PENDAHULUAN
Istilah abortus dipakai untuk menunjukan pengeluaran hasil
konsepsi sebulum janin dapat hidup di luar kandungan. Sampai saat
ini janin yang terkecil, yang dilaporkan yang dapat hidup diluar
kandungan, mempunyai berat badan 297 gram waktu lahir. Akan
tetapi karena janin yang dilahirkan dengan berat badan di bawah
500 gram dapat hidup terus, maka abortus ditentukan sebagai
pengakhiran kehamilan sebelum janin mencapai berat 500 gram
atau kurang dari 20 minggu. Abortus yang berlangsung tanpa
tindakan disebut abortus sponta. Abortus buatan ialah pengakhiran
kehamilansebelum 20 minggu akibat tindakan. Abortus terapeutik
ialah abortus buatan yang dilakukan atas indikasi medik.
Perdarahan selama kehamilan dapat dianggap sebagai suatu keadaan akut yang
dapat membahayakan ibu dan anak, sampai dapat menimbulkan kematian. Sebanyak
20% wanita hamil pernah mengalami perdarahan pada awal kehamilan dan sebagian
mengalami abortus.
Perdarahan selama kehamilan dapat dianggap sebagai suatu
keadaan akut yang dapat membahayakan ibu dan anak, sampai
dapat menimbulkan kematian. Sebanyak 20% wanita hamil pernah
mengalami
perdarahan
pada
awal
kehamilan
dan
sebagian
Ada
beberapa
keadaan
yang
dapat
menimbulkan
bagaimana
cara-cara
penanggulangannya
seperti
semua
wanita
dengan
peradarahan
pervagina
selama
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Abortus
adalah
keluarnya
hasil
konsepsi
sebelum
usia
forensik)
(provokatus).
mekanisme
alamiah
Abortus
yang
spontan
menyebabkan
adalah
merupakan
terhentinya
proses
janin
atau
cacat.
Kelainan
berat
biasanya
menyebabkan kematian mudigah pada hamil muda, faktorfaktor yang menyebabkan kelainan dalam pertumbuhan ialah
sebagai berikut:
a. Kelainan kromosom, kelainan yang sering ditemukan pada
abortus spontan ialah trisomi, poliploidi dan kemungkinan
pula kelainan kromosom seks.
b. Lingkungan
kurang
sempuran,
bila
lingkungan
hidupnya
dalam
uterus.
oksigenisasi
plasenta
villi
Pengaruh
koriales
terganggu,
ini
dan
sehingga
mengandung,
yang
disertai
dengan
hipertiroid.
9. Epilepssi, sklerosis yang luas dan berat
10.
Hiperemesis gravidarum yang
11.
komplikasi
berat
vaskuler,
dan
Korea
gravidarum.
Gangguan jiwa disertai dengan kecenderungan untuk bunuh
diri. Pada kasus seperti ini sebelum melakukan tidkan abortus
harus berkonsultasi dengan psikiater.
Abortus provokatus yang dilakukan menggunakan berbagai cara selalu
mengandung resiko kesehatan baik bagi si ibu atau janin. Kekerasan mekanik lokal
dapat ditakukan dari luar maupun dari dalam, kekerasan dari luar dapat dilakukan
sendiri oleh ibu atau oleh orang lain, seperti melakukan gerakan fisik berlebihan,
jatuh, pemijatan/pengurutan perut bagian bawah, kekerasan langsung pada perut atau
uterus, pengaliran listrik pada serviks dan sebagainya. Kekerasan dapat pula dari
dalam dengan melakukan manipulasi vagina atau uterus. Manipulasi vagina dan
serviks uteri, misalnya dengan penyemprotan air sabun atau air panas pada porsio,
aplikasi asam arsonik, kalium permanganat pekat, pemasangan laminaria stift atau
kateter ke dalam serviks; atau manipulasi serviks dengan jari tangan. Manipulasi
uterus, dengan melakukan pemecahan selaput amnion atau dengan penyuntikan ke
dalam uterus.
