- Atas

: tidak ada kelainan

- Bawah

: tidak ada kelainan

Uji kekuatan otot :

Jelaskan: kekuatan otot klien normal

Tulang belakang : tidak ada kelainan tulang belakang


Kulit:
-Warna kulit : sawo matang -Akral

:hangat

-Turgor kulit : baik


1.

Sistem Reproduksi

Laki-laki:
-Kelamin: Bentuk : normal
Kebersihan : kotor
Masalah Keperawatan : defisit perawatan diri

II. 11 POLA FUNGSI KESEHATAN MENURUT GORDON


1. POLA PERSEPSI KESEHATAN DAN MANAJEMEN (PENGETAHUAN
TERHADAP PENYAKIT)
klien

sering

bertanya

kepada

perawat

penyakitnya,karena kawatir dengan kondisinya


2. POLA NUTRISI
Program diet: diet tinggi kalsium,tinggi protein

atau

dokter

tentang

PRAKTEK KLINIK KEPERAWATAN

Intake makanan sebelum sakit: sebelum sakit klien makan 1 hari 3 dan
tidak mengalami mual muntah
Setelah sakit: selama sakit klien makan teratur tpi tidak habis satu porsi
3. POLA ELIMINASI
Buang air besar
Sebelum sakit: klien BAB lancar,dalam 2 sehari
Selama sakit: klien mengatakan selama di opname,tidak pernah BAB
Buang air kecil
Sebelum sakit: klien mengatakan pipisnya lancar dan teratur,
Selama sakit: klien pipis lewat selang
4. POLA AKTIVITAS DAN LATIHAN
KEMAMPUAN PERAWATAN

DIRI
Makan / minum

Mandi

Toileting

Berpakaian

Mobilitas ditempat tidur

Berpindah

Ambulasi/ Rom
KET:

0: mandiri
1: dengan alat bantu
2: dibantu orang lain
3: dibantu orang lain & alat
4: tergantung total
5. POLA PERSEPSI ( Penglihatan,pendengaran,pengecapan, dan pola
persepsi)
Sebelum dan selama sakit klien bisa melihat dan mendengar dengan jelas,dalam
pengecapan pasien tidak ada masalah,pasien masih bisa mengecap makanan
dengan baik
6. POLA TIDUR DAN ISTIRAHAT (lama tidur dan gangguan tidur)
Sebelum dan selama sakit klien tidur dari jam 20.00- 05.00 dan tidak ada
gangguan dalam tidur
7.

POLA PERSEPSI DAN PRIBADI


Klien,keluarga tidak tahu tentang cara perawatan dan pengobatannya

PRAKTEK KLINIK KEPERAWATAN

8. POLA PERAN DAN HUBUNGAN (komunikasi dan hubungan dengan


orang lain)
Selama dan sebelum sakit pasien berhubungan dan berkomunikasi dengan orang
lain baik dan lancar maupun dengan keluarga
9. POLA SEKSUAL DAN REPRODUKSI
Sebelum dan selama sakit klien masih bisa melihat alat penglihatannya sendiri
10. POLA MANAJEMEN KOPING STRES (cara untuk mengatasi masalah)
Sebelum sakit klien adalah tulang punggung keluarganya,dan menjadi ayah yang
baik pada anak-anaknya dan suami yang bertanggung jawab
11. POLA NILAI DAN KEYAKINAN
Sebelum dan selama sakit klien sholat 5 waktu meskipun ditempat tidur
V. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium tanggal