Pemecahan selaput amnion dapat dilakukan dengan memasukkan alat apa saja
yang cukup panjang dan kecil melalui serviks. Penyuntikan atau penyemprotan cairan
biasanya dilakukan dengan menggunakan Higginson type syringe, sedangkan
cairannya adalah air sabun, desinfektan atau air biasa/air panas. Penyemprotan ini
dapat mengakibatkan emboli udara. Obat/zat tertentu, racun umum digunakan dengan
harapan agar janin mati tetapi ibu cukup kuat untuk bisa selamat. Pernah dilaporkan
penggunaan bahan tumbuhan yang mengandung minyak eter tertentu yang
merangsang saluran cerna hingga terjadi kolik abdomen, jamu perangsang kontraksi
uterus dan hormon wanita yang merangsang kontraksi uterus melalui hiperemi
mukosa uterus. Hasil yang dicapai sangat bergantung pada jumlah (takaran),
sensitivitas individu dan keadaan kandungannya (usia gestasi). Bahan-bahan tadi ada
yang biasa terdapat dalam jamu peluntur, nenas muda, bubuk beras dicampur lada
hitam, dan lain lain. Ada juga yang agak beracun seperti garam logam berat, laksans
dan lain lain; atau bahan yang beracun, seperti strichnin, prostigmin, pilokarpin,
dikumarol, kina dan lain lain, kombinasi kina atau menolisin dengan ekstrak hipofisis
(oksitosin) ternyata sangat efektif.
Cara
melakukan
abortus
buatan
dalam
garis
besarnya
ialah
belum
pada
kehamilan
seberapa
besar,
sampai
sehingga
12
minggu
tindakan
isi
untuk
sebagaimana
mestinya,
dilakukan
menimbulkan
kontraksi
dinding
uterusdan
seorang
primigravida,
atau
pada
seorang
bawahnya
masih
divagina,
kemudian
dimasukkan
untuk
mengabsorbsi
air,
sehingga
diameternya
uteri
perbatasannya
di
bawah
dengan
kandung
serviks.
kencing
Sesudah
dekat
itu,
jika
pada
perlu
perut
kedalam
dan
kantong
pemberian
infus
memasukan
larutan
amnion,
tindakan
intravena
dengan
NaCl
ini
hipertonik
dibantu
oksitoksin.
dengan
Cara
ini
Setelah
dilakukan
pemeriksaan
untuk
menentukan
dengan
cairan
glukosa
5%
dipasang
dan
dinding
untuk
uterus.
Sebagai
menghindari
penutup
trauma
pada
dipakai
plasenta
pemberian
larutan
hipertonik
dihentikan
untuk
spinal
tidak
keluar
cairan
amnion
larutan
NaCl
menghindari
pengaruh
antidiuretik.
Selama
infus
oleh
karena
akan
dialami
kerusakan
untuk
sedangakan
amniosentesis
juga
tidak
jarang
Apabila
maka
jalan
ada
alasan
yang
kuat
terbaik
untuk
ialah
segera
melakukan
melakukan
sterilisasi
dengan
mengankat
atau
biasanya
bergantung
kepada
tehnik
yang
tetapi
jaringan
miometrium
jangan
sampai
dinding
kavum
uteri
di
beberapa
tempat.
Seorang
perempuan
yang
sengaja
menggugurkan
atau
memastikan
kandungannya atau menyuruh orang lain untuk itu, diancam dengan pidana penjara
paling lama empat tahun
2)
Pada butir (1) si perempuan tidak perlu melakukan sendiri penguguran itu,
tetapi ia dapat menyuruh orang lain untuk itu. Untuk orang lain itu kemudian berlaku
butir (2).
Dalam ketiga pasal dijumpai:
BAB I
PENDAHULUAN
Anak adalah individu unik, yang tidak dapat disamakan dengan orang dewasa,
baik dari segi fisik, emosi, pola pikir, maupun perlakuan terhadap anak membutuhkan
spesialisasi perlakuan khusus dan emosi yang stabil.
Pada anak tertumpu tanggungjawab yang besar. Anak harapan masa depan
bangsa dan agama disandarkan. Anak adalah bapak masa depan, penerus cita-cita dan
pewaris keturunan. Bahwa anak adalah tunas bangsa, dan generasi muda penerus citacita perjuangan bangsa, memiliki peran strategis dan mempunyai ciri dan sifat khusus
yang menjamin kelangsungan eksistensial bangsa dan negara pada masa depan.
Banyak cara yang diterapkan oleh orang tua dalam mendidik anak. Ada yang
mengutamakan kasih sayang, komunikasi yang baik dan pendekatan yang lebih
bersifat afektif. Ada pula yang menggunakan kekerasan sebagai salah satu metode
dalam menerapkan kepatuhan dan pendisiplinan anak. Kekerasan pada anak, baik
fisik maupun psikis dipilih sebagai cara untuk mengubah perilaku anak dan
membentuk perilaku yang diharapkan.
Sering pula kekerasan pada anak hadir tanpa kita sadari. Di sekolahsekolah
bermunculan geng-geng yang bernuansa kekerasan, kekerasan yang dilakukan oleh
guru kepada siswanya, ataupun tawuran antar pelajar. Jika kekerasan di sekolah ini
tidak ditangani maka budaya bullying dapat subur dan membudaya yang
menyebabkan anak akan membentuk geng-geng kekerasan di sekolah. Geng-geng
inilah yang mewarnai layar televisi akhir-akhir ini. Tawuran antar pelajar, yang
disinyalir sebagai kegagalan program dan kurikulum pendidikan. Sekolah, hanya
berhasil dalam penanaman teoritis akademis namun gagal dalam penerapan nilainilai/akhlak. Akibatnya, anak diarahkan kesuatu jurang yang menganga dan melintas
diatas titian yang rapuh.
Lingkungan rumah, dan sekolah adalah lahan subur dan sumber utama
terjadinya
kekerasan,
karena
anak
lebih
banyak
berinteraksi
dengan
orangtuanya/pengasuh ataupun guru. Kasus anak jalanan adalah kasus yang unik,
dimana mereka hidup dijalan, mencari nafkah sendiri ataupun untuk agen dari
penyedia jasa anak. Banyak anak tidak dapat memperoleh haknya sebagai seorang
anak.
Kasus-kasus kekerasan anak dapat berupa kekerasan fisik, tertekan secara
mental, kekerasan seksual, pedofilia, anak bayi dibuang, aborsi, pernikahan anak
dibawah umur, kasus tenaga kerja dibawah umur, trafficking, anak-anak yang
dipekerjakan sebagai PSK, dan kasus perceraian. Semua kasus ini berobjek pada anak
yang tentu saja akan berdampak buruk pada perkembangan dan kepribadian anak,
baik fisik, maupun psikis dan jelas mengorbankan masa depan anak.
Menurut Ketua Komnas Perlindungan Anak, Dr. Seto Mulyadi : Kekerasan pada
anak juga dipengaruhi oleh tayangan televisi yang marak akhir-akhir ini, namun
semua itu harus disikapi bijaksana oleh para orangtua, seperti mengingatkan agar anak
tidak banyak nonton sinetron televisi yang menayangkan kekerasan. "Kita pernah
melakukan dengar pendapat tentang kekerasan yang ditayangkan televisi, namun
semua itu adalah nafas dari siaran televisi. Jadi, kita tidak bisa berkutik. Karena itu,
orang tua harus mengalah jangan menonton televisi sepanjang hari. Jika tidak begitu,
maka anak akan ikut-ikutan menonton televisi sampai larut dan mengabaikan tugas
utamanya, yaitu belajar," kata Seto. Ditambahkannya, orang tua harus mampu
menjadi contoh anak-anaknya untuk bertingkah laku positif di rumah, seperti
membelikan buku-buku cerita dan sekaligus bersedia mendongeng untuk si anak.
Sebaliknya, orang tua jangan hanya bisa bercerita apa yang mereka tonton di televisi.
Kasus kekerasan pada anak adalah kasus yang sangat pelik. Dimana jenis
kasusnya yang beragam, interprestasi mengenai kekerasan pun masih penuh dengan
perdebatan. Sebagian orang menganggap bahwa kasus kekerasan digunakan sebagai
hak otonominya, dan bersifat pribadi, dan orang lain tidak boleh mengetahuinya
karena terhasuk aib yang harus ditutupi. Dengan alasan ini, sehingga banyak kasuskasus kekerasan tidak bisa diungkap.
Anak adalah buah hati yang sangat berharga bagi setiap keluarga, sebagai
pewaris dan penerus kedua orang tuanya. Sedangkan seorang ibu adalah sosok yang
penuh kasih sayang, apapun dikorbankan demi anak buah hati. Tetapi sekarang ini
berita-berita tentang ditemukannya bayi baru lahir dalam keadaan meninggal yang
dimasukan dalam tas platik sering dimuat di media masa.