: 27-09-2016

Pemeriksaan Darah

Hasil

Nilai Normal

Lengkap
Hemoglobin

14,0

L: 12-16 g/dl P:10-12 g/dl

Lekosit

13,00

L:4.700-10.300P: 4.300-11.300/

Trombosit

331,000

150.000-450.000/cmm

Hematokrit

39,9

L:4,5-4,8 P: 3 9-4,2%

Eritrosit

4,99

L 4,5-5,5 P 4-5 jt/cmm

-waktu perdarahan

2 menit

1-3 menit

-waktu pembekuan

8 menit

6-12 menit

-SGOT /AST

21

<34 U/I

-SGPT /ALT

20

< 40 U/I

-albumin

4,4

3.5- 5.0 g/dl

85

<140 mg/dl

-ureum

18

15-45 mg / dl

-creatinin

0.8

L: 0,7-1,1 P: 0,6-0,9

-waktu perdarahan

1 menit 30 detik

1-2 menit

-waktu pembekuan

7 menit 30 detik

6-12 menit

FAAL HEMOSTASIS

FAAL HATI

GLUKOSA DARAH
-acak
FAAL GINJAL

FAAL HEMOSTATIS

PRAKTEK KLINIK KEPERAWATAN

ELEKTROLIT
- natrium

130

136-150 mmol/l

- kalium

2,6

3.8-5,5 mmol/l

-natrium

132

136-150 mmol/l

-kalium

2,9

3.8-5,5 mmol/l

-natrium

126,8

136-150 mmol/l

-kalium

3,9

3.8-5,5 mmol/l

ELEKTROLIT POST
OP 29/9 2016

ELEKTROLIT

X Ray :
Hasil pemeriksaan foto thorax PA
-

Cor besar dan bentuk normal,CRT <50%

Mediastinum superior tak melebar

Pulmo infiltrat (-)

Hilus tebal

Trachea ditengah

Diafragma licin

Sinus tajam

KESAN: c/p dalam batas normal

Hasil pemeriksaan BNO polos dan LLD


Distribusi gas usus tercampur

PRAKTEK KLINIK KEPERAWATAN

VI. TERAPI
Jenis Terapi
Dosis
Infus : kaen mg 3 drip kcl 15 2000 ml/ 24 jam
meq/flas
Drip alinamin f dlm infus Nacl
0,9%
Injesi :
-

Combicef

Topazol

Ketorolac

Transamin

Metocloperamid

21

PRAKTEK KLINIK KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HUSADA JOMBANG


ANALISA DATA
NO

DATA

Ds: klien mengatakan mual, muntah

ETIOLOGI

Distensi abdomen

Do:

Gangguan
pemenuhan

klien tampak lemah

klien hanya berbaring lemah ditempat

MASALAH

nutrisi
Mengurangi absorsi cairan dan

berhubungan

tidur

merangsang lebih banyak sekresi

dengan asam

TTV

lambung

lambung

TD: 120/ 80 N: 82/menit S: 36c RR:


20/menit

Asam lambung
Refluks
Mual muntah
Dx Gangguan Pemenuhan Nutrisi

Ds : klien mengatakan nyeri luka post

Peritonitis

operasai
Do :

rasa nyaman
Pengeluaran mediator kimia

P : klien tampak memegangi perutnya

Q : nyeri seperti ditusuk-tusuk

R : perut bagian tengah

S :sedang,4

T : saat miring kiri dan miring kanan

TTV

( bradikini,serotini,histamin dan
prostaglandin)

Td : 120/80 mmHg

N : 82/ menit

S :36c

RR : 20/ menit

nyeri
abdomen
berhubungan
dengan

Merangsang ujung saraf bebas

tindakan
pembedahan

Medula spinalis

Gangguan

Talamus
Kortex serebri
Respon nyeri
Dx : Gangguan Rasa Nyaman Nyeri

PRAKTEK KLINIK KEPERAWATAN

PRAKTEK KLINIK KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HUSADA JOMBANG


LEMBAR RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
DIAGNOSA : Post Op Laparatomy Ec Obstruksi illeus
NAMA PASIEN
: Tn K
UMUR
: 71 tahun
NO. Rekam medis :030388
No

DIAGNOSA
KEPERAWATAN

TUJUAN/
KRITERIA HASIL

INTERVENSI

Gangguan

Setelah dilakukan

pemenuhan

tindakan

individual yang

nutrisi

keperawatan

mempengaruhi

diharapkan nutrisi

kemampuan untuk

kembalinya

klien bisa terpenuhu

mencerna makanan,

peristaltik

dengan kriteria hasil:

mis: status puasa,

( biasanya dalam 2-

mual, setelah selang

4 hari ).

Tidak ada
tanda-tanda
malnutrisi
Berat badan
stabil
Klien tidak

1. Tinjau faktor-faktor

RASIONAL

dilepas.
2. Auskultasi bising
usus; palpasi
abdomen; catat
pasase flatus.
3. Anjurkan pilihan

mengalami

makanan tinggi

mual muntah

protein dan vitamin


C
4. Kolaborasi dengan
Doktem Penyakit

1. mempengaruhi
pilihan intervensi.
2. menentukan

3. meningkatkan
kerjasama pasien
dengan aturan diet.
Protein/vitamin C
adalah kontributor
utuma untuk
pemeliharaan
jaringan dan
perbaikan
4. Malnutrisi adalah

Dalam Dalam

fator dalam

pemberian obat

menurunkan

mual muntah

pertahanan
terhadap infeksi.