BAB II
ISI
A. INFANTISID
Infantisid menurut pasal 341 KUHP adalah pembunuhan bayi yang dilakukan
oleh ibu kandungnya sendiri, segera atau beberapa saat setelah dilahirkan, karena
takut diketahui bahwa ia telah melahirkan anak.
Infantisid atau pembunuhan anak sendiri (PAS) adalah merupakan suatu bentuk
kejahatan terhadap nyawa yang unik sifatnya. Unik dalam arti si pelaku pembunuhan
haruslah ibu kandungnya sendiri, dan alasan atau motivasi untuk melakukan kejahatan
tersebut adalah karena si ibu takut ketahuan bahwa ia telah melahirkan anak; oleh
karena anak tersebut umumnya adalah hasil hubungan gelap.
Cara yang paling sering digunakan dalam kasus PAS adalah membuat keadaan
asfiksia mekanik yaitu pembekapan, pencekikan, penjeratan dan penyumbatan. Di
Jakarta dilaporkan bahwa 90-95% dari sekitar 30-40 kasus PAS per tahun dilakukan
dengan cara asfiksia mekanik. Bentuk kekerasan lainnya adalah kekerasan tumpul di
kepala (5-10%) dan kekerasan tajam pada leher atau dada (1 kasus dalam 6-7 tahun).
Pembunuhan Anak sendiri (PAS) menurut undang-undang di Indonesia adalah
pembunuhan yang dilakukan oleh seorang ibu atas anaknya pada ketika dilahirkan
atau tidak berapa lama setelah dilahirkan, karena takut ketahuan bahwa ia melahirkan
anak. Pada tindak pidana pembunuhan anak, faktor psikologik ibu yang baru
melahirkan diperhitungkan sebagai faktor yang meringankan, keadaan tersebut
menyebabkan si ibu melakukan pembunuhan tidak dalam keadaan sadar yang penuh,
dan belum sempat timbul rasa kasih sayang.
(4) pengertian si ibu membunuh anaknya sendiri mengharuskan kepada kita untuk
berupaya membuktikan apakah mayat bayi yang diperiksa adalah anak dari tersangka
ibu yang diajukan.
Tanda lahir hidup adalah adanya udara dalam paru-paru, lambung dan usus, dan
liang telinga tengah. Adanya udara dalam paru-paru ditandai gambaran paru-paru
memenuhi rongga dada, paru paru berwarna merah ungu, dan gambaran mozaik,
tepi paru tumpul, terdapat krepitasi dan bila dibenamkan dalam air akan tampak
gelembung udara, berat 1/35 berat badan, tes apung positif, pada pemeriksaan
mikroskopik tampak pengembangan alveoli yang tidak merata dengan dinding alveoli
licin tanpa ada penonjolan ( projection ). Adanya makanan dalam lambung
menandakan bahwa anak sudah cukup lama hidup.
Tanda tanda perawatan, antara lain :
- keadaan tubuh sudah bersih dari darah dan verniks caseosa
- tali pusat telah terpotong dan diikat
- anak sudah berpakaian atau diberi susu
Untuk membuktikan PAS harus dapat ditentukan apakah bayi lahir hidup atau
lahir mati.
mozaik pada kedua paru dan uji apung paru positif sehingga dapat ditarik kesimpulan
bahwa pada kasus ini bayi lahir hidup. Seyogyanya juga harus dilakukan pemeriksaan
mikroskopik pada paru, akan tetapi buku teks menyebutkan bahwa paru dengan
gambaran mozaik selalu memberikan hasil uji apung paru yang positif yang bisa
diasumsikan bahwa bayi sudah pernah bernafas.
Adanya asfiksia mekanik berupa pembengkapan dan pencekikan dapat
disimpulkan dari hasil pemeriksaan luar maupun pemeriksaan dalam. Memar pada
lidah kiri memberikan petunjuk akibat pembengkapan. Sedangkan luka lecet pada
leher memberikan ciri-ciri yang khas sesuai dengan kasus pencekikan. Lebam mayat
yang luas (wajah, leher, belakang tubuh dan tungkai), bintik perdarahan pada mata,
pangkal batang tenggorok serta pada piala ginjal juga merupakan temuan yang
mendukung tanda-tanda asfiksia.
Pembengkapan dan atau pencekikan merupakan cara yang paling sering
digunakan dalam kasus PAS oleh pelaku, hal ini dilakukan untuk mencegah bayi
menangis agar tidak diketahui oleh orang lain bahwa ia melahirkan bayi.
Bentuk kekerasan lain yang ditemukan pada mayat bayi ini adalah kekerasan
tajam pada daerah kepala dan dada, serta kekerasan tumpul pada daerah kepala, lidah,
dagu dan leher. Luka terbuka pada daerah kepala merupakan kekerasan tajam yang
terjadi intravital karena ditemukan tanda-tanda intravitalitas seperti resapan darah dan
perdarahan pada kulit kepala. Tidak ditemukannya darah pada rongga dada kanan
maupun kiri sebagai akibat kekerasan tajam pada dada kanan menunjukkan bahwa
luka merupakan luka pasca mati. Tulang tengkorak yang patah dan hancurnya
jaringan otak menunjukkan bahwa kekerasan yang terjadi adalah kekerasan tumpul.
Beberapa studi menunjukkan bahwa asfiksia mekanik merupakan metode yang
paling sering digunakan, kekerasan tumpul jarang dan kekerasan tajam amat jarang,
hanya 2,1% dari keseluruhan PAS.
Metode metode yang dapat dilakukan untuk penentuan identitas seseorang,
antara lain:
1. Metode visual
Dilakukan dengan memperlihatkan korban kepada anggota keluarga atau teman
dekatnya.
2. Pemeriksaan pakaian
Meliputi bahan pakaian, model pakaian, inisial merek.
3. Pemeriksaan dokumen
Seperti Kartu Tanda Penduduk (KTP), Surat Izin Mengemudi (SIM), kartu golongan
darah, paspor, struk struk pembayaran.
4. Pemeriksaan perhiasan
Seperti anting anting, kalung, gelang, atau cincin.
5. Identifikasi medis
Meliputi pemeriksaan dan pencarian data bentuk tubuh, tinggi dan berat badan, ras,
jenis kelmin, warna rambut, warna tirai mata, cacat tubuh / kelainan khusus, jaringan
parut bekasi operasi / lka, tato, dsb.
6. Pemeriksaan serologis
Untuk menentukan golongan darah korban. Sampel dapat dari darah, rambut, kuku,
atau tulang.
7. Pemeriksaan sidik jari
Dengan membuat sidik jari langsung dari jari korban atau pada keadaan dimana jari
telah keriput, sidik jari dibuat dengan mencopot kulit ujung jari yang mengelupas dan
mengenakan pada jari pemeriksa yang sesuai lalu dilakukan pengambilan sidik jari.
8. Pemeriksaan gigi
Meliputi oencatatan data gigi (odontogram) dan rahang secara manual, radiologis, dan
pencetakan gigi dan rahang.
9. Metode eksklusi
Dilakukan jika terdapat korban yang banyak dengan daftar tersangka korban pasti
seperti pada kecelakaan masal penumpang pesawat udara, kapal laut, (melalui daftar
penumpang). Bila semua korban kecuali satu yang terakhir telah dapat ditentukan
identitasnya dengan metoda identifikasi lain, maka korban yang terakhir tersebut
kangsung diidentifikasikan dari daftar korban tersebut.
Pemeriksaan Pada Bayi
Autopsi
Pada kasus dilakukan Autopsi forensik atau Autopsi mediko-legal. Yaitu
dilakukan terhadap mayat seseorang berdasarkan peraturan Undang Undang, dengan
tujuan :
a. Membantu dalam hal penentuan identitas
b. Menentukan sebab pasti kematian
c. Memperkirakan cara kematian. Wajar (natural death) atau tidak wajar.
Kematian wajar sebagai contoh, cedera atau luka akibat penyakit. Sedangkan
kematian tidak wajar adalah, akibat kecelakaan, bunuh diri, atau pembunuhan.
d. Memperkirakan mekanisme kematian
e. Mengumpulkan serta mengenali barang-barang bukti
f. Membuat laporan tertulis yang objektif dan berdasarkan fakta Visum et Repertum.
g. Melindungi orang yang tidak bersalah dan membantu penuntutan terhadap yang
bersalah
Pemeriksaan Hubungan Bayi dan Wanita
a. Identifikasi DNA
Setiap orang memiliki DNA yang unik. DNA adalah materi genetik yang
membawa informasi yang dapat diturunkan. Di dalam sel manusia DNA dapat
ditemukan di dalam inti sel dan di dalam mitokondria. Di dalam inti sel, DNA
membentuk satu kesatuan untaian yang disebut kromosom. Setiap sel manusia yang
normal memiliki 46 kromosom yang terdiri dari 22 pasang kromosom somatik dan 1
pasang kromosom sex (XX atau XY).