1. Bina hubungan
2

Gangguan rasa

Setelah dilakukan

saling percaya

1. Untuk

membina
Page

PRAKTEK KLINIK KEPERAWATAN

nyaman nyeri

tindakan

dengan

hubungan

berhubungan

keperawatan

pasien/keluarga

percaya

dengan

diharapkan nyeri

tindakan

berkurang dengan

pembedahan

kriteria hasil:
Klien tampak
rilexs

2. Kaji tingkat skala


nyeri
3. Ajarkan teknik
relaksasi untuk
mengurangi rasa
nyeri

saling
dengan

pasien/keluarga
2. Untuk mengetahui
tingkat skala nyeri
3. Untuk mengurangi
rasa nyeri
4. Untuk mengetahui

4. Observasi TTV

perkembangan

5. Kolaborasi dengan

klien selanjutnya

dokter Bedah dalam


pemberian analgesik

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HUSADA JOMBANG


Page

PRAKTEK KLINIK KEPERAWATAN

LEMBAR RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN


NAMA PASIEN :Tn K
UMUR
: 71 tahun
Tgl/
jam

DIAGNOSA
KEPERAWATAN

DIAGNOSA
NO. Rekam medis

:
:

IMPLEMENTASI

30/13:

Gangguan

1. meninjau faktor-faktor individual yang

30

pemenuhan

mempengaruhi kemampuan untuk

WIB

nutrisi

mencerna makanan, mis: status puasa,

RESPON PASIEN

mual, setelah selang dilepas.


2. mengauskultasi bising usus; palpasi
abdomen; catat pasase flatus
3. melakukan kolaborasi dengan tim gizi
dalam pemilihan makanan tinggi
protein dan vitamin C
4. melakukan Kolaborasi dengan dokter
spesialis penyakit dalam untuk
pemberian obat mual muntah

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HUSADA JOMBANG


LEMBAR RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Page

PRAKTEK KLINIK KEPERAWATAN

NAMA PASIEN :
UMUR
:
Tgl/
jam

DIAGNOSA
NO. Rekam medis

DIAGNOSA
KEPERAWATAN

IMPLEMENTASI

RESPON PASIEN

30/09/

Gangguan rasa

2016

nyaman nyeri

dengan pasien dan keluarga

berhubungan

2. mengkaji tingkat skala nyeri

dengan tindakan

3. mengajarkan teknik relaksasi untuk

13.20

pembedahan

:
:

1. membina hubungan saling percaya

mengurangi rasa nyeri


4. mengobservasi tanda-tanda vital
5. mengkolaborasi
spesialis

bedah

dengan
dalam

dokter
pemberian

analgesik untuk mengurangi rasa nyeri

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HUSADA JOMBANG


CATATAN PERKEMBANGAN
Page

PRAKTEK KLINIK KEPERAWATAN

NO
DX

TGL/JAM

30/09/2016

CATATAN PERKEMBANGAN (SOAP)

S: klien mengatakan mual,muntah


O:

13.20

pasien tampak lemah

klien hanya berbaring ditempat tidur

TTv
TD: 120/80 mmHg N: 82/menit S: 36C
RR: 20/menit

A: masalah belum teratasi


P: lanjutkan intervensi
1. Observasi TTV
2. Tinjau

faktor-faktor

individual

yang

mempengaruhi

untuk

mencerna makanan
3. Kolaborasi dengan tim gizi dalam pemilihan diet tinggi protein dan
vitamin C
2

30/09/2016

S: klien mengatakan nyeri perut bekas operasi


O: klien tampak memeangi perutnya

13.20

P : klien tampak memegangi perutnya

Q : nyeri seperti ditusuk-tusuk

R : perut bagian tengah

S :4

T : saat miring kiri dan miring kanan

TTV:
TD: 120/80 mmHg
N:82/menit
S: 36C
RR: 20/menit
A: masalah belum teratasi
P: lanjutkan intervensi
1. Kaji tingkat skala nyeri
Page

PRAKTEK KLINIK KEPERAWATAN

2. Ajarkan teknik relaksasi untuk mengurangi rasa nyeri


3. Observasi TTV
4. Kolaborasi dengan dokter Spesialis Bedah dalam pemberian
analgesik

Page

Anda mungkin juga menyukai