Kedua pola penurunan materi genetik dapat diilustrasi seperti gambar
sebelumnya. Dengan perkembangan teknologi, pemeriksaan DNA dapat digunakan
untuk mengidentifikasi dan membedakan individu yang satu dengan individu yang
lain.
Tes DNA dilakukan dengan berbagai alasan seperti persoalan pribadi dan
hukum antara lain: tunjangan anak, perwalian anak, adopsi, imigrasi, warisan dan
masalah forensik (dalam Identifikasi korban pembunuhan). Hampir semua sampel
biologis dapat dipakai untuk tes DNA, seperti buccal swab (usapan mulut pada pipi
sebelah dalam), darah, rambut beserta akarnya, walaupun lebih dipilih penggunaan
darah dalam tabung (sebanyak 2ml) sebagai sumber DNA.
b. Aspek Hukum
Hasil tes ini hanya dapat digunakan sebagai referensi pribadi, kecuali jika
sampel yang diperiksa diambil melalui prosedur hukum (surat dan polisi atau jaksa),
maka sampel tersebut memiliki kekuatan hukum. Hingga saat ini pengaturan
mengenai penggunaan alat bukti tes DNA hanya diatur dalam KUHAP. Berikut adalah
beberapa paparan mengenai pengaturan mengenai alat bukti tes DNA dari peraturan
hukum tersebut berdasarkan ketentuan dalam KUHAP (UU No. 8 Tahun 1981).
Sebagai produk hukum yang mengatur mengenai pidana formil, di dalam KUHAP
tidak banyak kita temui pengaturan mengenai penggunaan alat bukti tes DNA sebagai
alat bukti. Dalam hal ini hanya terdapat satu pasal yang mengatur alat bukti, yaitu :
Pasal 184 KUHAP yang menyebutkan Alat bukti yang sah ialah;
(1) Keterangan saksi
(2) Keterangan ahli
(3) Surat
(4) Petunjuk
(5) Keterangan terdakwa
Mengingat pembuktian dengan menggunakan tes DNA memang tidak diatur
secara khusus dalam KUHAP, sehingga berakibat masalah legalitasnya bersifat sangat
interpretatif. Namun sebelum melangkah lebih jauh mengenai memanfaatkan alat
bukti tes DNA sebagai alat bukti di persidangan, berbagai pemikiran dan ulasan serta
kerangka pikir yang terbangun nampaknya sudah mulai mengerucut bahwa alat bukti
tes DNA paling dekat korelasinya dengan alat bukti petunjuk.
B. KEKERASAN TERHADAP ANAK
Kekerasan, sebagai salah satu bentuk agresi, memiliki definisi yang beragam.
Meski tampaknya setiap orang sering mendengar dan memahaminya. Salah satu
definisi yang paling sederhana adalah segala tindakan yang cenderung menyakiti
orang lain, berbentuk agresi fisik, agresi verbal, kemarahan atau permusuhan ( Abu
Huraerah:2006). Masing-masing bentuk kekerasan memiliki faktor pemicu dan
konsekuensi yang berbeda-beda.
kekerasan pada anak atau perlakuan salah terhadap anak merupakan terjemahan bebas
dari
pelindung (guard) pada seorang anak (individu berusia kurang dari 18 tahun) secara
fisik, seksual, dan emosional. Pengertian kekerasan Menurut UU perlindungan anak
no 23 tahun 2003 dalam Pasal 3 UU PA adalah meliputi kekerasan fisik, psikis,
seksual, dan penelantaran. UNICEF mendefinisikan bahwa kekerasan terhadap anak
adalah Semua bentuk perlakuan salah secara fisik dan/atau emosional, penganiayaan
seksual, penelantaran, atau eksploitasi secara komersial atau lainnya yang
mengakibatkan gangguan nyata ataupun potensial terhadap perkembangan, kesehatan,
dan kelangsungan hidup anak ataupun terhadap martabatnya dalam konteks hubungan
yang bertanggung jawab, kepercayaan, atau kekuasaan.
Faktor penyebab terjadinya
mengalami cacat tubuh, retardasi mental, gangguan tingkah laku, autisme, terlalu
lugu, memiliki temperamen lemah, ketidaktahuan anak akan hak-haknya, dan terlalu
bergantung kepada orang dewasa. (2) Kemiskinan keluarga, banyak anak.(3) Keluarga
pecah (broken home) akibat perceraian, ketiadaan ibu dalam jangka panjang, atau
keluarga tanpa ayah. (4) Keluarga yang belum matang secara psikologis,
ketidakmampuan mendidik anak, harapan orang tua yang tidak realistis, anak yang
tidak diinginkan (unwanted child), anak lahir di luar nikah. (5) Penyakit gangguan
mental pada salah satu orang tua. (6) Pengulangan sejarah kekerasan: orang tua yang
dulu sering ditelantarkan atau mendapat perlakukan kekerasan sering memperlakukan
anak-anaknya dengan pola yang sama, serta (7) Kondisi lingkungan sosial yang
buruk, keterbelakangan. Namun, di luar faktor-faktor tersebut, sebenarnya kekerasan
struktural menjadi problem utama kehidupan anak-anak Indonesia.
C. UNDANG-UNDANG TENTANG PEMBUNUHAN DAN KEKERASAN
TERHADAP ANAK
1. Pasal 341 KUHP
Seorang ibu yang dengan sengaja menghilangkan jiwa anaknya pada ketika
dilahirkan atau tidak beberapa lama sesudah dilahirkan, karena takut ketahuan bahwa
ia sudah melahirkan anak, dihukum, karena makar mati terhadap anak, dengan
hukuman penjara selama-lamanya tujuh tahun.
2. Pasal 342 KUHP
Seorang ibu yang dengan sengaja akan menjalankan keputusan yang diambilnya
sebab takut ketahuan bahwa ia tak lama lagi akan melahirkan anak, menghilangkan
jiwa anaknya itu pada ketika dilahirkan atau tidak lama kemudian dari pada itu,
dihukum karena pembunuhan anak yang direncanakan (kindermoord) dengan
hukuman penjara selama-lamanya sembilan tahun.
Pasal-pasal diatas (pasal 341 dan 342) berlaku jika dan hanya jika pembunuh
adalah ibu kandung sendiri. Apabila pembunuh bukan ibu kandung, berarti orang
tersebut dihukum karena pembunuhan tanpa rencana (pasal 338; ancaman pidana 15
tahun) atau pembunuhan berencana (pasal 339 dan 340 ancaman pidana 20 tahun,
seumur hidup, atau hukuman mati)
3. Pasal 343 KUHP
Bagi orang lain yang turut campur dalam kejahatan yang diterangkan dalam
pasal 341 dan 342 dianggap kejahatan itu sebagai makar mati atau pembunuhan.
4. Pasal 181 KUHP
Barang siapa mengubur, menyembunyikan, membawa lari atau menghilangkan
mayat dengan maksud menyembunyikan kematian atau kelahirannya, diancam dengan
pidana penjara paling lama sembilan bulan atau pidana denda paling banyak empat
ribu lirna ratus rupiah.
5. Pasal 308 KUHP
Bila seorang ibu, karena takut akan diketahui orang bahwa ia telah melahirkan
anak, menempatkan anaknya itu untuk ditemukan atau meninggalkannya dengan
maksud untuk melepaskan diri daripadanya, maka maksimum pidana tersebut dalam
pasal 305 dan 306 dikurangi separuh.
6. Pasal 305 KUHP
Barangsiapa menempatkan anak yang berumur di bawah tujuh tahun untuk
ditemukan atau meninggalkan anak itu dengan maksud untuk melepaskan diri
daripadanya, diancam dengan pidana penjara paling lama lima tahun enam bulan.
7. Pasal 306 KUHP
(1) Bila salah satu perbuatan tersebut dalam pasal 304 dan 305 mengakibatkan lukaluka berat, maka yang bersalah dianeam dengan pidana penjara paling lama tujuh
tahun enam bulan.
(2) Bila mengakibatkan kematian, maka yang bersalah diancam dengan pidana
penjara paling lama sembilan tahun.
Apabila bayi yang lahir mati itu sebelumnya masih dapat hidup di dalam
kandungan ibunya, namun karena usaha-usaha tertentu mengakibatkan pengeluaran
janin tersebut sebelum waktunya, terkena pasal :
1. Pasal 346
Seorang wanita yang sengaja menggugurkan atau mematikan kandungannya atau
menyuruh orang lain untuk itu, diancam dengan pidana paling lama empat tahun
2. Pasal 347 :
(1) Barangsiapa dengan sengaja menggugurkan atau mematikan kandungan seorang
wanita tanpa persetujuannya, diancam dengan pidana penjara paling lama dua belas
tahun
(2) Jika perbuatan itu mengakibatkan matinya wanita tersebut, dikenakan pidana
penjara paling lama lima belas tahun
3. Pasal 348 :
(1) Barang siapa dengan sengaja menggugurkan atau mematikan kandungan seorang
wanita dengan persetujuannya, diancam dengan pidana penjara paling lama lima
tahun enam bulan.
(2) Jika perbuatan itu mengakibatkan matinya wanita tersebut, dikenakan pidana
penjara paling lama tujuh tahun.
4. Pasal 349
Jika seorang dokter, bidan, atau juru obat membantu melakukan kejahatan yang
tersebut pasal 346, ataupun melakukan atau membantu melakukan salah satu
kejahatan yang diterangkan dalam pasal 347 dan 348, maka pidana yang ditentukan
dalam pasal itu dapat ditambah sepertiga dan dapat dicabut hak untuk menjalankan
pencaharian dalam mana kejahatan dilakukan.
Kekerasan Pada Anak Menurut UU Perlindungan Anak
Definisi anak menurut Undang-Undang Perlindungan Anak No 23 tahun 2002;
Anak adalah seseorang yang belum berusia 18 tahun, termasuk anak dalam
kandungan.
BAB III
PENUTUP
Kasus-kasus pembunuhan bayi (infantisid), untuk mengetahui: (1) Siapa orang
tua bayi (2) Berapa umur bayi, berkenan dengan penetapan berat ringannya sanksi
dalam kasus abortus kriminalis, seperti yang diatur dalam KUHP pasal-pasal 306,
308, 342 dan 349. Umur bayi dalam bulan dapat diperkirakan berdasarkan ukuran
panjang badan menurut Haase (puncak kepala-tumit) atau menurut Streeter (puncak
kepala-tulang ekor). Untuk mengetahui apakah bayi lahir hidup atau mati dapat
diektahui melalui tes apung paru-paru atau dapat juga melalui pemeriksaan histologis
garis-garis neonatal gigi. Mengenai garis-garis neonatal ini, disebutkan bahwa proses
mneralisasi pada gigi berlangsung kontinyu dan ritmis, fase aktif dan istirahat silih
berganti dalam keseimbangan yang halus dan peka. Ritme perkembangan ini berpola,
terlihat sebagai garis-garis sejajar disebut garis-garis pertumbuhan (incremental lines)
Retzius dalam email dan Owen dalam dentin. Pada gigi geligi yang proses
kalsifikasinya mulai prenatal, yaitu gigi-gigi susu dan geraham tetap pertama,
disebutkan tampak dalam penampang mikroskopis ada garis-garis pertumbuhan yang
menyimpang polanya dan bentuknya lain. Hal ini disebabkan karena goncangan dan
perubahan dalam metabolisme mineral pada saat lahir, karena pengaruh makanan dan
perubahan lingkungan. Sejumlah garis pertumbuhan yang menunjukkan aksentuasi
sesaat lahir, dinamakan garis-garis neonatal.
DAFTAR PUSTAKA
1. Chadha, P., V., 1995, Ilmu Forensik dan Toksikologi, Edisi V,
Penerbit Widya Medika, Jakarta.
2. Budiyanto, A., Widiatmaka, W., Sudiono, S., Winardi, T.,
Munim, A., Sidhi., Hertian, S., Sampurna, B., Purwadianto, A.,
Rizkiwijaya, Herkutanto, Atmadja, D., S., Budiningsih, Y.,
Purnomo, S., 1997, Ilmu Kedokteran Forensik, Edisi Pertama,
cetakan
kedua,
Bagian
Kedokteran
Forensik
Fakultas